Mengenai Saya

Foto saya
Malang, East Java, Indonesia
Uhibbuka Fillah...

Laman

Rabu, 09 Maret 2011

== Mana yang Lebih Baik?? Orang Miskin yang Sabar atau Orang Kaya yang Bersyukur ==


Rasulullah Muhammad SAW bersabda pada empat belas abad yang lalu, “Demi Allah, saya tidak takut dengan kemiskinan kalian, akan tetapi saya takut jikalau dunia menjadi lapang bagi kalian sebagaimana umat sebelum kalian sehingga mereka saling memperebutkannya”.
Ibnu Qutaibah dan jamaahnya berpendapat bahwa orang kaya yang bersyukur lebih baik.
Jika kita runut kebelakang, kita akan temukan orang-orang miskin yang sabar, bahkan yang berpredikat nabi sekalipun. Mereka adalah: Isa bin Maryam AS, Yahya bin Zakaria AS, Ali bin Abi Thalib, Abi Dzar Al-Ghifari, Mush’ab bin Umair, Salman Al-Farisi Radhiyallahu ‘Anhum.
Sebaliknya juga ada orang-orang kaya yang bersyukur, seperti: Ibrahim AS, Ayub AS, Dawud AS, Sulaiman AS, Usman bin Affan, Abdurrahman bin Auf, Talhah, Zubeir, Sa’ad bin Muadz Radhiyallahu ‘Anhum, dan masih banyak lagi.
Lalu mana yang paling baik?
Kalau kebenaran kita sandarkan hanya pada akal, jawaban tersebut tidak akan ditemukan. Tetapi jika standar kebenaran adalah Al-Qur’an, jawaban tersebut sangat jelas.
Allah swt berfirman,“Sesungguhnya orang yang paling mulia disisi Allah adalah yang paling bertakwa diantara kalian” (QS. Al-Hujurat: 13).
Lalu, seperti apa takwa yang diinginkan Islam? Kalau kita kembali runut dalam Al-Qur’an jawabannya akan semakin terlihat. Allah swt berfirman,“Maka bertakwalah sesuai kadar kemampuan kalian” (QS. At-Taghabun: 16).
Artinya stressing point dari lafal “takwa” adalah proses, dalam hal ini adalah usaha. Yakni usaha seorang hamba untuk mentaati perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya (lih. QS. Al-Hasr: 7). Artinya, kebaikan bukan terletak pada kaya-miskinnya, tetapi lebih pada syukur dan sabarnya.
Bertolak dari hal ini, maka kita akan temukan golongan ketiga yang sangat sulit untuk dicari di zaman ini. Golongan ini mendapat dua predikat sekaligus; miskin dan kaya. Karena kesederhanaannya golongan ini terlihat miskin, disisi lain merupakan golongan orang yang berada dengan pendapatan yang melimpah. Dia adalah Nabi kita Muhammad SAW. Wallahu a’lam.
(Lih. Majmû’ Fatâwa Ibnu Taimiyah, Bab Al-Adâb wa Al-Tashawwuf, Fasl: Ayyu huma Afdhal; Al-Faqîr Al-Shâbir Aw Al-Ghaniy Al-Syâkir)
Dikisahkan seorang sahabat Rasul SAW, Ubay bin Ka’ab pernah memberikan gambaran yang jelas tentang hakikat taqwa. Pada waktu itu, Umar bin Khaththab bertanya kepada Ubay tentang apa itu taqwa. Ubay balik bertanya : “Apakah Anda tidak pernah berjalan di tempat yang penuh duri?” Umar menjawab : “Ya.” Ubay bertanya lagi : “Lalu Anda berbuat apa?” Umar menjawab: “Saya sangat hati-hati dan bersungguh-sungguh menyelamatkan diri dari duri itu.” Ubay menimpali : “Itulah (contoh) taqwa.”
Sedangkan, Ibnul Qayyim Al-Jauziyah menyatakan bahwa orang bertaqwa adalah orang yang telah menjadikan tabir penjaga antara dirinya dan neraka. Orang bertaqwa berarti dia telah mengetahui hal-hal apa saja yang menyebabkan Allah murka dan menghukumnya di neraka. Selain itu, ia juga harus mengetahui batasan-batasan (aturan-aturan) Allah yang diturunkan kepada Rasul-Nya.
Barang siapa bertaqwa kepada Allah, niscaya Dia akan   mengadakan jalan keluar baginya dan memberi rizki dari arah yang tidak disangka-sangka (Q.S. At-Thalaq : 2-3).
Seorang hamba tidak dapat mencapai derajat taqwa (muttaqin) sehingga meninggalkan apa yang tidak berdosa , semata-mata karena khawatir terjerumus dalam dosa (H.R. At-Tirmidzi, Ibnu Majah)
Rasulullah SAW bersabda:"Sabar yang sebenarnya ialah sabar pada saat bermula(pertama kali) tertimpa musibah" (HR.Bukhari)
Rasulullah Saw bersabda: “Bergaullah dengan orang yang apabila engkau memandangnya, dia akan mengingatkanmu kepada Allah, sedangkan perkataannya dapat menambah ilmumu, dan perbuatannya akan membantumu cenderung beramal untuk akhirat.” (Hadits)
Barangsiapa diuji lalu bersabar, diberi lalu bersyukur, dizalimi lalu memaafkan dan menzalimi lalu beristighfar maka bagi mereka keselamatan dan mereka tergolong orang-orang yang memperoleh hidayah. (HR. Al-Baihaqi)
Rasul mengatakan: “Man lam yaskuril qalil lam yasykuril katsir” (Siapa yang tidak bisa mensyukuri nikmat yang sedikit, dia tidak akan mensyukuri yang banyak).
Allah berjanji siapa yang mensyukuri nikmat-Nya, pasti Allah akan menambahnya lebih banyak lagi. La in syakartum la azidannakum wa la in kafartum inna adzabi la syadid (QS Ibrahim/14: 7)


http://www.facebook.com/notes/renungan-n-kisah-inspiratif/-mana-yang-lebih-baik-orang-miskin-yang-sabar-atau-orang-kaya-yang-bersyukur-/10150141380551042

Kehancuran cinta yang membawa berkah


*¨*•.¸¸¸¸.•*¨*•♫♥♥♥♥♥♥♫•*¨•.¸¸¸¸.•*¨*•♫♥♥♥♥♥♥♥♥♥
Rintik hujan terdengar berirama membawa ketentraman dalam jiwa, dimana siang hari itu sinar sang matahari seperti terhalang oleh pekatnya awan hitam, desir angin yang dingin meliung masuk melalui cela-cela kecil sebuah rumah yang sederhana.
Seorang wanita berjilbab dan memakai jaket tebal duduk disofa ruang tamu rumah sederhana itu, desir angin yang dingin tak sedikitpun ia hiraukan, begitu asyik kedua matanya yang sayu menatap Koran yang sedang ia baca, sesekali ia mengankat sebelah alisnya menandakan begitu serius ia membaca Koran pagi yang baru ia beli seolah ia berenang dalam barisan berita hangat yang sedang ia baca.
Setalah beberapa lama ketenangan dalam hembusan angin yang dingin menyelimuti suasana rumah yang sederhana itu, tiba-tiba sesuatu yang tak terduga terjadi.
 BLARR….”"
Seorang gadis yang lebih muda darinya membanting pintu dengan keras sambil menangis tersedu-sedu berlari masuk kekamar yang ada di ruang tengah, seketika suasana yang penuh ketenangan dan kedamaian hancur bagaikan diterjang badai.
Dengan wajah penuh kebingungan perempuan yang ada di ruang tamu itu meletakkan Koran diatas meja kemudian berjalan menuju ruang tengah hendak menyusul kekamar seorang gadis yang sedang menagis tersedu-sedu yang tidak lain adalah adiknya sendiri.
Tanpa basa basi ia masuk kekamar ruang tengah itu, ia dekati adiknya yang sedang terlentang diatas tempat tidur sambil menangis tersedu-sedu, dengan ucapan penuh kasih sayang seorang kaka`, ia mencoba bertanya bermaksud untuk menenangkannya.
Kamu kenapa dek Ulfa…?? Kenapa kamu menangis…??
Kaka`….. hik…hik…hik..”"
Jawab-nya dengan tangis semakin meladak sembil memluk kaka`nya erat-erat, dengan penuh kasih sayang  sang kaka` mencoba menenangkan nya serta mengulangi pertanyaan nya sambil mengelus-elus rambut adiknya yang indah dan panjang bagaikan mahkota sang bidadari.
Kamu kenapa dek Ulfa…??   Apa yang membuat mu seperti ini…??
Aku putus dengan fiki…ka`….”" hik…hik…hik..”"
Jawabnya dengan suara yang terputus-putus, seraya tangisnya semakin meledak-ledak dan memeluk kaka`-nya semakin erat, sang kaka` hanya tersenyum mendengarkan jawaban adiknya.
Ooo… jadi Cuma itu masalahnya….??
Iya udah menkhianati aku ka`..!”
Mulutnya  mengisak dan matanya  menangis tiada henti..“
Terus kenapa adik menangis….?? seharusnya kamu tegar dan harusnya adik Ulfa ni…senang….”“
maksud kaka` apa ko` aku harus seneng aku sedih ka`…!”“
tahan emosi kamu dengerin kaka` dulu dong…..” didunia ini siapa yang paling kamu cintai jujur saja”“
aku memang masih mencintai pengkhianat itu ka`….!”“
Oooh, begitu…. jadi adik Ulfa… lebih mencintainya dari pada mencintai Allah dan  Rasulullah apakah adik Ulfa… juga tidak tiga kali mencintai ibu kita dari pada ayah kita ?”“
dan pernah kah adik menangis karna cinta kepada alloh…” pernah kah adik bersedih karna rindu pada rosululloh…” pernah kah orang yang adik cintai memberi kasih saying melebihi kasih sayang seorang ibu…”
Kata sang kaka` dengan tegas berusaha memberi pangertian pada adik kesayangannya.
maksud kaka`?”“
begini adikku yang manis….”"  Adik.. boleh mencintai yang lain selain Allah tapi jangan sampai adik terlena oleh cinta selain alloh karna adik akan  di mabuk oleh  syahwat..yang sengaja setan hias sedemikian rupa!!!”“
lalu bagaimana cara Ulfa.. mencintai-Nya ka`…?? Aku selalu meninggalkan perintah-Nya dan menjalani larangan-Nya?”“
Jangan berputus asa adikku. Lebih baik mulai sekarang kau memakai jilbab, membatasi pergaulan dengan laki-laki, mengerjakkan solat baik fardu atau jika kau sanggup kerjakanlah yang sunnah jangan bolong-bolong ya….. nah jika adik lakukan itu semua  adik pasti bisa   mencintai Allah lebih dari segalanya…!”
perkataan kaka`-nya membuat dingin kepala dan menyejukkan hatinya. Membuatnya tersadar dari kehidupan yang selama ini membelenggunya.


http://www.facebook.com/notes/renungan-n-kisah-inspiratif/kehancuran-cinta-yang-membawa-berkah/10150140920811042

BERTAUBATLAH, MESKI BERKALI-KALI TERJEBAK DALAM DOSA YANG SAMA


*¨*•.¸¸¸¸.•*¨*•♫♥♥♥♥♥♥♫•*¨•.¸¸¸¸.•*¨*•♫♥♥♥♥♥♥♥♥♥
Tentu, sangatlah besar dosa orang yang menunda-nunda taubat, atau yang sengaja berniat melakukan dosa, untuk kemudian bertaubat atas dosanya itu. Kita sama sekali tidak dianjurkan melakukan hal itu. Namun, kelamahan jiwa kita sebagai manusia, kadang menjebak kita dalam perbuatan dosa yang sama hingga berkali-kali, dan kita senantiasa bertaubat atas dosa tersebut.
 Apakah dalam kondisi demikian kita layak terus bertaubat?
YA, bahkan itu HARUS DILAKUKAN. Meski itu terjadi berkali-kali, seperti disebutkan dalam sebuah hadits qudsi, di mana Allöh berfirman, “Seorang hamba melakukan dosa dan berdo’a, ‘
Ya Robbi, aku telah melakukan dosa maka ampunilah aku.’
 Robbnya berfirman, ‘Hamba-Ku mengetahui bahwa dia mempunyai Robb yang akan mengampuni dan menghapus dosanya, maka Aku ampuni hamba-Ku itu”
 Kemudian waktu berjalan dan orang itu tetap seperti itu hingga masa yang telah ditentukan Allöh, hingga orang itu kembali melakukan dosa yang lain. Orang itupun kembali berdo’a, ‘Ya Robbi, aku kembali melakukan dosa, maka ampunilah dosaku.’
Allah berfirman, ‘Hamba-Ku mengetahui bahwa dia mempunyai Robb yang akan mengampuni dan menghapus dosanya, maka Aku ampuni hamba-Ku itu”
Kemudian waktu berjalan dan orang itu tetap seperti itu hingga masa yang telah ditentukan Allah, hingga orang itu kembali melakukan dosa yang lain. Orang itupun kembali berdo’a, ‘Ya Robbi, aku kembali melakukan dosa, maka ampunilah dosaku.’
 Allah berfirman, ‘Hamba-Ku mengetahui bahwa dia mempunyai Robb yang akan mengampuni dan menghapus dosanya, maka Aku ampuni hamba-Ku itu’... dan silahkan dia melakukan apa yang dia mau...” [Diriwayatkan oleh al-Bukhori dan Muslim lihat: al-Lu’lu’ wa al-Marjan (1754) dan lihatlah: Fathul Baari juz 13 hal. 46 dan setelahnya]
Ini fenomena yang umum terjadi, di masa sekarang ini, dimana senantiasa terjadi tarik-menarik antara kubu para pelaku dosa dan kubu orang-orang yang bertaubat. Masing-masing kubu bersenang hati menerima kehadiran kembali seseorang yang selama ini berpisah dari mereka. Orang-orang yang bertaubat senang menerima hadirnya pelaku dosa yang kembali bertaubat atas dosa-dosanya. Begitu pula, para pelaku dosa akan riang gembira menyambut orang sholih yang kembali menggeluti dosa-dosa lainnya.
 Maka, begitu banyak orang yang menjadi korban tarik- menarik itu. Berapa banyak orang sholih yang akhirnya terjebak dalam dosa, yang dari dosa itu dahulu ia pernah bertaubat. Dan sayangnya, itu terjadi berkali-kali sepanjang hidupnya. Namun, selama ia tulus bertaubat dan ingin memperbaiki diri, tak ada istilah pintu taubat tertutup baginya, selama nyawa belum sampai di kerongkongan, atau matahari belum terbit dari arah barat.
Sekali lagi, kita sama sekali tidak berhak menunda-nunda taubat, dengan berpegang pada kemurahan Allah, rahmat dan ampunan Allah. Alaöh memang Maha Pemurah, tapi Allah juga Maha Perkasa, Maha Hebat siksa-Nya. Kita harus sadar, bahwa kapanpun maut bisa saja menjemput kita.


http://www.facebook.com/notes/renungan-n-kisah-inspiratif/bertaubatlah-meski-berkali-kali-terjebak-dalam-dosa-yang-sama/10150140898896042

SADARI KEKHILAFAN DIRI


Bismillaahirrahmanirrakhiim...

Oleh: Ustad. Anwar Anshori Mahdum

"Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri
memperhatikan apa yang yang telah di perbuatnya untuk hari esok (akhirat). dan bertaqwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah maha mengetahui apa yang kamu kerjakan". ... See More
Qs. Al-Hasyr [59]:18
Sahabat, ketika cahaya kesadaran datang menghampiri, terasa begitu dalam sesal yang menggumpal di dalam diri. Teringat akan lembaran masa lalu yang kelam, tentang orang-orang yang pernah kita sakiti, tentang prilaku diri yang begitu sering melakukan kekhilafan, tentang bhakti kepada kedua orang tua yang belum kita sempurnakan, tentang cela dan aib diri yang belum sempat kita mohonkan ampunan dan tentang rangkaian perjalanan hidup yang seringkali diselimuti oleh dusta dan kebencian.
Telah begitu panjang perjalanan yang kita lalui, tanpa kita sadari, telah begitu banyak kita menorehkan tinta hitam dalam sejarah kehidupan kita. Astaghfirullah, itulah kalimat yang seharusnya kerap kita ungkapkan, atas kekeliruan hati yang salah dalam memanfaatkan kehidupan.
Ketahuilah sahabat, noda hitam (dosa) yang kita biarkan melekat pada cermin hati kita, ia akan sulit untuk dibersihkan. Rasulullah bersabda: “Sesungguhnya apabila seorang mukmin melakukan dosa, maka dalam hatinya terdapat satu noda hitam. Dan apabila ia bertaubat (kembali ke jalan lurus) dan beristighfar. Noda hitam itu terhapus dari hatinya. Namun apabila dosa itu bertambah, maka noda hitampun bertambah hingga menutupi hatinya.” (Hr.Imam Ahmad dan Ibnu Majah dari Abu Hurairah)
Sungguh..kalaulah kita mau jujur terhadap diri ini, betapa sedikit ketaatan kita kepada-Nya dan begitu sering kita mengkhianati segala kenikmatan yang di berikan-Nya. Tampaknya, kita harus bertanya kepada diri ini, kenapa hati begitu keras membatu, hingga kebenaran tak jua menyatu. Kenapa diri ini begitu bodoh dan tak jua menyadari, padahal, begitu nampak didepan kita hamparan kemaha besaran Allah yang tak tertandingi oleh apapun.
Rasanya tak pantas diri ini selalu mengharap kebaikan, dimana saat yang lain begitu sering kita tampakkan kejelekan. Rasanya tak pastas kita mengharapkan ampunan, sementara pada saat yang sama kita melakukan kemaksiatan. Rasanya tak pantas kita menjadi hamba pilihan, karena segala perintah dan larangan tak jua tergerak untuk kita laksanakan.
Sahabat, Setiap tapak kaki kita yang tertinggal sesungguhnya adalah saksi dari perjalanan hari-hari. Hanya orang yang bodoh yang membiarkan hari-harinya tersia-siakan dengan kebathilan, hanya orang yang jahil yang membiarkan waktu hidupnya tercampakan dengan kelengahan dan merugilah keduanya karena kesempatan yang diberikan Allah tak dimanfaatkan untuk kebaikan. Kita sering mengira, bahwa kita telah melakukan kebaikan.
Mungkin selama ini kita menduga, bahwa kita telah sempurna melakukan ketaatan, merasa sudah begitu banyak menjalankan kebaikan. Tetapi ternyata, semua itu hanyalah fatamorgana. Nampak begitu baik dalam persangkaan kita, ternyata begitu buruk dalam pandangan Allah. Kenapa demikian, karena ketaatan yang kita kerjakan hanyalah sekedar menginginkan pujian dan kebaikan yang kita tunjukan tidak diringi dengan keikhlasan.
Umar Ibn Khattab pernah memberi nasehat; “Hisablah diri kalian sebelum dihisab, timbanglah diri kalian sebelum ditimbang, dan bersiap-siaplah untuk pertunjukan yang agung (hari kiamat), dihari itu kamu dihadapkan kepada pemeriksaan, tiada yang tersembunyi dari amal perbuatan kita barang satupun”. Sahabat, marilah kita bangun sesuatu yang telah kita robohkan, bersihkan aqidah kita yang telah tercemar dengan kemusyrikan.
Jernihkan niat dan tekad yang telah kita keruhkan dengan ketidak ikhlasan. Manfaatkan kesempatan hidup ini selagi masih terbuka pintu harapan Bukalah gerbang kesadaran agar tersibak pintu rahmat dan ampunan. Berbuat baiklah selagi masih punya kesempatan dan bertaubatlah kepada Allah sebelum azal datang menjelang. Tegurlah hati kita yang sedang terlena, agar tidak jatuh terjerat oleh rayuan dunia yang fana. Tegurlah jiwa kita yang gelisah dan goyah, agar tetap menjadi hamba yang mulia.
Sadarilah sahabat, terkadang jiwa kita selalu cenderung pada kelezatan yang sesaat, maka didiklah ia dengan baik agar selalu taat. Temukan jalan kita diantara sekian banyak jalan yang telah membelokkan tujuan hidup kita. Mohonlah selalu hanya kepada Allah agar ditetapkan iman dan Islam kita, sebab itulah jalan yang akan membawa keselamatan dunia dan akhirat.Temukan jalan kita dengan berusaha memahami siapa, dari mana dan mau kemana kita hidup. Ajukan pertanyaan ini kepada bathin kita ini dengan khusu’, Insya Allah kita akan menemukan jawaban itu dengan kejernihan pikiran.
Penting untuk kita renungkan nasehat yang disampaikan oleh Ibnul Qayyim dalam al-fawaid, dia memberi nasehat kepada kita: “Jika pada pagi dan sore hari seorang hmba perhatiannya hanya kapada Allah saja, maka Allah akan menjamin seluruh kebutuhannya dan menanggung semua apa yang di cita-citakannya. Allah juga akan mengosongkan hatinya untuk Ia isi dengan mahabbah-Nya dan menjauhkan lidahnya dari menyebut selain Allah untuk kemudian Ia hiasi dengan zikir kepada-Nya, serta memelihara anggota badannya dari kemaksiatan, sehingga ia bergegas untuk mentaati-Nya.
Sebaliknya, jika sepanjang hari perhatian dan kecenderungan kita hanya kepada dunia, maka Allah akan menimpakan berbagai kesusahan dan kedukaan padanya dan akan menyerahkan persoalannya kepada dirinya sehingga jiwanya hampa daro mahabbah kepada Allah. Lidahnya sibuk dengan menyebut-nyebut selalin Dia dan anggota badannya berat untuk melakukan ketaatan kepada-Nya. Ia akan letih akan letih melayani dunia dan tidak bisa memberi manfaat kepada yang lain. Dengan kata laian, orang yang menolak beribadah kepada Allah dan tidak mencintai-Nya, maka ia akan terjebak kedalam penyembahan dan penghambaan kepada makhluk dan dijadikan oelh Allah sibuk berkhidmat kepada selain-Nya. Allah berfirman:
"Barang siapa yang berpaling dari pengajaran Tuhan yang maha pemurah (al-Qur’an), Kami adakan baginya setan (yang meyesatkan), maka setan itulah yang menjadi teman yang selalu menyertainya" (az-Zukhruf:38).
Maha suci Allah…yang memahami segala aib yang tersembuyi, yang maha penerima taubat orang-orang yang tersesat. Tiada pujian yang pantas kita berikan membandingi pujian kepada-Nya. Semoga Allah menghunjamkan kesadaran dihati kita untuk menyadari kekeliruan, mengampuni setiap kemaksiatan. Bersyukur kepada-Nya yang telah menciptakan kita dengan kemuliaan dan kesempurnan. Semoga Allah swt membimbing kita pada jalan yang dirdhoi-Nya, menjauhkan pada jalan yang di murkai-Nya.Amien...


http://www.facebook.com/notes/melati/sadari-kekhilafan-diri/184050038300046

HATI-HATI JEBAKAN SYETAN


Bismillaahirrahmanirrakhiim....

Engkau mesti berhati-hati dengan jebakan syetan. Syetan suka mendorong dirimu untuk mencegah berniat melakukan amal saleh.
Dia berusaha menghalangimu untuk melaksanakannya secara nyata.Syetan mengetahui bahwa jika orang Mukmin melakukan amal saleh, dia mendapat pahala berlipat. Sebab niat melakukan amal salehnya dihitung sebagai satu kebaikan.
Karena itu syetan tidak rela melihat orang Mukmin mendapat dua pahala sekaligus. Engkau jangan terjebak dalam lamunan. lamunan hanyalah angan-angan melakukan kebaikan tanpa dibarengi dengan tekad untuk melaksanakannya.
Niat yang dihitung sebagai kebaikan adalah niat yang dilaksanakan secara nyata dan niat yang terhalang suatu uzur ketika engkau hendak melaksanakannya ( Tsabit Al-Bannani )
Perbanyaklah niat melakukan kebaikan. Sebab niat melakukan kebaikan termasuk amalan yang baik bagi orang Mukmin.
Berniat melakukan kebaikan adalah perbuatan yang tak tampak sehingga selamat dari riya. Namun inggatlah meskupun niat melakukan kebaikan tidak kelihatan oleh mata , ia dapat terserang penyakit ujub. Hati-hatilah dengan syetan.
Setan selalu mengincar setiap saat. Dia tidak pernah lengah dan tidak mengantuk. Lain halnya dengan dirimu. Kamu mudah lalai dan banyak kantuk. Hanya orang yang mendapat karunia Allah yang selamat dari godaan setan.
Perbanyaklah olehmu memohon perlindungan kepada Allah darinya ( Al-Thai )
Pada zaman sekarang, sangat sedikit orang yang berbuat kebaikan dengan landasan sunnah.
Pada umumnya orang beramal atas dasar hawa nafsu. Mereka lebih suka beramal untuk mendapat pujian.
Baik dari Allah maupun dari manusia. Ketika meninggalkan dosa, mereka takut ejekan manusia, bukan takut kepada Allah atau patuh menjalnkan aturanNya.
Karena itu. Kita pantas mengistimewakan orang yang beramal dengan landasan sunnah. Mereka mempunyai sifat yang unik, yaitu tidak marah ketika keburukannya diceritakan kepada orang lain ( Mu’adz bin Jabal )
Nafsu adalah musuh yang paling sulit ditaklukkan. Ia hampir selalu menang dalam pertarungan.
Jika tidak dikurung dengan iman, dia akan menjadi liar dan beringas. Hanya nafsu yang mendapat kasih sayang Allah yang dapat dikendalikan.
Karena itu waspadalah engkau terhadap nafsu. Sungguh-sungguhlah dalam menghadapinya.
Kobarkanlah semangtmu agar tidak pernah kendur. Sesungguhnnya nafsu selalu punya cara untuk berkilah agar dapat berkehendak bebas.
Tidak ada musuh yang paling sengit menyerangmu selain dari nafsumu sendiri. Ia tidak pernah menyerah dan tidak pernah mau tunduk. Kalaupun terlihat tunduk, ia hanya pura-pura manut.Ia terus-menerus mecari celah kelengahanmu. Berbagai kesempatan selalu digunakan oleh nafsumu untuk menjatuhkanmu ( Al-Hakim Al-Turmudzi )
Ketika engkau sedang papa, nafsumu selalau menjanjikan kezuhudan. Namun ketika engkau banyak harta, ia mendorongmu pada kerakusan.
Ketika engkau belum berjaya, nafsumu selalu menjanjikan kesyukuran. Namun kertika engkau berkuasa, ia mendorongmu pada kekufuran.
Ketika engkau tidak punya jabatan, nafsumu menjanjikan ke hati2an. Namun ketika engkau punya kedudukan, ia mendorongmu pada kegegabahan
Nafsu selalu menjanjikan kesalehan kepadamu ketika dirimu tak punya apa-apa. Sedangkan, ketika engkau banyak harta, ia selalu mendorongmu pada kemaksiatan. ( Al-Muhasibi )
Jihad yang paling besar adalah memerangi hawa nafsunya sendiri...maka berhati hatilah dalam mengendalikan hawa nafsumu.Karna  syetan tidah akan berhenti menggoda manusia untuk berbuat dosa dan maksiat walaupun di balut dengan baju ketaatan,kecuali bagi orang orang yang ikhlas...

Wallahu a"lam bishowab...             


http://www.facebook.com/notes/melati/hati-hati-jebakan-syetan/185144978190552

Tanda Tangan Allah


Bismillaahirrahmaanirrahiim
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
===========================

Setiap pelukis pasti menandai lukisannya dengan tanda tangannya. Seorang Basuki Abdullah misalnya, disetiap lukisannya pasti ada tanda tangannya. Walaupun tanpa tanda tangan Basuki Abdullah pun, sebenarnya para pengamat lukisan pasti dapat mengenal i bahwa itu adalah lukisan karya Basuki Abdullah. Karena setiap pelukis memiliki gaya dan karakter tersendiri yang menjadi cirri lukisannya.
Bagaimana dengan Allah sang Maha Pencipta? Tanpa tanda apapun kita dapat mengenali dan meng-imani bahwa alam semesta ini adalah ciptaanNya. Mengapa? Karena kita tahu dari hasil penelitian selama ini, betapa rumitnya dan betapa teraturnya alam semesta ini, yang menandai bahwa alam semesta beserta isinya adalah buah karya dari sosok sang Maha Pencipta. Tidak mungkin alam semesta yang serumit ini, semuanya berkait berkelindan terajut dengan sempurna, adalah hasil dari kebetulan belaka sebagaimana disangkakan oleh orang-orang atheis.
Lalu, apakah Allah membubuhkan tanda Nya pada makhluk ciptaanNya?? Ya, sahabat semua, Allah tidak lupa membubuhkan tanda tangaNya pada diri manusia. Mengapa? Karena manusia adalah buah karya yang terbesar, sosok makhluk yang diberiNya sebagian dari sifat-sifat Allah sendiri, dan sosok makhluk yang paling indah yang pernah Allah ciptakan. Dengan kata lain, manusia adalah “master piece” atau karya terbesar dari Allah SWT.
Oleh karena itulah dalam diri manusia terdapat tanda tangan Allah. Baik dia kafir maupun beriman, entah Ia percaya akan adanya Allah atau atheis, baik ia menyangka Allah itu Esa ataupun menyangka Allah itu lebih dari satu, baik manusia itu menyangka Allah berbeda dari semua makhluk ataupun orang itu menyangka Allah itu menyerupai manusia.. tetap saja semua memiliki tanda tangan Allah yang sama.
Tanda itu terdapat pada telapak tangan semua manusia. Jika kita lihat pada telapak tangan kanan kita, nampak secara garis besar, guratan garis tangan yang menyerupai tanda “I” dan “Λ” dalam angka arab IΛ adalah symbol angka “18”. Sedangkan pada telapak tangan kiri kita akan nampak secara guratan garis tangan yang menyerupai tanda “Λ” dan “I” dalam angka arab ΛI adalah symbol angka “81”. Mungkin pada beberapa orang ada yang guratan ini tidak jelas atau titik temunya tidak rapat, namun jika kita tilik dengan seksama, tetap saja membentuk tanda “IΛ” dan “ΛI”. Jika kita jumlahkan angka ini 18 + 81 = 99. Angka 99 ini adalah banyaknya nama-nama Allah atau dikenal dengan Asmaul Husna yang disebutkan di dalam Al-Qur’an.
 Mungkin sebagian orang yang skeptic menganggap ini adalah hasil dicocok-cocokan saja, atau buah dari kebetulan saja. Orang seperti ini sama seperti orang atheis tadi yang menganggap kerapihan dan kerumitan alam ini adalah buah dari kebetulan belaka.
Kita ambil perumpamaan jika kita lempar sebuah dadu, terkadang muncul bagian atas adalah no.1, terkadang no. 6 dan terkadang nomer lainnya. Jika kita lempar dadu 3X berturut turut mendapat angka 6 terus, mungkin kita masih bilang itu terjadi kebetulan saja. Tapi bila ratusan kali kita lempar dadu, atau bahkan jutaan dan miliaran kali kita lempar dadu, keluarnya angka 6 terus, pasti Anda akan berkesimpulan dadu ini sudah diakali dan disengaja agar keluar angka 6 terus. Tidak mungkin ini adalah hasil dari kebetulan. Artinya ada keterlibatan oknum berakal dibalik kemunculan dadu yang teratur tsb.
Demikian pula diri manusia. Jika sekali-kali tanda di tangan itu ada, sekali kali tidak ada, maka bolehlah kita mengatakan bahwa tanda itu tercipta karena kebetulan belaka. Tapi jika setiap manusia, milyaran manusia di bumi ini memiliki tanda goresan tangan yang sama, maka pasti ini adalah sesuatu yang disengaja dan diatur.
Jadi sahabat semua, jika dalam diri kita sudah tergores tanda tangan Allah sendiri, yaitu 99 nama Allah, tidak malukah jika kita tidak beriman padaNya? Jika dalam diri kita sudah tergores tanda tangan Allah sendiri, yaitu 99 nama Allah, masihkah kita mencari-cari Tuhan lain selain Allah? Masihkah kita beriman pada nama-nama Tuhan lain selain Allah? Tuhan manakah yang engkau sembah? Tuhan yang memiliki 99 asmaul husna? Ataukah Tuhan yang bapak dan nenek moyang kalian saja yang mengada-adakan? Janganlah engkau membodohi diri sendiri. Renungkanlah dengan hati jernih sahabatku…

Wassalam..semoga bermanfaat


Hidup Bersama Rasul


Bismillaahirrahmaanirrahiim
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
===========================

Muqodimah
Sahabat, sekalian. Sebelumnya Risna mau mengucapkan selamat maulid Nabi buat sahabat sekalian. Sholawat dan salam selalu tercurah kepada junjungan kita nabi besar Muhammad Saw.
“Sesungguhnya Allah dan para Malaikat-NYA membaca shalawat kepada Nabi (SAW); wahai orang-orang yang beriman bacalah sholawat dan sampaikan salam sebaik-baiknya kepada-Nya (Nabi SAW).
Sahabatku yang insya Allah di rahmati Allah. Begitu banyaknya manfaat Sholawat di diri kita jika kita selalu ingat untuk bersholawat. Check this out :
  1. Menenangkan hati, Sahabat tentu akan menjadi lebih tenang jika selalu bersholawat.  Jika sahabat meragukannya, silahkan coba sendiri.
  2. Dalam ceramah maulid nabi semalam mengatakan bahwa Rasullah saw bersabda “ Aku tidak Ikhlas jika umatku tidak masuk ke dalam surga bersamaku”. Subhanallah, begitu cintanya rasul kepada umatnya, sehingga beliau masih memikirkan nasib kita. Sedangkan kita sendiri saja jarang memikirkan diri kita sendiri, apalagi mau memikirkan orang yang mencintai kita.
  3. Sahabat, jika kita mendengar orang menyeru Muhammad, maka sewajarnya kita menyambutnya dengan bersholawat “Shallahu’alahiwasalam” Hal ini untuk menganggungkannya dan membedakan, bahwa Muhammad kita yakini bahwa nabi kita. Menginggat banyaknya orang yang bernama Muhammad. Hal ini untuk membedakan Muhammad orang yang biasa dan Muhammad Baginda Rasul kita.
Namun, barangsiapa yang melalaikan dan enggan untuk bershalawat atas Nabi Muhammad SAW, maka ia juga akan merasakan akibat dan dampak dari kelalaiannya itu. Rasulullah SAW bersabda “Termasuk orang yang bakhil adalah orang yang apabila namaku disebut ia tidak bershalawat atasku.” (HR. Tirmidzi)
  1. Waw, indahnya sholawat di hidup ini jika sahabat merasakannya. Percayalah, gemar bersholawat maka kita insya Allah akan memperoleh kebahagiaan di dunia dan akhirat.
Imam Muhammad al-Baqir berkata bahwa Ra-sulullah saw bersabda: “Siapa yang bershalawat kepadaku dan tidak bershalawat kepada keluar-gaku maka ia tidak akan mencium bau surga, padahal baunya akan tercium sejauh perjalanan 500 tahun.”
Setiap orang yang jatuh cinta tentunya akan selelu menybutkan namanya. Jika sahabat mengaku yakin bahwa sahabat bahwa nabi Muhammad saw adalah nabi terakhir dan sahabat sangat mencintainya. Tentu sahabat akan selalu bersholawat kepada beliau.

Mudah-mudahan kita menjadi sosok yang lebih baik untuk nanti dan esok.
Wassalamulaikum wr. wb.


Aku Pasti Akan Menikah


Bismillaahirrahmaanirrahiim
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
============================

Sebuah motivasi untuk saudariku yg gelisah menunggu datangnya sang pujaan hati.

Dari Seorang Perempuan biasa: for everyone !

Aku akan menikah
Tahun ini juga
Meski belum ada tanda dariNya

Aku akan menikah
Bulan ini juga
Meski belum jelas kepastian dariNya

Aku tetap ingin menikah
Meski banyak hal yang masih samar
Aku akan selalu optimis
Karena keyakinan yang kan membuktikan
Suatu saat ku pasti kan menikah

Baca Qur'an Saja,
Ketika kita merasa jenuh
Baca Qur'an saja, bisa hilang jenuhnya

Ketika kita merasa sepi
Baca Qur'an saja, bisa hilang rasa sepinya

Ketika kita tak bergairah
Baca Qur'an saja, bisa semangat lagi

Ketika segala sesuatu terasa membosankan
Baca Qur'an saja, bisa jadi lain

Ketika kita kebingungan memutuskan sesuatu
Baca Qur'an saja, bisa lebih tenang

Ketika banyak ketidaknyamanan dalam hati kita rasakan
Baca Qur'an saja, beda rasanya...

Baca Qur'an saja bisa merubah semuanya
Bisa buat diri jadi lebih baik
Bisa buat diri jadi yang terbaik
Bisa menghantarkan diri ke kebaikan

Baca Qur'an saja sudah begitu berarti
Belum menghapalkannya
Apalagi mengamalkannya
Subhanallah !

Kupikir..... . pasrah saja

Waktu aku datang ke sebuah undangan silaturahmi
Ku pikir calon suamiku ada di sana
Ternyata tidak ada...

Waktu aku gabung ke dalam kegiatan tarbiyah
Ku pikir calon suamiku ada di situ
Ternyata tidak ada juga...

Ketika aku taaruf
Ku pikir dia calon suamiku
Ternyata bukan

Ketika segala upaya tlah dikerahkan
Ketika berbagai ikhtiar tlah dilalui
Seolah-olah sudah tidak ada jalan lagi
Ya sudah, pasrah saja !

Demi Engkau, ya Robb...

Ya Robb, aku mohon pada Mu
Karena ku tahu hanya Engkau
Yang paling bisa kupercaya

Betapa sayangnya Engkau padaku
Engkau sengaja menunda masa khitbahku
Karena Engkau ingin aku dekat dengan Mu
Hanya dengan Mu saja.....

Engkau sengaja menunda hari bahagia itu
Karena Engkau tahu
Kesendirianku membuat diriku
Akan semakin mengingat Mu

Terima kasih ya Robb...
Engkau memang segalanya bagiku
Dan akan selalu begitu
Sampai tidak ada batas waktu
Bahkan jika akhirnya hari yang kutunggu itu datang
Aku akan tetap memohon
Semoga Kau jodohkan aku dengan seorang
Yang buat aku makin mudah tuk dekat dengan Mu
Lebih mudah untuk istiqomah di jalan Mu
Lebih banyak kebaikan yang kutebarkan
Lebih banyak manfaat yang kupersembahkan
Demi Engkau, ya Robb
Aamiin....

Ikhlas, Sabar, Ridho

Keikhlasan itu datang dalam hatiku
Disaat ku nanti khitbahnya
Kesabaran hadir dalam hatiku
Di saat ku tunggu kepastiannya
Keridhoan itu ada dalam hatiku
Ketika sampai sekarang belum ada kejelasan darinya

Keikhlasan, kesabaran, keridhoan
Semuanya itu tak kan pernah muncul di hatiku
Tanpa kehendak Mu

Ya Allah, semuanya kini terserah pada Mu
Karena ku yakin Engkau tahu jalan yang terbaik
Hanya Engkau yang berhak memberikan yang terbaik
Dan hanya Engkau Maha Menguasai hati

Buat apa tarbiyah ?

Katanya tarbiyah,
Tapi kenapa selalu mengeluh
Merasa tidak enak, mengeluh
Merasa tidak puas, mengeluh

Katanya tarbiyah,
Tapi selalu saja sibuk
Sibuk mengingat kekurangan orang lain
Sibuk menceritakan keburukan orang lain

Alasannya cuma sekedar curhat
Tidak bermaksud negatif, apa bedanya?
Kalau curhat cuma ke satu orang
Tapi kenapa semua orang jadi tahu?

Bukankah tarbiyah itu seharusnya menambah ilmu?
Bukankah kita yang bertarbiyah ini seharusnya berilmu?
Bukankah tarbiyah mengajarkan supaya jadi lebih pemaaf?
Bukankah tarbiyah mendidik supaya jadi lebih solutif?

Ternyata yang penting bukan tarbiyahnya
Tapi kemauan merubah diri ?tuk selalu menjadi lebih baik
Jadi, buat apa tarbiyah kalau akhirnya orang lain jadi sakit?

Terserah kamu...

Aku ada di sini, kamu ngga ada
Aku cari kamu di sana, tapi kamu ngga ada
Aku sampai datang ke sana, kamu ngga ada
Aku jauh-jauh ke sana, kamu ngga ada

Kamu jauh sih...
Lalu, kapan kita ketemunya?
Maunya aku hari ini juga
Sekarang juga, saat ini juga

Siap kah kamu ?
Walau hanya silaturahmi saja?
Syukur-syukur kalau jadi khitbah
Kalau ngga, tidak jadi masalah, bukan?

Kamu takut ditolak?
Kamu masih minder?
Kamu masih mikir finansial?
Kamu masih ragu?

Pasti segudang alasan yang akan kamu buat
Pasti banyak alasan yang akan kamu beri
Pasti kamu lagi bingung mana alasan yang tepat

Terserah kamu saja...
Yang penting aku sudah kasih kamu kesempatan ikhtiar
Moga ALLAH memudahkan langkah ikhtiar & kemantapan hati !

Barakallahufikum..semoga bermanfaat
Wassalam…



http://www.facebook.com/notes/renungan-dan-motivasi-ifta-istiany-notes/motivasi-aku-pasti-akan-menikah/195399780488677

CONTOHLAH SETAN..!!!


Bismillah,

Judul artikel ini mungkin membingungkan dan ‘terkesan’ menyesatkan. Tapi ada baiknya dibaca dahulu hingga selesai, baru berkomentar. :-)

Setan diciptakan ALLOH SWT sebagai musuh yg mesti diwaspadai oleh manusia. Namun bukan berarti tidak ada sifat ‘baik’ pada diri setan, ataupun hikmah yg bisa dipelajari oleh manusia. Rasululloh SAW sendiri pernah berdialog dg Iblis.

Lantas, apa saja sifat2 ‘baik’ setan yg patut ‘ditiru’ oleh manusia? Saya dapatkan dari seorang teman, berikut ini sifat2 setan yg mesti dicontoh manusia:
1.      Pantang menyerah, setan akan selalu menggoda imam manusia sebelum tujuannya tercapai.

2. Selalu berusaha, setan selalu mempunyai
usaha yang kreatif dan inovatif untuk menggoda manusia agar terjerumus di dalam dunianya.

3. Konsisten, setan tidak pernah mengeluh walaupun dia gagal untuk menggoda manusia, tapi dia tetap pantang menyerah.

4. Solider, setan tdk pernah saling menyerang satu sama lain, akan ttp mereka selalu berkerja sama dlm mencapai tujuan yaitu menggoda manusia.

5. Jenius, setan memang pintar untuk menggoda manusia. Ia dapat menciptakan ide-ide kreatif dan tidak plagiat.

6. Tanpa pamrih, setan melakukan pekerjaan menggoda manusia 24 jam nonstop dan tidak meminta imbalan sedikitpun tidak seperti kita.

7. Suka berteman, setan selalu ingin berteman dan dapat menjaga pertemanan (Setia, solider) agar temannya di neraka kelak akan banyak.

Tentu saja, sifat2 setan tersebut mesti kita terapkan dalam hal kebajikan, bukan seperti yg setan lakukan.

Semoga berguna.


http://rullyvaradita.blogspot.com/2011/02/contohlah-setan.html