Mengenai Saya

Foto saya
Malang, East Java, Indonesia
Uhibbuka Fillah...

Laman

Rabu, 08 Desember 2010

Penyakit Akhwat


Bismillaahirahmaanirrahiim

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
=============================
Setelah seharian tadi memeras otak dan pikiran untuk merampungkan note 'Janji Venus 2', rasanya lega sekali dada ini. Banyakk sekali sahabat2 RDM tak sabar berteriak-teriak di wall RDM maupun di koment:
" Lanjutan janji venus mana...?"
" Kak..,lanjutan janji venus-nya mana? kakak kan janjinya cuma seminggu..ini dah lewat..".
" Mb.icha janji venus kapan di publish...?"
Dan masih banyak yg lain..


Huftt..terasa kyak dikejar-kejar utang dirikuh..*Emangnya icha punya utang berapa sih ama ente..?*. Dan alhamdulillah setelah tadi siang 'Janji Venus 2' akhirnya terbit. Memang benar..rasanya plong kayak abis bayar utang..:P
Sekarang..waktunya sedikit merefresh otak dulu. Icha mau berbagi sesuatu tentang atribut seorang cewek ( khususnya akhwat ).
Berbicara tentang akhwat, tentu berbicara tentang wanita. Mengapa demikian? ya, Karena akhwat adalah wanita..dan wanita adalah juga manusia (halah). Yang jelas terlepas dari seberapa tangguh seorang akhwat dalam menjalani aktivitas kesehariannya, tentu mereka punya suatu kelemahan. Kelemahan yang semakin menegaskan (lagi-lagi) bahwa akhwat juga manusia.
Di note kali ini, icha akan mencoba membahas (secara jenaka) apa dan bagaimana "virus" yang kerap hinggap di dalam sosok seorang akhwat, dan tentunya disertai juga tips dan metode pengobatannya...Semoga dapat bermanfaat, memberikan ibrah, serta senyum kebahagiaan. Just for fun..;-)
Bukankah hidup harus seimbang dan menggembirakan dalam batas-batas yang dibolehkan? enjoy it...!!!
Penyakit-penyakit yg seringkali menjangkiti seorang ahwat adalah:

1. Nangisuitis
Akibat terlalu sensitif. Gejalanya bibir cemberut, mata kedip-kedip. Efek sampingnya mata bengkak, saputangan banjir, hidung meler, bawaannya ngurung diri atau terkena penyakit Curhatitis A. Penyakit ini bisa diobati dengan obat Tegaridol, OBH (Obat Berhati Hamba).

2. Curhatitis B
Bawaanya pengen nyerocos, Efek samping rahasia orang bisa bocor, terkena Nangisuitis, Penyakit ini bisa diarahkan positif jika ia bercurhatitis-nya ke orang yang tepat, apalagi sama Allah.

3. Shooping Syndrome


Gejalanya pengen jalan mulu, mata melotot, Efek sampingnya lidah ngiler, mulut nganga, dompet jadi tipis. Jika sudah masuk stadium 4 (parah banget) dompet cowoknya ikut tipis. Coba minum 'Hematcold' atau 'Tablet PD' (Pengendalian Diri). Salah satunya bisa lewat MH (manajemen hati).

4. Cerewetisme
Lebih parah dari Curhatitis B, tidak mengandung titik koma. Efek sampingnya ludah muncrat, telinga tetangga budek, dada cowoknya bisa jadi lebih halus karena sering mengelus. Lebih cepat makan 'Pil dengar' dan minum 'Tablet bicara' lebih diperlambat.

5. Lamanian Dandanitos
Pengennya diem didepan cermin. Tangan kiri gatel-gatel pengen pegang sisir, tangan kanan kram-kram pengen teplok-teplok pipi pake bedak. Efek samping: menor, telat, cowoknya berkarat, gak kebagean makanan. Minum segera 'Sari Bawak' (Bagi Waktu) dan 'Taperi (tambah percaya diri). Buat cowok minum 'Toleran sikipil'  dengan takaran 230 sendok sehari sesudah dan sebelum mandi. . :D

6. Cemburunotomy
Gejala muka lonjong, tangan mengepal, alis menukik. Coba cegah dengan obat sirup 'Prasangka baik' tiga sendok sehari, 'Pil pengertian' dan tablet 'Selidiki dahulu.

7. Ngambekilation
Gejala hampir sama dengan Cemburubotomy. Minum pil 'Sabaron' dan sirup 'Bersyukurinis' setiap hari.
Demikian, semoga lekas sembuh dan dapat segera terobati.
Oalah iya kelalen (logat banyumasan), note ini boleh di copas untuk di share lagi kok, tapi jangan dijual aja. ntar dikira mata duitan lagi...:D 


Barakallahufikum..jabat erat dan salam hangat

Wassalamualaikum


engan panggilan ’Bu’  J . Biasanya para akhwat akan merasa risih untuk dipanggil ’dek’ oleh ikhwan yang bukan apa-apanya karena khawatir bisa menimbulkan penyakit hati akibat keakraban itu, namanya syaitan pasti akan senantiasa menggoda manusia.
Pernah kejadian, di akhir sebuah syuro seorang ikhwan menegur para akhwat yang hadir disitu dengan secarik kertas.


”Afwan ukhti, lain kali, tolong akhwatnya kalau bercanda jangan keras-keras sampai terdengar di ikhwannya”
Itu hanya sekedar contoh saja usaha para ikhwan dan akhwat dalam menjaga adab pergaulan mereka, menjaga hijab di antara mereka. Tapi kadang ada yang salah paham menganggapnya telalu keras atau galak. Masing-masing orang mungkin punya cara sendiri-sendiri, yang penting bagaimana bisa menjaga hati kedua belah pihak. Mungkin bisa jadi kita bisa menjaga hati kita, tapi hati orang lain siapa yang  tahu.

 Wallahu a’lam bishowab

http://www.facebook.com/notes/blog-nya-mas-rully/tegaskerasatau-galak/175610165791973

Tegas,,,Keras,Atau Galak,,,?????


Wanita memang diciptakan Allah dengan banyak keindahan. Semua yang dimilikinya adalah indah dan menarik. Karena itu wajar jika Allah mewajibkannya menjaga hijab, tidak hanya dalam berpakaian tetapi juga dalam pergaulan.
 “Katakanlah kepada wanita yang beriman, ‘Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang biasa tampak darinya.


 Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung ke dadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya…” (QS. An-Nur: 31)
 “… Maka janganlah kamu tunduk dalam berbicara sehingga berkeinginanlah orang yang ada penyakit di dalam hatinya…” (Q.S. Al Ahzab: 32)
Wanita dianugerahi Allah dengan sifat kelembutan, meskipun tidak semua wanita itu feminin, (ada pula yang macho J) tapi paling tidak mereka pada dasarnya punya sifat lemah lembut. Suaranya pun lebih merdu daripada pria, meskipun ada di antaranya yang bersuara bariton . Karena itu akhwat perlu berhati-hati dalam bersikap dan berbicara supaya tidak menimbulkan fitnah dan penyakit hati bagi yang mendengarnya.
“Deuu si akhiii, antum bisa aja deh…..” ucap sang akhwat kepada seorang ikhwan sambil tertawa kecil dan terdengar sedikit manja.
“Gimana kabarnya akhii.., sudah sembuh belum? jangan lupa  minum obat ya… ” SMS dari seorang akhwat ke ikhwan mitra rohisnya
”Kalau begitchu.., ngga usah ditunda lagi yah, otre deh ”, SMS akhwat di inbox hpnya ikhwan
“Duh, gimana ya…., ane bingung nih, banyak masalah begini … dan begitu, akh….” curhat seorang akhwat kepada seorang ikhwan
”Syukron ya akhii udah dimiscal buat tahajud” Glek!!..????
Itu hanya sidikit contoh aja dimana sang akhwat yang tidak tegas atau bahkan bernada manja ketika berbicara kepada ikhwan. Ndak tahu tuh gimana perasaan sang ikhwan kalo mendengar akhwat berbicara seperti itu padanya.
Loh koq akhwat aja yang disalahin? Sabar..
Jangan salah, ikhwan juga harus jaga hijab lho…
“Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman, ‘Hendaknya mereka menahan pandangannya dan memelihara kemaluannya……” (QS. An-Nur: 31)
Ternyata banyak kasus yang lain dimana sang ikhwan justru yang tidak menjaga hijab dan kadang memancing untuk bercanda dan beakrab ria. SMS atau telpon tidak penting, telpon berlama-lama, bercanda haha hihi, curhat-curhatan, dsb. Atau mungkin tebar pesona, memberi perhatian atau pujian berlebihan kepada si akhwat sehingga si akhwat jadi keGRan.
”Ukhti, jazzakillah ya, ukhti baik sekali dech” ucap seorang ikhwan kepada seorang akhwat


”Dek, apa kabar, lagi ngapain ?” tegur seorang ikhwan kepada akhwat (negurnya tiap hari)

”Ukh, ana boleh curhat ga, soalnya anti enak banget diajak curhat, boleh ya” telepon seorang ikhwan ke temen akhwatnya
Meskipun sudah sering beraktivitas bersama, namun ikhwan-akhwat tetaplah bukan sepasang suami isteri yang bisa mengakrabkan diri dengan bebasnya. Curhat berduaan akan menimbulkan kedekatan, lalu ikatan hati, kemudian dapat menimbulkan permainan hati yang bisa menganggu tribulasi da’wah. Apalagi bila yang dicurhatkan tidak ada sangkut pautnya dengan da’wah. Karena itu kalau sedang diskusi, syuro, rapat, atau dalam pembicaraan lainnya hendaknya tetep dijaga hijabnya. Saling mengingatkan jika arah pembicaraan menjadi ga penting atau keluar dari agenda atau bahkan menjurus pada kemaksiatan. Misalnya mengingatkan jika dalam pembicaraan itu banyak bercanda. Meskipun ada banyak orang dalam sebuah forum, kalau disitu ada ikhwan akhwat, bercanda bisa menjadi sarana syaitan menggoda hati. Kalau ada yang mengingatkan supaya tidak banyak bercanda masak dianggap galak?? Bukankah banyak beranda itu mematikan hati dan kewajiban sebagai sesama muslim adalah saling mengingatkan?
Bagi kamu para akhwat, jagalah kata-katamu jangan sampai mendayu-dayu. Pilih kata-kata yang tepat dan berusaha tegas dalam berbicara. Tegas maksudnya disini tidak ’dilembekkan’, tidak bernada manja. Bukan galak lho!! (meskipun mungkin ada yang bilang galak J) Proporsionallah, bicara yang penting-penting, bukankah interaksi antara laki-laki dan perempuan salah satu syaratnya adalah ada keseriusan agenda/kepentingan? Jadi kalo niatnya mau telpon urusan agenda dakwah ya jangan trus berlanjut dengan curhat-curhatan gitu. Kadang karena si ikhwan yang telpon ga peka si akhwat dengan tegasnya langsung nyekak ”Afwan pak, sudah malam, ada hal lain yang urgent yang perlu disampaikan?” Atau ketika ada ikhwan yang telepon atau menegur hanya sekedar kabar kabari ga ada hal yang penting, salahkah akhwat jika mengatakan ”Afwan, ada yang bisa saya bantu? Kalau ga ada saya lagi ada keperluan”
Untuk menjaga hijab, biasanya para akhwat memanggil para ikhwan dengan panggilan ’Pak’ tidak peduli berapapun usia para ikhwan itu. Para akhwat biasanya merasa lebih save menggunakan panggilan ’Pak’ daripada ’akhi’ atau ’mas’, biar bisa menjaga hati di kedua belah pihak. Meskipun kadang ada ikhwan-ikhwan yang ga suka dipanggil dengan panggilan ’Pak’ karena mereka merasa belum tua, akhirnya balas memanggil akhwatnya dengan panggilan ’Bu’  J . Biasanya para akhwat akan merasa risih untuk dipanggil ’dek’ oleh ikhwan yang bukan apa-apanya karena khawatir bisa menimbulkan penyakit hati akibat keakraban itu, namanya syaitan pasti akan senantiasa menggoda manusia.
Pernah kejadian, di akhir sebuah syuro seorang ikhwan menegur para akhwat yang hadir disitu dengan secarik kertas.


”Afwan ukhti, lain kali, tolong akhwatnya kalau bercanda jangan keras-keras sampai terdengar di ikhwannya”
Itu hanya sekedar contoh saja usaha para ikhwan dan akhwat dalam menjaga adab pergaulan mereka, menjaga hijab di antara mereka. Tapi kadang ada yang salah paham menganggapnya telalu keras atau galak. Masing-masing orang mungkin punya cara sendiri-sendiri, yang penting bagaimana bisa menjaga hati kedua belah pihak. Mungkin bisa jadi kita bisa menjaga hati kita, tapi hati orang lain siapa yang  tahu.

 Wallahu a’lam bishowab

http://www.facebook.com/notes/blog-nya-mas-rully/tegaskerasatau-galak/175610165791973 yE � a a �?] V^ lilingnya, bukan segala sesuatu di seluruh penjuru dunia. terkadang yang mendengarnya akan terpengaruh dengannya, sebagaimana Nabi صلى الله عليه وسلم pernah melewati kuburan Musyrikin dari atas keledainya, maka keledai tersebut lari menjauh sampai hampir melemparkan beliau Rasulullah صلى الله عليه وسلم karena keledai tersebut mendengar suara orang yang diadzab. (Riwayat Muslim no. 2867 dari Zaid bin Tsabit رضي الله عنه)


Sumber:

CDMA ( Capek Dech ,Males Akh.)


Ada-ada saja bahasa gaul sekarang. Sehari-hari kita mungkin sudah sering mendengar ungkapan “Capek Dech…” atau “Males Ah!” Akhirnya ada yang jadiin satu istilah menjadi CDMA. Emang ga boleh capek, atau males?Merasa capek wajar aja ketika kelelahan dengan aktifitas yang banyak atau berat. Istirahat memang perlu untuk menghilangkan rasa capek itu. Tapi bukan berarti trus berlama-lama istirahat dan tidak kembali beraktifitas. Kalau rasa malas biasanya muncul ketika kita lago ga mood atau bete atau ga sreg dengan yang kita lakukan jadinya ga semangat. Males bisa diakibatkan karena capek, jadi sebab akibat. Jangan sampai kita menjadikan capek dan malas itu menjadi alasan untuk tidak melaksanakan amanah-amanah kita atau menjadi alasan untuk menolak amanah dakwah.
“Akh, tolong bantuin acara baksos hari ahad depan ya…” “Hari Ahad? Capek dech, mau istirahat!”“
Ukh, anti jadi panitia baksos ya…” “Males Ah…enakan di rumah aja..”
Mau berangkat ngaji, “Males Ah…. nanti-nanti aja nelat atau ijin aja ya…”
Mau berangkat syuro’, “Males dateng ah..”
Disuruh ikut dauroh, “Capek Dech…kan jauh…”
Diminta jadi murrobi, “Males Ah…aku belum siap..”
De el el, itu hanya sebagian contoh aja…
Coba kita simak ayat berikut…
“Berangkatlah kamu baik dalam keadaan merasa ringan ataupun merasa berat, dan berjihadlah kamu dengan harta dan jiwamu di jalan Allah” (Q.S. At Taubah:41)



Tuh kan… harusnya kita ga merasa malas dalam beraktifitas terutama dalam aktifitas dakwah. Tetap berangkat baik dalam keadaan mood maupun badmood. Tetep semangat karena ada janji dari Allah bagi orang-orang yang beriman yang mengadakan jual beli dengan-Nya. Kalau rasa malas itu datang obatnya yang utama adalah meluruskan niat, kembalikan semangat. Karena semua berawal dari niat kita. Ketika di awal niat kita sudah baik, di tengah jalan ketika kita sedah males atau lemah, kita ingat kembali pada niat kita, untuk apa kita melakukannya. Jika kita mengharapkan ridha Allah yang tiada bandingannya maka itu bisa memacu kita untuk tidak patah semangat. Ada tips dari beberapa temen untuk mengatasi capek; istirahat tapi ga lama-lama, wudlu kalau bisa sekalian mandi biar seger, bismillah insya Allah bisa mengatasi capek-capek Kalau kita lagi bete atau males kita bisa lakukan hoby2 kita tapi yang bermanfaat. Misal baca buku atau nulis nih biar ada manfaatnya
Ada salah satu do’a dalam dzikir kita tiap pagi dan sore yang bisa kita lafadzkan untuk meminta perlindungan Allah dari kelemahan dan kemalasan.“Ya Allah aku berlindung kepada-Mu dari rasa gelisah dan sedih, dari kelemahan dan kemalasan, dari sifat pengecut dan bakhil, dari tekanan hutang, dan kesewenang-wenangan orang.
jangan lah bermalas malasan ,,,selagi kita masih hidup,,,penyesalan selalu datang dibelakang,,,jangan sampai kita memohon agar sang waktu terulang kembali,,,itu tidak mungkin terjadi,,,


"Pertanyaan Alam Kubur."


Pertanyaan


Alam Kubur
(Siapkah kita menghadapinya???)

Oleh: Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin
[Dinukil dari kitab Syarah Aqidah Al Wasithiyah bab al iman bil yaumil akhir, Penulis Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin, Edisi Indonesia Ada Apa Setelah Kematian? Menelusuri Kejadian-Kejadian Setelah Hari Kiamat, Penerjemah Abu Hafsh 'Umar Sarlam Al Atsary, Penerbit Pustaka Al Manshurah Poso, hal. 32-37]
Berkata penulis Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah: Maka dikatakan kepada mayit tersebut, “Siapa Rabbmu? Dan apa agamamu? Dan siapa nabimu?”
Perkataan beliau, “Siapa Rabbmu?” Yakni siapakah Rabbmu yang telah menciptakanmu dan engkau beribadah kepada-Nya dan yang engkau khususkan dalam beribadah? terangkum dalam kalimat ini tauhid rububiyah dan uluhiyah.
Perkataan beliau, “Apa agamamu?” Yakni apakah amalanmu yang engkau engkau beragama dengannya untuk Allah Ta’ala dan mendekatkan diri kepada-Nya?
Perkataan beliau, “Siapakah nabimu?” Yakni siapakah nabi yang engkau beriman dengannya dan engkau mengikutinya?
Berkata penulis Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah:
Maka Allah meneguhkan (iman) orang-orang yang beriman dengan ucapan yang teguh itu dalam kehidupan di dunia dan di akhirat; dan Allah menyesatkan orang-orang yang lalim dan memperbuat apa yang Dia kehendaki. (Ibrahim: 27)
Yakni Allah Subhanahu wata’ala jadikan mereka teguh dan tidak ragu-ragu, tidak bimbang dalam menjawab. Perkataan yang teguh (al Qoulutstsaabit) adalah kalimat tauhid (Laa Ilaaha illallah) sebagaimana firman Allah Ta’ala:
أَلَمْ تَرَ كَيْفَ ضَرَبَ اللَّهُ مَثَلا كَلِمَةً طَيِّبَةً كَشَجَرَةٍ طَيِّبَةٍ أَصْلُهَا ثَابِتٌ وَفَرْعُهَا فِي السَّمَاءِ
“Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Allah telah membuat perumpamaan kalimat yang baik seperti pohon yang baik, akarnya teguh dan cabangnya (menjulang) ke langit,”
(QS. Ibrahim: 24).


Tentang firman Allah Ta’ala, “dalam kehidupan di dunia dan di akhirat” kemungkinan pertama (jar dan majrur) berkaitan dengan kata yutsabbit yakni bermakna sesungguhnya Allah Ta’ala meneguhkan seorang mukmin di dunia dan akhirat. Kemungkinan kedua adalah berkaitan kata atstsaabit sehingga menjadi sifat bagi perkataan tersebut yakni bahwasanya perkataan tersebut akan tetap teguh di dunia dan akhirat.
Akan tetapi makna pertama yang lebih baik dan benar karena Allah Azza wajalla berfirman:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِذَا لَقِيتُمْ فِئَةً فَاثْبُتُوا وَاذْكُرُوا اللَّهَ كَثِيرًا لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ
“Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu memerangi pasukan (musuh), maka berteguh hatilah kamu dan sebutlah (nama) Allah sebanyak-banyaknya agar kamu beruntung.”
(QS. Al Anfaal: 45)
Dan Allah Azza wajalla berfirman:
إِذْ يُوحِي رَبُّكَ إِلَى الْمَلائِكَةِ أَنِّي مَعَكُمْ فَثَبِّتُوا الَّذِينَ آمَنُوا سَأُلْقِي فِي قُلُوبِ الَّذِينَ كَفَرُوا الرُّعْبَ فَاضْرِبُوا فَوْقَ الأعْنَاقِ
وَاضْرِبُوا مِنْهُمْ كُلَّ بَنَانٍ
“(Ingatlah) ketika Tuhanmu mewahyukan kepada para malaikat: “Sesungguhnya Aku bersama kamu, maka teguhkanlah (pendirian) orang-orang yang telah beriman”. Kelak akan Aku jatuhkan rasa ketakutan ke dalam hati orang-orang kafir, maka penggallah kepala mereka dan pancunglah tiap-tiap ujung jari mereka.”
(QS. Al Anfaal: 12)
Maka mereka orang-orang yang beriman itu tetap teguh di kehidupan dunia dan akhirat dengan perkataan yang tsabit tersebut (yaitu kalimat Laa Ilaaha illallah)
Berkata penulis (Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah):
Maka orang Mukmin akan berkata: “Rabbku adalah Allah, agamaku Islam, dan Muhammad nabiku.”
Maka seorang Mukmin akan berkata, “Rabbku Allah” ketika ditanya siapa Rabbmu. Dia akan berkata, “Islam agamaku” ketika ditanya apa agamamu? Demikian pula dia akan menjawab, “Muhammad nabiku” ketika dia ditanya siapa nabimu? Maka ketika itu jawabannya telah benar sehinnga ada penyeru dari langit, “Telah benar hamba-Ku maka bentangkanlah tempat tinggalnya di surga, pakaikanlah pakaian dari surga dan bukalah pintu surga untuknya.”


Berkata Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah:
Adapun orang yang ragu-ragu dia akan berkata, “Hah…hah… aku tidak tahu. Aku mendengar manusia mengatakan sesuatu maka akupun ikut mengatakannya.”
Orang yang ragu di sini adalah orang-orang yang bimbang, munafik, dan orang yang semisalnya. Perkataan beliau, “Hah…hah… aku tidak tahu. Aku mendengar manusia mengatakan sesuatu maka akupun ikut mengatakannya.” Yakni karena belum masuknya keimanan dalam hatinya, semata-mata dia mengucapkan seperti ucapannya manusia tanpa ada keimanan yang tersambung ke hatinya.
Perhatikan perkataan orang tersebut, “Hah…hah.” Seolah-olah ada sesuatu yag hilang dari ingatannya, dan dia ingin mengingat-ingatnya. Maka ini adalah kerugian yang sangat, seolah-olah dikhayalkan bahwa dia mengetahui jawabannya akan tetapi dia terhalangi darinya. Sehingga mengucapkan, “Hah…hah… aku tidak tahu. Aku mendengar manusia mengatakan sesuatu maka akupun ikut mengatakannya.” Dia tidak mampu berkata, “Rabbku adalah Allah, agamaku Islam, dan Muhammad nabiku.” Karena ketika di dunia dia dalam keadaan ragu dan bimbang.
Apabila ditanya di kuburnya maka dia menjadi sangat butuh dengan jawaban yang benar akan tetapi dia tidak mampu dan berkata, “aku tidak tahu. Aku mendengar manusia mengatakan sesuatu maka akupun ikut mengatakannya.” Kalau demikian imannya cuma di lisan saja.
Berkata penulis (Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah):
Maka dia dipukul dengan mirzabah dari besi dan berteriak dengan teriakan yang didengar semua makhluk selain manusia.
Dipukul karena dia tidak mampu menjawab, sama saja apakah orang kafir atau munafik. Dan yang memukul adalah dua orang malaikat yang menanyainya.
Mirzabah adalah pemukul dari besi, dan di suatu riwayat kalau seluruh penduduk Mina berkumpul untuk memikulnya maka mereka tidak mampu memikulnya. Apabila dia dipukul maka akan berteriak dengan teriakan yang terdengar oleh semua makhluk kecuali manusia.
Perkataan beliau, “Dipukul maka dia berteriak” yakni dengan teriakan yang terdengar oleh segala sesuatu yang ada di sekelilingnya, bukan segala sesuatu di seluruh penjuru dunia. terkadang yang mendengarnya akan terpengaruh dengannya, sebagaimana Nabi صلى الله عليه وسلم pernah melewati kuburan Musyrikin dari atas keledainya, maka keledai tersebut lari menjauh sampai hampir melemparkan beliau Rasulullah صلى الله عليه وسلم karena keledai tersebut mendengar suara orang yang diadzab. (Riwayat Muslim no. 2867 dari Zaid bin Tsabit رضي الله عنه)


Sumber:

"Keutamaan Membaca Al-Qur’an."


Membaca Al-Quran itu terbagi dua: 
Pertama,
Membaca secara makna, yaitu membenarkan semua yang terkandung di dalamnya dan menunaikan semua perintah yang terkandung di dalamnya.

Kedua,
Membaca secara lafazh, dan nash tentang keutamaan membaca Al-Quran baik membacanya secara keseluruhan, sebagian suratnya atau sebagian Ayatnya.
Membaca Al-Qur’an adalah seafdhal-afdhal ibadat sehingga disebut bahwa Al-Qur’an itu akan datang pada hari Kiamat sebagai pemberi syafaat bagi orang yang membacanya.
Dari Abu Umamah Radhiyallahu 'Anhu dia berkata: Aku mendengar Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wa sallam bersabda,


"Bacalah Al Qur'an sesungguhnya ia akan datang di hari Kiamat menjadi syafaat (penolong) bagi pembacanya."
(HR.  Muslim).
Bukhari meriwayatkan dalam kitab shahihnya dari Utsman Radhiyallahu 'Anhu  bahwa Nabi Muhammad Shalallahu 'Alaihi Wa sallam  bersabda:
"Sebaik-baik kalian adalah orang yang mempelajari Al Quran dan mengajarkannya".
Dari Usman bin 'Affan Radhiyallahu 'Anhu  telah berkata: Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wa sallam  bersabda,
"Sebaik-baik manusia di antara kamu adalah orang yang mempelajari Al Qur'an dan mengajarkannya."
(HR.  Bukhari).
Dari Nawwas bin Sam'an Radhiyallahu 'Anhu  telah berkata: Aku mendengar Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wa sallam bersabda,
"Di hari Akhirat kelak akan didatangkan Al Qur'an dan orang yang membaca dan mengamalkannya, didahului dengan surat Al Baqarah dan Surah Ali 'Imran, kedua-duanya menjadi hujjah (pembela) orang yang membaca dan mengamalkannya."
(HR.  Muslim)
Dari Aisyah Radhiyallahu 'Anha telah berkata: Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wa sallam  bersabda,
"Orang yang membaca Al Qur'an dengan terbata-bata karena susah, akan mendapat dua pahala."
(HR. Bukhari & Muslim).
Dari Abu Musa Al Asy'ari Radhiyallahu 'Anhu  telah berkata: Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wa sallam bersabda,
"Perumpamaan orang mukmin yang membaca Al Qur'an seperti buah Utrujjah (sejenis limau), baunya harum dan rasanya sedap. Dan perumpamaan orang mukmin yang tidak membaca Al Qur'an seperti buah kurma, tidak ada baunya tapi rasanya manis.Dan perumpamaan orang munafik yang membaca Al Qur'an seperti Raihanah (jenis tumbuhan),


baunya wangi tapi rasanya pahit.Dan perumpamaan orang munafik yang tidak membaca Al Qur'an seperti buah hanzhal (seperti buah pare), tidak berbau dan rasanya pahit.
(HR. Bukhari & Muslim).
Dari Umar bin al Khatthab Radhiyallahu 'Anhu  bahwa Nabi Muhammad Shalallahu 'Alaihi Wa sallam  bersabda,
"Sesungguhnya Allah mengangkat (martabat) sebagian orang dan merendahkan sebagian lainnya dengan sebab Al Qur'an."
(HR.  Muslim).
Dari Ibnu Umar Radhiyallahu 'Anhu  dari Nabi Muhammad Shalallahu 'Alaihi Wa sallam telah bersabda,
"Tidak boleh iri kecuali pada dua perkara:
Laki-laki yang dianugerahi (kefahaman yang sahih tentang) Al Qur'an sedang dia membaca dan mengamalkannya siang dan malam, dan laki-laki yang dianugerahi harta sedang dia menginfakkannya siang dan malam."
(HR. Bukhari & Muslim).
Dari Barra' bin 'Azib Radhiyallahu 'Anhu  telah berkata: Seorang laki-laki membaca surat Al Kahfi dan di sisinya ada seekor kuda yang diikat dengan dua tali panjang, tiba-tiba ada awan melindunginya dan semakin mendekat dan kudanya menjauhinya. Pagi-paginya laki-laki itu mendatangi Nabi Muhammad Shalallahu 'Alaihi Wa sallam dan menceritakan peristiwa tersebut, maka beliau bersabda,
"Itu adalah ketenangan yang turun karena Al Qur'an."
(HR.  Bukhari & Muslim).
Dari Ibnu 'Abbas Radhiyallahu 'Anhu beliau berkata: Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wa sallam  bersabda,
"Sesungguhnya orang yang tidak ada dalam dirinya sesuatu pun dari Al Qur'an laksana sebuah rumah yang runtuh."



(Riwayat Tirmizi, beliau berkata: Hadits ini hasan sahih)
Dari Abdullah bin 'Amru bin Al 'Ash Radhiyallahu 'Anhu  dari Nabi Muhammad Shalallahu 'Alaihi Wa sallam, beliau bersabda,
"Akan dikatakan kepada orang yang membaca Al Qur'an: Baca, tingkatkan dan perindah bacaanmu sebagaimana kamu memperindah urusan di dunia, sesungguhnya kedudukanmu pada akhir ayat yang engkau baca."
(Riwayat Abu Daud dan Tirmizi, beliau berkata: Hadits ini hasan sahih).
Dari 'Uqbah Bin 'Amir Radhiyallahu 'Anhu  berkata; Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wa sallam  keluar dan kami berada di beranda masjid. Beliau bersabda:
"Siapakah di antara kalian yang tiap hari ingin pergi ke Buthan atau 'Aqiq dan kembali dengan membawa dua ekor unta yang gemuk sedang dia tidak melakukan dosa dan tidak memutuskan hubungan silaturahmi?"
Kami menjawab, "Kami ingin ya Rasulullah"
Lantas beliau bersabda,
"Mengapa tidak pergi saja ke masjid; belajar atau membaca dua ayat Al Qur'an akan lebih baik baginya dari dua ekor unta, dan tiga ayat lebih baik dari tiga ekor unta, dan empat ayat lebih baik dari empat ekor unta, demikianlah seterusnya mengikuti hitungan unta."
(HR.  Muslim).
Dari Ibnu Mas'ud Radhiyallahu 'Anhu  bahwasanya Nabi Muhammad Shalallahu 'Alaihi Wa sallam bersabda,
"Yang paling layak mengimami kaum dalam shalat adalah mereka yang paling fasih membaca Al Qur'an."
(HR. Muslim).
Dari Jabir bin Abdullah Radhiyallahu 'Anhu  bahawasnya; Ketika Nabi Muhammad Shalallahu 'Alaihi Wa sallam mengumpulkan dua mayat laki-laki diantara korban perang Uhud kemudian beliau bersabda,



"Siapa diantara keduanya yang lebih banyak menghafal Al Qur'an?" dan ketika ditunjuk salah satunya beliau mendahulukannya untuk dimasukkan kedalam liang lahad.
(HR. Bukhari, Tirmizi, Nasa'i & Ibnu Majah).
Dari Imran bin Hushoin bahawa beliau melewati seseorang yang sedang membaca Al Qur'an kemudian dia berdoa kepada Allah lalu ia kembali membaca, lantas dia berkata aku pernah mendengar Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wa sallam  bersabda,
"Barangsiapa yang membaca Al Qur'an maka berdoalah kepada Allah dengan Al Qur'an karena sesungguhnya akan datang beberapa kaum yang membaca Al Qur'an dan orang-orang berdo'a dengannya."
(Riwayat Tirmizi, beliau berkata : Hadits ini hasan).
Dari Ibnu Mas'ud Radhiyallahu 'Anhu  ia berkata:
"Barangsiapa membaca satu huruf dari Al Qur'an maka baginya satu kebaikan, dan satu kebaikan sama dengan sepuluh pahala, aku tidak bermaksud 'Alif, Laam, Miim' satu huruf, melainkan Alif satu huruf, Laam satu huruf dan Miim satu huruf."
(Riwayat Ad Darami dan Tirmizi, beliau berkata hadits ini hasan sahih).
Masih banyak keutamaan membaca dan mempelajari Al-Qur'an serta pengamalannya, Mengapa kita harus mencari motivasi selain Al-Qur'an dan As-sunnah ?

Wallahu'alam.


Harapan Dan Cita - Cita Adalah Nafas Kehidupan


   Kadangkala kita sering tersalah faham dalam membedakan antara putus asa dan pasrah.Ini karena implementasasi keduanya hampir sama yang bermaksud berhenti atau menyerahkan apa saja yang bermaksud berhenti  atau menyerahkan apa saja yang bakal terjadi pada suratan takdir.Disini terdapat perbedaan situasi antara pasrah dan putus asa,,contohnya,para dokter ingin melakukan pembedahan kepada seorang pasien yang mengidap jantung yang kritikal,namun ahli keluarganya menolak.Mereka menolak bukan karena kesempitan uang ,tetapi mereka sudah pasrah pada ketentuan Ilahi.Akhirnya pasien itu meninggal.Dan situasi lain seorang dokter berunding dengan seorang pemuda yang ayahnya diserang strok,Meskipun keadaan ayahnya sudah kritikal,namun si anak tetap berusaha mengobati ayahnya walau berapapun biayanya,sembuh atau tidak dia pasrah pada Ilahi,seperti yang pertama pasien itu meninggal.
        Dari kedua kondisi diatas soal kesembuhan keluarga ini sudah pasrah kepada Allah SWT,dan akhirnya mendapatkan hasil  sama kehilangan untuk selamanya.Tetapi ada perbedaan diantara keduanya.Bedanya terletak pada usaha yang maksimal.Ikhtiar yang bersungguh sungguh sebagai memenuhi sunah kauniyah yang digariskan olehNYA.Oleh itu usahalah yang menjadi penentu mana yang layak disebut pasrah/tawakkal dan mana yang disebut putus asa.
         Sebelum ikhtiar yang maksimum,semestinya kita menutup rapat rapat kata pasrah.Mari kita renungkan firmanNYA:”Oleh itu sesiapa yang percaya dan berharap akan pertemuan dengan Tuhannya,hendaklah ia mengerjakan amal yang soleh dan janganlah ia mempersekutukan sesiapapun dalam ibadatnya kepada Tuhannya (Surah Al-Kahfi,ayat 110) 
              Barang siapa yang ingin tercapai hasrat yang mulia,maka beramallah,bergeraklah dan melangkahlah.Kesalahpahaman dalam membedakan dan menentukan keduanya akan membuat seseorang itu menyerah kemudian menamakan sebagai pasrah.Sebenarnya ia masih mampu berlari tapi memilih berhenti,masih mampu berenang ke tepi tapi berdiam diri akhirnya tenggelam.Padahal hidup adalah perjuangan,karena scenario hidup adalah ujian bagi manusia.Sebagaimana firmanNYA :”Dia lah yang telah mentakdirkan mati dan hidup(kamu)-untuk menguji dan menzahirkan keadaan kamu;siapakah diantara kamu yang terbaik amalannya,dan ia maha kuasa(membalas amal kamu),lagi maha pengampun (Surah Al-Mulk ayat 2).

NAFAS KEHIDUPAN
Putus asa. Mengapa dinamakan putus? Mungkin karena asa pengharapan,tujuan dan cita-cita diibaratkan sebagai rantai penggerak dalam jiwa.


Ia harus kukuh,kuat dan semakin kuat.Harapan dancita-cita adalah nafas kehidupan.Bukankah sesudah mendaki kita akan menurun?Bukankah dengan airmata juga tercapai sukacita?Cita-citalah yang membangkitkan semangat orang yang mendaki,karena dibalik pendakian aka nada penurunan,menjadikan perjalanan lebih mudah.Kalau tidak karena cita-cita hilanglah nafsu bekerja,berhenti gerak dunia,padam pelita orang-orang bijak bistari.Cita cita pokok pangkal kemajuan,karena makhluk yang bernama manusia saja yang layak mendapat kemajuan,makhluk lain tidak.
          Cita-citalah yang menghilangkan rasa sakit,melupakan kepedihan,dan kesulitan.Sebab cita-cita itu sendiri adalah ‘dynamo’ hidup.Jangan diabaikan cita-cita yang tumbuh,pupuklah ia.Baik itu pada burung yang mengangkut rumput selembar-selembar,untuk sarang anaknya.Atau para petani yang bertekun disawah,dibawah cahaya matahari sehingga hitam punggungnya,semua lantaran cita-cita.Cita-citalah tiang kemajuan,tonggak gerak bumi dan menimbulkan nafsu bergerak.Kita bergerak karena ‘percikan-percikan’ api pengharapan yang membakar niat dan tekad.Semakin besar kecintaan kita pada harapan dan cita-cita semakin besar pula percikan api dan tenaga yang dihasilkan.Bertambah kuat pula keberanian,tekad dan semangat menghadapi segala resiko dan tantangan.Semakin gigih pula otak kita bekerja mencari cara,berinovasi dan mengatur strategi agar Berjaya mendapatkannya.Dapatlah kita gantungkan azam/himmah yang tinggi.Himmah yang tinggi berbeda dengan angan-angan yang tinggi,karena angan-angan yang tinggi hanya menyebabkan seseorang pemuda itu ‘menggantang asap’ atau mengelamun,dia tidur di siang hari pada waktu orang lain bekerja keras,dan berangan angan hendak membeli mobil mewah,berangan angan naik pesawat terbang ke New York bertemu gadis cantik Hollywood dsb.Ahkirnya karena terlampau berangan angan tinggi tanpa kerja keras akhirnya pemuda itu,ketaparan.Cita-cita membawa kebesaran dan kemuliaan sedangkan angan-angan merusak dan membawa kejurang kehinaan.   
         Oleh itu tetaplah berharap,karena seorang muslim tidak akan pernah berhenti mengharap.Dalam setiap amal ibadahnya,ia selalu mengharapkan kasih sayang dan rahmat Tuhannya.Dalam setiap gerak kehidupannya,ia selalu menancapkan tujuan dan cita-cita untuk kebaikannya dan kehidupan.Dan jika harapan pernah terputus,maka sambunglah kembali.Bukankah simpul sambungan akan menjadikan tali semakin kuat?
       Terkadang lantaran putus asa yang mendalam,sesetengah orang,jemu dengan kehidupan,bak pepatah “hidup segan mati tak mau”. Seorang mukmin tidak akan mudah berputus asa,walaupun pintu disekelilingnya seakan2 tertutup.
Rasulullah SAW bersabda:”Janganlah salah seorang  dari kamu meminta mati karena kesulitan hidup yang menimpanya.Jika perlu ucapkanlah doa seperti berikut ‘Ya Allah panjangkanlah umurku sekiranya hidup ini lebih baik bagiku,dan matikanlah aku sekiranya mati itu lebih baik bagiku”(Riwayat Bukhari dan Muslim)



       Marilah membangun harapan dengan tauladan seperti Sayyidah Hajar yang tetap berlari mencari air,meskipun dalam pandangan hanya ada fatamorgana dan padang pasir saja.Dan seperti Nabi SAW,yang tidak membiarkan malaikat menjatuhkan gunung,walaupun penduduk Thaif menolak nasihat/dakwahnya dengan kasar,Malah baginda tetap menaruh Harapan pada anak dan cucu mereka.
     Dengan memperbaiki amalan(usaha)diiringi ibadah/do'a,berarti kita telah mencoba kearah perbaikan agar tercapai harapan dan cita-cita.Harapan umpama aliran darah yang terus mengalir sepanjang Hayat kita.Janganlah kita berputus asa dari Rahmat Allah SWT…… Subhannallah Walhamdilillah waLailahailallah Allahuakbar.        


♥●♥_◕_♥●♥ Muslimah cantik dzahir dan bathin ♥●♥_◕_♥●♥


♥●♥__♥●♥


Kemegahan Masjid Nabawi telah tampak dari kejauhan. Setiap langkah yang membawaku mendekati masjid, seolah menambah kerinduan akan junjungan kita, Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam.
Itu adalah sebagian dari rahmat mengunjungi tanah suci, yaitu memperoleh kesempatan untuk merasakan kesyahduan berada di masjid warisan Nabi serta menikmati perjumpaan dengan sesama Muslimah dari seluruh penjuru bumi. Kami semua berada dalam satu kesamaan yang menggetarkan cinta dan rindu yang begitu tulus terhadap Nabi Muhammad.
Saat itu aku tengah menanti giliran berdoa di Raudhah-tempat antara kamar Nabi dengan mimbar di Masjid Nabawi. Di tempat ini, doa yang dipanjatkan insya Allah sangat makbul. Pandangan mataku tertuju pada seorang Muslimah. Belakangan aku tahu namanya Farhana, seorang gadis belia.



Sosok Farhana memang menarik perhatianku. Di tengah jamaah yang resah menunggu dibukanya pintu Raudhah, ia kelihatan tenang saja. Matanya terus mencermati kitab yang ada di depannya. Tampak sekali Farhana tengah membaca dengan khidmat dan penuh ketenangan.
Aku yang beberapa saat kemudian bisa duduk di sebelahnya, tertarik untuk ikut melongok kitab apa itu. Ternyata sebuah buku dengan tulisan huruf Arab gundul.
Apa yang tertangkap mataku membuatku semakin tertarik padanya. Ditilik dari wajahnya, tidak ada rona Timur Tengah pada dirinya. Yang terlihat dengan jelas adalah kecantikan khas wanita India atau Pakistan. Namun saat itu ia mengenakan jubah hitam. Aku juga sempat lihat, ketika belum memasuki daerah khusus wanita, ia mengenakan burdah yang rapat menutup wajah cantiknya itu.
Sekelebat ia menoleh ke arahku. Barangkali merasa dirinya diperhatikan. Aku melempar senyum.
"Assalaamualaikum. Saya tidak bermaksud apa-apa. Tetapi saya tertarik melihat Anda dan kitab yang Anda baca. Anda berasal darimana?" sapaku dalam bahasa Inggris.
Jawabannya sungguh di luar perkiraan, "Wa'alaikum salaam. Saya berasal dari London."
Wow, pikiranku, tebakanku, salah semua. Kitab Arab gundul, jubah dan burdah berwarna hitam, wajah India, tapi berasal dari London?
Aku semakin tertarik untuk mengenal lebih jauh sister Muslimahku yang satu ini. Kami akhirnya terlibat perbincangan hangat.

♥●♥__♥●♥

Farhana keturunan India. Konon keluarganya sudah tinggal di London sejak beberapa generasi lalu.
Ketika berusia sekitar 13 tahun, orangtuanya menyekolahkan Farhana di sebuah boarding school (sekolah berasrama) khusus Muslimah di London. Di sekolah ini, para gadis muda usia digembleng agar menjadi seorang ustadzah. Mereka diharapkan dapat menjadi hafidzah Al-Qur'an serta menguasai berbagai kitab. Sekolah ini memang menjadi tempat pengkaderan ustadzah yang kelak akan disebar ke berbagai sekolah lain. Farhana sendiri dalam usia yang masih muda telah menjadi ustadzah di Moslem School, London.


Pikiranku segera terganggu sebuah pertanyaan, bagaimana bisa dia yang seumur hidupnya tinggal di kota London, salah satu pusat kebudayaan Barat, tetap bisa kokoh memelihara aturan-aturan sebagai seorang Muslimah? Pikiran itu kolantarkan pada Farhana.
Gadis cantik itu mengaku sebagai penganut mazhab Hanafi. Mazhab ini mengajarkan bahwa wanita tidak boleh berpakaian yang menarik perhatian lawan jenis. Oleh karena itu, Muslimah hendaknya memakai pakaian yang warnanya paling aman, yaitu hitam atau gelap. Burdah selalu dipakai manakala mereka memasuki daerah yang ada nonmuhrimnya. Ini semua diperlukan agar para Muslimah bisa senantiasa kehormatannya terjaga, apalagi bagi mereka yang hidup menjadi minoritas di sebuah komunitas.
Sebuah paparan yang inspiratif bagiku. Aku kembali mencecar dengan obrolan lanjutan, "Farhana, saya tinggal di sebuah negeri dengan penduduk 90 persen beragama Islam. Namun kadang kami tetap harus memperjuangkan hak meski hanya untuk menggunakan jilbab sederhana ini."
Aku lalu menjelaskan peraturan di zaman perkuliahan dulu, yang mengharuskan foto di kartu mahasiswi memperlihatkan rambut dan telinga. "Bagaimana pula dengan dirimu yang harus hidup sebagai minoritas di tengah pusat kebudayaan Barat yang demikian bebas? Tidakkah kau merasa terganggu?" pertanyaanku polos.
Dia menggeleng mantap. "Alhamdulillah, kami tidak pernah merasa tertekan hidup di London. Kami tinggal di sebuah kawasan Muslim yang sangat tegas menerapkan aturan-aturan Islam. Bahkan kami mempunyai beberapa sekolah, lengkap dari play group sampai tingkat pendidikan tinggi," sambungnya.
"Farhana, aku tidak mengerti. Sedang aku yang hidup di kampung halamanku sendiri, jauh di Timur, jauh dari pusat kebudayaan Barat, merasa sangat risau dan resah dengan pengaruh Barat yang demikian membahana dalam kehidupan keseharian kami. Setiap hari aku dikejar kekhawatiran, apakah anak remajaku tidak sedang terpengaruh oleh gemerlapnya kehidupan bebas ala Barat, yang hidup untuk mengejar kenikmatan? Sementara kau dapat hidup dengan kokoh memegang ajaran Islam tepat di tengah-tengah jantung kebudayaan Barat. Oh, Farhana, aku sungguh-sungguh kagum," seruku spontan.
Ia segera menanggapi, "Kalau kau begitu resah dengan masa depan anakmu, sebaiknya kirimkan putra-putrimu ke boarding school kami di London. Insya Allah ia akan terpelihara dalam iman Islam yang kokoh. Dan tentunya aku bisa berkesempatan mengajar anakmu nanti," sambungnya sambil tersenyum.
Aku menggeleng-gelengkan kepala tak habis-habisnya. Sungguh kagum aku dibuatnya. Komunitas Muslim dimana Farhana tinggal di London demikian berhati-hati menjaga aqidahnya.


Ada salah satu cara yang ditempuh mereka guna memperteguh keyakinan agamanya. Yaitu dengan tidak mau mengenal televisi. Perkembangan berita terkini cukup diikuti lewat koran atau majalah atau internet yang sumbernya tepercaya. Mereka tak mau membuang waktu dengan menonton acara televisi yang sebagian besar justru melalaikan seorang Muslim dari ibadah dan kemurnian aqidah.
Mereka tidak membuat dan memajang foto, karena takut akan terjerumus pada pemujaan dan berbangga diri atau pengkultusan terhadap tokoh-tokoh tertentu. Alasannya, Nabi Muhammad pun tak boleh dipuja-puja dan dikultuskan berlebih-lebihan, karena bagaimanapun beliau tetaplah seorang hamba Allah.
Kutatap matanya yang berbinar, sungguh cantik. Sempat terlintas dalam pikiranku, tidakkah dia pernah merasa tergoda untuk memamerkan wajah cantiknya? Tetapi jawabannya langsung kudapatkan dari kesyahduan tatap matanya saat kembali menyimak kitab di hadapannya. Wajah itu memancarkan sinar kebahagiaan dan ketenangan batin.
Oh, Farhana, kau sungguh beruntung. Tidak perlu ada keresahan sedemikian rupa seperti yang dirasakan oleh wanita lain, yang banting tulang demi mendapatkan kesempurnaan dalam penampilan fisik. Kau telah menemukan kebahagiaan yang hakiki dengan melaksanakan ajaran Islam secara kaffah. Kau tak perlukan lagi puja atau puji dari luar, karena Islam jalan selamat telah kaujalani secara total dan memberimu kebahagiaan sebagai hamba Allah yang sejati.
Sejujurnya, aku merasa sangat malu. Aku dan komunitas di negeriku serasa tak kuasa menghadapi gelombang pengaruh Barat yang menerjang pada seluruh sisi kehidupan. Banyak kaum Muslimah yang merasa malu bila tak bergaya ala Barat. Hilang sudah jubah dan dan kain panjang, berganti celana jeans dan pakaian ketat. Tak lupa pula mewarnai rambut supaya lebih menyerupai para noni Barat yang kosmopolit. Kami tenggelam dalam sudut pandang yang menekankan bahwa penampilan adalah segala-galanya. Kami tenggelam dalam pemujaan fisik sehingga rohani kami lupa untuk diisi dengan sempurna.
Ya Allah, Farhana yang lahir dan dibesarkan di kota kosmopolitan, justru tak sedikit pun terpengaruh dengan gegap gempitanya dunia Barat. Ia begitu tegar dan teguh dengan keyakinannya.
terinspirasi dari kisah nyata seorang sahabat hati..
♥●♥__♥●♥


Duh,,,Jaga Hijab Donk…


Dia ikhwan ya? Tapi kok kalau bicara sama akhwat dekat sekali???,” tanya seorang akhwat kepada temannya karena ia sering melihat seorang aktivis rohis yang bila berbicara dengan lawan jenis, sangat dekat posisi tubuhnya.
“Mbak, akhwat yang itu sudah menikah? Kok akrab sekali sama ikhwan itu?,” tanya sang mad’u kepada murabbinya karena ia sering melihat dua aktivis rohis itu kemana-mana selalu bersama sehingga terlihat seperti pasangan yang sudah menikah.
“Duh… ngeri, lihat itu… ikhwan-akhwat berbicaranya sangat dekat……,” ujar seorang akhwat kepada juniornya, dengan wajah resah, ketika melihat ikhwan-akhwat di depan masjid yang tak jauh beda seperti orang berpacaran.
“Si fulan itu ikhwan bukan yah? Kok kelakuannya begitu sama akhwat?,” tanya seorang akhwat penuh keheranan.


Demikianlah kejadian yang sering dipertanyakan. Pelanggaran batas-batas pergaulan ikhwan-akhwat masih saja terjadi dan hal itu bisa disebabkan karena:1. Belum mengetahui batas-batas pergaulan ikhwan-akhwat.2. Sudah mengetahui, namun belum memahami.3. Sudah mengetahui namun tidak mau mengamalkan.4. Sudah mengetahui dan memahami, namun tergelincir karena lalai.
Dan bisa jadi kejadian itu disebabkan karena kita masih sibuk menghiasi penampilan luar kita dengan jilbab lebar warna warni atau dengan berjanggut dan celana mengatung, namun kita lupa menghiasi akhlak. Kita sibuk berhiaskan simbol-simbol Islam namun lupa substansi Islam. Kita berkutat menghafal materi Islam namun tidak fokus pada tataran pemahaman dan amal.
Sesungguhnya panggilan ‘ikhwan’ dan ‘akhwat’ adalah panggilan persaudaraan. ‘Ikhwan’ artinya adalah saudara laki-laki, dan ‘akhwat’ adalah saudara perempuan. Namun di ruang lingkup aktivis rohis, ada dikhotomi bahwa gelar itu ditujukan untuk orang-orang yang berjuang menegakkan agama-Nya, yang islamnya shahih, syamil, lurus fikrahnya dan akhlaknya baik. Atau bisa dikonotasikan dengan jamaah. Maka tidak heran bila terkadang dipertanyakan ke-‘ikhwanan’-nya atau ke-‘akhwatan’-nya bila belum bisa menjaga batas-batas pergaulan (hijab) ikhwan-akhwat.Aktivis sekuler tak lagi segan
Seorang ustadz bercerita bahwa ada aktivis sekuler yang berkata kepadanya, ”Ustadz, dulu saya salut pada orang-orang rohis karena bisa menjaga pergaulan ikhwan-akhwat, namun kini mereka sama saja dengan kami. Kami jadi tak segan lagi.”
Ungkapan aktivis sekuler di atas dapat menohok kita selaku jundi-jundi yang ingin memperjuangkan agama-Nya. Menjaga pergaulan dengan lawan jenis memang bukanlah hal yang mudah karena fitrah laki-laki adalah mencintai wanita dan demikian pula sebaliknya. Hanya dengan keimanan yang kokoh dan mujahadah sajalah yang membuat seseorang dapat istiqomah menjaga batas-batas ini.
Pelanggaran batas-batas pergaulan ikhwan-akhwat
Berikut ini adalah pelanggaran-pelanggaran yang masih sering terjadi:
1. Pulang BerduaUsai rapat acara rohis, karena pulang ke arah yang sama maka akhwat pulang bersama di mobil ikhwan. Berdua saja. Dan musik yang diputar masih lagu dari Peterpan pula ataupun lagu-lagu cinta lainnya.
2. Rapat Berhadap-HadapanRapat dengan posisi berhadap-hadapan seperti ini sangatlah ‘cair’ dan rentan akan timbulnya ikhtilath. Alangkah baiknya - bila belum mampu menggunakan hijab - dibuat jarak yang cukup antara ikhwan dan akhwat.



3. Tidak Menundukkan Pandangan (Gadhul Bashar)Bukankah ada pepatah yang mengatakan, “Dari mana datangnya cinta? Dari mata turun ke hati”. Maka jangan kita ikuti seruan yang mengatakan, ”Ah, tidak perlu gadhul bashar, yang penting kan jaga hati!” Namun, tentu aplikasinya tidak harus dengan cara selalu menunduk ke tanah sampai-sampai menabrak dinding. Mungkin dapat disiasati dengan melihat ujung-ujung jilbab atau mata semu/samping.
4. Duduk/ Jalan BerduaanDuduk berdua di taman kampus untuk berdiskusi Islam (mungkin). Namun apapun alasannya, bukankah masyarakat kampus tidak ambil pusing dengan apa yang sedang didiskusikan karena yang terlihat di mata mereka adalah aktivis berduaan, titik. Maka menutup pintu fitnah ini adalah langkah terbaik kita.
5. “Men-tek” Untuk Menikah“Bagaimana, ukh? Tapi nikahnya tiga tahun lagi. Habis, ana takut antum diambil orang.” Sang ikhwan belum lulus kuliah sehingga ‘men-tek’ seorang akhwat untuk menikah karena takut kehilangan, padahal tak jelas juga kapan akan menikahnya. Hal ini sangatlah riskan.
6. Telfon Tidak UrgenMenelfon dan mengobrol tak tentu arah, yang tak ada nilai urgensinya.
7. SMS Tidak UrgenSaling berdialog via SMS mengenai hal-hal yang tak ada kaitannya dengan da’wah, sampai-sampai pulsa habis sebelum waktunya.
8. Berbicara Mendayu-Dayu“Deuu si akhiii, antum bisa aja deh…..” ucap sang akhwat kepada seorang ikhwan sambil tertawa kecil dan terdengar sedikit manja.
9. Bahasa Yang AkrabVia SMS, via kertas, via fax, via email ataupun via YM. Message yang disampaikan begitu akrabnya, “Oke deh Pak fulan, nyang penting rapatnya lancar khaaan. Kalau begitchu.., ngga usah ditunda lagi yah, otre deh :).“ Meskipun sudah sering beraktivitas bersama, namun ikhwan-akhwat tetaplah bukan sepasang suami isteri yang bisa mengakrabkan diri dengan bebasnya. Walau ini hanya bahasa tulisan, namun dapat membekas di hati si penerima ataupun si pengirim sendiri.
10. Curhat“Duh, bagaimana ya…., ane bingung nih, banyak masalah begini … dan begitu, akh….” Curhat berduaan akan menimbulkan kedekatan, lalu ikatan hati, kemudian dapat menimbulkan permainan hati yang bisa menganggu tribulasi da’wah. Apatah lagi bila yang dicurhatkan tidak ada sangkut pautnya dengan da’wah.
11 Yahoo Messenger/Chatting Yang Tidak UrgenYM termasuk fasilitas. Tidaklah berdosa bila ingin menyampaikan hal-hal penting di sini. Namun menjadi bermasalah bila topik pembicaraan melebar kemana-mana dan tidak fokus pada da’wah karena khalwat virtual bisa saja terjadi.



12. Bercanda ikhwan-akhwat“Biasa aza lagi, ukhtiii… hehehehe,” ujar seorang ikhwan sambil tertawa. Bahkan mungkin karena terlalu banyak syetan di sekeliling, sang akhwat hampir saja mencubit lengan sang ikhwan.
Dalil untuk nomor 1-5:a. Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir, maka jangan sekali-kali dia bersendirian dengan seorang perempuan yang tidak bersama mahramnya, karena yang ketiganya ialah syaitan.” (HR.Ahmad)
b. Allah SWT berfirman, “Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman, ‘Hendaknya mereka menahan pandangannya dan memelihara kemaluannya……” (QS.24: 30)
c. Allah SWT berfirman, “Katakanlah kepada wanita yang beriman, ‘Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya……” (QS.24: 31)
d. Rasulullah SAW bersabda, “Pandangan mata adalah salah satu dari panah-panah iblis, barangsiapa menundukkannya karena Allah, maka akan dirasakan manisnya iman dalam hatinya.”
e. Rasulullah saw. Bersabda, “Wahai Ali, janganlah engkau ikuti pandangan yang satu dengan pandangan yang lain. Engkau hanya boleh melakukan pandangan yang pertama, sedang pandangan yang kedua adalah resiko bagimu.” (HR Ahmad)
Dalil untuk nomor 6-12:“… Maka janganlah kamu tunduk dalam berbicara sehingga berkeinginanlah orang yang ada penyakit di dalam hatinya…” (Al Ahzab: 32)

Penutup
Di dalam Islam, pergaulan laki-laki dan perempuan sangatlah dijaga. Kewajiban berjillbab, menundukkan pandangan, tidak khalwat (berduaan), tidak ikhtilath (bercampur baur), tidak tunduk dalam berbicara (mendayu-dayu) dan dorongan Islam untuk segera menikah, itu semua adalah penjagaan tatanan kehidupan sosial muslim agar terjaga kehormatan dan kemuliaannya.
Kehormatan seorang muslim sangatlah dipelihara di dalam Islam, sampai-sampai untuk mendekati zinanya saja sudah dilarang. “Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji dan suatu jalan yang buruk.” (QS. Al Isra:32).
Pelanggaran di atas dapat dikategorikan kepada hal-hal yang mendekati zina karena jika dibiarkan, bukan tidak mungkin akan mengarah pada zina yang sesungguhnya, na’udzubillah. Maka, bersama-sama kita saling menjaga pergaulan ikhwan-akhwat. Wahai akhwat…., jagalah para ikhwan.


Dan wahai ikhwan…., jagalah para akhwat. Jagalah agar tidak terjerumus ke dalam kategori mendekati zina.
“Ya Rabbi…, istiqomahkanlah kami di jalan-Mu. Jangan sampai kami tergelincir ataupun terkena debu-debu yang dapat mengotori perjuangan kami di jalan-Mu, yang jika saja Engkau tak tampakkan kesalahan-kesalahan itu pada kami sekarang, niscaya kami tak menyadari kesalahan itu selamanya. Ampunilah kami ya Allah…… Tolonglah kami membersihkannya hingga dapat bercahaya kembali cermin hati kami. Kabulkanlah ya Allah… “


http://www.facebook.com/notes/melati/duhjaga-hijab-dong/167157839989266

" 3 Hal Yang Membuat Satu Orang Lebih Unggul Dari Yang Lain "


Di dalam Islam, setiap manusia mempunyai kedudukan yang sama dihadapan Allah, namun ada 3 ( tiga ) hal yang membuat satu orang lebih unggul dari orang lain, yaitu :

1. Alim
Yang bermakna berpengetahuan dan mereka yang memiliki pengetahuan luas biasanya di sebut sebagai Ulama.
Tentulah sangat jelas berbeda antara oarng yang berpengetahuan dengan orang yang tidak berpengetahuan, sebab mereka yang berpengetahuan pastilah dalam setiap ucapanya itu bersandar pada ilmu yang dimilikinya dan bukanya asal berbicara semaunya sendiri dan berdasarkan ego dirinya sendiri.
Dalam menghadapai atau menyelesaikan masalah pun mereke yang berilmu pastilah akan lebih bisa menyelesaikan masalah untuk mencari jalan keluar dari pada orang yang tidak berilmu.
Maka dari itu orang-orang yang alim selalu menjadi penuntun bagi orang-orang jahil seperti halnya saya ini.
Kelebihan orang-orang alim diatas orang-orang lain ini pun di sampaikan dalam al-Quran surat Az-Zumar, ayat 9.
"(apakah kamu Hai orang musyrik yang lebih beruntung) ataukah orang yang beribadat di waktu-waktu malam dengan sujud dan berdiri, sedang ia takut kepada (azab) akhirat dan mengharapkan rahmat Tuhannya? Katakanlah: "Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?" Sesungguhnya orang yang berakallah yang dapat menerima pelajaran."

2. Jihad
Jihad di sini bukalah seperti apa yang di definisikan oleh mereka orang-orang barat, yang mengidentikan jihad dengan bom bunuh diri dan membunuhi orang-orang yang tidak berdosa.



Di sini Jihad apa bila dilihat secara Etimologi adalah berasal dari kata Jahada yang bermakna kesungguhan, kemampuan, kekuatan, kelapangan dan keteguhan. Yaitu berusaha mengerahkan segala kemampuan, kekuatan dan kesungguhan demi tercapainya sebuah tujuan akhir.
Dan Jihad secara Terminologi adalah memerangi orang-orang yang memusuhi Islam dan juga termasuk orang-orang Musyrik.
Para Fukaha membagi Jihad dengan empat bentuk yaitu:
1.Jihad al Nafsi ( Jihad terhadap diri sendiri melawan hawa nafsu )
2.Jihad al Syaithan ( Jihad melawan kemunkaran Syaithan )
3.Jihad terhadap penguasa/penegak kezaliman dan kemunkaran
4.Jihad melawan musuh-musuh Allah dari orang-orang kafir, munafik dan orang-orang yang berbuat keburukan di muka bumi ini.
Di karenakan tidak semua orang rela untuk melakukan Jihad ini maka kelebihan orang-orang yang berjihad diatas orang-orang lain ini pun disampaikan dalam al-Quran surat an-Nisa, ayat 95.
"Tidaklah sama antara mukmin yang duduk (yang tidak ikut berperang) yang tidak mempunyai 'uzur dengan orang-orang yang berjihad di jalan Allah dengan harta mereka dan jiwanya. Allah melebihkan orang-orang yang berjihad dengan harta dan jiwanya atas orang-orang yang duduk[340] satu derajat. kepada masing-masing mereka Allah menjanjikan pahala yang baik (surga) dan Allah melebihkan orang-orang yang berjihad atas orang yang duduk[341] dengan pahala yang besar."
[340] Maksudnya: yang tidak berperang karena uzur.
[341] Maksudnya: yang tidak berperang tanpa alasan. sebagian ahli tafsir mengartikan qaa'idiin di sini sama dengan arti qaa'idiin Maksudnya: yang tidak berperang karena uzur..

3. Takwa
Takwa merupakan posisi yang tinggi di dalam Islam bahkan lebih tinggi dari pada orang-orang yang beriman, dan arti takwa itu sendiri yakni takut kepada Allah swt yang disertai aktifitas atau mencegah diri dari segala larangan sembari mengerjakan segala perintahnya, bukan takut dengan diam atau bukan mencegah diri dari berberbuat sesuatu.


Mereka orang-orang yang bertakwa bukan saja menjaga diri dari larangan dan mengerjakan apa yang di perintahkan oleh Allah, namun mereka juga selalu menjaga diri dalam beraktifitas dan selalu berhati-hati dalam dari berbagai kesalahan, dari tindakan yang sia-sia dan dari segala sesuatu yang melampaui batas yang telah di tetapkan bagi manusia.
Dan kelebihan dari orang-orang yang bertakwa diatas orang-orang lain ini pun disampaikan dalam al-Quran surat al-Hujurat, ayat 13.
"Hai manusia, Sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa - bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal."

Wallahu a’lam


http://www.facebook.com/notes/melati/-3-hal-yang-membuat-satu-orang-lebih-unggul-dari-yang-lain-/167142019990848

Sayank PutusSs YuuKk…


by Joko Winarno

Buat komporin aja nih yang belum juga putus sama “pacar”nya, santai aja lagi kalo “pacaran” cuma buat seneng-seneng waduh yang cewek jangan mau coz, kalian yang dijadikan “objek” untuk kesenangan para kaum adam, dan para cowok kaya ga ada “maenan” lain apa?, ngapain bales dendam karena pernah disakitin (ga baik loo!). Lagi pula siapa suruh “pacaran” weeeeeeeeeeee.....
Kalian mau kenal pasangan lebih “dalam”? Buat apa? Kecocokan? Bullsh*t semua tuh (mode sensor on).dalam islam tuh ga ada namanya pacaran sebelum nikah bahkan ta'aruf pun ga ada. Jadi putusin aja si doi deeh, dunia ga bakalan kiamat kok (suer deh!)
“Mencari jodoh yang baik adalah senantiasa memeperbaiki diri hari demi hari. Lalu kita menjemputnya dari tangan Allah diiringi senyuman sang bidadari” (Salim A. Fillah, gue never die)
Cihui, bagus kan? Jadi udah jelas banget kalo mau dapet jodoh yang baik yaa tinggal betulin diri kok “Pasangan kita adalah cerminan diri kita” (siiip dah). Pacaran adalah sesuatu yang indah tetapi yang begini nih yang ngerusak, pacaran sebelum nikah (uuuggghhhhh). Lihat kebiasaan orang pacaran telpon-telponan sampai larut malam (mentang-mentang nelpon “nyuntik”), bahkan kalo ngobrol bedua'an aja (ga ada orang di sekitar) omongannya jadi pada jorok deh (ngaku aja).
“sayang coba deh kamu kesini sekarang, nanti aku bukain deh dari jendela” (Gubrak)


Ngapain malem-malem beduaan di kamar? Ga mungkin maen PS kan?Inget kan kata ana sebelumnya “Kucing kalo dikasih ikan ya ga nolak donk”. Yang cewek pake baju tanktop celana BUPATI (tau kan?) yahhh laki-laki normal sih seneng ngeliatnya (yang normal loo).
“Sekali rezeki dua kali azab” Inget tuh kata Rasulullah SAW, tapi bukan berarti lihat sekali ga lepas-lepas tuh mata ngeliat (saruwa bae bos). Berpaling kek, nunduk kek, tokek kek (lho!) yang penting ga lihat lagi deh, anggap aja yang sekilas rezeki kita (Gubrak).
Yang ceweknya juga jangan dipamerin tuh berlian, namanya berlian yaa indah dan yang pasti mahal, udah tau mahal masih dilihatin kesembarang orang lagi (sadar dong say................ur!).
“Katakanlah kepada wanita yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung kedadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putera-putera mereka, atau putera-putera suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau putera-putera saudara lelaki mereka, atau putera-putera saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita islam, atau budak-budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita. Dan janganlah mereka memukulkan kakinyua agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung.” (Q.S.An-Nur:31)
Tuh jelas banget tata cara berpakaian untuk kalian para wanita dan lihat kata terakhirnya “supaya kamu beruntung”, Pencipta kita loooh yang ngomong jadi kalo para wanita ga nurutin kaya diatas berarti sial, contoh : digodain sama cowok (Inget! Kucing........), mata orang jelalatan ngeliatin (Risih ga sih?) dan penderitaannya lagi diperkaos (ngertikan?) abis itu dibunuh (ihhh serem)belum selesai tuh penderitaannya di kubur pasti disiksa (seyem banget) dan lengkap deh masuk neraka (hiks).
Inget kawan neraka tuh suuuangat panas walaupun di musin salju sekalipun. Anggap ga dibunuh siap nanggung aib seumur hidup, 7 turunan 8 tanjakan 2 belokan (lho)?.Yang cowoknya juga jangan seneng dulu merasa kebela (wajar kita kan sejenis :D), jaga pandangan kalian dan yang penting sadarkan orang rumah kalian soal ini, pasti punya ibu kan atau saudara perempuan.
Sadarkan dulu orang rumah kita agar taat, apalagi kalian punya “kekuasaan” sebagai laki-laki dan kakak dirumah ( guee banget tuuuh), “paksa” adik kalian buat pake hijab, berbicaralah yang ma'ruf dengan ibu kalian dan lakukan terus-menerus walaupun mereka bosan dan gerah, lakukan terus.



Jadi kembali lagi kepada sang pacar (:D) Sayang, kita putus! Kalian pasti siap dan bisa cayoooooo....
KALIAN PASTI SIAP DAN BISA !
Buat para cewek rugi pacaran emang siapa dia berani pegang tangan kamu, cium kamu dan “cemek-cemek” kamu, kamu tuh mahal,jangan gara-gara diajak nonton sama makan aja udah luluh (huuuuuu). Yang cowok juga ngabisin duit aja sih bahkan sampe berlutut “mengemis”cinta kemana harga diri looooo(malu kang).
Jomblo bukan aib, jomblo juga bukan penyakit dan jangan takut dibilang homo gara-gara ga pacaran (hiks). Jomblo tuh trend, jomblo tuh bebas dan jomblo tuh normal lagipula “jomblo bukan berarti ga laku”.Pulsa kita jadi hemat, waktu tidur kita lebih banyak (kantong mata tuh dah gede).
Khusus buat para cowok, memang kalau sudah ketagihan pacaran apalagi udah level 10 wah susah banget, minta ampun susahnya tapi buktinya ana bisa, berarti kalian juga pasti bisa. Ciuman enak? Enak, Memeluk enak?Enak, Meraba-raba(gelap bang?) bahkan sampai oral atau ML, semua itu bisa kita “hilangkan” sementara sampai kita siap untuk kewajibannya (jangan mau enaknya doank).
“Tiga kunci kebahagiaan seorang laki-laki: Isteri shalihah yang dipandang membuat semakin sayang, jika kamu pergi membuatmu merasa aman kerena bisa menjaga kehormatan dirinya dan hartamu. Kendaraan yang baik yang bisa mengantar kemanapun pergi. Dan, rumah yang lapang, damai, penuh kasih sayang...”(HR Abu Dawud)
Dan masalah mendapatkan ketiganya sepertinya sudah jelas deh, untuk mendapatkan yang pertama inget kata mas Salim yang diatas dan masalah yang kedua juga udah di jawab kok
“Dan Katakanlah: "Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) Yang Mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan.”(QS At-Taubah:105)
Tuntas deh kejawab semuanya, Tinggal Kalian yang belum putusin si doi saatnya PUTUS! Jangan takut Allah beserta kalian! Jadilah orang-orang yang beruntung dengan mengikuti MUTLAK kata-kata Allah SWT dan Rasulnya. SAYANG HARI INI KITA PUTUS, KU HARAP KAU MENGERTI ! (PASTI BISA)[Martias Al-Fatih]


http://www.facebook.com/notes/melati/sayank-puttusssss-yoook/167088193329564

Seorang Lelaki Dan Seekor Anjing


Bismillaahirrahmanirrakhiim.....

 Lelaki itu terlihat kusut...
Beban permasalahan terasa berat untuk ditanggungnya. Pagi tadi ia harus uring uringan dengan istrinya. Persoalan2 sepele sering memicu pertengkaran antara keduanya. Padahal, usia pernikahan mereka belumlah seumur jagung. Rumah baginya tidak lagi sebagai taman syurga, tetapi telah berubah menjadi ladang penyiksaan yang menyempitkan jiwa. Kepalanya terasa penat.
Pagi itu ia putuskan untuk pergi dari rumah.. tak ada tujuan yang jelas dia mau kemana. Ia hanya ingin pergi meninggalkan rumah. Dengan diam diam, tak ingin diketahui istrinya, lelaki itu pergi ke luar. Ia hanya berjalan kaki. Terus saja ia berjalan., sesekali muncul keinginan untuk menceraikan istrinya. Namun, niatan itu urung ketika wajah anaknya melintas dikepalanya. “astaghfirullah!” dan ia terus berjalan.
Ia baru menyadari kalau perjalanan yang ia tempuh telah terlalu jauh ketika adzan dzuhur dikumandangkan. Didepannya persisi berdiri sebuah masjid. Terik panas yang membakar tubuhnya tak mempu melelehkan beban pikirannya. Shalat dulu, pikirnya. Mungkin air wudhu mampu memberikan kesegaran. Ia tergerak untuk berwudhu dan selanjutknya shalat dzuhur.
Setelah shalat lelaki itu beristirahat sejenak di serambi. Sampai akhirnya ia berhasrat untuk menyampaikan segala beban pikirannya kepada imam masjid yang tadi memimpin shalat berjamaah. Imam itu masih sangat muda, tetapi sorot matanya teduh. Entah oleh dorongan apa, lelaki itu bercerita tentang beban pikirannya kepada sang imam.



“Mas, saya hanya ingin bertanya. Kalau antum dikejar anjing, apa yang akan anda lakukan ?” Tanya sang imam.
Lelaki itu terdiam sejenak . ia belum mengetahui hubungan antara pertanyaan sang imam dengan persoalan yang membelit dirinya. Namun, ia mencoba untuk menanggapi.
“Saya akan lari,” jawabnya singkat
“Oo, begitu,” kata sang imam. “ dengan lari anda yakin anjing itu akan berhenti mengejar anda ?”
“Saya tidak yakin.” jawab lelaki itu
“Kalau begitu apa yang akan anda lakukan ?” kembali sang imam bertanya
“Saya akan ambil balok. Saya akan pukul anjing itu,,kata lelaki itu
 “Dengan memukulnya anda yakin anjing itu akan berhenti mengejar anda ?
” Mendengar komentar sang imam, lelaki itu kembali terdiam. Ia lalu menggelengkan kepala.
Llalu?“ Tanya sang imam.
“Ya sudah, saya akan balik mengonggonginya !” kata lelaki itu.
Sang imam tertawa.
Entah karena dorongan apa, lelaki itu mendadak turut tertawa.
“Ha.. ha.. ha… anda yakin anjing itu akan berhenti mengejar anda ?”
“Saya akan berlari sambil berteriak, “ hei, siapa pemilik anjing ini! Tolong , anjingmu mengejarku !” jawab lelaki itu masih sambil tertawa.
Sang imam mendadak terdiam.
Lelaki itu memandang sang imam dengan penuh pertanyaan.
“Yah ! tepat sekali, mas. Jika masalah yang kau hadapi itu ibarat anjing, maka, antum harus berlari kepada pemilik masalah,” kata sang imam.
“Allah !?” Tanya si lelaki.


Sang imam hanya menganggukkan kepala.

**********************************************************

Kehidupan rumah tangga tidak bisa lepas dari permasalahan. Kita lebih susah membayangkan bahwa kehidupan kita/ keluarga kita akan bertabur bunga sepanjang harinya. Pada setiap lipatan hidup kita, pastilah akan dijumpai permasalahan. Setiap lautan yang diarungi oleh sebuah kapal, tidak selalu tenang airnya. Saat saat tertentu akan ada gelombang yang menghempaskan. Ada orang yang merasa tersiksa dengan permasalahan yang menimpa kita/ keluarga kita. Permasalahan menjadi bara yang meluluh lantakkan jalinan cinta sang kekasih. Permasalahannya telah berubah menjadi gempa yang meratakan bangunan cinta.
Ada juga orang yang melihat sebaliknya. Setiap permasalahan dalam keluarga disikapinya sebagai angin yang menggiring layar perahu kearah pantai tujuan. Ketika permasalahan datang , cara pandangnya telah mengarahkannya untuk memperkukuh kebersamaan dengan sang kekasih. Kebersamaan akan mempermudah kita untuk menjadikan permasalahan sebagai energi yang memberikan dorongan menuju kematangan diri dan keluarga.
Kebersamaan menjadikan setiap permasalahan menjadi jauh lebih ringan. Disinilah kita menemukan keindahan cinta; saat kita menghadapi derita secara bersama sama.. ketika Ali bin Abi Thalib menikah dengan Fatimah puteri Muhammad saw kehidupan keluarga mereka berada dalam kesederhanaan dan kekurangan. Tapi lihatlah penuturan ikhlas mereka : “ Demi Allah, aku selalu menimba air dari sumur sehingga dadaku terasa sakit.” Kata Ali bin Ali Thalib kepada Fatimah. Saat itu, fatimah yang diajak bicara berkomentar,” dan aku, Demi Allah , memutar penggiling hingga kedua tanganku melepuh.”
Kebersamaan lahir dari sikap kita memandang masalah. Tapi sikap itu lahir dari apa ? ia muncul dari balik bilik kesadaran kehambaan kita. Kesadaran kehambaan pada akhirnya akan melahirkan ketenangan. Dan inilah modal kita untuk mengurai setiap permasalahan menjadi energi pematangan: KETENANGAN.
Dalam hal inilah kita dapat menemukan pemahaman dari firman Allah :” Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah-lah hati menjadi tenteram.” (QS. Ar-Ra’d;28)
Itulah sebabnya ketika ditimpa oleh permasalah hidup nabi Ya’kub As segera membangun kesadaran kehambaan :” Sesungguhnya hanya kepada Allah aku mengadukan kesusahan dan kesedihanku, dan aku mengetahui dari Allah apa yang kamu tiada mengetahuinya.” (QS. Yusuf ; 86)


Kebersamaan dan ketenangan menjadi karang yang menghadang gulungan gelombang yang menerjang. Menghadapi masalah dengan sudut pandang positif akan lebih mematangkan diri dan mendewasakan kita dalam bersikap.
Anda bisa mengeluh karena mawar berduri, atau berbahagia dan takjub karena duri berbunga mawar 

============================================

Teruslah bergerak, hingga kelelahan itu lelah mengikutimu.
Teruslah berlari, hingga kebosanan itu bosan mengejarmu.
Teruslah berjalan, hingga keletihan itu letih bersamamu.
Teruslah bertahan, hingga kefuturan itu futur menyertaimu.
Teruslah berjaga, hingga kelesuan itu lesu menemanimu (KH Rahmat Abdullah).”
“Memang di kehidupan ini tidak ada yang pasti, tetapi kita harus berani memastikan dan memperjuangkan apa-apa yang akan kita raih! Karena sesungguhnya, cita-cita yang tinggi tidak menjamin seseorang dapat meraih kesuksesan. Tapi…orang yang sukses pasti mempunyai cita-cita yang tinggi…
“Jadilah seperti air yang suci lagi mensucikan, bergerak untuk menghidupkan, mengalir untuk kebaikan, memancar dengan kekuatan, dikelola menjadi energi bagi kehidupan. Selamat berjuang dan terus belajar memaknai kehidupan. Moga bias lebih baik, memberi yang terbaik, mendapatkan dan menjadi yang terbaik.”
Ingatlah selalu Firman Allah:
“Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya…(Q.S. Al-Baqarah: 286)….
Semoga  Allah memberikan kemudahan bagi dirimu wahai saudara/i ku untuk tetap istiqomah di jalan-Nya.
Amieen...


You will neverwalk alone.
Innallaha ma’ana, because Allah always with us.
Semangat.. Allahu Akbar.”


http://www.facebook.com/notes/melati/seorang-lelaki-dan-seekor-anjing/164964143541969

Janji Venus ( Part 2 )


Bismillaahirrahmaanirrahiim
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
============================
PROLOG:
Cuplikan dialog akhir episode 'Janji Venus' part.1:
 "Aku pindah ke Irian Fi. Ayah pindah tugas kesana. Maaf aku bohong waktu itu, sedih rasanya ninggalin kota ini...", lirihku parau.
"Ya wis toh Mer, ndak papa, yang penting sekarang kamu balik lagi ke sini, ya toh?"
Aku tersenyum tak berani mengiyakan. Aku hanya ingin menyelesaikan kisahku sebelum semua terlambat, sebelum taqdir menggerogoti sisa usiaku. Aku berbisik dalam hati.
"Fia makin cantik aja nih, ayu...", aku mengalihkan topik pembicaraan sembari memperhatikan paras Fia yang memang makin nampak keanggunannya, melenyapkan gurat masa kanaknya.
"Bisa aja kau Mer. Kayaknya Meri makin kurusan nih, diet ya Bu...", candanya, membuatku tertawa.
"Nggak, biasa lah, sakit...", jujurku membuat Fia menggoreskan gurat prihatin.


"Sing sabar Mer, Insya Alloh jadi penggugur dosa...", hiburnya.
"Iya Bu Ustadz..."
"Ih, iseng!", tinjunya pelan di pundakku.
"Wis ketemu ama Mas Rasyid durung Mer?", tanya Fia tiba-tiba.
"Siapa? Mas Rasyid?", tanyaku heran. Tidak mengenal nama yang ditanyakan oleh Fia.
"Oalah Mer, lama ndak ketemu tapi mbok ya jangan dilupain toh mas mu itu...", ucapan Fia makin membuat mukaku bertekuk.
Mas Rasyid..? Siapa dia..?
Apakah dia juga orang yang pernah menggoreskan kisah pada buku kehidupanku?
-------------------------------------------------------------------------------------------------
PART 2 :
Mery sedang asyik mengobrol dengan ayahnya ketika Fia datang bersama seorang pemuda tampan. Fia masuk kerumah dan langsung memeluk mery. Mery membalas pelukan fia dan memandang sekejap kepada pria yg datang bersama Fia. Ayah mery sudah lebih dahulu masuk kedalam dantidak ingin mengganggu keakraban anak dengan sahabat lamanya.
“Oya mer, ini lho mas rasyid yang aku ceritakan tempo hari. Kamu pasti lupa, dia adalah kakak kelas kita waktu SD dulu yang suka ngejahilin kamu dan menarik-narik rambutmu yg waktu itu suka dikepang dua kayak ekor kuda..ingat?”
Mery mencoba memeras otak mengingat-ingat. Mas rasyid kakak kelasnya dulu adalah seorang laki2 yg nakal, bengal, suka bolos dan kalau ke sekolah tidak pernah pake sepatu tetapi telanjang kaki. Kini penampilannya sangat berbeda. Kini ia menjelma sebagai seorang pemuda yg tampan, bersih, dan rapi.
“ Masyaallah..ya aku ingat. Benarkah ini mas rasyid...?? apa kabar mas. Tapi kalian....?” kalimat mery menggantung karena ketidak tahuan akan sesuatu.
“ Mery..ya ini aku rasyid yg dulu suka ngusilin kamu..” jawab rasyid sambil tersenyum. “ Maafkan atas keusilanku dimasa kanak-kanak itu”. Ah, tutur katanya pelan dan lembut, bahkan terkesan malu2. Mas rasyid benar2 sudah berubah 180 derajat.


“ Mery..mas rasyid sekarang telah menjadi suamiku. Kami menikah setahun lalu. Gak nyangka ya, ternyata jodohku adalah teman sekolah SD kita. Aku suka ketawa sendiri kalo ingat hal ini. Dunia ini begitu sempit. Allah menunjukkan kuasanya bahwa jodoh kita itu sebenarnya tidak pernah jauh dari diri kita, hanya saja kita yg kadang terlalu sibuk mencari kesana kemari, mencari sosok yg sempurna. Padahal kalau kita mau sedikit membuka mata dan hati, ia ada disekitar kita sendiri tanpa kita menyadari. Lah..kamu sendiri bagaimana mer..kapan neh mau nyusul..?” fia nerocos panjang lebar kalau seandainya dia tidak melihat kalau saat itu pertanyaan fia yg terakhir membuat mery menunduk sedih.
“ Mery, kamu gak papa..?” Tanya fia yg melihat sahabatnya tiba2 sedih.
Mery sendiri merasa dadanya seperti dihantam palu godam setiap ada yg bertanya kapan dirinya akan menikah. Bahkan ayahnya sudah mulai khwatir denga dirinya.
Umurnya sudah 25 tahun, sebentar lagi selesai kuliah S2 dan akan mewarisi perusahaan ayahnya. Bayangan seorang laki-laki yang ia lihat di pantai ketika petang itu kembali hadir, menyisakan gurat luka yang dalam.
Entah kenapa pertemuan yang hanya sekali itu, bahkan cuma beberapa menit saja telah mampu membuat sensitivitas hatinya terusik. Kejadian yg sudah puluhan tahun itu tak mampu ia tepis walau puluhan pemuda datang hendak melamarnya. Dan sebutir kristal beningpun tak mampu ia tahan dari sudut matanya. Ah., kak venus..dimana engkau kini..?
“ Gak papa kok fia.. oya jadi kalian sudah menikah? Subhanallah...pantes kamu sekarang dikit gemukan. Kata orang kalau abis nikah pasti gemuk karena pikirannya sudah 'sumeleh' ( bhasa jawa: pikiran tenang dan tidak ngelantur kemana-mana ).
“Iya mer..,mas rasyid ini lho yg udah ngebet. Ternyata nikah itu enak lho mer..” jawab fia menggoda.
“ Kok enak ? emang nikah itu kayak nasi goreng gitu..?” tanya meri sambil tersenyum.
“ Bukan gitu mer. Enaknya nikah tuh hati kita jadi tenang, mata kita gak jelalatan, dan tujuan hidup makin jelas. Suami kerja utk istri, istri kerja dirumah melayani suami, dan dua-duanya berpahala. Subhanallah..indah kan? Yang bikin kita lebih nyaman lagi neh mer, jika kita senang jadi makin tambah senang karena dinikmati berdua. Jika kita sedihpun terasa beban lebih ringan karena ditanggung bersama. Coba kalo masih sendiri gitu, susah senang gak ngefek ama siapa-siapa. Iya toh mer...?” Fia akan nerocos terus kalau dia tidak melihat mata meri tiba-tiba menitikkan airmata.
Ah, kenapa aku harus melukai sahabatku tak sengaja seperti ini, batin fia. Dia merasa menyesal telah berkata banyak tadi.


“ Mery, maaf yach bukan maksudku membuatmu sedih. Ya sudah kalau gitu aku pamit dulu ya mer. Udah siang neh...”.
Meri hanya mengangguk dan mengantar sahabatnya sampai ke pintu hingga hilang ditelan pandangan.
Tengah malam..di sepertiga malam..meri menunduk menangis. Dia ingat, saat – saat hatinya galau seperti ini tiada yg dapat menenangkannya kecuali Dia, Allah Sang Maha Penggenggam Hati. Meri bergegas mengambil wudhu dan  menuju RumahNya. Yaa, menuju rumahNya disaat-saat yg tepat yaitu saat Dia turun kebumi dan berfirman:” Siapa yg meminta kepadaKu Aku beri, Siapa yg memohon ampun Aku ampuni, dan siapa yg berdoa Aku kabulkan..”, dan itu terjadi setiap malam.
Dalam tangisnya, munajatnya terasa seperti alunan kidung malam yang menyayat-nyayat:
“ Ya Rabbul izzati, ilahi robi..hamba datang kepadamu dgn segala kelemahan dan ketidakberdayaan hamba. Hamba mengakui Engkau yg kuat dan hamba yang lemah. Hamba ingin yg terbaik dalam hidup hamba menurut Engkau ya Rabb, bukan yg terbaik menurut diri hamba karena Engkau mengetahui apa yg tidak hamba ketahui.
Hamba hanya memohon atas janjiMU akan jodoh yg Engkau janjikan. Dia yang entah siapa akan Engkau takdirkan menjadi Imamku, tak kuketahui dia ada dimana. Tapi dekatkanlah dia padaku jika Engkau telah menganggap hamba mampu memikul amanah itu. Tapi jika Engkau belum berkenan, hamba ikhlas ya Allah atas segala ketentuanMU. Hamba yakin selalu ada kebaikan disetiap keputusanMU.
Allah..Dzat Yang Maha Menggenggam Hati, hanya kepadaMu hamba memohon dan kepadaMu hamba meminta pertolongan. Perkenankan ya Allah doa-doa hamba, amiin..”.
Tess..! setitik kristal bening kembali menetes di sudut pipi meri. Beginikah sakitnya orang yg lagi menanti datangnya pujaan hati belahan jantung? Tapi ia yakin, siapa jodohnya tetap akan diberikan. Allah Maha Menepati janji, hibur hatinya. Bayangan pemuda yang ditemuinya di masa kecilnya waktu di pantai 13 tahun lalu kembali menayangkan layar lebar di pelupuk matanya dan mengaduk-aduk hatinya.
*****----*****
“Meri..hari ini ayah membawakan tamu special untukmu”, tiba-tiba saja pagi itu ayah meri berkata seperti itu.
“ Siapa ayah..?” tanya meri agak enggan karena matanya masih mengantuk.


“ Pak yusuf..?” jawab ayah singkat.
“ Ayaaahh..pak yusuf kan sopir keluarga kita ayah, masa tamu special buat meri sih..’ jawab meri agak sewot.
“ Pokoknya nanti meri lihat saja..” ayahnya langsung diam.
Meri duduk disamping ayahnya ketika ibu datang dari dalam membawakan camilan pagi. Hari ini adalah hari minggu. Keluarga meri biasa lebih suka menghabiskan waktunya untuk menonton tv dirumah.
“ Nduk, kamu gak pengin cepat-capat nikah ? umurmu sudah cukup lho nduk, pemuda seperti apa yg kamu tunggu nak..” tiba-tiba saja pertanyaan ibu menohok jantung meri. Dia menunduk tapi menjawab dengan pelan,
“ Ibu, siapapun wanita pasti ingin menikah, begitu juga meri. Tapi meri menyerahkan semua itu sama Allah. Pemuda-pemuda yg ayah datangkan kepada meri beberapa waktu lalu, mereka hanya ingin menjajagi meri dulu dan berkenalan barang setahun dua tahun. Itukah yg dinamakan cinta Bu? Demi Allah..itu bukan cinta Bu. Mereka ingin kami berpacaran, dan ayah ibu tau meri tidak pernah menginginkan berpacaran. Allah dan rasulNya tidak meridhoi hal itu..” jawab meri tegas.
“ Lalu kalau engkau tidak mau mengenal mereka dulu bagaimana para pemuda itu mengenalmu mer? Ayah dan ibumu ini pengin segera menimang cucu..?” tanya ibu yg mulai khawatir dengan pendirian meri. Karena ibu tahu betul, sekali meri bilang tidak..keputusan itu akan tetap ia pegung taguh sampai kapanpun.
“ Sudahlah bu, kita serahkan saja kepada meri. Dia lebih tau mana yg terbaik buat dirinya sendiri. Segalanya yg dipaksakan akibatnya nanti tidak baik..” jawab ayah yg lebih bijaksana membuat meri merasa agak lega.
“ Sekarang, apa rencanamu nduk..? apa engkau sudah memiliki calon sendiri..?” tanya ibu hati-hati.
“ Meri memang lagi menunggu seseorang bu.. menunggu janji seseorang yg meri temui di pantai tiga belas tahun lalu. Tapi meri tidak tahu dia ada dimana sekarang..” jawab meri yg merasa hatinya sendiri juga merasa tak yakin akan kata2nya. Tiba-tiba hatinya kembali terasa ditusuk sembilu.
“ Lah kamu ini aneh to nduk, menunggu janji seseorang yg tidak kamu ketahui dimana berada...?” protes ibu.


“ Tapi hati kecil meri entah kenapa yakin akan betemu dengannya suatu saat bu. Ibu percaya dengan mimpi..? tanya meri yg membuat ayah dan ibunya melongo.
“ Kamu mimpi apa to mer, jaman sekarang masih percaya mimpi..” ayah menimpali.
“ Tapi ayah...” meri membela diri, “ Kalau meri bermimpi itu ketika meri tertidur dalam dzikir kepada Allah sehabis sholat tahajud, dan ketika terjaga hati meri merasakan ketenangan luar biasa, apakah itu mimpi yg biasa..? Meri juga tidak ingin percaya kepada mimpi bu, tapi mimpi itu datang berkali-kali, dan keyakinan kuat dalam hati meri yg membuat meri mampu bertahan selama ini..”.
“ Kamu tahu nama orang yang ada dalam mimpimu itu mer..?” ayah bertanya.
“ Kak venus..” jawab meri pelan nyaris tanpa suara.
Ayah dan ibu hanya saling pandang mendengar jawaban meri.
---------------------**************------------------------------
Sehabis dhuhur pak yusuf, sopir pribadi keluarga meri datang. Pak yusuf tampak lebih segar dari biasanya. Bibirnya selalu tersenyum ketika berbicara. Dan ternyata pak yusuf tidak datang sendirian. Ada seorang pemuda berbaju kokok putih berbordir indah dan bercelana satin datang bersamanya.
“ Pak, ini anak saya Rama yang saya ceritakan kepada bapak waktu itu. Dia baru pulang dari Kairo setelah menyelesaikan studi  S2 nya dengan  beasiswa dari kampusnya. Dia mendapat tawaran bekerja menjadi dosen di perguruan tinggi di solo mulai minggu depan..” pak yusuf tanpa basa basi langsung memperkenalkan anaknya kepada keluarga meri.
Rama, anak pak yusuf..adalah sosok pemuda yg tinggi dan agak kurus dengan jenggot tipis itu tersenyum menyambut uluran tangan ayah meri. Tutur kata dan bahasanya sangat santun. Ayah meri  tak pernah lepas dari memperhatikan pemuda ini. Wajahnya terang bersinar dan selalu tersenyum. Dia tidak banyak bicara kalau tidak diajak ngobrol.
Saat itu meri yang hatinya sedang kalut tak menentu lagi berada ke pantai. Ia ingin mengenang kembali segala memorinya yang sempat ikut terbawa oleh seseorang yang sudah lama dirindukannya. Disebuah tempat yang pernah ia kunjungi di masa kecilnya. Memandangi langit yang nampak indah dengan gugusan rasi bintang Merkurius dan Venus yang  tiga belas tahun lalu ia nikmati.
Ia mendesah. Beberapa kali menahan nafas. Kadang matanya berkedip menahan desiran angin yang berhembus kencang menabrak wajahnya.


Tatkala ia menatap ombak-ombak dihadapannya. Jilbab putihnya berkibar-kibar diterpa angin laut yang dingin. Hari sudah menjelang sore saat itu.
Assalamualaikum..Gadis kecil, sedang apa di sini, kok sendirian di pantai..?”
Sebuah suara tiba-tiba terdengar dari belakangnya. Suaranya pelan dan lembut, tapi kalimat yang diucapkannya seperti menyambar telinganya. Kalimat itu pula yg pertama kali ia dengar 13 tahun lalu ketika ia ada di pantai ini. Kalimat yg diucapkan oleh seseorang yg baru ia kenal 5 menit dan ia panggil dengan ‘Kakak’. Cuma sapaannya kali ini ada nada salam menyertainya.
“ Waalaikumsalam...” meri menolah ke arah sumber suara. Seorang pemuda berwajah bersih, berbaju kokok indah dan jenggot tipis berdiri tak jauh dari tempatnya berdiri. Meri tercekat memandangnya, buru-buru ia menunduk.
“ Kakak siapa...?” tanya meri.
“ Ini tempat saya menghabiskan waktu di masa kecil, sambil memandang langit menyaksikan bintang yg bersinar terang. Sebentar lagi gelap, pemandangan di langit sana yang lagi saya tunggu..”. Pemuda itu menjawab dengan jawaban yg lain, tidak menjawab pertanyaan meri.
“ Saya juga sedang menunggu hal itu. Sebuah rasi bintang Venus dan Merkurius yang indah..”. Tiba-tiba saja hati meri merasa deg-degan. Pemuda dihadapannya ini seperti ia kenal sebelumnya. Bibirnya ingin berkata tidak tapi hatinya membenarkan. Seribu kecamuk didada membuat suaranya seperti desiran angin, pelan dan sendu.
Tak terasa waktu berjalan cepat. Hari sudah hampir gelap. Dilangit beberapa bintang mulai bermunculan disana. Angin pantai bertiup lebih dingin dari sebelumnya.
“ Nama ukhti siapa..?” tiba-tiba pemuda itu bertanya.
“ Meri...”
Pemuda itu tersenyum. Ada pancaran indah dimatanya yg berusaha ia sembunyikan. Tapi sempat terlihat oleh meri walau sekilas. Ia sampai lupa untuk menanyakan siapa nama pemuda itu. Dan pemuda itupun tidak mencoba memperkenalkan diri padanya.
Saat itu rasi bintang Venus dan Merkurius sudah nampak di langit. Rasi merkurius di sebelah atas, bersinar terang dan indah. Sedangkan rasi venus yg tidak kalah indahnya berada di bawahnya, seolah  menjadi penyangga agar tidak jatuh. Seolah kakak beradik yang saling menjaga.



“ Kenapa meri ada disini..?”
“ Saya senang berada disini. Dulu sebelum saya pindah dari kota ini mengikuti dinas kerja ayah di irian, tempat ini menjadi favorit saya menghabiskan hari dimasa kecil. Disini pula saya mengenal cinta dan kehidupan. Kehidupan yg sangat indah dari alam yg disuguhkan oleh Yang Maha Menciptakan alam ini. Disini pula pertama kali saya mengenal cinta, dan disini pulalah cinta saya bermula tanpa saya sadari waktu itu”.
Si pemuda tersenyum mendengar penjelasan meri. Binar indah dimatanya semakin terlihat. Meri yg memperhatikan hal itu menjadi bertanya-tanya tak mengerti, ada sesuatu yg dirasakannya tapi tak mampu ia katakan.
“ Meri.. di dunia yang berbeda kau bisa temukan kehidupan menamparmu dengan keras, Mengajarimu memeluk harap, melukis bayang cita di kaki mimpi. Bagiku menemukan cinta Tak sekedar rasa bahagia. Tapi pula datang sang duka... Bahagia karena saat ini masih dapat bersama cintanya, duka karena takut esok tak ada lagi cinta bersamanya. Seperti Venus dan Merkurius itu. Mereka seperti kakak adik yang enggan dipisahkan. Tapi bisa jadi sebentar lagi, Tuhan memisahkan keduanya. Kau dan aku hanya pemeran, Kuncinya ada pada sang Sutradara kehidupan.. Dan hari ini, Kakak datang menjemputmu…”
Apa yg dikatakan pemuda itu membuat meri tercekat. Kata-kata itu adalah kata-kata yg diucapkan venus 13 tahun lalu. Ia tak yakin akan semua ini. Tanya yg sejak tadi dipendamnya ia tumpahkan juga.
“ Apakah kakak ini......?” Meri menggantung kalimatnya, ia ragu dan menatap pemuda itu dgn perasaan harap dan cemas. Seribu perasaan berkecamuk didadanya.
“ Meri...ini kak venus. Apakah engkau lupa dulu kita ketemu disini tanpa sengaja? Khaifa haluk ya ukhti..?” Pemuda yg bernama venus itu menjawab dgn pertanyaan yg bagai petir menyambar telinga meri.
“ Kak venus..? benarkah ini kak venus..? eeeennggg.. ana bi khoir..” airmatapun mengambang disudut mata meri.
“ Kenapa kakak pergi meninggalkan meri waktu itu..?” tanya meri.
“ Meri..,kakak tidak pergi. Meri lah yg pergi meninggalkan kakak. Bukankah tadi meri yg mengatakan bahwa saat itu meri harus ikut pindah ke irian karena ayah meri bertugas disana? Dan meri tidak meninggalkan pesan maupun pamit sama kakak”.


“ Maafkan meri kak. Waktu itu tempat kerja ayah juga mendadak ngasih mutasi kepindahan ayah ke irian. Jadi kami sekeluarga panik dan tidak sempat memberi kabar siapapun. Kakak sendiri kemana..?” jawab meri merasa sangat bersalah.
“ Setelah meri pergi kakakpun ikut pindah ke rumah budhe di jogya dan melanjutkan kuliah disana. Alhamdulillah kakak mendapatkan beasiswa dari tempat kakak kuliah untuk melanjutkan studi ke Kairo. Minggu depan, kakak mendapat tawaran bekerja di perguruan tinggi di solo. Setelah itu.....”
Penjelasan venus terpotong ketika sebuah suara tiba-tiba mengagetkan mereka.
“ Rama...ayah mencari-carimu. Hari sudah petang dan sebentar lagi kita pulang”. Pak yusuf, ayah venus, tiba-tiba berada di tempat itu dengan ayah dan ibu meri.
“ Rama...?” meri mengulang kata-kata pak yusuf. ia tak mengerti dengan semua ini. Ia menatap venus dgn tanda tanya besar di kepala.
“ Meri.., nama kakak memang sebenarnya adalah Rama. Nama venus ini bukankah meri sendiri yg memberikan nama ini kepada kakak ketika kita bertemu disini..? dan beliau adalah ayahku...” jelas Venus alias Rama sambil menunjuk kearah pak yusuf yg tak lain adalah sopir pribadi keluarga meri.
“ Subhanallah..Allahu akbar. Jadi kalian sudah saling kenal..?” tanya ayah meri tiba-tiba. Ibu meri juga tegak terheran-heran menyaksikan pemandangan didepannya.
“ Pak yusuf....” Kata ayah meri sambil menghampiri ayah venus,” Ini berkah luarbiasa dan rejeki silaturahmi dari kekeluaargaan kita selama ini pak. Allah menginginkan kita untuk lebih merekatkan silaturahmi ini dengan menjadi sebuah keluarga besar yg utuh..”
“ Maksud bapak...? “ Tanya pak yusuf tak mengerti.
“ Saya ingin berbesan dengan pak yusuf...” dan kata-kata terakhir ayah meri ini membuat Rama alias Venus dan meri saling pandang, sama-sama tersenyum dan menunduk malu.
Meri menunduk malu. Hatinya berbunga-bunga dan merekah. Kata-kata Fia waktu itu terngiang kembali di telinganya: "Allah menunjukkan kuasanya bahwa jodoh kita itu sebenarnya tidak pernah jauh dari diri kita, hanya saja kita yg kadang terlalu sibuk mencari kesana kemari, mencari sosok yg sempurna. Padahal kalau kita mau sedikit membuka mata dan hati, ia ada disekitar kita sendiri tanpa kita menyadari.."
Ah Fia, kata-katamu memang benar sahabatku, Batin meri bahagia.


------------------------------------------------------------------------
Meri, di dunia yang berbeda ini..
Kau bisa temukan kehidupan menamparmu dengan keras
Mengajarimu memeluk harap, melukis bayang cita di kaki mimpi
Bagiku menemukan cinta tak sekedar rasa bahagia
Tapi pula datang sang duka...


Bahagia karena saat ini masih dapat bersama cintanya,
Duka karena takut esok tak ada lagi cinta bersamanya. 
Seperti Venus dan Merkurius itu.
Sekarang..,Mereka seperti kakak adik yang enggan dipisahkan.
Tapi bisa jadi sebentar lagi,
Tuhan memisahkan keduanya.
Kau dan aku hanya pemeran
Kuncinya ada pada sang Sutradara kehidupan... 

TAMAT !

Barakallahufikum..jabat erat dan salam hangat
Wassalamualaikum
----------------------

Semoga bisa dipegang amanat ini. Afwan dan terimakasih..^.^


http://www.facebook.com/notes/renungan-dan-motivasi-ifta-istiany-notes/motivasi-janji-venus-part-2-/176462132382442