Mengenai Saya

Foto saya
Malang, East Java, Indonesia
Uhibbuka Fillah...

Laman

Selasa, 07 Desember 2010

Antara "Setan" dan "Syaitan"

Setan, setiap kali membicarakan setan pastilah yang muncul pertama kali dalam benak kita adalah pocongan, kuntilanak, gondoruwo, tuyul, dan lain sebainya yang identik dengan mahluk halus yang menghantui kita. Hal itu sebenarnya tidak salah, karena di dalam Kamus besar bahasa indonesiapun “setan” sendiri dimaknakan dengan roh jahat (yg selalu menggoda manusia supaya berlaku jahat); sehingga dengan berpegangan pada makna kata setan dalam kamus Bahasa Indonesia, banyak dari kita yang mengartikan setan sebagai kata benda ( Noun ). Lalau bagaiman bila di lihat dari akar katanya sendiri? Kata “setan” atau “Syaithaan” ( dalam bahasa Arab ) di sadur dari bahasa Ibrani yang mempunyai arti lawan atau musuh. Dan kata setan ini telah di kenal oleh bangsa Yahudi sebelum adanya Agama Nasrani dan Islam, hal ini menurut ‘Abbas Mahmud al – ‘Aqqaad dalam bukunya yang berjudul “Iblis”. Meskipun masih menurut beliau, bahwa pendapat ini tidak dapat di buktikan karena orang Yahudi mengenal kata “setan” dan menggunakan kata “setan” untuk tingkah laku manusia yang “jahat” setelah mereka berhijrah ke Babel ( Babylonia ) Di lain pihak, para pakar Mesir yang kenamaan menyebutkan bahwa kata “setan” / “syaithan” berasal dari bahasa Arab sangat tua yang asli, hal ini di buktikan dengan adanya sekian kata bahasa Arab asli yang dapat di bentuk dengan kata “Syaithan”, misalnya : “syathatha – syaatha – syawatha – syathana “ yang kesemuanya mengandung makna “Jauh – Sesat – Berkobar dan Terbakar atau Extrem” Seorang pakar bahasa “al Jauhari” ( w.1005 ) menjelaskan dari segi makna bahwa, setiap sesuatu yang membangkang dari perintah Allah, baik jin ataupun manusia, di namakana “Syaithan.” Sedangkan dalam bukunya “Yang Tersembunyi”, H 128, DR Quraish shihab menggatakan bahwa dari sekian banyak ayat al Qur’an dan Hadis, ternyata kata “setan”tidak terbatas pada kata benda tapi pada kata sifat / perilaku yang buruk / tidak menyenangkan / tercela / dan juga lambang kejahatan. Dalam kamus karya Ahmad Ibn Muhammad A’li al Fayyuumi (w.1368 ) yaitu Al-Misbah al-Munir, dijelaskan bahwa kata “setan” bisa jadi di ambil dari akar kata “ Syathana” yang menyerupai arti “jauh”. Sementara itu di dalam al-Quran sendiri kata “Syaitan” (الشيطان, شيطن) tercatat sejumlah 61 ayat dalam 32 surat, yaitu : 1. al-Baqoroh : 36, 168, 208, 268, dan 275; 2. Ali ‘Imron : 36, 155, dan 175; 3. an-Nisa’ : 36, 60, 76, 83, 117, 119, dan 120; 4. al-Ma’idah : 90 dan 91; 5. al-An ‘am : 43, 68, dan 142; 6. al-A’raf : 20, 22, 27, 175, 200, dan 201; 7. al-Anfal : 11 dan 48; 8. Yusuf : 5, 42, dan 100; 9. Ibrohim : 22; 10. al-Hijr : 17; 11. an-Nahl : 63 dan 98; 12. al-Isro’ : 27 dan 53; 13. al-Kahfi : 63; 14. Maryam : 44 dan 45; 15. Thoha : 120; 16. al-Hajj : 3, 52, dan 53; 17. an-Nur : 21; 18. al-Furqon : 29; 19. an-Naml : 24; 20. al-Qoshosh : 15; 21. al-‘Ankabut : 38; 22. Luqman : 21; 23. Fathir : 6; 24. Yasin : 60; 25. ash-Shaffat : 7; 26. shad : 41; 27. Fushshilat : 36; 28. az-Zukhruf : 36 dan 62; 29. Muhammad : 25; 30. al-Mujadilah : 19; 31. al-Hasyr : 16; serta 32. at-Takwir : 25. Sehingga kata “setan” atau “syaitan” (شيطن) di ambil dari kata “Syathana” (شطن) yang mashdarnya “syathnan” (شطنا) yang artinya menentang, menyalahi atau ingkar. Dalam Tafsir al-Mishbah dan Tafsir Ibnu Katsir disebutkan bahwa pengertian “syaitan” menurut bahasa adalah suatu sifat yang ada dalam diri mahluk, yaitu Jin dan Manusia yang selalu membawa pada kesesatan, menentang perintah kebaikan, menyalahai aturan-aturan Allah dan ingkar kepada-Nya. Dari beberapa makna kata dari “setan” di atas maka apabila merujuk pada kamus bahasa Indonesia maka kata “setan” akan di maknai dengan roh jahat yang menganggu manusia dalam berbagai macam bentuk yang sangat menyeramkan seperti kuntilanak, pocong, gondoruwo, suster ngesot, wewe gombel, Sundel bolong, Tuyul, Kemangmang, Orang bunian, Siluman, Leyak, Rangda, Kuyang, Palasik, Jenglot dan Lain-lain. Akan tetapi apabila kata “setan” itu bila kita pahami seperti pada kamus bahasa Indonesia yang diambil dari bahasa Arab, maka akan tidak sesuai artinya dengan bahasa Arab, bila yang dimaksud adalah serapan dari kata Arab “syathana” (شطن) seperti yang telah di jelaskan di atas yang berarti menentang, menyalahi atupun ingkar. Dan merupakan sebagai kata sifat yang bisa di sematkan kepada setiap mahluk baik manusia, jin ataupun hewan yang berkelakuan buruk dan bukan merupakan kata benda seperti penggunaan kata “setan” dalam kamus bahasa Indonesia. Sebagai orang Indonesia dan yang berkomunikasi dengan bahasa Indonesia tentu kita tidak dapat mengingkari arti bahasa dalam Kamus besar Bahasa Indonesia yang telah di susun oleh tokoh-tokoh besar kita namun juga sebagai seorang muslim kita tentu tidak bisa mengindahkan maksud dan arti kata yang terdapat di dalam al-Quran. Dan mungkin yang sering terjadi adalah kesalah pahaman kita dalam memaknai penggunaan kata antara “setan” dan “syaitan”. Sering kali kita bermaksud dengan arti kata “syaitan” akan tetapi orang yang menangkap kata itu menerjemahkannya “setan” dan kemudian merujuk pada kamus besar Bahasa Indonesia, sehingga maksud antara yang menyampaikan dan yang memahami kata berbeda, ataupun mungkin sebaliknya. Jadi dapat diambil kesimpulan bahwa kata “setan” dan “syaitan” itu adalah dua kata yang berbeda dan memliki arti yang berbeda pula, kata “setan” berati roh jahat (yg selalu menggoda manusia supaya berlaku jahat); sehingga dengan berpegangan pada makna kata setan dalam kamus Bahasa Indonesia, banyak dari kita yang mengartikan setan sebagai kata benda ( Noun ). Sedangkan “syaitan” (شيطن) menurut beberapa ahli bahasa merupakan diambil dari kata “Syathana” (شطن) yang mashdarnya “syathnan” (شطنا) yang artinya menentang, menyalahi atau ingkar. Dan merupakan kata sifat yang dapat di sematkan pada mahluk, baik itu Jin, Manuisa ataupun Binatang. Sehingga tidak bisa digunakan kata “setan” untuk maksud “syaitan” ataupun sebaliknya, walaupun kata “setan” itu sendiri merupakan serapan dari kata “syaitan” namun tetap keduanya memiliki arti yang berbeda. Maka dari itu ada baiknya kita menggunakan kata "setan" dan "Syaitan", secara berbeda pula untuk memudahkan dalam mencerna maknanya. *sumber : 1.Kamus besar bahasa Indonesia 2.http://m-irsyad.blogspot.com/2010/04/s-e-t-n.html 3.http://bardawi212.wordpress.com/2008/05/05/kata-jin-syaitan-dan-iblis-dalam-al-qur’an/ 


http://www.facebook.com/notes/melati/antara-setan-dan-syaitan/166684093369974