Mengenai Saya

Foto saya
Malang, East Java, Indonesia
Uhibbuka Fillah...

Laman

Rabu, 05 Januari 2011

>SHOLAT KUNG FU, Ciaaaat ! :D


Catatan kali ini, masih berhubungan dengan sholat. Ternyata jika dipikir, masih banyak yang lobang sholat kita,melalui berbagai macam sudut pandang. Masih perlu banyak muhasabah (introspeksi) atas sholat kita.
Sebelumnya, salah satu ekselensi pendidikan pesantren yang kami terima adalah pengawasan perilaku dan perkembangan pembangunan kepribadian dan hati oleh Guru-Guru kami selama 24 jam. Terutama yang berhubungan dengan pembentukan jiwa yang berkaitan dengan ibadah.
Semisal Sholat (ini satu contoh saja), bagaimana pengawasan terhadap pelaksanaan sholat sesuai dengan syarat, rukun dan sunnah-sunnahnya. Semua dididikkan pada kami dengan sangat ketat agar kelak kami terbiasa dengan kondisi itu.
Aku punya 3 mawaqif (momen) yang sama dari 3 Guru berbeda soal ini, yang yah lagi-lagi berhubungan dengan keteledoranku dalam shalat... Ya wajar sih, sebab kami (sampai sekarang) masih membutuhkan pengarahan dari Murobbi kami soal ini untuk tarbiyah.
Suatu hari, kala berjamaah, aku dalam posisi ma'mum masbuq (huhuhu, kebiasaan buruk, jarang sholat di shof awwal), dan aku tertinggal 3 Rakaat. Tentu usai imam salam, aku menambah rakaat yang kurang. Namun aku tak tahu jika Guruku memperhatikan sholatku.
Usai sholat, dengan suara keras beliau menegurku, "Kang, ulangi lagi sholatnya itu, gerakanmu terlalu cepat, nggak ada thuma'ninahnya, nggak sah itu !".. Aku pun mengangguk takdzim dan mengulangi lagi sholatku. Ini waktu di Purworejo
Hal yang sama terjadi di Malang (padahal perasaanku, sholatku udah pelan banget lho, tapi sama Guruku masih dianggap cepat :-S ). Kata beliau ,"Sholat ngebut, jungkir balik kayak gitu, kenapa pas sujud nggak salto aja sekalian? Emangnya kungfu" hayyah :-D...
Saat di Mekkah, pernah juga aku mengalami hal yang sama, pas aku jadi Imam lagi. Usai salam, aku langsung ditegur, lagi-lagi karena dinilai kecepetan, "Alawy, jangan terlalu cepat, apa nggak kasihan sama yang tua-tua di belakangmu? Lihat, aku sampai tertinggal-tinggal, mana sholat pakai surat pendek lagi, bukannya kamu hafal Qur'an?", jdduerr, 2-0 deh.
@ @ @
Dalam istilah para ulama, sholat yang tak ada khusyuk-khusyuknya itu dinamakan sholat ayam jago mematuk, (Naqrotun ka naqrotid Diik). Sering mereka menggambarkan, bagaimana kekhusyuan orang dulu jika sholat, sampai ada yang dibuat bertengger sama burung sebab dikira tembok. Tak bergerak sama sekali.
Ada pula orang shaleh, yang kerobohan rumahnya, namun dia tak terasa, sebab dia sedang begitu khusyuknya shalat. Ada yang saat mendapat vonis amputasi kaki, dan kakinya itu mesti dipotong, mengingat zaman itu belum ditemukan teknologi pembiusan, maka amputasi dilakukan saat shalat. Sebab saat itu orang shaleh tersebut tak merasakan apa-apa. Saking khusyuknya.
Dan jika kita mempelajari fiqih atau hadits yang berkenaan dengan ini, ada istilah hadits yang sangat terkenal, yaitu "Haditsu-l Musi' sholatah", hadits tentang orang yang jelek sholatnya,bagaimana di situ diterangkan bahwa Nabi menegur dan menyuruh seseorang berkali-kali untuk mengulangi sholatnya gara-gara dia nggak thuma'ninah.
Jadi? Pelajaran utama dari catatan ini adalah, sudah seyogyanya kita dalam sholat wajib itu melakukannya dengan khusyu', dengan tenang, thuma'ninah per gerakan dan per rukun. Tidak ngebut jungkir balik kayak orang dikejar hutang (ini lain lagi dengan sholat sunnah lho ya, yang boleh gitu).
Semestinya, kita menjadikan sholat sebagai refreshing jiwa, menikmatinya satu-satu tiap gerakan, agar khasiat sholat yang berpengaruh positif pada kehidupan dan jiwa kita, bisa kita rasakan di kehidupan sehari-hari kita
Akhir catatan, yuk bareng-bareng benahi sholat kita ^_^
:D


http://www.facebook.com/notes/renungan-n-kisah-inspiratif/sholat-kung-fu-ciaaaat-d/10150109984131042

Orang Cacat


Bismillaahirrahmanirrakhiim.....

Sahabat, Bagaimanakah sikap kita ketika melihat anak kita terlahir CACAT ?
Apa yang bisa kita rasakan ketika melihat teman atau saudara kita CACAT ?
Apa yang bisa kita perbuat dengan orang-orang yang CACAT disekitar kita ?
Dan bagaimanakah sikap kita ketika tiba-tiba diri kita juga CACAT ?
Mungkin cacat fisik atau cacat mental dan bisa jadi juga cacat kehidupannya !
Ketika kita tidak mampu merasakan dan tidak berempati sedikitpun terhadap kecacatan disekitar kita, maka sebenarnya kita adalah orang cacat, cacat Qolbu kita, cacat Jantung kita dan cacat Perasaan kita, Adakah diantara kita yang tidak cacat ?
Kata Nabi SAW bahwa, Di dalam tubuh kita ini ada segumpal daging, jika ia cacat maka cacatlah seluruh infrastruktur dan sistem tubuh kita. Tetapi jika ia baik maka baiklah seluruh infrastruktur dan sistem tubuh kita. Ketahuilah daging itu adalah JANTUNG (QOLBU ).
Manusia manakah yang mampu mengatur dan mengendalikan Jantung ? kapan dia harus berdetak dan kapan saatnya harus berhenti total ? hanyalah Allah Sang Maha Pencipta Pemelihara Seluruh Alam Semesta.
Fisikal kita boleh saja cacat asal Jantung ( Qolb ) kita tidak cacat, lalu nutrisi apakah yang membuat Jantung kita selalu sehat sepanjang hayat ? ” alaa bidzikrillahi tathmainnul quluub ” ( Ketahuilah hanya dengan MENGINGAT ALLAH sajalah Jantung kita menjadi tenang/stabil ).
Nutrisi Jantung (Qolb) bukanlah kekayaan yang melimpah, bukan jabatan yang melangit, bukan nama dan keluarga yang dibesar-besarkan tetapi INGAT ALLAH artinya senantiasa barada dalam rel-rel ATURAN ALLAH ketika melaksanakan segala bentuk aktifitas kehidupan kita.
Apa yang terjadi jika ada selain Allah yang harus dibesar-besarkan ? inilah kisahnya !
“Huuu….uuura, hore.. yes !”
Teriakan gembira dari seorang Ibu yang menerima telegram dari anaknya yang telah bertahun-tahun menghilang. Apalagi ia adalah anak satu-satunya. Maklumlah anak tersebut pergi ditugaskan perang ke Vietnam pada 4 tahun yang lampau dan sejak 3 tahun yang terakhir, orang tuanya tidak pernah menerima kabar lagi dari putera tunggalnya tersebut. Sehingga diduga bahwa anaknya gugur dimedan perang. Anda bisa membayangkan betapa bahagianya perasaan Ibu tersebut. Dalam telegram tersebut tercantum bahwa anaknya akan pulang besok.
Esok harinya telah disiapkan segalanya untuk menyambut kedatangan putera tunggal kesayangannya, bahkan pada malam harinya akan diadakan pesta khusus untuk dia, dimana seluruh anggota keluarga maupun rekan-rekan bisnis dari suaminya diundang semua. Maklumlah suaminya adalah Direktur Bank Besar yang terkenal diseluruh ibukota.
Siang harinya si Ibu menerima telepon dari anaknya yang sudah berada di airport.
Si Anak: “Bu bolehkah saya membawa kawan baik saya?”
Ibu: “Oh sudah tentu, rumah kita cukup besar dan kamarpun cukup banyak, bawa saja, jangan segan-segan bawalah!”
Si Anak: “Tetapi kawan saya adalah seorang cacad, karena korban perang di Vietnam?”
Ibu: “……oooh tidak jadi masalah, bolehkah saya tahu, bagian mana yang cacad?” - nada suaranya sudah agak menurun
Si Anak: “Ia kehilangan tangan kanan dan kedua kakinya!”
Si Ibu dengan nada agak terpaksa, karena si Ibu tidak mau mengecewakan anaknya: “Asal hanya untuk beberapa hari saja, saya kira tidak jadi masalah?”
Si Anak: “…tetapi masih ada satu hal lagi yang harus saya ceritakan sama Ibu, kawan saya itu wajahnya juga turut rusak begitu juga kulitnya, karena sebagian besar hangus terbakar, maklumlah pada saat ia mau menolong kawannya ia menginjak ranjau, sehingga bukan tangan dan kakinya saja yang hancur melainkan seluruh wajah dan tubuhnya turut terbakar!”
Si Ibu dengan nada kecewa dan kesal: “Na…ak lain kali saja kawanmu itu diundang kerumah kita, untuk sementara suruh saja ia tinggal di hotel, kalau perlu biar saya yang bayar nanti biaya penginapannya ya !”
Si Anak: “…tetap ia adalah kawan baik saya Bu, saya tidak ingin pisah dari dia!”
Si Ibu: “Cobalah renungkan olehmu nak, ayah kamu adalah seorang konglomerat yang ternama dan kita sering kedatangan tamu para pejabat tinggi maupun orang-orang penting yang berkunjung kerumah kita, apalagi nanti malam kita akan mengadakan perjamuan malam bahkan akan dihadiri oleh seorang menteri, apa kata mereka apabila mereka nanti melihat tubuh yang cacad dan wajah yang rusak. Bagaimana pandangan umum dan bagaimana lingkungan bisa menerima kita nanti? Apakah tidak akan menurunkan martabat kita bahkan jangan-jangan nanti bisa merusak citra binis usaha dari ayahmu nanti.”
Tanpa ada jawaban lebih lanjut dari anaknya telepon diputuskan dan ditutup.
Orang tua dari kedua anak tersebut maupun para tamu menunggu hingga jauh malam ternyata anak tersebut tidak pulang, ibunya mengira anaknya marah, karena tersinggung, disebabkan temannya tidak boleh datang berkunjung kerumah mereka.
Jam tiga subuh pagi, mereka mendapat telepon dari rumah sakit, agar mereka segera datang kesana, karena harus mengidetifitaskan mayat dari orang yang bunuh diri. Mayat dari seorang pemuda bekas tentara Vietnam, yang telah kehilangan tangan dan kedua kakinya dan wajahnyapun telah rusak karena kebakar. Tadinya mereka mengira bahwa itu adalah tubuh dari teman anaknya, tetapi kenyataannya pemuda tersebut adalah anaknya sendiri! Untuk membela nama dan status akhirnya mereka kehilangan putera tunggalnya !
Kita akan menilai bahwa orang tua dari anak tersebut kejam dan hanya mementingkan nama dan status mereka saja, tetapi bagaimana dengan diri kita sendiri? Apakah kita lain dari mereka?
Apakah Kita masih tetap mau berkawan
……. dengan orang cacad?
……..yang bukan karena cacad tubuh saja?
……. tetapi cacad mental atau
……..cacad status atau cacad nama atau
……..cacad latar belakang kehidupannya?
Apakah Kita masih tetap mau berkawan dengan orang
…….yang jatuh miskin?
…… yang kena penyakit AIDS?
…….yang bekas pelacur?
…….yang tidak punya rumah lagi?
…….yang pemabuk?
…….yang pencandu?
…….yang berlainan agama?
Jawabannya hanya kita dan Sang Pencipta saja yang mengetahuinya?!
maka “SIKAP” Kita dalam memandang suatu hal harus kita ubah menjadi yang lebih baik atau lebih positif.dan hanya orang-orang yang jantungnya sehat sajalah yang mampu berfikir dan bersikap lebih positif terhadap segala sesuatu.
Wallahu a"lam....


http://www.facebook.com/notes/melati/orang-cacat/172573329447717

Akibat Bermain Api


By: M. Agus Syafii

Banyak yang mengira berselingkuh itu nikmat. Di dalam alam bawah sadar perselingkuhan itu menyenangkan namun disaat kesadarannya telah pulih maka batin menjadi tersiksa, penyesalan berkepanjangan apabila perbuatannya diketahui oleh pasangan hidupnya.
 Tentu saja yang menjadi korban bukan hanya dirinya tetapi juga pasangan dan anak-anak yang tidak berdosa juga menjadi korban secara psikologis mengalami guncangan. Saran saya, jangan bermain api. Nanti terbakar.
Pernah saya bertemu dengan seorang laki-laki muda di Rumah Amalia. Ia tidak bisa melupakan kekasih gelapnya namun ia ingin melepaskan darinya. Ia merasa malu pada istrinya, malu pada orang lain, kenapa ia bisa berselingkuh dengan perempuan lain. Ia merasa berdosa atas semua perbuatan yang dilakukan. Perbuatan itu sudah setahun lalu dilakukan. Pada dasarnya dirinya bukan laki-laki yang mudah tergoda, pertemuan itu bukanlah disengaja, kebetulan ada kegiatan bersama dan kekasihnya yang mengejar-ngejar tetapi begitu sudah mendapatkan malah ia yang tergila-gila padanya.
Lantas mengapa perselingkuhan itu terjadi? Awalnya ia melakukan hanya ingin menunjukkan ego laki-laki yang menganggap dirinya mampu menggaet perempuan yang lebih cantik dari istrinya. ia lakukan karena istrinya pekerja keras dianggapnya terlalu cuek dan telah merendahkan harga dirinya sebagai suami. Namun belakangan yang terjadi malah sebaliknya. Keadaannya malah membaik, ia merasakan ada perubahan dari sikap istrinya, lebih banyak perhatian dan waktu untuknya. Kenyataannya sekarang malah dirinya yang tersiksa, sakit dan merasa berdosa dan hina. Kemudian ia berisiniatif untuk bershodaqoh dan berdoa bersama di Rumah Amalia. 'Mas Agus, tolong bantu saya agar terlepas dari perasaan salah dan bisa kembali bersama keluarga.' Ucapnya penuh isak dan tangis. Saya mengajaknya untuk memperbanyak istighfar. Memohon ampun kepada Allah dan berjanji untuk tidak mengulangi lagi perbuatannya. Selanjutnya kami berdoa bersama.
Beberapa hari kemudian ia bersama istri datang kembali ke Rumah Amalia. Kondisinya semakin membaik, sedikit demi sedikit. Keluarga itu telah kembali rukun dan bahagia. Semuanya bersyukur kepada Allah atas ujian yang telah dilalui dan kasih sayang Allah yang telah menyelamatkan keluarganya dari kehancuran. Subhanallah.
'Tanamkanlah kesabaran dalam menghadapi segala kesulitan, bencana dan kesengsaraan. Kesabaran merupakan akhlak yang mulia. Bersandarlah kepada Allah dan mintalah senantiasa perlindunganNya dari segala bencana dan penderitaan. Jangan berharap pertolongan dan perlindungan dari siapapun kecuali hanya kepada Allah.' (Ali bin Abi Thalib).

Wassalam,


http://www.facebook.com/notes/melati/akibat-bermain-api/172597082778675

Mahalnya Harga diri ...


Diambil : dari Moeslim Blog

Apalah artinya punya rumah lapang kalau hati sempit!? Apalah artinya penampilan yang indah tapi berhati busuk!? Apalah gunanya harta banyak tapi hati selalu merasa miskin!? Apalah manfaatnya segalanya ada tapi hati selalu tak tenang? Apalah artinya makanan enak dan mahal kalau hati sedang dongkol, memang segala-galanya sangat tergantung kepada hati kita sendiri.
Sayang seribu sayang kita amat sibuk memperindah rumah, tubuh, penampilan, tapi tidak pernah sibuk memperindah Qalbu. Kita sibuk memperkaya harta tapi jarang memperkaya hati, maka tidak usah heran kalau hidup ini hanya perpindahan dari derita ke sengsara, dari gelisah ke nestapa, dari resah ke musibah, seperti tiada berujung walaupun sudah mendatangi tempat manapun, memiliki apapun, memakan segala apapun.
Padahal Rosululloh shollohu alaihi wasallam bersabda, "Ketahuilah bahwa dalam tubuh ini ada segumpal daging . jikalau baik hal tesebut maka akan baiklah sekujur tubuhnya, begitupun kalau buruk maka akan buruklah seluruh sikapnya, itulah yang dinamakan qalbu" (HR. Bukhari Muslim).
saudaraku sekalian, adalah mimpi di siang bolong, kalau kita ingin merasakan hidup bahagia yang asli tanpa kita mengetahui bagaimana caranya hidup dengan memelihara qalbu kita ini. Dijamin seratus persen tidak akan pernah merasakan kebahagiaan maupun kemuliaan tanpa kesungguhan menata hati ini.
Salah satu biang busuknya hati kita ini adalah kalau sudah tertipu dalam mencari harta. Seakan hidup hanya akan terhormat dan terjamin dengan banyak uang, sehingga tidak peduli lagi halal haramnya. Bagi yang tidak punya uang pun tidak kalah salahnya, ada sebagian dari kita yang sering mencari jalan pintas, ingin untung besar dengan cara enteng, sehingga selain tidak berharta juga tidak punya harga diri.
Justru sering kita saksikan orang jadi hina dan sengsara oleh limpahan harta dan kedudukannya sendiri yang tentu karena diperolehnya dengan cara yang tidak benar.
Sepatutnya kalau harta kita tidak banyak maka perkayalah batin kita sehingga tetap terhormat, tidak menjadi peminta-minta, atau benalu bagi yang lain (lihatlah para koruptor, ataupun pejabat yang menyelewengkan amanahnya,
sesungguhnya harta mereka sudah melimpah tapi disiksa dan dihinakan oleh Alloh dengan kemiskinan di hatinya sehingga terus saja meminta-minta, menghisap sana sini bahkan kepada rakyat kecil sekalipun dengan menggadaikan harga dirinya, perbuatan ini sungguh hina dan patut kita kasihani).
Orang yang rizkinya masih pas-pasan bisa jadi lebih mulia dan terhormat kalau dapat menjaga harga dirinya. Maka, marilah dengan sekuat tenaga kita jangan sampai  menghinakan diri sebagai peminta-minta, apalagi memeras keringat orang dengan cara yang tidak halal, sungguh aib. Percayalah rizki dari Alloh sangat melimpah, tidak akan tertukar, lihat kerbau saja yang tidak sekolah rizkinya tetap tercukupi, apalagi diri kita manusia yang diberi akal dan iman, niscaya kita akan bertemu dengan rizki dalam keadaan terhormat.
Marilah saudaraku kita singsingkan lengan lebih serius, kita simbahkan keringat kerja keras kita di jalan yang halal, didampingi dengan ibadah dan do'a kita dengan sungguh-sungguh, jangan risaukan cemoohan orang tentang harta atau rumah kita yang sederhana dan tidak berharga yang penting kita bisa mewariskan yang termahal bagi keluarga, anak-anak, dan lingkungan kita yaitu hidup dengan memiliki harga diri, tidak pernah mau hidup menjadi beban dan benalu bagi orang lain. Karena harga diri itu mahal nilainya***

wallahu a'lam bishowab..           


Siapakah Yang Paling Dekat Dengan Allah


Bismillaahirrahmanirrakhiim....

Allah adalah Nur (cahaya di atas segala cahaya)
Kalau matahari di siang hari bersinar dengan terangnya dan rumah2 yang terbuka jendala2nya dan sinar matahari masuk kedalam nya maka orang2 yang ada di dalam rumah bisa dengan mudah melakukan pekerjaan2 mereka, dan ketika matahari bersinar akan tetapi orang2 yang ada di dalam rumah menutup jendala rapat2 sehingga tidak sedikitpun cahaya yang masuk ke dalamnya, sehingga rumah tersebut gelap gulita dan menyebabkan orang2 yang berada di dalamnya tidak bisa bekerja, ini semua bukan kekurangan atau kesalahan matahari akan tetapi kekurangan dan kesalahan orang2 yang berada di dalam rumah tersebut, karena tidak mau membuka jendela2 rumahnya….
Allah adalah Nur (cahaya yang lebih baik/di atas segala cahaya) yang terang utk dirinya sendiri dan menerangi yang lainnya…
dan beruntunglah orang2 yang mau membuka jendela2 rumah (hati) nya, sehingga bisa menikmati rahmat dan kasih sayangNya…..
ada beberapa contoh yang bisa kita pakai untuk mengukur bagaimana kedekatan kita kepada Allah dan apakah Allah jauh dari kita itu berarti Allah tinggal jauh dari kita….
ada sebuah perbandingan antara 5 orang yang mana di antara dari mereka adalah orang yang paling dekat dengan Alquran… orang2nya adalah sebagai berikut dan mereka semua membawa Alquran:
orang:
1) tidak bisa membaca alQuran akan tetapi Al-quran di tangannya…
2) bisa membaca al-Quran akan tetapi tidak bisa mengartikannya (al-quran jg berada di tangannya)….
3) bisa membaca al-Quran dan bisa mengartikannya , akan tetapi tidak bisa menafsirkannya (al-quran jg berada di tangannya)….
4) bisa membaca al-Quran, bisa mengartikannya dan bisa menafsirkannya akan tetapi tidak bisa mengamalkannya (al-Quran juga berada di tangannya)….
 5) bisa membaca al-Quran, bisa mengartikannya, bisa menafsirkannya dan bisa jg mengamalkannya (al-Quran berada di tangannya)…
dalam penglihatan secara dhohiri al-quran sama2 berada di tangan mereka (5 orang) semua akan tetapi secara maknawi orang kelima yang paling dekat dengan al-Quran karena bisa benar2 bicara dengan al-Quran, dan bisa memahami al-Quran dng sempurna………..
Allah bersama kita dimana saja kita berada..
Allah lebih dekat kepada kita dari pada urat nadi kita kepada kita…..
Allah lebih dekat kepada kita daripada kita dengan nyawa kita……
tapi secara maknawi seberapa dekatkah kita kepada Allah?
contoh yang ada di atas bisa kita pakai untuk mencontohkan seberapa kedekatan kita dengan Allah….
apakah kita telah mengetahui Allah?
apakah kita telah mengenal Allah?
apakah kita telah mengetahui untuk apa Allah menciptakan kita?
apakah kita telah mengetahui apa yang diinginkan Allah dari kita?
apakah kita telah mengetahui apa2 yang mengeluarkan kita dari agama Allah sehingga kita bisa menjaga diri dari itu semua?
Seberapa dekat kita dengan Allah...??!
Carilah jawabannya pada hati nurani,,,resapilah dan kemudian renungkanlah ...
Usaha Atas Iman.


http://www.facebook.com/notes/melati/siapakah-yang-paling-dekat-dengan-allah/171785122859871