Mengenai Saya
Laman
Selasa, 25 Januari 2011
Bunda Dan Facebook…
Hari ini saya angkat tema tentang orang tua dan anak,,dan pengaruh lingkungan terhadap kewajiban kita sebagai orang tua dan calon orang tua..
“Iya, bunda sih, facebook-kan terus, bentar-bentar buka komputer, bentar-bentar facebook-kan, bunda tuh kurang perhatian sama anak-anak”, demikian celoteh Dion (6 tahun) pada ibunya.
Dengan sabar bunda menjawab : “Sabar nak, nanti bunda susul ke sekolah, dipakainya jam berapa Din?"
“Jam 8, bunda. Pagi-pagi begini toko mana ada yang buka?”, Dina menjawab setengah menangis.
“Sudah, sudah, bunda sibuk, jangan marah-marah dengan bunda seperti itu, bunda akan usahakan semua keperluan kamu sebelum jam 8 pagi, ayo semuanya berangkat sekolah, nanti terlambat.”, gusar bunda pada dina dan dion.
Hari itu menjadi hari yang memusingkan buat Bunda Dina karena dengan tergopoh-gopoh, beliau mencari semua yang diperlukan putrinya, memang semua salahnya, karena sibuk bekerja dan memikirkan agenda rapat yang hasrus dilaksanakan pada hari ini, maka dari kemarin sore hingga malam hari, bunda Dina membawa pekerjaan kantornya ke rumah dan alhasil semua pembicaraan anak-anaknya tidak mendapat tempat dalam memorinya. Bunda Dina hanya mengangguk saja ketika anaknya bertanya dan meminta apa-apa, sementara pikiran dan matanya sibuk dengan tuts-tuts handphone di tangannya, membahas semua pekerjaan kantor yang tak ada habisnya.
Dan semua bisa terlambat, bila bunda Dina tidak segera tanggap dan cepat, serta berkeras untuk tinggalkan semua pekerjaan kantor bila sampai di rumah, bila mau mendapatkan anak-anaknya tetap berkomunikasi dengannya, karena bisa saja sang anak akhirnya mencari kawan bicara yang mau mendengarkan semua keluhannya, semua ceritanya dan yang mampu memenuhi semua kebutuhannya untuk bicara, namun karena bunda sibuk dengan pekerjaan kantor yang dibawa pulang kerumah, akhirnya anak-anak berkesimpulan, “bunda sibuk! , dan tak mau bicara denganku. dan aku akan mencari kawan bicara diluar sana” (kalau boleh aku bisikan pada anak-anak itu, satu alinea saja: 'hati - hati nak, di luar banyak serigala berkulit domba yang akan menerkammu, bila kau salah mencari kawan bicara').
http://www.facebook.com/notes/blog-nya-mas-rully/bunda-dan-facebook/185185704834419
Muslimah Kini Dan Nanti
“Dan katakanlah kepada para perempuan yang beriman, agar mereka menjaga pandangannya, dan memelihara kemaluannya, dan janganlah menampakan perhiasannya (auratnya), kecuali yang biasa terlihat. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kerudung ke dadanya .... ” (QS An-Nur : 31)
Sudah sering mendengar ayat ini? atau mungkin telah mengahafalnya?
Ya ... ayat ini menjadi bukti betapa Islam melindungi seorang wanita. Kemuliaan seorang wanita dalam Islam terletak pada usahanya untuk menjaga kehormatan dirinya. Islam telah mengatur bagaimana seorang wanita bisa menjadi mulia dengan akhlaq, menutup aurat dan melaksanakan perintah Allah. Perintah menutup aurat bukan mengekang kebebasan seorang wanita, justru memperlihatkan bahwa Islam mengerti dengan apa yang dibutuhkan oleh wanita.
Bila diibaratkan, terdapat dua buah kue yang sama jenisnya, dijual di tempat yang terpisah, yang satu ditaruh di etalase kaca bertulisan jangan disentuh dan yang satu lagi dibiarkan “berdesakan” dengan jajanan lain tanpa penutup apa-apa dan yang pasti telah sering dipegang oleh tangan-tangan yang belum tentu steril.
Nah, kita diminta memilih, mana yang akan kita beli ? secara logika tentu saja kita pilih yang tidak pernah dipegang karena pasti terjaga kualitasnya. Seperti itu pula wanita, begitu sayangnya Allah sehingga Ia ingin menjadian kita sesuatu yang “mewah” dan suci karena terlindungi ....
sebuah kisah akan mengingatkan kita pada wanita mulia ....
Dari Atha bin Abi Rabah, ia berkata, Ibnu Abbas berkata padaku, “Maukah aku tunjukkan seorang wanita penghuni surga?” Aku menjawab, “Ya.”
Ia berkata, “Wanita hitam itulah yang datang kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam lalu berkata, ‘Aku menderita penyakit ayan (epilepsi) dan auratku tersingkap (saat penyakitku kambuh). Doakanlah untukku agar Allah menyembuhkannya.' Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata, ‘Jika engkau mau, engkau bersabar dan bagimu surga, dan jika engkau mau, aku akan mendoakanmu agar Allah menyembuhkanmu.' Wanita itu menjawab, ‘Aku pilih bersabar.’ Lalu ia melanjutkan perkataannya, ‘Tatkala penyakit ayan menimpaku, aura tku terbuka, doakanlah agar auratku tidak tersingkap.’ "
Apa amal yang mengantarkannya menjadi seorang wanita penghuni surga? Apakah karena ia adalah wanita yang cantik jelita dan berparas elok? Ataukah karena ia wanita yang berkulit putih bak batu pualam? Tidak. Bahkan Ibnu Abbas menyebutnya sebagai wanita yang berkulit hitam. Wanita hitam itu, yang mungkin tidak ada harganya dalam pandangan masyarakat. Akan tetapi ia memiliki kedudukan mulia menurut pandangan Allah dan Rasul-nya.
Inilah bukti bahwa kecantikan fisik bukanlah tolak ukur kemuliaan seorang wanita. Kecuali kecantikan fisik yang digunakan dalam koridor yang syar’i. Yaitu yang hanya diperliha tkan kepada suaminya dan orang-orang yang halal baginya. Kecantikan iman yang terpancar dari hatinyalah yang mengantarkan seorang wanita ke kedudukan yang mulia. Dengan ketaqwaannya, keimanannya, keindahan akhlaqnya, dan amalan-amalan salihnya, seorang wanita yang buruk rupa di mata manusia akan menjelma menjadi secantik bidadari surga.
Subhanallah, ternyata untuk menjadi mulia tidak butuh kosmetik mahal, perawatan kulit untuk menjadi putih dan alat-alat kecantikan lainnya, namun yang dibutuhkan hanya kesabaran dalam “memutihkan” hati dan menjaga kesucian diri.
Sekarang, patutlah diri di depan kaca, dan katakanlah bahwa saya akan menjadi seorang wanita mulia mulai sekarang dan nanti. Kenapa nanti? karena tidak ada yang tahu apakah kita masih seperti sekarang besok, beberapa hari lagi bahkan bertahun-tahun berikutnya, karena baiknya iman kita saat ini ... ketulusan yang hadir hari ini belum tentu bertahan hingga nanti jika tidak ada usaha untuk memperbaiki diri.
Kesempatan untuk memompa semangat tidak selalu datang begitu saja, ia butuh diberi sebuah asupan dari saat ini, keinginan untuk terus berubahpun tak datang tiba-tiba karena butuh keteguhan dan kekuatan cinta pada Ilahi. Modal tersebut akan didapat melalui proses pencarian sebuah ilmu yang mampu memantapkan hati kita bahwa muslimah seperti inilah yang diharapkan muncul dari sebuah generasi pembaharu.
Muslimah yang teguh dengan hijabnya, yang terus menambah wawasan keislamannya dan muslimah yang mampu mempengaruhi orang lain baik secara langsung maupun tidak langsung. Jilbab yang hadir di tengah masyarakat yang gersang akan ilmu agama bisa menarik orang lain untuk mendalami Islam, apalagi bila ditambah dengan kecerdasan dan talenta yang dimilki oleh muslimah tersebut,maka akan dapat menimbulkan tarikan yang lebih kepada mereka.
Berangkat dari pemahaman inilah terdapat kesimpulan bahwa ancaman muslimah dalam kehidupannya dipengaruhi oleh lingkungan yang homogen dan heterogen. Hanya tinggal muslimah itulah yang berusaha untuk menjaga dirinya sekarang dan hingga nanti ... Wallahu’alam bishowwab
Dua Waktu Tidur Yang Makruh Dalam ISLAM
Tidur menjadi sesuatu yang esensi dalam kehidupan kita. Karena dengan tidur, kita menjadi segar kembali. Tubuh yang lelah, urat-urat yang mengerut, dan otot-otot yang dipakai beraktivitas seharian, bisa meremaja lagi dengan melakukan tidur.
Dalam Islam, semua perbuatan bisa menjadi ibadah. Begitu pula tidur, seperti yang dicontohkan oleh Rasulullah saw. Dalam Al-Quran, Allah swt pun menyuruh kita untuk tidur. Namun, ternyata ada dua waktu tidur yang dianjurkan oleh Rasulullah untuk tidak dilakukan.
1. Tidur di Pagi Hari Setelah Shalat Shubuh
Dari Sakhr bin Wadi’ah Al-Ghamidi radliyallaahu ‘anhu bahwasannya Nabi shallallaahu ‘alaihi wasallam bersabda :
”Ya Allah, berkahilah bagi ummatku pada pagi harinya” (HR. Abu dawud 3/517, Ibnu Majah 2/752, Ath-Thayalisi halaman 175, dan Ibnu Hibban 7/122 dengan sanad shahih).
Ibnul-Qayyim telah berkata tentang keutamaan awal hari dan makruhnya menyia-nyiakan waktu dengan tidur, dimana beliau berkata :
“Termasuk hal yang makruh bagi mereka – yaitu orang shalih – adalah tidur antara shalat shubuh dengan terbitnya matahari, karena waktu itu adalah waktu yang sangat berharga sekali. Terdapat kebiasaan yang menarik dan agung sekali mengenai pemanfaatan waktu tersebut dari orang-orang shalih, sampai-sampai walaupun mereka berjalan sepanjang malam mereka tidak toleransi untuk istirahat pada waktu tersebut hingga matahari terbit. Karena ia adalah awal hari dan sekaligus sebagai kuncinya. Ia merupakan waktu turunnya rizki, adanya pembagian, turunnya keberkahan, dan darinya hari itu bergulir dan mengembalikan segala kejadian hari itu atas kejadian saat yang mahal tersebut. Maka seyogyanya tidurnya pada saat seperti itu seperti tidurnya orang yang terpaksa” (Madaarijus-Saalikiin 1/459).
2. Tidur Sebelum Shalat Isya’
Diriwayatkan dari Abu Barzah radlyallaahu ‘anhu : ”Bahwasannya Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam membenci tidur sebelum shalat isya’ dan mengobrol setelahnya” (HR. Bukhari 568 dan Muslim 647).
Mayoritas hadits-hadits Nabi menerangkan makruhnya tidur sebelum shalat isya’. Oleh sebab itu At-Tirmidzi (1/314) mengatakan : “Mayoritas ahli ilmu menyatakan makruh hukumnya tidur sebelum shalat isya’ dan mengobrol setelahnya. Dan sebagian ulama’ lainnya memberi keringanan dalam masalah ini. Abdullah bin Mubarak mengatakan : “Kebanyakan hadits-hadits Nabi melarangnya, sebagian ulama membolehkan tidur sebelum shalat isya’ khusus di bulan Ramadlan saja.”
Al-Hafidh Ibnu Hajar berkata dalam Fathul-Baari (2/49) : “Di antara para ulama melihat adanya keringanan (yaitu) mengecualikan bila ada orang yang akan membangunkannya untuk shalat, atau diketahui dari kebiasaannya bahwa tidurnya tidak sampai melewatkan waktu shalat.
Pendapat ini juga tepat, karena kita katakan bahwa alasan larangan tersebut adalah kekhawatiran terlewatnya waktu shalat.”
http://www.facebook.com/notes/blog-nya-mas-rully/dua-waktu-tidur-yang-makruh-dalam-islam/184977321521924
Anak Sulungku…
Matanya bekerjap-kerjap dan bibirnya terlihat bergetar, nampaknya anak lelaki berusia 11 tahun itu ingin mengucapkan sesuatu yang sulit untuk diucapkan. Keadaan mencekam yang tercipta pada pagi dingin tadi berlangsung hingga sekarang didalam rumah sehingga membuat suasana tidak nyaman.
Sang ibu terlihat sibuk menyiapkan sarapan dengan tangan yang masih penuh remah-remah roti. Celemek lusuh yang sesekali diangkatnya ke atas untuk menyeka keringat dan wajah masam sang ibu dengan bibir yang tertekuk semakin menyiratkan kegelisahan, membuat sang anak menjadi semakin merasa bersalah dan tidak enak hati atas apa yang terjadi di rumah itu.
Jam sudah menunjukkan pukul 7 pagi, dan sekitar 10 menit lagi akan ada kereta api yang lewat yang akan menolong anak lelaki kecil itu berangkat menuju ke sekolahnya, namun tidak akan cukup waktu baginya untuk tidak datang terlambat ke sekolah sebelum ia berbicara dengan ibunya.
Dengan kegelisahan yang semakin lama semakin memuncak dan diamnya sang ibu yang sibuk sendiri dengan wajah masam dan mulut cemberut tanpa suara sepatahpun, membuat anak lelaki kecil yang sangat disayanginya dan juga diharapkannya menjadi semakin panik dalam kebisuan yang menyakitkan bagi dirinya.
Akhirnya, dengan tidak tahan, sang anak menghampiri ibunya yang terlihat masih marah dalam diam. Dia mencoba untuk memeluk sang ibu namun dengan agak kasar ditepis tangan anaknya. Ketika anaknya sekali lagi meminta maaf atas kesalahannya yang sholat subuh kesiangan karena nonton bola semalam, juga kekhilafannya karena tidak membuat PR matematika yang ditekankan oleh gurunya berkali-kali, membuat sang ibu marah bukan kepalang, dan rasanya bagi si anak tidak ada maaf baginya.
Anak kecil itu kemudian berlari keluar rumah dan dengan wajah menahan marah serta mata berkerjap-kerjap menindas air mata yang hendak keluar, sang anak bersumpah dalam hati akan membenci ibu yang telah menyakiti hatinya. Namun perasaan sayang dan cinta begitu kuat, sehingga sang anak tidak tahu kemana harus dilampiaskan perasaannya yang gamang itu.
Sungguh sedih, ketika seorang anak berbuat kesalahan yang cukup fatal dimata orang tuanya dan sang anakpun sebenarnya sudah memohon maaf dan mengakui kesalahannya namun seringkali karena seorang ibu merasa bahwa dirinya adalah penguasa bagi anaknya, maka dia mampu untuk berbuat apa saja, termasuk mau memaafkan atau tidak atau bahkan diam saja dengan cara yang membimbangkan hati anak pra-remajanya. Apalagi, bila sang ibu hafal hadist yang berbunyi,
اْلجَنَّةُ تَحْتَ أَقْدَامِ اْلأُمَّهَاتِ
"Surga itu di bawah telapak kaki ibu."
maka sang anak, seperti merasa terancam akhir hidupnya ditangan seorang ibu yang mencintainya sekaligus menjadi penguasa baginya..
http://www.facebook.com/notes/blog-nya-mas-rully/anak-sulungku/185181408168182
Dulu Haram Kini Halal
Pada suatu ketika di zaman Nabi Muhammad SAW ada seorang pencuri yang hendak bertaubat, dia duduk di majelis Nabi Muhammad SAW dimana para shahabat berdesak-desakkan di Masjib Nabawi.
Suatu ketika dia menangkap perkataan Nabi saw : "Barangsiapa meninggalkan sesuatu yang haram karena Allah, maka suatu ketika dia akan memperoleh yang Haram itu dalam keadaan halal". Sungguh dia tidak memahami maksudnya, apalagi ketika para shahabat mendiskusikan hal tersebut setelah majelis dengan tingkat keimanan dan pemahaman yang jauh dibawah sang pencuri merasa tersisihkan.
Akhirnya malam pun semakin larut, sang pencuri lapar. Keluarlah dia dari
Masjid demi melupakan rasa laparnya.
Di suatu gang tempat dia berjalan, dia mendapati suatu rumah yang pintunya agak terbuka. Dengan insting pencurinya yang tajam ia dapat melihat dalam gelap bahwa pintu itu tidak terkunci...dan timbullah peperangan dalam hatinya untuk mencuri atau tidak. Tidak, ia merasa tidak boleh mencuri lagi.
Namun tiba-tiba timbul bisikan aneh : "Jika kamu tidak mencuri mungkin akan ada pencuri lainnya yang belum tentu seperti kamu". Menjadi berfikirlah dia, maka diputuskan dia hendak memberitahukan/mengingatka
n pemiliknya di dalam agar mengunci pintu rumahnya, karena sudah lewat tengah malam.
Dia hendak memberi salam namun timbul kembali suara tadi : "Hei pemuda! bagaimana kalau ternyata di dalam ada pencuri dan pintu ini ternyata adalah pencuri itu yang membuka, bila engkau mengucap salam ... akan kagetlah dia dan bersembunyi, alangkah baiknya jika engkau masuk diam-diam dan memergoki dia dengan menangkap basahnya !" Ah.. benar juga, pikirnya.
Maka masuklah ia dengan tanpa suara... Ruangan rumah tersebut agak luas, dilihatnya berkeliling ada satu meja yang penuh makanan - timbul keinginannya untuk mencuri lagi, namun segera ia sadar - tidak, ia tidak boleh mencuri lagi.
Masuklah ia dengan hati-hati, hehhh ...syukurlah tidak ada pencuri berarti memang sang pemilik yang lalai mengunci pintu. Sekarang tinggal memberitahukan kepada pemilik rumah tentang kelalaiannya, tiba-tiba terdengar suara mendengkur halus dari sudut ruang....Ahh ternyata ada yang tidur mungkin sang pemilik dan sepertinya perempuan cantik.
Tanpa dia sadari kakinya melangkah mendekati tempat tidur, perasaannya berkecamuk, macam-macam yang ada dalam hatinya. Kecantikan, tidak lengkapnya busana tidur yang menutup sang wanita membuat timbul hasrat kotor dalam dirinya.
Begitu besarnya hingga keluar keringat dinginnya, seakan jelas ia mendengar jantungnya berdetak kencang didadanya, serta tak dia sangka ia sudah duduk mematung disamping tempat tidur...Tidak, aku tidak boleh melakukan ini aku ingin bertaubat dan tidak mau menambah dosa yang ada, tidakk !!
Segera ia memutar badannya untuk pergi. Akan ia ketuk dan beri salam dari luar sebagaimana tadi. Ketika akan menuju pintu keluar ia melalui meja makan tadi, tiba-tiba terdengar bunyi dalam perutnya...ia lapar. Timbullah suara aneh tadi : "Bagus hei pemuda yang baik, bagaimana ringankah sekarang perasaanmu setelah melawan hawa nafsu birahimu?"
Eh-eh, ya. Alhamdulillah ada rasa bangga dalam hati ini dapat berbuat kebaikan dan niat perbuatan pemberitahuan ini akan sangat terpuji. Pikir sang pemuda. Suara itu berkata :"Maka sudah sepatutnya engkau memperoleh ganjaran dari sang pemilik rumah atas niat baikmu itu, ambillah sedikit makanan untuk menganjal perutmu agar tidak timbul perasaan dan keinginan mencuri lagi!!"
Berpikirlah dia merenung sebentar, patutkah ia berbuat begitu? "Hei - tiba2x ia tersadar serta berucap dalam hati - engkau dari tadi yang berbicara dan memberi nasihat kepadaku? Tapi nasihatmu itu telah menjadikan aku menjadi tamu tidak diundang seperti ini, tidak.. aku tidak akan mendengarkan nasihatmu. Bila engkau Tuhan, tidak akan memberi nasihat seperti ini. Pasti engkau Syaithon....(hening).
Celaka aku, bila ada orang yang di luar dan melihat perbuatanku .... aku harus keluar." Maka tergesa-gesa ia keluar rumah wanita tersebut, ketika tiba dihadapan pintu ia mengetuk keras dan mengucap salam yang terdengar serak menakutkan.
Semakin khawatir ia akan suaranya yang berubah, setelah itu tanpa memastikan pemiliknya mendengar atau tidak ia kembali menuju masjid dengan perasaan galau namun lega, karena tidak ada orang yang memergoki dia melakukan apa yang disarankan suara aneh tadi.
Sesampai dimasjid, ia melihat Nabi saw sedang berdiri sholat. Di sudut ruang ada seorang yang membaca al qur-aan dengan khusyu' sambil meneteskan air mata, di sudut-sudut terdapat para shahabat dan kaum shuffah tidur. Dingin sekali malam ini, lapar sekali perut ini teringat lagi ia akan pengalaman yang baru dia alami, bersyukur ia atas pertolongan Allah yang menguatkan hatinya.
Tapi ... tidak di dengar bisikan Allah di hatinya, apakah Allah marah kepadaku? Lalu ia menghampiri sudut ruang masjid duduk dekat pintu, dekat orang yang membaca al qur-aan. Ditengah melamunnya ia mendengar sayup namun jelas bait-bait ayat suci ......
"Dan mereka semuanya (di padang Mahsyar) akan berkumpul menghadap ke hadirat Allah, lalu berkatalah orang-orang yang lemah kepada orang-orang yang sombong:"Sesungguhnya kami dahulu adalah pengikut-pengikutmu, maka dapatkah kamu menghindarkan dari pada kami azab Allah (walaupun) sedikit saja Mereka menjawab:"Seandainya Allah memberi petunuk kepada kami, niscaya kami dapat memberi petunjuk kepadam.Sama saja bagi kita apakah kita mengeluh ataukah bersabar.Sekali-kali kita tidak mempunyai tempat untuk melarikan diri". (QS. 14:21)"
"Dan berkatalah syaitan tatkala perkara (hisab) telah diselesaikan:"Sesungguhnya
Allah telah menjanjikan kepadamu janji yang benar, dan akupun telah menjanjikan kepadamu tetapi aku menyalahinya.
Sekali-kali tidak kekuasaan bagiku terhadapmu, melainkan (sekedar) aku menyeru kamulalu kamu mematuhi seruanku, oleh sebab itu janganlah kamu mencerca aku, akan tetapi cercalah dirimu sendiri.Aku sekali-kali tidak dapat menolongmu dan kamupun sekali-kali tidak dapat menolongku.Sesungguhnya aku tidak membenarkan perbuatanmu mempersekutukan aku (dengan Allah) sejak dahulu". Sesungguhnya orang-orang yang zalim itu mendapat siksaan yang pedih. (QS. 14:22)"
Bergetarlah hatinya mendengar perkataan Allah yang di dengarnya, berkatalah ia "Engkau berbicara kepadakukah, ya Allah?" Serasa lapang hatinya, semakin asyik dia mendengarkan bacaan suci itu, maka lupalah ia akan laparnya, segar rasanya badannya.
Cukup lama ia mendengarkan bacaan orang itu hingga tiba-tiba tersentak ia karena bacaan itu dihentikan berganti dengan ucapan menjawab salam. Terlihat olehnya pula bahwa pria itu menjawab salam seseorang wanita dan seorang tua yang masuk langsung menuju tempat Nabi Muhammad SAW sedang duduk berdzikir, dan wajah wanita itu ... adalah wajah wanita tadi !!!??? Timbul gelisah hatinya, apakah tadi ketika ia berada diruangan itu sang wanita pura-pura tidur dan melihat wajahnya? Ataukah ada orang yang diam-diam melihatnya, mungkin laki-laki tua yang bersamanya adalah orang yang diam-diam memergokinya ketika ia keluar dan mengetuk pintu rumah itu? Ahh ... celaka, celaka.
Namun gemetar tubuhnya, tidak mampu ia menggerakkan anggota tubuhnya untuk bersembunyi atau pergi apalagi tampak olehnya pria yang tadi membaca al Qur-aan hendak tidur dan tak lamapun mendengkur. Dan ia lihat mereka sudah berbicara dengan Nabi saw.... celaka, pikirnya panik !!
Hampir celentang jantuh ia ketika terdengar suara Nabi Muhammad SAW. : "Hai Fulan, kemarilah !" Dengan pelahan dan perasaan takut ia mendekat. Ia berusaha
menyembunyikan wajahnya.
Ia mendengar sang perempuan masih berbicara kepada Nabi Muhammad SAW. katanya : "...benar ya Rosulullah, saya sangat takut pada saat itu saya bermimpi rumah saya kemasukan orang yang hendak mencuri, dia mendekati saya dan hendak memperkosa saya, ketika saya berontak ... ternyata itu hanya mimpi. Namun ketika saya melihat sekelilingnya ternyata pintu rumah saya terbuka sebagaimana mimpi saya dan ada suara menyeramkan yang membuat saya takut. Maka segera saya menuju rumah paman saya untuk meminta dicarikan suami buat saya, agar kejadian yang dimimpi saya tidak terjadi bila saya ada suami yang melindungi. Sehingga beliau mengajak saya menemui engkau disini agar memilihkan calon suami untuk saya".
Nabi saw memandang kepada si pemuda bekas pencuri, lalu berkata : "Hai Fulan, karena tidak ada pria yang bangun kecuali engkau saat ini maka aku tawarkan padamu, maukah engkau menjadi suaminya?" Terkejut ia mendengar itu, cepat mengangguklah ia.
Dan setelah sholat shubuh Nabi saw mengumumkan hal ini dan meminta para shahabat mengumpulkan dana untuk mengadakan pernikahan dan pembayaran mas kawin si pemuda ini.
Setelah pernikahannya, tahulah ia akan arti perkataan Nabi Muhammad yang lalu :
"Barangsiapa meninggalkan sesuatu yang haram karena Allah, maka suatu ketika dia akan memperoleh yang Haram itu dalam keadaan halal".
Sekarang ia dapat memakan makanan yang tadi dengan halal (dahulunya haram), dan ia dapat menikmati wanita itu sebagai isterinya dengan halal. Allahu Akbar, wal Hamdu Lillah.
http://www.facebook.com/notes/blog-nya-mas-rully/dulu-haram-kini-halal/184500198236303
Renungan Malam
Pernahkah anda menatap orang-orang terdekat anda saat ia tidur?
Kalau belum, cobalah sekali saja menatap mereka saat sedang tidur. Saat itu yang tampak adalah ekspresi paling wajar dan paling jujur dari seseorang.
Seorang artis yang ketika di panggung begitu cantik dan gemerlap pun bisa jadi akan tampak polos dan jauh berbeda jika ia sedang tidur. Orang paling kejam di dunia pun jika tidur, sudah tak akan tampak wajah bengisnya.
Perhatikanlah ayah anda saat beliau sedang tidur.Sadarilah, betapa badan yang dulu kekar dan gagah itu kini semakin tua dan ringkih, betapa rambut-rambut putih mulai menghiasi kepalanya, betapa kerut merut mulai terpahat di wajahnya. Orang inilah yang rela melakukan apa saja asal perut kita kenyang dan pendidikan kita lancar.
Sekarang, beralihlah ke ibu anda. Hmm....kulitnya mulai keriput dan tangan yang dulu halus membelai-belai tubuh waktu kita bayi itu kini kasar karena terpaan hidup yang keras. Orang inilah yang tiap hari mengurus kebutuhan kita. Orang inilah yang paling rajin mengingatkan dan mengomeli kita, semata-mata karena rasa kasih dan sayangnya itu sering kita salah artikan.
Cobalah menatap wajah orang-orang tercinta itu....ayah, ibu, suami, istri, kakak, adik, anak, sahabat...semuanya orang - orang yang tercinta. Rasakan energi cinta yang mengalir pelan-pelan saat menatap wajah lugu yang terlelap itu......
Rasakan getaran cinta yang mengalir deras ketika mengingat betapa banyaknya pengorbanan yang telah di lakukan orang-orang itu untuk kebahagiaan anda. Pengorbanan yang kadang tertutupi oleh kesalah pahaman kecil yang entah kenapa selalu saja nampak besar.
Secara ajaib Allah SWT mengatur agar pengorbanan itu bisa tampak lagi melalui wajah- wajah jujur mereka saat sedang tidur. Pengorbanan yang kadang melelahkan namun enggan mereka ungkapkan. Dan ekspresi wajah ketika tidur pun mengungkapkan segalanya, tanpa kata, tanpa suara dia berkata : " Betapa lelahnya aku hari ini" dan apa penyebab lelah itu ?.......juga untuk siapa dia berlelah-lelah ? Tak lain adalah suami yang bekerja keras mencari nafkah dan istri yang bekerja mengurus, mendidik anak-anak juga mengurus rumah.
Kakak, adik, anak, dan sahabat yang telah melewatkan hari-hari suka dan duka bersama kita.
**Renungan untuk kita semua...
Resapilah kenangan manis dan pahit yang pernah terjadi dengan menatap wajah-wajah mereka nanti malam.....rasakan betapa kebahagian dan keharuan seketika memuncak jika mengingat itu semua...........
Bayangkan apa yang akan terjadi jika esok hari mereka "orang-orang terkasih itu tak membuka matanya..selamanya!"
http://www.facebook.com/notes/blog-nya-mas-rully/renungan-malam/184702371549419
Belajar Dari Cicak
Aneh sekali, makanan cicak ialah serangga yang bisa terbang. Lalat, kumbang kecil dan lain-lain yang mempunyai sayap. Kalau difikirkan secara logika, mana mungkin cicak yang hanya ada kaki yang melekap di dinding dan di atap itu mampu ‘memburu’ mangsanya yang bisa terbang. Tentulah begitu sulit bukan? Bukankah lebih sesuai jika Allah kurniakan untuk cicak sepasang sayap yang juga mampu terbang bagi memburu mangsanya? Barulah adil.
Tapi Allah SWT Maha Mengetahui, walaupun cicak tidak dikaruniakan sayap tetapi Allah karuniakannya lidah yang panjang, mata yang tajam dan kecepatan yang luar biasa untuk mendapat rezkinya. Seolah-olah cicak tidak ‘mengeluh’ karena tidak bersayap, sebaliknya menggunakan lidah, mata dan kakinya dengan penuh kesungguhan untuk mencari rezki. Secara mudah, bolehlah dikatakan cicak tidak fokus pada kekurangannya, sebaliknya berfokus pada kelebihannya. Hasilnya, cicak tetap dijamin rezekinya.
Anak-anak juga perlu belajar dari kegigihan cicak ini. Sebagai manusia, kita juga ada kelebihan, dan kita juga ada kekurangan. Untuk belajar kita perlu tumpukan pada kekuatan kita. Mungkin kita pelajar miskin, tapi itu bukan penghalang untuk belajar. Tumpukan pada kerajinan kita. Mungkin fisik kita agak lemah, tetapi pertajamkanlah fikiran kita. Mungkin kita anak yatim, tetapi kita masih boleh membina hubungan yang baik dengan ibu saudara, bapa saudara, guru-guru dan teman-teman kita.intinya, jangan jadikan kekurangan sebagai satu alasan… tetapi tukarkan ia menjadi satu kelebihan!
Jadi bila anak-anak melihat cicak, jangan pandang begitu saja. Jangan hanya berimajinasi minta diberi sepasang kaki dan tangan seperti cicak… sedarlah kita lebih mulia daripada cicak. Sebaliknya pandang kelebihan yang ada pada kita manusia. Pandanglah kekuatan kita sebagai seorang individu yang punya berbagai keistimewaan. Allah Maha Kaya, pasti ada kelebihan pada setiap manusia yang diciptakan-Nya termasuk diri kita. Ingatlah ungkapan yang berbunyi:
“Tuhan tidak menciptakan manusia bodoh. DIA hanya menciptakan manusia dengan kebijaksanaan berbeda.”
http://www.facebook.com/notes/blog-nya-mas-rully/belajar-dari-cicak/184452628241060
"Iman Adalah Fondasi Dan Amal-Amal Adalah Bangunannya."
Siapa saja yang ingin bangunannya
tinggi dan kokoh, ia harus membuat fondasi yang kuat. Amal adalah bangunannya,
sedangkan iman adalah fondasinya. Jika fondasi tersebut kokoh, maka bangunanpun
akan tegak kuat menjulang, sebaliknya kalau fondasinya lemah atau rapuh, maka
bangunan pun akan runtuh.
Orang yang mengenal hakikat
ini, ia akan lebih memperhatikan fondasi daripada bangunan. Allah Subhanahu Wa
Ta'ala berfirman dalam Al-Qur'an:
Afaman assasa bunyaanahu 'alaa
taqwaa mina allaahi waridhwaanin khayrun am man assasa bunyaanahu 'alaa syafaa
jurufin haarin fainhaara bihi fii naari jahannama waallaahu laa yahdii alqawma
alzhzhaalimiina
Artinya:
" Maka apakah orang-orang yang mendirikan
mesjidnya di atas dasar taqwa kepada Allah dan keridhaan-(Nya) itu yang baik,
ataukah orang-orang yang mendirikan bangunannya di tepi jurang yang runtuh,
lalu bangunannya itu jatuh bersama-sama dengan dia ke dalam neraka Jahannam.
Dan Allah tidak memberikan petunjuk kepada orang-orang yang zalim."
(QS. At-Taubah [9]:109).
Oleh karena itu, dirikanlah bangunan
amal di atas fondasi iman yang kokoh sehingga apabila di antara bangunan amal
ada yang retak, atau rusak, maka akan dapat diperbaiki dengan mudah dan bahaya
pun lebih kecil.
Fondasi bagi amal yang bernama iman
ini terdiri atas dua hal:
1. Benarnya makrifat tentang Allah,
tentang asma dan sifat-sifat-Nya.
2. Kepatuhan totalitas kepada-Nya
dan kepada Rasul-Nya.
Inilah fondasi terkuat bagi bangunan
amal si hamba, maka lindungi dan peliharalah ia. Kemudian sempurnakanlah
bangunan dengan akhlak karimah dan berbuat ihsan kepada yang lain, dan
pagarilah dengan dinding waspada sehingga tidak diterjang musuh dan cacatnya
tidak kelihatan. Berilah pintunya dengan kunci berupa diam menahan diri dari
hal-hal yang ditakuti akibatnya.
Wallahu'alam…
Mengenal Sang Kekasih
Ini adalah sebuah kisah tentang salah
satu dari sifat sifat suci Sang Rasul Akhir Jaman, Muhammad SAW, yang ditulis
Jalaluddin Rumi dalam buku Al-Matsnawi.
Pada suatu hari di mesjid, Rasul
kedatangan serombongan kafir yang meminta untuk bertamu. Mereka berkata,
“Kami ini datang dari jarak yang
jauh, kami ingin bertamu kepada Engkau, Ya Rasulullah.”
Lalu Rasul mengantarkan para tamu
tersebut kepada para sahabatnya. Salah seorang kafir yang bertubuh besar
seperti raksasa tertinggal di mesjid, karena tidak ada seorang sahabat pun yang
mau menerimanya.
Dalam syair itu disebutkan, ia
tertinggal di mesjid seperti tertinggalnya ampas di dalam gelas. Mungkin para
sahabat takut menjamu dia, karena membayangkan harus menyediakan wadah yang
sangat besar.
Lalu Rasul membawa dan
menempatkannya di sebuah rumah. Dia diberi jamuan susu dengan mendatangkan tiga
ekor kambing dan seluruh susu itu habis diminumnya. Dia juga menghabiskan
makanan untuk delapan belas orang, sampai orang yang ditugaskan melayani dia
jengkel. Akhirnya petugas itu menguncinya di dalam.
Tengah malam, orang kafir itu
menderita sakit perut. Dia hendak membuka pintu tapi pintu itu terkunci. Ketika
rasa sakit tidak tertahankan lagi, akhirnya orang itu mengeluarkan kotoran di
rumah itu.
Setelah itu, ia merasa malu dan
terhina. Seluruh perasaan bergolak dalam pikirannya. Dia menunggu sampai
menjelang subuh dan berharap ada orang yang akan membukakan pintu.
Pada saat subuh dia mendengar pintu
itu terbuka, segera saja dia lari keluar. Yang membuka pintu itu adalah
Rasulullah saw. Rasul tahu apa yang terjadi kepada orang kafir itu. Ketika
Rasul membuka pintu itu, Rasul sengaja bersembunyi agar orang kafir itu tidak
merasa malu untuk meninggalkan tempat tersebut.
Ketika orang kafir itu sudah pergi
jauh, dia teringat bahwa azimatnya tertinggal di rumah itu. Jalaluddin Rumi
berkata, “Kerakusan mengalahkan rasa malunya. Keinginan untuk memperoleh barang
yang berharga menghilangkan rasa malunya.” Akhirnya dia kembali ke rumah itu.
Sementara itu, seorang sahabat
membawa tikar yang dikotori oleh orang kafir itu kepada Rasul,
“Ya Rasulullah, lihat apa yang
dilakukan oleh orang kafir itu!”
Kemudian Rasul berkata, “Ambilkan
wadah, biar aku bersihkan.”
Para sahabat meloncat dan berkata,
“Ya Rasulullah, engkau adalah Sayyidul Anâm. Tanpa engkau tidak akan diciptakan
seluruh alam semesta ini. Biarlah kami yang membersihkan kotoran ini. Tidak
layak tangan yang mulia seperti tanganmu membersihkan kotoran ini.”
“Tidak,” kata Rasul, “ini adalah
kehormatan bagiku.”
Para sahabat berkata, “Wahai Nabi
yang namanya dijadikan sumpah kehormatan oleh Allah, kami ini diciptakan untuk
berkhidmat kepadamu. Kalau engkau melakukan ini, maka apalah artinya kami ini.”
Begitu orang kafir itu datang ke
tempat itu, dia melihat tangan Rasulullah saw yang mulia sedang membersihkan
kotoran yang ditinggalkannya. Orang kafir tidak sanggup menahan emosinya. Ia
memukul-mukul kepalanya sambil berkata, “Hai kepala yang tidak memiliki
pengetahuan.” Selanjutnya, dia memukul-mukul dadanya sambil berkata, “Hai hati
yang tidak pernah memperoleh berkas cahaya.”
(tulisan diambil dari berbagai
sumber)
Catatan :
- Betapa mulianya Rasululloh, alam semesta ini diciptakan hanya karena beliau, namun beliau tidak pernah sedikit pun bersikap arogan, sombong dan takabur. Beliau senantiasa rendah hati, tawadlu dan sangat menghormati tamu, meski tamu itu adalah seorang kafir yang tidak tahu diri.
- Ya Allah curahkanlah sholawat dan salam atas Nabi Muhammad, keluarga dan sahabatnya, yang dengan berkah sholawat tersebut Engkau berkenan lembutkan hati kami dan perindah akhlak kami sebagaimana Engkau telah perindah rupa kami. Amiiin.
Langganan:
Postingan (Atom)