Bismillaahirrahmaanirrahiim
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
===========================
Miris hati ini..miris dan ingin menangis jika
melihat realita anak muda sekarang. Ketika seminggu lalu saya sedang berada di
sebuah Pusat perbelanjaan Toko Buku Gramedia di Jogya.
Perhatikanlah..! remaja-remaja yang
"mejeng" di mall-mall, pinggir-pinggir jalan atau di pusat-pusat
hiburan, maka kita akan melihat pemandangan yang sangat mengherankan. Yang
laki-laki kepalanya botak sebelah, rambutnya dicat, pakai anting-anting,
kalung, rantai besar yg menggantung di celananya, bibir dan hidungnya ditindik
jarum, dan lain sebagainya.
Wanitanya pun tak mau kalah, mereka tidak malu lagi
dengan pakaian ketat yang kelihatan pusarnya, rok mini dengan kaos you can see,
dan potongan rambut yang tidak karuan. ini semua akibat termakan oleh
propaganda yang datang dari negeri barat yang didominasi oleh Yahudi dan
Nashrani. Janganlah heran jika lambat laun mode Yahudi dan Nashrani yang
menjadi panutan anak muda sekarang.
Padahal Allah -Subhanahu wa Ta’ala- berfirman:
" Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu
mengambil orang-orang Yahudi dan Nasrani menjadi pemimpin-pemimpin(mu);
sebahagian mereka adalah pemimpin bagi sebahagian yang lain. barangsiapa
diantara kamu mengambil mereka menjadi pemimpin, Maka Sesungguhnya orang itu
termasuk golongan mereka. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada
orang-orang yang zalim " . ( QS.Al Maidah :51 )
Namun ironisnya, sebagian besar remaja kita bangga
dengan hal tersebut. mereka bangga dengan pakaian ala barat yang dikenakannya;
mereka bangga jika dapat meniru model rambut mereka, mereka bangga jika dapat
meniru gaya bicara mereka. Padahal Rasulullah saw telah mengancam: “Barang
siapa yang menyerupai suatu kaum maka dia termasuk kaum tersebut” (HR. Abu
Dawud )
Imam Ibnu Taimiyyah -rahimahullah- berkata, "Hadits
ini serendah-rendahnya mengharuskan pengharaman tasyabbuh (menyerupai orang
kafir atau fasiq)".
Jadi, tingkatannya sesuai dengan kadar
keterlibatannya dalam meniru orang-orang kafir. jika ternyata yang ditirunya
adalah perbuatan kekafiran atau kemaksiatan, maka orang tersebut dihukumi sama
dengan pihak yang ditirunya.
Perbuatan menyimpang seperti ini merupakan hal yang
bersifat naluri, karena setan menampakkan perbuatan ini di hadapan pelakunya
sebagai perbuatan baik. Oleh karena itu, para hamba Allah diperintahkan untuk
terus memohon kepada Allah agar diberi keteguhan hati berada dalam hidayah-Nya,
sehingga tidak bersikap seperti kaum Yahudi dan Nashrani.
saudaraku..,Ketahuilah! tujuan diturunkannya syariat
Islam adalah untuk menyelisihi orang-orang non-muslim. Ini merupakan suatu cara
untuk menampakkan Islam sebagaimana yang telah diterapkan oleh Nabi
-Shallallahu ‘alaihi wa sallam- dalam hadits-hadits berikut:
Rasulullah -Shollallahu ‘alaihi wasallam- bersabda,
“potonglah
kumis kalian dan peliharah jenggot kalian; berbedalah kalian dari golongan
Majusi (penyembah api)” [HR. Muslim dalam shohih-nya (260)
Hadits tersebut diakhiri dengan perintah yang
selaras dengan bagian awalnya, karena perintah menyelisihi orang-orang majusi
ialah dengan memotong kumis. Sebab itu merupakan ciri khas mereka yaitu
memanjangkan kumis dan memotong jenggot. Oleh karena itu, Rasulullah
memerintahkan kita agar menyelisihi mereka.
“Biarkanlah
jenggot kalian tumbuh, cukurlah kumis kalian, ubahlah (semirlah) uban kalian,
dan janganlah kalian menyerupai orang Yahudi dan Nashrani ”. [HR. Ahmad dalam
Al-Musnad (8657).
Penyerupaan dalam penampilan lahiriah akan
berpengaruh untuk menumbuhkan kasih, cinta, dan kesetiaan dalan batin
sebagaimana kecintaan dalam batin akan berpengaruh untuk menimbulkan
penyerupaan dalam penampilan lahiriah. Ini adalah masalah yang nyata, baik
secara perasaan maupun dalam prakteknya
”Kalian
harus menyelisihi kaum yahudi karena mereka tidak mau shalat dengan memakai
sandal ataupun terompah mereka” . (HR. Abu Dawud )
“Perbedaan antara puasa kita dan puasa golongan Ahli
Kitab adalah makan sahur”. [HR. Muslim dalam Shohih-nya (1096)
Abu Abdillah Al-Qurthubiy-rahimahullah- berkata,
"Hadits ini menunjukkan bahwa sahur merupakan ciri khas ummat ini (Islam).
Diantara perkara yang diberi keringanan di dalamnya, yaitu makan sahur".
Ini semua menunjukkan bahwasanya menyelisihi
orang-orang kafir adalah tujuan pokok syariat. Namun sangat disayangkan, karena
jauhnya umat Islam dari agamanya dan enggannya mereka mempelajari agamanya,
semua ini menyebabkan mereka terjatuh di dalam kesalahan ini yaitu meniru kaum
kafir mulai dari pakaian,
dan cara berpakaian, tradisi, adat, bahasa, perayaan
hari raya, dan hari-hari peringatan mereka seperti Hari Valentine, Hari
Haloween, dan lain-lain. Sehingga Islam tinggallah sebuah nama.
Mengaku muslim, namun pakaiannya serba ketat, bahkan
nyaris telanjang. Tidak ada lagi ciri-ciri keislaman pada dirinya, sehingga
kita sulit membedakan antara wanita muslimah dan wanita kafir; sama-sama tidak
memakai jilbab. Kalaupun pakai, yah asal-asalan saja, tanpa memenuhi standar.
Padahal jilbab yang sayr’i adalah jilbab yang menutupi seluruh tubuh, tebal
(tidak transparan), longgar (tidak ketat sehingga membentuk lekuk tubuh), tidak
menyerupai pakaian wanita kafir, dan laki-laki.
Begitulah realita umat ini, mereka mengikuti
langkah-langkah Yahudi dan Nashrani, sejengkal demi sejengkal hingga andai
mereka masuk ke lubang biawak pun, niscaya umat Islam akan mengikutinya.
Rasulullah Saw telah lama memperingatkan tentang bahaya mengikuti jalan,
dan gaya hidup mereka:
”Sungguh kalian akan mengikuti jejak umat-umat
sebelum kalian sejengkal demi sejengkal, sehingga kalau mereka masuk ke dalam
lubang biawak, niscaya kalian pun akan masuk ke dalamnya”. Para sahabat
bertanya: “Ya Rasulullah, apakah kaum Yahudi dan Nashara? Maka beliau
menjawab:” Siapa lagi (kalau bukan mereka)?”.[HR. Bukhari dalam Shohih-nya
(3269 & 6889), Muslim dalam Shohih-nya (2669)
“Kiamat tidak akan terjadi sampai umatku mengikuti
apa yang terjadi pada kurun-kurun sebelumnya. sejengkal demi sejengkal, sehasta
demi sehasta”. lalu ada yang bertanya : “wahai Rasulullah apakah seperti bangsa
persia dan Rumawi? beliau menjawab: “manusia siapa lagi kalau bukan
mereka”.[HR. Bukhariy (6888) dalam Shohih-nya, dan Ahmad dalam Al-Musnad
(8414)]
Saudaraku..bukankah sudah jelas disini Nabi kita
memberitahukan bahwa di tengah-tengah umatnya akan ada orang-orang yang meniru perilaku
kaum yahudi dan nasrani, dan ada juga yang meniru bangsa Persia dan Romawi. Hal
tersebut telah menjadi kenyataan pada hari ini. Lihatlah ketika orang-orang
Nashrani merayakan tahun baru mereka, maka umat Islam mengikuti mereka dengan
merayakan tahun baru hijriyah atau tahun baru Masehi itu sendiri dengan acara2
yg kadang jauh dari syari. Ketika orang Nashrani merayakan kenaikan Isa
Al-Masih, maka umat Islam mengikuti mereka dengan merayakan Isra’ dan Mi’raj.
Ketika orang Nashrani merayakan hari lahirnya Isa Al-Masih, maka umat Islam
mengikuti mereka dengan merayakan maulid Nabi -Shollallahu ‘alaihi wasallam-,
dan lain-lain.
Padahal Allah dan Rasul-Nya tidak pernah
memerintahkan mereka untuk merayakan hari-hari itu; tidak ada satu ayat pun
atau hadits shahih yang menjelaskan tentang disyariatkannya memperingati
hari-hari tersebut. Para sahabat pun tidak pernah mencontohkan hal itu. Apakah
mereka (yang merayakan perayaan-perayaan ini) merasa lebih baik dan lebih alim
daripada Rasulullah dan para sahabatnya?
Sehingga ada suatu kebaikan yang luput dari
Rasulullah Saw yang tidak disampaikan oleh beliau kepada umatnya.
Padahal Nabi kita bersabda:
“Tidak ada seorang nabi pun sebelumku kecuali wajib
baginya untuk menunjukkan kepada umatnya suatu kebaikan yang dia ketahui untuk
mereka dan memperingatkan umatnya dari kajelekan yang dia ketahui untuk
mereka”. [HR. Muslim dalam Shohih-nya (1844).
Tragisnya lagi, jika umat ini mengikuti yahudi dan
nashrani dalam perkara yang berkaitan dengan aqidah, seperti menjadikan
kubur-kubur sebagai masjid. Nabi memperingatkan dengan keras kepada umatnya
agar jangan menjadikan kubur sebagai masjid. sebagaimana yang banyak
diterangkan dalam hadits.
Kalau orang yang menjadikan kubur para nabi sebagai
masjid saja diancam sedemikian keras, bagaimana lagi kalau yang dijadikan
masjid adalah kubur orang yang dianggap wali atau orang shalih lainnya?
bagaimana pula dengan kuburnya tokoh-tokoh tertentu yang tidak diketahui
asal-usulnya, apakah mereka orang shalih atau tidak?
Semoga tulisan ini bermamfaat bagi kaum muslimin
sehingga berhati-hati untuk tidak mengekor kepada orang-orang kafir dalam
segala aspek kehidupan baik aqidah, ibadah, ucapan maupun perbuatan sehingga
kita tidak termasuk orang-orang diancam oleh Allah -Subhanahu wa Ta’ala- dalam
firman-Nya,
"Dan barangsiapa yang menentang Rasul
sesudah jelas kebenaran baginya, dan mengikuti jalan yang bukan jalan
orang-orang mukmin, Kami biarkan ia leluasa terhadap kesesatan yang telah
dikuasainya itu, dan Kami masukkan ia ke dalam Jahannam, dan Jahannam itu
seburuk-buruk tempat kembali". (QS. An-Nisa :115)
Barakallahufikum..semoga bermanfaat
Wassalam
Jika Aku Mati
Bismillaahirrahmaanirrahiim
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
============================
Alhamdulillah, sampai detik ini masih diberi
kesempatan untuk mereguk udara yang ada, terfikir andaikan pagi ini jasadku
sudah menjadi seonggok mayat yang tak bernyawa? --tears--
Ok lah, nggak ada niatan nulis panjang lebar sih,
cuma pingin berbagi kisahku beberapa waktu lalu ini sedikit saja ketika sehari
setelah aku sakit dan dirawat di RS.
Yaa...waktu itu aku lagi seriiiing banget ketakutan,
sering berfikir apa jadinya kalau Qodarullah berkata bahwa saatku 'dijemput'
itu tinggal sebentar lagi?
Hari rabu waktu itu, jam 2 pagi kebangun dengan
keadaan badan yang emang kerasa gak cukup baik. Walaupun ngantuk gencar
menyerang, ku paksakan untuk bangun dan melangkah turun ke lantai 1 untuk
ngambil wudhu, terus sholat tahajjud. Jam 3 lewat dikit udah kelar, badan
kerasa emang kurang baik, aku pun memutuskan untuk tidur lagi, berpikir semoga
ntar pas shubuh udah enakan.
Trus bangun, sholat shubuh, bukannya makin baik, aku
ngerasa badanku agak anget, yawiss lah, aku langsung bilang ama Ibu izin hari
ini gak bisa bantuin didapur, dan pergi tidur lagi karena mata emang
beraaaatttt.. Sekitar jam setengah 7-an baru bangun lagi dan langsung pergi
mandi, badanku masih ngerasa anget gimana gitu... Waktu itu ibu dan ayah sudah
berangkat bekerja. Jadilah aku cuma berdua ama adik di rumah. Lalu jam setengah
9-an kupaksakan badanku untuk sholat dhuha, pas udah kelar mencoba untuk
tilawah walau hanya beberapa lembar. Nah, pas buka halaman tilawah, mataku
passs banget langsung ngeliat ayat ini:
اللَّهُ يَتَوَفَّى الأنْفُسَ حِينَ مَوْتِهَا وَالَّتِي
لَمْ تَمُتْ فِي مَنَامِهَا فَيُمْسِكُ الَّتِي قَضَى عَلَيْهَا الْمَوْتَ وَيُرْسِلُ
الأخْرَى إِلَى أَجَلٍ مُسَمًّى إِنَّ فِي
ذَلِكَ لآيَاتٍ لِقَوْمٍ يَتَفَكَّرُونَ
Artinya : Allah memegang jiwa (orang) ketika
matinya dan (memegang) jiwa (orang) yang belum mati di waktu tidurnya; maka Dia
tahanlah jiwa (orang)
yang
telah Dia tetapkan kematiannya dan Dia melepaskan jiwa yang lain sampai waktu
yang ditentukan. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda
kekuasaan Allah bagi kaum yang berpikir. (Az-zumar :
42)
Apa yang ku rasa pas baca ayat itu? Subhanallah..
merinding luar biasa. Mataku langsung berlinangan.. Ya ALLAH.. Bener deh,
sekarang tuh seriiiing banget kepikiran kalau waktuku untuk kembali kepada
ALLAH sebentar lagi, trus gimana? Apalagi saat itu aku inget keadaanku yg
kebetulan juga lagi gak nyaman banget, badan panas, pusing, dan lemas. Aku
berusaha menenangkan diri dan membaca Al-Qur'an dengan masih berlinangan air
mata, di surat Al-Mu'min ayat 33 aku berhenti. Diam sejenak, dan aku
menangis...
Banyak pikiran yang berkecamuk dalam benakku saat
itu:
Dalam
keadaan apa aku mati?
Di
mana?
Apakah
aku termasuk orang yang beruntung ataukah merugi?
Yang
selamat atau yang celaka?
Di
dalam kubur nanti seperti apa ketika aku ditanya oleh malaikat munkar nakir?
Apakah
aku yang sempit lagi gelap kuburnya atau yang terang dan lapang?
Bagaimana
di akhirat nanti?
Apakah
yang mendapat syafa'at atau yang teracuhkan?
Surga
kah untukku atau kekal dalam nerakanya?
Lalu
bagaimana dengan Ayah, Ibu, Adikku, dan suamiku..?
Keluargaku,
Saudaraku, Guru, Teman?
Hiks.. macem-macem perasaan berkecamuk dikepalaku
saat itu, dan aku hanya bisa menangisi dosa-dosa yang telah ku perbuat, semoga
ALLAH berkenan mengampuni, ampuni aku Yaa Ghoffar...
Udah puas nangis, aku pun langsung turun ke lantai
bawah. Jam 12-an mbak pulang dan aku cuma sendirian di rumah, dan sampai sore
aku terus menunggu, ya menunggu, apakah waktuku dijemput adalah hari itu.
Berkali-kali mataku berlinang, berkali-kali aku
berusaha menghilangkan rasa takut, pikirku dalam hati, "Kalau
sudah waktunya mati, ya mati..!", tapi tetap saja rasa takut itu
datang menyergap. Kalau udah ketakutan suhu tubuhku langsung meningkat,
keringat bercucuran, pas udah agak tenang aku merasa baikan, tapi kemudian
merasa takut kembali begitu seterusnya. Berkali-kali pula aku nelpon Ibu
menanyakan kapan beliau pulang, sendiri benar-benar suatu keadaan yang tidak
mengenakkan!
Sore Ibu pulang, dan aku merasa sedikit lega,
walaupun perasaan takut itu masih ada, sangat ada. Sampai aku nggak menyadari
bahwa pukul 5 sore tuh ada gempa Cuma beberapa detik tapi cukup terasa! Ibuku
pun demikian. Orang-orang pada heboh mengatakan tadi ada gempa, sedangkan aku sendiri
nggak merasa apapun, saat itu aku sedang berada di atas sofa, aku inget banget.
Malam datang, aku masih juga merasa tak tenang,
kapan waktunya? Aku sholu maghrib, kemudian menunggu lagi. Datang waktu 'isya
aku langsung bergegas dan segera sholat. Masih terus berkecamuk akan mati akan
mati akan mati dalam diri ini, wajahku pucat bisa kulihat itu. Kakiku terasa
dingin aku menggerakannya, masih bisa bergerak alhamdulillah.. Aku nggak mau
jauh-jauh dari Ayah Ibu tapi tak juga bisa mengatakan apa yang sedang ku
rasakan. Ayah nyuruh aku tidur ama Ibu di kamarnya, aku menurut, jam 9-an aku
pun terlelap, dan pagi ini, alhamdulillah.. masih diberi umur untuk bisa
menjalani hari...
Huff, sedih banget, belum pernah aku setakut ini.
Dan hari ini ku goreskan dalam hati, jangan takut dengan matinya, tapi takut
sama ALLAH ! T_T
Barusan banget ngeliat ada acara lintas berita di TV
seorang artis yang mengatakan pengalamannya pas gempa kemarin, dia mengatakan
bahwa merasa gempa ketika akan show, dia bilang bahwa ketika gempa
kemarin dia tenang aja karena dia yakin kalau sudah waktunya mati ya mati. Dan
dia berkata bahwa akan begitu bahagia bila mati ketika sedang berada di atas
panggung! Na'udzhubillahi min dzalik...
Aku berfikir, memang dia pikir mati ya mati aja,
udah, selesai, tanpa tau bahwa sesudah mati itulah ada perjalanan yang
sesungguhnya, hidup yang sesungguhnya, yang kekal! Astaghfirullah...
Sedangkan aku berfikir aku ingin sekali meninggal
dalam keadaan yang baik, husnul khotimah, di tempat yang baik, dengan cara yang
baik, dan Ayah Ibu yang ridho dengan anaknya ini, menghembuskan nafas terakhir
dengan mengucapkan kata Laa Ilaha Ilallah... Hiks... aamiin Yaa ALLAH..
aamiin... T_T
Jalani tiap detik dengan baik mungkin, jangan pernah
disiakan, bila sudah saatnya kita untuk kembali, ya itulah saatnya, dan ALLAH
sudah tuntas menentukan semuanya..
Aku hanya bisa berdo'a, Yaa ALLAH panjangkanlah umur
kami lagi berkahilah ia, matikan kami semua dalam keadaan husnul khotimah,
allahumma aamiin...
Dari
Anas Ibn Malik radiallahu 'anhu, ia berkata : Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa
Sallam bersabda, "Barangsiapa yang suka diluaskan rezeki dan dipanjangkan
umurnya, maka hendaklah ia menyambung silaturahmi." (
HR.Bukhari-- )
Barakallahufikum
Wassalam
--------------------
http://www.facebook.com/notes/renungan-dan-motivasi-ifta-istiany-notes/renungan-jika-aku-mati/175520629143259