Mengenai Saya

Foto saya
Malang, East Java, Indonesia
Uhibbuka Fillah...

Laman

Jumat, 07 Januari 2011

Empat Kaedah Mengenal Kesyirikan


بسم الله الرحمن الرحيم

Pendahuluan


Saya meminta kepada Allah Yang Maha Pemurah, Rabbnya arsy yang besar, agar Dia selalu menolongmu di dunia dan akhirat, menjadikanmu sebagai orang yang diberkahi dimanapun kamu berada, serta menjadikanmu ke dalam golongan orang-orang yang jika dia diberi nikmat maka dia bersyukur, jika diuji dengan musibah maka dia bersabar, dan jika dia berdosa maka segera beristighfar, karena ketiga sifat ini merupakan tanda kebahagiaan hidup.
Ketahuilah –semoga Allah menuntunmu untuk selalu taat kepada-Nya-, sesunguhnya al-hanifiah yang merupakan ajaran Nabi Ibrahim ‘alaihis salam adalah beribadah kepada Allah secara ikhlas dalam melaksanakan ibadah kepada-Nya. Allah berfirman :
وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَ اْلإِنْسَ إِلاَّ لِيَعْبُدُوْنِ
“Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah kepada-Ku”. (QS. Adz-Dzariyaat : 56).
Jika kamu telah mengetahui bahwasanya Allah menciptakanmu untuk beribadah kepada-Nya, maka ketahuilah bahwa ibadah tidaklah disebut ibadah kecuali bila disertai dengan tauhid. Sebagaimana shalat, tidaklah disebut shalat kecuali dengan adanya thaharah. Bila ibadah dicampuri syirik, maka rusaklah ibadah tersebut, sebagaimana (rusaknya shalat) tatkala hadats menghinggapi thaharah.
Jika kamu telah mengetahui bahwa tatkala kesyirikan masuk ke dalam sebuah ibadah maka akan merusak ibadah tersebut, bisa menghapuskan amalan tersebut, sehingga pelakunya menjadi orang-orang yang kekal di dalam neraka, jika kamu mengetahui semua itu maka kamu pasti mengetahui bahwa kewajibanmu yang terpenting adalah mengetahui kesyirikan tersebut. Semoga Allah berkenan untuk membebaskan kamu kerusakan ini, yaitu kesyirikan kepada Allah yang Allah telah berfirman tentangnya:
إِنَّ اللهَ لاَ يَغْفِرُ أَنْ يُشْرَكَ بِهِ وَ يَغْفِرُ مَا دُوْنَ ذَلِكَ لِمَنْ يَشَاءُ
“Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya.” (QS. An-Nisaa’ : 48)
Dan pengetahuan tentang kesyirikan ini bisa kamu dapatkan dengan mengetahui empat kaidah yang Allah Ta’ala telah nyatakan dalam kitab-Nya:

Kaidah Pertama
Kamu harus mengetahui bahwa orang-orang kafir yang diperangi oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, mereka meyakini bahwa Allah Ta’ala adalah Pencipta,


Pemberi rizki, Yang menghidupkan, Yang mematikan, Yang memberi manfa’at, Yang memberi mudarat, Yang mengatur segala urusan (tauhid rububiyah).
 Akan tetapi semua keyakinan mereka tersebut tidaklah memasukkan mereka ke dalam Islam. Dalilnya adalah firman Allah Ta’ala:
قُلْ مَنْ يَرْزُقُكُمْ مِنَ السَّمَاءِ وَاْلأَرْضِ أَمْ مَنْ يَمْلِكُ السَّمْعَ وَاْلأَبْصَارَ وَمَنْ يُخِْرجُ الْحَيَّ مِنَ اْلمَيِّتِ وَيُخْرِجُ الْمَيِّتَ مِنَ الْحَيِّ وَمَنْ يُدَبِّرُ اْلأَمْرَ فَسَيَقُوْلُوْنَ اللهُ فَقُلْ أَفَلاَ تَتَّقُوْنَ
“Katakanlah: ‘Siapa yang memberi rizki kepadamu dari langit dan bumi, atau siapa yang kuasa [menciptakan] pendengaran dan penglihatan, dan siapa yang mengeluarkan yang mati dari yang hidup, dan siapa yang mengatur segala urusan?’ Maka mereka akan menjawab:’Allah’. Maka katakanlah:’Mengapa kamu tidak bertakwa [kepada-Nya]”. (QS. Yunus : 31).

Kaidah Kedua
Mereka (musyrikin) berkata: Kami tidak berdo’a kepada mereka (Nabi, orang-orang shalih, dan selainnya) dan mengharap kepada mereka kecuali agar kami bisa dekat dengan Allah dan agar mereka bisa memberikan syafa’at kepada kami. Maksud kami kepada Allah, bukan kepada mereka, namun hal tersebut dilakukan dengan cara melalui syafaat dan mendekatkan diri kepada mereka.
Dalil tentang pendekatkan diri adalah firman Allah Ta’ala:
وَالَّذِيْنَ اتَّخَذُوْا مِنْ دُوْنِهِ أَوْلِيَاءَ مَا نَعْبُدُهُمْ إِلاَّ لِيُقَرِّبُوْنَا إِلَى اللهِ زُلْفَى إِنَّ اللهَ يَحْكُمُ بَيْنَهُمْ فِيْ مَا هُمْ فِيْهِ يَخْتَلِفُوْنَ إِنَّ اللهَ لاَ يَهْدِيْ مَنْ هُوَ كَاذِبٌ كَفَّارٌ
“Dan orang-orang yang mengambil pelindung selain Allah (berkata):”Kami tidak menyembah mereka melainkan supaya mereka mendekatkan kami kepada Allah dengan sedekat-dekatnya”. Sesungguhnya Allah akan memutuskan di antara mereka tentang apa yang mereka berselisih padanya. Sesungguhnya Allah tidak menunjuki orang-orang yang pendusta dan sangat ingkar”. (QS. Az-Zumar : 3).
Dalil tentang syafa’at adalah firman Allah Ta’ala:
وَيَعْبُدُوْنَ مِنْ دُوْنِ اللهِ مَا لاَ يَضُرُّهُمْ وَلاَ يَنْفَعُهُمْ وَيَقُوْلُوْنَ هَؤُلاَءِ شُفَعَاؤُنَا عِنْدَ اللهِ
“Dan mereka menyembah selain Allah apa yang tidak dapat mendatangkan kemudharatan kepada mereka dan tidak pula kemanfa’atan, dan mereka berkata:”Mereka itu adalah pemberi syafa’at kepada kami di sisi Allah”. (QS. Yunus : 18).


Syafa’at itu ada 2 macam:
1.    Syafa’at  manfiyah (yang ditiadakan/ditolak).
2.    Syafa’at mutsbatah (yang ditetapka adanya/diterima).
Syafa’at manfiyah adalah syafa’at yang diminta dari selain Allah pada hal-hal yang tidak ada yang bisa memberikannya kecuali Allah. Dalilnya adalah firman Allah Ta’ala:
يَأَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا أَنْفِقُوْا مِمَّا رَزَقْنَاكُمْ مِنْ قَبْلِ أَنْ يَأْتِيَ يَوْمٌ لاَّ بَيْعٌ فِيْهِ وَلاَ خُلَّةٌ وَلاَ شَفَاعَةٌ وَاْلكَافِرُوْنَ هُمُ الظَّالِمُوْنَ
“Hai orang-orang yang beriman, belanjakanlah [di jalan Allah] sebagian dari rezki yang telah Kami berikan kepadamu sebelum datang hari yang pada hari itu tidak ada lagi jual beli dan tidak ada lagi persahabatan yang akrab dan tidak ada lagi syafa’at. Dan orang-orang kafir itulah orang-orang yang zalim”. (QS. Al-Baqarah : 254).
Syafa’at mutsbatah adalah syafa’at yang diminta dari Allah. Pemberi syafa’at itu dimuliakan dengan syafa’at, sedangkan orang yang akan diberikan syafa’at adalah orang yang diridhai ucapan dan perbuatannya oleh Allah, setelah memperoleh izin-Nya. Sebagaimana firman Allah Ta’ala:
مَنْ ذَا الَّذِيْ يَشْفَعُ عِنْدَهُ إِلاَّ بِإِذْنِهِ
“Siapakah yang mampu memberi syafa’at disamping Allah tanpa izin-Nya?”. (QS. Al-Baqarah : 255).

Kaidah Ketiga
Sesungguhnya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam diutus kepada kaum yang mempunyai sembahan yang berbeda-beda. Diantara mereka ada yang menyembah para malaikat, di antara mereka ada yang menyembah para nabi orang-orang shaleh, di antara mereka ada yang menyembah pepohonan dan bebatuan, dan di antara mereka ada yang menyembah matahari dan bulan.
Akan tetapi mereka semua diperangi oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan beliau tidak membedakan di antara mereka. Dalilnya adalah firman Allah Ta’ala:
وَقَاتِلُوهُمْ حَتَّى لَا تَكُونَ فِتْنَةٌ وَيَكُونَ الدِّينُ لِلَّهِ



“Dan perangilah mereka sehingga tidak ada lagi fitnah, dan dien ini menjadi milik Allah semuanya”. (QS. Al-Baqarah : 193).
Dalil adanya penyembahan kepada matahari dan bulan adalah firman Allah Ta’ala:
وَمِنْ آيَاتِهِ اللَّيْلُ وَالنَّهَارُ وَالشَّمْسُ وَالْقَمَرُ لاَ تَسْجُدُوْا لِلشَّمْسِ وَلاَ لِلْقَمَرِ وَاسْجُدُوْا ِللهِ الَّذِيْ خَلَقَهُنَّ إِنْ كُنْتُمْ إِيَّاهُ تَعْبُدُوْنَ
“Dan sebagian dari tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah malam, siang, matahari dan bulan. Janganlah bersujud kepada matahari dan janganlah [pula] kepada bulan, tetapi bersujudlah kepada Allah Yang menciptakannya, jika kamu hanya kepada-Nya saja menyembah”. (QS. Fushilat : 37).
Dalil adanya penyembahan kepada para malaikat adalah firman Allah Ta’ala:
وَيَوْمَ يَحْشُرُهُمْ جَمِيعاً ثُمَّ يَقُولُ لِلْمَلَائِكَةِ أَهَؤُلَاء إِيَّاكُمْ كَانُوا يَعْبُدُونَ قَالُوا سُبْحَانَكَ أَنتَ وَلِيُّنَا مِن دُونِهِم بَلْ كَانُوا يَعْبُدُونَ الْجِنَّ أَكْثَرُهُم بِهِم مُّؤْمِنُونَ فَالْيَوْمَ لَا يَمْلِكُ بَعْضُكُمْ لِبَعْضٍ نَّفْعاً وَلَا ضَرّاً وَنَقُولُ لِلَّذِينَ ظَلَمُوا ذُوقُوا عَذَابَ النَّارِ الَّتِي كُنتُم بِهَا تُكَذِّبُونَ
“Dan [ingatlah] hari [yang di waktu itu] Allah mengumpulkan mereka semuanya kemudian Allah berfirman kepada malaikat:”Apakah mereka ini dahulu menyembah kamu?” Malaikat-malaikat itu menjawab:”Maha Suci Engkau.Engkaulah pelindung kami, bukan mereka; bahkan mereka telah menyembah jin; kebanyakan mereka beriman kepada jin itu”.Maka pada hari ini sebahagian kamu tidak berkuasa [untuk memberikan] kemanfaatan dan tidak pula kemudharatan kepada sebahagian yang lain.Dan Kami katakan kepada orang-orang yang zalim:”Rasakanlah olehmu azab neraka yang dahulunya kamu dustakan itu”. (QS. Saba’ : 40-42).
Dalil adanya penyembahan kepada para Nabi adalah firman Allah Ta’ala:
وَإِذْ قَالَ اللهُ يَا عِيْسَى بْنَ مَرْيَمَ أَأَنْتَ قُلْتَ لِلنَّاسِ اتَّخِذُوْنِيْ وَأُمِّيَ إِلَهَيْنِ مِنْ دُوْنِ اللهِ قَالَ سُبْحَانَكَ مَا يَكُوْنُ لِيْ أَنْ أَقُوْلَ مَا لَيْسَ لِيْ بِحَقٍّ إِنْ كُنْتُ قُلْتُهُ فَقَدْ عَلِمْتَهُ تَعْلَمُ مَا فِيْ نَفْسِي وَلاَ أَعْلَمُ مَا فِيْ نَفْسِكَ إِنَّكَ أَنْتَ عَلاَّمُ الْغُيُوْبِ
“Dan [ingatlah] ketika Allah berfirman:”Hai ‘Isa putera Maryam, adakah kamu mengatakan kepada manusia:”Jadikanlah aku dan ibuku dua orang Ilah selain Allah”. ‘Isa menjawab:”Maha Suci Engkau, tidaklah patut bagiku mengatakan apa yang bukan hakku [mengatakannya]. Jika aku pernah mengatakannya maka tentulah Engkau telah mengetahui apa yang ada pada diriku dan aku tidak mengetahui apa yang ada pada diri-Mu. Sesungguhnya Engkau Maha Mengetahui perkara yang ghaib-ghaib.” (QS. Al-Maidah : 116).
Dalil akan adanya penyembahan kepada orang-orang saleh adalah firman Allah Ta’ala:
أُولَئِكَ الَّذِيْنَ يَدْعُوْنَ يَبْتَغُوْنَ إِلَى رَبِّهِمُ الْوَسِيْلَةَ أَيُّهُمْ أَقْرَبُ وَيَرْجُوْنَ رَحْمَتَهُ وَيَخَافُوْنَ عَذَابَهُ



“Mereka yang mereka menyembah kepada mereka, sembahan mereka tersebut senantiasa mencari wasilah kepada Rabb mereka, siapa di antara mereka yang paling dekat, mereka mengharapkan rahmat-Nya, dan khawatir akan siksaan-Nya, sesungguhnya siksaan Rabbmu adalah suatu hal yang harus ditakuti.” (QS. Al-Isra`: 57)
Dalil akan adanya penyembahan kepada pepohonan dan bebatuan adalah firman Allah Ta’ala:
أَفَرَأَيْتُمُ اللاَّتَ وَالْعُزَّى  وَمَنَاةَ الثَّالِثَةَ اْلأُخْرَى
“Bagaimana pendapat kalian tentang Al-Lata dan Uzza, serta Manat (sebagai sembahan) yang ketiga.” (QS. An-Najm: 19-20)
Dan juga hadits Abi Waqid Al-Laitsi, dia berkata:
“Kami pernah keluar bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menuju (perang) Hunain, dan ketika itu kami baru saja lepas dari kesyirikan. Sementara itu, kaum musyrikin mempunyai sebuah pohon bidara yang mereka biasa berdiam di sisinya dan mereka menggantungkan pedang-pedang mereka di situ. Pohon tersebut bernama Dzatu Anwath. Lalu kami melalui pohon bidara tersebut dan sebagian kami mengatakan: “Wahai Rasulullah, buatlah bagi kami Dzatu Anwath seperti yang mereka (musyrikin) miliki ….” sampai akhir hadits.

Kaidah Keempat
Sesungguhnya kaum musyrikin di zaman kita lebih parah kesyirikannya dibandingkan kaum musyrikin zaman dahulu. Hal itu karena kaum musyrikin dahulu, mereka mengikhlaskan ibadah kepada Allah ketika mereka ditimpa kesusahan, akan tetapi mereka berbuat syirik ketika mereka dalam keadaan lapang. Sedangkan kaum musyrikin di zaman kita, mereka perbuatan syirik mereka berlangsung terus-menerus, baik dalam keadaan lapang maupun dalam kesusahan. Dalilnya adalah firman Allah Ta’ala:
فَإِِذَا رَكِبُوْا فِي الْفُلْكِ دَعَوُا اللهَ مُخْلِصِِيْنَ لَهُ الدِّيْنَ فَلَمَّا نَجَّاهُمْ إِلَى الْبَرِّ إِذَا هُمْ يُشْرِكُوْنَ
“Maka apabila mereka naik kapal mereka berdo’a kepada Allah dengan memurnikan keta’atan kepada-Nya, maka tatkala Allah menyelamatkan mereka sampai ke darat, tiba-tiba mereka [kembali] mempersekutukan [Allah]“. (QS. Al-Ankabut : 65-66).


http://www.facebook.com/notes/melati/empat-kaedah-mengenal-kesyirikan/173482899356760

Surat Cinta untuk Muslimah


Anugerah Allah yang harus di syukuri adalah mentakdirkan kita sebagai Muslimah. Tidak ada satupun agama yang menghargai aurat wanita seperti Islam, aturan dalam menutup aurat yang Allah perintahkan dalam surat Al Ahzab 59 dan surat An Nur 31 telah melindungi wanita dari perlakuan tidak senonoh dari laki-laki zalim, juga menguatkan identitas Muslimah adalah wanita-wanita yang sangat tinggi kemuliaannya di balik hijab syar’inya.
Telah sampai sebuah berita kepada penulis tentang Muslimah yang frustasi dan kecewa berat di sebabkan masalah hati.


 Jika kita berpikir lebih jernih, hal ini sangat di sayangkan,dengan segala konsep yang jelas dalam islam, tentunya Muslimah lebih percaya diri menghadapi segala beban hidup, tegar menjalani masa-masa sulit, dengan tetap menyandarkan beban hidupnya pada Allah Sang Penguasa jagad.
Muslimah memang harus lembut, namun bukan berarti lemah di kala mendapat ujian dalam mengarungi hidup. Muslimah memang harus santun, namun bukan berarti rapuh, hanya karena masalah hati. Tidak pantas menceritakan pada banyak orang dengan terus mengiba agar orang lain mendengarkan keluh kesahnya. Kalaupun harus mengeluh, sewajarnya saja,tidak dengan cara mendramatisir masalah.
Saudariku, mari berkaca pada kehidupan srikandi Islam pertama, wanita mulia yang namanya harum sepanjang zaman. Ia adalah wanita lembut, tapi sangat tegar menghadapi berbagai cobaan hidup, saat suami dalam kegundahan, ia tidak bermanja-manja, justru menguatkan sang suami.
Jibril datang dengan membawa wahyu. Dan sang suami pulang berseru, “Selimutilah aku, selimutilah aku.”
Maka, Ibunda Khadijah dengan cerdas menghibur beliau. Dengan percaya diri dan penuh keyakinan beliau berkata, “Allah akan menjaga kita wahai Abu Qasim, bergembiralah wahai putra pamanku dan teguhkanlah hatimu. Demi yang jiwaku ada ditangan-Nya sungguh aku berharap agar engkau menjadi Nabi bagi umat ini. Demi Allah Dia tidak akan menghinakanmu selamanya. Sesungguhnya engkau telah menyambung silaturahmi, memikul beban orang yang memerlukan, memuliakan tamu dan menolong para pelaku kebenaran.”
Tentramlah hati Rasulullah berkat dukungan ini dan kembalilah ketenangan beliau karena motivasi pembenaran dari sang istri.
Namun hal itu belum cukup bagi seorang istri yg cerdas dan bijaksana. Ibunda Khadijah menemui putra pamannya yang bernama Waraqah bin Naufal lalu menceritakan kejadian demi kejadian. Maka tiada ucapan yangg keluar dari mulutnya selain perkataan Qudus.Qudus. “Demi yang jiwa Waraqah ada ditangan-Nya jika apa yang engkau ceritakan kepadaku benar maka sungguh telah datang kepadanya Namus Al-Kubra sebagaimana yangg telah datang kepada Musa dan Isa dan Nuh alaihi sallam secara langsung.”
Bahkan ketika melihat kedatangan Nabi sekonyong-konyong Waraqah berkata, “Demi yang jiwaku ada ditangan-Nya Sesungguhnya engkau adalah seorang Nabi bagi umat ini. Pasti mereka akan mendustakan dirimu menyakiti dirimu mengusir dirimu dan akan memerangimu. Seandainya aku masih menemui hari itu sungguh aku akan menolong dien Allah.” Kemudian Waraqah mendekati Nabi dan mencium ubun-ubunnya.
“Apakah mereka akan mengusirku?” Tanya Rasulullah.


“Betul, tiada seorang pun yang membawa sebagaimana yang engkau bawa melainkan pasti ada yg menentangnya. Kalau saja aku masih mendapatkan masa itu, kalau saja aku masih hidup,” kata Waraqah yang meninggal tak lama setelah peristiwa pertemuan itu.
Sekilas tentang pribadi Ibunda Khadijah cukup sebagai teladan buat para Muslimah masa kini. Bukan waktunya lagi hanyut pada kemudahan zaman, hingga melupakan sang teladan yang sebenarnya.
Teladanmu bukanlah artis yang terkenal karena kecantikannya namun keropos akhlaknya. Teladanmu bukan pula tokoh yang menonjol karena kecerdasan otaknya tetapi miskin iman. Bukan itu wahai ukhti ku.
Muslimah, apalagi yang harus kita keluhkan? Jika hanya karena patah hati,renungi ayat-ayat-Nya. Jika karena jodoh tak kunjung tiba, ingatlah janji-janji-Nya, “Wanita yang keji untuk laki-laki yang keji,laki-laki yang keji untuk wanita yang keji. Wanita yang baik untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik untuk wanita yang baik pula….” (QS An Nur: 26)
Jika masalah dunia yang kau keluhkan, salami ayat-ayat cinta-Nya, “Tiada lain kehidupan dunia ini melainkan main-main dan senda gurau belaka. Dan sungguh kampung akhirat adalah lebih baik bagi orang-orang bertakwa,maka tidakkah kamu memahaminya?” (QS al An’am: 32)
Duhai ukhti, perempuan mulia di samping Rasulullah itulah teladanmu yang sesungguhnya. Bukan wanita yang mengajakmu celaka dengan menonjolkan hiasan dunia belak, namun keropos iman dan agama di dadanya. Insya Allah, kita akan bertemu di surge, wahai para Muslimah yang sekuat baja.


http://www.facebook.com/notes/melati/surat-cinta-untuk-muslimah/173726029332447

“ Beberapa tausyiah/nasehat berharga Didalam Al-qur’an dan al-hadist serta para Ulama “


Dikumpulkan oleh: Kang Faisal al-Jawy AlBantani
Bismillahirrohmannirrohim
“ Never will the Jews or the Christians be satisfied with thee unless thou follow their form of religion. Say: "The Guidance of Alloh,-that is the (only) Guidance." Wert thou to follow their desires after the knowledge which hath reached thee, then wouldst thou find neither Protector nor helper against Alloh “.                                 {QS. 2 (Al-Baqarah) : 120}.
Ingat! 5 sebelum 5 yakni: ” 1. Kehidupanmu sebelum datang matimu, 2. Kesehatanmu sebelum datang penyakitmu, 3. Waktu luangmu sebelum datang kesibukanmu, 4. Masa mudamu sebelum datang masa tuamu, 5. Kekayaanmu sebelum datang kemiskinanmu “. (HR. Muslim).
“ Barangsiapa memohon Mati Syahid pada Alloh dengan jujur, niscaya Alloh akan menempatkannya pada kedudukan para Syuhada, walaupun dia mati diatas tempat tidurnya “. (HR. Muslim).
“ Kelezatan dunia ini tinggal tersisa 3 perkara: Qiyamulail (Sholat malam), berjumpa dengan ikhwah (saudara seiman) dan Sholat Jama’ah “. (Nasehat Ibnul Munkadir).
“ Orang-orang kafir ingin supaya kamu lengah terhadap senjatamu dan harta bendamu, lalu mereka menyerbu kamu dengan sekaligus. Dan tidak ada dosa atasmu meletakkan senjata-senjatamu, jika kamu mendapat sesuatu kesusahan karena hujan atau karena kamu memang sakit; dan siap-siagalah kamu. Sesungguhnya Allah telah menyediakan adzab yang menghinakan  bagi orang-orang kafir itu “.                              {QS. An-Nisaa’ (4): 102}.


Dari Ubadah bin Shamit, kami mendengar Rasululloh SAW bersabda, bahwa Rabbnya berfirman:                     “ Wajiblah cintaKu untuk orang-orang yang saling mencintai karena Aku. Wajiblah cintaKu untuk orang-orang yang saling berkunjung karena Aku. Wajiblah cintaKu untuk orang yang saling bersilahturahmi karna Aku. Mereka diatas mimbar-mimbar dari cahaya, para Nabi dan orang-orang jujur iri atas tempat yang mereka dapatkan itu “. (HR. Ahmad No. 21717).
“ Jauhilah apa yang dilarang, maka engkau akan menjadi orang yang paling mengabdi kepada-Nya, ikhlaslah dengan pemberian Alloh terhadap dirimu, maka engkau akan menjadi orang yang paling kaya di antara manusia, bersikap baiklah terhadap tetangga maka engkau akan merasa aman, cintailah di antara manusia yang engkau pun suka melakukannya maka selamatlah dirimu, dan janganlah engkau banyak tertawa, itu mematikan hati “. (Al-Hadist).
“ Laki-laki jangan memberi Salam kepada wanita dan wanita jangan memberi                                                  salam kepada laki-laki “. (HR. Ad-Dainuri). 
Islamic News Al-Ahzar University, Cairo-Mesir:
Hasil riset Universitas Al-Ahzar bahwa membaca Al-Qur’an dapat meningkatkan kinerja otak dan mempertajam ingatan sampai 80 % karena ada 3 aktivitas yang baik bagi otak yaitu: melihat, mendengar, dan membaca. Waktu yang bagus untuk membaca dan mentaburi Al-Qur’an setelah Sholat terutama Subuh dan Magrib. Di kedua waktu tersebut , otak dalam keadaan refresh karena pergantian waktu dari terang ke gelap dan dari gelap ke terang.
 “ Dakwah dan Jihad adalah bahasa cinta Alloh yang mirip sebuah seruan cinta padamu, bersyukur dan bersabarlah seorang aktivis dakwah dan jihad tidak melihat hasil tapi proses, berperanlah dalam dakwah dan jihad ini, jangan jadikan dakwah dan jihad sebagai beban, hanya orang-orang yang istiqomah dan ikhlas yang mampu merasakan nikmatnya jalan dakwah dan jihad jika jalan dakwah dan jihad panjang maka jangan pernah berhenti sebelum ujungnya kau temukan, jika dakwah dan jihad bebannya berat jangan minta yang ringan tapi mintalah punggung yang kokoh untuk menopangnya, jika jalan dakwah dan jihad pendukungnya sedikit maka jadikanlah yang sedikit itu keep the spirit of dakwah wal jihad. Allohu Akbar.
“ Jadilah akar yang gigih mencari air, Menembus tanah yang keras demi sebatang pohon. Ketika pohon tumbuh, berdaun rimbun, berbunga indah, Menampilkan eloknya pada dunia dan mendapatkan pujian pula. Akar tidak ‘iri’ ia tetap bersembunyi dalam tanah. Itulah makna dari sebuah ketulusan dan keikhlasan. Manusia yang memiliki perpaduan tekun, ikhlas, sabar dan tegar bagai akar. Merekalah para pejuang, mujahid yang tak terkalahkan sepanjang masa. Semoga Alloh menjadikan kita bisa seperti itu!. Amien.
Saudaraku mendapat 5 Hal melalui Jalan:


  1. Berkah rezeki melalui Sholat Dhuha dan Sholat Lima Waktu
  2. Cahaya dalam kubur melalui Shalat Tahajud
  3. Kemudahan dalam menjawab pertanyaan Munkar dan Nakir melalui membaca Al-Qur’an
  4. Kemudahan melintasi Shiratal Mustaqiem melalui Shaum dan Sedekah
  5. Mendapatkan perlindungan Arsy’ Illahi pada hari Hisab melalui Zikrulloh (Zikir)
Al-Imam Ibnul Qayyim Al-Jauziyyah Rahimahulloh berkata: “ Orang-orang yang mengenal Alloh dengan baik sepakat bahwa ketika Anda sesat, maka Alloh menyerahkan segalanya kepada Anda dan membiarkan apa yang terjadi antara Anda dengan jiwa Anda. Tapi ketika Anda benar, maka Alloh menuntun “. Saudaraku semoga bisa menjadi renungan bagi kita untuk saling mengingatkan diantara kita agar kita tidak termasuk orang-orang yang lalai.
“ Nashrani/Kristen dan Yahudi hanya untuk orang Israel yang sesat, itulah jawaban YESUS. (MATIUS 15:24), Sungguh Islam adalah Agama yang benar untuk seluruh umat Manusia “.
Anas bin Malik RA meriwayatkan dari Rasululloh SAW beliau Rasul SAW bersabda: “ Sesungguhnya jika Alloh mencintai suatu kaum Dia menguji mereka. Barangsiapa yang ridha niscaya akan mendapatkan ridha-Nya. Barangsiapa yang kesal dan benci niscaya Ia akan mendapatkan murka-Nya “. (HR. Tirmidzi).
“ Hubungan yang mengikat diantara kita (ummat Islam) adalah Shalat, barangsiapa yang meninggalkannya berarti kafir “. (Al-Hadist).
“ Bahwasanya Nabi telah mendera orang yang meminum-minuman keras dengan dua pelepah kurma, sebanyak empat puluh kali cambukan “. (HR. Muslim). 
“ Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang Yahudi dan Nasrani (Kristen) menjadi pemimpin-pemimpin (mu); sebahagian mereka adalah pemimpin bagi sebahagian yang lain. Barang siapa di antara kamu mengambil mereka menjadi pemimpin, maka sesungguhnya orang itu termasuk golongan mereka. Sesungguhnya Alloh tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang dzalim.                                           (QS. Al-Maidah: 5:51).
“ Tahukah kalian apakah ghibah itu? “ Mereka menjawab: “ Alloh dan Rasul-Nya lebih mengetahui. “ Beliau bersabda: “ Yaitu engkau menyebut saudaramu dengan sesuatu yang dibencinya “. Ditanyakan: “ Bagaimana halnya jika apa yang aku katakan itu (memang) terdapat pada saudaraku? “ beliau menjawab: “ Jika apa yang kamu katakan terdapat pada saudaramu, maka engkau telah menggunjingnya (melakukan ghibah) dan jika ia tidak terdapat padanya maka engkau telah berdusta atasnya “.                                                                          (HR. Muslim, Juz: 4/No.2001 atau No.2589).
“ Dan janganlah kamu ikuti setiap orang yang banyak bersumpah lagi hina, yang banyak mencela, yang kian kemari menghambur fitnah “. (QS. Al-Qalam: 10-11).


“ Perintahkanlah anak-anakmu untuk shalat ketika mereka berusia 7 tahun, dan pukullah karenanya bila mereka telah berusia 10 tahun “. (Hadist Ibnu Amr dan Subrah Ibnu Ma’bad dengan Sanad/Jalur Shahih/Baik dalam Kitab Irwaul Ghalil, Karya: Syaikh Al-Muhadits/Ahli Hadist Muhammad Nashiruddin Al-Albani    Rahimahulloh No.247).
“ Hai orang-orang mukmin, jika kamu menolong (agama) Alloh, niscaya dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu “. {QS. Muhammad: 7}.
“ Barangsiapa yang memakan tujuh buah kurma di antara dua kampung (di Madinah) pada pagi hari, maka dia tidak akan dicelakakan oleh racun sampai sore hari…”.                                                                    (HR. Imam Muslim).
Sesungguhnya di dalam habbatus sauda’ (jintan hitam) terdapat penyembuh bagi segala macam penyakit kecuali kematian “. (HR. Imam Bukhari dan Imam Muslim).
“ Air Zam-zam itu penuh berkah. Ia merupakan makanan yang mengenyangkan (dan obat bagi penyakit). (HR. Imam Muslim dan Imam Baihaqi).
“ Mereka berkehendak memadamkan cahaya (agama) Alloh dengan mulut (ucapan-ucapan) mereka, dan Alloh tidak menghendaki selain menyempurnakan cahaya-Nya, walaupun orang-orang yang kafir tidak menyukai “. {QS. At-Taubah (9) : 32}.
 “ Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka. Katakanlah: "Sesungguhnya petunjuk Alloh itulah petunjuk (yang benar)". Dan sesungguhnya jika kamu mengikuti kemauan mereka setelah pengetahuan datang kepadamu, maka Alloh tidak lagi menjadi pelindung dan penolong bagimu “. {QS. Al-Baqarah (2): 120}.
Menurut Al-Imam Al-Ghazali Penulis Kitab ternama berjudul: Kitab Ihya Ulumuddin ada 17 macam dosa besar dilakukan anggota badan, yaitu:
  • Empat macam dosa terdapat dalam Qalbu/hati manusia, yaitu: musyrik, keinginan untuk terus menerus berbuat maksiat, putus harapan untuk mendapat rahmat Alloh SWT, dan merasa aman dari siksa Alloh.
  • Empat macam dosa terdapat pada lisan, yaitu: menjadi saksi palsu atau dusta, menuduh orang baik-baik berbuat zina, dan menjadi tukang sihir dan sumpah palsu.
  • Tiga macam dosa terdapat pada perut, yaitu: meminum minuman keras dan memakan barang yang haram yang bukan halal, makan riba, dan makan harta anak yatim.
  • Dua macam terdapat pada faraj (kemaluan), yaitu: berzina, dan liwath (homo seks atau lesbian).
  • Dua macam terdapat pada tangan, yaitu: membunuh dan mencuri.
  • Satu macam terdapat pada kaki, yaitu: lari atau kabur dari medan perang/jihad.
  • Satu macam lagi terdapat pada seluruh anggota tubuh, yaitu: durhaka terhadap orang tua.


 “ Kamu tidak akan mendapati sesuatu kaum yang beriman kepada Alloh dan hari akhirat, saling berkasih sayang dengan orang-orang yang menentang Alloh dan Rasul-Nya, sekalipun orang-orang itu bapak-bapak, atau anak-anak atau saudara-saudara atau pun keluarga mereka. Mereka itulah orang-orang yang Alloh telah menanamkan keimanan dalam hati mereka dan menguatkan mereka dengan pertolongan yang datang daripada-Nya. Dan dimasukkan-Nya mereka ke dalam syurga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya. Alloh ridho terhadap mereka dan mereka pun merasa puas terhadap (limpahan rahmat) -Nya. Mereka itulah golongan Alloh. Ketahuilah, bahwa sesungguhnya golongan Alloh itulah golongan yang beruntung “. (QS. Al-Mujadilah: 22).
“ Sesungguhnya orang-orang kafir menginfakkan harta-harta mereka untuk menghalangi (manusia) dari jalan Alloh. Maka mereka menginfakkan harta tersebut kemudian (harta tersebut) menjadikan mereka rugi. Lalu mereka dikalahkan, dan orang-orng kafir dikumpulkan dalam neraka Jahannam “. (QS. Al-Anfal: 36).
Ibnu ‘Abbas Radhiyallohu’ Anhum Ajmain berkata, “ Alloh telah menjamin barang siapa yang membaca                           Al-Qur’an dan mengamalkan isinya maka ia tidak akan tersesat di dunia dan tidak akan celaka di akhirat, “ Kemudian beliau mengutip firman Alloh SWT, “ Maka jika datang kepadamu petunjuk dari-Ku, lalu barangsiapa yang mengikuti petunjuk-Ku maka ia tidak akan sesat dan ia tidak akan celaka “.                                                 (QS. Thaahaaa {20}:123).
            Dari Abdullah bin Abbas Radhiyallohu’ Anhum berkata, RasulullohSAW telah melaknat laki-laki yang bergaya (menyerupai) perempuan, dan juga melaknat perempuan yang bergaya (menyerupai) laki-laki “.         (HR. Bukhari).
Rasululloh SAW pernah menghitung orang-orang yang dilaknat di dunia ini dan disambutnya juga oleh malaikat, diantaranya ialah laki-laki yang memang oleh Alloh dijadikan betul-betul laki-laki, tetapi dia menjadikan dirinya perempuan dan menyerupai perempuan; dan yang kedua, yaitu perempuan yang memang dicipta oleh Alloh sebagai perempuan betul-betul, tetapi kemudian dia menjadikan dirinya sebagai laki-laki dan menyerupai orang laki-laki “. (Hadist Riwayat Thabrani).
“ Dan Rabbmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan "ah" dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia. Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah: "Wahai Rabbku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil". {QS. Al-Isra’ (17): 23-24}.


Abu Hurairah R.A berkata bahwa ada seseorang datang menemui Rasululloh SAW dan bertanya kepadanya: “ Wahai Rasululloh, siapakah orang yang paling berhak mendapatkan perlakuan baik dariku? “ Kemudian beliau Rasul menjawab: “ Ibu-mu “. Ia bertanya lagi: “ Kemudian siapa?”, beliau menjawab: “ Ibu-mu “, ia bertanya kembali:  “ Kemudian siapa?”, beliau menjawab: “ Ibu-mu “. Kemudian tanyanya lagi: “ Kemudian siapa?”, maka beliau menjawab: “ Bapakmu “. (HR. Bukhari dan Muslim).
“ Akan dapat merasakan nikmatnya iman seseorang yang rela menjadikan Alloh SWT sebagai Rabb-nya, Islam sebagai agamanya, dan Muhammad SAW sebagai Rasulnya “. (HR. Muslim).
“Hai orang-orang yang beriman, apabila datang berhijrah kepadamu perempuan-perempuan yang beriman, maka hendaklah kamu uji (keimanan) mereka. Alloh lebih mengetahui tentang keimanan mereka, maka jika kamu telah mengetahui bahwa mereka (benar-benar) beriman maka janganlah kamu kemba-likan mereka kepada (suami-suami mereka) orang-orang kafir, mereka tiada halal bagi orang-orang kafir itu dan orang-orang kafir itu tiada halal pula bagi mereka.” (QS. Al Mumtahanah: 10).
Syaikh Al-Allamah Prof. DR. Shalih bin Fauzan bin Abdullah Al Fauzan hafidzhahullah (Anggota Lajnah Ad-Da’imah lil Buhuts Al-Ilmiah wal Ifta’/Komisi Riset dan Fatwa Kerajaan Saudi Arabia) berkata,
“Laki-laki kafir tidak halal menikahi wanita muslimah, berdasarkan firman-Nya Subhanahu wa Ta'ala, “Dan jangalah kamu menikahkan orang-orang musyrik (dengan wanita-wanita mu’min) sebelum mereka beriman.”                     (QS.Al Baqarah: 221).
Dari Ibnu ‘Umar Radhiyallohu’ Anhum, bersabda Rasululloh Shallallahu’ Alaihi wa Sallam: “ Siapa yang menyerupai suatu kaum, maka ia termasuk dari mereka “. (Hadish Shahih Riwatat Ahmad).
“ Sebaik-baik petunjuk adalah Kitabulloh (Al-Qur’an), serta sebaik-baik petunjuk ialah petunjuk Rasululloh Shallallahu’ Alaihi wa Sallam yakni Sunnahnya, dan seburuk-buruk perbuatan dan perkataan ialah yang diada-adakan dan setiap yang diada-adakan ialah Bid’ah dan setiap keBid’ahan itu sesat serta setiap kesesatan itu ialah tempatnya di dalam Naar (Neraka) “. (Al-Hadist).
Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat". Katakanlah kepada wanita yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak daripadanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung ke dadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya, kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka,


 atau putra-putra mereka, atau putra-putra suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau putra-putra saudara laki-laki mereka, atau putra-putra saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita Islam, atau budak-budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita. Dan janganlah mereka memukulkan kakinya agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. Dan bertobatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung. {QS. An-Nuur (24): 30-31}.
“ Barangsiapa yang mengunjukkan/mengajarkan kebaikan, pahalanya sama dengan orang yang melakukan kebaikan itu “. (HR. Muslim dari Ibnu Mas’ud)
“ Sesungguhnya Alloh, Malaikat-malaikat-Nya, penghuni langit dan penghuni bumi, hingga semut dalam lubangnya dan ikan dalam lautan, bersholawat (mendo’akan) para pendidik manusia kepada kebaikan “. (Kitab Mukhtarul Hasan Wasshahiih, Penulis: Abdul Baqi’ Shaqar, Hal. 380).
“ Barangsiapa yang membimbing/mendidik orang kepada petunjuk Alloh dan Rasul-Nya, niscaya dia mendapatkan pahala sejumlah pahala orang-orang yang mengikutinya, tidak akan dikurangi sedikitpun dari pahala mereka itu; dan barangsiapa yang mengajak/membimbing kepada kesesatan, niscaya ia mendapat dosa sejumlah dosa orang-orang yang mengikutinya, dengan tidak dikurangi sedikitpun dari dosa mereka   itu “. (HR. Imam Muslim).