Mengenai Saya

Foto saya
Malang, East Java, Indonesia
Uhibbuka Fillah...

Laman

Selasa, 07 Desember 2010

Pernah Pacaran, Cha…?

Bismillahirrahmanirrahim Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh ============================== Prolog: Hheu, pingin nulis tentang hal yang berbau remaja ah sore ini, aku teringat masa awal-awal masuk kuliah yang ruaarrr biasa, subhanallah.. dimana segalanya sekarang jauh berbeda daripada ketika aku sudah menikah. Suatu cerita yang benar2 aku alami, kisah indah di suatu sore dirumahku. ------------------------------------------------------------------ Jadi inget suatu hari, suatu sore dimana semua kawan-kawanku sudah pulang kerumah masing-masing, aku masih sibuk berkutat dengan kertas, spidol, pensil, penghapus, segala macem deh, pusing ngehias ini itu buat bahan Buletin Kampus di kampus tercinta. Tiba-tiba seorang teman mendekatiku dan duduk, mukanya nampak serius, "Cha, kasih tahu aku tentang Islam..." Subhanallah! Sontak saja aku yang sedang serius merasa ndak pingin diganggu menoleh dengan muka keheranan, Apakah hidayah sedang datang pada temanku ini? Kulihat raut mukanya, tidak ada air muka yang menandakan dia sedang bercanda atau sekedar iseng saja. "Iya... mau tanya apa? akan kujawab semampu yang kubisa insya Allah...", aku pun jadi terlarut ikut serius. Bahan mading yang membuatku mumet kutinggalkan begitu saja. Ada yang lebih membutuhkanku. "Cha, pacaran itu boleh gak sih..?" Gedubraksss! Kukira tuh orang mau nanya tentang jilbab atau apaaan gitu, udah semangat pisan, pingin banget menambah jumlah perempuan berjilbab di kelasku yang hanya berjumlah 4 orang! Huff... Tapi gapapa lah, toh dia sedang mencari kebenaran, maka aku pun berusaha menjelaskan semampu yang kubisa. Ku jelaskan tentang batasan-batasan ikhwan akhwat, arti pacaran, bagaimana yang seharusnya, ku sampaikan dengan pelan dan tidak ingin ada kesan memaksa. Dia diam. Merenungkan kata-kataku sejenak sebelum akhirnya bertanya lagi, "Icha pernah pacaran..?" Jujur, malu aku ditanya kayak gitu, sangat malu. Kenapa masih juga ada orang yang bertanya pertanyaan demikian padaku, keluargaku, sodara-sodaraku, teman-temanku, hmm... apakah aku masih nampak seperti orang yang mau berpacaran? "Nggak...", pelan kujawab. "Oh, gak pernah ya, gak mau atau gak laku?" Toeweweewww!! Sumpe deh waktu itu aku cuma bisa cengo', dia pun tertawa, oalaaah mbakyuuu... "Becanda cha, heheh..maaf ya... aku cuma penasaran aja kenapa kamu nggak mau pacaran.." "Kamu mau nggak punya suami yang udah pernah disentuh ama banyak perempuan?" langsung jawabku kritis. "Ya kagak laaah..", protesnya sengit. "Nah, apalagi perempuan coba, laki-laki mana yang mau istrinya udah pernah disentuh banyak laki-laki, ada gak kira-kira menurutmu?" Tiba-tiba saja dia diam danmenunduk dalam. Raut mukanya berubah. Aku jadi merasa ndak enak hati, mungkin pemahamannya belum sampai kesana, aku hanya merutuki diri dalam hati, mengapa secepat ini aku menjelaskan tentang pacaran! Pelan-pelan, chaaa... "Kamu benar, cha...", lirihnya. Kulihat wajahnya meredup, ada tanda-tanda tangis akan pecah. oh, tidak! Aku sudah membuat temanku itu menangis, hhiks...maafkan aku Allah... "Maaf ya, Nanda, aku gak ada maksud apa-apa kok..", kataku, hampir menangis juga. Bener-bener ndak enak hati aku pada dirinya, duh... "Gapapa, cha... aku mau bilang makasih malah, kata-katamu tadi bener-bener nancep, dosaku sudah terlalu banyak.." "Ssst...ndak boleh gitu, Allah Maha Pengampun kok, sekarang udah tau kan harusnya gimana, asal bisa lebih baik aja kitanya.." "Aku udah pernah pacaran 9 kali, cha... dan tak terhitung sudah berapa ratus kali beberapa laki2 dari pacarku itu menyentuh kulitku. Berarti aku ini dah kotor dan hina banget ya cha..hikz hikz.." Wew! Ckckckk.. temanku itu memang berparas cantik. Ya Allah.... "Ya gapapa itu masa lalu, yang penting jangan diulang lagi dan bertobat mulai sekarang...", hiburku menenangkan. Tiba-tiba teringat sebuah cerita dari seseorang. Aku pun menceritakannya pada temanku itu, dia mendengarkan dengan seksama, serius, sesekali gulir airmata mengalir dari sudut matanya. Cantik, subhanallah...tasbihku dalam hati. Ya Allah, semoga airmata itu tanda perwujudan datangnya hidayahMu padanya. Bidadari. Sungguh, dia cantik sekali... Kuceritakan padanya tentang seorang wanita yang begituuu cantik, sampai-sampai hampir seluruh lelaki di kampusnya berlomba untuk mendapatkan cinta si gadis tersebut. Akan tetapi, ada seorang lelaki yang menarik perhatian si gadis. Seorang lelaki yang tak pernah sekalipun terlihat memandang dirinya. Lelaki yang hampir selalu terlihat menundukkan pandangannya. Gadis itu pun heran, ada apa dengan lelaki tersebut, apakah dia tak tertarik dengan kecantikan dirinya itu? Suatu ketika, sang gadis bertanya pada sang lelaki tersebut di sebuah perpustakaan. Sang gadis bertanya, apakah sang lelaki tak mau seperti para lelaki di kampus tersebut yang berusaha merebut hati dirinya? Dengan pandangan menunduk laki-laki itu menjelaskan semuanya. Tentang aurat wanita tersebut, tentang bagaimana seharusnya wanita tersebut bersikap, dan lainnya, sampai sang gadis tersebut menangis dan pergi dengan perasaan yang tak menentu di hati. Beberapa waktu berselang, suatu hari sang lelaki disuruh pergi ke perpustakaan karna ada seseorang yang menunggunya. Betapa terkejutnya sang lelaki ketika melihat bahwa seorang akhwat bercadar-lah yang sedang menunggunya. Dengan perasaan tak menentu sang lelaki tersebut bertanya: "Assalamualaikum..Siapakah anda?" Hanya diam. Dan akhwat tersebut menyingkap cadar yang menutupi wajahnya. Betapa shocknya sang lelaki, bahwa ternyata akhwat yang ada dihadapannya adalah sang gadis primadona kampus tersebut! Lelaki yang heran dengan perubahan gadis tersebut hanya bisa diam. "Kamu harus bertanggung jawab..", ucap sang gadis. Sang lelaki kaget, bertanggung jawab untuk apa? "Kamu yang sudah membuatku jadi seperti ini..." In the end, sang lelaki itu pun menikah dengan sang gadis. Kuakhiri cerita tersebut dengan sungging senyum di wajahnya. "Indah sekali cha...", lirihnya. "Iya..mau nggak kayak gitu, dapet cowok sholeh?", tanyaku sambil nyengir. Suasana sudah lebih mencair. "Mau lah, Cha...", jawabnya sambil tersenyum "Makanya, yuk, kita sama-sama jadi akhwat shalihah, jaga diri baik-baik, jaga hijab dan tutup aurat, biar layak dijemput pangeran shalih.." "Iya, Cha... Bantuin ya, aku mau belajar dikit-dikit dulu, semoga nanti aku bisa segera berjilbab.." "Aamiin.....!!!", hebohku keras. Duh, senangnya... "Tapi serius nih Icha belum pernah pacaran?", tanyanya lagi, masih penasaran. "Belum, gak laku ya..hehehe..." jawabku sambil nyengir. "Ya gak gitu juga kali, cha..”sanggahnya. "Heheh, iya, jodoh di tangan Allah, pacaran mah nanti aja, mending nikah..", mulai deh pembicaraan menjurus ke arah yang lebih serius. "Iya ya, kayak ibuku tuh cha, nikah umur 19 tahun, eh terus kalo mau nikah gimana? masa gak pacaran dulu?", pertanyaanya masih bersambung. "Namanya bukan pacaran, tapi ta'aruf..." "O, gitu.. beda ya ama pacaran? Kalo gitu, Icha udah pernah ta'aruf? Toeeengsss! Gubraaaaksss... Au ah gelap! Aku pun ngelanjutin bikin bahan buat Buletin besok, sedangkan temanku itu izin pulang karna sudah dijemput Ibunya. "Makasih ya cha, nanti ku sms mau tanya-tanya lagi... Assalamu'alaykum.." "Iya, Wa'alaykumsalam Warahmatullah.." Hilang bayangan temanku itu dari pandangan. Kulihat langit sudah tampak memerah, pukul 5 lewat pantas saja. Tugas buletin masih belum rampung. Pikiranku melayang... Kamu udah pernah pacaran, Cha..? Gak mau atau Gak laku? Pertanyaan itu terngiang di telingaku. Menggetarkan hati dan menimbulkan kesan yang berkepanjangan. Sampai saat ini masih bisa kurasakan... Ah, mengapa pertanyaan itu harus ada... Belum saatnya kumemikirkannya... Terserah orang mau bilang aku nggak laku atau apa, yang pasti aku tak mau berpacaran, dan tak pernah akan bangga menyandang status pernah berpacaran, titik! Karena ku ingin tetap utuh Tetap suci jasad lahir dan batinku Hanya untuk suamiku kelak, Dimana akad telah terucap, cinta terikat dalam sebuah pernikahan... ----------------------------------------------------------------------------- Epilog: Dan alhamdulillah puji syukur bagi Allah, Allah lah yang menjagaku hingga sampai detik-detik ketika aku menikah 3 bulan yg lalu, seumur hidup sebelum ini aku belum pernah merasakan pacaran. Kini aku malah melakukan pacaran itu, tentu saja setelah aku menikah, dengan suamiku yg halal yg sudah dikirimkan Allah untukku. Mau tahu rasanya pacaran setelah menikah..? Subhanallah..Allahu Akbar. Sangat indah..sungguh indah. Segala sesuatu yg dulu haram sekarang menjadi halal, bernilai ibadah pula. Subhanallah, begini indahnya pacaran setelah menikah. Semua tindakan sekecil apapun adalah barokah dan bernilai pahala. Kalu sudah begini, lalu dimanakah sebenarnya nikmatnya berpacaran..? Barakallahu..jabat erat dan salam hangat Wassalamualaikum


http://www.facebook.com/notes/renungan-dan-motivasi-ifta-istiany-notes/motivasi-pernah-pacaran-cha/171711699524152