Mengenai Saya
Laman
Jumat, 04 Maret 2011
Untuk semua .....
Oleh : Ummu Zidan Al Fathi
Bismillahir Rahmanir Rahim…
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh…
Nasehat ini untuk semuanya ……….
Untuk mereka yang sudah memiliki arah………
Untuk mereka yang belum memiliki arah………
dan untuk mereka yang tidak memiliki arah.
Nasehat ini untuk semuanya…….
Semua yang menginginkan kebaikan.
Nikah itu ibadah…….
Nikah itu suci……….. ingat itu……
Memang nikah itu bisa karena harta, bisa karena
kecantikan, bisa karena keturunan dan bisa karena agama.
Jangan engkau jadikan harta, keturunan maupun kecantikan sebagai alasan…..
karena semua itu akan menyebabkan celaka.
Jadikan agama sebagai alasan….. Engkau akan mendapatkan kebahagiaan.
Tidak dipungkiri bahwa keluarga terbentuk karena cinta….
Namun…… jika cinta engkau jadikan sbg landasan,
maka keluargamu akan rapuh, akan mudah hancur.
Jadikanlah ” ALLAH ” sebagai landasan……
Niscaya engkau akan selamat, Tidak saja dunia, tapi juga akherat…….
Jadikanlah ridho Allah sebagai tujuan……
Niscaya mawaddah, sakinah dan warahmah akan tercapai.
Jangan engkau menginginkan menjadi raja dalam “Istanamu”…..
disambut istri ketika datang dan dilayani segala kebutuhan…….
Jika ini kau lakukan “istanamu” tidak akan langgeng..
Lihatlah manusia ter-agung Muhammad Shalallaahu 'Alaihi Wassallaam….
Beliau tidak marah ketika harus tidur di depan pintu, beralaskan sorban,
karena sang istri tercinta tdk mendengar kedatangannya.
Tetap tersenyum meski tidak mendapatkan makanan
tersaji dihadapannya ketika lapar……..
Menjahit bajunya yang robek……..
Jangan engkau menginginkan menjadi ratu dalam “istanamu”…..
Disayang, dimanja dan dilayani suami……
Terpenuhi apa yang menjadi keinginanmu….
Jika itu engkau lakukan, “istanamu” akan menjadi neraka bagimu
Jangan engkau terlalu cinta kepada istrimu………
Jangan engkau terlalu menuruti istrimu……
Jika itu engkau lakukan akan celaka….
Engkau tidak akan dapat melihat yang hitam dan yang putih,
tidak akan dapat melihat yang benar dan yang salah…..
Lihatlah bagaimana Allah menegur ” Nabi “-mu
tatakala mengharamkan apa yang Allah halalkan hanya karena
menuruti kemauan sang istri.
Tegaslah terhadap istrimu…..
Dengan cintamu, ajaklah dia taat kepada Allah…….
Jangan biarkan dia dengan kehendaknya……
Lihatlah bagaimana istri Nuh dan Luth…..
Di bawah bimbingan manusia pilihan, justru mereka menjadi penentang…..
Istrimu bisa menjadi musuhmu….
Didiklah istrimu…
Jadikanlah dia sebagai Hajar, wanita utama yang loyal terhadap tugas suami, Ibrahim.
Jadikan dia sebagai Maryam, wanita utama yang bisa menjaga kehormatannya……
Jadikan dia sebagai Khadijah, wanita utama yang bisa mendampingi sang suami Muhammad Shallaahu'Alaihi Wassallaam menerima tugas risalah…..
Istrimu adalah tanggung jawabmu….
Jangan kau larang mereka taat kepada Allah…..
Biarkan mereka menjadi wanita shalilah…
Biarkan mereka menjadi hajar atau Maryam….
Jangan kau belenggu mereka dengan egomu…
Jika engkau menjadi istri…
Jangan engkau paksa suamimu menurutimu…
Jangan engkau paksa suamimu melanggar Allah……
Siapkan dirimu untuk menjadi Hajar, yang setia terhadap tugas suami…..
Siapkan dirimu untuk menjadi Maryam, yang bisa menjaga kehormatannya….
Siapkan dirimu untuk menjadi Khadijah, yang bisa yang bisa mendampingi suami menjalankan misi.
Jangan kau usik suamimu dengan rengekanmu….
Jangan kau usik suamimu dengan tangismu….
Jika itu kau lakukan….. Kecintaannya terhadapmu akan
memaksanya menjadi pendurhaka…… jangan……….
Jika engkau menjadi Ayah.....
Jadilah Ayah yang bijak seperti Lukmanul Hakim
Jadilah Ayah yang tegas seperti Ibrahim
Jadilah Ayah yang kasih seperti Muhammad Shalallaahu'Alaihi Wassallaam
Ajaklah anak-anakmu mengenal Allah……….
Ajaklah mereka taat kepada Allah…….
Jadikan dia sebagai Yusuf yang berbakti…….
Jadikan dia sebagai Ismail yang taat…….
Jangan engkau jadikan mereka sebagai Kan’an yang durhaka.
Mohonlah kepada Allah……….
Mintalah kepada Allah, agar mereka menjadi anak yang shalih…..
Anak yang bisa membawa kebahagiaan.
Jika engkau menjadi ibu….
Jadilah engkau ibu yang bijak, ibu yang teduh….
Bimbinglah anak-anakmu dengan air susumu….
Jadikanlah mereka mujahid………
Jadikanlah mereka tentara-tentara Allah…..
Jangan biarkan mereka bermanja-manja…..
Aamiin….
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh…
http://www.facebook.com/notes/melati/untuk-semua-/184241048280945
Kategori Nafsu
Bismillaahirrahmanirrakhiim....
Allah menjadikan manusia memiliki nafsu.Nafsu adalah keajaiban ajaib dr Allah Maha Pencipta.
Manusia memiliki tiga nafsu atau dorongan yang selalu berkompetisi dalam dirinya, yaitu nafsu ammarah, lawwamah, dan muthmainnah.
Nafsu ammarah adalah dorongan untuk melakukan pelanggaran, kejahatan dan kemaksiatan. Karena itu tidak ada manusia yang steril dari dosa.
Nafsu Ammarah
Meliputi sifat-sifat seperti Banyak makan, banyak tidur, banyak kawin, .yang diistilahkan nafsu kebinatangan manusia, niscaya gerak hidupnya seperti binatang, sifat-sifatnya selalu cenderung berbuat maksiat baik lahir maupun batin, maksiat batin adalah kekejihan yang tersembunyi didalam jiwa,sebagaimana firman Allah (QS. 12 ayat 53) “Dan aku tidak membebaskan diriku( dari kesalahan), karena sesengguhnya (nafsu Ammarah) selalu menyuruh kejahatan, kecuali nafsu yang diberi rahmat oleh Tuhanku.Nafsu lawwamah adalah disebut sebagai nafsu setan yang mendekam pada diri manusia, ia selalu membisikan dan mengajak untuk berbuat keji. Adapun ciri-ciri orang yang jiwanya dikuasai nafsu Lawwamah ialah : watak dan jiwanya di kuasai kefasikan. yaitu nafsu yang suka mengoreksi ketika ia melakukan dosa atau kemaksiatan tapi berkhianat atau berbohong pada dirinya sendiri misalnya, Mengetahui dan menyesali bahwa perbuatanya salah tapi masih mengulangi lagi perbuatan tersebut, siapa yang pertama kali mengingatkan bahwa perbuatan tersebut salah? Tentunya diri kita sendiri. Inilah yang disebut dengan nafsu lawwamah.
Allah berfirman dalam (QS 75 Al-Qiyamah ayat 2) “Dan aku bersumpah dengan jiwa (nafsu) yang amat menyesali (dirinya).
Nafsu muthmainnah adalah dorongan untuk berbuat kebaikan. Jiwa merasa tenang dan tenteram kalau melaksanakan aturan-aturan Allah SWT dan berbuat berbagai kebajikan. Manusia yang paling bejat sekalipun memiliki nafsu muthmainnah. Karenanya, sebejat-bejatnya manusia pasti pernah berbuat kebaikan. Hakikatnya, manusia itu haniif (cenderung pada kebaikan), karena itu manusia akan merasa tenang, tenteram, dan bangga kalau sudah berbuat kebaikan. Sebaliknya, ia merasa gelisah dan menyesal bila melakukan pelanggaran dan dosa.
Sebagaimana dalam (QS.89 Al-fajr: ayat 27,28,29,30)” “Hai jiwa yang tenang( nafsu mutmainnah) kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridhoiNya, maka masuklah ke dalam golongan hamba-hambaKu dan masuklah ke dalam SurgaKu).”
Ketiga macam nafsu ini selalu berkompetisi. Apabila nafsu muthmainnah memenangkan persaingan, akan lahir perbuatan baik dan mulia. Namun, kalau nafsu ammarah yang memenangkannya, akan lahir perbuatan nista dan maksiat. Shaum Ramadhan melatih jiwa manusia agar bisa mengendalikan nafsu ammarah, bahkan bisa menundukkannya, sehingga yang dominan dalam diri kita adalah nafsu muthmainnah.
Kalau kita klasifikasi, paling tidak ada lima tipe orang yang terjerumus dosa.
Pertama, orang yang suka meremehkan dosa, sebagaimana disabdakan Rasulullah SAW, ''Janganlah meremehkan dosa, karena dosa tersebut akan berkumpul dan mencelakakannya.'' (HR Thabrani dan Baihaqi).
Kedua, orang yang suka menunda tobat. Artinya tobat hanya sebatas rencana dan cita-cita, tetapi tidak direalisasikan
Ketiga, orang yang mau bertobat kalau ditimpa kesusahan atau musibah. Orang seperti ini baru merasa butuh maghfirah Allah kalau dia sudah terpuruk (QS Fushshilat [41]: 51)” Dan apabila kami memberikan nikmat kepada manusia , ia berpaling dan menjauhkan diri ,tetapi apabila ia ditimpa malapetaka maka ia banyak berdoa”.
Keempat, orang yang putus asa dari ampunan Allah, sehingga merasa ''kepalang dosa'' (QS Azzumar [39]: 53).” Katakanlah ; Hai hamba-hambaku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah, sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya.”
Kelima, orang yang sadar akan dosanya dan yakin akan ampunan atau maghfirah Allah SWT sehingga bersungguh-sugguh dalam bertobat. Inilah tipe yang paling ideal dan inilah ciri orang yang takwa.
Karena tidak ada manusia yang steril dari dosa, maka Allah membuka pintu maghfirah atau ampunannya setiap saat. Dan Allah pasti memberikan pengampunan pada hamba-hamba-Nya yang memohon ampun atau bertobat dengan sungguh-sungguh (QS Attahrim [66]: 8). “ Hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan taubat yang semurni-murninya.”
Semoga kita semua menjadi orang-orang yang mendapat ampunanNya. Amin.
http://www.facebook.com/notes/melati/kategori-nafsu/183986081639775
Bahaya Melupakan AlQur"an
Bismillaahirrahmanirrakhiim...
Kita sering membaca atau mendengar kuliah tentang kelebihan dan kebaikan yang bakal diperolehi dengan membaca dan mengamalkan kandungan Al-Quran. Memang tidak dapat dinafikan bahawa kita perlu mengetahui kesan-kesan baik dengan melaksanakan segala kandungan Al-Quran.
Namun sejauh manakah tahap amalan kita terhadap tuntutan Al-Quran itu dilaksanakan. Sekiranya dikira dengan memberikan peratusan, angka berapakah yang kita perolehi daripada 100? Sama-samalah kita menganalisanya.
Disamping kita mengetahui kebaikan dan ganjaran atas segala perbuatan kebaikan dan kebajikan terhadap tuntutan Al-Quran, adalah amat wajar juga untuk kita mengetahui kesan buruk dan bahaya melalaikan atau melupakan Al-Quran. Apatah lagi meninggalkan terus Al-Quran, semoga dijauhkan.
Sebenarnya amat banyak kesan buruk yang akan menimpa manusia sekiranya mereka melupakan atau meninggalkan tuntutan Al-Quran. Kesan bahaya ini mungkin terkena kepada individu, komuniti masyarakat atau negara mengikut keadaan dan peringkat tuntutan Al-Quran itu sendiri.
Kesan kepada individu
1. Buta matahati
Al-Quran merupakan petunjuk bagi manusia di dunia ini. Siapa yang melupakan dan meninggalkannya tidak akan dapat melihat kebenaran Allah kerana matahatinya telah gelap dan ditutupi daripada cahaya kebenaran.
“Maka tidak pernahkah mereka berjalan di bumi, sehingga hati (akal) mereka dapat memahami, telinga mereka dapat mendengar? Sebenarnya bukan mata itu yang buta, tetapi yang buta ialah hati yang di dalam dada” (al-Hajj: 46)
2. Keras hati
Hati yang jauh dari petunjuk Allah menjadi keras dan sukar untuk menerima kebenaran sehingga disifatkan oleh Allah lebih keras daripada batu.
“Belum tibakah waktunya bagi orang-orang yang berimanuntuk secara khusyuk mengingat Allah dan mematuhi kebenaran yang telah diwahyukan (kepada mereka), dan janganlah mereka (berlaku) seperti orang-orang yang telah menerima kitab sebelum itu, kemudian mereka melalui masa yang panjang sehingga hati mereka menjadi keras. Dan ramai diantara mereka menjadi orang-orang fasik” (al-Hadid: 16)
3. Sempit dada
Apabila kita bergantung kepada salain Allah (makhluk) maka kita akan bergantung kepada sesuatu yang lemah dan tidak memiliki apapun. Kita akan merasa sempit apabila bergantung selain kepada Allah apabila tidak mampu memenuhi kehendak dan keinginan kita.
“Barangsiapa yang dikehendaki Allah akan mendapat hidayah (petunjuk), Dia akan membukakan dadanya untuk (menerima) Islam. Dan barangsiapa yang dikehendakiNya menjadi sesat, Dia jadikan dadanya sempit dan sesak…” (al-An’am: 125)
4. Lupa terhadap diri sendiri
Hubungan Allah dengan hamba-hambaNya begitu dekat. Apabila hamba dekat kepadaNya maka Allah lebih dekat lagi. Tetapi apabila hamba melupakan Allah, maka Allah akan melupakan hambaNya, bahkan menjadikan mereka lupa akan diri mereka sendiri.
“Dan janganlah kamu seperti orang-orang yang lupa kepada Allah, sehingga Allah menjadikan mereka lupa akan diri sendiri. Mereka itulah orang-orang fasik” (al-Hasyr: 19)
5. Fasiq
Fasiq merujuk kepada golongan yang keluar dari batasan-batasan yang telah ditentukan oleh Allah swt. Apabila kita melupakan Al-Quran atau meninggalkannya, maka kita telah berada di luar batasan Allah swt sedangkan semua itu disebutkan dan diperingatkan di dalam kitabNya.
“Sesungguhnya Allah tidak segan membuat perumpamaan seekor nyamuk atau yang lebih kecil dari itu. Adapun orang-orang yang beriman, mereka tahu bahawa itu kebenaran dari Tuhan. Tetapi mereka yang kafir berkata, “Apa maksud Allah dengan perumpaan ini? Dengan (perumpamaan) itu banyak orang yang dibiarkanNya sesat, dan dengan itu banyak (pula) orang yang diberiNya petunjuk. Tetapi tidak ada yang Dia sesatkan dengan (perumpamaan) itu selain orang-orang fasik” (al-Baqarah: 26)
Kesan kepada masyarakat
1. Kehidupan serba sulit
Allah swt telah berjanji bahawa siapa yang berpaling dari ajaran yang telah dibawa oleh nabi saw akan menerima balasan dalam kehidupannya. Kerana petunjuk selain dari Allah mempunyai kekurangan dalam setiap sisi.
“Dan barangsiapa yang berpaling dari peringatanKu, maka sungguh dia akan menjalani kehidupan yang sempit, dan Kami akan mengumpulkannya pada hari kiamat dalam keadaan buta” (Taha: 24)
2. Zalim dan hina
Apabila kita lari dari keadilan yang ditunjukkan oleh Allah maka tempat untuk kita adalah kezaliman kerana kita telah meletakkan sesuatu tidak pada posisi yang sepatutnya menurut apa yang dikehendaki Allah. Kebergantungan kepada selain Yang Maha Pencipta iaitu makhluk akan melahirkan kehinaan.
“Dan siapakah yang lebih zalim daripada orang yang telah diperingatkan dengan ayat-ayat TuhanNya, kemudian dia berpaling darinya? Sungguh, Kami akan berikan balasan kepada orang-orang yang berdosa” (as-Sajdah: 22)
3. Nifaq
Nifaq adalah sifat yang berbahaya bagi masyarakat dan bagi individu tersebut. Hal ini kerana orang tidak mengetahui mereka dengan baik, kerana pada zahirnya mereka seperti orang (muslim) lain. Tetapi Allah Maha Mengetahui apa yang ada di dalam hati-hati mereka. Rasulullah saw menceritakan sifat atau cirri-ciri nifaq dan meminta kita menjauhinya.
“Dan apabila dikatakan kepada mereka, “Marilah (patuh) kepada apa yang telah diturunkan Allah dan (patuh) kepada Rasul,” (nescaya) engkau (Muhammad) orang munafik menghalangi dengan keras darimu” (an-Nisa’: 61)
4. Sesat
Petunjuk yang diturunkan oleh Allah swt adalah petunjuk yang jelas kebenaran. Dinyatakan satu persatu oleh Allah swt hakikat-hakikat kebenaran ini dengan bukti-bukti yang begitu jelas sehingga tidak ada lagi alasan bagi mereka untuk berpaling setelah mereka mengaku beriman, kecuali keingkaran mereka terhadap hakikat yang begitu jelas yang terbukti di hadapannya. Inilah yang disebutkan kesesatan yang nyata.
“Tidakkah engkau (Muhammad) memperhatikan orang-orang yang mengaku bahawa mereka telah beriman kepada apa yang diturunkan kepadamu dan kepada apa yang diturunkan sebelummu? Tetapi mereka masih inginkan ketetapan hukum kepada thaghut, padahal mereka telah diperintahkan untuk mengingkari thaghut itu. Dan syaitan bermaksud menyesatkan mereka (dengan) kesesatan yang sejauh-jauhnya” (an-Nisa’: 60)
http://www.facebook.com/notes/melati/bahaya-melupakan-alquran/183752401663143
"5 Perkara Sebelum datang 5 perkara."
Untuk mengingatkan kembali kepada diri ini dan sahabat MHKK semua...
Hadits Nabi Muhammad Shalallahu 'Alaihi Wa sallam, tentang “lima perkara sebelum lima perkara” itu maksudnya adalah supaya kita mempergunakan waktu dan kesempatan dengan sebaik-baiknya, sebelum hilangnya kesempatan tersebut.
Hadits tersebut diriwayatkan;
Imam Hakim dalam kitab al-Mustadrak.
Lima perkara tersebut adalah sebagai berikut:
1. “Pergunakan masa mudamu sebelum datang masa tuamu”.
Masa muda hendaklah dipergunakan sebaik-baiknya untuk mencapai kebaikan, kesuksesan, dan keberhasilan, karena masa mudalah kita mempunyai ambisi, keinginan dan cita-cita yang ingin kita raih, bukan berarti masa tua menghalangi kita untuk tetap berusaha mencapai keinginan kita, tapi tentulah usaha masa tua akan berbeda halnya dengan usaha saat kita masih muda. Maka dari itu masa muda hendaklah diisi dengan berbagai kegiatan yang bermanfaat hingga tidak menyesal di kemudian hari.
2. “Pergunakan masa luangmu sebelum datang masa sibukmu”.
Disini kita dianjurkan untuk menghargai waktu, agar bisa diisi dengan hal-hal yang bermanfaaat baik untuk diri sendiri maupun orang lain. Misalnya, menengok saudara ketika ada kesempatan sebelum kesibukan menghampiri kita, hingga tidak sempat lagi untuk sekedar mengunjungi kerabat.
3. “Pergunakan waktu sehatmu sebelum datang waktu sakitmu”.
Hal ini juga anjuran agar kita senantiasa waspada pada segala kemungkinan yang sifatnya diluar prediksi manusia, seperti halnya sakit. Sakit disini bukan sebatas sakit jasmani, tapi juga sakit rohani. Maka ketika
kita sehat jasmani-rohani, hendaknya kita senantiasa mempergukannya untuk hal-hal yang bermanfaat tanpa mengulur-ngulur waktu.
4. “Pergunakanlah waktu kayamu sebelum datang waktu miskinmu”.
Tidak terlalu jauh berbeda dari penjelasan di atas, ketika kekayaan ada pada kita, baik itu berupa materi atau lainnya, maka hendaknya kita memanfaatkannya sebaik-baiknya, jangan menghambur-hamburkan.
5. “Pergunakan hidupmu sebelum datang matimu”.
Yang terakhir ini merupakan cakupan dari empat hal diatas. Ketika kita diberi kehidupan maka hidup yang diberikan pada kita itu sebenarnya merupakan kesempatan yang tiada duanya. Karena kesempatan hidup tidak akan datang untuk kedua kalinya. Kehidupan harus dijalani sesuai tuntutan kemaslahatannya.
Lima hal itu merupakan inti misi dan visi hidup manusia, karena kunci kesuksesan itu terletak pada bagaimana kita “mempergunakan kesempatan dengan sebaik-baiknya”.
Mempergunakan kesempatan adalah bentuk pasrah pada upaya & usaha, bukan pada hasil. Prinsip pasrah pada upaya & usaha akan membentuk jiwa yang teguh, tegar, kuat, dan tidak mudah putus asa. Bila suatu saat upaya kita belum menghasilkan target yang kita harapkan, maka kita tidak lantas putus asa, karena kewajiban kita adalah berupaya. Berupaya dan berupaya, dan jangan lupa selalu berdo'a disertai ibadah & amal kebaikan, hindari semua apa yang telah dilarangkan oleh Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Insya Allah, Aamiin.
http://www.facebook.com/notes/memetik-hikmah-disetiap-kata-kejadian/5-perkara-sebelum-datang-5-perkara/198786900147553
"Tak akan ada lagi..."
Bersabarlah wahai gemuruh hati yang
cemburu!
Badai di hatimu pasti akan
berlalu...
Beranjaklah kau pergi bersama
waktu...
Tak perlu kau huni lama di jiwaku.
Berawal suka kau akhiri nestapa...
Tak terima diri karena derita...
Kumaafkan hatimu yang telah tega...
Kumaafkan dirimu walau tlah musnahkan rasa.
Maafkan rasa percaya yg tlah kau baur
noda...
Kuberikan maaf tak lagi berhias air
mata...
Menghiba penuh hina karena asa...
Mengiringi langkahmu pun kusudah tak
kuasa.
Pergilah kau seiring ikhlasku...
Tak ingin lagi kaki ini mengikuti langkahmu...
Apalah arti diri ini bagimu...
Bila berjalan bersama hanya " terpaksa" bagimu !
Firman Allah Subhanahu Wa Ta'ala, artinya;
"Dan bersabarlah. Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang
sabar."
(QS. Al-Anfal ; 46).
"Mereka
itulah yang mendapatkan keberkatan yang sempurna dan Rahmat dari Tuhan mereka,
dan mereka itulah orang-orang yang mendapatkan petunjuk."
(QS. Al-Baqarah : 157).
"Sesungguhnya
hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas."
(QS.
Az-Zumar : 10).
Pengertian Ikhlas dari segi bahasa adalah membersihkan
sesuatu dari kotoran. Apabila telah bersih dinamakan khalis. Dan perbuatan yang
mensucikan itu dinamakan Ikhlas;
Adapun
hakekat Ikhlas menurut syara' sebagaimana apa yang dikatakan oleh Ibrahim bin
Adham;
"Ikhlas
itu adalah niat yang sungguh untuk mencari ridha Allah."
Ridha itu adalah membuang segala keresahan dan gundah gulana
yang ada di dalam hati, sehingga yang tinggal di dalam hati hanyalah keceriaan
dan kegembiraan."
SETIAP
MANUSIA PUNYA MASALAH.
Tapi tidak semua orang yang bisa cepat mendapat solusinya.
Kenapa??? karena tidak semua orang bijak dalam menyikapinya.
Maka, perlukah kebijakan itu dalam hidup???.
ORANG YANG LEMAH ADALAH YANG MUDAH PUTUS ASA.
Karena orang yang kuat kan selalu semangat
dalam menjalani kehidupan.
Dan yakin .......
bahwa masa kan berlalu dan masalah pun kan berlalu...
TIAP UJIAN ITU SUSAH.
Padahal kebahagiaan, kekayaan,pun bagian dari ujian.
Maka pantaskah kita lalai dalam tiap keadaan???
Wallahu'alam
bishawab.
"Lentera' Pesona Cahaya Hati'."
"Allah Maha Kaya, sedangkan
kita manusia adalah 'butuh/perlu'(fakir). Akankah si fakir menggantungkan diri
pada si fakir yang lain?,atau seseorang itu berkata,'tidak ada penolong
terhadap 'kesulitan', kecuali manusia? Naudzubillah! Astaghfirullah,
Subhanallah, Masya Allah Laa Haula walaa Quwwata Illa billaahil 'Aliyyil
Adziim."
Apabila seseorang mendapati masalah
& merasa sudah terhalang 'tembok kukuh', lalu menyandarkan pertolongan
manusia (Hablumminannas), sedangkan mereka menolong berkali-kali namun 'gagal',
maka dimanakah keyakinan/keimanan kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala sebagai
Al-Wakil?
Firman Allah Subhanahu Wa Ta'ala
Qul man yaklaukum biallayli
waalnnahaari mina alrrahmaani bal hum 'an dzikri rabbihim mu'ridhuuna
-> Katakanlah: "Siapakah
yang dapat memelihara kamu di waktu malam dan siang hari dari (azab Allah) Yang
Maha Pemurah?" Sebenarnya mereka adalah orang-orang yang berpaling dari
mengingati Tuhan mereka.
(QS. Al-Anbiyaa [21]:42)
Siapakah yg memelihara & menjaga
kita setiap saat?
Siapakah yg mengawasi kita ketika
'asyik' bermaksiat?
Siapakah yg menjaga kita disaat
berada di tempat tidur?
Apakah ayah/bapak/abah/babe/papah/papi/abi,
...
Apakah ibu/bunda/mama/mimi/umi,..
Apakah
kakak/Aa/teteh/abang/mas/uda/kakang/...adik/ading/ade/dede....
Apakah satpam/waker/pembantu bahkan
bodyguard...
Ataukah ALLAH SUBHANAHU WA TA'ALA?
Firman Allah Subhanahu Wa Ta'ala:
Qul man biyadihi malakuutu kulli
syay-in wahuwa yujiiru walaa yujaaru 'alayhi in kuntum ta'lamuuna
-> Katakanlah: "Siapakah
yang di tangan-Nya berada kekuasaan atas segala sesuatu sedang Dia melindungi,
tetapi tidak ada yang dapat dilindungi dari (azab)-Nya, jika kamu
mengetahui?"
(QS. Al-Mu'minuun [23]:88).
Dari Abu Abdurrahman Abdullah bin
Mas’ud Radhiyallahu'anhu beliau berkata : Rasulullah Shalallahu’Alaihi Wa
sallam menyampaikan kepada kami dan beliau adalah orang yang benar dan
dibenarkan :
"Sesungguhnya setiap kalian
dikumpulkan penciptaannya di perut ibunya sebagai setetes mani selama empat
puluh hari, kemudian berubah menjadi setetes darah selama empat puluh hari,
kemudian menjadi segumpal daging selama empat puluh hari.
Kemudian diutus kepadanya seorang
malaikat lalu ditiupkan padanya ruh dan dia diperintahkan untuk menetapkan
empat perkara :
menetapkan rizkinya, ajalnya,
amalnya dan kecelakaan atau kebahagiaannya. Demi Allah yang tidak ada Ilah
selain-Nya, sesungguhnya di antara kalian ada yang melakukan perbuatan ahli
Surga hingga jarak antara dirinya dan Surga tinggal sehasta akan tetapi telah
ditetapkan baginya ketentuan, dia melakukan perbuatan ahli neraka maka masuklah
dia ke dalam neraka. sesungguhnya di antara kalian ada yang melakukan perbuatan
ahli neraka hingga jarak antara dirinya dan neraka tinggal sehasta akan tetapi
telah ditetapkan baginya ketentuan, dia melakukan perbuatan ahli Surga maka
masuklah dia ke dalam Surga.
(HR. Bukharii dan Muslim)
Hadits ini dikeluarkan oleh Bukhari
dalam Shahih-nya pada kitab Bad’ul-Khalqi, bab Dzikrul-Malaikah, nomor 3036,
juga pada bab al-Qadr dan al-Anbiya. Sementara Muslim meriwayatkannya pada
permulaan kitab al-Qadr, bab Kaifiyatu Khalqil-Aadamy, nomor 2643.
Hadits ini sangat agung, memuat
kondisi manusia mulai dari awal penciptaannya, kehidupannya di dunia hingga
kondisinya yang terakhir di negeri keabadian akhirat, baik di kampung
kebahagiaan (Surga) maupun di kampung penderitaan (neraka).
Semuanya berjalan sesuai ketentuan
Allah Subhanahu Wa Ta'ala
Sayaquulu alssufahaau mina alnnaasi
maa wallaahum 'an qiblatihimu allatii kaanuu 'alayhaa qul lillaahi almasyriqu
waalmaghribu yahdii man yasyaau ilaa shiraathin mustaqiimin
Artinya:
"Orang-orang yang kurang
akalnya [*] diantara manusia akan berkata: "Apakah yang memalingkan mereka
(umat Islam) dari kiblatnya (Baitul Maqdis) yang dahulu mereka telah berkiblat
kepadanya?" Katakanlah: "Kepunyaan Allah-lah timur dan barat; Dia
memberi petunjuk kepada siapa yang dikehendaki-Nya ke jalan yang lurus
[**]".
(QS. Al-Baqarah[2]:142)
[*] Maksudnya: ialah orang-orang
yang kurang pikirannya sehingga tidak dapat memahami maksud pemindahan kiblat.
[**] Di waktu Nabi Muhammad
Shalallahu 'Alaihi Wa sallam berada di Mekah di tengah-tengah kaum
musyirikin beliau berkiblat ke Baitul Maqdis. Tetapi setelah 16 atau 17 bulan
Nabi berada di Madinah ditengah-tengah orang Yahudi dan Nasrani beliau disuruh
oleh Tuhan untuk mengambil Ka'bah menjadi kiblat, terutama sekali untuk memberi
pengertian bahwa dalam ibadat shalat itu bukanlah arah Baitul Maqdis dan Ka'bah
itu menjadi tujuan, tetapi menghadapkan diri kepada Tuhan. Untuk persatuan umat
Islam, Allah menjadikan Ka'bah sebagai kiblat.
Subhanallah, Allaahumma shalli 'alaa
Muhammad...
Tentang Maulid Nabi Muhammad (2)
Pada Bagian 1, telah disebutkan bahwa :
- Maulid Nabi memang tidak pernah dilakukan pada masa Rasululloh, para Sahabat dan Tabi'in.
- Maulid Nabi muncul pada zaman setelahnya, dengan berbagai versi awal kemunculannya.
- Meski tidak diriwayatkan dari Nabi, namun jika peringatan Maulid Nabi itu berisi pujian, penghormatan kepada Nabi Muhammad, berisi hal-hal baik dan tidak melanggar ketentuan syariah, maka itu termasuk dalam bid'ah hasanah.
- Bergembira atas hari kelahiran Rasululloh mengundang rahmat Allah, sebagaimana kafir Abu Jahal pun setiap Senin diringankan siksanya, karena pada hari kelahiran Rasululloh sempat bergembira dan memerdekan budak yang memberinya kabar gembira tersebut. Bahkan Rasululloh sendiri "memperingati" hari Senin, dengan berpuasa.
- Cerita tentang diringankannya siksa Abu Lahab itu, mereka mengatakan bahwa Abu Lahab yang diringankan siksanya itu pun hanya sekali saja bergembiranya, yaitu saat kelahiran. Dia tidak setiap tahun merayakan kelahiran nabi dengan berbagai ragam seremoni. Kalau pun kegembiraan Abu Lahab itu melahirkan keringanan siksanya di neraka tiap hari Senin, bukan berarti orang yang tiap tahun merayakan lahirnya nabi SAW akan mendapatkan keringanan siksa.
- Demikian juga dengan pujian dari Ibnu Katsir, sama sekali tidak bisa dijadikan landasan perintah untuk melakukan sermonial khusus di hari itu. Sebab Ibnu Katsir hanya memuji malam hari di mana Nabi SAW lahir, namun tidak sampai memerintahkan penyelenggaraan seremonial.
- Demikian juga dengan alasan bahwa Rasulullah SAW berpuasa di hari Senin, karena hari itu merupakan hari kelahirannya. Hujjah ini tidak bisa dipakai, karena yang saat dilakukan bukan berpuasa, tapi melakukan berbagai macam aktifitas setahun sekali. Kalau pun mau berittiba’ pada hadits itu, seharusnya umat Islam memperbanyak puasa sunnah hari Senin, bukan menyelenggarakan seremoni maulid setahun sekali.
- Bahkan mereka yang menentang perayaan maulid nabi ini mengaitkannya dengan kebiasaan dari agama sebelum Islam. Di mana umat Yahudi, Nasrani dan agama syirik lainnya punya kebiasaan ini. Buat kalangan mereka, kebiasaan agama lain itu haram hukumnya untuk diikuti. Sebaliknya harus dijauhi. Apalagi Rasulullah SAW tidak pernah menganjurkannya atau mencontohkannya.
- Dan akhirnya, para penentang maulid mengatakan bahwa semua bentuk perayaan maulid nabi yang ada sekarang ini adalah bid’ah yang sesat. Sehingga haram hukumnya bagi umat Islam untuk menyelenggarakannya atau ikut mensukseskannya.
Tentu saja para pendukung maulid nabi SAW tidak rela begitu saja dituduh sebagai pelaku bid’ah. Sebab dalam pandanga mereka, yang namanya bid’ah itu hanya terbatas pada ibadah mahdhah saja, bukan dalam masalah sosial kemasyarakatan atau masalah muamalah.
Adapun seremonial maulid itu oleh para pendukungnya diletakkan di luar ritual ibadah formal. Sehingga tdak bisa diukur dengan ukuran bid’ah. Kedudukannya sama dengan seorang yang menulis buku tentang kisah nabi SAW. Padahal di masa Rasulullah SAW, tidak ada perintah atau anjuran untuk membukukan sejarah kehidupan beliau. Bahkan hingga masa berikutnya, belum pernah ada buku yang khusus ditulis tentang kehidupan beliau.
Lalu kalau sekarang ini umat Islam memiliki koleksi buku sirah nabawiyah, apakah hal itu mau dikatakan sebaga bid’ah? Tentu tidak, karena buku itu hanyalah sarana, bukan bagian dari ritual ibadah. Dan keberadaan buku-buku itu justru akan membuat umat Islam semakin mengenal sosok beliau. Bahkan seharusnya umat Islam lebih banyak lagi menulis dan mengkaji buku-buku itu.
Dalam logika berpikir pendukung maulid, kira-kira seremonial maulid itu didudukkan pada posisi seperti buku. Bedanya, sejarah nabi SAW tidak ditulis, melainkan dibacakan, dipelajari, bahkan disampaikan dalam bentuk seni syair tingkat tinggi. Sehingga bukan melulu untuk konsumsi otak, tetapi juga menjadi konsumsi hati dan batin. Karena kisah nabi disampaikan dalam bentuk syair yang indah.
Dan semua itu bukan termasuk wilayah ibadah formal melainkan bidang muamalah. Di mana hukum yang berlaku bahwa segala sesuatu asalnya boleh, kecuali bila ada dalil yang secara langsung melarangnya secara eksplisit.
Kesimpulan
Sebagai bagian dari umat Islam, barangkali kita ada di salah satu pihak dari dua pendapat yang berbeda. Kalau pun kita mendukung salah satunya, tentu saja bukan pada tempatnya untuk menjadikan perbedaan pandangan ini sebagai bahan baku saling menjelekkan, saling tuding, saling caci dan saling menghujat.
Perbedaan pandangan tentang hukum merayakan maulid nabi SAW, suka atau tidak suka, memang telah kita warisi dari zaman dulu. Para pendahulu kita sudah berbeda pendapat sejak masa yang panjang. Sehingga bukan masanya lagi buat kita untuk meninggalkan banyak kewajiban hanya lantaran masih saja meributkan peninggalan perbedaan pendapat di masa lalu.
Sementara di masa sekarang ini, bukanlah waktu yang tepat bila kita saling bertarung dengan sesama saudara kita sendiri, hanya lantaran masalah ini. Sebaliknya, kita justru harus saling membela, menguatkan, membantu dan mengisi kekurangan masing-masing. Perbedaan pandangan sudah pasti ada dan tidak akan pernah ada habisnya. Kalau kita terjebak untuk terus bertikai, maka para musuh Islam akan semakin gembira.
Wallahu a’lam bishshawab, wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Catatan :
Admin sedikit menambahkan catatan di sini, bahwa bagi yang berada di pihak yang sepakat bahwa peringatan Maulid Nabi adalah bid'ah hasanah. Maka peringatan Maulid Nabi ini pun tidak bersifat wajib diadakan secara seremonial. Kita tetap dapat menghormati dan mengagungkan hari kelahiran Rasululloh dengan memperbanyak sholawat atau mengkaji sirah atau sejarah beliau agar semakin cinta terhadap Rasululloh.
Bagi yang berada di pihak yang masih meyakini bahwa peringatan maulid Nabi adalah bid'ah yang sesat, maka keyakinannya itu tidak dapat dijadikan hujjah pula untuk melarang mereka bersholawat saat merayakan Maulid Nabi karena bagaimana pun sholawat itu adalah hal yang sangat utama.
Marilah kita Para Muslimin semua untuk kembali pada ikatan yang menyatukan kita semua, bahwa Tidak ada Tuhan selain Allah dan Muhammad adalah Rosul Allah. Selama kita meyakini itu, maka kita semua bersaudara.
Ahmad Sarwat, Lc.
Wallahu a'lam bisshowab.
http://www.facebook.com/notes/cinta-muhammad-cinta-sholawat/tentang-maulid-nabi-muhammad-2/183478755024185
Tentang Maulid Nabi Muhammad (1)
Sehubungan dengan masuknya bulan Rabiul Awal dan beberapa hari lagi adalah Libur Nasional memperingati Maulid Nabi Muhammad, maka dalam posting kali ini, admin mencoba memberikan bahasan seputar Maulid Nabi Muhammad yang sebagian menyetujui dan sebagian menolaknya.
Harapan admin, semoga Para Sahabat Cinta Muhammad, Cinta Sholawat, diberikan hidayah dan cahaya kebaikan sehingga mendapatkan manfaat terbaik dari tulisan ini. Amiiin.
----------
Tanya :
Pak ustadz, saya mau bertanya seputar tentang Maulid Nabi Muhammad SAW yang setiap tanggal 12 Rabiul Awwal selalu diperingati oleh banyak ummat Islam di Indonesia. Dan juga bagaimana hukumnya? Terima kasih atas jawabanya.
Wassalaamu ‘alaikum wr. wb.
Maksum
----------
Jawaban:
Assalamu ‘alaikum wrahmatullahi wabarakatuh,
Fakta yang sesungguhnya dari kehidupan Rasulullah SAW menegaskan bahwa tidak ada riwayat yang menyebutkan bahwa :
- Beliau pada tiap ulang tahun kelahirannya melakukan ritual tertentu.
- Para shahabat beliau pun tidak pernah kita baca dalam sejarah pernah mengadakan ihtifal secara khusus setiap tahun untuk mewujudkan kegembiraan karena memperingati kelahiran Nabi SAW.
- Generasi tabi’in hingga generasi salaf selanjutnya juga tidak pernah mengadakan upacara secara khusus untuk merayakan ritual maulid nabi SAW
Perayaan Maulid Nabi SAW secara khusus baru dilakukan di kemudian hari. Dan ada banyak versi tentang siapa yang memulai tradisi ini. Sebagian mengatakan bahwa konon :
- Shalahuddin Al-Ayyubi yang mula-mula melakukannya, sebagai reaksi atas perayaan natal umat Nasrani. Karena saat itu di Palestina, umat Islam dan Nasrani hidup berdampingan. Sehingga terjadi interaksi yang majemuk dan melahirkan berbagai pengaruh satu sama lain.
- Dinasti Daulah Fatimiyyah di Mesir pada akhir abad keempat hijriyah yang mula-mula mengadakannya. Hal itu seperti yang ditulis pada kitab Al-A’yad wa atsaruha alal Muslimin oleh Dr. Sulaiman bin Salim As-Suhaimi hal. 285-287. Disebutkan bahwa para khalifah Bani Fatimiyyah mengadakan perayaan-perayaan setiap tahunnya, di antaranya adalah perayaan tahun baru, asyura, maulid Nabi sAW bahwa termasuk maulid Ali bin Abi Thalib, maulid Hasan dan Husein serta maulid Fatimah dll.
- Versi lainnya lagi menyebutkan bahwa perayaan maulid dimulai tahun 604 H oleh Malik Mudaffar Abu Sa’id Kukburi.
Mereka yang sekarang ini banyak merayakan maulid nabi SAW seringkali mengemukakan dalil. Di antaranya:
- Mereka berargumentasi dengan apa yang ditulis oleh Imam As-Suyuti di dalam kitab beliau, Hawi li al-Fatawa Syaikhul Islam tentang maulid serta Ibn Hajar Al-Asqalani ketika ditanya mengenai perbuatan menyambut kelahiran nabi SAW. Beliau telah memberi jawaban secara bertulis: Adapun perbuatan menyambut maulid merupakan bid’ah yang tidak pernah diriwayatkan oleh para salafush-shaleh pada 300 tahun pertama selepas hijrah. Namun perayaan itu penuh dengan kebaikan dan perkara-perkara yang terpuji, meski tidak jarang dicacat oleh perbuatan-perbuatan yang tidak sepatutnya.Jika sambutan maulid itu terpelihara dari perkara-perkara yang melanggar syari’ah, maka tergolong dalam perbuatan bid’ah hasanah. Akan tetapi jika sambutan tersebut terselip perkara-perkara yang melanggar syari’ah, maka tidak tergolong di dalam bida’ah hasanah.
- Selain pendapat di atas, mereka juga berargumentasi dengan dalil hadits yang menceritakan bahwa siksaan Abu Lahab di neraka setiap hari Senin diringankan. Hal itu karena Abu Lahab ikut bergembira ketika mendengar kelahiran keponakannya, Nabi Muhammad SAW. Meski dia sediri tidak pernah mau mengakuinya sebagai Nabi. Bahkan ekspresi kegembiraannya diimplementasikan dengan cara membebaskan budaknya, Tsuwaibah, yang saat itu memberi kabar kelahiran Nabi SAW. Perkara ini dinyatakan dalam sahih Bukhari dalam kitab Nikah. Bahkan Ibnu Katsir juga membicarakannya dalam kitabnya Siratunnabi jilid 1 halaman 124.
- Hujjah lainnya yang juga diajukan oleh para pendukung maulid Nabi SAW adalah apa yang mereka katakan sebagai pujian dari Imam Ibnu Hajar al-’Asqalani. Menurut mereka, Ibnu Hajar telah menulis di dalam kitabnya, ‘Al-Durar al-Kamina fi ‘ayn al-Mi’at al-thamina’ bahwa Ibnu Kathir telah menulis sebuah kitab yang bertajuk maulid Nabi di penghujung hidupnya, Malam kelahiran Nabi SAW merupakan malam yang mulia, utama, dan malam yang diberkahi, malam yang suci, malam yang menggembirakan bagi kaum mukmin, malam yang bercahaya-cahaya, terang benderang dan bersinar-sinar dan malam yang tidak ternilai.
- Para pendukung maulid nabi SAW juga melandaskan pendapat mereka di atas hadits bahwa motivasi Rasulullah SAW berpuasa hari Senin karena itu adalah hari kelahirannya. Selain karena hari itu merupakan hari dinaikkannya laporan amal manusia. Abu Qatadah Al-Ansari meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW ketika ditanya mengapa beliau berpuasa pada hari Senin, menjawab, Itulah hari aku dilahirkan dan itulah juga hari aku diangkat menjadi Rasul. Hadits ini bisa kita dapat di dalam Sahih Muslim, kitab as-siyam.
Bersambung ke Bagian 2.
http://www.facebook.com/notes/cinta-muhammad-cinta-sholawat/tentang-maulid-nabi-muhammad-1/183475271691200
CINTAKU YANG HENING
♫•*¨*•.¸¸ï·²¸¸.•*¨*•♫♥♥♥♥♥♥♫•*¨*•.¸¸ï·²¸¸.•*¨*•♫♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥
"Mencintai seseorang bukan hal
yang mudah.
Bagi sebagian orang, termasuk saya
tentunya, mencintai orang merupakan proses yang panjang dan melelahkan."
Lelah ketika kita dihadapkan pada
suatu keadaan yang tidak seimbang antara akal sehat dan nurani.
Lelah ketika kita harus menuruti
akal sehat untuk berlaku normal meski semuanya menjadi abnormal.
Lelah ketika mata menjadi buta
akibat dari perasaan yang membius tanpa ampun.
Lelah ketika imaginasi menjadi liar
oleh khayalan yang terlalu tinggi.
Lelah ketika pikiran menjadi galau
oleh harapan yang tidak pasti.
Lelah untuk mencari suatu alasan
yang tepat untuk sekedar melempar sesimpul senyum atau sebuah sapaan "apa
kabar…"
Lelah untuk secuil kesempatan akan
sebuah moment kebersamaan.
Lelah untuk menahan keinginan untuk
melihatnya..
Lelah untuk mencari secuil
kesempatan menyentuh atau membauinya.
Lelah dan lelah dan lelah..
Hanya sebuah sikap diam dan
keheningan yang lebih saya pilih..
Diam menunggu sang waktu memberi sebuah
moment.
Diam untuk mencatat segala yang
terjadi.
Diam untuk memberi kesempatan otak
kembali dalam keadaan normal.
Diam untuk mencari sebuah jalan
keluar yang mustahil.
Diam untuk berkaca pada diri sendiri
dan bertanya "apakah aku cukup pantas?"
Diam untuk menimbang sebuah
konsekuensi dari rasa yang harus dipendam.
Diam dan dalam diam kadang semuanya
tetap menjadi tak terarah..
Dan dalam diam itu pula, saya
menjadi gila karena sebuah rasa dan pesona tetap mengalir..
Sayangnya, dalam keheningan dan diam
yang saya rasakan,
lebih banyak rasa galau daripada
sebuah usaha untuk mengembalikan pola pikir yang lebih logis.
Galau ketika mata terus meronta
untuk sebuah sekelibat pandangan.
Galau ketika mulut harus terkatup
rapat meski sebuah kesempatan sedikit terbuka.
Galau ketika mencintai menjadi
sebuah pilihan yang menyakitkan
Galau ketika mencintai hanya akan
menambah beban hidup
Galau ketika menyadari bahwa
segalanya tidak akan pernah terjadi
Galau ketika tanpa disadari harapan
terlanjur membumbung tinggi
Galau ketika semua bahasa tubuh
seperti digerakan untuk bertindak bodoh.
Apakah mencintai seseorang
senantiasa membuat orang bodoh? Tentu tidak.
Namun itu pula yang saya rasakan
selama hampir lebih dari sepekan.
♫•*¨*•.¸¸ï·²¸¸.•*¨*•♫♥♥♥♥♥♥♫•*¨*•.¸¸ï·²¸¸.•*¨*•♫♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥
Dalam kelelahan, diam dan kegalauan
yang saya rasakan selama ini, ada rasa syukur atas berkat dari Sang Hidup atas
apa yang saya alami.
Syukur ketika rasa pahit menjadi
bagian dari mencintai seseorang.
Syukur ketika berhasil memendam
semua rasa untuk tetap berada pada zona diam.
Syukur untuk sebuah pikiran abnormal
namun tetap bertingkah normal
Syukur ketika rasa galau merajalela
tak terbendung.
Syukur ketika rasa perih tak
terhingga datang menyapa.
Syukur karena tak ditemukannya
sebuah nyali untuk mengatakan "Aku mencintaimu"
Syukur ketika perasaan hancur lebur
menjadi bagian dari mencintai.
Syukur ketika harus menyembunyikan
rasa sakit dan cemburu dalam sebaris ucapan "aku baik – baik saja"
Syukur atas rahmat hari yang
berantakan akibat rasa pedih yang teramat dalam.Akhirnya, bagi saya, keputusan
untuk mencintai melalui sebaris doa menjadi pilihan yang paling pantas.
Setidaknya, mencintai secara tulus
melalui doa, dalam tradisi agama yang saya anut, akan menjadi lebih bermakna,
karena saya diteguhkan dus menjadi
berkat atas segala rasa perih yang senantiasa ada didalam diri.
Dalam doa, akhirnya, semuanya kita
kembalikan kepada Sang Hidup..
Bahwa terkadang akal dan perasaan
campur aduk tak tentu arah.
Bahwa saya juga bukan manusia
super..
Bahwa saya juga tidak bisa berlaku
pintar sepanjang waktu, setiap hari.
Bahwa saya juga punya kebodohan yang
kadang susah untuk diterima akal sehat.
Bahwa dengan segala kekurangan yang
ada, saya berani mencintai..
Bahwa saya bersedia membayar harga
dari mencintai seseorang..
Bahwa saya bersedia menanggung rasa
sakit yang luar biasa..
Bahwa saya mampu untuk tetap hidup
meski rasa perih terus menjalar..
Bahwa saya masih memiliki rasa takut
akan kehilangan dalam hidup..
Dan hari ini, dari semua
pembelajaran yang telah saya terima,
Berkembang menjadi sebuah bentuk
KEPASRAHAN.
Sebuah Zona yang terbentuk karena
saya merasa tidak berdaya.
Dimana saya merasa tidak memiliki
kemampuan untuk membuat segalanya menjadi mungkin.
Dimana saya tidak berani untuk
membangun sebuah harapan
Dimana saya tidak berani untuk
mengatakan
"Aku mencintaimu, mari kita
pastikan segalanya, dan semuanya, hanya untuk kita berdua saja"
Dan ini adalah pilihan terakhir yang
saya miliki,
Mencintai dalam kepasrahan, tanpa
berharap dan tanpa meminta.
Meski sangat susah dan hampir
mustahil bagi saya untuk tidak mengingatnya.
Semoga saya bisa.
Dan hingga hari ini, saya masih
mencintainya
Saya sadar hal itu akan memberi rasa
perih yg teramat dalam
Karena bagi saya, lebih susah untuk
tidak mencintainya.
Dalam perjalanan yang melelahkan,
dalam diam dan keheningan
Dan tentunya dalam sebuah KEPASRAHAN
yang teramat dalam.
♫•*¨*•.¸¸ï·²¸¸.•*¨*•♫♥♥♥♥♥♥♫•*¨*•.¸¸ï·²¸¸.•*¨*•♫♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥
Dari saya yang akan selalu
mencintaimu dalam diam.
Langganan:
Postingan (Atom)