Mengenai Saya

Foto saya
Malang, East Java, Indonesia
Uhibbuka Fillah...

Laman

Selasa, 07 Desember 2010

5 Faktor Berfikir Keliru

Berfikir merupakan fitrah manusia, tapi manusia dalam menjalankan fitrahnya ini tidak terjamin kebenarannya, maka dari itu hasil pemikiran selalu ada dua kemungkinan yaitu benar dan salah. Untuk menghindari kesalahan dalam berfikir maka ada baiknya mengetahui beberapa faktor penyebab kesalahan berfikir yang harus di perhatikan, diantaranya adalah : 1. Bersandar pada Prasangka, bukan pada Pengetahuan yang pasti Prasangka, merupakan penyebab utama dalam kekeliruan berfikir, sebab dalam berprasangka itu, kesimpulan di ambil tidaklah berdasarkan ilmu berfikir yang ada, melaikan berdasarkan suka atau tidaknya yang berfikir kepada sesuatu yang difikirkan itu, sehingga kesimpulan lebih di dasari oleh prasangka semata bukan kepada bukti-bukti yang ada. Al-quran sendiri mengingatkan kita tentang bahaya prasangka ini dalam surat al-An’am, ayat 116. “Dan jika kamu menuruti kebanyakan orang, niscaya mereka akan menjauhkanmu dari jalan yang benar. Mereka tidak lain hanyalah mengikuti prasangka belaka” Dan al-Quran pun melarang keras kita untuk mengikuti prasangka dalam surat al-Isra’, ayat 36. “Dan jangalah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan, dan hati, semuanya itu akan dimintai pertanggungjawabanya. 2. Prasangka dan Hawa Nafsu Seringkali ketika berfikir kita tidaklah menggedepankan bukti-bukti yang ada ataupun berfikir secara logis namun selalu saja kita menggedepankan hawa nafsu, sehingga kesimpulan yang diambil bukanlah dari hasil cara berfikir yang logis melainkan lebih cenderung kepada apa yang disukain hawa nafsunya atau tidak. Oleh sebab itu al-Quran hawa nafsu dan bersandar kepada prasangka merupakan suatu sumber kesalahan, sebagaimana yang disampaikan dalam surat an-Najm, ayat 23. “Mereka hanyalah mengikuti persangkaan dan apa yang diingini hawa nafsu mereka.” 3. Tergesa-gesa Untuk menyimpulkan suatu persoalan kita harus memiliki bukti yang cukup terlebih dauhulu sebelum mengambil kesimpulan, sebab apabila dilakukan secara tergesa-gesa tanpa bukti yang cukup, bisa jadi kesimpulan yang kita bikin itu tidaklah akurat atau besar kemungkinannya adalah salah. Ketika menyimpulkan sesuatu dengan tergesa-gesa sebelum bukti tercukupi maka hal ini sama dengan kita menyimpulkan sesuatu yang sebenarnya belum kita ketahui secara utuh dan hal ini oleh al-Quran termasuk dalam kategori mendustakan sebagaimana dalam surat Yunus, ayat : 39. “Yang sebenarnya, mereka mendustakan apa yang mereka belum ketahui dengan pasti.” 4. Berfikir Tradisional dan Melihat ke Masa lalu Manusia lebih cenderung untuk menerima gagasan atau kepercayaan yang di wariskan oleh generasi sebelumnya, bahkan kadang kala dengan membabi buta untuk menerimanya secara utuh dan tidak bisa di ganggu gugat. Tanpa perlu lagi mempertanyakan atau mencoba mengoreksi lagi kebenaran atau kesalahan dari gagasan atau kepercayaan warisan tersebut. Dalam hal ini al-Quran suci mengingatkan manusia agar tidak menerima warisan dari generasi sebelumnya tanpa menelitinya secara seksama terlebih dahulu, seperti tertulis dalam surat al-Baqarah, ayat 170. “Tetapi kami hanya mengikuti apa yang telah kami dapati pada nenek moyang kami. Walaupun nenek moyang mereka itu tidak mengetahui apa pun dan tidak mendapatkan petunjuk?” 5. Memuja Tokoh Pemujaan terhadap tokoh ini sangat sering terjadi, akibat sang tokoh begitu di hormati dan di kultuskan, sehingga apa pun yang di sampaikan oleh si tokoh akan di anggap sebagai sebuah kebenaran tanpa perlu adanya koreksi ataupun kritik terhadapnya. Sehingga pemikiran-pemikiran tokoh mempengaruhi dan kehendak orang. Orang berfikir seperti pikiran tokoh dan tidak berani untuk beda ataupun menampilkan pemikiran yang independent. Dengan berbuat demikian maka besar kemungkinan kita akan melakukan kesalahan tanpa adanya koreksi dan memungkinkan kita mendapatkan nasib buruk. Dalam al-Quran dikatakan bahwa pada hari Pengadilan orang-orang sesat akan berkata seperti dalam surat al-Ahzab, ayat 67. “Ya Tuhan kami, sesungguhnya kami telah menaati pemimpin-pemimpin dan pembesar-pembesar kami, lalu mereka menyesatkan kami dari jalan yang benar.”


 http://www.facebook.com/notes/melati/5-faktor-berfikir-keliru/166861786685538