Mengenai Saya

Foto saya
Malang, East Java, Indonesia
Uhibbuka Fillah...

Laman

Sabtu, 15 Januari 2011

Emak Sederhana


 mak,

tak pernah aku mengira
tak pernah aku meraba
              
bahwa, hijaumu kini menua
aku pucuk waktu itu

kala kau rawat dari biji dan benih
kala kau semat dari hati nan putih

aku kau ibaratkan pualam
ditimang disayang
dikekang dari malang


dilekang dari gemilang
harta dunia yang demikian panjang yang kelak kan hilang

karena katamu
"harta ada disini nak" sembari kau usap lembut tepat di dadaku
hati maksudmu
sayu dan lembut kasihmu
saat ucap itu

mak,
daun itu aku
kini mengembang
aku telah terbang

ikuti irama yang kau pendam
dalam dada dan jiwa ini
dalam riwayat kertas yang kau toreh

aku ikuti apa katamu
berjajar dibarisan Tuhan
semoga tetap jadi terdepan


dan kini
aku bisa mengimami

meski belum berimam dalam biduk bahtera

mak,
daunmu meski terbawa angin
warnanya tetap hijau mak

kuucap syukur pada Robb Kita
aku mengasihimu mak
seperti kesederhanaan yang kau ajarkan

aku tetap biasa
seperti saat aku membantumu macul  di sawah atau berdagang di pasar bayah

aku pahami ini
aku jalani dengan cinta

kasih sederhana untukmu
~~@~~


‎::ini kisahku::

Waktu itu aku sepulang sekolah. Sambil membawa kambing piaraan tetangga. Aku disambut Emak dengan tawa bahagia.
Tak seperti biasanya Emak menyambutku demikian gembira.
Setelah mengantarkan kambing piaraan, aku ikuti kemana Emak membawaku.
"Aa, Emak dapet uang lebih hari ini. Tadi ada seorang yang kayak bos keluar dari mobil bagus, ngeborong dagangan Emak." Aku masih kurang mengerti waktu itu.
Sambil berjalan. Emak terus bercerita tentang ramainya pasar Bayah dan pemborong dagangan emak. Ternyata aku dibawa ke tempat tukang jahit baju.
Emak mengambil baju sekolah seukuran aku. Lalu, ia menyuruh aku untuk memakainya. Aku menurut saja.
"Aa, alhamdulillah akhirnya Emak bisa bayar jahitan ini. Sebenarnya udah lama. Tapi, Emak baru bisa sekarang melunasinya."
Dan...
Teman-teman. Baju bekas bapak sekolah yang kupakai sampai kelas tiga SD diganti hasil keringat Emak. Karena, aku tak pernah mau minta jajan, apalagi merepotkan Emak.
Dengan segala cinta yang meluruh, dibarengi airmata tiada henti aku pakai dengan kesungguhan. Baju seragam pengorbanan emak.


Women In Heaven…


Bismillaahirrahmanirrakhiim....

Assalamu'alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh..
Apa kabar bunga-bunga calon penghias taman syurga..??
Dunia ini adalah perhiasan, dan sebaik-baik perhiasan adalah wanita shalihah”. (HR. Muslim).
Hari ini saya bertemu dengan seorang perempuan cantik, yang berpakaian dengan bahan yang kurang cukup, lengan tak tertutupi, dengkul terbuka. Hari ini saya bertemu dengan seorang perempuan yang memeluk kekasihnya bergoncengan motor, menempelkan tubuh bagian depannya pada punggung lelaki yang bukan muhrimnya mengalirkan kehangatan. Hari ini saya bertemu dengan perempuan yang duduk dipojok kegelapan bioskop ditemani seorang lelaki menonton film dengan tangan saling mengalirkan cinta. Hari ini saya bertemu dengan perempuan yang baru keluar dari diskotek, ada juga yang baru keluar dari rumah sakit bersalin mengempeskan perutnya yang sejam lalu masih berisi cabang bayi kini hilang…
Hari ini, iya hari ini begitu banyak perempuan yang tak lagi mampu menjadi perempuan, tak lagi merindukan surga :(
Iya rasanya saya ingin sekali membisikan ditelinga setiap perempuan agar kita mengetahui bahwa kita sangat berharga, terlalu berharga bahkan, semestinya kita tahu bahwa kita bukan emas campuran murahan yang terpajang di etalase depan toko yang dengan seenaknya sang pembeli dapat meraba, memegang tubuh kita dan memakai hanya untuk mencoba, lalu sang pembeli pergi, tak jadi membeli dan mengembalikan di tempat yang sama, bukan !! kita bukan itu wahai perempuan.
Kita adalah intan berlian yang terpajang dalam kotak kaca indah berkunci dan terbungkus rapi, orang yang menginginkan kita tidak berhak meraba, memegang tubuh kita bahkan mencoba memakainya, TIDAK mereka yang melakukan itu terlalu kotor untuk kita, mereka harus terlebih dahulu membayar mahar dengan harga yang sangat pantas, setelah itu mereka akan dapat memiliki kita sepenuhnya.. kita yang utuh.
Kita sungguh indah :) bagai bunga mawar yang ketika orang ingin mengambilnya, terlebih dahulu mereka harus merasakan duri pertahanan diri yang kita miliki, bagai bunga edelweis yang ketika ada yang menginginkan, terlebih dahulu harus mendaki gunung ke arah puncak ketinggian,

 menantang keberanian dan cuaca yang tak bersahabat, kita bukan bunga bangkai, yang terlihat begitu indah dari kejauhan dengan warna yang menyala yang membuat para serangga tertarik dengan warna indah nan merah, namun ketika didekati, kau busuk, iya jika begini maka bau kita saja sudah membuat orang mual, apalagi memiliki, pastilah tak ada yang mau bukan?
Ingin sekali saya mengatakan kepada setiap perempuan untuk menutup aurat, yok TUTUP, agar tak ada yang berkeinginan lain terhadap kita, agar mata lelaki di jalanan itu tak menatap seperti hendak menerkam melihat putihnya dan jenjangnya kaki kita, mereka tak pantas menikmati tubuh kita sejengkalpun dengan memandangi kita dengan pandangan menjijikkan itu, INGATLAH bahwa lelaki manapun yang belum halal bagi kita tak pantas menyentuh tubuh dan kehormatan kita, pun atas nama cinta…
Apakah kita kemudian menjadi sangat khawatir tidak ada yang menyayangi atas nama cinta jika kita menutup aurat? Apakah kita takut tidak akan ada yang menggombali dan merayu dengan bahasa bahasa cinta yang memabukan? sampai kapankah kita membiarkan segala kebohongan ini terus menjerumuskan kita? sampai kapan kita membiarkan cinta cinta yang bertebaran menjelma menjadi berhala?
Iya sampai kapan kita akan membiarkan kenikmatan dunia ini menjadi kawah dosa dosa kita, lumpur kenikmatan ini akan terus menghisap kita masuk hingga kita tak lagi mampu keluar, tak sadarkah kita?
Sungguh kita adalah mutiara bagi keluarga, mutiara yang mereka jaga sejak kecil sampai kita beranjak dewasa, apakah dengan melakukan sex bebas kita membalas semua jerih payah orang tua kita? baiklah orang tua tak mampu membuat kita berhenti keluar dari hangatnya pegangan tangan kekasih kita maka lihatlah ALLAH, bukankah kita percaya ALLAH maha melihat? TUHAN Yang Menciptakan kita, Yang tiada henti-hentinya memberi nikmat pada kita meski kita sering melupakanNYA, tak jarang kita meniadakanNYA tapi ALLAH masih memberi kita nikmat udara, nikmat hidup, nikmat fisik dari tubuh yang indah itu.. Bayangkan, jika ALLAH tidak menyangi kita, ALLAH cabut saja nikmat wajah yang cantik, tapi TIDAK begitu kan? meskipun kita sering kali melupakanNYA, nimatNYA tetap terus mengalir…
Beginikah cara kita membalas semua yang telah ALLAH beri? padahal kita tahu kemanapun wajah memandang disitu ada ALLAH, padalah kita tahu pada saat melakukan maksiat napas yang kita gunakan itu napas milik ALLAH, bagaiamana jika napas terhenti saat kita masih menggelayutkan kepala kita dipundak lelaki yang bukan muhrim kita …. nauzubillahimindzalik.
Duhai perempuan tidak inginkan kita menjadi perempuan yang dirindukan surga? yaitu perempuan yang senantiasa mampu menjaga pandangan, selalu taat kepada ALLAH dan Rasul NYA. Make up- nya adalah basuhan air wudhu. Lipstiknya adalah dzikir kepada Allah. Celak matanya adalah memperbanyak bacaan Al-Quran. Perempuan yang sangat memperhatikan kualitas kata-katanya bernilai bagaikan untaian intan yang penuh makna dan bermutu tinggi. Perempuan yang sadar betul bahwa kemuliaannya bersumber dari kemampuannya menjaga diri (iffah).

Iya, tidak inginkan kita menjadi salah satu perempuan yang akan menjadi penghuni surga, yang bahagianya abadi … disana ada banyak cinta tapi bukan cinta yang gombal :)


http://www.facebook.com/notes/melati/women-in-heaven/174728975898819

" Bahaya Makan Dan Minum Sambil Berdiri "


Mengapa Rasul Menyuruh kita makan dan Minum sambil Duduk?
jangan makan atau minum sambil berdiri

Mengapa Rasulullah melarang ummatnya minum berdiri. Dalam hadist disebutkan “janganlah kamu minum sambil berdiri” Ini dibuktikan dari segi kesehatan. Air yang masuk dengan cara duduk akan disaring oleh sfringer. Sfringer adalah suatu struktur maskuler (berotot) yang bisa membuka (sehingga air kemih bisa lewat) dan menutup. Setiap air yang kita minum akan disalurkan pada ‘pos-pos’ penyaringan yang berada di ginjal. Nah. Jika kita minum berdiri. Air yang kita minum tanpa disaring lagi. Langsung menuju kandung kemih. Ketika langsung menuju kandung kemih, maka terjadi pengendapan disaluran ureter. Karena banyak limbah-limbah yang menyisa di ureter. Inilah yang bisa menyebabkan penyakit kristal ginjal. Salah satu penyakit ginjal yang berbahaya. Susah kencing itu penyebabnya.
Dari Anas r.a. dari Nabi saw.: "Bahwa ia melarang seseorang untuk minum sambil berdiri. Qatadah berkata, "Kemudian kami bertanya kepada Anas tentang makan. Ia menjawab bahwa itu lebih buruk."
Pada saat duduk, apa yang diminum atau dimakan oleh seseorang akan berjalan pada dinding usus dengan perlahan dan lembut.
Adapun minum sambil berdiri, maka ia akan menyebabkan jatuhnya cairan dengan keras ke dasar usus, menabraknya dengan keras, jika hal ini terjadi berulang-ulang dalam waktu lama maka akan menyebabkan melar dan jatuhnya usus, yang kemudian menyebabkan disfungsi pencernaan. Adapun rasulullah saw pernah sekali minum sambil berdiri, maka itu dikarenakan ada sesuatu yang menghalangi beliau untuk duduk, seperti penuh sesaknya manusia pada tempat-tempat suci, bukan merupakan kebiasaan. Ingat hanya sekali karena darurat!
Manusia pada saat berdiri, ia dalam keadaan tegang, organ keseimbangan dalam pusat saraf sedang bekerja keras, supaya mampu mempertahankan semua otot pada tubuhnya, sehingga bisa berdiri stabil dan dengan sempurna. Ini merupakan kerja yang sangat teliti yang melibatkan semua susunan syaraf dan otot secara bersamaan, yang menjadikan manusia tidak bisa mencapai ketenangan yang merupakan syarat terpenting pada saat makan dan minum.
Ketenangan ini bisa dihasilkan pada saat duduk, di mana syaraf berada dalam keadaan tenang dan tidak tegang, sehingga sistem pencernaan dalam keadaan siap untuk menerima makanan dan minum dengan cara cepat.

Makanan dan minuman yang disantap pada saat berdiri, bisa berdampak pada refleksi saraf yang dilakukan oleh reaksi saraf kelana (saraf otak kesepuluh) yang banyak tersebar pada lapisan endotel yang mengelilingi usus.
Refleksi ini apabila terjadi secara keras dan tiba-tiba, bisa menyebabkan tidak berfungsinya saraf (vagal inhibition) yang parah, untuk menghantarkan detak mematikan bagi jantung, sehingga menyebabkan pingsan atau mati mendadak.
Begitu pula makan dan minum berdiri secara terus-menerus terbilang membahayakan dinding usus dan memungkinkan terjadinya luka pada lambung. Para dokter melihat bahwa luka pada lambung 95% terjadi pada tempat-tempat yang biasa berbenturan dengan makanan atau minuman yang masuk.
Sebagaimana kondisi keseimbangan pada saat berdiri disertai pengerutan otot pada tenggorokkan yang menghalangi jalannya makanan ke usus secara mudah, dan terkadang menyebabkan rasa sakit yang sangat yang mengganggu fungsi pencernaan, dan seseorang bisa kehilangan rasa nyaman saat makan dan minum.
Dari segi kesehatan. Air yang masuk dengan cara duduk akan disaring oleh sfringter. Sfringter adalah suatu struktur maskuler (berotot) yang bisa membuka (sehingga air kemih bisa lewat) dan menutup. Setiap air yang kita minum akan disalurkan pada pos-pos penyaringan yang berada di ginjal. Nah. Jika kita minum berdiri. Air yang kita minum tanpa disaring lagi. Langsung menuju kandung kemih.
Ketika langsung menuju kandung kemih, maka terjadi pengendapan disalurkan ureter. Karena banyak limbah-limbah yang menyisa di ureter. Inilah yang bisa menyebabkan penyakit kristal ginjal. Salah satu penyakit ginjal yang berbahaya. Susah kencing itu penyebabnya.
Diriwayatkan ketika Rasulullah s.a.w. dirumah Aisyah r.a. sedang makan daging yang dikeringkan diatas talam sambil duduk bertekuk lutut, tiba-tiba masuk seorang perempuan yang keji mulut melihat Rasulullah s.a.w. duduk sedemikian itu lalu berkata: "Lihatlah orang itu duduk seperti budak." Maka dijawab oleh Rasulullah s.a.w.: "Saya seorang hamba, maka duduk seperti duduk budak dan makan seperti makan budak." Lalu Rasulullah s.a.w. mempersilakan wanita itu untuk makan.
Adapun duduk bertelekan (bersandar kepada sesuatu) telah dilarang oleh Rasulullah sebagaimana sabdanya, "Sesungguhnya Aku tidak makan secara bertelekan" (HR Bukhari).


http://www.facebook.com/notes/melati/-bahaya-makan-dan-minum-sambil-berdiri-/174775319227518

Siapkah Anda Menerima Pancaran Anugrah ???


oleh: ki Ageng Raden Sahid

Bismillahirrahirrahmanirrakhiim....

Kesiapan Menerima Pancaran Anugerah Datangnya anugerah itu menurut kadar kesiapan jiwa, sedangkan pancaran cahayaNya menurut kadar kebeningan rahasia jiwa. Anugerah, berupa pahala dan ma’rifat serta yang lainnya, sesungguhnya terga tung kesiapan para hamba Allah. Rasulullah saw, bersabda: “Allah swt berfirman di hari qiamat (kelak): “Masuklah kalian ke dalam syurga dengan rahmatKu dan saling menerima bagianlah kalian pada syurga itu melalui amal-amalmu.” Lalu Nabi saw, membaca firman Allah Ta’ala “Dan syurga yang kalian mewarisinya adalah dengan apa yang kalian amalkan.”


(Az-Zukhruf: 72) Adapan pancaran cahaya-cahayaNya berupa cahaya yaqin dan iman menurut kadar bersih dan beningnya hati dan rahasia hati.
Beningnya rahasia hati diukur menurut kualitas wirid dan dzikir seseorang.
Dalam kitabnya Lathaiful Minan, Ibnu Athaillah as-Sakandary menegaskan, “Ketahuilah bahwa Allah Ta’ala menanamkan cahaya tersembunyi dalam berbagai ragam taat. Siapa yang kehilangan taat satu macam ibadah saja dan terkaburkan dari keselarasan Ilahiyah satu macam saja, maka ia telah kehilangan nur menurut kadarnya masing-masing. Karenanya jangan mengabaikan sedikit pun atas ketaatan kalian. Jangan pula merasa cukup wirid anda, hanya karena anugerah yang tiba. Jangan pula rela pada nafsu anda, sebagaimana diklaim oleh mereka yang merasa dirinya telah meraih hakikat dalam ungkapannya, sedangkan hatinya kosong…”
Jangan keblinger dengan Cahaya atau bentuk Cahaya sebagaimana tergambar dalam pengalaman mengenai Cahaya lahiriyah, baik yang berwarna warni atau satu warna. Cahaya batin sangat berhubungan erat dengan kebeningan batin, tidak ada rupa dan warna yang tercetak. Melainkan pancaran Cahaya keyakinan total kepadaNya.
Perihal pancaran Cahaya ini, beberapa item pernah kita ungkap di edisi 2006, namun masih relevan untuk kita renungkan kembali, dan tertuang dalam kitab Al-Hikam:
“Bagaimana hati bisa cemerlang jika wajah semesta tercetak di hatinya? Bagaimana bisa berjalan menuju Allah sedangkan punggungnya dipenuhi beban syahwat-syahwatnya?
Bagaimana berharap memasuki hadhirat Ilahi sedangkan ia belum bersuci dari jinabat kealpaannya? Atau bagaimana ia faham detil rahasia-rahasiaNya, sedangkan ia tidak taubat dari kelengahannya?”
Semesta kemakhlukan adalah awal dari hijab Cahaya, dan ikonnya ada pada nafsu syahwat dan kealpaannya.
“Siapa yang cemerlang di awal penempuhannya akan cemerlang pula di akhir perjalannya.
” Kecemerlangan ruhani dengan niat suci bersama Allah dalam awal perjalanan hamba, adalah wujud pantulan Cahaya yang diterima hambaNya, karena yang bersama Allah awalnya akan bersama Allah di akhirnya.
“Orang-orang yang sedang menempuh perjalanan menuju kepada Allah menggunakan petunjuk Cahaya Tawajuh (menghadap Allah) dan orang-orang yang sudah sampai kepada Allah, baginya mendapatkan Cahaya Muwajahah (limpahan Cahaya). Kelompok yang pertama demi meraih Cahaya, sedangkan yang kedua, justru Cahaya-cahaya itu bagiNya. Karena mereka hanya bagi Allah semata, bukan untuk lainNya. Sebagaimana dalam Al-Qur’an,


 “Katakan, Allah” lalu tinggalkan mereka (selain Allah) terjun dalam permainan.” Itulah hubungan Cahaya dengan para penempuh dan para ‘arifun, begitu jauh berbeda.
“Cahaya adalah medan qalbu dan rahasia qalbu. Cahaya adalah pasukan qalbu, sebagaimana kegelapan adalah pasukan nafsu.
Bila Allah hendak menolong hambaNya, maka Allah melimpahkan padanya pasukan-pasukan Cahaya, dan memutus lapisan kegelapan dan tipudaya.
” Wilayah Cahaya adalah qalbu, ruh dan sirr. Cahaya akan memancar sebagai instrument, wujud adalah hakikat yaqin yang memancar melalui instrumen pengetahuan yang dalam tentang Allah.
“Allah mencahayai alam lahiriyah melalui Cahaya-cahaya makhlukNya. Dan Allah mencahayai rahasia batin (sirr) melalui Cahaya-cahaya SifatNya. Karena itulah cahaya semesta lahiriyah bisa sirna, dan Cahaya qalbu dan sirr tidak pernah sirna.”
“Pencerahan Cahaya menurut kebeningan rahasia batin jiwa”.
“Sholat merupakan tempat munajat dan sumber penjernihan dimana medan-medan rahasia batin terbentang, dan di dalamnya Cahaya-cahaya memancarkan pencerahan.” Karena itu cita dan hasrat anda, hendaknya pada penegakan sholat, bukan wujud sholatnya.
“Apabila cahaya yaqin memancar padamu, pasti anda lebih dekat pada akhirat dibanding jarak anda menempuh akhirat itu sendiri. Dan bila anda tahu kebaikan dunia, pasti menampakkan gerhana kefanaan pada dunia itu sendiri.” Maksudnya, nuansa ukhrowi menjadi lapisan baju anda, yang melapisi Nuansa Ilahi. Segalanya terasa dekat tanpa jarak padamu.
“Tempat munculnya Cahaya adalah hati dan rahasia jiwa. Cahaya yang ditanamkan dalam hati adalah limpahan dari Cahaya yang menganugerah dari khazanah rahasia yang tersembunyi. Ada Cahaya yang tersingkapkan melalui makhluk-makhluk semesta, dan ada Cahaya yang tersingkapkan dari Sifat-sifatNya.
Terkadang hati berjenak terhenti dengan Cahaya-cahaya, sebagaimana nafsu tertirai oleh alam kasar dunia.” Itulah ragam Cahaya, ada Cahaya muncul dari kemakhlukan ada pula Cahaya SifatNya. Tetapi, jangan sampai Cahaya jadi tujuan, agar tidak terhijabi hati kita dari Sang Pemberi Cahaya, sebagaimana terhijabinya nafsu oleh alam kasar dunia.
“Cahaya-cahaya rahasia jiwa ditutupi oleh Allah melalui wujud kasarnya alam semesta lahiriyah, demi mengagungkan Cahaya itu sendiri, sehingga Cahaya tidak terobralkan dalam wujud popularitas penampakan.” Itulah Cahaya yang melimpahi para ‘arifin, auliya’ dan para sufi, yang dikemas oleh cover tampilan manusia biasa.


Sebagaimana Rasulullah saw, disebutkan , “Bukanlah Rasul itu melainkan manusia seperti kalian, makan sebagaimana kalian makan, minum sebagaimana kalian minum.” Ini semua untuk menjaga agar para hamba tidak berambisi popularitas, dan merasa bahwa Cahaya itu muncul karena upayanya.
“Cahaya-cahaya para Sufi mendahului wacananya. Ketika Cahaya muncul maka muncullah wacana” Para Sufi dan arifun berbicara dan berwacana, bukan karena aksioma logika, tetapi karena limpahan Cahaya, baru muncul menjadi mutiara kata. Sementara para Ulama, wacananya mendahului cahayanya.
“Ada Cahaya yang diizinkan untuk terbiaskan, ada pula Cahaya yang diizinkan masuk di dalam jiwa.” Ada Cahaya yang hanya sampai di lapis luar hati, tidak masuk ke dalam hati, sebagaimana orang yang menasehati tentang hakikat tetapi dia sendiri belum sampai ke sana.
Ada Cahaya yang menghujam dalam jiwa, dan dada menjadi meluas, dengan ditandainya sikap merasa hampa pada negeri dunia penuh tipudaya, dan menuju negeri keabadian, serta menyiapkan diri menjemput maut.
“Janganlah anda menginginkan agar warid menetap terus menerus setelah Cahaya-cahayanya membias dan rahasia-rahasiaNya tersembunyi.” Itulah perilaku para pemula, biasanya ingin agar Cahaya-cahaya warid itu menetap terus menerus. Padahal suatu kebodohan tersendiri, karena penempuh akan lupa pada Sang Pencahaya.
“Sesungguhnya suasana keistemewaan itu ibarat pancaran matahari di siang hari yang muncul di cakrawala, tetapi Cahaya itu tidak dari cakrawala itu sendiri, dan kadang muncul dari matahari Sifat-sifatNya di malam wujudmu. Dan kadang hal itu tergenggam darimu lalu kembali pada batas-batas dirimu. Siang (Cahaya) bukanlah darimu untukmu. Tetapi limpahan anugerah padamu.” “Cahaya-cahaya qalbu dan rahasia jiwa tidak diketahui melainkan di dalam keghaiban alam malakut. Sebagaimana Cahaya-cahaya langit tidak akan tampak melainkan dalam alam nyata semesta”
Orang yang mampu memasuki alam malakut adalah yang dibukakan Cahaya-cahaya qalbu dan jiwanya. Begitu juga nuansa pencerahan Cahaya qalbu dan rahasia qalbu itu, merupakan rahasia tersembunyi di alam Malakut. Dan lain sebagainya, yang menggambarkan soal pencahayaan ini. Karena berbagai ragam, bisa memberikan sentuhan Cahaya, apakah Cahaya qalbu, Cahaya ruh dan Cahaya Sirr yang memiliki karakteristik berbeda-beda dalam kondisi ruhani para hamba Allah.


http://www.facebook.com/notes/melati/siapkah-anda-menerima-pancaran-anugrah-/174728052565578

Bahasa Akal Bahasa Hati


"Harry, open the door!"

"Harry, can you please open the door!"
Dua ungkapan dengan maksud yang sama, tetapi menghasilkan kesan yang berbeza.
Semasa saya kecil, Sesame Street adalah salah sebuah rancangan televisyen yang amat saya minati. Salah satu episod yang masih segar di ingatan saya ialah "The Magic Word".
"The Magic Word" bertujuan mengajar kanak-kanak supaya menggunakan perkataan-perkataan yang sopan terutamanya apabila meminta pertolongan. Perkataan please, kindly dan yang seumpama dengannya adalah "The Magic Word" yang dimaksudkan.
AKAL DAN HATI
Saya sentiasa berhati-hati agar jangan perkataan saya menyinggung sesiapa. Maka saya juga mengharapkan yang sama dari orang lain. Ia adalah fitrah manusia. Allah mencipta manusia dengan akal dan hati, yang saling berbeza tabiat dalam memberikan reaksi kepada perkataan.
Akal memproses logik. Hati memproses emosi.
Akal dan logik menghasilkan tahu.
Hati dan emosi mencetuskan mahu.


Apabila kita meminta sesuatu dari orang lain dengan menyebut "Ali, buka pintu tu", ia adalah arahan kepada akal. Apabila akal memahami arahan tersebut, ia akan memberikan kefahaman tentang reaksi dan tindakan yang sepatutnya diambil terhadap arahan itu.
Tetapi arahan yang hanya mempedulikan akal, walaupun boleh difahami, ia mungkin tidak mencetus mahu. Arahan itu tidak mengambil kira soal hati. Sedangkan kemahuan datang dari hati.
Bagaimana kalau ayat yang sama diungkap dengan cara yang lebih sopan, seperti "Ali, tolong bukakan pintu tu. Terima kasih!"
Bagaimanakah perasaan dan kesediaan kita untuk bekerjasama dengan permintaan yang sedemikian rupa, berbanding arahan pertama?
Saya yakin, kita lebih bersungguh dan berkemahuan untuk memenuhi permintaan itu kerana perkataan "buka pintu" memberitahu akal, manakala perkataan "tolong" dan "terima kasih" menggerakkan hati.
Tidak bolehkah peraturan semudah ini kita amalkan dalam hidup?
LUQMAN DAN BAHASA KASIH SAYANGNYA
Lihat sahaja bagaimana Luqman menasihati anaknya. Beliau mulakan ungkapan nasihat itu dengan lafaz "Ya Bunayya", yang boleh dimaksudkan sebagai "wahai anakku sayang". Ia adalah lafaz akal dan hati. Luqman tidak bersikap angkuh terhadap anaknya atas status dirinya sebagai bapa. Malah kuasa kasih sayang dan bahasa yang mengungkapkannya, menjadikan nasihat itu lebih berkesan dan penuh hikmah.
Manusia tidak bertindak berdasarkan apa yang dia tahu (akal), tetapi manusia bertindak berdasarkan apa yang dia mahu (hati). Jangan lupa yang itu. Jangan hanya mengeluarkan arahan, tetapi manfaatkan fitrah manusia yang ada perasaan.

BAHASA TERHAKIS
Saya semakin merasakan betapa generasi hari ini semakin tidak mempedulikan bahasa. Tidak pandai berbahasa. Tidak bijak menutur kata. Saya tidaklah mengharapkan bahasa bangsawan atau sastera. Tetapi cukup dengan bahasa "The Magic Word" yang sudah begitu sebati dengan adat resam dan budaya kita.
Lihat sahaja pada mesej-mesej di shoutbox dan komen. Saya tidak bermaksud mahu memperlekeh sesiapa, tetapi saya tidak enak membaca tulisan yang tidak manusiawi.

Tidak cerdik berkata-kata. Apakah kerana generasi muda hari ini semakin banyak berhubung di alam virtual, maka mereka menjadi tuli terhadap nilai-nilai kemanusiaan pada bahasa dan perhubungan?
Sengaja saya cetuskan Sesama Street sebagai muqaddimah kisah ini kerana saya ingin menunjukkan kepada pembaca betapa masyarakat Barat, masih ramai yang [I]particular[/I] dan mengambil berat tentang hal ini. Mereka mengajar anak-anak mereka berbudi bahasa.
Bagaimana dengan kita yang Muslim ini? Islam yang mengajar kita bahawa muka dan bahasa yang manis itu adalah suatu kebajikan. Bagaimana dengan Melayu yang suka dikenali sebagai bangsa yang berbudi bahasa?
Sudikah kalian memikirkannya? Terima kasih.


Tragedi Cinta Isteri


Dalam episod cinta takdir sering menguji  kita. Mengapa aku mendapat suami yang begini? Mengapa dia tidak setia?  Bila masalah melanda kita merasakan kitalah yang paling menderita.  Mengapa aku yang menerima nasib begini?Kita merasakan kitalah yang paling  malang. Hanya mulut mengaku Allah itu Tuhan tetapi mengapa dengan  takdir-Nya kita enggan? Semacam terlupa kata peneguhan di dalam al hadis  dan Al Quran bahawa besarnya masalah, beratnya ujian dan hebatnya  cabaran... berkadar terus dengan kekuatan iman.
Inilah hakikat yang mesti menjadi  pegangan dalam menghadapi tragedi cinta di dalam rumah tangga. Tragedi  cinta menjadi ujian iman dan tauhid sesetengah kita. Setiap orang ada  medan ujiannya masing-masing. Dan untuk isteri yang teruji dengan  pasangannya, sematkan di dalam dada... bahawa itulah takdir yang dipilih  oleh Allah untuk menguji keimanan kita.
Bukankah sudah diungkapkan oleh sejarah,  ada isteri yang baik diuji dengan suami yang jahat seperti Siti Asiah  isteri kepada Firaun laknatullah. Bujukan Allah cuma satu, bergembiralah  dengan pahala di sebalik ujian itu. Tenanglah dengan jani-janji syurga.  Ini bukan 'escapeism' tetapi itulah iman.

Yakinlah, bahawa cinta yang  lebih besar sedang menguji cinta yang lebih kecil. Cinta Allah sedang  menguji cinta kita kepada isteri atau suami.
Dan jika cinta yang kecil itu rapuh,  jangan pula cinta yang lebih besar itu roboh. Percayakan janji-janji  Allah di akhirat adalah penawar paling mujarab untuk menghadapi  keperitan ujian hidup di dunia. Ketika disiksa menjelang kematiannya,  Siti Asiah hanya memohon kepada Allah untuk mendapat rumah di dalam  syurga. Jadi usah dikorbankan akhirat kita hanya kerana dipersiakan oleh  cinta kita di dunia.
Bagaimana sekiranya, cinta kita sudah  dipersiakan? Pasangan kita seolah-olah menjadi 'orang lain'. Bukan dia  yang kita kenal dahulu. Apakah ketika itu kita akan jadi panasaran?  Habis segala laci, meja tulis, kereta atau begnya kita selongkar.  Telefon bimbitnya, email, facebook dan apa sahaja milik peribadinya kita  bongkar. Mencari dan menghidu kalau-kalau terdapat bukti kecurangannya.  Siang malam diamuk gelisah. Kita bagaikan dirasuk.
Pada saat genting itu tekanlah butang  'pause'. Bertanyalah pada diri, apakah kita masih menaruh harapan? Jika  jawapannya masih ya, maka nyalakanlah harapan itu – keep hope alife! Berusahalah untuk memperbaiki diri. Dakap cinta Allah erat-erat. Moga  perubahan itu membuahkan harapan yang  akan merubah pasangan kita.
Tempuhlah jalan-jalan yang baik dan  dibenarkan oleh syariat untuk membetulkan keadaan. Jangan cuba membasuh  najis dengan air najis. Maksudnya, jangan gunakan jalan yang salah untuk  membetulkan kesalahan pasangan kita. Nanti keadaan akan bertambah  buruk. Terimalah takdir itu dahulu. Jangan mungkir. Kita tidak mungkin  dapat mengawal arah tiupan angin, tetapi kita masih mampu mengawal  kemudi pelayaran.
Setelah berusaha sehabis daya...  istirehatkan hati dan minda. Cuba tenangkan perasaan. Dia bukan  segala-galanya dalam hidup yang singkat ini. Harapkan yang terbaik  tetapi bersedialah menghadapi yang terburuk. Jika terpaksa kehilangan  cinta itu bukan bukan bermakna kehilangan segala-galanya.
Buat isteri yang diuji, ambillah masa  untuk bersunyi-sunyi dengan Allah. Ketika hati mu telah tenang  tuliskanlah surat ini. Surat buat menghadapi tragedi cinta...
Suami ku yang disayangi,
Surat ini ku tulis dengan hati yang  terus menerus berdoa agar kau dan aku berjaya mengatasi apa jua halangan  dalam perjalanan kita mendapat keredaan Allah. Hingga kini aku terus  yakin jika kita mencari kebaikan, insya-Allah, Allah akan memberikannya.
Terlebih dahulu ingin aku nyatakan  bahawa dalam apa jua pergolakan dan ujian yang telah berlaku sepanjang  kita berumah tangga, aku tetap menghormati mu.


 Walaupun ada masanya  sikap dan kata-kataku terlanjur dan terkasar, itu bukanlah kerana aku  sudah tidak  menghormatimu apatah lagi membencimu... tetapi semua itu  kerana terlalu sayang. Aku tidak mahu kehilangan dirimu sebagai seorang  suami seperti mana anak-anak kita juga tidak mahu kehilangan  kasih-sayang seorang ayah.
Maafkan aku. Akulah yang lebih  banyak bersalah dan tidak bijak menghadapi ujian rumah tangga ini.  Sesungguhnya sejak dari dulu hingga sekarang aku menagih pimpinan dan  panduanmu. Pimpinlah aku untuk menjadi isteri yang solehah dan ibu yang  baik kepada anak-anak kita. Aku tidak mahu berpisah dengan semua  kesayangan ku ini. Oleh sebab itu aku merayu agar aku terus disayangi,  dilindungi, dipercayai dan dipimpin untuk menjadi wanita yang  benar-benar menjadi penyeri hidup seorang suami dan anak-anak.
Kebahagiaan kita sekeluarga berada  di tangan mu. Dikaulah yang menjadi peneraju dan nakhoda rumah tangga  ini. Aku tahu tugas dan amanah ini sangat berat. Ia menagih keikhlasan,  keimanan dan kejujuran yang tinggi daripada mu. Aku sedar apa yang akan  ditanyakan Allah di Hari Akhirat kelak kepada seorang suami sebagai  pemimpin jauh lebih berat dan sukar dijawab berbanding pertanyaan Allah  kepada seorang isteri. Aku tahu tangung jawab mu sangat berat. Jadi aku  sentiasa sedia dan setia berada di sisi mu untuk sama-sama mengharungi  kepayahan ini.
Marilah sama-sama kita insafi bahawa  hakikatnya umur kita kian bertambah, upaya dan tenaga kita semakin  kurang, tetapi perjalanan kita masih jauh dan beban kita semakin  memberat. Amanah yang ada pun belum selesai kita tunaikan, apatah lagi  untuk menambah beban yang baru. Aku bimbang... kita berdua akan kecundang.
Oleh sebab itulah aku sering  mengingatkan diriku dan dirimu, marilah kita kembali menilai peranan dan  tanggung jawab kita masing-masing. Aku sebagai seorang isteri dan kau  sebagai seorang suami... Marilah kita sama-sama bermuhasabah, apakah kiita  telah melaksanakan amanah yang kita janjikan di hadapan Allah ketika  kita mula bernikah dahulu?
Pernikahan disamakan dengan  mendirikan masjid. Begitu sucinya ikatan perkahwinan dalam Islam. Ia  bukan dibuat hanya kerana untuk melepaskan hawa nafsu semata-mata. Jika  itulah sahaja niat kita berkahwin, maka apakah yang membezakan manusia  dengan haiwan? Tetapi sebaliknya, Islam meletakkan hubungan sah antara  suami dan isteri sebagai suatu yang sangat tinggi dan suci.
Ia bukan sahaja perkongsian fizikal,  tetapi perkongsian fikiran, perasaan dan jiwa untuk sama-sama berbakti  kepada Allah. Rumah tangga hakikatnya adalah sebuah masjid... Di dalam  masjid orang solat, berzikir, membaca Al Quran, mendengar tazkirah  kuliah dan laian-lain ibadah.
Aku rindukan semua itu. Tetapi  kerinduan itu tidak akan kesampaian tanpa bimbangan darimu. Aku lemah  wahai suami ku.


Pimpinlah aku untuk mendapat kasih sayang Allah melalui  aliran kasih sayangmu. Engkaulah harapan aku dan anak-anak. Kami  hakikatnya telah diserahkan oleh Allah sebagai amanah kepada dirimu  untuk disayangi di dunia dan di akhirat. Janganlah disia-siakan amanah  ini. Kelak buruk padahnya kepada kami dan kepada mu jua. Relakah engkau  melihat kami terkapa-kapa di dunia ini tanpa pimpinan? Dan di akhirat  terhumban ke neraka yang penuh seksaan?
Suami ku,
Atas kebimbangan itu kekadang aku  jadi cemburu. Bila ku lihat langkah dan sikap mu sedikit terbabas, aku  menjadi sangat cemas. Bila ku lihat kau seakan-akan berubah, aku menjadi  sangat gelisah. Bukan kerana benci, tetapi kerana sayang. Mengapa  tidak? Bukankah di tangan kamu kemudi rumah tangga ini.
Kesilapan dan kesalahan mu sangat  buruk akibatnya kepada kita sekeluarga. Jadi, fahamilah hati isteri mu  ini wahai suami ku... Curiga ku bukan kerana prasangka. Cemburu ku bukan  kerana melulu. Jauh sekali untuk mengawal dan memperbudak-budakan.  Tetapi sekadar ingin mengingatkan bahawa kebakaran yang memusnahkan  selalunya berpunca hanya daripada percikan api!
Di antara kita adalah Allah. DIAlah  zat yang Maha Melihat, Maha Mendengar dan Maha Adil. Manusia tidak akan  dapat mengawal dan memantau manusia lain setiap masa dan ketika. Kini  aku pasrah kepada Allah. Aku lelah dan kalah untuk meneliti dan  memeriksa di seluruh penjuru. Aku tidak dapat mengawal hati mu dan kau  juga tidak dapat mengawal hatiku.
Hati kita berdua, Allahlah yang  menjadi pemantaunya. Menyedari hakikat ini, aku kini hanya fokus untuk  memperbaiki diri. Aku ingin memperbaiki hubunganku dengan Allah dan  memperbaiki hubunganku dengan sesama manusia. Aku yakin Allah tidak akan  mengecewakanku. Dan aku juga yakin Allah akan terus memberi  kebaikan-Nya kepadaku melalui dirimu.
Marilah sama-sama kita perbaiki diri  kita atas keyakinan rumah tangga ini perlu terus diselamatkan dan  dimeriahkan. Jika benar itu masih menjadi harapan dan keyakinan kita,  insya-Allah, pasti Allah akan tunjukkan jalan-jalan-Nya. Dalam hidup ini  kita tidak boleh dapat semua perkara dalam satu masa. Bila kita  mendapat sesuatu, pasti pada masa yang sama kita akan kehilangan sesuatu  yang lain. Jadi marilah sama-sama kita pastikan apa yang kita dapat  lebih berharga dan lebih baik berbanding apa yang kita terpaksa  lepaskan.
Oleh itu jika kita ingin mendapat  rumah tangga yang bahagia, kita terpaksa belajar 'melepaskan'  perkara-perkara lain. Rumah tangga kita adalah keutamaan. Ia amanah  Allah, harapan kita dan anak-anak kita. Sebaliknya, segala kesukaan atau  keseronokan kita yang lain mungkin terpaksa kita korbankan demi membina  kebahagiaan ini.Inilah pengorbanan.


Tanpa pengorbanan tidak akan ada  kebahagaiaan. Kita akan rela dan tega berkorban jika kita benar-benar  inginkan rumah tangga ini berjaya. Jika tidak, kita terpaksalah  mengorbankan rumah tangga ini... Apakah ini berbaloi? Tidakkah ini seperti  kata pepatah, yang dikejar tak dapat, yang dikendong berciciran? Atau  mendengar guruh di langit, air tempayan dicurahkan?
Suami ku,
Tipuan dunia dan godaan nafsu ini  sangat memberangsangkan. Syaitan sentiasa menghias bibit-bibit dosa-dosa  dengan segala keindahan dan kecantikan. Sekali kita terjerumus, payah  untuk bebas kembali. Selagi yang diburu tidak tercapai, selagi itulah  kita lelah mengejarnya. Tetapi setelah kita mendapat, ada yang lain pula  datang menggoda. Apa yang ada jarang disyukuri, apa yang tiada itulah  yang kita risaukan. Kita akan lesu kerana asyik memburu.
Mengejar nafsu itu bagai mengejar  bayang-bayang. Dilihat ada tetapi apabila digenggam ia hilang... di hujung  percarian itu pasti ada lesu dan jemu. Kehendak nafsu tidak ada batas  dan tidak pernah puas. Padahal kematian itu boleh datang tiba-tiba.  Relakah kita tertipu mengejar fatamorgana hanya kerana dari jauh ia  kelihatan umpama air yang tergenang?
Aku mengingatkan diri ku dan diri mu  kerana sayang. Aku selalu bertanya pada diri sendiri, relakah aku  mengorbankan rumah tangga ini hanya untuk mengejar sesuatu yang tidak  pasti? Aku terpaksa melepaskan salah satunya. Dan insya-Allah, buat  selamanya aku lebih sanggup melepaskan apa dan sesiapa sahaja, asalkan  jangan melepaskan kebahagiaan rumah tangga ku. Itulah yang ada di  hatiku. Dan itulah jua yang aku harapkan, doakan ada dalam hati mu.
Jika dalam surat ini ada kesedihan...  ia bukan kekecewaan tetapi itu hanya harapan. Jika dalam surat ini ada  teguran... itu bukan kebencian tetapi itu hanya peringatan, buat ku dan  buat mu jua. Namun, ku akui dalam surat ini terlalu banyak doa dan  harapan. Doa ku hanya pada Ilahi. Dan harapan ku tetap untuk mu suami.  Jika air mata itu berkesan, nescaya akan tulis surat ini dengan air  mata. Bukan air mata kecewa tetapi air mata harapan...
Ku harap kau membaca surat ini  dengan hati yang terbuka. Bayangkan semula harapan dan cita-cita kita  seawal kita memutuskan untuk berkahwin dahulu. Saat indah itu telah  berlalu tetapi keindahan itu akan menjelma semula dalam bentuk baru jika  kita berusaha untuk merealisasikannya. Dalam perkahwinan yang baik,  seorang lelaki dan wanita sentiasa mencari ruang dan peluang untuk  memperbaiki dirinya demi orang yang disayanginya.
Dan sekalipun dalam perkahwinan yang  paling bermasalah, penawar yang mujarab adalah kebenaran. Menyatakan  kebenaran kepada pasangan adalah kaedah terbaik untuk membuktikan cinta  adalah lebih utama daripada satu pendustaan!
Mohon berundur dulu. Pasangan yang  bahagia bukanlah tidak pernah membuat kesilapan. Tetapi mereka tetap  bahagia kerana mereka sentiasa belajar mengakui kesilapan itu dan  belajar daripadanya... dan akhirnya melupakannya! Itulah aku kini.

Ku akui  kesilapan ku dan aku sedang memperbaikinya dan aku ingin melupakannya...
Suami ku, aku masih menaruh harapan. Insya-Allah, kau masih sudi membantu aku untuk itu! Amin.


Kisah Klasik Untuk Masa Depan


Satu hari semasa aku di darjah dua, Cikgu  meminta semua murid-murid  menulis sebuah karangan. Karangan yang aku tulis bertajuk 'Sahabat karib  saya'.
Tulis punya tulis akhirnya aku sampai ke penghujung. Namun tidak dapat mencipta penutup.
"Umi... nak tulis camne penutup," tanyaku pada Ibuku.
Umi berfikir.
"Kawan ketawa senang dicari, kawan menangis sukar ditemui," balas Ibuku.
.......
Itu kisah 16 tahun yang lalu tapi kata-kata itu masih tetap melekat  dalam fikiranku. Maknanya memang jelas. Mencari kawan memang mudah tapi  mencari kawan yang bersama waktu susah, tidak mudah.
Seorang kawan yang memberikan teguran dan peringatan - itulah teman  yang kita cari. Sayangnya, ramai orang teman itulah yang dimaki.
Ramai orang selesa dengan teman yang menganggap kita sebagai Raja.
"Sesungguhnya peringatan itu berguna bagi orang Mukmin." (Az-Zariyat : 55)
Mr. X mengingatkan aku akan maksud firman Allah s.w.t.



"Manusia itu sifatnya pelupa. Jadi kita perlu sentiasa diberikan peingatan. Kalau buat-buat lupa..."
Mr. X berhenti sejenak. Memandang diriku.
"Buat-buat lupa.. apa jadi?" tanyaku.
"Padan muka!" selamba jawab Mr. X.
Hmm..padan muka.
Padan muka.
Padan muka.
"Ketahuilah bahwa Allah sangat keras siksa-Nya" (Al-Anfal : 25).


Lazatkah Maksiat?


Kehidupan seharian kita tidak akan lari daripada dua perkara, sama ada berada dalam maksiat atau taat.
Apabila Rasullulah s.a.w menyebut "[I]halawah-al-iman[/I]" (kemanisan iman), fahamlah kita bahawa iman itu manis. Taat kepada Allah itu manis. Membaca Al-Quran, solat berjemaah, menghadiri majlis ilmu, qiamullail dan sebagainya, semua itu manis.
Namun, kenapa sukar benar merasai kemanisan ini?
Mungkin kerana hati kita sedang berlazat-lazat dengan maksiat hinggakan maksiat itu terasa manis. Maka, hilanglah lazat dalam ketaatan. Bahkan ketaatan terasa tawar dan pahit. Taat dan maksiat takkan bertemu dalam situasi hati yang sama.
Persoalannya, lazat sangatkah maksiat sehingga kebanyakan kita lebih sanggup memilih maksiat berbanding taat? Terlalu banyak akibat maksiat yang akan menekan kita setelah melakukannya.


Tika itu, masih lazatkah jiwa? Mari kita telusuri beberapa akibat maksiat.
01.Tidak Memberi Cahaya dalam Hidup
Usia remaja seharusnya difokuskan untuk mempersiapkan diri dengan ilmu bersungguh-sungguh.  Seterusnya proses menuntut ilmu itu berterusan sehingga ke liang lahad.
Namun, jika hidup disibukkan dengan maksiat, masih adakah ruang untuk ilmu melekat?
Mungkin ada yang keliru, "Kenapa ada kawan saya ni, Nampak enjoy je selalu, tapi bila peperiksaan dapat cemerlang juga?"
Banyak tafsiran yang boleh dibuat daripada situasi ini.
Remaja itu mungkin tidak nampak bila kawannya belajar. Menjadi sunnatullah, sesiapa yang berusaha dia akan dapat.
Walaubagaimanapun, sesiapa yang berusaha mendapatkan ilmu dalam keadaan dia bergelumang maksiat, ilmu itu tidak akan memberi cahaya dalam hidupnya untuk mencapai kedudukan yang mulia di sisi Allah sama ada di dunia ataupun akhirat.
Kalau begitu pun kawannya cemerlang tanpa belajar malah sibuk dengan maksiat lagi, maka haruslah difahami bahawa itu nasibnya ketika itu sahaja. Sikap itu tidak akan menjamin kejayaannya pada masa-masa akan datang.
Sijil yang bakal digenggamnya hanya melambangkan ilmunya sekadar teori tanpa kualiti. Tidak akan ada berkat. Tidak akan ke mana-mana.
Jadi kenapa remaja harus memilih untuk meniru maksiatnya? Apakah perlu untuk cemerlang sepertinya dengan melakukan maksiat? Sah, kena tipu dek syaitan!
Imam al-Syafi' pernah mengadu kepada gurunya Waki' mengenai hafalannya yang terjejas. Waki' lantas menasihatkannya, "Tinggalkan maksiat."
02.Disempitkan Hidup
Sama ada kita kaya atau miskin, jika kita suka berlazat dengan maksiat, hidup akan terasa sempit.
Wahai remaja, adakah anda melihat seorang pemimpin berwibawa yang skandal seksnya terbongkar itu tenang hidupnya?


Adakah si miskin yang mencari rezeki dengan mencuri itu tenang hidupnya?
Adakah artis terkenal yang bebas berkepit dengan mana-mana pasangan itu tenang hidupnya?
Tidak! Tidak! Jiwa mereka akan jatuh miskin kerana maksiat. Jiwa mereka gersang. Yang ada hanyalah kerisauan dan kesepian hati.
Jika tujuh gunung emas dibentangkan di hadapannya, ia takkan mampu menjadi penawar terhadap kebimbangannya akibat daripada maksiat.
Bukan sahaja Allah akan menghukum, malah di dunia lagi masyarakat akan menghukumnya. Tekanan akan lebih membunuh  jiwanya apabila ditikam perasaan terasing.
Lebih-lebih lagi apabila keluarga dan rakan baik mula menjauhkan diri darinya. Dia tentu bertambah sukar menghindari maksiat malah mungkin mencari penyelesaiannya dengan maksiat baru pula.
Maksiat itu bukan sahaja menyempitkan jiwa malah menyempitkan harta. Dalam Musnad Imam Ahmad diriwayatkan bahawa Rasulullah s.a.w bersabda:
"Sesungguhnya seseorang hamba tidak akan mendapat rezeki kerana dosa yang dilakukannya."
Jelas ketaatan itu melimpahkan kekayaan, sebaliknya maksiat mendorong kepada kefakiran jiwa dan harta. Bukan itu sahaja, penggemar maksiat akan menemui kesulitan dalam urusannya dan jalan buntu dalam banyak perkara.
03.Melemahkan Hati dan Badan
Kekuatan Mukmin adalah pada hatinya. Ia raja kepada anggota badan. Apabila hatinya kuat, maka anggotanya kuat dan tindakannya juga bermanfaat.
Ahli maksiat, biarpun badannya kuat tetapi hatinya lemah dan sentiasa gelisah. Bayangkan kekuatan orang Parsi dan Rumawi yang tamadunnya sangat pesat dan memiliki kekuatan perang yang lengkap namun dapat ditundukkan oleh generasi para sahabat yang lebih kuat hatinya.
Abdulah bin Abbas berkata: ''Sesungguhnya pada kebaikan itu ada cahaya pada wajah, sinar pada hati, kelapangan pada rezeki dan kekuatan pada badan serta kecintaan di hati ramai orang terhadap dirinya'' .
Paling menakutkan, ahli maksiat akan dihukum Allah dalam bentuk lemah anggota badannya untuk melaksanakan ketaatan, terputus jalan-jalan kebaikan baginya dan kemudian mati dalam kemaksiatan. Sewaktu dibangkitkan kelak, diri pasti mengeluh kesal.


"Aduhai, sekiranya dulu aku berbuat sesuatu untuk hidupku sekarang ini" (surah al-Fajr 89:24).
Sama-sama kita muhasabah semula diri kita. Lihat sejauh mana kemaksiatan dalam diri yang masih menghalang dari kita untuk mendapat keberkatan dalam diri. Wallahua'lam.


Dua Tahun Susu Ibu


"Waktu menyusukan anaklah waktu paling bahagia," Kak Afzan luahkan. Wajah bahagia seorang ibu muda jelas terpapar.
"Itulah saat bersama anak tanpa gangguan siapa pun," Kak Afzan menambah lagi.
Saya turut tersenyum mendengarkannya. Aura bahagia  seorang ibu turut dirasa. Pelbagai topik kami bualkan. Sedikit pon tiada  gangguan. Suasana dalam kapal terbang sunyi. Kebanyakan penumpang masih  tidur nyenyak kepenatan.
Tiba Empat Jam Lebih Awal
Puas saya mengheret keempat-empat beg mencari penimbang  di Lapangan Terbang Stansted. Semuanya gara-gara troli di lapangan  terbang yang satu ini perlu dimasukkan duit satu pound!


Kesemua duit  pound sudah saya habiskan. Sudahlah. Redah sahaja. Alhamdulillah tempat  bas diberhentikan ke kawasan utama tidaklah sejauh mana. Alhamdulillah  masih mampu dan berdaya.
Selepas hampir membuat satu pusingan lengkap tawaf  lapangan terbang, saya gagal menemui penimbang beg. Lalu ke meja  pertanyaan. Selepas mendapat panduan, segera menuju ke tempat yang  dimaksudkan.
Cis, menimbang beg pon perlu bayar? Sungguh Lapangan  Terbang Stansted ini tidak percuma. Dari troli hinggalah ke penimbang  beg. Bayangkan, untuk menimbang empat beg, 5 pound perlu saya  belanjakan. Sudahlah.
Resah tapi buat-buat tenang. Kepala ligat berfikir. Macam  mana ini, harus ditimbang dahulu beg. Sekalipun sudah ditimbang  di rumah. Mungkin ada ralat. Penerbangan tambang murah tidak  sewenang-wenangnya membiarkan penumpang membawa lebihan muatan sesuka  hati. Keempat-empat beg terus diheret. Akhirnya, saya duduk diam sahaja  di kerusi menunggu berhadapan kaunter Air Asia. Dalam hati, tanpa henti.  "Ya Allah, permudahkanlah".
Tanpa di sangka-sangka, mata tertumpu pada satu kaunter  tanpa penjaga. Menarik! Kaunter terbuka, tapi tiada penjaga. Penimbang  percuma! Setiap kaunter disediakan satu penimbang. Beg yang didaftarkan  sebagaikan [I]Check-In Luggage[/I] perlu ditimbang dahulu dikaunter  sebelum dibawa pergi. Alhamdulillah. Rezeki. Dua beg pertama diheret  lalu ditimbang. Tidak lebih dari muatan maksimum 25kg yang dibayar dibenarkan. Alhamdulillah. Allah permudahkan urusan.
Dua Belas Jam Perjalanan
Selepas seketika, muka Melayu kelihatan. Sebuah keluarga muda. Seorang isteri dan suami, serta dua orang anak lelaki.
"Balik Malaysia?" spontan saya bertanya. Mungkin akibat kebosanan menunggu.
"Aah, balik buat visa sebagai pelajar," si isteri  menjawab mesra. Itulah saat pertemuan bersama Kak Afzan sekeluarga.  Pertemuan yang mengisi 12 jam seterusnya di atas kapal terbang.  Penerbangan pertama 12 jam tanpa movie percuma.
Jam-jam pertama diisi dengan tidur. Masakan tidak, flight yang berlepas pada jam 1.25 pagi sudah cukup memenatkan. Sejurus take-off,   masing-masing nyenyak tidur. Setidak-tidaknya saya. Lena sekali.  Tetapi saya sedar, Kak Afzan disebelah tidak selena saya. Seorang ibu  yang menyusukan anak sepenuhnya. Setiap 2 jam pasti terjaga. Selepas  beberapa jam tidur tanpa sedar, akhirnya saya terjaga. Kak Afzan turut  terjaga. Waktu biasa untuk solat subuh. Fitrah, badan terbangun dengan  sendirinya.


 Jelas kelihatan, Kak Afzan kepenatan. Imran, anak kedua  yang baru berusia 10 bulan sudah cergas selepas bangun tidur.
Melihatkan si ibu  yang masih mengantuk kepenatan  lantaran mengorbankan kualiti tidurnya menyusukan anak, tanpa berfikir  panjang saya menawarkan untuk menjaga Imran. Andai duduk di kerusi  melayan kerenahnya, pasti tidak menjadi. Saya meminta izin membawa Imran   tawaf kapal terbang. Memberi peluang pada si ibu tidur selena-lenanya  walaupun seketika. Kak Afzan turutkan sahaja.
Imran si kecil yang cukup comel lagi sihat badannya tidak  banyak kerenah. Sepanjang mendukung Imran melihat pelbagai aksi para  penumpang serta pramugari, sekali pun dia tidak menangis. Budak baik.  Alhamdulillah. Jika tidak, panik juga. Sesekali saya lihat Kak Afzan  dari jauh. Andai dia sudah terjaga dan mencari-cari anaknya.
Muka Imran makin monyok. Bosan barangkali. Suasana kapal  terbang yang gelap lagi sunyi. Kebanyakkan penumpang masih tidur lena.  Sesekali terdapat pergerakan manusia yang menarik perhatiannya. Selepas  hampir satu jam setengah, Kak Afzan terjaga. Reaksi pertama seorang ibu,  tercari-cari dimanakah anaknya. Saya tidak menipu. Reaksi ini jelas  walaupun saya hanya melihat dari belakang. Cepat-cepat saya bawakan  Imran kepada ibunya. Tambahan pula, muka Imran sudah monyok kebosanan.  Andai ditangguh, takut mengundang bencana!
Imran seronok kembali ke pangkuan ibunya. Fuh, memang lenguh. Lenguh tangan mendukung. Jangan banyak merungut. [I]Practice makes perfect[/I].
"Walaupun tidur sekejap, tapi rasa sangat [I]fresh[/I]," Kak Afzan berkongsi rasa.
Alhamdulillah.
Perbualan Bermula
"Akak menyusukan anak-anak sepenuhnya?" saya bertanya  penuh minat. Tidak sekalipun saya lihat Kak Afzan mengeluarkan botol  susu dari beg galasnya.
"Aah, kedua-dua anak akak susukan sepenuhnya. Bermula dengan Farish, kini Imran pula," Kak Afzan menjawab.
Wah menarik!
"Lebih mudah. Tak perlu membancuh susu," ujarnya lagi sambil tersenyum.
Topik susu ibu terus dibualkan. Inilah masanya untuk saya  menguji ingatan. Bertanyakan kembali maklumat-maklumat yang sempat saya  pahat dalam kotak memori semasa kelas breastfeeding yang dikendalikan  oleh Kak Rin beberapa minggu yang lalu.

 Minggu-minggu semasa masih di  bumi Nottingham.
Kelas Breasfeeding
Muka masing-masing serius. Masing-masing terlopong  walaupun tidak secara fizikal. Ilmu baru. Pengalaman baru. Walaupun  belum mempunyai anak hatta belum berumahtangga, kami berlima tidak  melepaskan peluang untuk belajar sesuatu yang baru. Belajar untuk masa  depan. Setidak-tidaknya berkongsi dengan mereka yang memerlukan. Khusyuk  mendengarkan pembentangan Kak Rin. Diselang-selikan dengan pertanyaan  demi pertanyaan daripada kami berlima.
"Kita buat kelaslah minggu depan. Alang-alang Kak Rin dah  nak balik Malaysia juga," Kak Rin memberikan cadangan semasa  makan-makan di rumah Kak Fida sempena kepulangnya tidak lama lagi.
"Baguslah, you all muda-muda sudah dapat pendedahan. Dapat ilmu. InsyaAllah mudah di kemudian hari. Tidak macam Kak Rin dulu. That is why akak nak dengan kamu sekarang," Kak Rin menambah lagi.
Terharu dengan semangat yang Kak Rin tunjukkan. Seorang ibu yang bekerja sepenuh masa bersama Petronas, dalam masa yang sama  part-time breastfeeding motivator di Ampang Puteri, kini berkongsi ilmu serta pengalamannya secara percuma kepada adik-adik undergraduate di Nottingham. Alhamdulillah, Allah sempatkan serta aturkan walaupun disaat-saat minggu terakhir saya di sana.
"Untuk menyusukan anak sepenuhnya, tiga perkara yang paling penting.  Pertama, sokongan daripada keluarga. Terutama sekali suami. Diikuti ibu  sendiri mahupun ibu mertua yang menjaga semasa berpantang misalnya.  Kedua, penting untuk mempunyai [B]ilmu[/B]. Ketiga,  kamu perlu kuat semangat,"  serius Kak Rin ingatkan kami.
Memang bukan kerja mudah. Mudah sahaja putus asa. Cabaran lebih hebat buat wanita bekerja di luar rumah seperti dirinya.
"Sebelum bersalin lagi kamu perlu sudah mempersiapkan  mental untuk menyusukan anak yang bakal lahir sepenuhnya," Kak Rin  menceritakan satu persatu mengikut turutan sebelum bersalin, semasa  bersalin, selepas bersalin dan semasa si ibu bekerja di luar rumah  kelak.
"Mula membaca dan tambah ilmu tentang breastfeeding," Kak Rin menambah lagi.
"Sejurus selepas bersalin, anak-anak perlu terus disusukan. Semasa itulah colostrum atau dikenali sebagai Immune Milk dapat disalurkan kepada bayi baru lahir," penceritaan beralih pula kepada fasa semasa bersalin.


"Semasa anak yang pertama, pengalaman menyusukan anak  cukup menyakitkan. Mungkin kerana teknik yang salah. Mungkin juga kerana  itu adalah yang pertama kali. Breast membengkak lagi menyakitkan.  Kadangkala sehingga berdarah," berkerut-kerut muka kami mendengarkannya.  Biar benar?
"Saat itulah TLC amat diperlukan. Support daripada suami.  Juga ada cara untuk mengubatinya dengan menggunakan krim sapu. Penting  untuk kita tidak patah semangat. Andai kita berputus asa lalu  menggantikan susu badan dengan susu botol lantaran kesakitan. Alamatnya,  si bayi tidak lagi berminat pada susu badan. Beralih kepada susu botol  yang lebih banyak mengandungi kandungan gula tiruan," panjang lebar ibu  yang sudah mempunyai empat orang cahaya mata ini menerangkan.
"TLC tu apa?" sahabat disebelah mengangkat tangan  bertanya. Saya juga tidak tahu apa kebendanya TLC itu. Syukur orang  disebelah bertanya dahulu. Hehe.
"Tender, love and care. Memang amat diperlukan  semasa kita down akibat perubahan hormon serta menanggung kesakitan  pertama kali menyusukan anak. Apabila sudah beberapa bulan seterusnya,  insyaAllah tidak lagi sakit," pernyataan Kak Rin melegakan kami.
"Apabila sudah bekerja kelak, ketika itulah kamu memerlukan breastpump,"  Kak Rin menunjukkan segala macam alatan kepada kami. Susu badan perlu  di pump untuk diberikan kepada anak semasa ibu bekerja berjauhan dengan  anak.
Masa terbaik untuk pump susu adalah semasa menyusukan  anak. Sebelah untuk menyusukan anak, sebelah lagi dipump. Maklumat ini  turut disahkan oleh Kak Afzan semasa perbualan di atas kapal terbang.
MasyaAllah!
Kebijasaan Allah Yang Maha Mencipta
"Setiap berapa jam ibu akan menyusukan anaknya?" giliran saya bertanya kepada Kak Rin.
"Setiap anak berbeza-beza. Tetapi secara kebiasaanya,  anak perlu disusukan setiap dua jam. Menariknya, si ibu akan dapat  mengenal pasti apabila tiba saatnya untuk si anak menyusu. Walaupun  ketika itu si ibu sedang bekerja di luar rumah," Kak Rin menjawab.
"Breast akan terasa kembung dan seolah berdenyut-denyut  ketika masanya tiba. Ketika itulah cepat-cepat si ibu perlu mendapatkan  anak lalu disusukan sekalipun si anak masih sedang tidur. Andai ibu  sedang bekerja di luar rumah, jangan menangguh-nangguh. Cepat-cepat pump  susu tersebut. Andai tidak pump, mendatangkan sakit pula," Kak Rin  menambah lagi.


MasyaAllah, hebatnya ciptaan Allah! Sudahlah Allah  menciptakan susu ibu itu terbaik kandungan khasiatnya buat anak. Masa  menyusu turut Allah aturkan begitu cantik sekali.
"Setiap dua jam? Pasti penat kan kak?" saya bertanya mendapatkan kepastian.
"Ya, setiap dua jam. Bayi lelaki lebih hebat, kadangkala  menyusu hampir selama satu jam bagi setiap dua jam. Tapi selalunya,  bayi akan menyusu selama 15 minit ke 30 minit untuk setiap kali. Penat?  Sebab itulah kamu perlu tahu teknik merehatkan diri semasa menyusukan  bayi," ujar Kak Rin. Diikuti sesi menunjukkan teknik menyusukan bayi  dalam 3 posisi, ketika duduk diatas kerusi, duduk di atas tilam serta  semasa baring.
Teknik perlu betul untuk menyusukan bayi baru lahir.  Silap cara, bayi boleh meninggal dunia akibat kelemasan tidak dapat  bernafas kerana hidungnya tertutup. Pernah terjadi apabila si ibu  terlena semasa menyusukan anaknya.
"Andai caranya betul, kamu akan dapat berehat sambil  menyusukan anak. Mengelakkan sakit belakang. Bahkan itulah saat yang  bahagia. Mengeratkan hubungan dengan anak-anak," Kak Rin pandai bermain  psikologi.
Sungguh Allah Maha Pemurah lagi Maha Bijaksana. Tiada  siapa dapat nafikan bahawa susu ibu adalah yang terbaik. Bahkan, selama  enam bulan pertama, bayi hanya diberikan susu ibu tanpa makanan lain.  Jimat belanja. Tidak perlu beli susu tepung pula. MasyaAllah.
Tidak perlu juga berjaga malam untuk membancuhkan susu.  Andai berjalan kemana-mana, juga tidak perlu bersusah-susah membancuh  susu. Jauh lebih melecehkan berbanding menyusukan badan yang hanya perlu  mencari tempat yang sesuai semasa menyusukan.
"Jangan bimbang susu tidak cukup. There is no such thing!" Kak Rin menegaskan.
"Susu badan itu sentiasa cukup. Susu badan akan sentiasa  ada berdasarkan keperluan. Berdasarkan demand. Selagi kita menyusukan  anak, selagi itu susu akan terus-terusan dihasilkan," Kak Rin  menjelaskan.
Hebat sungguh Allah.
"Cumanya, susu jadi kering, apabila si ibu berhenti  daripada menyusukan bayi. Andai si ibu sendiri yang tidak susukan, maka  susu tidak akan dihasilkanlah," ujarnya lagi.
"Sekalipun anda merupakan suri rumah, anda tetap  memerlukan [I]breastpump[/I]. Susu yang siap di pump perlu dimasukkan ke dalam  botol. Pastikan, setiap hari si ayah akan memberikan susu ibu dalam  botol kepada bayi.  Ketika itulah si ayah dapat membina hubungan dengan  bayi," Kak Rin mencadangkan.


Bijak!
"Cumanya, ketika memberikan susu ibu dalam botol kepada  bayi, elakkan si ibu yang memberikannya. Bimbang wujud kekeliruan. Bayi  akan keliru antara puting botol serta puting ibu," fakta yang luar biasa  dikongsi lagi oleh Kak Rin.
"Sekalipun si ayah yang menyusukan bayi dari botol, si  ibu perlu duduk jauh-jauh kerana mereka dapat menghidu bau ibu," Kak Rin  menambah fakta luar biasa.
MasyaAllah, sungguh hebat ikatan seorang anak dan seorang ibu. Sehingga ke tahap itu. Luar biasa.
Kelas berlansung selama satu jam setengah itu akhirnya  berakhir. Namun, perjalanan buat kami berlima masih belum bermula secara  peribadi. Tapi sudah bermula dengan dikongsikan bersama. Salah satunya  melalui tulisan ini.
Tiba 25 Minit Lebih Awal
Penerbangan kali ini akan tiba 25 minit lebih awal.  Selain topik susu ibu, bermacam-macam topik yang sempat kami bualkan.  Ternyata Kak Afzan cukup mudah didekati lagi mesra. Seorang ibu yang  pernah bekerja bersama Petronas, kemudian beralih arah membuat multi  level marketing (MLM) dan kini bahagia serta gembira dengan apa yang  sedang beliau usahakan; dalam proses menyudahkan PHD untuk terus  mengajar di UPSI apabila tamat nanti. Tanjung Malim cukup sempurna buat  dirinya yang ingin jauh dari kesesakan kota insyaAllah.
Penerbangan selama 12 jam tanpa movie percuma lebih bahagia kali ini. Lebih bermakna. Penerbangan 12 jam yang terakhir buat setakat ini.
Saat-saat terakhir di atas kapal terbang bertemankan Kak  Afzan diselang-selikan sesi mendengar luahan rasa serta berkongsi cerita.  Sempat sahaja saya berkongsi cerita buku di tangan, tulisan Andrea  Hirata. Lalu filem Laskar Pelangi amat saya syorkan buat Kak Afzan mesti  tonton. Ternyata, bakal pendidik ini [I]excited[/I] untuk menontonnya.  Mendengar sinopsis lebih kurang daripada saya sudah menitiskan air  matanya. Tunggulah sehingga beliau menonton filemnya sendiri. Ceritakan  pada saya pengalamannya.
Ternyata Kak Afzan turut berminat untuk mendalami ilmu  rumah tangga. Ilmu menjadi isteri serta ibu. Tanpa berfikir panjang,  buku-buku terbaru Ustaz Zaharuddin khusus buat wanita serta wanita  bekerja di luar rumah turut saya kongsikan. Juga blog isteri ustaz yang  sarat dengan panduan buat para isteri serta ibu. Buku-buku motivasi  kekeluargaan Ustaz Hasrizal serta Ustaz Pahrol juga saya catatkan dalam  bukunya. Penuh satu muka A5 dimuatkan dengan judul buku serta alamat  blog selain alamat Facebook serta ID Yahoo Messenger untuk meneruskan  hubungan kelak.


Biarpun saya masih belum berumahtangga, redah sahaja. Inilah masanya untuk berkongsi. Manfaat buat orang lain.
Buat Anak Muda
Benarlah, andai sedang bercinta. Andai ingin berumah tangga, fikirlah sehingga ke lampin bayi. Persiapkan diri.
Mungkin ada yang merasakan terlalu awal. Mungkin. Namun,  apabila tiba masanya kelak, tiada siapa dapat mengelak. Maka, fikirlah  dengan bijaksana.
Setiap perkara yang dinyatakan dalam Al-Quran itu adalah perkara yang PALING ADIL. Berulang-ulang kali Sister Fullah ingatkan.
Maka, 2 tahun menyusukan anak itu termasuk dalam perkara paling adil yang perlu ibu tunaikan buat anak-anaknya.


http://www.iluvislam.com/keluarga/ibu-bapa/1228-dua-tahun-susu-ibu.html