Mengenai Saya

Foto saya
Malang, East Java, Indonesia
Uhibbuka Fillah...

Laman

Kamis, 10 Maret 2011

"Lentera' Pesona Cahaya Hati'."


"Allah Maha Kaya, sedangkan kita manusia adalah 'butuh/perlu'(fakir). Akankah si fakir menggantungkan diri pada si fakir yang lain?,atau seseorang itu berkata,'tidak ada penolong terhadap 'kesulitan', kecuali manusia? Naudzubillah! Astaghfirullah, Subhanallah, Masya Allah Laa Haula walaa Quwwata Illa billaahil 'Aliyyil Adziim."
Apabila seseorang mendapati masalah & merasa sudah terhalang 'tembok kukuh', lalu menyandarkan pertolongan manusia (Hablumminannas), sedangkan mereka menolong berkali-kali namun 'gagal', maka dimanakah keyakinan/keimanan kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala sebagai Al-Wakil?
Firman Allah Subhanahu Wa Ta'ala:
Qul man yaklaukum biallayli waalnnahaari mina alrrahmaani bal hum 'an dzikri rabbihim mu'ridhuuna
-> Katakanlah: "Siapakah yang dapat memelihara kamu di waktu malam dan siang hari dari (azab Allah) Yang Maha Pemurah?" Sebenarnya mereka adalah orang-orang yang berpaling dari mengingati Tuhan mereka.
(QS. Al-Anbiyaa [21]:42)
Siapakah yg memelihara & menjaga kita setiap saat?
Siapakah yg mengawasi kita ketika 'asyik' bermaksiat?
Siapakah yg menjaga kita disaat berada di tempat tidur?
Apakah ayah/bapak/abah/babe/papah/papi/abi, ...
Apakah ibu/bunda/mama/mimi/umi,..
Apakah kakak/Aa/teteh/abang/mas/uda/kakang/...adik/ading/ade/dede....
Apakah satpam/waker/pembantu bahkan bodyguard...
Ataukah ALLAH SUBHANAHU WA TA'ALA?
Firman Allah Subhanahu Wa Ta'ala:
Qul man biyadihi malakuutu kulli syay-in wahuwa yujiiru walaa yujaaru 'alayhi in kuntum ta'lamuuna
-> Katakanlah: "Siapakah yang di tangan-Nya berada kekuasaan atas segala sesuatu sedang Dia melindungi, tetapi tidak ada yang dapat dilindungi dari (azab)-Nya, jika kamu mengetahui?"
(QS. Al-Mu'minuun [23]:88).
Dari Abu Abdurrahman Abdullah bin Mas’ud Radhiyallahu'anhu beliau berkata : Rasulullah Shalallahu’Alaihi Wa sallam menyampaikan kepada kami dan beliau adalah orang yang benar dan dibenarkan :
"Sesungguhnya setiap kalian dikumpulkan penciptaannya di perut ibunya sebagai setetes mani selama empat puluh hari, kemudian berubah menjadi setetes darah selama empat puluh hari, kemudian menjadi segumpal daging selama empat puluh hari.
Kemudian diutus kepadanya seorang malaikat lalu ditiupkan padanya ruh dan dia diperintahkan untuk menetapkan empat perkara :
menetapkan rizkinya, ajalnya, amalnya dan kecelakaan atau kebahagiaannya. Demi Allah yang tidak ada Ilah selain-Nya, sesungguhnya di antara kalian ada yang melakukan perbuatan ahli Surga hingga jarak antara dirinya dan Surga tinggal sehasta akan tetapi telah ditetapkan baginya ketentuan, dia melakukan perbuatan ahli neraka maka masuklah dia ke dalam neraka. sesungguhnya di antara kalian ada yang melakukan perbuatan ahli neraka hingga jarak antara dirinya dan neraka tinggal sehasta akan tetapi telah ditetapkan baginya ketentuan, dia melakukan perbuatan ahli Surga maka masuklah dia ke dalam Surga.
(HR. Bukharii dan Muslim)
Hadits ini dikeluarkan oleh Bukhari dalam Shahih-nya pada kitab Bad’ul-Khalqi, bab Dzikrul-Malaikah, nomor 3036, juga pada bab al-Qadr dan al-Anbiya. Sementara Muslim meriwayatkannya pada permulaan kitab al-Qadr, bab Kaifiyatu Khalqil-Aadamy, nomor 2643.
Hadits ini sangat agung, memuat kondisi manusia mulai dari awal penciptaannya, kehidupannya di dunia hingga kondisinya yang terakhir di negeri keabadian akhirat, baik di kampung kebahagiaan (Surga) maupun di kampung penderitaan (neraka).
Semuanya berjalan sesuai ketentuan Allah Subhanahu Wa Ta'ala
Sayaquulu alssufahaau mina alnnaasi maa wallaahum 'an qiblatihimu allatii kaanuu 'alayhaa qul lillaahi almasyriqu waalmaghribu yahdii man  yasyaau ilaa shiraathin mustaqiimin
Artinya:
"Orang-orang yang kurang akalnya [*] diantara manusia akan berkata: "Apakah yang memalingkan mereka (umat Islam) dari kiblatnya (Baitul Maqdis) yang dahulu mereka telah berkiblat kepadanya?" Katakanlah: "Kepunyaan Allah-lah timur dan barat; Dia memberi petunjuk kepada siapa yang dikehendaki-Nya ke jalan yang lurus [**]".
(QS. Al-Baqarah[2]:142)
[*] Maksudnya: ialah orang-orang yang kurang pikirannya sehingga tidak dapat memahami maksud pemindahan kiblat.
[**] Di waktu Nabi Muhammad Shalallahu 'Alaihi Wa sallam  berada di Mekah di tengah-tengah kaum musyirikin beliau berkiblat ke Baitul Maqdis. Tetapi setelah 16 atau 17 bulan Nabi berada di Madinah ditengah-tengah orang Yahudi dan Nasrani beliau disuruh oleh Tuhan untuk mengambil Ka'bah menjadi kiblat, terutama sekali untuk memberi pengertian bahwa dalam ibadat shalat itu bukanlah arah Baitul Maqdis dan Ka'bah itu menjadi tujuan, tetapi menghadapkan diri kepada Tuhan. Untuk persatuan umat Islam, Allah menjadikan Ka'bah sebagai kiblat.

Subhanallah, Allaahumma shalli 'alaa Muhammad...

http://www.facebook.com/notes/-pesona-cahaya-hati/lentera-pesona-cahaya-hati/199795816702151

"Aku Tidak Lebih Dulu ke Surga ."


Aku tidak tahu dimana berada. Meski sekian banyak manusia berada disekelilingku, namun aku tetap merasa sendiri dan ketakutan. Aku masih bertanya dan terus bertanya, tempat apa ini, dan buat apa semua manusia dikumpulkan. Mungkinkah, ah... aku tidak mau mengira-ngira.
Rasa takutku makin menjadi-jadi, tatkala seseorang yang tidak pernah kukenal sebelumnya mendekati dan menjawab pertanyaan hatiku.
"Inilah yang disebut Padang Mahsyar," suaranya begitu menggetarkan jiwaku. "Bagaimana ia bisa tahu pertanyaanku," batinku. Aku menggigil, tubuhku terasa lemas, mataku tegang mencari perlindungan dari seseorang yang kukenal.
Kusaksikan langit menghitam, sesaat kemudian bersinar kemilauan. Bersamaan dengan itu, terdengar suara menggema. Aku baru sadar, inilah hari penentuan, hari dimana semua manusia akan menerima keputusan akan balasan dari amalnya selama hidup didunia. Hari ini pula akan ditentukan nasib manusia selanjutnya, surgakah yang akan dinikmati atau adzab neraka yang siap menanti.
Aku semakin takut. Namun ada debar dalam dadaku mengingat amal-amal baikku didunia. Mungkinkah aku tergolong orang-orang yang mendapat kasih-Nya atau jangan-jangan...
Aku dan semua manusia lainnya masih menunggu keputusan dari Yang menguasai hari pembalasan. Tak lama kemudian, terdengar lagi suara menggema tadi yang mengatakan, bahwa sesaat lagi akan dibacakan daftar manusia-manusia yang akan menemani Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wa sallam di surga yang indah.
Lagi-lagi dadaku berdebar, ada keyakinan bahwa namaku termasuk dalam daftar itu, mengingat banyaknya infaq yang aku sedekahkan.
Terlebih lagi, sewaktu didunia aku dikenal sebagai juru dakwah.
"Kalaulah banyak orang yang kudakwahi masuk surga, apalagi aku," pikirku mantap.
Akhirnya, nama-nama itupun mulai disebutkan....
Aku masih beranggapan bahwa namaku ada dalam deretan penghuni Surga itu, mengingat ibadah-ibadah dan perbuatan-perbuatan baikku. Dalam daftar itu, nama Rasulullah Muhammad Shalallahu 'Alaihi Wa sallam sudah pasti tercantum pada urutan teratas, sesuai janji Allah melalui Jibril, bahwa tidak satupun jiwa yang masuk kedalam surga sebelum Nabi Muhammad Shalallahu 'Alaihi Wa sallam masuk.
Setelah itu tersebutlah para Assabiquunal Awwaluun. Kulihat Fatimah Az Zahra dengan senyum manisnya melangkah bahagia sebagai wanita pertama yang ke surga, diikuti para istri-istri dan keluarga Rasul lainnya.
Para nabi dan Rasul Allah lainnya pun masuk dalam daftar tersebut. Yasir dan Sumayyah berjalan tenang dengan predikat Syahid dan syahidah pertama dalam Islam. Juga para sahabat lainnya, satu persatu para pengikut terdahulu Rasul itu dengan bangga melangkah ke tempat dimana Allah akan membuka tabirnya. Yang aku tahu, salah satu kenikmatan yang akan diterima para penghuni surga adalah melihat wajah Allah.
Kusaksikan para sahabat Muhajirin dan Anshor yang tengah bersyukur mendapatkan nikmat tiada terhingga sebagai balasan kesetiaan berjuang bersama Muhammad menegakkan risalah. Setelah itu tersebutlah para mukminin terdahulu dan para syuhada dalam berbagai perjuangan pembelaan agama Allah.
Sementara itu, dadaku berdegub keras menunggu giliran. Aku terperanjat begitu melihat rombongan anak-anak yatim dengan riang berlari untuk segera menikmati kesegaran telaga kautsar. Beberapa dari mereka tersenyum sambil melambaikan tangannya kepadaku. Sepertinya aku kenal mereka. Ya Allah, mereka anak-anak yatim sebelah rumahku yang tidak pernah kuperhatikan. Anak-anak yang selalu menangis kelaparan dimalam hari sementara sering kubuang sebagian makanan yang tak habis kumakan.
"Subhanallah, itu si Parmin tukang mie dekat kantorku," aku terperangah melihatnya melenggang ke surga. Parmin, pemuda yang tidak pernah lulus SD itu pernah bercerita, bahwa sebagian besar hasil dagangnya ia kririmkan untuk ibu dan biaya sekolah empat adiknya. Parmin yang rajin sholat itu, rela berpuasa berhari-hari asal ibu dan adik-adiknya di kampung tidak kelaparan. Tiba-tiba, orang yang sejak tadi disampingku berkata lagi,
"Parmin yang tukang mie itu lebih baik dimata Allah. Ia bekerja untuk kebahagiaan orang lain." Sementara aku, semua hasil keringatku semata untuk keperluanku.
Lalu berturut-turut lewat didepan mataku, mbok Darmi penjual pecel yang kehadirannya selalu kutolak, pengemis yang setiap hari lewat depan rumah dan selalu mendapatkan kata "maaf" dari bibirku dibalik pagar tinggi rumahku. Orang disampingku berbicara lagi seolah menjawab setiap pertanyaanku meski tidak kulontarkan, "Mereka ihklas, tidak sakit hati serta tidak memendam kebencian meski kau tolak."
Masya Allah . murid-murid pengajian yang aku bina, mereka mendahuluiku ke surga. Setelah itu, berbondong-bondong jama'ah masjid-masjid tempat biasa aku berceramah. "Mereka belajar kepadamu, lalu mereka amalkan. Sedangkan kau, terlalu banyak berbicara dan sedikit mendengarkan. Padahal, lebih banyak yang bisa dipelajari dengan mendengar dari pada berbicara," jelasnya lagi.
Aku semakin penasaran dan terus menunggu giliranku dipanggil. Seiring dengan itu antrian manusia-manusia dengan wajah ceria, makin panjang. Tapi sejauh ini, belum juga namaku terpanggil. Aku mulai kesal, aku ingin segera bertemu Allah dan berkata, "Ya Allah, di dunia aku banyak melakukan ibadah, aku bershodaqoh, banyak membantu orang lain, banyak berdakwah, izinkan aku ke SurgaMu."
Orang dengan wajah bersinar disampingku itu hendak berbicara lagi, aku ingin menolaknya. Tetapi, tanganku tak kuasa menahannya untuk berbicara. "Ibadahmu bukan untuk Allah, tapi semata untuk kepentinganmu mendapatkan Surga Allah, shodaqohmu sebatas untuk memperjelas status sosial, dibalik bantuanmu tersimpan keinginan mendapatkan penghargaan, dan dakwah yang kau lakukan hanya berbekas untuk orang lain, tidak untukmu," bergetar tubuhku mendengarnya.
Anak-anak yatim, Parmin, mbok Darmi, pengemis tua, murid-murid pengajian, jama'ah masjid dan banyak lagi orang-orang yang sering kuanggap tidak lebih baik dariku, mereka lebih dulu ke surga Allah. Padahal, aku sering beranggapan, surga adalah balasan yang pantas untukku atas dakwah yang kulakukan, infaq yang kuberikan, ilmu yang kuajarkan dan perbuatan baik lainnya. Ternyata, aku tidak lebih tunduk dari pada mereka, tidak lebih ikhlas dalam beramal dari pada mereka, tidak lebih bersih hati dari pada mereka, sehingga aku tidak lebih dulu ke surga dari mereka.
Jam dinding berdentang tiga kali. Aku tersentak bangun dan Astaghfirullah..., ternyata Allah telah menasihatiku lewat mimpi malam ini.
"Seseorang itu akan masuk Surga ataupun neraka bukan karena 'nama' ataupun gelar yg disandangnya, akan tetapi karena amal perbuatannya disertai Rahmat dari Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Tidak ada yg melarang seseorang itu berganti nama asalkan sesuai dengan ajaran. Ingat! bila engkau tetap 'memaksa' & menghendaki nama 'Aulia' setidaknya engkau 'mencerminkan' 'Aulia' tsb."

~Abriansyah M Noor~

Wahai anakku tercinta,
"jangan pernah kalian tanyakan kepada ayahmu ini, tentang kesalahan & dosa-mu. Karena ayah tdk pantas utk 'menilainya' dikarenakan ayahmu 'sibuk' dengan kesalahan & dosa ayah sendiri. Ikuti saja apa yang ada dlm Al-Qur'an & As-Sunnah Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wa sallam, agar kalian tidak tersesat nantinya"

~Abriansyah M Noor~


http://www.facebook.com/note.php?note_id=497858721915&id=1814755964&ref=mf

"Ahli Sedekah, Ahli Surga."


"Sekiranya semua orang yakin & percaya, jika ahli sedekah adalah ahli Surga, maka kemakmuran di muka bumi jadi merata. Semua orang akan memberikan sedekah kepada yang lain, apapun bentuk yang diberikan, yang penting bermanfaat." Dari Iyadh Ibnu Hammad diterangkan bahwa suatu ketika Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wa sallam bersabda,
"Ahli Surga itu ada tiga macam;
  • Pertama,
penguasa yang adil, suka bersedekah & bersikap bijaksana.
  • Kedua,
seorang lelaki yang berhati lembut kepada setiap kerabat dan orang muslim.
  • Ketiga,
orang yang memelihara kehormatannya (dari meminta-minta) dan banyak anaknya.
(HR. Imam Ahmad & Imam Muslim).
"Ahli sedekah adalah ahli Surga."
  •  Kalimat ini mengandung dua makna;
  • Pertama,
bahwa ahli sedekah mendapatkan pahala dari Allah berupa Surga kelak di hari kiamat.
  • Kedua,
tidak menutup kemungkinan "Surga" yang dimaksud oleh Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wa sallam itu juga dapat dipahami sebagai kebahagiaan di dunia. Setelah seseorang itu melakukan perbuatan baik, misal menolong atau memberi sedekah kepada orang lain dengan Ikhlas, maka hati menjadi bahagia. Dalam waktu tertentu pertolongan seseorang itu akan dibalas oleh orang lain. Disaat mendapatkan kesulitan, tiba-tiba pertolongan Allah datang kepada seseorang itu, melalui orang lain. Inilah yang disebut "Surga." di dunia.
Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wa sallam selalu menganjurkan agar para sahabat beliau senantiasa berbuat baik dengan sarana apa saja yang sahabat miliki. Hal tersebut bertujuan untuk menanamkan pengertian ke dalam hati sahabat bahwa amal kebaikan itu benar-benar penting.
Diriwayatkan oleh muslim, bahwa suatu ketika Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wa sallam bertanya kepada para sahabat,
"Siapakah di antara kalian yang berpuasa hari ini?
Siapakah di antara kalian yang menjenguk orang sakit pada hari ini?
Di antara sekian sahabat, Abu Bakar lah yang menjawab."Saya"
Maka Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wa sallam menegaskan maksud pertanyaan beliau,
"Tidak sekali-kali pekerti-pekerti itu terkumpul dalam diri seseorang melainkan dia masuk Surga."
  • Ada satu ayat yang menarik :
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman (yang artinya):
"Dan orang yang disempitkan rezekinya hendaklah memberi nafkah dari harta yang diberikan Allah kepadanya. Allah tidak memikulkan beban kepada seseorang melainkan sekadar apa yang Allah berikan kepadanya. Allah kelak akan memberikan kelapangan sesudah kesempitan."
(QS. Ath-Thalaaq: 7)
Ayat yang Sangat indah, namun sangat susah untuk masuk di nalar manusia. Mengapa ketika seseorang tidak punya / miskin / kesusahan justru diperintahkan untuk menafkahkan hartanya  ke orang lain? padahal seseorang sedang membutuhkannya (red : hemat)
Tapi sebagai Orang yang beriman harusnya kita sadar & yakin karena itu adalah Anjuran & Perintah Allah Subhanahu Wa Ta'ala, dimana Allah Subhanahu Wa Ta'ala  menjanjikan akan "memberikan kelapangan sesudah kesempitan".
Mampukah aku menerapkannya di kehidupanku sehari-hari ?
Masya Allah Laa Quwwata Illa billah.. Aamiin.

Wallahu'alam...


http://www.facebook.com/notes/-pesona-cahaya-hati/ahli-sedekah-ahli-surga/201918503156549

Ikuti Budaya Orang Kafir, Maka Akan Seperti Mereka


Oleh: Badrul Tamam
Alhamdulillah, segala puji bagi Allah yang telah menganugerahkan kepada kita nikmat yang paling agung, yaitu nikmat Islam. Nikmat ini tidak bisa ditandingi oleh nikmat-nikmat yang lain. Dengannya, kita berada di atas petunjuk. Mengamalkannya akan menghantarkan kepada keselamatan dan kebahagiaan dunia-akhirat.
Karenanya, kita harus senantiasa bersyukur atas nikmat ini dengan menjaganya dan memohon keteguhan dalam berpegang teguh dengannya hingga kematian menjemput. Karena Allah telah membuat satu adat kebiasaan, bahwa siapa yang hidup di atas sesuatu maka ia akan wafat di atasnya, dan siapa yang mati di atas sesuatu maka ia akan dibangkitkan sesuai dengan kondisi saat itu. “Dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam.” (QS. Ali Imran: 102) Janganlah ada kesengajaan berpaling dari Islam, karena akan membuat rugi dunia-akhirat.
Sesungguhnya musuh-musuh Islam senantiasa berusaha merusak nikmat yang agung ini dengan berbagai cara dan dengan segenap kekuatan yang dimilikinya. “Mereka berkehendak memadamkan cahaya (agama) Allah dengan mulut (ucapan-ucapan) mereka, dan Allah tidak menghendaki selain menyempurnakan cahaya-Nya, walaupun orang-orang yang kafir tidak menyukai.” (QS. Al-Taubah: 32)
Mereka hendak menjadikan kaum muslimin kafir, sebagaimana mereka telah kafir. Allah 'Azza wa Jalla berfirman, “Mereka ingin supaya kamu menjadi kafir sebagaimana mereka telah menjadi kafir, lalu kamu menjadi sama (dengan mereka).” (QS. Al-Nisa’: 89)
Sesungguhnya musuh-musuh Islam senantiasa berusaha merusak nikmat yang agung ini dengan berbagai cara dan dengan segenap kekuatan yang dimilikinya. Dan hendak menjadikan kaum muslimin kafir, sebagaimana mereka telah kafir.
Usaha mereka untuk menghancurkan Islam tersebut sudah dimulai sejak era Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, lalu era Khulafa’ rasyidin, dan dilanjutkan pada era-era sesudahnya hingga zaman kita sekarang. Senjata yang mereka gunakan sangat beragam seperti ekonomi, budaya, atau kekuatan militer, dan yang lainnya. Namun tujuannya yang mereka inginkan sama, yaitu menghancurkan Islam dan memurtadkan kaum muslimin darinya.
Kesimpulan ini bukan tanpa alasan atau tuduhan yang tidak berdasar. Tapi, dengan kabar berita dan peringatan yang telah Allah sampaikan kepada Nabi-Nya shallallahu 'alaihi wasallam. Bahkan Kabar tersebut menyebutkan, kelompok yang ingin merusak Islam bukan dari satu kelompok saja, tapi juga dari kalangan musyrikin, Yahudi, Nasrani, Atheis, dan dari kaum munafikin.
Allah berfirman tentang permusuhan kaum musyrikin,
وَلا يَزَالُونَ يُقَاتِلُونَكُمْ حَتَّى يَرُدُّوكُمْ عَنْ دِينِكُمْ إِنِ اسْتَطَاعُوا وَمَنْ يَرْتَدِدْ مِنْكُمْ عَنْ دِينِهِ فَيَمُتْ وَهُوَ كَافِرٌ فَأُولَئِكَ حَبِطَتْ أَعْمَالُهُمْ فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ وَأُولَئِكَ أَصْحَابُ النَّارِ هُمْ فِيهَا خَالِدُونَ
Mereka tidak henti-hentinya memerangi kamu sampai mereka (dapat) mengembalikan kamu dari agamamu (kepada kekafiran), seandainya mereka sanggup. Barang siapa yang murtad di antara kamu dari agamanya, lalu dia mati dalam kekafiran, maka mereka itulah yang sia-sia amalannya di dunia dan di akhirat, dan mereka itulah penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya.” (QS. Al-Baqarah: 217)
Allah menerangkan tentang permusuhan Yahudi dan Nasrani terhadap kaum muslimin,
وَلَنْ تَرْضَى عَنْكَ الْيَهُودُ وَلا النَّصَارَى حَتَّى تَتَّبِعَ مِلَّتَهُمْ قُلْ إِنَّ هُدَى اللَّهِ هُوَ الْهُدَى وَلَئِنِ اتَّبَعْتَ أَهْوَاءَهُمْ بَعْدَ الَّذِي جَاءَكَ مِنَ الْعِلْمِ مَا لَكَ مِنَ اللَّهِ مِنْ وَلِيٍّ وَلا نَصِيرٍ
Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka. Katakanlah: "Sesungguhnya petunjuk Allah itulah petunjuk (yang benar)". Dan sesungguhnya jika kamu mengikuti kemauan mereka setelah pengetahuan datang kepadamu, maka Allah tidak lagi menjadi pelindung dan penolong bagimu.” (QS. Al-Baqarah; 120)
Yahudi dan Nasrani berusaha untuk mengajak kaum muslimin untuk mengikuti ajaran mereka (di antaranya adalah budaya dan tradisi mereka), dan berusaha mempropagandakannya kepada umat Islam.
وَقَالُوا كُونُوا هُوداً أَوْ نَصَارَى تَهْتَدُوا قُلْ بَلْ مِلَّةَ إِبْرَاهِيمَ حَنِيفاً وَمَا كَانَ مِنَ الْمُشْرِكِينَ
Dan mereka berkata: "Hendaklah kamu menjadi penganut agama Yahudi atau Nasrani, niscaya kamu mendapat petunjuk". Katakanlah: "Tidak, bahkan (kami mengikuti) agama Ibrahim yang lurus. Dan bukanlah dia (Ibrahim) dari golongan orang musyrik".” (QS. Al-Baqarah: 135)
Allah juga menyingkap permusuhan kaum munafikin kepada Islam dan kaum muslimin,
فَمَا لَكُمْ فِي الْمُنَافِقِينَ فِئَتَيْنِ وَاللَّهُ أَرْكَسَهُمْ بِمَا كَسَبُوا أَتُرِيدُونَ أَنْ تَهْدُوا مَنْ أَضَلَّ اللَّهُ وَمَنْ يُضْلِلِ اللَّهُ فَلَنْ تَجِدَ لَهُ سَبِيلاً
Maka mengapa kamu (terpecah) menjadi dua golongan dalam (menghadapi) orang-orang munafik, padahal Allah telah membalikkan mereka kepada kekafiran, disebabkan usaha mereka sendiri? Apakah kamu bermaksud memberi petunjuk kepada orang-orang yang telah disesatkan Allah? Barang siapa yang disesatkan Allah, sekali-kali kamu tidak mendapatkan jalan (untuk memberi petunjuk) kepadanya.” (QS. Al-Nisa’: 88)
وَدُّوا لَوْ تَكْفُرُونَ كَمَا كَفَرُوا فَتَكُونُونَ سَوَاء
Mereka ingin supaya kamu menjadi kafir sebagaimana mereka telah menjadi kafir, lalu kamu menjadi sama (dengan mereka).” (QS. Al-Nisa’: 89)
Allah menjelaskan secara umum tentang tabiat orang-orang kafir dan memperingatkan kaum mukminin akan tipu daya mereka,
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا إِنْ تُطِيعُوا الَّذِينَ كَفَرُوا يَرُدُّوكُمْ عَلَى أَعْقَابِكُمْ فَتَنْقَلِبُوا خَاسِرِينَ () بَلِ اللَّهُ مَوْلَاكُمْ وَهُوَ خَيْرُ النَّاصِرِينَ
Hai orang-orang yang beriman, jika kamu menaati orang-orang yang kafir itu, niscaya mereka mengembalikan kamu ke belakang (kepada kekafiran), lalu jadilah kamu orang-orang yang rugi. Tetapi (ikutilah Allah), Allahlah Pelindungmu, dan Dia-lah sebaik-baik Penolong.” (QS. Ali Imran: 149-150)
Penjelasan di atas merupakan kesaksian Allah atas musuh-musuh Islam terhadap tujuan dan keinginan mereka untuk menyesatkan kaum muslimin dan menghalangi mereka dari agamanya, supaya umat Islam sepakat dengan kekafiran mereka. kesaksian ini untuk menyelamatkan kaum muslimin dari tipu daya dan niat buruk musuh-musuh mereka. “Allah menerangkan (semua ini) kepadamu, supaya kamu tidak sesat. Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.” (QS. Al-Nisa’: 176)
Pada zaman sekarang, banyak manusia tertipu dengan propaganda dan bujukan kaum kuffar. Banyak kaum muslimin yang terpukau dengan kemewahan dan kemajuan yang dimiliki orang-orang kafir. Sehingga tidak sedikit umat Islam yang membebek, meniru, dan menjalin kasih sayang dengan orang-orang yang dimurkai Allah Ta’ala. Padahal Allah telah memperingatkan,
فَلَا تُعْجِبْكَ أَمْوَالُهُمْ وَلَا أَوْلَادُهُمْ إِنَّمَا يُرِيدُ اللَّهُ لِيُعَذِّبَهُمْ بِهَا فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَتَزْهَقَ أَنْفُسُهُمْ وَهُمْ كَافِرُونَ
Maka janganlah harta benda dan anak-anak mereka menarik hatimu. Sesungguhnya Allah menghendaki dengan (memberi) harta benda dan anak-anak itu untuk menyiksa mereka dalam kehidupan di dunia dan kelak akan melayang nyawa mereka, sedang mereka dalam keadaan kafir.” (QS. Al-Taubah: 55)
Sedangkan siapa yang menjalin kasih sayang dengan orang kafir, bukan bagian dari orang beriman. Allah Ta’ala berfirman,
لا تَجِدُ قَوْماً يُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ يُوَادُّونَ مَنْ حَادَّ اللَّهَ وَرَسُولَه وَلَوْ كَانُوا آبَاءَهُمْ أَوْ أَبْنَاءَهُمْ أَوْ إِخْوَانَهُمْ أَوْ عَشِيرَتَهُمْ
Kamu tidak akan mendapati sesuatu kaum yang beriman kepada Allah dan hari akhirat, saling berkasih sayang dengan orang-orang yang menentang Allah dan Rasul-Nya, sekalipun orang-orang itu bapak-bapak, atau anak-anak atau saudara-saudara atau pun keluarga mereka.” (QS. Al-Mujadilah: 22)
Namun dalam realita, kita dapatkan banyak tokoh dan pemimpin yang beragama Islam mengucapkan selamat kepada kaum kuffar atas hari raya mereka. Padahal hal ini, -sebagaimana yang disebutkan Ibnul Qayyim dalam Ahkam Ahli Dzimmah- termasuk perbuatan yang bisa mengeluarkan pelakunya dari Islam jika dia ridha dengan kekafiran mereka. Atau yang lebih rendah dari itu, dia telah melakukan perbuatan haram (dosa besar) karena memberi selamat kepada orang yang bermaksiat. Bahkan dosa mengucapkan selamat atas hari raya orang kafir itu lebih besar dosanya daripada mengucapkan selamat meminum arak, membunuh, dan melakukan zina.
Seharusnya keridhaan seorang muslim dan kebenciaannya mengikuti keridhaan Allah 'Azza wa Jalla. Sedangkan Allah tidak meridhai kekufuran, maka seharusnya dia juga tidak menunjukkan keridhaan terhadap kekufuran tersebut dan juga syi’ar-syi’arnya. Allah Ta’ala berfirman,
إِنْ تَكْفُرُوا فَإِنَّ اللَّهَ غَنِيٌّ عَنْكُمْ وَلَا يَرْضَى لِعِبَادِهِ الْكُفْرَ وَإِنْ تَشْكُرُوا يَرْضَهُ لَكُمْ
Jika kamu kafir, maka sesungguhnya Allah tidak memerlukan (iman) mu dan Dia tidak meridai kekafiran bagi hamba-Nya; dan jika kamu bersyukur, niscaya Dia meridai bagimu kesyukuranmu itu.” (QS. Al-Zumar: 7)
Salah satu dari budaya kafir yang banyak digandrungi umat Islam, khususnya dari kalangan remaja adalah Hari Valentin. Yakni sebuah hari di mana para kekasih dan mereka yang sedang jatuh cinta menyatakan cintanya –pada awalnya ini hanya berlaku di Dunia Barat-. Hari ini dirayakan setiap tanggal 14 Februari.
Sesungguhnya hari perayaan kasih sayang ini merupakan bagian dari hari raya Katolik Roma. Bahkan dalam Wikipedia disebutkan bahwa hari valentine merupakan hari raya terbesar kedua setelah Natal. Karenanya tidak diragukan lagi akan haramnya ikut-ikutan merayakan hari Valentin dengan mengungkapkan ucapan cinta dan memberikan hadiah, walaupun itu dilakukan sepasang suami istri. Apalagi kalau hal tersebut dikerjakan oleh mereka yang belum terikat status suami istri.
Sesungguhnya hari perayaan kasih sayang ini merupakan bagian dari hari raya Katolik Roma. Bahkan dalam wikipedia disebutkan bahwa hari valentine merupakan hari raya terbesar kedua setelah Natal.
Karenanya tidak diragukan lagi akan haramnya ikut-ikutan merayakan hari Valentin dengan mengungkapkan ucapan cinta dan memberikan hadiah, walaupun itu dilakukan sepasang suami istri.
Dalam tulisan Ust. Zen Yusuf Al Choodlry (teman dekat penulis) yang diposting voa-islam.com telah disebutkan tentang hukum merayakan Valentine's Day. Perayaan itu merupakan budaya orang kafir, yang kita (umat Islam) dilarang untuk mengambilnya. Kita dilarang menyerupai budaya yang lahir dari peradaban kaum kafir yang jelas-jelas bertentangan dengan akidah Islam. Sungguh, ikut merayakan hari valentin adalah tindakan haram dan tercela.
Sesungguhnya mengekor terhadap gaya hidup orang kafir akan membuat mereka senang dan dapat melahirkan kecintaan dan keterikatan hati. Sehingga Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda,
مَنْ تَشَبَّهَ بِقَوْمٍ فَهُوَ مِنْهُمْ
"Barang siapa meniru suatu kaum, maka ia termasuk dari kaum tersebut." (HR. Abu Dawud dan At-Tirmizi. Imam Shan’ani dalam Subul al-salam mengungkapkan, hadits ini memiliki banyak penguat sehingga mengeluarkannya dari kedhaifannya).
Tentang makna hadits ini, ada dua ulasan yang mashur dari banyak ulama. Makna pertama, bahwa siapa yang menyerupai orang kafir dalam dzahirnya, maka akan bisa menyebabkan keserupaan dalam batinnya, yakni dalam akidah dan keyakinan. Maknanya, siapa yang menyerupai orang kafir secara dzahir maka perbuatan itu akan membimbingnya untuk menyerupai orang kafir secara batin, lalu ia menjadi kafir sebagaimana mereka. Dan kita berlindung kepada Allah dari menjadi golongan mereka.
Makna kedua, siapa yang menyerupai orang kafir secara dzahir, maka ia bagian dari mereka dalam hal yang ia lakukan itu, bukan pada yang selainnya. Jika yang ditiru adalah kekufuran maka ia menjadi kufur, jika maksiat maka dosanya adalah maksiat.   Namun, ‘ala kulli hall seorang muslim sama sekali tidak boleh sengaja dan ridha untuk menyerupai orang-orang kafir dalam kesesatan mereka. wallahu Ta’ala a’lam.


JIMAT PENGHAMBAT JODOH


Entah apa yang harus kukatakan tentang keadaan Rini, akibat ulah bapaknya yang bermain jimat dan benda-benda pusaka, menyebabkan Rini sempat terhalang jodohnya untuk beberapa saat lamanya. Tak masuk akal memang, tapi itulah kenyataan yang kulihat sendiri di depan mataku, bahwa atas izin Allah, jodoh bisa terhalang lantaran ulah jin yang mengganggu manusia.
Peristiwa ini terjadi beberapa tahun lalu, tepatnya di sekitar tahun 2007, saat aku dan pak Anas, sahabatku, datang ke rumah Rini untuk mendengarkan keluhan yang dirasakannya. Ibu dan saudara-saudara Rini tak bisa berbuat banyak menanggapi keluhan Rini terkait peristiwa aneh yang dihadapinya. Bagaimana tidak, setiap kali Rini menjalin hubungan dengan seseorang, yang didapatnya selalu perpisahan. Bukan sekedar perpisahan biasa, tapi perpisahan yang diawali rasa benci secara tiba-tiba, baik dalam hati Rini maupun dalam hati calon suami Rini.
Pernah Rini menjalin hubungan dengan seorang laki-laki hingga tahap khitbah (lamaran), namun aneh, setelah khitbah dilaksanakan, bukannya bahagia yang muncul karena akan menikah, tapi justru kebencian yang memuncak dalam hati Rini maupun dalam hati laki-laki tersebut, kebencian yang timbul secara tiba-tiba dan tanpa alasan yang jelas, sehingga mengakibatkan mereka berpisah. Sejenak memang tampak wajar apa yang dialami Rini, karena sering juga dialami oleh banyak orang, namun menjadi tak wajar setelah diketahui apa penyebab dibalik semua itu.
Peristiwa getir ini bermula dari mimpi Rini yang terbilang aneh. Beberapa kali dia mimpi bertemu dengan seorang laki-laki yang tak dikenalnya dan berhubungan intim dengannya. Kalau mimpi tersebut terjadi hanya sesekali mungkin masih bisa dianggap wajar, namun mimpi tersebut terjadi berulang kali secara periodik, dan dengan wajah orang yang sama, sehingga membuat hati Rini gundah. Tak ayal batin Rini mungkin bertanya, apa maksud mimpi itu? Apa persitiwa yang mungkin terjadi di balik mimpi itu? Entahlah, dia dan seluruh kerabat dekatnya tak ada yang tahu.
Gundah dengan keadaan yang dihadapi, Rini dan keluarganya coba mengonsultasikan hal yang dialaminya ke Pak Anas, sahabatku, yang paham akan fenomena aneh seperti ini. Sesuai waktu yang telah dijanjikan, akhirnya Pak Anas datang bersamaku ke rumah Rini untuk mencari tahu peristiwa yang terjadi dan sebab-sebab yang melatarbelakanginya. Pelan-pelan dikoreknya informasi tentang kehidupan keluarga Rini, tanpa bermaksud membongkar aib kejelekan keluarga tersebut. Hingga pada pertanyaan seputar akidah, sungguh kami terkejut mendengar jawaban ibunda Rini yang menyatakan bahwa keluarga Rini masih menyimpan jimat pusaka peninggalan sang ayah yang telah meninggal beberapa tahun lalu.
Entah apa yang dilakukan ayah Rini selama hidupnya hingga mengumpulkan jimat sedemikian banyaknya. Jimat atau benda-benda keramat yang dianggap bisa membawa keberkahan oleh sebagian orang, begitu banyak ditemukan dalam rumah Rini, salah satunya beberapa keris kecil yang tersimpan di bawah kasur tempat tidur Rini, yang tersembunyi tanpa sepengetahuan Rini sebelumnya.
Padahal sudah jelas barang siapa yang menggantungkan jimat, maka dia telah syirik dan menyekutukan Allah, walaupun jimat tersebut bertuliskan ayat-ayat Al Quran, tetaplah harom hukumnya. Dan tentulah jimat-jimat tersebut tidak akan memberi manfaat sedikitpun, melainkan hanya membawa pada kemurkaan Allah semata. Tapi untunglah Rini dan keluarganya tak ikut-ikutan menggunakan jimat, hanya saja sebelumnya mereka tidak tahu tentang hukum jimat dalam Islam, sehingga membiarkan begitu saja apa yang dilakukan oleh sang ayah ketika hidupnya .
Sungguh benarlah bahwa Al-Qur’an menjadi penyejuk kalbu dan penenang hati manusia, maka agar keluarga Rini menjadi tenang, Pak Anas memberi nasihat seputar aqidah dan syariat ke keluarga Rini, sambil pelan-pelan membacakan Al-Qur’an sesudahnya. Dan dengan seksama Rini pun mendengarkan lantunan ayat suci Al Quran tersebut dengan penuh khusyuk.
Hal yang tak disangka terjadi. Rini yang tadinya tenang mendengar ayat-ayat Al Quran dibacakan, tiba-tiba menangis dan merintih menahan sakit, sepertinya itu bukan dirinya karena gerak geriknya berbeda, seolah ada sosok makhluk lain yang hadir dan mendompleng dalam tubuh Rini. Masya Allah, benarlah apa yang diduga, ternyata sosok tersebut adalah jin yang menahan sakit akibat mendengar ayat-ayat Al-Quran dibacakan untuk Rini. Mengerti akan hal seperti ini, Pak Anas kemudian menginterogasi jin yang menggunakan tubuh Rini sebagai medianya, ditanyakannya apa tujuannya tinggal di tubuh Rini dan bagaimana jin tersebut bisa masuk dalam tubuhnya.
Dengan ancaman akan disiksa dengan bacaan-bacaan ayat Al-Qur’an bila tidak mau menjawab pertanyaan Pak Anas, akhirnya jin tersebut mengaku apa tujuannya masuk ke dalam tubuh Rini dan cara-cara yang ditempuhnya untuk bisa masuk. Setelah dipaksa dan dengan suaranya yang aneh, jin tersebut mengaku bahwa dia bersama rivalnya, jin laki-laki lainnya, menempel dalam tubuh Rini dan hampir setiap malam selalu berkelahi memperebutkan tubuh Rini untuk ditiduri / disetubuhi. Pantas saja bila Rini sering bermimpi bersetubuh dengan seorang laki-laki dalam tidurnya.
Parahnya lagi, kedua jin tersebut sama-sama mencintai Rini dan tak rela bila Rini mempunyai laki-laki pendamping dari golongan manusia, sehingga sebisa mungkin setiap Rini coba menjalin hubungan dengan seorang laki-laki, selalu ditanamkan rasa muak dan benci dalam hati Rini maupun dalam hati laki-laki-laki tersebut, sehingga Rini pun berpisah dengan laki-laki yang akan mempersuntingnya itu.
Lalu bagaimana caranya jin tersebut masuk dalam tubuh Rini? setelah diinterogasi lebih jauh, jin tersebut mengaku bahwa mereka datang melalui jimat yang dibawa ayah Rini, dan menjadikan Rini sebagai tumbalnya, na’udzubillahimindzalik. Ada kemungkinan jin tersebut masuk ke dalam tubuh Rini saat dia lengah, yaitu saat dia tertidur pulas tanpa berdoa dulu sebelumnya.
Begitulah tipu daya setan terhadap manusia. Atas izin Allah setan bisa menanamkan kebencian sebagaimana bisa ditanamkannya juga rasa cinta dan rindu dalam hati manusia. Apalagi rasa cinta dan rindu manusia yang dirundung asmara hingga menggebu-gebu tanpa diikat terlebih dahulu oleh hubungan yang sah sebelumnya, pernikahan.
Beberapa kali Rini harus dibacakan Al Quran agar hatinya semakin tenang dan terhindar dari gangguan jin. Tapi tak cukup hanya dibacakan oleh orang lain, maka agar benteng iman dalam hatinya semakin baik, Rini pun harus semakin sering membaca dan mengkaji Al Qur’an sendiri tentu ditambah dengan amalan-amalan ibdah lainnya yang sesuai dengan syariat, dengan tujuan untuk beribadah menggapai ridho Allah dan bukan untuk mengusir jin yang ada dalam tubuhnya. Karena setan dari golongan jin pasti akan lari dengan sendirinya bila raga yang dimasukinya semakin taat dan mendekatkan diri pada Allah. Namun bila kembali menjauh dari Allah, bisa-bisa jin yang telah pergi akan datang kembali dan mengganggu tubuh yang pernah ditempati sebelumnya itu.
Memang ada beberapa macam reaksi yang muncul saat dibacakan Al Quran bila seseorang terkena gangguan jin, diantaranya seperti ada sesuatu yang bergerak di bagian tubuh tertentu, tangan / kaki menjadi gemetar tak karuan, jantung berdetak semakin keras, muncul rasa mual dan muntah, menangis, ingin berteriak, ingin berontak, seketika muncul amarah yang memuncak, pingsan atau bicara meracau tak terkendali, dsb. Atau tidak ada reaksi yang muncul secara langsung saat dibacakan Al Quran,  tapi pelan-pelan ada perubahan yang cukup baik pada diri orang tersebut, misalnya hatinya menjadi semakin tenang, yang tadinya emosional, mulai berkurang sifat emosionalnya itu, yang tadinya sakit jadi berkurang sakitnya, yang tadinya sulit mendapat jodoh, jadi mudah mendapat jodoh, dan beragam reaksi tidak langsung lainnya. Reaksi langsung atau tidak langsung semacam ini bisa terjadi bukan hanya karena gangguan jin dari jimat, tapi juga gangguan jin karena bentuk apapun, misalnya jin keturunan atau jin suruhan (santet).
Setelah sekian lamanya Rini diterapi dan menerapi dirinya dengan memperbanyak baca Al Qur’an, apalagi setelah jimat-jimat yang ada tersebut dibakar dan dibuang, akhirnya Allah menurunkan rahmatNya. Di suatu siang saat Rini sedang sibuk dengan rutinitas kantornya, dia merasa ada sesuatu yang akan keluar dari dalam tubuhnya. Segera dia bergegas ke kamar mandi, dan….ah…alangkah terkejutnya dia, tiba-tiba sejumlah cairan berwarna merah serupa darah keluar dari organ kewanitaannya, padahal saat itu dia sedang tidak kedatangan tamu bulanan dan tidak pula sedang sakit apalagi hamil. Tentulah Rini sangat panik dengan peristiwa ini, tapi untung dapat segera diatasinya.
Heran menggantung dalam pikiran Rini, apa gerangan yang sudah terjadi saat dia berada di kantornya itu. Suatu persitiwa aneh yang tidak pernah dia alami sebelumnya dan benar-benar di luar logika dirinya sebagai seorang wanita. Tapi sungguh, disinilah Allah menurunkan rahmatNya. Setelah peristiwa tersebut, Rini tak lagi diganggu oleh jin yang menyetubuhinya saat dia tertidur. Mungkin cairan merah serupa darah yang keluar dari tubuh Rini tadi adalah pertanda bahwa jin yang ada dalam tubunya keluar meninggalkannya melalui cairan tersebut. Karena ada banyak cara jin keluar dari tubuh seseorang sebagaimana ada banyak cara pula jin masuk ke dalam tubuh orang tersebut.
Setelah melewati serangkaian kejadian aneh yang dialaminya itu, atas ridho Allah, kini Rini telah berjumpa dengan laki-laki pujaan hatinya. Dia telah dipersunting oleh laki-laki tersebut dan dinikahinya. Tak lupa pula, dia selalu menyisihkan rezeki yang diterimanya untuk disedekahkan, karena terapi yang dia lakukan untuk memohon kehadiran seorang jodoh dan agar dilepaskan dari gangguan jin, bukan hanya dengan membaca Al Quran, tapi juga dengan bersedekah memohon keridhoan dan pertolongan Allah untuknya. Dan Alhamdulillah Allah telah mengabulkannya.


http://www.facebook.com/notes/hembusan-nafas-kehidupan/jimat-penghambat-jodoh/188996367800776

BERGERAKLAH (sekarang juga)


 Imam Syafi’i pernah berkata
“Aku melihat air yang diam menjadi rusak karena diam tertahan
Seandainya mengalir dia menjadi jernih, jika tidak dia akan keruh menggenang

Kayu gaharu tak ubahnya kayu biasa di dalam hutan,
Jika dibawa ke kota berubah mahal jadi incaran hartawan

Singa tak kan pernah memangsa jika tak tinggalkan sarang
Anak panah jika tidak dilepaskan busur tak kan kena sasaran

Jika saja matahari tak bergerak dan terus diam Tentu manusia bosan padanya dan enggan memandang
Rembulan jika terus-menerus purnama sepanjang zaman Orang-orang tak kan menunggu saat munculnya datang”

Untuk itu..BERGERAKLAH..sahabatku

Sekalipun besok hari kiamat, kita diperintahkan untuk tetap bergerak dan beraktifitas.
Baginda Rasulullloh bersabda :

إِنْ قَامَتِ السَّاعَة ُوَبِيَدِ أَحَدِكُمْ فَسِيْلَة ٌفَاسْتَطَاعَ أَلاَّ تَقُوْمَ حَتَّى يُغْرِسَهَا فَلْيُغْرِسْهَا فَلَهُ بِذاَ لِكَ أَجْرٌ

“Jika Kiamat datang, sementara di tangan salah seorang diantaramu ada sebuah biji Kurma, lalu ia mempunyai kesempatan untuk menanamnya sebelum Kiamat terjadi, maka hendaklah ia tanamkan, karena dg demikian ia akan mendapatkan pahala.”
(Hadits ini dikeluarkan oleh Ali bin Abdil ‘Aziz dlm al-Muntakhab dg isnad yg hasan dari Anas ra.
Juga kitab ‘Umdatul Qari’ fi Syarhin Shahihil Bukhari oleh Syaikh Badaruddin al ‘Aini, bab al-Hartsu waz Zira’ah)

Ketika kita bergerak, kemudian mengalami benturan “BADAI”
itu sesuatu yang wajar sahabat...

Grace Hopper mengatakan :
“A Ship in port is safe, but this not what ships are built for!”.
Memang aman kalau kapal cuman bersandar di pelabuhan,
Namun bukan untuk itu dia diciptakan!!!

BADAI ujian adalah sesuatu yang sangat wajar
Sebagaimana juga kita sekolah
Maka kita juga pernah mengalami “BADAI” ujian
Setelah badai berlalu, maka nikmat “KELULUSAN” akan kita dapatkan

Semakin banyak rintangan dalam bergerak semakin TANGGUH dan TEGARLAH kita
Semakin banyak kesedihan yang kita jumpai semakin LEMBUTLAH kita
Dan semakin banyak PAHALA, ILMU dan CAHAYA kita dapatkan

Semakin banyak BERGERAK dan semakin banyak LULUS badai ujian
maka juga akan membuat semakin CEMERLANG pribadi kita
Sehingga kita bisa menjadi pribadi yang BERCAHAYA
Bukankah kita sering melihat SINAR OBOR yang begitu cemerlang
dari para tokoh setelah mereka bergerak dan mengalami badai ujian

Boleh jadi kita belum bisa seterang OBOR para tokoh,
Namun minimal bisa seperti KUNANG-KUNANG
yang mampu membuat malam
menjadi semakin
INDAH


http://www.facebook.com/notes/kata-kata-hikmah/pelajaran-hari-i-bergeraklah-sekarang-juga/10150105803880849

:: SAYA BELAJAR ::


JANGAN PERNAH MENGAJAR KALAU ANDA SUDAH BERHENTI BELAJAR.

Sahabat Hikmah...

Orang kadang beranggapan kalau sudah jadi pengajar seperti guru maka ia berhenti belajar.
Seorang belajar adalah kewajiban murid bukan untuk guru.
Padahal guru dan murid sama-sama manusia
yang memiliki kewajiban belajar
sehingga praktek mengajar bukan final dari tahapan seseorang yang sedang belajar.
Belajar adalah sikap hidup, sementara mengajar adalah pengabdian.

Di Universitas Kehidupan, belajar tidak mengenal ruang dan waktu,
beberapa situasi dapat saja kita petik pelajaran dan hikmahnya.
Dibawah ini adalah beberapa situasi yang memungkinkan kita bisa mengambil pelajaran
yang saya rangkum dari berbagai sumber.

Saya belajar,
Bahwa saya tidak dapat memaksa orang lain mencintai saya.
Saya hanya dapat melakukan sesuatu untuk orang yang saya cintai...

Saya belajar,
Walaupun saya selalu memberikan kepedulian yang besar kepada setiap orang,
tapi tidak semua orang akan memberikan kepedulian yang sama kepada Saya.

Saya belajar,
Bahwa butuh waktu bertahun - tahun untuk membangun kepercayaan.
Dan beberapa detik saja untuk menghancurkannya

Saya belajar,
Bahwa bukan apa yang saya punya
tetapi Siapa yang saya punya adalah yang terpenting dalam kehidupan saya.

Saya belajar,
Bahwa orang yang saya kira jahat,
adalah orang yang membangkitkan semangat hidup saya serta begitu perhatian..

Saya belajar,
Bahwa seharusnya tidak selalu membandingkan diri saya
dengan yang yang terbaik dalam bidangnya.

Saya belajar,
Bahwa sahabat terbaik saya dapat melakukan banyak hal
dan kami selalu memiliki waktu yang terbaik.

Saya belajar,
Bahwa Saya dapat melakukan jauh lebih baik
setelah saya tidak bisa melakukannya.

Saya belajar,
Bahwa Saya mengendalikan sikap saya
atau sebaliknya ia yang mengendalikan saya.

Saya belajar,
Bahwa pahlawan adalah orang yang melakukan apa yang harus dilakukan
ketika hal itu dibutuhkan, apapun konsekuensinya

Saya belajar,
Bahwa uang adalah cara terburuk untuk mempertahankan sesuatu

Saya belajar,
Bahwa kedewasaan lebih banyak kaitannya dengan jenis pengalaman yang kita punya
dan apa yang sudah kita pelajari darinya
dan bukan dengan berapa kali kita merayakan ulang tahun.

Saya belajar,
Bahwa tak peduli seberapa baik seorang teman berlaku kepada kita,
dia akan sesekali menyaiti kita, dan kita harus memaafkannya.

Saya belajar,
Bahwa terkadang tidak cukup untuk dimaafkan oleh orang lain.
Terkadang kita harus belajar untuk memaafkan diri sendiri.

Saya belajar,
Bahwa walapun keadaan hati saya sangat parah,
dunia tidak akan berhenti karena kesedihan saya itu.

Saya belajar,
Bahwa latar belakang dan keadaan kita bisa jadi yang telah menjadikan kita siapa kita,
tetapi kitalah yang harus bertanggungjawab atas diri kita.

Saya belajar,
Bahwa hanya karena dua orang bertengkar, bukan berarti mereka tidak saling mencintai;
sebaliknya, hanya karena mereka tidak bertengkar bukan berarti mereka saling mencintai.

Saya belajar,
Bahwa Kita tidak harus berganti teman
jika kita paham bahwa teman akan selalu berubah.

Saya belajar,
Bahwa kita tidak seharusnya terlalu bernafsu menemukan suatu rahasia
karena ia dapat mengubah hidup kita selamanya.

Saya belajar,
Bahwa dua orang dapat melihat sesuatu dengan penglihatan yang sama persis;
demikian pula sebaliknya, dua orang mungkin melihat sesuatu dengan penglihatan yang benar-benar beda.

Saya belajar,
Bahwa sahabat sejati senantiasa bertumbuh walau dipisahkan jarak dan waktu.
Dan beberapa diantaranya melahirkan cinta sejati.

Saya belajar,
Bahwa saya dapat melakukan banyak hal secara instan (tanpa banyak pertimbangan)
tetapi itu akan mendatangkan kesedihan dalam kehidupan saya.

Saya belajar,
Bahwa jika seseorang tidak menunjukkan perhatian seperti yang saya inginkan,
bukan berarti dia tidak mencintai saya.

Saya belajar,
Bahwa sebaik baik pasangan mereka pasti pernah melukai perasaannya.
Dan untuk itu kita harus mema'afkan....

Saya belajar,
Bahwa saya harus mengampuni diri sendiri dan orang lain
kalau tidak mau dikuasai perasaan bersalah terus menerus.

Saya belajar,
Bahwa saya tidak dapat merubah seorang yang saya sayangi,
melainkan bergantung pada diri mereka sendiri.
Dan saya hanya bisa merubah diri saya sendiri.

Saya belajar,
Bahwa kata - kata manis tanpa tindakan
adalah saat perpisahan dengan orang yang saya cintai....

Saya belajar,
Bahwa orang - orang yang sangat saya cintai dan kasihi
justru sering diambil duluan dari kehidupan saya.

Saya belajar,
Bahwa Saya membutuhkan waktu
untuk menjadi orang yang saya inginkan

(Oleh Deden Wahyudin)


http://www.facebook.com/notes/kata-kata-hikmah/-saya-belajar-/10150103986090849

OBAT SAKIT HATI


Sahabat Hikmah...
Pernah patah hati?
Pernah sakit hati?
Pernah kecewa luar biasa?

Tau cara menyembuhkan hati yang luka?

Obat nya, dan sangat mujarab.
Cara menyembuhkan hati yang luka adalah
dengan meMAAFkan hal yang telah melukai hati kita,
agar dapat melangkah kedepan lebih ringan.

Diri kita berhak untuk bahagia,
jangan sampai terbelenggu oleh rasa sakit hati,
kekecewaan yang tidak berkesudahan,
masih banyak hal indah yang dapat kita temukan diluar sana,
untuk apa merenungi dan menyesali hal yang tidak ada gunanya.

Berani mati tidaklah luar biasa..
namun, berani tetap hidup pada saat tidak ada lagi yang kita miliki..
itu baru luar biasa!.

Hidup itu indah,
dan masih akan banyak hal luar biasa
yang belum kita temukan dalam hidup kita...!

SEMANGAT !


http://www.facebook.com/notes/kata-kata-hikmah/obat-sakit-hati/10150103187445849

Memahami HIDUP dengan BIJAK...


Sebagian dari kita berdo'a bila hanya mendapat masalah...
Doa bukanlah "ban serep" yang kita keluarkan ketika mendapat masalah,
tetapi Doa adalah "kemudi" yang menunjukkan arah yang tepat...
Maka berdoalah selalu dalam setiap perbuatan kita...
Dan sholatlah (berdoalah) dalam lima waktu yang ditentukan !

Dalam setiap doa-doa kita...
Jawaban Tuhan tidak selalu "Ya"
Tetapi terkadang dijawab "Tidak ! Karena Aku punya rencana yang lebih baik untukmu."

Ketika kamu berdoa untuk orang lain,
Tuhan mendengarkanmu dan memberkati mereka...,
Dan ketika kamu aman dan gembira,
Sesungguhnya beberapa orang telah mendoakanmu...

Berhati-hatilah dengan pertemanan Anda...
Pertemanan itu seperti sebuah buku...
Hanya membutuhkan waktu beberapa detik untuk membakarnya,
Tetapi membutuhkan waktu bertahunan untuk menulisnya.

Janganlah pernah meninggalkan teman lama..
Teman lama adalah emas ! Teman baru adalah berlian!
Jika kita mendapat sebuah berlian, jangan lupakan emas!
Karena untuk mempertahankan sebuah berlian, kita selalu memerlukan dasar emas...

Sahabat Hikmah...

Mengapa kita tidak pernah maju dan diam di tempat ?
Jangan-jangan kita terlalu memperhatikan masa lalu..
Mengapa kaca depan mobil sangat besar dan kaca spion begitu kecil ?
Karena masa lalu kita tidak sepenting masa depan kita.
Jadi, pandanglah ke depan dan majulah...

Janganlah terlalu dipusingkan dalam kehidupan...
Semua hal dalam hidup adalah sementara.
Jika berlangsung baik, nikmatilah, karena tidak akan bertahan selamanya.
Jika berlangsung buruk, bersabarlah, karena badai pasti berlalu.

Tetaplah tenang dengan apa yang terjadi...
Janganlah berpikir ini adalah akhir dari segalanya,
Karena Tuhan di atas sana tersenyum dan berkata:
"Tenang, Hamba-Ku..., itu hanyalah sebuah belokan atau pemberhentian..., bukan akhir !
Karena sesungguhnya 'kehidupan' itu Abadi... dan tidak berakhir.

Setiap masalah tidak ada yang tidak terpecahkan...
Ketika Tuhan memecahkan masalahmu,
Kamu memiliki kepercayaan pada kemampuan-Nya.
Ketika Tuhan tidak memecahkan masalahmu,
Dia memiliki kepercayaan pada kemampuanmu....
Dan Dia selalu bersamamu..


http://www.facebook.com/notes/kata-kata-hikmah/memahami-hidup-dengan-bijak/10150102566995849