Mengenai Saya
Laman
Minggu, 03 April 2011
Sesungguhnya WANITA Itu CANTIK
Ada cara yang mudah dan murah untuk membuat perempuan cantik, meskipun secara fisik mereka kurang menarik. Yang pertama kali harus dilakukan adalah mendefinisikan kembali makna cantik tersebut. Cantik bukan masalah fisik semata. Kecantikan sejati juga bisa diraih dengan memaknakan kecantikan sebagai berikut:
1. Kecantikan perempuan ada dalam iman taqwanya yang menyejukkan mata kaum laki-laki.
Seorang perempuan yang menghias jasmaninya dengan iman dan taqwa akan memancarkan cahaya surga. Dengan kepatuhannya menjalankan ibadah, ia akan memesona.Yang kuasa akan memberikannya kecantikan abadi, magnet alami. Tak perlu kosmetik, parfum atau penampilan berlebih, laki-laki akan tertarik padanya.
2. Kecantikan perempuan ada pada kehangatan sikapnya yang mampu menggetarkan sensifitas dan kecintaan pria.
Secara umum laki-laki memang responsif terhadap perempuan yang bagus fisiknya. Tapi ketertarikan itu tak kekal, bisa membuat laki-laki bosan. Kehangatan kasih sayang dan cinta kasih yang tuluslah yang akan membuat sang pria nyaman berada di sisinya. Tak bisa melupakannya.
3. Kecantikan Perempuan ada pada kelembutan sikapnya
Kelembutan bukan berarti lembek dan manja. Kelembutan seperti roti. Meskipun sedikit, tapi mengenyangkan. Dari toko roti manapun roti berasal, ia tetap lembut. Jadi perempuan dari suku manapun bisa tetap lembut, pada pasangannya, pada anak-anaknya. Asalkan ia mau berusaha.
4. Kecantikan perempuan berada dalam pandangannya yang teduh dan suaranya yang hangat.
Walau mata tak seindah bintang kejora, setiap perempuan bisa memiliki mata embun. Teduh. Sejuk. Tak gampang emosi. Menyikapi tingkah laku sekitarnya secara bijak. Ia selau berprasangka baik. Perkatannya bukan pisau yang menikam. Perkataannya adalah bara yang menyalakan semangat di dada. Tak ada kata sia-sia yang terucap dari bibirnya.
5. Kecantikan perempuan berada dalam senyumannya yang menambah kecantikannya dan membuat gembira hati orang yang melihatnya.
Senyum adalah sedekah. Murah senyum tanpa bermaksud menggoda apalagi berlebihan bisa membuat wajah indah. Meskipun berwajah rupawan, tapi jika malas tersenyum, hanya aura negatif yang akan ditangkap oleh orang-orang di sekitarnya
6. Kecantikan perempuan berada pada intelektualitasnya
Ukuran intelektual bukan pada gelar sarjananya atau di mana ia pernah menuntut. Banyak ilmu-ilmu yang bisa dipungut dari sekitar, yang membuat si perempuan mejadi cerdas. Kehidupan adalah sekolah yang tak pernah tamat sebelum ajal menjelang. Tak ada sekolah untuk menjadi istri yang baik. Tak ada universitas yang melahirkan ibu yang baik. Ruang dan waktulah yang akan menempa perempuan menjadi istri dan ibu yang baik.
7. Kecantikan perempuan berada pada seberapa jauh pengetahuannya akan tanggung jawabnya terhadap keluarga, rumah, anak-anak , masyarakat dan umat manusia.
Perempuan adalah sekolah pertama bagi anak-anaknya. Seberapa jauh pengetahuan seorang perempuan akan terlihat dari tingkah laku keluarganya. Ia selalu berusaha menjadi orang yang bermanfaat bagi sekitarnya. Mengambil peran penting dalam rangka memperbaiki lingkungan. Lihatlah laki-laki sukses di jagat raya. Dibalik kesuksesannya, pasti ada perempuan tangguh yang menemaninya. Menjadi pendukung nomor satu, tempat kembali saat sang pahlawan lelah berjuang.
8. Kecantikan perempuan berada pada kemampuan dan keinginannya untuk memberi.
Orang bisa miskin harta, tapi ia bisa kaya hati. Selalu memberi, tanpa mengharap imbalan yang berarti. Ia senang ketika orang lain senang. Ia sedih ketika orang lain sedih. Kemurahan hatinya membuat wajahnya bersinar. Membuat ia selalu dirindukan, meskipun sosoknya biasa-biasa saja.
Sahabatku...
Kecantikan-kecantikan ini sifatnya abadi.
Akan dikenang meskipun si perempuan telah tiada.
Tidak seperti kecantikan lahiriah yang sementara.
Setelah tua, ketika senja menyapa, ia tak menarik lagi.
Manakah yang akan Anda pilih?
Kecantikan sementara atau kecantikan abadi?
http://www.facebook.com/notes/kata-kata-hikmah/sesungguhnya-wanita-itu-cantik/10150131963195849
~"Walaa tamnun tastaktsiru"~
~"RENUNGAN
AYAT"~
- Firman Allah Subhanahu Wa Ta'ala:
Walaa
tamnun tastaktsiru
Artinya:
"Dan janganlah kamu memberi
(dengan maksud) memperoleh (balasan) yang lebih banyak".
(Q.S.
Al Mudassir [74] : 6).
- *=> Dalam ayat ini Nabi Muhammad Shalallahu 'Alaihi Wa sallam dilarang memberi dengan maksud memperoleh yang lebih banyak.
=> Artinya janganlah mengharap
dengan usaha dan ikhtiar mengajak manusia ke jalan Allah, dengan ilmu dan
risalah yang beliau sampaikan kepada mereka dengan maksud memperoleh ganjaran
atau upah yang lebih besar dari mereka. Tegasnya jangan menjadikan dakwah
sebagai obyek bisnis yang mendatangkan keuntungan duniawi.
=>Bagi seorang Nabi lebih
ditekankan lagi agar tidak mengharapkan upah sama sekali dalam berdakwah, guna
memelihara keluhuran martabat kenabian yang dipikulnya
- (Dan janganlah kamu memberi dengan maksud memperoleh balasan yang lebih banyak) lafal Tastaktsiru dibaca Rafa' berkedudukan sebagai Haal atau kata keterangan keadaan. Maksudnya, janganlah kamu memberi sesuatu dengan tujuan untuk memperoleh balasan yang lebih banyak dari apa yang telah kamu berikan. Hal ini khusus berlaku hanya bagi Nabi saw. karena sesungguhnya dia diperintahkan untuk mengerjakan akhlak-akhlak yang paling mulia dan pekerti yang paling baik.
=>Nabi dilarang memberi sesuatu
dengan harapan mendapat balasan lebih banyak.
Para ulama berbeda pendapat mengenai
si pemberi hadiah yang mengharapkan balasan lebih banyak. Menurut Malik hal itu
tergantung kepada keadaan.
=> Apabila balasan yang
diharapkan itu dari si penerima yang lebih tinggi kedudukannya, maka hal itu
tidak apa. Seperti pemberian orang miskin kepada orang kaya, pemberian pelayan
kepada tuannya, pemberian buruh kepada majikannya dan lain-lain.
=> Pendapat ini dianut juga oleh
Imam Syafii. Abu Hanifah berpendapat bahwa tidak ada balasan bagi si pemberi
jika tidak diisyaratkan. Dan pendapat ini juga termasuk salah satu fatwa (qaul)
Syafii. Beliau berkata:
"Pemberian dengan mengharapkan
balasan lebih banyak, batal, tidak ada manfaatnya, karena hal itu sama halnya
dengan menjual dengan harga yang tidak diketahui".
Berkenaan dengan pemberian ini Nabi
saw pernah bersabda, yang diriwayatkan oleh 'Aisyah Radhiyallahu 'Anhu:
كان رسول الله صلى الله عليه وسلم
يقبل الهدية ويُثْبِتُ عليها وأثاب على لقحة ولم ينكر على صاحبها حين طلب الثواب
وإنما أنكر سخطه للثواب, وكان زائدا على القيمة
Artinya:
Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wa
sallam menerima hadiah dan memberi balasan atas hadiah itu. Beliau memberikan
seekor unta perahan, dan tidak menyangkal pemiliknya ketika dia meminta
balasan. Beliau hanya mengingkari kemarahan pemberian hadiah itu karena
pembalasan itu nilainya lebih dari nilai hadiah.
(H.R.
Bukhari).
·
Ali bin Abu Thalib Radhiyallahu
'Anhu pernah menerangkan tentang pemberian yang benar. Beliau mengatakan bahwa
si pemberi tak luput dari tiga alternatif.
·
*Pertama,
si pemberi menginginkan ridha
Allah dengan pemberiannya itu dan mengharapkan pembalasan dari pada-Nya.
·
*Kedua,
dia ingin pujian dan sanjungan
manusia dengan pemberiannya itu karena dia bersifat ria.
·
*Ketiga ,
dia ingin pembalasan dari si penerima
hadiah.
Dalam ketiga hal ini Nabi
Muhammad Shalallahu 'Alaihi Wa sallam bersabda secara umum:
إنما الأعمال بالنيات إنما لكل امرئ
ما نوى
Artinya:
"Perbuatan-perbuatan itu harus
dengan niat, dan tiap-tiap manusia sesuai dengan yang diniatkannya".
(H.R.
Bukhari dan Muslim).
- Adapun orang-orang yang menginginkan ridha Allah dan mengharapkan pembalasan dari sisi-Nya dengan pemberian itu, maka pembalasan yang diharapkannya itu ada di sisi Allah dengan rahmat-Nya.
Hal ini ditegaskan oleh ayat 39 ini
bagian akhir: "Dan apa yang kamu berikan berupa zakat yang kamu maksudkan
untuk mencapai keridaan Allah, maka orang-orang (yang berbuat demikian) itulah
orang-orang yang melipat gandakan (pahalanya).
Begitu juga halnya orang yang ingin
menghubungi familinya agar dia menjadi kaya, sehingga dia tidak menjadi beban
bagi orang lain. Niatnya seperti itu sama dengan golongan pemberi tersebut di
atas. Jika maksudnya untuk bermegah-+megahan karena dunia, maka hal itu bukan
karena Allah. Dan jika pemberian itu +ha maksudkan untuk mendapatkan hubungan
keluarga dan famili, hal itu bukah karena Allah.
Adapun orang yang menginginkan
sanjungan dan pujian manusia serta bersifat ria dengan pemberiannya itu, maka
pemberian itu tak ada manfaatnya baginya. Dia tidak diberi pahala di dunia
maupun di akhirat kelak. Dalam hal ini Allah berfirman:
يا أيها الذين آمنوا لا تبطلوا
صدقاتكم بالمن والأذى كالذي ينفق ماله رئاء الناس
Artinya:
"Hai orang-orang yang beriman,
janganlah kamu menghilangkan (pahala) sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan
menyakiti (perasaan si penerima), seperti orang yang menafkahkan hartanya
karena riya' kepada manusia".
(Q.S. Al Baqarah: 264).
Adapun orang yang menginginkan
pembalasan dari orang yang diberi itu, maka baginya apa yang diinginkannya itu
dengan pemberiannya dia berhak menarik pemberian itu kembali selama dia belum
menerima balasan sebanyak nilainya itu.
Demikian menurut lahir perkataan
Umar bin Khatab dan Ali bin Abu Talib Radhiyallahu 'Anhu. Dan bagaimana pendapat
ulama mengenai hal ini telah diterangkan di atas.
Orang-orang yang memberi zakat dan
yang menginginkan ridha Allah, maka mereka itu adalah orang yang dilipat
gandakan pahalanya. Maksudnya ialah orang yang menafkahkan hartanya, seperti
zakat, tanpa mengharapkan pembalasan dan ganti, maka pemberiannya itu akan
dilipat gandakan Allah pahalanya. Dengan syarat pemberian itu mencari keridaan
Allah, dan ingin melepaskan kesengsaraan dan menutupi keperluan orang-orang
yang berada dalam kesempitan. Pemberian selain itu bukanlah termasuk amal
shaleh.
Wallahu'alam...
~"SIAPAKAH YANG PANTAS BERSEDIH"~
Umar bin Abdul Aziz Rahimahullah
menangis ketika melihat seorang anaknya pada hari raya dengan pakaian yang
usang.
Anaknya berkata, “Apa yang membuatmu
menangis, ya Amirul Mukminin?”
Umar menjawab, “Putraku, aku takut
hatimu bersedih pada hari raya ini. Kamu melihat anak-anak yang lain memakai
baju bagus, tetapi kamu memakai baju seperti ini.”
Anaknya berkata, “Ya Amirul
Mukminin, yang patut bersedih adalah orang yang tidak memperoleh ridha Allah
atau dia durhaka kepada ibu-bapaknya. Dan aku berharap Allah meridhaiku dangan
ridhamu.”
Umar menangis. Dia memeluk dan
mencium kening anaknya. Dia mendoakannya dengan kebaikan dan keberkahan. Maka
dia termasuk orang terkaya sesudah bapaknya.
Sumber: Makarimul Akhlaq
Terdapat banyak ayat yang
mendudukkan ridha orang tua setelah ridha Allah dan keutamaan berbakti kepada
orang tua adalah sesudah keutamaan beriman kepada Allah. Allah berfirman yang
artinya, “Dan Kami perintahkan kepada manusia kepada dua orang
ibu-bapanya, ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang
bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku
dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Ku lah kembalimu.” (QS.
Lukman: 14). Lihat pula QS. Al-Isra 23-24, an-Nisa 36, Al-An’am 151, Al-Ankabut
08.
Firman Allah Subhanahu Wa Ta'ala:
waikhfidh lahumaa janaaha aldzdzulli
mina alrrahmati waqul rabbi irhamhumaa kamaa rabbayaanii shaghiiraan
Artinya:
"Dan rendahkanlah dirimu
terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah: "Wahai
Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik
aku waktu kecil".
(QS. Al-Israa' [17] : 24)
Diriwayatkan oleh Ibnu Mas'ud ia
berkata:
سألت رسول الله صلى الله عليه وسلم أي
العمل أحب إلى رسول الله ؟ قال الصلاة على وقتها قلت ثم أي؟ قال بر الوالدين
Artinya:
Saya bertanya kepada Rasulullah
Shalallahu 'Alaihi Wa sallam,
"Amal yang manakah yang paling
dicintai Allah dan Rasul Nya?".
Rasulullah menjawab: "Melakukan
salat pada waktunya".
Saya bertanya: "Kemudian amal
yang mana lagi?"
Rasulullah menjawab: "Berbuat
baik kepada kedua ibu bapak."
(H.R. Ibnu Mas'ud).
Di dalam ayat yang ditafsirkan di
atas tidak diterangkan siapakah yang harus didahulukan mendapat kebaktian
antara kedua ibu bapak. Akan tetapi dalam hadis dijelaskan bahwa berbakti
kepada ibu didahulukan dari pada berbakti kepada bapak, seperti dariwayatkan
dalam sahih Bukhari dan Muslim:
أن رسول الله صلى الله عليه وسلم سئل
من أحواج الناس بحسن صحابتي؟ قال أمك. قال ثم من؟ قال أمك، قال ثم من؟ قال أمك قال
ثم من؟ قال أبوك
Artinya:
Bahwa Rasulullah Shalallahu 'Alaihi
Wa sallam ditanya: "Siapakah yang paling berhak mendapat pergaulan yang
paling baik dari padaku?". Rasulullah menjawab: "Ibumu". Orang
itu bertanya: "Siapa lagi?". Rasulullah menjawab: "Ibumu".
Orang itu bertanya lagi: "Siapa lagi". Rasulullah menjawab:
"Ibumu". Orang itu bertanya lagi: "siapa lagi". Rasulullah
menjawab: "Ayahmu".
(H.R. Bukhari dan Muslim).
Kebaktian kepada kedua orang tua,
tidaklah dicukupkan pada saat mereka masih hidup, akan tetapi kebaktian itu
haruslah diteruskan meskipun kedua ibu bapak itu sudah meninggal dunia, sedang
caranya disebutkan dalam hadits yang diriwayatkan Ibnu Majah:
روى أحمد عن أنس بن مالك أنه قال: أتى
رجل من بني تميم إلى رسول الله صلى الله عليه وسلم فقال: يا رسول الله إني ذو مال
كثير وذو ولد وحاضرة فأخبرني كيف أنفق وكيف أصنع؟ فقال رسول الله صلى الله عليه
وسلم: تخرج الزكاة من مالك إن كان فإنها طهرة تطهرك وتصل أقرباءك وتعرف حق السائل
والجار والمسكين. فقال يا رسول الله؟: أقلل لي: فقال فأت ذا القربى حقه والمسكين
وابن السبيل ولا تبذر تبذيرا. فقال : حسبي يا رسول الله إذا أديت الزكاة إلى رسولك
فقد برئت منها إلى الله ورسوله فقال رسول الله صلى الله عليه وسلم: نعم إذا أديتها
إلى رسولي فقد برئت منها ولك أجرها وإثمها على من بدل لها
Artinya:
Diriwayatkan dari Imam Ahmad dan
Anas bin Malik bahwa ia berkata:
"Datang seorang laki-laki dari
Bani Tamim kepada Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wa sallam seraya berkata:
"Hai Rasulullah! Saya adalah
seorang yang berharta dan banyak keluarga, banyak anak serta banyak tamu yang
selalu hadir, maka terangkanlah kepadaku bagaimana saya harus membelanjakan
harta, dan bagaimana saya harus berbuat".
Maka Rasulullah Shalallahu 'Alaihi
Wa sallam bersabda:
"Hendaklah kamu mengeluarkan
zakat dari hartamu jika kamu mempunyai harta, karena sesungguhnya zakat itu
menyucikan harta dan menyucikan kamu peliharalah silaturahmi dengan kaum
kerabatmu, dan hendaklah kamu ketahui hak orang yang meminta pertolongan, hak
tetangga dan hak orang miskin.
Kemudian lelaki itu berkata:
"Hai Rasulullah! Dapatkah engkau mengurangi kewajiban itu kepadaku".
Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wa
sallam membacakan:
وَآتِ ذَا الْقُرْبَى حَقَّهُ
وَالْمِسْكِينَ وَابْنَ السَّبِيلِ وَلَا تُبَذِّرْ تَبْذِيرًا
(Berikanlah kepada karib kerabat
haknya, orang miskin dan Ibnu Sabil dan janganlah mubazir).
Sesudah itu lelaki itu berkata:
"Cukupkah bagiku hai
Rasulullah, apabila aku telah menunaikan zakat kepada amil zakatmu, lalu aku
telah bebas dari pada kewajiban zakat yang harus dibayarkan kepada Allah dan
Rasul-Nya, lalu Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wa sallam bersabda:
"Ya, apabila engkau telah
membayar zakat itu kepada amilku, engkau telah bebas dari kewajiban itu dan
engkau akan menerima pahalanya, dan orang yang menggantikannya dengan yang lain
akan berdosa".
Di samping itu diterangkan pula
dalam hadits yang lain:
أن رسول الله صلى الله عليه وسلم سئل
: هل بقي من بر أبوي شيئ أبرهما بعد موتهما؟ قال نعم، حصال أربع: الدعاء
والإستغفار لهما والوفاء بعهدهما وإكرام صديقهما وصلة الرحم التي لا رحم لك إلا من
قبلهما، فهذا الذي بقي عليك من برهما بعد موتهما
Artinya:
Bahwa Rasulullah Shalallahu 'Alaihi
Wa sallam ditanya:
"Masih adakah kebaktian kepada
kedua orang tuaku, setelah mereka meninggal dunia?.
Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wa
sallam menjawab:
"Ya, masih ada empat perkara,
mendoakan ibu bapak itu kepada Allah dan memintakan ampun bagi mereka,
menunaikan janji mereka, menghormati teman-teman mereka serta menghubungkan
tali persaudaraan dengan orang-orang yang tidak mempunyai hubungan keluarga
dengan kamu kecuali dari pihak mereka. Maka inilah kebaktian yang masih tinggal
yang harus kamu tunaikan, sebagai kebaktian kepada mereka setelah mereka
meninggal dunia".
(HR. Ibnu Majah)
~"Kunci-kunci Kebaikan dan Keburukan".~
Sesungguhnya
Allah telah menjadikan bagi segala sesuatu kunci untuk membukanya.
Diantara
beberapa kunci kebaikan adalah . . .
- kunci
pembuka shalat adalah bersuci,
- kunci
pembuka haji adalah ihram,
- kunci
kebajikan adalah kejujuran,
- kunci
surga adalah tauhid,
- kunci
ilmu adalah bagusnya bertanya dan mendengarkan,
- kunci
kemenangan adalah kesabaran,
- kunci
ditambahnya nikmat adalah syukur,
- kunci
kewalian adalah mahabbah dan dzikir,
- kunci
keberuntungan adalah takwa,
- kunci
taufik adalah harap dan cemas kepada Allah ‘Azza wa Jalla,
- kunci
dikabulkan adalah doa,
- kunci
keinginan terhadap akhirat adalah zuhud di dunia,
- kunci
keimanan adalah tafakkur pada hal yang diperintahkan Allah, keselamatan
bagi-Nya, serta keikhlasan terhadap-Nya di dalam kecintaan, kebencian,
melakukan, dan meninggalkan,
- kunci
hidupnya hati manusia adalah tadabbur al-Qur’an, beribadah di waktu sahur, dan
meninggalkan dosa-dosa,
- kunci
didapatkannya rahmat adalah ihsan di dalam peribadatan terhadap Khaliq dan
berupaya memberi manfaat kepada para hamba-Nya,
- kunci
rezeki adalah usaha bersama istighfar dan takwa,
- kunci
kemuliaan adalah ketaatan kepada Allah dan Rasul-Nya,
- kunci
persiapan untuk akhirat adalah pendeknya angan-angan,
- kunci
semua kebaikan adalah keinginan terhadap Allah dan kampung akhirat,
- kunci
semua kejelekan adalah cinta dunia dan panjangnya angan-angan.
Allah
Subhanahu wa Ta’ala juga telah menjadikan kunci bagi setiap kejelekan.
Diantaranya
adalah . .
-
kesyirikan, kesombongan, berpaling dari apa yang disampaikan Allah kepada
Rasul-Nya adalah kunci dari terhalangnya dari taufik Allah Subhanahu Wa Ta’ala,
- lalai
dari dzikir terhadap-Nya dan melaksanakan hak-Nya sebagai kunci ke neraka,
- khamr
(minuman keras) sebagai kunci segala dosa,
- musik
dan nyanyian sebagai kunci perzinaan,
-
pandangan pada gambar-gambar (lukisan makhluk hidup) sebagai kunci kegelisahan
dan kegandrungan,
-
kemalasan dan kesantaian sebagai kunci kerugian dan luputnya segala sesuatu,
-
kemaksiatan-kemaksiatan sebagai kunci kekufuran,
- dusta
sebagai kunci kenifakan (kemunafikan),
-
kekikiran dan ketamakan sebagai kunci kebakhilan,
-
berpaling dari apa yang dibawa Rasul sebagai kunci segala kebid’ahan dan
kesesatan.
Jika
♫•*¨*•.¸¸ﷲ¸¸.•*¨*•♫♥♥♥♥♥♥♫•*¨¸.•*¨*•♫♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥
Jika..
Jika dengan kehilangan membuat saya semakin dekat denganNya saya ikhlas, Insya Allah
Jika dengan tidak bisa memiliki apa yang saya inginkan membuat saya kembali padaNya saya ikhlas, Insya Allah
Jika dengan tangis membuat saya datang padaNya saya ikhlas, Insya Allah
Jika semua itu membuat saya berlari mencariNya, sungguh saya akan lebih bahagia daripada mendapat kesenangan sesaat yang membuat saya lalai kepadaNya walau hanya sekedar mengingatNya
Jika dengan apa-apa yang mengandung kesedihan di mata kita manusia bisa membuat saya lebih berarti di Mata Allah saya akan ikhlas menjalaninya Insya Allah, semua untuk mendapatkan RidhoNya dan saya bisa naik kelas di SekolahNya
Sungguh...
Tidak ingin saya menjadi orang yang merugi, tidak ingin dengan kehilangan, tidak bisa memiliki, tangis dan segala pernak pernik kesedihan membuat saya semakin jauh dariNya. Tidak ingin semua itu membuat saya lupa akan diriNya bahkan sampai membuat saya marah padaNya, Tidak..Tidak ingin sama sekali
Semoga saya mampu memetik hikmah di setiap rasa yang Allah berikan kepada saya,
Amin Ya Rabb...
http://www.facebook.com/notes/renungan-n-kisah-inspiratif/jika/10150194790711042
Catatan Kerdil
Untuk mereka yang di balut duka, dirundung masalah !!!
Terkadang kita dihadapkan pada satu kerumitan yang mengekang.
Jika dibiarkan, tetap mengganjal perasaan. Ketika dipermasalahkan, malah akan menjadi masalah baru.
Hilang rasa - Mati langkah.
Ketika kita tanpa sengaja masuk dan terjebak dalam situasi itu, " jangan panik" !!
Berusahalah untuk tetap tenang dan buat diri merasa nyaman.
Saya tidak bermaksud menghakimi Anda, karena memang tidak perlu hakim dalam perkara ini, hanya 'Hati' yang dibutuhkan.
Untuk teman-teman yang bermasalah dengan Cinta !! Anda tidak perlu mencari tahu siapa saja daftar nama-nama yang pernah mengisi hati pasangan kita.
Anda cukup tahu, siapa yang saat ini dicintainya dan apa Anda sekarang merasa dihargai serta diperlakukan sebagaimana layaknya.,.........Kata Kunci = Komunikasi.
Untuk teman-teman yang patah semangat dalam pekerjaan !! Yakinkan bahwa kekayaan Tuhan tidak akan pernah habis oleh ciptaan-Nya sendiri. Ada banyak pintu menuju perbendaharaan-Nya,.......Kata Kunci = Syukur.
Untuk teman-teman yang terkena hutang !!! Jangan pernah membuka celah untuk masuk ke dalam hutang yang baru. Jembatan besar selalu dimulai dari tumpuan yang kecil,.......Kata Kunci = Angsur.
Saran kecil saya : " Jangan menenggelamkan diri dalam kerumitan yang lebih dalam, hanya karena seribu pertanyaan"
Di depan masih banyak hal penting yang harus diperbuat dan menunggu jamahan kita.
http://www.facebook.com/notes/renungan-n-kisah-inspiratif/-catatan-kerdil-/10150169586771042
Langganan:
Postingan (Atom)