Mengenai Saya

Foto saya
Malang, East Java, Indonesia
Uhibbuka Fillah...

Laman

Selasa, 08 Maret 2011

Makna dan Hikmah Maulid Nabi Muhammad SAW


Tanggal 12 Rabiul Awal 1432 H, bertepatan pada 15 Februari 2010 seluruh kaum muslim merayakan maulid Nabi Muhammad SAW, tidak lain merupakan warisan peradaban Islam yang dilakukan secara turun temurun.
Dalam catatan historis, Maulid dimulai sejak zaman kekhalifahan Fatimiyah di bawah pimpinan keturunan dari Fatimah az-Zahrah, putri Muhammad. Perayaan ini dilaksanakan atas usulan panglima perang, Shalahuddin al-Ayyubi (1137M-1193 M), kepada khalifah agar mengadakan peringatan hari kelahiran Muhammad.
Tujuannya adalah untuk mengembalikan semangat juang kaum muslimin dalam perjuangan membebaskan Masjid al-Aqsha di Palestina dari cengkraman kaum Salibis. Yang kemudian, menghasilkan efek besar berupa semangat jihad umat Islam menggelora pada saat itu.
Secara subtansial, perayaan Maulid Nabi adalah sebagai bentuk upaya untuk mengenal akan keteladanan Muhammad sebagai pembawa ajaran agama Islam. Tercatat dalam sepanjang sejarah kehidupan, bahwa nabi Muhammad adalah pemimipn besar yang sangat luar biasa dalam memberikan teladan agung bagi umatnya.
Dalam konteks ini, Maulid harus diartikulasikan sebagai salah satu upaya transformasi diri atas kesalehan umat. Yakni, sebagai semangat baru untuk membangun nilai-nilai profetik agar tercipta masyarakat madani (Civil Society) yang merupakan bagian dari demokrasi seperti toleransi, transparansi, anti kekerasan, kesetaraan gender, cinta lingkungan, pluralisme, keadilan sosial, ruang bebas partisipasi, dan humanisme.
Dalam tatanan sejarah sosio antropologis Islam, Muhammad dapat dilihat dan dipahami dalam dua dimensi sosial yang berbeda dan saling melengkapi.
Pertama, dalam perspektif teologis-religius, Muhammad dilihat dan dipahami sebagai sosok nabi sekaligus rasul terakhir dalam tatanan konsep keislaman. Hal ini memposisikan Muhammad sebagai sosok manusia sakral yang merupakan wakil Tuhan di dunia yang bertugas membawa, menyampaikan, serta mengaplikasikan segala bentuk pesan “suci” Tuhan kepada umat manusia secara universal.
Kedua, dalam perspektif sosial-politik, Muhammad dilihat dan dipahami sebagai sosok politikus andal. Sosok individu Muhammad yang identik dengan sosok pemimpin yang adil, egaliter, toleran, humanis, serta non-diskriminatif dan hegemonik, yang kemudian mampu membawa tatanan masyarakat sosial Arab kala itu menuju suatu tatanan masyarakat sosial yang sejahtera dan tentram.
Tentu, sudah saatnya bagi kita untuk mulai memahami dan memperingati Maulid secara lebih mendalam dan fundamental, sehingga kita tidak hanya memahami dan memperingatinya sebatas sebagai hari kelahiran sosok nabi dan rasul terakhir yang sarat dengan serangkaian ritual-ritual sakralistik-simbolik keislaman semata, namun menjadikannya sebagai kelahiran sosok pemimpin.
Karena bukan menjadi rahasia lagi bila kita sedang membutuhkan sosok pemimpin bangsa yang mampu merekonstruksikan suatu citra kepemimpinan dan masyarakat sosial yang ideal, egaliter, toleran, humanis dan nondiskriminatif, sebagaimana dilakukan Muhammad untuk seluruh umat manusia.
Kontekstualisasi peringatan Maulid tidak lagi dipahami dari perspektif keislaman saja, melainkan harus dipahami dari berbagai perspektif yang menyangkut segala persoalan. Misal, politik, budaya, ekonomi, maupun agama.


http://www.facebook.com/notes/blog-nya-mas-rully/makna-dan-hikmah-maulid-nabi-muhammad-saw/193670803985909

"Detik-detik Rasulullah jelang Sakaratul Maut."


Detik-detik Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wa sallam menjelang Sakaratul maut,Ada sebuah kisah tentang totalitas cinta yang dicontohkan Allah lewat kehidupan Rasul-Nya. Pagi itu, meski langit telah mulai menguning burung-burung gurun pun enggan mengepakkan sayapnya.
Pagi itu, Rasulullah dengan suara terbata-bata memberikan petuah:
“Wahai umatku, kita semua ada dalam kekuasaan Allah dan Cinta Kasih-Nya. Maka taati dan bertakwalah hanya kepada-Nya. Kuwariskan dua hal pada kalian, Sunnah dan Al-Qur’an. Barang siapa yang mencintai Sunnahku berarti mencintai aku, dan kelak orang-orang yang mencintaiku, akan bersama-sama masuk surga bersama aku,”
Khutbah singkat itu diakhiri dengan pandangan mata Rasullah yang teduh menatap sahabatnya satu persatu. Abu Bakar menatap mata itu dengan berkaca-kaca. Umar dadanya naik turun menahan nafas dan tangisnya. Ustman menghela nafas panjang dan Ali menundukan kepalanya dalam-dalam.
Isyarat itu telah datang, saatnya sudah tiba “Rasulullah akan meninggalkan kita semua,” desah hati semua sahabat kala itu. Manusia tercinta itu, hampir usai menunaikan tugasnya di dunia.
Tanda-tanda itu semakin kuat, tatkala Ali dan Fadhal dengan sigap menangkap Rasulullah yang limbung saat turun dari mimbar. Saat itu, seluruh sahabat yang hadir di sana pasti akan menahan detik-detik berlalu, kalau bisa.
Matahari kian tinggi, tapi pintu rumah Rasulullah masih tertutup. Sedang di dalamnya, Rasulullah sedang terbaring lemah dengan keningnya yang berkeringat dan membasahi pelepah kurma yang menjadi alas tidurnya. Tiba-tiba dari luar pintu terdengar seseorang yang berseru mengucapkan salam.
“Assalaamu’alaikum….Bolehkah saya masuk ?” tanyanya.
Tapi Fatimah tidak mengijinkannya masuk, “Maafkanlah, ayahku sedang demam,” kata Fatimah yang membalikkan badan dan menutup pintu. Kemudian ia kembali menemani ayahnya yang ternyata sudah membuka mata dan bertanya kepada Fatimah.
“Siapakah itu wahai anakku?”
“Tak tahulah aku ayah, sepertinya baru sekali ini aku melihatnya” tutur Fatimah lembut.
Lalu Rasulullah menatap putrinya itu dengan pandangan yang menggetarkan. Satu-satu bagian wajahnya seolah hendak dikenang.
“Ketahuilah, dialah yang menghapuskan kenikmatan sementara, dialah yang memisahkan pertemuan di dunia. dialah Malaikat Maut,” kata Rasulullah.
Fatimah pun menahan ledakan tangisnya. Malaikat Maut datang menghampiri, tapi Rasulullah menanyakan kenapa Jibril tak ikut menyertai. Kemudian dipanggillah Jibril yang sebelumnya sudah bersiap diatas langit untuk menyambut ruh kekasih Allah dan Penghulu dunia ini.
“Jibril, jelaskan apa hakku nanti dihadapan Allah?” Tanya Rasulullah dengan suara yang amat lemah.
“Pintu-pintu langit telah dibuka, para malaikat telah menanti Ruhmu, semua pintu Surga terbuka lebar menanti kedatanganmu,” kata Jibril.
Tapi itu semua ternyata tidak membuat Rasulullah lega, matanya masih penuh kecemasan.
“Engkau tidak senang mendengar kabar ini, Ya Rasulullah?” tanya Jibril lagi.
“Kabarkan kepadaku bagaimana nasib umatku kelak?”
“Jangan Khawatir, wahai Rasulullah, aku pernah mendengar Allah berfirman kepadaku:
‘Kuharamkan Surga bagi siapa saja, kecuali umat Muhammad telah berada didalamnya’” kata Jibril.
Detik-detik semakin dekat, saatnya Izrail melakukan tugas. Perlahan Ruh Rasulullah ditarik. Tampak seluruh tubuh Rasulullah bersimbah peluh, urat-urat lehernya menegang.
“Jibril, betapa sakit Sakaratul Maut ini.” Lirih Rasulullah mengaduh.
Fatimah terpejam, Ali yang disampingnya menunduk semakin dalam dan Jibril memalingkan muka.
“Jijikkah engkau melihatku, hingga kau palingkan wajahmu wahai Jibril?” Tanya Rasulullah pada malaikat pengantar wahyu itu.
“Siapakah yang tega, melihat kekasih Allah direngut ajal,” kata Jibril.
Sebentar kemudian terdengar Rasulullah memekik karena sakit yang tak tertahankan lagi.
“Ya Allah, dahsyat nian maut ini, timpakan saja semua siksa maut ini kepadaku, jangan kepada umatku”.
Badan Rasulullah mulai dingin, kaki dan dadanya sudah tak bergerak lagi. Bibirnya bergetar seakan hendak membisikan sesuatu, Ali segera mendekatkan telinganya.
“Peliharalah shalat dan santuni orang-orang lemah diantaramu,”
Di luar pintu, tangis mulai terdengar bersahutan, sahabat saling berpelukan. Fatimah menutupkan tangan diwajahnya, dan Ali kembali mendekatkan telinganya ke bibir Rasulullah yang mulai kebiruan.
“umatku, umatku, umatku”
dan….PUPUSLAH KEMBANG HIDUP MANUSIA MULIA ITU………
Kini, mampukah aku  mencintai sepertinya ?


http://www.facebook.com/note.php?note_id=497891611915&id=1814755964&ref=mf

"Memetik Hikmah KATA 'Pernikahan."


Isteriku,,,
maafkanlah aku.,,
Aku bukanlah yg terbaik seperti keinginanmu,
Aku akan berusaha 'menjadi' lebih baik seperti 'harapan'mu.

Isteriku,,,
maafkanlah aku..
bila selama ini belum dapat 'mewujudkan semua 'impian'mu
Maafkanlah atas segala khilaf yg tlah aku lakukan,,,
jangan pernah 'tanam'kan rasa kebencian itu padaku,,,
Dan jangan maafkan daku,,, karena keterpaksaan di hatimu,,,
by. Suami-mu,,,,:)

~Abriansyah M Noor.~

Jawaban Istrimu...

'Suamiku,,,
maafkan aku karena selalu menyusahkanmu!

Suamiku,,,
Aku ikhlas menjalani Taqdir Allah bersamamu!

Suamiku,,,
maafkan aku tarkadang aku lalai menjalankan kewajibanku,

Suamiku,,,
Kalau aku berbuat salah Aku selalu takut kau tak memaafkanku,,
tapi kamu selalu tersenyum dan berkata''Kau adalah istri terbaikku''

Terima kasih Suamiku.....

by. Rossita Khumairah Najwa

Sahabatku yang dicintai,,:)

MAHABBAH atau "Cinta itu adalah kecenderungan hati kepada sesuatu. Kecenderungan ini boleh jadi disebabkan lezatnya yang dicintai atau karena manfaat yang diperoleh daripadanya. Cinta sejati antar manusia terjalin bila ada sifat-sifat pada yang dicintai sesuai dengan sifat yang didambakannya. Rasa inilah yang menjalin pertemuan antara kedua pihak dalam saat yang sama dicintai dan mencintai."
 MAWADDAH, Yaitu sesuatu di atas cinta yang seharusnya mengikat hubungan suami istri.
Mawaddah, maknanya berkisar pada kelapangan dan kekosongan . Kelapangan dada dan kekosongan jiwa dari kehendak buruk. Demikian menurut pakar M. Quraish Shihab.
 Mawaddah itu adalah cinta plus. Bukankah yang mencintai, -disamping akan terus berusaha mendekat dan mendekat- sesekali hatinya kesal juga, sehingga cintanya pudar, bahkan putus.
 Sedang bagi orang yang didalam hatinya bersemi mawaddah atau cinta plus itu, dia tidak akan memutuskan hubungan, seperti yang biasa terjadi pada orang yang bercinta.
Ini disebabkan hatinya begitu lapang dan kosong dari keburukan, sehingga pintunya pun sudah tertutup, tidak bisa dihinggapi keburukan lahir dan batin, yang mungkin datang dari pasangannya. Mawaddah adalah cinta plus yang tampak dampaknya pada perlakuan, serupa dengan tampaknya kepatuhan akibat rasa kagum dan hormat kepada seseorang.
 Rahmah adalah kondisi psikologis, yang muncul di dalam hati, akibat menyaksikan ketidak berdayaan, sehingga mendorong yang bersangkutan untuk melakukan pemberdayaan.
Karena itu, dalam kehidupan keluarga masing-masing suami dan istri akan bersunguh-sungguh , bahkan bersusah payah, demi mendatangkan kebaikan bagi pasangannya. Rahmah itu menghasilkan kesabaran, murah hati, tidak angkuh, tidak mencari keuntungan bagi diri sendiri, tidak pemarah dan tidak pendendam.
Ia menutupi segala sesuatu dan sabar menanggung segalanya. Sementara mawaddah tidak mengenal batas dan tidak berkesudahan. Mengapa Al Quranul Karim menggaris bawahi hal ini dalam rangka jalinan perkawinan. Agaknya karena betapapun hebatnya seseorang , pasti dia memiliki kelemahan.
 Dan betapapun lemahnya seseorang pasti ada juga unsur kekuatannya. Suami dan istri tidak luput dari keadaan demikian, sehingga suami dan istri harus berusaha untuk saling melengkapi.
(Q.S. An Nisa : 1) Artinya : Dialah yang menciptakan kamu dari diri yang satu dan menciptakan darinya (diri itu) pasangannya
(Q.S. Ar Rum : 21) Artinya : Allah menjadikan dari diri kamu pasangan ?
 Firman-firman tersebut mengandung isyarat, bahwa suami dan istri harus dapat menjadi diri pasangannya dalam arti masing-masing harus merasakan dan memikirkan apa yang dirasakan dan dipikirkan oleh pasangannya dan masing-masing harus mampu memenuhi kebutuhan pasangannya itu.
  (Q.S. Al Baqarah : 187) Artinya : Istri-istri kamu adalah pakaianmu dan kamu adalah pakaian mereka Ayat tersebut tidak hanya mengisyaratkan, bahwa suami dan istri saling membutuhkan, melainkan juga berarti, suami dan istri --masing-masing menurut kodratnya memiliki kekurangan, --harus dapat berfungsi menutup kekurangan pasangannya itu.
 Sahabat calon suami- istri serta sahabat  rahimakumullah. Para pakar mengatakan, bahwa kasih sayang disuburkan dengan kesadaran, tak seorang pun yang sempurna. Kekurangan yang dimiliki istri boleh jadi dimiliki juga oleh suami dalam bentuk yang lain. Kesalahan yang dilakukan oleh suami dapat juga dilakukan oleh istri dalam bentuk yang sama atau yang lain. Kesadaran demikianlah yang dapat memelihara dan menyuburkan kasih sayang. Akan tetapi jika kasih sayang itu pun putus, jangan putuskan pernikahan, karena ada amanah yang harus dipertahankan.
AMANAH. Istri adalah amanah bagi sang suami dan suamipun amanah bagi sang istri. Tidak mungkin orang tua  dan keluarga dari masing-masing akan merestui suatu pernikahan  tanpa adanya rasa percaya dan aman.
 Suami, demikian juga istri, tidak akan menjalin hubungan kecuali jika masing-masing merasa aman dan percaya kepada pasangannya. Penikahan ini bukan hanya amanat dari mereka, melainkan juga amanat dari Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Bukankah ia dijalin atas nama Allah dengan menggunakan kalimat-Nya.
 Sahabat Rahimakumullah,,,
Ada seorang pria datang kepada saidina Umar Radhiyallahu 'Anhu  dan menyampaikan rencananya menceraikan istrinya. Umar, Kahalifah Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wa sallam yang kedua itu berkomentar antara lain : Dimana engkau letakkan amanah yang telah engkau terima itu.
 Lalu beliau membaca firman Allah : (Q.S. An Nisa: 19) Artinya : Seandainya kamu tidak menyukai mereka (maka bersabarlah/jangan ceraikan ). Mungkin kamu tidak mrnyukai sesuatu, padahal Allah menjadikan padanya kebaikan yang banyak.
Sahabat yang dicintai, calon suami istri,  Rahimakumullah,,,
 Amanah itu terpelihara dengan mengingat Allah. Kebesaran, kekuasaan dan kemurahan-Nya. Ia dipelihara dengan melaksanakan tuntunan agama.
Siramilah amanah itu dengan shalat walau pun hanya lima kali sehari. Bersama kita  Camkan beberapa ketentuan dan nasehat berikut ini:
(QS. Al Maidah:1) Artinya:
 "Wahai orang-orang yang beriman! Penuhilah akad-akad perjanjian ."
(Q.S. At Thalaq:6). Artinya :
"Tempatkanlah mereka (istri) itu dimana kamu bertempat tinggal menurut kemampuanmu dan janganlah kamu menyusahkan mereka untuk menyempitkan (hati) mereka.
(Q.S. Al Baqarah:228). Artinya :
"Para istri mempunyai hak yang seimbang dengan kewajibannya menurut cara yang makruf , dan para suami mempunyai satu derajat di atas para istri Tahukah ananda, apa yang dimaksud dengan derajat itu? Derajat itu adalah kelapangan dada suami terhadap istri untuk meringankan sebagian kewajiban istri.
 SAHABAT YANG DICINTAI, MARI BERSAMA KITA  LAKSANAKANLAH SEMUA PERINTAH ALLAH SUBHANAHU WA TA'ALA  DAN JANGAN LANGGAR LARANGANNYA, ANTARA LAIN ADALAH :
(Q.S. Al Isra' : 23). Artinya:
"Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu tidak menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik kepada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang diantara keduanya atau kedua-duanya berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan akh dan janganlah kamu membentak mereka, dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia."
Allah subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
“Dan diantara tanda-tanda kekuasaannya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tentram kepadanya, dan dijadikannya di antaramu rasa kasih sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir.” (QS. Ar-rum: 21).
Allah Subhanahu Wa Ta'alaa berfirman tentang beberapa sifat para hamba-Nya:
“Dan orang-orang yang berkata: "Ya Rabb kami, anugerahkanlah kepada kami isteri-isteri kami dan keturunan kami sebagai penyejuk hati (kami), dan  jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa.”
(QS. Al-Furqan: 74).
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu 'Anhu berkata: Rasulullah Shalallaahu 'Alaihi Wa salam bersabda:
“Orang mu’min yang paling sempurna imannya adalah yang paling baik akhlaknya, dan orang yang paling baik diantara kalian adalah yang paling baik terhadap para isterinya.”
(HR. Turmizi, ia berkata: hadits hasan shahih).
 Dari Ibnu Umar Radhiyallahu 'Anhu dari Nabi Shalallaahu 'Alaihi Wa salam, beliau bersabda:
“Setiap kalian adalah pemimpin, dan setiap kalian bertanggung jawab terhadap yang dipimpinnya. Amir adalah pemimpin, dan orang laki-laki adalah pemimpin keluarganya. Orang perempuan adalah pemimpin rumah dan anak-anak suaminya. Maka setiap kalian adalah pemimpin, dan setiap kalian akan diminta pertanggungjawaban terhadap yang dipimpinnya.”
(Muttafaq 'Alaih).
Orang bijak berkata:
Wahai anakku,
"Jadilah terhadap suamimu bumi tempat dia berpijak, niscaya dia akan menjadi bagimu langit tempat engkau berteduh.Terimalah pemberiannya, walaupun sedikit, dengan penuh rasa syukur dan perkenankanlah permintaanya dengan penuh rasa hormat. Perhatikanlah arah matanya tertuju dan hidungnya mengendus. Jangan sampai kedua matanya melihat sesuatu yang buruk dari penampilanmu dan jangan pula hidungnya mengendus, kecuali harum semerbak dari dirimu."

Wallahu bitaufik walhidayah,


http://www.facebook.com/notes/memetik-hikmah-disetiap-kata-kejadian/memetik-hikmah-kata-pernikahan/201185993240977

Merenungi Nyamuk


Pagi hari ini, iseng karena saya tak bisa tidur, saya pun membuka situs favorit saya: Wikipedia. Sambil bermalasan, saya membuka satu persatu menu yang ada, dan, wow, saya terkejut ketika saya menemukan info yang baru bagi saya: yang menggigit kulit kita hanyalah nyamuk betina —nyamuk jantan hanya memakan nektar bunga!
Saya pun berdecak kagum, merasa aneh dengan info ini. Saya pun meng-klik kata nyamuk, dan info yang diberikan pun semakin beragam.
Salah satunya, ternyata, nyamuk betina yang menggigit kulit kita, pun bukan untuk ia makan —seperti nyamuk jantan, nyamuk betina pun hanya mengkonsumsi nektar bunga. Ia menggigit kulit kita, menghisap darah, hanya karena mengambil protein secukupnya, untuk memberi nutrisi pada telur yang dikandungnya.
Ya Subhanallah. Betapa kita sering dzalim dengan makhluk kecil yang sedang ingin mmpertahankan hidupnya dan kehidupan telur yang dikandungnya. Ia hanya mengambil sedikit protein dari darah kita, yang kita sendiri pun tak mempunyai hak miik untuk protein tersebut. Lantas, dengan sombongnya, kita katakan bahwa nyamuk adalah hewan pengganggu, berisik, penyebar penyakit, harus diberantas...
Ya Subhanallah, saya baru menyadari, bahwa benar-benar manusia adalah makhluk yang sangat dzalim.
###
Okelah, katakan ia mengganggu karena menggigit kulitmu. Tapi sahabat, seperti yang sudah kau baca barusan, bahwa ia tak menggigit untuk menyakitimu —ia hanya mengambil sedikit protein yang ada dalam darahmu, untuk mempertahankan hidup telurnya.
Dan lagi, janganlah hanya melihat konteks 'ia mengganggu'. Lihatlah pada diri kita sendiri. Apakah kita pernah mengedepankan keinginan kita, ingin menuruti keinginan kita, dengan menutup mata dari perasaan orang lain? Kita menuruti keinginan diri kita, dan dalam waktu yang sama kita tak peduli bahwa kita menyakiti salah seorang sahabat kita.
Ambil lagi contoh lain, ketika ada seorang pengemis, atau anak jalanan meminta uang padamu. Dan, kamu tak memberinya uang. Saat itu, adakah sedikit perasaan bersalah dalam hatimu? Sedangkan orang tersebut, atau anak tersebut, tentu saja kecewa dengan sikap dinginmu.
Cukup dari dua misal ini saja, apakah kita masih tak malu mengatakan bahwa nyamuk adalah makhluk pengganggu? Bukankah manusia sendiri dengan dua contoh kecil diatas, yang bisa kamu terapkan pada kejadian-kejadian lainny, adalah 'makhluk pengganggu' yang lebih parah daripada nyamuk?
Saya selalu suka dengan peribahasa yang berkata, kau melihat kuman diseberang sana. Sedangkan gajah didepan matamu, kau tak melihatnya! Peribahasa yang sarat introspeksi diri.
 ###
Sisi lain, okelah, katakan ia berisik, berdengung-dengung ditelinga kita. Tapi, sahabat, sebagai Ummat Islam, haruslah kita beriman pada ayat Alquran yang berkata, artinya, "Dan tak ada satupun (makhluk), kecuali ia bertasbih dengan puja-puji tuhannya, akan tetapi kalian tak mengerti bagaimana mereka bertasbih."
Sahabat, siapakah yang berkata padamu, bahwa ia berdengung ditelingamu untuk mengganggu tidur nyenyakmu? Apakah tak baik, jika kita berkata, 'Ah, mungkin dengungan inilah cara nyamuk bertasbih pada Allah.' Dari situ, kita pun tersadar dan berdzikir pada Allah. Pas lah keadaanmu dengan ayat yang artinya, "Dan ingatlah Tuhanmu ketika kau lupa!"
Okelah, anggap ia mengganggu, meski dengan tasbihnya yang berdengung-dengung itu. Tapi, ambillah pelajaran, apakah nyamuk ini, yang selalu bertasbih pada Allah, lebih baik dari kita yang lupa dariNya —ditambah lagi merasa sebal dengan suara dengungan itu?
Mungkin, jika kita boleh memperkirakan, nyamuk yang berdengung itu mungkin berpikir, 'Kenapa makhluk berkepala besar ini tercipta, jika kepala besar ini sama sekali tak mengingat Allah? Kalau saja kepala besar ini dirubah menjadi ribuan nyamuk, yang semua berdzikir pada Allah!"
Saya suka dengan doa sebagian orang shaleh, "Ya Allah, aku selalu mendzalimi diriku dengan kedzaliman yang banyak, maka, ampunilah aku."
###
Dan dikesempatan lain, seringkali terdengar bahwa nyamuk adalah hewan berbahaya yang menyebarkan penyakit.
Saya tak memungkiri fakta ini —memang secara ilmiah ini terbukti. Tapi, saya hanya bertanya-tanya, mungkin kamu, sahabat, mengetahui jawaban dari pertanyaan-pertanyaan saya.
Saya merasa aneh saja, kenapa malaria dan DBD baru saja muncul diakhir-akhir ini, sebagai wabah yang menakutkan. Lantas, dimana saja nyamuk penyebab penyakit-penyakit tersebut sebelumnya?
Pribadi, saya tetap tak bisa menyalahkan nyamuk-nyamuk tersebut. Kata agama, bencana dan wabah penyakit, akan turun pada ummat manusia, jika memang kerusakan telah menyebar luas. Saya menilai, bahwa nyamuk-nyamuk itu hanyalah pengirim pesan saja, seakan berkata, 'Hei, manusia! Tak ingatkah kalian pada Allah yang menugaskan kalian untuk menjaga alam? Kami, nyamuk kecil yang tak berharga dimata kalian, pun mampu menjadi bencana besar untuk kalian, tentu atas izin Allah. Ingatlah kembali Allah!"
Ya, karena wabah penyakit itu, tak muncul kecuali karena ulah tangan usil manusia. Allah telah berfirman yang artinya, "Telah terlihat kerusakan didaratan dan lautan, karena ulah tangan manusia!"Satu syair arab yang sering membuat saya berpikir berkata, "Terkadang, mata tak percaya pada sinar terang matahari hanya karena ia sakit. Dan karena sakit, mulut pun berkata bahwa air terasa pahit
###
Sifat asli kemanusiaan, memang selalu saja ingin merasa bawa dirinya benar, bahwa dirinya berkuasa, selalu lupa pada Penciptanya. Alquran seringkali menampakkan fakta sifat asli manusia, seperti salah satu ayat yang berkata, "Sesungguhnya manusia benar-benar dzalim (akan diri sendiri atau pada lainnya) dan benar-benar bodoh."
Sahabat, jika kita memang ingin terbebas dari sifat buruk kemanusiaan, dengarkanlah ayat Alquran yang berkata yang artinya, "Demi masa, sesungguhnya manusia benar-benar berada pada kerugian, kecuali orang-orang yang beriman, beramal shaleh, saling mengingatkan dalam ketakwaan dan saling mengingatkan dalam kesabaran."
Allah pun selalu berkata pada orang-orang beriman tersebut, yang telah 'naik tingkat' dan meninggalkan sifat buruk kemanusiaan, dengan kata-kata "orang berakal", "orang yang berpikir". Cukuplah sebagai bukti, ketika Islam diasaskan pada satu hal paling dasar berupa ilmu, ketika Allah mewahyukan pada Rasul untuk kali pertama, "Bacalah!"
Ya, karena Islam dibangun dengan Ilmu. Dan, seseorang, akan menjadi manusia yang berbeda dengan manusia lainnya, ketika ia berilmu.
Dan, jika seorang muslim telah berilmu, tak ayal ia harus masuk pada firmanNya yang berkata, "Sesungguhnya yang takut kepada Allah dari hamba-hambaNya, adalah orang-orang yang berilmu"!
Sahabat, antarkan ilmu yang kamu peroleh pada satu hal: alat yang membuatmu mengingati kebesaranNya, dan membuatmu takut kepadaNya.
Sahabat, buatlah semua hal yang ada didepan matamu, sebagai hal-hal yang selalu mengantarkanmu untuk mengingat akan KekuasaanNya dan KebesaranNya. Karena Allah tak menciptakan alam ini, kecuali sebagai 'jalan' yang Dia persiapkan agar kita selalu mengingatiNya.
###
Ya, nyamuk, makhluk kecil itu pun, bukanlah sebuah pengganggu seperti yang sekilas terlintas dalam otak kita. Tapi, nyamuk, adalah makhluk yang pula bertugas penting: mengingatkan bahwa kita, manusia, pun sering lupa bahwa kita sering banyak bersalah. Nyamuk juga bertugas mengingatkan, "Hei, manusia, berdzikirlah, ingatlah pada Allah, Tuhanmu Yang Menciptakanmu!"
Nyamuk, dimata saya dengan kacamata pandang diatas, bukan lagi makhluk remeh.
Subhanallah, Mahasuci dan Mahabesar Allah yang telah menitipkan segala peringatan untuk kita, pada makhluk kecil ini.
Tugas terakhir untuk saya: Setelah ini apakah saya mau berubah menjadi manusia yang lebih baik?

Doakan saja :) .


http://www.facebook.com/notes/renungan-n-kisah-inspiratif/merenungi-nyamuk/10150140871446042

DALAM PENGHARAPAN


Waktu tak pernah berhenti berputar
Tak terasa tiba di penghujung tahun
Setahun berlalu penuh aral tajam menerjang
Memporak porandakan bangunan hati ku
Lihat aku Rabb..
Begitu banyak dosa yang ku perbuat
Begitu sering ku mengabaikan Mu
Dalam setiap hela nafas ku
Dalam setiap detak jantung ku
Semestinya Engkau selalu ada
Tapi apa Rabb..
Kerap ku duakan Engkau
Mengemis kasih pada mahluk Mu
Walau tak sedikitpun dia melihat pada ku
Tak henti juga aku berharap akan tumbuhnya kasih
Rabb..
Hanya cinta Mu yang tak berbatas
Melingkupi hati setiap mahluk Mu
Dengan segala kemahaan Mu
Engkau hidupkan jiwa-jiwa pencinta
Aku tahu Rabb..
Engkau tak butuh penghambaan ku
Engkau tak butuh pengakuan ku
Engkau tak butuh itu semua
Tapi akulah yang membutuhkan Mu
Rabb lihat hati ku
Ingin ku tunduk hanya pada Mu
Bercengkrama di pertengahan malam ku
Bersujud di gelaran sajadah kumal ku
Bergumul dengan doa dan pengharapan
Rabb..
Dengan kasih dan sayang Mu
Tunjukkan pada ku dimana pelita kecil ku

>>>*<<<


http://www.facebook.com/notes/renungan-n-kisah-inspiratif/dalam-pengharapan/10150139356966042

Kue Perkawinan


Bagi yang sudah menikah, kue perkawinan ini diperlukan untuk mengingatkan & direnungkan. Bagi yang belum menikah kue ini untuk bahan masukan, supaya jangan salah adonan. Silahkan mencoba!!!
^_^

  Bahan :
1 pria sehat
1 wanita sehat,
100% Komitmen,
2 pasang restu orang tua,
1 botol kasih sayang murni.

Bumbu:
 1 balok besar humor,
 10%hasrat dan 90%cinta 25 gr rekreasi,
1 bungkus doa,
2 sendok teh telpon-telponan,
5 kali ibadah/hari (tapi lebih baik jika lebih dari itu Semuanya diaduk hingga merata dan mengembang).

Tips:
1. Pilih pria dan wanita yang benar-benar matang dan seimbang.
2. Jangan yang satu terlalu tua dan yang lainnya terlalu muda karena dapat mempengaruhi kelezatan (sebaiknya dibeli di toserba bernama TEMPAT IBADAH, walaupun agak jual mahal tapi mutunya terjamin.)
 3. Jangan beli di pasar yang bernama DISKOTIK atau PARTY karena walaupun modelnya bagus dan harum baunya tapi kadang menipu konsumen atau kadang menggunakan zat pewarna yang bisa merusak kesehatan.
4. Gunakan Kasih sayang cap "DAKWAH" yang telah mendapatkan penghargaan ISO dari Departemen Kesehatan dan Kerohanian.

Cara Memasak:
1. Pria dan Wanita dicuci bersih, buang semua masa lalunya sehingga tersisa niat yang murni.
2. Siapkan loyang yang telah diolesi dengan komitmen dan restu orang tua secara merata.
3. Masukkan niat yang murni kedalam loyang dan panggang dengan api merata sekitar 30 menit didepan penghulu.
4. Biarkan di dalam loyang tadi dan sirami dengan bumbunya.
5. Kue siap dinikmati.
Catatan: Kue ini dapat dinikmati oleh pembuatnya seumur hidup dan paling enak dinikmati dalam keadaan hangat. Tapi kalau sudah agak dingin, tambahkan lagi humor segar secukupnya, rekreasi sesuai selera, serta beberapa potong doa kemudian dihangatkan lagi di oven ber merek "Tempat Ibadah". Setelah mulai hangat, jangan lupa telepon-teleponan bila berjauhan. Selamat mencoba.. .. ..


http://www.facebook.com/notes/renungan-n-kisah-inspiratif/kue-perkawinan/10150139266176042

Ono Kodok diMPLOK, Ono Kadal diUNTAL


*¨*•.¸¸ï·²¸¸.•*¨*•♫♥♥♥♥♥♥♫•*¨•.¸¸ï·²¸¸.•*¨*•♫♥♥♥♥♥♥♥♥♥

Bagi Orang jawa, bahasa diatas tidaklah susah untuk memahaminya. Sebuah “lelucon” yang disematkan bagi manusia yang suka “NYANTAP” semua hal. Tidak lagi mempedulikan halal, makruh bahkan Haram sekalipun masuk “tong sampah” yang berwujud perut.
Pernah suatu ketika saya teringat akan sebuah candaan seorang teman di kampung saya.
“sebuas-buasnya Singa atau macan paling hanya makan daging, tapi kalau sebuas-buasnya manusia, tidak hanya daging, Uang Rakyat, bahkan ASPAL pun dimakan”. Saya kemudian diceritakan tentang Proyek pengaspalan jalan Kampung yang sebagian ASPAL bantuan dari “ATAS” disunat oleh Jajaran “yang mengurusi”.
Hmm, bisa jadi menjelang pemilu banyak orang tergila-gila ingin nyari muka (baca : kursi perlemen) agar bisa ngeMPLOK Kodok ataupun ngUNTAL Kadal proyek-proyek yang bernilai Wah….. Sehingga tak jarang diantara mereka yang memakai politic money, memakai ijazah palsu, ataupun mencari pendukung di kalangan pelacur.
Dilain waktu bisa pula menggunakan Aji Mumpung. Mumpung ada Kodok yaa diMPLOK, adanya Kadal yaa diUNTAL. Aji mumpung memang bisa digunakan sebagai senjata untuk mengembalikan “modal” awal jadi wakil rakyat, minimal BEP.
Namanya juga manusia, para perumus Undang-undang negara Indonesia juga punya anak dan istri, butuh bayar listrik, butuh bayar air, butuh bayar cicilan rumah, butuh bayar cicilan mobil mewah, bayar simpanan-simpanan, dan bayar-bayar yang lain. Sehingga benaknya tidak bakalan lepas dari kepentingan pribadi.
So, kita juga sendiri yang menilai “kepantasan” beliau-beliau calon wakil rakyat dalam membuat Undang-undang. Kalau memang jauh dari kriteria pantas, masihkah memiliki harapan pada beliau?. Bukankah harapan bagi kaum muslimin hanyalah kepada Allah dan orang-orang yang beriman??


http://www.facebook.com/notes/renungan-n-kisah-inspiratif/ono-kodok-dimplok-ono-kadal-diuntal/10150138500406042

@}~~Jawaban Istikhorohku~~{@


♥●♥__♥●

Awalnya kupikir ini tentang memilih. Karena mereka, insya Allah, adalah ikhwan-ikhwan yang shalih. Aku mengamati perubahan mereka dan, subhanallah, mereka telah menjadi muslim yang lebih baik dari sebelumnya. Dan aku mencintai mereka karena Allah.
Seorang dari mereka menaruh harapannya padaku. Ia ingin aku menjadi calon penghuni surga bersamanya menjadi istrinya. Hhh, akhirnya kata-kata indah yang selalu kutunggu itu terdengar juga... dari sahabatku. Sahabat terbaikku, yang sangat mengerti diriku dan akupun memahami dirinya. Dia seorang ikhwan yang baik, yang membuatku sempat berfikir bila suatu hari dia melamarku maka aku tak akan punya alasan apapun untuk menolaknya. Karena begitu baiknya dia.
Namun pemikiran itu berubah saat seorang ikhwan yang lain datang ke dalam kehidupanku. Dialah yang mengirimkan pesan-pesan singkat dan panggilan-panggilan tak terjawab. Seseorang yang tak pernah terlintas di benakku sedikitpun, namun akhirnya mengisi ruang khusus di hatiku. Ia tak pernah memberi keputusan ataupun sebuah janji. Namun setiap kata darinya menyiratkan bahwa ia cenderung padaku. Wallahu'alam.
Dia seorang yang sopan, yang sangat menghormatiku. Kebaikan akhlak serta keelokan parasnya membuatku berfikir bukanlah wanita seperti aku yang pantas baginya. Dia bagaikan seorang pangeran. Sikapnya yang sulit kutebak sungguh membuatku merasa bahwa aku hanyalah teman biasa baginya.
♥●♥__♥●♥
Aku menjalin persahabatan dengan keduanya, tanpa sepengetahuan masing-masing dari mereka. Karena mereka pun bersahabat dekat. Banyak ilmu yang kudapat dari mereka. Merekalah tempat aku bertanya dan meminta nasehat, begitu pula aku bagi mereka. Menurutku persahabatan ini biasa saja, tidak melewati batas norma. Semuanya tentang dakwah. Namun aku merasa hubungan ini tidak bersih. Karena tidak ada persahabatan yang tidak melibatkan hati. Dan aku telah menzhalimi diriku sendiri.
Aku ingin melepaskan diri dari mereka agar aku bisa berpikir jernih dan hatiku menjadi bersih. Aku memang ingin menikah. Tapi tidak dalam situasi seperti ini. Aku berpikir bahwa aku harus memilih salah satu dari mereka. Namun aku hanya menipu diriku sendiri.
Setelah shalat istikharah kudirikan dengan doa agar Allah memberiku jalan yang terbaik, kupikir aku telah mendapatkan jawabannya. Karena setiap hal yang aku lakukan selalu tertuju padanya, sang pangeran. Sungguh aku telah memperdaya akalku dan hatiku telah lalai menempatkanNya.
Pinangan sahabatku tidak kuterima. Walaupun bisa kubayangkan masa depanku akan cerah bersamanya. Ia menerima keputusanku dan tersadar bahwa ia telah menyia-nyiakan waktunya memikirkan aku. Dan pada saat yang sama, sang pangeran pun menyatakan keinginannya untuk melepaskan diri dariku. Ia pun tersadar telah menyia-nyiakan waktunya untukku. Yah, jalan itu masih panjang... dan mereka pun memilih mencintai Sang Kekasih Sejati dari pada diriku.
Subhanallah, bagaimana aku tidak semakin mencintai mereka. Dan jelaslah, bahwa mereka berhak mendapatkan wanita yang jauh lebih baik dariku. Berat bagiku menghadapi kenyataan bahwa aku telah kehilangan sahabat-sahabat terbaikku. Namun aku bersyukur mereka meninggalkan aku demi Surga yang siap menerima orang-orang yang kembali ke jalanNya. Dan ke sanalah pula aku akan menuju. Inilah jawaban istikharahku.
♥●♥__♥●♥
Kembali pada Allah, yang akan selalu ada untukku. Yang tak akan pernah meninggalkanku. Yang selalu mengetahui kebutuhanku dan menyediakannya. Yang selalu mendengar keinginanku dan mengabulkannya. Yang selalu mendengar keluh kesahku dan membantuku mengatasinya. Yang selalu cemburu bila aku melupakannya walau sekejap mata. Yah, Dialah Sang Kekasih Sejati yang kusadari cintaNya meliputi seluruh alam untukku.
Tentang jodoh. aku tak akan memusingkannya lagi. Seperti halnya takdir lahir dan takdir mati. Tak akan mundur atau maju sedetikpun. Aku yakin seseorang di luar sana telah diciptakan Allah khusus untukku. Bukankah manusia diciptakan berpasang-pasangan.
Mungkin dia adalah salah satu dari mereka, mungkin juga bukan. Bila mereka bagiku adalah ikhwan yang baik namun tak satupun dari mereka Allah izinkan untuk menikahiku, maka aku yakin Allah telah menyiapkan ikhwan yang jauh lebih baik dari mereka untukku. Karena aku tahu Allah tak akan pernah mengecewakanku. Dan kudoakan semoga mereka dikaruniai istri yang shalihah yang jauh lebih baik dari yang pernah mereka bayangkan sebelumnya. Karena Allah tak akan pernah mengecewakan hamba-hambaNya.
disadur dari kisah nyata seorang sahabat hati :-)


http://www.facebook.com/notes/renungan-n-kisah-inspiratif/jawaban-istikhorohku/10150137867521042

Jangan Tangisi Apa Yang Bukan Milikmu


♥●♥__♥●
Dalam perjalanan hidup ini seringkali kita merasa kecewa. Kecewa sekali. Sesuatu yang luput dari genggaman, keinginan yang tidak tercapai, kenyataan yang tidak sesuai harapan. Akhirnya angan ini lelah berandai-andai ria.
Pffhh…sungguh semua itu tlah hadirkan nelangsa yang begitu menggelora dalam jiwa.
Dan sungguh sangat beruntung andai dalam saat-saat terguncangnya jiwa masih ada setitik cahaya dalam kalbu untuk merenungi kebenaran. Masih ada kekuatan untuk melangkahkan kaki menuju majlis-majlis ilmu, majelis-majelis dzikir yang akan mengantarkan pada ketentraman jiwa.
♥●♥__♥●♥
Hidup ini ibarat belantara.Tempat kita mengejar berbagai keinginan. Dan memang manusia diciptakan mempunyai kehendak, mempunyai keinginan. Tetapi tidak setiap yang kita inginkan bisa terbukti, tidak setiap yang kita mau bisa tercapai. Dan tidak mudah menyadari bahwa apa yang bukan menjadi hak kita tak perlu kita tangisi. Banyak orang yang tidak sadar bahwa hidup ini tidak punya satu hukum: harus sukses, harus bahagia atau harus-harus yang lain.
Betapa banyak orang yang sukses tetapi lupa bahwa sejatinya itu semua pemberian Allah hingga membuatnya sombong dan bertindak sewenang-wenang. Begitu juga kegagalan sering tidak dihadapi dengan benar. Padahal dimensi tauhid dari kegagalan adalah tidak tercapainya apa yang memang bukan hak kita.
Padahal hakekat kegagalan adalah tidak terengkuhnya apa yang memang bukan hak kita.
Apa yang memeng menjadi jatah kita di dunia, entah itu Rizki, jabatan, kedudukan pasti akan Allah sampaikan.Tetapi apa yang memang bukan milik kita, ia tidak akan kita bisa miliki, meski ia nyaris menghampiri kita, meski kita mati-matian mengusahakannya.
“Tiada suatu bencanapun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab(Lauh Mahfuzh) sebelum Kami menciptakanya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah. (Kami jelaskan yang demikian itu)supaya kamu jangan berdukacita terhadap apa yang luput dari kamu dan supaya kamu jangan terlalu gembira terhadap apa yang diberikaNya kepadamu. Dan Allah tidak menyukai setiap orang yang sombong lagi membanggakan diri.” (QS Al-Hadid ;22-23)
Demikian juga bagi yang sedang galau terhadap jodoh.Kadang kita tak sadar mendikte Allah tentang jodoh kita,bukanya meminta yang terbaik dalam istikharah kita tetapi benar-benar mendikte Allah: Pokoknya harus dia Ya Allah… harus dia, karena aku sangat mencintainya. Seakan kita jadi yang menentukan segalanya, kita meminta dengan pakasa.Dan akhirnya kalaupun Allah memberikanya maka tak selalu itu yang terbaik. Bisa jadi Allah tak mengulurkanya tidak dengan kelembutan, tapi melemparkanya dengan marah karena niat kita yang terkotori.
♥●♥__♥●♥
Maka wahai jiwa yang sedang gundah, dengarkan ini dari Allah :
“…. Boleh jadi kalian membenci sesuatu,padahal ia amat baik bagi kalian. Dan boleh jadi kalian mencintai sesuatu, padahal ia amat buruk bagi kalian.Allah Maha mengetahui kalian tidak mengetahui.” (QS. Al-Baqarah 216)
Maka setelah ini wahai jiwa, jangan kau hanyut dalam nestapa jiwa berkepanjangan terhadap apa-apa yang luput darimu. Setelah ini harus benar-benar dipikirkan bahwa apa-apa yang kita rasa perlu didunia ini harus benar-benar perlu bila ada relevansinya dengan harapan kita akan bahagia di akhirat. Karena seorang mukmin tidak hidup untuk dunia tetapi menjadikan dunia untuk mencari hidup yang sesungguhnya: hidup di akhirat kelak!
Maka sudahlah, jangan kau tangisi apa yang bukan milikmu!


http://www.facebook.com/notes/renungan-n-kisah-inspiratif/jangan-tangisi-apa-yang-bukan-milikmu/10150137845391042