Mengenai Saya

Foto saya
Malang, East Java, Indonesia
Uhibbuka Fillah...

Laman

Rabu, 02 Maret 2011

SURAT DARI ABANG


*¨*•.¸¸¸¸.•*¨*•♫♥♥♥♥♥♥♫•*¨*•.¸¸¸¸.•*¨*•♫♥♥♥♥♥♥♥♥♥
adekku yang kucintai karena Allah…
saat kelahiranmu dulu adalah saat yang paling bahagia bagi abang dan juga kedua orangtua kita,berbagai macam persiapan menyambutmu sebagai tanda cinta dari umi dan abi.subhanallah sekarang engkau telah beranjak dewasa adikku,engkau telah melewati masaa kanak-kanak dalam kasih sayang abi dan umi,masa remaja kini kau sudah mulai berpakaian putih dan rok abu-abu.ya..engkau telah menjadi seorang remaja adikku,betapa abang bersyukur abi dan umi selalu mendidik kita untuk mengenal Allah dan syari’atnya ditengah banyaknya para orangtua yang tidak peduli dengan aqidah anaknya,maka adikku kita patut bersyukur ‘kata Allah siapa yang bersyukur maka Allah akan tambahkan nikmatnya.Adikku! entah kenapa terkadang terselip rasa cemas dalam hati abang ,akan kah adikku yang semata wayang melewati masa remajanya dengan “sukses”? adikku,jagalah dirimu dari mengumbar aurat didepan yang bukan muhrimmu,coba nanti adik baca lagi surah annur :31,juga al ahzab :59…Allah begitu mencintaimu adikku..Allah ciptakan engaku sebagai perempuan cantik,dengan tubuh yang indah dipandang, dan Allah tak ingin engkau mengumbar keindahanmu disembarang tempat.
duhai adikku,saat abang berada merantau di kota metropolitan sungguh abang sedih,wanita-wanita remaja dan seusia denganmu mereka menyatakan muslimah tapi mereka tidak menutup auratnya,pergi berdua-duaan dengan laki-laki yang entah dari mana asalnya,yang pasti bukan abangnya atau pamannya,pergi ke diskotic bersenang-senang dan akrab dengan minuman yang memabukkan,bahkan adikku abang lebih sedih lagi saat membaca sebuah survai bahwa lebih dari 20% remaja dan mahasiswa disebuah kota besar sudah tidak perawan lagi,dan sekian persen pernah melakukan perbuatan-perbuatan yang menuju kepada zina,astghfirullah..adikku betapa abang sangat mencemaskan dirimu,cemas akan masa depanmu..
dengan sangat cinta karena Allah duhai adikku,jagalah kesucian dirimu,tutuplah auratmu dengan baju yang longgar,jilbab yang panjang,dan pakai kaus kaki jka keluar rumah,berjalanlah dengan sopan,jangan kau melembut-lembutkan suaramu yang indah di depan laki-laki hingga akan menimbulkan penyakit di hatinya.adikku engkau seorang muslimah hargamu sangatlah mahal,lebih mahal dari dunia dan seisinya,maka jagalah izzahmu dengan menguatkan ibadahmu kepada Allah,minta kekuatan kepadaNya agar selalu dilindungi dari tipu daya dunia,adikku sayang tidak usah silau dengan teman-temanmu yang saling berlomba mengoleksi perhiasan,saling berlomba-lomba mempercantik diri,berlomba-lomba membeli HP keluaran terbaru,berlomba-lomba mengoleksi pakaian indah,pergi ke mall jalan-jalan tanpa tentu arah dan keperluan,jangan tergoda adikku cukuplah kiranya whudu’menjadi bedak diwajahmu,dzikir dan kata-kata yang baik menjadi lipstikmu,pergi ke majelis iman perhiasan kakimu,rasa malu menjadi giwang di telingamu,dan taqwa sebagai pakaian dan perhiasanmu.
Adikku…
hari ini engaku mulai menginjakkan kakimu di sebuah campus biru,alhamdulilah engaku lulus Ujian kemarin,bersyukurlah kepada Allah..atas karunia kecerdasan yang kau miliki,alhamdulillah abang senang mendengar kabar dari ummi bahwa putri semata wayangnya sangat patuh sama abi dan umi,menjadi cahaya mata mereka,selalu lembut berkata-kata dengan kedua abi dan ummi…alhamdulillah syukurku ya Allah…saat kau di campus  adikku pilih-pilihlah dalam berteman,karena kata Rosulullah seseorang itu bisa dinilai dari temannya,maka carilah teman-teman yang mengajakmu kepada kebaikan,carilah teman yang banyak memberimu pencerahan,bergabunglah bersama barisan muslimah sholehah yang menjaga diri dan izzah mereka,jadilah kau barisan wanita sholehah adikku,betapa besar penghargaan rosulullah saw terhadap kaummu..”sebaik-baik perhiasan dunia adalah wanita yang sholehah”…..” bahkan kedua orangtua akan di jamin Allah masuk surga jika mempunyai anak perempuan dan mereka mendidiknya menjadi wanita sholehah yang mencintai Allah dan Rosulnya.Adikku,tidakkah kau ingin menjadi investasi abi dan umi di akhirat kelak..tidakkah kau ingin kedua orangtua kita mendapat mahkota kehormatan dari Allah karena mempunyai anak-anak yang sholeh,tidakkah adikku??
adikkufillah,di tengah-tengah dunia semakin gemerlap dan di kejar banyak orang hingga membuat hati menjadi keras,permusuhan akibat dunia,retak ukhuwah akibat dunia,yang berjatuhan dalam dakwah karena dunia maka renungkanlah sebuah hadist di bawah ini”
suatu hari Rosulullah melihat bangkai busuk saat berjalan dengan sahabat,maka rosulullah bertanya ,”bagaimana pendapatmu tentang bangkai ini??sahabat menjawab alangkah busuknya ya rosulullah,tak seorangpun akan sudi mendekati apalagi memakannya…maka rosulullah berkata,”itulah dunai yang kalian cendrung kepadanya.begitulah adikku perumpamaan dunia yang digambarkan rosulullah sebagai bangkai busuk.maka persiapkanlah dirimu adikku,tinggalkanlah sikap berlalai-lalai.
adikku,abang bahagia sekali mendengar kabarmu saat abang pulang ke desa kecil kita,engkau lebih memilih mengajar di kampung kita ketimbang tawaran jadi dosen di campus biru,kini kau telah bergabung dalam barisan bunga-bunga dakwah,auratmu tertutup sempurna,suaramu tegas di hadapan para laki-laki,dan lebih membuat abang bangga kau membuat halaqoh qur’an dikampung kita,ya…haloqoh qur,an .  
ketika abang bangun di 1/3 malam abang mendengar isak tangismu…ternyata kau sedang bermunajat kepada Kekasih kita,lalu kutanya kenapa kau menagis? oh…adikku  ternyata hatimu begitu lembut,kau menangis karena warning dari rosulullah,’bahwa kebanyakan penghuni neraka adalah dari golongan perempuan,kau menangis mendoakan keselamatan bagi abi dan umi di akhirat kelak,kau menangis medoakan hidayah bagi teman-temanmu yang masih larut dalam maksiyat,kau menangis minta kekuatan mendidik jundi-jundi kita menjadi mujahid dakwah,menagis  mendoakan abangmu tercinta yang telah tiada,percayalah adikku bidadari surga telah menjadi istrinya di sana..karena abangmu telah mendidikmu mencintaiNya.
abang doakan adek jadi istri sholehah penyejuk hati dalam lelahnya abang berjihad.


http://www.facebook.com/notes/renungan-n-kisah-inspiratif/surat-dari-abang/10150133290056042

Renungan sebuah pernikahan, Antara Harapan dan Kenyataan


Antara Harapan dan Kenyataan
EPISODE 1 :
♫•*¨*•.¸¸ﷲ¸¸.•*¨*•♫♥♥♥♥♥♥♫•*¨*•.¸¸ﷲ¸¸.•*¨*•♫♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥
Saat Fulanah masih seorang gadis, yang ada di benaknya dan yang kemudian menjadi tekadnya adalah keinginan menjadi isteri shalihat yang taat dan selalu tersenyum manis. Pendeknya, ingin emberikan yang terbaik bagi suaminya kelak sebagai jalan pintas menuju surga.
Tekad itu diperolehnya setelah mengikuti berbagai 'tabligh', ceramah, dan seminar keputerian serta membaca sendiri berbagai risalah. Bahkan banyak pula ayat Al-Qur'an dan Hadits yang berkaitan dengan hal itu telah dihafalnya, seperti "Ar Rijalu qowwamuna alan nisaa'...","Faso- lihatu qonitatu hafizhotu lilghoibi bima afizhallah..." (QS. An-Nisa ayat 34). Juga Hadits :"Ad dunya ata', wa khoiru mata'iha al mar'atus sholihat." (dunia adalah perhiasan dan
sebaik-baik perhiasan adalah isteri sholihat). Atau, hadits "Wanita sholihat adalah yang menyenangkan bila dipandang, taat bila disuruh dan menjaga apa-apa yang diamanahkan padanya. Begitu pula hadits "Jika seorang isteri sholat lima
waktu, shaum di bulan Ramadhan dan menjaga kehormatan dirinya serta suaminya dalam keadaan ridha padanya saat ia mati, maka ia boleh masuk surga lewat pintu yang mana saja. (HR Ahmad dan Thabrani). Hadits yang berat dan seram pun
dihafalnya, "Jika manusia boleh menyembah manusia lainnya, maka aku perintahkan isteri menyembah suaminya." (HR. Abu Dawud, Tirmidzi, Ibnu Majah, dan Ibnu Hibban)
Figur isteri yang sholihat, taat, dan setia serta qona'ah seperti Kha- dijah r.a. benar-benar terpatri kuat di benak Fulanah dan jelas ingin ditirunya. Maka, tatkala Allah SWT telah menakdirkan ia mendapat jodoh seorang Muslim yang
sholih, 'alim dan berkomitmen penuh pada Islam, Fulanah pun melangkah ke gerbang pernikahan dengan mantap. Begitu khidmat dan khusyu karena kesadaran penuh untuk beribadah dan menjadikan jihad dan syahid sebagai tujuan hidup berumah tangga.
EPISODE 2
Tatkala Fulan masih menjadi seorang jejaka, ia sering membatin, ber-angan-angan, dan bercita-cita membentuk rumah tangga Islami dengan seorang
Muslimah sholihat yang menyejukkan hati dan mata. Alangkah bahagianya menjadi seorang suami dan seorang "qowwam" yang "qooimin bi nafsihi wa muuqimun lil ghoirihi" (tegak atas dirinya dan mampu menegakkan orang lain, terutama isteri
dan anak-anaknya). Juga menjadi 'imam yang adil' yang akan memimpin dan mengarahkan isteri dan anak- anaknya.
Alangkah menenangkannya mempunyai seorang isteri yang akan dijaganya lahir dan batin, dilindungi dan disayanginya karena ia adalah amanah Allah SWT yang telah dihalalkan baginya dengan dua kalimat Allah SWT. Ia bertekad untuk mempergauli isterinya dengan ma'ruf (QS An-Nisa:19) dan memperhatikan hadits Rasulullah SAW tentang kewajiban-kewajiban seorang suami. "Hanya laki-laki mulialah yang
memuliakan wanita." "Yang paling baik di antara kamu, wahai mu'min, adalah yang paling baik perlakuannya terhadap isterinya. Dan akulah (Muhammad SAW) yang paling baik perlakuannya terhadap isteri-isteriku." "Wanita seperti tulang rusuk manakala dibiarkan ia akan tetap bengkok, dan manakala diluruskan secara paksa
ia akan patah." (HR. Bukhari dan Muslim)
Fulan pun bertekad meneladani Rasulullah SAW yang begitu sayang dan lembut pada isterinya. Tidak merasa rendah dengan ikut meringankan beban pekerjaan isteri seperti membantu menyapu, menisik baju dan sekali-sekali turun ke dapur seperti
ucapan Rasulullah kepada Bilal : "Hai Bilal, mari bersenang-senang dengan menolong wanita di dapur." Karena Rasulullah suka bergurau dan bermain-main
dengan isteri seperti berlomba lari dengan Aisyah r.a. (HR Ahmad), maka ia pun berkeinginan meniru hal itu serta menyapa isteri dengan panggilan lembut 'Dik' atau 'Yang'.
EPISODE-EPISODE SELANJUTNYA
Fulan dan Fulanah pun ditakdirkan Allah SWT untuk menikah. Pasangan yang serasi karena sekufu dalam dien, akhlaq, dan komitmen dengan Islam.
Waktu pun terus berjalan. Dan walaupun tekad dan cita-cita terus membara, kini banyak hal-hal realistis yang harus dihadapi. Sifat, karakter, pembawaan, selera, dan kegemaran serta perbedaan latar belakang keluarga yang semula mudah terjembatani oleh kesatuan iman, cita-cita, dan komitmen ternyata lambat laun menjadi bahan-bahan perselisihan. Pertengkaran memang bumbunya perkawinan, tetapi manakala bumbu yang dibubuhkan terlalu banyak, tentu rasanya menjadi tajam dan tak enak lagi.
Ternyata, segala sesuatunya tak seindah bayangan semula. Antara harapan dan kenyataan ada terbentang satu jarak. Taman bunga yang dilalui ternyata pendek dan singkat saja. Cukup banyak onak dan duri siap menghadang. Sehabis meneguk
madu, ternyata 'brotowali' yang pahitpun harus diteguk. Berbagai masalah kehidupan dalam perkawinan harus dihadapi secara realistis oleh pasangan mujahid dan mujahidah sekalipun. Allah tak akan begitu saja menurunkan malaikat-malaikat
untuk menyelesai- kan setiap konflik yang dihadapi. "InnAllaha laa yughoyyiru maa bi Qoumin hattaa yughoyyiru maa bi anfusihim"
Ada seorang isteri yang mengeluhkan cara bicara suaminya terutama jika marah atau menegur, terdengar begitu 'nyelekit'. Ada pula suami yang mengeluh karena dominasi ibu mertua terlalu besar. Perselisihan dapat timbul karena perbedaan gaya bicara, pola asuh, dan latar belakang keluarganya. Kejengkelan juga mulai timbul karena ternyata suami bersikap 'cuek', tidak mau tahu kerepotan rumah tangga, karena berang- gapan "itu khan memang tugas isteri." Sebaliknya, ada suami yang kesal karena isterinya tidak gesit dan terampil dalam urusan rumah tangga, maklum sebelumnya sibuk kuliah dan jadi 'kutu buku' saja.
Fulan pun mulai mengeluh. Ternyata isterinya tidak se-"qonaah" yang diduganya, bahkan cenderung menuntut, kurang bersahaja dan kurang bersyukur. Fulanah sebaliknya. Ia mengeluh, sang suami begitu irit bahkan cenderung kikir, padahal kebutuhan rumah tangga dan anak-anak terus meningkat.
Seorang sahabat Fulan juga kesal karena isterinya sulit menerima keadaan keluargan. Sebab musababnya sih karena perbedaan status sosial, ekonomi dan adat istiadat. Kekesalannya bertambah-tambah karena dilihatnya sang isteri malas meningkatkan kemampuan intelek-tual, manajemen rumah tangga, serta kiat-kiat mendidik anak. Sebaliknya, sang isteri menuduh suaminya sebagai "anak mama" yang
kurang mandiri dan tidak memberi perhatian yang cukup pada isteri dan anak-anaknya. Belum lagi problem yang akan dihadapi pasangan-pasangan muda yang masih tinggal menumpang di rumah orang tua. Atau di dalam rumah mereka ikut tinggal kakak-kakak atau adik-adik ipar. Kesemua keadaan itu potensial mengundang konflik bila tidak bijak-bijak mengaturnya.
Kadang-kadang semangat seorang Muslimah untuk da'wah keluar rumah terlalu berlebihan. Tidak "tawazun". Hal ini dapat menyebabkan seorang suami mengeluh karena terbebani dengan tugas-tugas rumah tangga yang seabreg- abreg dan mengurus anak-anak. Selanjutnya, ada pula Muslimah yang terlalu banyak
menceritakan kekurangan suaminya, kekecewaan-kekecewaannya pada suaminya. Padahal ia sendiri kurang instrospeksi bahwa ia sering lupa melihat kebaikan dan kelebihan suaminya.
Ada suami yang begitu "kikir" dalam memuji, kurang "sense of humor" dan "sedikit" berkata lembut pada isteri. Kalau ada kebaikan isteri yang dilihatnya,
disimpannya dalam hati, tetapi bila ia melihat kekurangan segera diutarakannya. Bahkan ada pula pasangan suami-isteri yang memiliki problem "hubungan intim suami-isteri". Mereka merasa tabu untuk membicarakannya secara terus terang di
antara mereka berdua. Padahal akibatnya menghilangkan kesakinahan rumah tangga.
Kalau mau dideretkan dan diuraikan lagi, pasti daftar konflik yang terjadi di antara pasangan suami-isteri muda Muslim dan Muslimah akan lebih panjang lagi. Memang, persoalan-persoalan tidak begitu saja hilang. Rumah tangga tidak pasti
akan berjalan mulus tanpa konflik hanya dengan kesamaan fikrah dan cita-cita menegakkan Islam. Mereka yakni Fulan dan Fulanah cs tetap manusia-manusia biasa yang bisa membuat kekhilafan dan tidak lepas dari kekurangan-kekurangan. Dan
mereka pun pasti mengalami juga fluktuasi iman.
Pasangan yang bijak dan kuat imannya akan mampu istiqomah dan lebih punya kemampuan menepis badai dengan menurunkan standar harapan. Tidak perlu berharap muluk-muluk seperti ketika masih gadis atau jejaka. Karena, ternyata kita pun belum bisa mewujudkan tekad kita itu. Sebagai Muslim dan Muslimah hendaknya kita sadar, tidak mungkin kita dapat menjadi isteri atau suami yang sempurna seperti bidadari atau malaikat. Maka kita pun tentunya tidak perlu menuntut kesempurnaan
dari suami atau isteri kita.
"Just the way you are" lah. Kita terima pasangan hidup kita seadanya, lengkap dengan segala kekurangan (asal tidak melanggar syar'i) dan kelebihannya. Kita memang berasal dari latar belakang keluarga, kebiasaan, dan karakter yang
berbeda, walau tentunya dien, fikrah, dan cita- cita kita sama. Pada saat ghirah tinggi, iman dalam kondisi puncak, "Prima", semua perbedaan seolah sirna. Namun pada saat "ghirah" turun, iman menurun, semua perbedaan itu menyembul kepermukaan, mengganjal, mengganggu, dan menyebalkan. Akibatnya tidak terwujud sakinah.
Kiat utama mengatasi permasalahan dalam rumah tangga, tentunya setelah berdoa memohon pertolongan Allah SWT dan mau ber"muhasabah" (introspeksi), adalah
mengusahakan adanya komunikasi yang baik dan terbuka antara suami- isteri. Masalah yang timbul sedapat mungkin diselesaikan secara intern dulu di antara suami-isteri dengan pembicaraan dari hati ke hati. "Uneg-uneg" yang ada secara fair dan bijak diungkapkan.
Selanjutnya, yang memang bersalah diharapkan tidak segan-segan mengakui kesalahan dan meminta maaf. Yang dimintai maaf juga segera mau memaafkan dan
tidak mendendam. Masing-masing pihak berusaha keras untuk tidak mengadu ke orang tua, atau orang lain. Jadi tidak membongkar atau membe- berkan aib dan kekurangan suami atau isteri. Hal lain yang perlu diperhatikan adalah tidak membanding-bandingkan suami atau isteri dengan orang lain, karena itu akan menyakitkan pasangan hidup kita. Setelah itu, masing-masing juga perlu 'waspada'
agar tidak terbiasa kikir pujian dan royal celaan.
Jika terpaksa, kadnag-kadang memang diperlukan bantuan pihak ketiga (tetapi pastikan yang dapat dipercaya keimanan dan akhlaqnya) untuk membantu melihat permasalahan secara lebih jernih. Kadang-kadang "kacamata" yang kita pakai sudah begitu buram sehingga semua kebaikan pasangan hidup kita menjadi tidak terlihat, bahkan yang terlihat keburukannya saja. Orang lain yang terpercaya InsyaAllah akan bisa membantu menggosok 'kacamata' yang buram itu. Alhamdulillah ada yang tertolong dengan cara ini dan mengatakan setelah konflik terselesaikan mereka pun berbaikan lagi seperti baru menikah saja ! Layaknya !
Dengan berikhtiar maksimal, bermujahadah, dan bersandar pada Allah SWT, InsyaAllah kita dapat mengembalikan kesakinahan dan kebahagiaan rumah tangga kita, serta kembali bertekad menjadikan jihad dan syahid sebagai tujuan kita berumah tangga. Amiin yaa Robbal'aalamiin.

Wallahu a'lam bishowab.
♫•*¨*•.¸¸ﷲ¸¸.•*¨*•♫♥♥♥♥♥♥♫•*¨*•.¸¸ﷲ¸¸.•*¨*•♫♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥


http://www.facebook.com/notes/renungan-n-kisah-inspiratif/renungan-sebuah-pernikahan-antara-harapan-dan-kenyataan/10150132668421042

Sepucuk Surat Dari Seorang Lelaki


*¨*•.¸¸¸¸.•*¨*•♫♥♥♥♥♥♥♫•*¨*•.¸¸¸¸.•*¨*•♫♥♥♥♥♥♥♥♥♥
Kamu tau kenapa saya suka wanita itu pakai jilbab? jawabannya sederhana karena mata saya susah diajak kompromi. Bisa dibayangkan bagaimana saya harus mengontrol mata saya ini mulai dari keluar pintu rumah sampai  kembali masuk ke rumah lagi. Dan kamu tau? di kampus, tempat saya  seharian di sana, kemana arah mata memandang selalu saja membuat mata  saya terbelalak. Hanya dua arah yang bisa membuat saya tenang,  mendongak ke atas langit atau menunduk ke tanah.
Melihat ke depan ada perempuan berlenggok dengan seutas "TANK TOP",  noleh ke kiri pemandangan "Pinggul Terbuka", menghindar ke kanan ada  sajian "Celana Ketat plus You Can See", balik ke belakang dihadang oleh  "Dada Menantang!" Astaghfirullah... kemana lagi mata ini harus  memandang.
Kalau saya berbicara nafsu, ow jelas sekali saya suka. Kurang  merangsang itu mah! tapi sayang, saya tidak mau hidup ini dibaluti  dengan nafsu. Saya juga butuh hidup dengan pemandangan yang membuat saya  tenang. Saya ingin melihat wanita bukan sebagai objek pemuas mata.  Tetapi mereka adalah sosok yang anggun, mempesona, kalau dipandang  bikin sejuk di mata. Bukan paras yang membikin mata panas, membuat iman  lekas ditarik oleh pikiran "ngeres" dan hati pun menjadi  keras.Andai wanita itu mengerti apa yang sedang dipikirkan laki-laki ketika  melihat mereka berpakaian seksi, saya yakin mereka tidak mau tampil  seperti itu lagi. Kecuali bagi mereka yang mempunyai niat untuk menarik  laki-laki untuk memakai aset berharga yang mereka punya.
Istilah seksi kalau saya defenisikan berdasar katanya adalah penuh daya  tarik seks. Kalau ada wanita yang dibilang seksi oleh para lelaki,  janganlah berbangga hati dulu. Sebagai seorang manusia yang mempunyai  fitrah dihormati dan dihargai semestinya anda malu, karena penampilan  seksi itu sudah membuat mata lelaki menelanjangi anda, membayangkan  anda adalah objek syahwat dalam alam pikirannya. Berharap anda  melakukan lebih seksi, lebih... dan lebih lagi. Dan anda tau apa  kesimpulan yang ada dalam benak sang lelaki? yaitu: anda bisa diajak untuk begini dan begitu alias  gampangan.
Mau tidak mau, sengaja ataupun tidak anda sudah membuat diri anda tidak dihargai dan dihormati oleh penampilan anda sendiri yang anda sajikan  pada mata lelaki. Jika sesuatu yang buruk terjadi pada diri anda, apa  itu dengan kata-kata yang menyeleneh, pelecehan seksual atau mungkin  sampai pada perkosaan. Siapa yang semestinya disalahkan? Saya yakin  anda menjawabnya "Lelaki" bukan? Oh betapa tersiksanya menjadi seorang  lelaki di jaman sekarang ini.
Kalu boleh saya ibaratkan, tak ada pembeli kalau tidak ada yang jual.  Simpel saja, orang pasti akan beli kalau ada yang nawarin. Apalagi  barang bagus itu gratis, wah pasti semua orang akan berebut untuk  menerima. Nah apa bedanya dengan anda menawarkan penampilan seksi anda  pada khalayak ramai, saya yakin siapa yang melihat ingin  mencicipinya.
Begitulah seharian tadi saya harus menahan siksaan pada mata ini. Bukan  pada hari ini saja, rata-rata setiap harinya. Saya ingin protes, tapi  mau protes ke mana? Apakah saya harus menikmatinya...?  tapi saya  sungguh takut dengan Zat yang memberi mata ini. Bagaimana saya nanti mempertanggungjawabkannya? sungguh dilema yang berkepanjangan dalam hidup saya.
Allah Ta'ala berfirman: "Katakanlah kepada laki-laki yang beriman,  hendaklah mereka menahan pandangannya dan menahan kemaluannya", yang  demikian itu adalah lebih suci bagi mereka. Sesungguhnya Allah Maha  Mengetahui apa yang mereka perbuat. Katakanlah kepada wanita beriman  Hendaklah mereka menahan pandangannya dan memelihara kemaluannya." (QS.  An-Nuur: 30-31)
Jadi tak salah bukan kalau saya sering berdiam di ruangan kecil ini,  duduk di depan komputer menyerap sekian juta elektron yang terpancar  dari monitor, saya hanya ingin menahan pandangan mata ini. Biarlah mata saya ini rusak oleh radiasi monitor, daripada saya tak bisa pertanggungjawabkan nantinya. Jadi tak salah juga bukan? kalau saya  paling malas diajak ke mall, jjs, kafe, dan semacam tempat yang selalu menyajikan keseksian.
Saya yakin, banyak lelaki yang mempunyai dilema seperti saya ini, mungkin ada yang menikmati, tetapi sebagian besar ada yang takut dan bingung harus berbuat apa. Bagi anda para wanita apakah akan selalu bahkan semakin menyiksa kami sampai kami tidak mampu lagi memikirkan mana yang baik dan mana yang buruk. Kemudian terpaksa mengambil kesimpulan menikmati pemandangan yang anda tayangkan?
So, berjilbablah..... karena itu sungguh nyaman, tentram, anggun, cantik, mempesona, dan tentunya sejuk di mata.
♫•*¨*•.¸¸ﷲ¸¸.•*¨*•♫♥♥♥♥♥♥♫•*¨*•.¸¸ﷲ¸¸.•*¨*•♫♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥


==Sudahkah Anda (Saya)..??==


“Dan dirikanlah shalat” (QS. Al-Baqarah: 43)
Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu' (2:45)
Maka apabila kamu telah menyelesaikan shalat(mu), ingatlah Allah di waktu berdiri, di waktu duduk dan di waktu berbaring. Kemudian apabila kamu telah merasa aman, maka dirikanlah shalat itu (sebagaimana biasa). Sesungguhnya shalat itu adalah fardhu yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman. (4:103) 
Jika kamu dalam keadaan takut (bahaya), maka shalatlah sambil berjalan atau berkendaraan. Kemudian apabila kamu telah aman, maka sebutlah Allah (shalatlah), sebagaimana Allah telah mengajarkan kepada kamu apa yang belum kamu ketahui. (2:239)
Dari Abu Hurairah, beliau mendengar Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam bersabda,
“Sesungguhnya amal hamba yang pertama kali akan dihisab pada hari kiamat adalah shalatnya. Apabila shalatnya baik, dia akan mendapatkan keberuntungan dan keselamatan. Apabila shalatnya rusak, dia akan menyesal dan merugi. Jika ada yang kurang dari shalat wajibnya, Allah Tabaroka wa Ta’ala mengatakan,’Lihatlah apakah pada hamba tersebut memiliki amalan shalat sunnah?’ Maka shalat sunnah tersebut akan menyempurnakan shalat wajibnya yang kurang. Begitu juga amalan lainnya seperti itu.” Bilamana shalat seseorang itu baik maka baik pula amalnya, dan bilamana shalat seseorang itu buruk maka buruk pula amalnya.” (HR. Ath-Thabarani)
Sesungguhnya pertama kali yang dihisab (ditanya dan diminta pertanggungjawaban) dari segenap amalan seorang hamba di hari kiamat kelak adalah shalatnya. Bila shalatnya baik maka beruntunglah ia dan bilamana shalatnya rusak, sungguh kerugian menimpanya.” (HR. Tirmidzi)
“Sesungguhnya dua shalat ini (Subuh dan Isya’) adalah shalat yang berat bagi orang munafik. Sesungguhnya, apabila mereka mengetahui apa yang ada dalam shalat Subuh dan Isya’, maka mereka akan mendatanginya, sekalipun dengan merangkak.” (HR Ahmad dan An-Nasa’i)
Sudahkah Anda (melaksanakan)  Sholat Sunnah hari ini..?
” Dua rakaat fajar (shalat sunnah sebelum subuh) lebih baik dari dunia dan seisinya” (HR. Muslim)
Rasulullah SAW menjelaskan dalam hadits Qudsi dari Abu Darda’ bahwa Allah berfirman:”Wahai anak Adam, rukuklah (shalatlah) karena Aku pada awal siang (shalat Dhuha) empat rakaat, maka Aku akan mencukupi (kebutuhan)mu sampai sore hari.” (HR Tirmidzi)
Sudahkah Anda (melaksanakan) Qiyamullail Hari (Dini hari) ini..?
Hai orang yang berselimut (Muhammad), bangunlah (untuk sembahyang) di malam hari, kecuali sedikit (daripadanya), (yaitu) seperduanya atau kurangilah dari seperdua itu sedikit. atau lebih dari seperdua itu. Dan bacalah Al-Qur'an itu dengan perlahan-lahan. Sesungguhnya Kami akan menurunkan kapadamu perkataan yang berat. Sesungguhnya bangun di waktu malam adalah lebih tepat (untuk khusyuk) dan bacaan di waktu itu lebih berkesan. (73:1-6) 
Sesungguhnya Tuhanmu mengetahui bahwasanya kamu berdiri (sembahyang) kurang dari dua pertiga malam, atau seperdua malam atau sepertiganya dan (demikian pula) segolongan dari orang-orang yang bersama kamu... (73:20)
Diriwayatkan dari Abu Umamah rodhiyallahu anha, Rosulullah sholallahu alaihi wasalam bersabda : " Kerjakanlah sholat malam (sholat tahajud), karena ia merupakan kebiasaan orang-orang shalih sebelum kalian, dan bentuk pendekatan diri kepada Robb kalian, penghapus dosa-dosa serta pencegah perbuatan dosa."
H.R Tirmidzi (3549) dan Hakim (I/308)
Diriwayatkan dari Jabir r.a, bahwa ia berkata : Aku telah mendengar Rosululloh saw bersabda :
“ Sesungguhnya diwaktu malam itu terdapat suatu waktu yang jika saja bertepatan dengan waktu itu seorang hamba muslim memohon kebaikan kepada Allah berkenaan dengan urusan dunia dan akhirat, sudah pasti Allah akan memberikannya kepadanya. Waktu itu terdapat pada setiap malam.” (HR. Muslim)
Rosulullah Sholallahu Alaihi Wasalam bersabda sebagaimana yang disebutkan dalam hadits riwayat Thobroni : " Kerjakanlah sholat malam (sholat tahajud), karena sesungguhnya ia akan mengusir penyakit dari dalam tubuh."
Rasulullah saw bersabda : " Jika seseorang membangunkan istrinya di tengah malam, lalu keduanya sholat malam dua rokaat secara berjamaah, maka keduanya dicatat sebagai bagian dari golongan laki-laki dan perempuan yang banyak berdzikir." HR. Abu Dawud
Dan pada sebagian dari malam, maka sujudlah kepada-Nya dan bertasbihlah kepada-Nya pada bagian yang panjang dimalam hari. (QS. Al Insaan:26)
Sesungguhnya orang-orang yang bertaqwa itu berada dalam taman-taman (syurga) dan mata air-mata air, sambil menerima segala pemberian Rabb mereka. Sesungguhnya mereka sebelum itu di dunia adalah orang-orang yang berbuat kebaikan. Di dunia mereka sedikit sekali tidur diwaktu malam. Dan selalu memohonkan ampunan diwaktu pagi sebelum fajar. (QS.Adz-Dzaariyaat:15-18)
Dan pada sebahagian malam hari, kerjakanlah sholat tahajud sebagai suatu ibadah tambahan bagimu; mudah-mudahan Robb-mu mengangkat kamu ke tempat yang terpuji. (QS.Al-Isra:79)
Diriwayatkan Aisyah r.a, ia berkata :
" Nabi saw mengerjakan sholat malam hingga bengkak kedua telapak kaki beliau,lalu aku katakan kepada beliau,'Mengapa engkau melakukan seperti ini, ya Rosulullah, padahal dosamu yang lalu maupun yang akan datang telah diampuni oleh Allah? 'Beliau menjawab,'Apakah aku tidak boleh menjadi hamba Allah yang bersyukur?" (HR Bukhori VIII/449 dan Muslim 2819 dan 2820)
Diriwayatkan dari Abu Huroiroh r.a, bahwa Rosulullah saw bersabda :
“Setan mengikat pada ujung kepala salah seorang diantara kalian jika tidur dengan tiga ikatan. Masing-masing ikatan mengatakan : “Engkau masih memiliki malam yang panjang, maka tidurlah!’ Jika ia bangun lantas menyebut nama Allah, maka terlepaslah satu ikatan. Jika ia berwudlu, maka lepaslah ikatan berikutnya. Dan jika ia mengerjakaan sholat, maka terlepaslah satu ikatan lagi, sehingga keesokan harinya ia menjadi giat, demikian juga jiwanya akaan menjadi baik. Jika tidak demikian, maka keesokan harinya ia menjadi kotor jiwanya lagi pemalas.” (HR. Muslim 1163).
Sudahkah Anda (melaksanakan) Sholat Tepat waktu Hari ini ??
Diriwayatkan oleh Abdullah bin Mas’ud Radhiyallahu ‘Anhu ia berkata aku bertanya kepada Rasulullah saw “Amal apa yg paling dicintai Allah Azza Wajalla? beliau menjawab “Shalat tepat pada waktunya”. Aku bertanya kemudian apa lagi? beliau menjawab “Berbuat baik terhadap kedua orangtua”. Aku bertanya kemudian apa lagi? beliau menjawab “Jihad fi sabilillah”. Ia berkata Demikian Rasulullah saw mengabarkannya kepadaku seandainya aku meminta tambahan niscaya beliau menambahkannya”.
Dari Abu Dzar Rhadiallahu Anha, ia berkata, "Rosululloh Sholallahu’Alaihi Wa sallam bertanya kepada saya, bagaimana sikapmu jika dikuasai oleh para pemimpin yang selalu mengakhirkan shalat (atau menjalani shalat diluar waktunya)?" Abu Dzarr berkata, "Saya bertanya, "lalu apa yang engkau perintahkan kepada saya?" Nabi Sholallahu ‘Alaihi Wa sallam bersabda, "Lakukanlah shalat pada waktunya. Jika kamu menemui waktu shalat bersama mereka maka shalatlah, karena yang demikian itu menjadi shalat sunah bagimu.Ibnu Mas’ud pernah bertanya kepada Rasulullah tentang amal yg paling dsukai Allah. Beliau bersabda, “Sholat tepat waktu.” (HR. Bukhari & Muslim).
Ummu Farwah meriwayatkan Rasulullah pernah ditanya tentang amal yg paling utama. Rasulullah bersabda, “Sholat tepat waktu.” (HR. Abu Dawud).
Dirikanlah shalat dari sesudah matahari tergelincir sampai gelap malam dan (dirikanlah pula shalat) Subuh. Sesungguhnya shalat Subuh itu disaksikan (oleh malaikat). (17:78)
Sudahkah Anda (melaksanakan) Sholat Berjamaah Hari ini ??
Dari Ibnu Umar ra bahwasanya rasulullah bersabda: shalat berjamah lebih utama daripada shalat sendirian dengan tujuh puluh derajat.Dalam riwayat lain: dengan dua puluh lima derajat. (Muttafaq’ alaih)
 Sudahkah Anda (melaksanakan) Sholat bersama di Masjid hari ini..?
Rasullullah bersabda:
“Berikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang banyak berjalan dalam kegelapan(subuh dan Isya’) menuju masjid dengan cahaya yang sangat terang pada hari kiamat” (HR. Abu Dauwud, At-Tirmidzi, dan Ibnu Majah).
Barangsiapa yang pergi menuju masjid untuk shalat berjama’ah, maka satu langkah akan menghapuskan satu kesalahan dan satu langkah lainnya akan ditulis sebagai satu kebajikan untuknya, baik ketika pergi maupun pulangnya.” (HR. Ahmad, hadits ini shahih).
Dari sahabat Abu Hurairah radhiallah anhu, dari Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wassalam, beliau bersabda:
Ada tujuh golongan yang akan dinaungi oleh Allah di bawah naungan-Nya pada hari yang tidak ada naungan kecuali naungan-Nya: imam yang adil, pemuda yang tumbuh dalam beribadah kepada Rabb-nya, seseorang yang hatinya bergantung di masjid-masjid, dua orang yang saling mencintai karena Allah berkumpul dan berpisah karena-Nya, seseorang yang dinginkan (berzina) oleh wanita yang memiliki kedudukan dan kecantikan, maka ia mengatakan,’ Sesungguhnya aku takut kepada Allah’,seseorang yang bersadaqah dengan sembunyi-sembunyi sehingga tangan kirinya tidak mengetahui apa yang di nafkahkan oleh tangan kanannya, dan seseorang yang mengingat Allah dalam keadaan sepi (sendiri) lalu kedua matanya berlinang.” (HR. Bukhari dan Muslim)
“Barang siapa yang shalat Isya’ berjamaah maka seakan-akan dia telah shalat setengah malam. Dan barangsiapa shalat Subuh berjamaah (atau dengan shalat Isya’, seperti yang tertera dalam hadits Abu Dawud dan Tirmidzi’) maka seakan-akan dia telah melaksanakan shalat malam satu malam penuh.” (HR. Muslim)Imam Muslim meriwayatkan dari Ubay bin Ka’ab radhiallahu anhu tentang kisah seorang Anshar yang tidak pernah tertinggal dari shalat berjama’ah, dan tidak pula ia menginginkan rumahnya berdekatan dengan masjid, bahwa ia berkata kepada Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wassalam: “Aku tidak bergembira jika rumahku (terletak) didekat masjid. Aku ingin agar langkahku ke masjid dan kepulanganku ketika aku kembali kepada keluargaku dicatat.”
Maka Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wassalam bersabda:
Allah telah menghimpun semua itu untukmu.” (HR. Muslim) 
Imam at Tirmidzi rahimahullah meriwayatkan dari Ibnu ‘Abbas radhiallahu anhuma, ia mengatakan, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wassalam bersabda:
 “Tadi malan Rabb-ku tabaarakta wata’aala, mendatangiku dalam rupa yang paling indah.”(Perawi mengatakan,’Aku menduganya mengatakan,’Dalam mimpi.’). Lalu Dia berfirman, “Wahai Muhammad! Tahukah engkau, untuk apa para Malaikat yang mulia saling berebut?” Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wassalam berkata:”Aku menjawab,’Tidak’. Lalu Dia meletakkan Tangan-Nya di antara kedua pundakku sehingga aku merasakan kesejukannya di dadaku (atau beliau mengatakan,’Di leherku’). Lalu aku mengetahui apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi.”Dia berfirman,”Wahai Muhammad!Tahukah engkau untuk apa para Malaikat yang mulia saling berebut?” Aku menjawab,”Ya, tentang kaffarat (perkara-perkara yang menghapuskan dosa). Kaffarat itu adalah diam di masjid setelah melaksanakan shalat, berjalan kaki untuk melaksanakan shalat berjama’ah, dan menyempurnakan wudhu pada saat yang tidak disukai.” (HR. Tirmidzi, hadits ini shahih).
Imam Ahmad dan Abu Dawud meriwayatkan , dari sahabat Abu Umamah radhiallahu anhu. Ia mengatakan bahwa Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wassalam bersabda:
Barangsiapa yang keluar dari rumahnya menuju masjid dalam keadaan bersuci (telah berwudhu’) untuk melaksanakan shalat fardhu (berjama’ah), maka pahalanya seperti pahala orang yang melaksanakan haji dan ihram.” (Hadits ini dihasankan oleh Syaikh al Albani).
Zainul ‘Arab mengatakan dalam menjelaskan sabda Nabi Shalallahu ‘Alaihi Wassalam: “Seperti pahala orang yang melaksanakan haji dan ihram,” “Yakni, pahalanya sempurna.” (‘Aunul Ma’buud II/357)
Diriwayatkan oleh Imam Muslim, dari sahabat Abu Hurairah radhiallahu anhu bahwa Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wassalam bersabda:
Maukah aku tunjukkan kepada kalian tentang perkara yang akan menghapuskan kesalahan-kesalahan dan juga mengangkat beberapa derajat?” Para sahabat menjawab,”Tentu, wahai Rasulullah?” Beliau bersabda,”Menyempurnakan wudhu’ pada saat yang tidak disukai, banyak melangkah ke masjid-masjid, dan menunggu shalat setelah melaksanakan shalat. Maka, itulah ar-tibath (berjuang di jalan Allah).” (HR. Muslim).
Sudahkah Anda berinfak hari ini..?

Berimanlah kamu kepada Allah dan Rasul-Nya dan nafkahkanlah sebagian dari hartamu yang Allah telah menjadikan kamu menguasainya. Maka orang-orang yang beriman di antara kamu dan menafkahkan (sebagian) dari hartanya memperoleh pahala yang besar.” (QS. Al Hadiid: 7)
Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui.” (QS. Al Baqarah: 261)
Dan barang apa saja yang kamu nafkahkan, maka Allah akan menggantinya dan Dia-lah Pemberi rezki yang sebaik-baiknya.” (QS. Saba’: 39).
Tidak ada suatu hari pun ketika seorang hamba melewati paginya kecuali akan turun (datang) dua malaikat kepadanya lalu salah satunya berkata; "Ya Allah berikanlah pengganti bagi siapa yang menafkahkan hartanya", sedangkan yang satunya lagi berkata; "Ya Allah berikanlah kehancuran (kebinasaan) kepada orang yang menahan hartanya (bakhil)." (HR. Bukhari no. 1442 dan Muslim no. 1010)
Berinfaklah wahai Bilal! Janganlah takut hartamu itu berkurang karena ada Allah yang memiliki ‘Arsy (Yang Maha Mencukupi).” (HR. Al Bazzar dan Ath Thobroni dalam Al Kabir. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih. Lihat Shahihul Jaami’ no. 1512)
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu 'anhu, Rasulullah Saw memberitahukan kepadanya yang artinya: "Alloh Tabaraka wa Ta'ala berfirman, 'Wahai anak Adam! Berinfaklah, niscaya Aku berinfak (memberi rezeki) kepadamu." (Shahih Muslim)
Sudahkah Anda bersedekah hari ini..?
Senyum kalian bagi saudaranya adalah sedekah, beramar ma’ruf dan nahi mungkar yang kalian lakukan untuk saudaranya adalah sedekah, dan kalian menunjukkan jalan bagi seseorang yang tersesat adalah sedekah. (Hadits Riwayat At Tirmizi dan Abu Dzar)
Nabi s.a.w. bersabda; "Jagalah dirimu dari api neraka meski pun dengan sedekah separuh dari sebiji kurma, maka jika tidak dapat maka sepatah kata yang baik." ( Sahih Bukhari & Muslim)
“Sesungguhnya sedekah itu dapat menangkal tujuh puluh macam bala’ (musibah). Karenanya perbanyaklah sedekah, baik dengan cara sembunyi ataupun terang – terangan, maka kamu pasti akan diberi pahala, ditolong dan rizkinya dicukupkan (oleh Allah SWT)”. (Hadits Riwayat Imam Muslim)
“Setiap langkah berjalan untuk menunaikan shalat adalah sedekah.” (HR. Muslim no. 2382)
Sedekah tidaklah mengurangi harta.” (HR. Muslim no. 2558, dari Abu Hurairah)
Dari Asma’ binti Abi Bakr, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda padaku,
Janganlah engkau menyimpan harta (tanpa mensedekahkannya). Jika tidak, maka Allah akan menahan rizki untukmu.”
Setiap persendian manusia diwajibkan untuk bersedakah setiap harinya mulai matahari terbit. Memisahkan (menyelesaikan perkara) antara dua orang (yang berselisih) adalah sedekah. Menolong seseorang naik ke atas kendaraannya atau mengangkat barang-barangnya ke atas kendaraannya adalah sedekah. Berkata yang baik juga termasuk sedekah. Begitu pula setiap langkah berjalan untuk menunaikan shalat adalah sedekah. Serta menyingkirkan suatu rintangan dari jalan adalah shadaqah ”. (HR. Bukhari dan Muslim)
Infaqkanlah hartamu. Janganlah engkau menghitung-hitungnya (menyimpan tanpa mau mensedekahkan). Jika tidak, maka Allah akan menghilangkan barokah rizki tersebut Janganlah menghalangi anugerah Allah untukmu. Jika tidak, maka Allah akan menahan anugerah dan kemurahan untukmu.” (HR. Bukhari no. 1433 dan Muslim no. 1029, 88)
Sedekah itu bermula dengan dirimu, kemudian keluargamu. Jika berlebihan maka untuk kerabatmu dan seterusnya.
(Sahih. R.Nasaai)
Nabi bersabda: “Obatilah orang-orang yang sakit dari kalian dengan sedekah. Sesungguhnya sedekah itu dapat meredam murka Allah, dan menolak kematian yang buruk” (HR Tirmidzi).
“Setiap pagi ada dua Malaikat yang datang kepada seseorang, dimana yang satu berdoa: “Wahai Allah, berikanlah ganti kepada orang yang menafkahkan hartanya”, dan malaikat yang lain berdoa “Wahai Allah, binasakanlah harta orang yang kikir” (HR Bukhori, Muslim)
Sudahkah Anda tersenyum hari ini..?
Senyum kalian bagi saudaranya adalah sedekah, beramar ma’ruf dan nahi mungkar yang kalian lakukan untuk saudaranya adalah sedekah, dan kalian menunjukkan jalan bagi seseorang yang tersesat adalah sedekah. (Hadits Riwayat At Tirmizi dan Abu Dzar)
Sudahkah Anda menebar salam kepada Saudara/i Anda di hari ini..?
Mengucapkan salam adalah satu dari sekian banyak penyebab seseorang bisa masuk surga. Beliau Shollallohu ‘Alaihi Wa Sallam bersabda:”Wahai manusia, sebarkanlah ucapan salam, hubungkanlah tali kekerabatan, berilah makanan, dan sholatlah pada waktu malam ketika orang-orang tengah tertidur, engkau akan masuk surga dengan selamat” (HR. Muslim).
Demi yang jiwaku dalam genggamanNya. Kamu tidak dapat masuk surga kecuali harus beriman dan tidak beriman kecuali harus saling menyayangi. Maukah aku tunjukkan sesuatu bila kamu lakukan niscaya kamu saling berkasih sayang? Sebarkan salam di antara kamu. (HR. Muslim) “sesungguhnya seseorang itu akan mendapat balasan sesuai apa yang telah diniatkannya” (HR. Bukhori dan Muslim).
" Jika kalian diberi salam penghormatan,balaslah dengan cara yang lebih baik atau dengan yang serupa "
(QS An Nisa :86)
Sudahkah Anda membaca Al-Qur’an hari ini..?
“Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al Quran, dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya.” (Al Hijr:9)
Dan apabila dibacakan Al Qur’an, maka dengarkanlah baik-baik, dan perhatikanlah dengan tenang agar kamu mendapat rahmat(Al-A’raf:204)
Dari Abu Umamah ra. dia berkata: Aku mendengar Rasulullah saw bersabda, "Bacalah Al Qur'an sesungguhnya ia akan datang di hari Kiamat menjadi syafaat (penolong) bagi pembacanya." (Riwayat Muslim)
Dari Nawwas bin Sam'an ra. telah berkata: Aku mendengar Rasulullah saw. bersabda, "Di hari Akhirat kelak akan didatangkan Al Qur'an dan orang yang membaca dan mengamalkannya, didahului dengan surat Al Baqarah dan Surah Ali 'Imran, kedua-duanya menjadi hujjah (pembela) orang yang membaca dan mengamalkannya."
(Riwayat Muslim)
“Orang yang membaca Al-Qur’an sedangkan dia mahir melakukannya, kelak mendapat tempat di dalam Syurga bersama-sama dengan rasul-rasul yang mulia lagi baik. Sedangkan orang yang membaca Al-Qur’an, tetapi dia tidak mahir, membacanya tertegun-tegun dan nampak agak berat lidahnya (belum lancar), dia akan mendapat dua pahala.” (Riwayat Bukhari & Muslim)
Dari Usman bin 'Affan ra. telah berkata: Rasulullah saw. bersabda, "Sebaik-baik manusia di antara kamu adalah orang yang mempelajari Al Qur'an dan mengajarkannya." (Riwayat Bukhari)
Dari Abu Musa Al Asy'ari ra. telah berkata: Rasulullah saw.bersabda, "Perumpamaan orang mukmin yang membaca Al Qur'an seperti buah Utrujjah (sejenis limau), baunya harum dan rasanya sedap. Dan perumpamaan orang mukmin yang tidak membaca Al Qur'an seperti buah kurma, tidak ada baunya tapi rasanya manis. Dan perumpamaan orang munafik yang membaca Al Qur'an seperti Raihanah (jenis tumbuhan), baunya wangi tapi rasanya pahit. Dan perumpamaan orang munafik yang tidak membaca Al Qur'an seperti buah hanzhal (seperti buah pare), tidak berbau dan rasanya pahit.(Riwayat Bukhari & Muslim)
“Barangsiapa membaca satu huruf Kitab Allah, maka dia mendapat pahala satu kebaikan sedangkan satu kebaikan dibalas sepuluh kali lipat. Aku tidak mengatakan Alif Lam Mim satu huruf, tetapi Alif, satu huruf dan Lam satu huruf serta Mim satu huruf.” (Riwayat At-Tirmidzi)
“Barangsiapa membaca Al-Qur’an dan mengamalkan isinya, Allah memakaikan pada kedua orang tuanya di hari kiamat suatu mahkota yang sinarnya lebih bagus dari pada sinar matahari di rumah-rumah di dunia. Maka bagaimana tanggapanmu terhadap orang yang mengamalkan ini.” (Riwayat Abu Dawud)
Rasulullah saw bersabda, Allah berfirman:
“Barangsiapa disibukkan dengan mengkaji Al-Qur’an dan menyebut nama-Ku, sehingga tidak sempat meminta kepada-KU, maka Aku berikan kepadanya sebiak-baik pemberian yang Aku berikan kepada orang-orang yang meminta. Dan keutamaan kalam Allah atas perkataan lainnya adalah seperti, keutamaan Allah atas makhluk-Nya. (Riwayat Tirmidzi)
Dari Umar bin al Khatthab ra. bahwa Nabi Muhammad saw. bersabda, "Sesungguhnya Allah mengangkat (martabat) sebagian orang dan merendahkan sebagian lainnya dengan sebab Al Qur'an."
(Riwayat Muslim)
Abdul Humaidi Al-Hamani, berkata: “Aku bertanya kepada Sufyan Ath-Thauri, manakah yang lebih engkau sukai, orang yang berperang atau orang yang membaca Al-Qur’an?” Sufyan menjawab: “Membaca Al-Qur’an. Karena Nabi saw bersabda. ‘Orang yang terbaik di antara kamu adalah orang yang belajar Al-Qur’an dan mengajarkannya.”
Sudahkah Anda menghafal Al-Qur’an hari ini..?
Dari Jabir bin Abdullah ra. bahawasnya; Ketika Nabi Muhammad saw. mengumpulkan dua mayat laki-laki diantara korban perang Uhud kemudian beliau bersabda, "Siapa diantara keduanya yang lebih banyak menghafal Al Qur'an?" dan ketika ditunjuk salah satunya beliau mendahulukannya untuk dimasukkan kedalam liang lahad.
(Riwayat Bukhari, Tirmizi, Nasa'i & Ibnu Majah)
Dari Ali bin abi thalib berkata: Rasulullah saw, bersabda: barang siapa membaca dan menghafal Al-Qur’an maka Allah akan memasukkannya dalam syurga dan akan mendapat pertolongan padanya sepuluh orang dari keluarganya yang semestinya masuk neraka ( H.R Ibnu Majah)
Dari Abu Hurairah ia berkata, “Telah mengutus Rasulullah SAW sebuah delegasi yang banyak jumlahnya, kemudian Rasul mengetes hafalan mereka, kemudian satu per satu disuruh membaca apa yang sudah dihafal, maka sampailah pada Shahabi yang paling muda usianya, beliau bertanya, “Surat apa yang kau hafal? Ia menjawab,”Aku hafal surat ini.. surat ini.. dan surat Al Baqarah.” Benarkah kamu hafal surat Al Baqarah?” Tanya Nabi lagi. Shahabi menjawab, “Benar.” Nabi bersabda, “Berangkatlah kamu dan kamulah pemimpin delegasi.” (HR. At-Turmudzi dan An-Nasa’i)
Rasulullah SAW bersabda, “Yang menjadi imam suatu kaum adalah yang paling banyak hafalannya.” (HR. Muslim)“Sebenarnya, Al Quran itu adalah ayat-ayat yang nyata di dalam dada orang-orang yang diberi ilmu. Dan tidak ada yang mengingkari ayat-ayat Kami kecuali orang-orang yang zalim.” (QS Al-Ankabuut 29:49)
“Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca kitab Allah dan mendirikan shalat dan menafkahkan sebahagian dari rezki yang Kami anugerahkan kepada mereka dengan diam-diam dan terang-terangan, mereka itu mengharapkan perniagaan yang tidak akan merugi, agar Allah menyempurnakan kepada mereka pahala mereka dan menambah kepada mereka dari karunia-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Mensyukuri.” (QS Faathir 35:29-30)
“Sesungguhnya Allah mempunyai keluarga di antara manusia, para sahabat bertanya, “Siapakah mereka ya Rasulullah?” Rasul menjawab, “Para ahli Al Qur’an. Merekalah keluarga Allah dan pilihan-pilihan-Nya.” (HR. Ahmad)
Sudahkah Anda bersikap sabar & syukur hari ini..?
Besarnya pahala sesuai dengan besarnya ujian dan cobaan. Sesungguhnya Allah ‘Azza wajalla bila menyenangi suatu kaum Allah menguji mereka. Barangsiapa bersabar maka baginya manfaat kesabarannya dan barangsiapa murka maka baginya murka Allah. (HR. Tirmidzi)
Barangsiapa dikehendaki Allah kebaikan baginya maka dia diuji (dicoba dengan suatu musibah). (HR. Bukhari)
Seorang hamba memiliki suatu derajat di surga. Ketika dia tidak dapat mencapainya dengan amal-amal kebaikannya maka Allah menguji dan mencobanya agar dia mencapai derajat itu. (HR. Ath-Thabrani)
Allah menguji hambaNya dengan menimpakan musibah sebagaimana seorang menguji kemurnian emas dengan api (pembakaran). Ada yang ke luar emas murni. Itulah yang dilindungi Allah dari keragu-raguan. Ada juga yang kurang dari itu (mutunya) dan itulah yang selalu ragu. Ada yang ke luar seperti emas hitam dan itu yang memang ditimpa fitnah (musibah). (HR. Ath-Thabrani)
Barangsiapa ditimpa musibah dalam hartanya atau pada dirinya lalu dirahasiakannya dan tidak dikeluhkannya kepada siapapun maka menjadi hak atas Allah untuk mengampuninya. (HR. Ath-Thabrani)
Barangsiapa diuji lalu bersabar, diberi lalu bersyukur, dizalimi lalu memaafkan dan menzalimi lalu beristighfar maka bagi mereka keselamatan dan mereka tergolong orang-orang yang memperoleh hidayah. (HR. Al-Baihaqi)
Seorang mukmin yang kuat lebih baik dan lebih disukai Allah daripada seorang mukmin yang lemah dalam segala kebaikan. Peliharalah apa-apa yang menguntungkan kamu dan mohonlah pertolongan Allah, dan jangan lemah semangat (patah hati). Jika ditimpa suatu musibah janganlah berkata, "Oh andaikata aku tadinya melakukan itu tentu berakibat begini dan begitu", tetapi katakanlah, "Ini takdir Allah dan apa yang dikehendaki Allah pasti dikerjakan-Nya." Ketahuilah, sesungguhnya ucapan: "andaikata" dan "jikalau" membuka peluang bagi (masuknya) karya (kerjaan) setan." (HR. Muslim)
Sudahkah Anda Berdzikir (mengingat Alloh SWT) Hari ini..?
Dan bertasbihlah kamu kepada-Nya di malam hari dan setiap selesai sembahyang. (50:40)  
Dari Aisyah ra bahwasanya Rasulullah SAW berkata “Bahwasanya diciptakan dari setiap anak cucu Adam tiga ratus enam puluh persendian. Maka barang siapa yang bertakbir, bertahmid, bertasbih, beristighfar, menyingkirkan batu, duri atau tulang dari jalan, amar ma'ruf nahi mungkar, maka akan dihitung sejumlah tiga ratus enam puluh persendian. Dan ia sedang berjalan pada hari itu, sedangkan ia dibebaskan dirinya dari api neraka” (Hadist Riwayat Muslim)
Thabarani telah mengeluarkan berita dari Mu’az bin Jabal ra. dia berkata: Rasulullah SAW telah bersabda:
Sangat beruntung orang yang memperbanyakkan dzikir kepada Allah ketika sedang berjihad fi sabilillah, karena baginya buat setiap kalimah tujuh puluh ribu hasanah, setiap hasanah darinya sama dengan sepuluh kali ganda apa yang ada di sisinya dari tambahannya.”
Para sahabat bertanya pula: ”Bagaimana pula dengan menginfakkan harta fi sabilillah, ya Rasulullah?” Jawab beliau: ”Menginfakkan harta sama kadarnya dengan yang demikian.”
Janganlah kamu sekalian banyak bicara kecuali untuk dzikir kepada Allah karena sesungguhnya banyak bicara yang bukan untuk dzikir kepada Allah Ta’ala itu menyebabkan kerasnya hati, dan sesungguhnya manusia yg paling jauh dari Allah Ta’ala adalah orang yang berhati keras. [HR.Turmudzi]
Sudahkah Anda beristighfar Hari ini..?
Barangsiapa membiasakan membaca istighfar maka Allah akan melapangkan segala kesempitannya, memudahkan segala kesulitannya dan memberi rizki yang tanpa diduga-duga.[HR.Abu Daud]
“dan hendaklah kamu meminta ampun kepada Tuhanmu dan bertaubat kepada-Nya. (Jika kamu mengerjakan yang demikian), niscaya Dia akan memberi kenikmatan yang baik (terus menerus) kepadamu sampai kepada waktu yang telah ditentukan dan Dia akan memberikan kepada tiap-tiap orang yang mempunyai keutamaan (balasan) keutamaannya. Jika kamu berpaling, maka sesungguhnya aku takut kamu akan ditimpa siksa hari kiamat”. (QS.Hud [11] : 3)
Dan (dia berkata): “Hai kaumku, mohonlah ampun kepada Tuhanmu lalu bertobatlah kepada-Nya, niscaya Dia menurunkan hujan yang sangat deras atasmu, dan Dia akan menambahkan kekuatan kepada kekuatanmu, dan janganlah kamu berpaling dengan berbuat dosa.” (QS.Hud [11] : 52)
“Dan mohonlah ampun kepada Tuhanmu kemudian bertaubatlah kepada-Nya. Sesungguhnya Tuhanku Maha Penyayang lagi Maha Pengasih” (QS.Hud [11] : 90)
Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa (Ali ‘Imran [3]:133)Abu Hurairah meriwayatkan bahwasanya Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya Allah mengangkat derajat seorang hamba di surga. Hamba itu lantas bertanya, “Wahai Tuhanku, bagaimanakah aku mendapatkan semua ini ?”Allah menjawab, “Disebabkan bacaan istighfar yang dilakukan oleh anakmu untukmu.”(HR. Ahmad)
Rasulullah SAW bersabda:  “Barangsiapa senantiasa membaca istighfar, maka Allah akan menjadikan baginya dari tiap-tiap  kesulitan suatu jalan keluar, dan dari setiap kesusahan suatu jalan keluar, serta Dia memberinya rezeki dari arah yang tidak diduga-duga.” (HR. Muslim dan HR.Abu Daud dan Nasa’i).
Dari Ibnu Mas’ud r.a, bahwa Rasulullah SAW bersabda:  “Barangsiapa yang berdoa: “Astaghfirullaahalladzii laa ilaaha illa huwal hayyul qoyyuum wa atuubu ilaihi” (Saya mohon ampun kepada Allah Dzat yang tidak ada sesembahan yang benar melainkan Dia yang Maha Hidup, lagi terus-menerus mengurus makhluk-Nya dan saya bertaubat kepada-Nya), maka diampunilah dosa-dosanya walaupun lari dari perang”. (HR. Abu Dawud, At Tirmidzi & Al Hakim, Berkata Al Imam An Nawawi: hadits ini shahih berdasarkan syarat Al Bukhari & Muslim) 
Dari Abu Hurairah r.a, ia berkata: Saya mendengar Rasulullah SAW bersabda: “Demi Allah, sesungguhnya aku mohon ampun dan bertaubat kepada Allah lebih dari tujuh puluh kali dalam sehari”. (HR. Bukhari)
Dari Ibnu Umar r.a, ia berkata: “Kami menghitung Rasulullah SAW membaca, yang artinya : Ya Tuhan, ampunilah aku dan terimalah taubatku. Sesungguhnya Engkau Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang) ..sebanyak seratus kali dalam satu majlis”. (HR. Abu Dawud & At Tirmidzi)
Sudahkah Anda bermunajat (berdoa)  kepada Alloh SWT (berdoa) hari ini..?
Posisi paling dekat seorang hamba dengan Tuhannya adalah ketika ia sujud, maka perbanyaklah sujud dan berdoa.'' (HR: Muslim)
Dari Abu Hurairah, bahwa Rasulullah SAW berkata: " Allah ta`ala berfirman: Aku menurut sangkaan hamba-Ku terhadap-Ku. Aku bersamanya bila ia menyebut-Ku. Bila menyebut-Ku di dalam dirinya, maka Aku pun menyebutnya di dalam diri-Ku. Dan bila ia menyebut-Ku di kalangan orang banyak, maka Aku pun menyebutnya di dalam kalangan orang banyak lebih dari itu." (Hadits Qudsi)
Tiga kelompok yang tidak akan ditolak do’anya: Orang yang berpuasa sampai ia berbuka. Pemimpin yang adil. Dan do’a orang yang teraniaya. Allah menyibak awan dan membuka pintu-pintu langit seraya berfirman: “Demi kemulian-Ku dan keagungan-Ku, pasti Aku tolong kamu, walau setelah beberapa waktu.” Ahmad dan At Tirmidzi
Rasulullah -shallallahu 'alaihi wasallam- bersabda : "Apabila manusia meninggal dunia, maka terputuslah amalnya kecuali 3 perkara; sedekah jariyah atau ilmu yang bermanfaat atau anak yang shalih yang mendo'akannya". (HR.Muslim 3084)
Di antara wahyu Allah kepada Nabi Daud As : “Tiada seorang hamba yang taat kepada-Ku melainkan Aku memberinya sebelum dia minta, dan mengabulkan permohonannya sebelum dia berdoa, dan mengampuni dosanya sebelum dia mohon pengampunan (istighfar).” (HR. Ad-Dailami)
Sudahkah Anda berpikir positif (berprasangka) baik hari ini..?
Wahai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu adalah dosa, dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain.”(QS Al-Hujurat:  12)
Rasulullah bersabda, “Barangsiapa yang dikehendaki Allah baginya kebaikan maka akan diberikannya pemahaman pada agama. Sesungguhnya ilmu itu hanyalah dengan belajar”. (HR. Bukhari ).
 Sudahkah Anda menjalankan Shaum Sunnah Rosul hari ini..?
“Segala amal perbuatan manusia pada hari Senin dan Kamis akan diperiksa oleh malaikat, karena itu aku senang ketika amal perbuatanku diperiksa aku dalam kondisi berpuasa.” (HR. Tirmidzi)
Sudahkah Anda berbuat baik Hari ini..?
Dari Abu Hurairah ra berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda “Siapakah di antara kalian yang pagi ini berpuasa?” Abu Bakar menjawab “Saya wahai Rasulullah. ” Rasulullah SAW bersabda lagi “Siapakah hari ini yang mengantarkan jenazah orang yang meninggal?”Abu Bakar menjawab “Saya wahai Rasulullah”. Rasulullah SAW bertanya “Siapakah di antara kalian yang hari ini memberikan makan pada orang miskin?” Abu Bakar menjawab “Saya wahai Rasulullah”. Rasulullah SAW bertanya kembali “Siapakah di antara kalian yang hari ini telah menengok orang sakit?” Abu Bakar menjawab “Saya wahai Rasulullah” Kemudian Rasulullah SAW bersabda“Tidaklah semua amal di atas terkumpul dalam diri seseorang melainkan ia akan masuk surga” (HR Bukhari)
“Dan belanjakanlah (harta benda kalian) di jalan Allah, dan janganlah kalian menjatuhkan diri kalian sendiri dalam kebinasaan, dan berbuat baiklah karena sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik “ ( QS al-Baqarah (2) : 195)
Sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang bertaqwa dan berbuat kebaikan (QS. an-Nahl : 128).
Sabda Nabi saw : “Jauhilah olehmu dengki, karena dengki itu merusak kebaikan seperti halnya api membakar kayu bakar atau rumput”. (HR.Abu Daud)
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, "Seorang muslim yang baik adalah yang menjaga tangan dan lisannya sehingga tidak menyakiti saudara muslimnya yang lain" (HR. Bukhari no. 10 dan Muslim no. 41)
Ibnul Qayyim al-Jauziyah, murid terkemuka Syaikhul Islam Ibn Taimiyah, yang juga menulis sebuah buku berjudul Al-Ilmu. Beliau mengutip ungkapan Abu Darda’ r.a. yang menyatakan: “Barangsiapa berpendapat bahwa pergi menuntut ilmu bukan merupakan jihad, sesungguhnya ia kurang akalnya.” Abu Hatim bin Hibban juga meriwayatkan hadits dari Abu Hurairah r.a., yang pernah mendengar Rasulullah saw bersabda: “Barangsiapa masuk ke masjid ku ini untuk belajar kebaikan atau untuk mengajarkannya, maka ia laksana orang yang berjihad di jalan Allah.”
Dari Aisyah ra Rasulullulah bersabda :“Perbaikilah dirimu, ucapkan kebaikan dan sampaikan kabar gembira, sesungguhnya amal seseorang tidak akan bisa memasukkannya ke dalam surga” Orang bertanya : “ Termasuk amal anda juga wahai Rasulullah?” Rasulullah menjawab : “ termasuk juga amalku,kecuali jika Allah mencurahkan rahmat-Nya kepadaku. Ketahuilah bahwa amal yang paling disenangi Allah adalah amal yang istiqamah meskipun sedikit” (HR Muslim)
“Bila salah seorang dari kamu meminta nasihat kepada saudaranya maka hendaknya (yang diminta) memberi nasihat.” (HR Bukhari)
 sabda Rasulullah SAW: “Kebaikan itu adalah akhlaq yang baik. Dan dosa adalah apa-apa yang meragukan jiwamu dan engkau tidak suka dilihat orang lain dalam melakukan hal itu.” (HR Muslim).
Allah SWT berfirman, "Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik, dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik. Sesungguhnya Allah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya, dan Dia-lah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk." (QS An-Nahl [16]: 125).
Sudahkah Anda menjadi jalan kebaikan dan manfaat bagi orang lain Hari ini..?
Tiap-tiap amal hrs disertai dgn niat. Balasan bagi setiap amal manusia, ialah pahala bagi apa yg diniatkannya. Maka brgsiapa (niat) hijrahnya krn Allah dan Rasulnya, bginya pahala hijrah krn Allah dan RasulNya. Dan brgsiapa (niat) hijrahnya krn dunia yg hendak diperolehnya atau krn perempuan yg hendak dikawininya, maka (pahala) hijrahnya sesuai dgn niatnya, utk apa dia hijrah. [HR.Bukhari]
Dari Abu Darda ra bahwasannya ia mendengar Rosululloh SAW bersabda: “Tiada seorang muslim yang mendoakan saudaranya tanpa sepengetahuan saudaranya, kecuali malaikat berkata: Dan untuk kamu pula seperti itu”. (HR.Muslim)
Ali Ra berkata, “Rasulullah Saw lewat ketika aku sedang mengucapkan do’a : “Ya Allah, rahmatilah aku”. Lalu beliau menepuk pundakku seraya berkata, “Berdoalah juga untuk umum (kaum muslimin) dan jangan khusus untuk pribadi. Sesungguhnya perbedaan antara doa untuk umum dan khusus adalah seperti bedanya langit dan bumi.” (HR. Ad-Dailami)
Hai orang-orang mukmin, jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu. (QS: Muhammad:7)Hai orang-orang yang beriman, sukakah kamu aku tunjukkan suatu perniagaan yang dapat menyelamatkanmu dari azab yang pedih? (yaitu) kamu beriman kepada Allah dan RasulNya dan berjihad di jalan Allah dengan harta dan jiwamu. Itulah yang lebih baik bagimu, jika kamu mengetahui. Niscaya Allah akan mengampuni dosa-dosamu dan memasukkanmu ke dalam jannah yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; dan (memasukkan kamu) ke tempat tinggal yang baik di dalam jannah 'Adn. Itulah keberuntungan yang besar. (QS: ASHAAF 10-12)
Barangsiapa yang memperhatikan kepentingan saudaranya,maka Allah akan memperhatikan kepentingannya. Barangsiapa yang melapangkan suatu kesulitan sesama muslim,maka Allah akan melapangkan satu kesulitan dari beberapa kesulitan dihari kiamat. Dan barangsiapa yang menutupi kejelekan orang lain maka Allah akan menutupi kejelekannya dihari kiamat. (HR. Bukhari dan Muslim)
Kebajikan yang ringan adalah menunjukkan muka berseri-seri dan mengucapkan kata-kata lemah-lembut (Umar bin Al-Khattab RA)
Rasulullah SAW bersabda, “Bukanlah kekayaan itu dengan melimpahnya harta dan benda, melainkan kekayaan itu adalah kekayaan jiwa.” (HR Abu Ya’la).
“Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran.” (QS. Al Maidah [5] : 2)
Diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi dr Abu Umamah Al Bahily ra.,bahwa Rasulullah SAW brsabda, “Keutamaan seorg alim atas seorg ahli ibadah bagaikan keutamaanku atas seorg yg paling rendah diantara kalian. Sesungguhnya penghuni langit & bumi, bahkan semut yg di dlm lubangnya & bahkan ikan, semuanya bershalawat kpd orang yang mengajarkan kebaikan kepada orang lain” (dishahihkan oleh Syaikh AlAlbani dlm Kitab Shahih At Tirmidzi II/343)
Dari Abu Dzar ra berkata, bahwa Rasulullah SAW bersabda: “Janganlah kalian menganggap remeh satu kebaikan pun, Jika ia tidak mendapatkannya, maka hendaklah ia ketika menemui saudaranya, ia menemuinya dengan wajah ramah, dan jika engkau membeli daging, atau memasak dengan periuk/kuali, maka perbanyaklah kuahnya dan berikanlah pada tetanggamu dari padanya” (HR Turmudzi)
Sudahkah Anda menjalankannya kesemuanya di Hari ini..?
Sudahkah Saya....???
Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku.(Adz-Dzariat:56)
“Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu ni'mat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu.” (QS. Al Maidah [5] : 3)
"Sesungguhnya sholatku, ibadahku, hidup & matiku semua bagi Allah Tuhan semesta alam" (QS. 6 : 162)
Sesungguhnya aku mampu melihat apa yang tak sanggup kalian lihat. Kudengar suara gesekan dilangit (berkriut-kriut), langit sedemikian padatnya, tak ada tempat kosong bahkan seluas empat jari sekalipun karena langit dipenuhi para malaikat yang sedang bersujud kepada Allah SWT. Demi Allah!!! Sekiranya kalian mengetahui apa yang aku ketahui (tentang akhirat), niscaya kalian tidak akan pernah tertawa sedikitpun, bahkan kalian pasti akan banyak menangis (karena takut). Dan niscaya kalian tidak akan pernah bisa bersenang-senang dengan istri-istri kalian, dan niscaya kalian akan keluar berhamburan ke jalan-jalan (berteriak) untuk memohon (ampun) dan memanjatkan doa kepada Allah (meminta perlindungan dari bencana akhirat) yang akan Dia timpakan” ( HR Tirmidzi & Al-Bukhari)


Menyebut, ''Si Fulan Syahid'', Bolehkah?


Oleh: Badrul Tamam
Alhamdulillah, segala puji bagi Allah. Shalawat dan salam semoga terlimpah untuk Rasulullah, keluarga dan para sahabatnya.
Penyandangan gelar syahid kepada orang tertentu dianggap sebagai bentuk pemastian bahwa dia sebagai ahli surga. Karena tidak ada tempat bagi orang yang benar-benar syahid kecuali surga. Sedangkan prinsip akidah Ahlussunnah, tidak mempersaksikan bahwa seseorang termasuk penghuni al-Jannah (surga) kecuali bagi orang yang memang telah dipersaksikan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bahwa dia adalah penghuni jannah, baik itu persaksian dengan menyebutkan sifat secara umum maupun persaksian terhadap individu tertentu.
Namun, sering gelar-gelar dan predikat tersebut disandangkan kepada perorangan tertentu dan dipastikan statusnya hanya karena dia terlihat terbunuh di medan perang, menjadi korban dalam aksi demonstrasi seperti di Mesir, atau tewas dalam sebuah aksi seperti 3 orang warga Ahmadiyah yang tewas dalam kerusuhan di Cikeusik, Pandeglang, Banten, Ahad 6 Februari 2011 lalu. (Lihat selengkapnya tentang kontroversi syahid 3 jemaat Ahmadiyah: 3 Korban Tewas Ahmadiyah Su'ul Khatimah, Ini Dalilnya!)
Syaikh Khalid bin Abdillah al-Mushlih dalam Islamway.commenjawab pertanyaan tentang pemberian gelar syahid kepada orang yang terbunuh dalam peperangan dan aksi intifadhah, boleh ataukah tidak? Lalu beliau menjawab bahwa pendapat jama’ah ulama, tidak boleh seseorang digelari (dipastikan) bahwa dia syahid walaupun nampak tanda-tanda kesyahidan secara dzahir. Karena syahid sangat bergantung dengan niat dan tujuan seseorang dalam amal tersebut, dan tidak ada jalan mengetahuinya dengan pasti kecuali melalui kabar wahyu.
. . . Karena syahid sangat bergantung dengan nait dan tujuan seseorang dalam amal tersebut, dan tidak ada jalan mengetahuinya dengan pasti kecuali melalui kabar wahyu.
Inilah dzahir pendapat Imam al-Bukhari rahimahullaah yang menyebutkan dalam kitabnya, “Bab Laa Yuqaalu Fulan Syahid, Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu berkata, dari Nabishallallahu 'alaihi wasallam: Allah lebih tahu siapa yang berjihad di jalan-Nya, Allah lebih tahu siapa yang terluka di jalan-Nya.
Larangan ini dikuatkan oleh riwayat Muslim, dari hadits Ibnu Abbas, ia berkata: Umar bin Khathab radhiyallahu 'anhumenyampaikan kepadaku, ia berkata: “Pada saat hari Khaibar, ada beberapa sahabat Nabi shallallahu 'alaihi wasallam menghadap dan berkata, “Si Fulan Syahid, Si fulan Syahid,” sehingga mereka melewati seseorang dan mereka berkata: “Si fulan syahid.” Lalu Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda,
كَلَّا إِنِّي رَأَيْتُهُ فِي النَّارِ فِي بُرْدَةٍ غَلَّهَا أَوْ عَبَاءَةٍ ثُمَّ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَا ابْنَ الْخَطَّابِ اذْهَبْ فَنَادِ فِي النَّاسِ أَنَّهُ لَا يَدْخُلُ الْجَنَّةَ إِلَّا الْمُؤْمِنُونَ قَالَ فَخَرَجْتُ فَنَادَيْتُ أَلَا إِنَّهُ لَا يَدْخُلُ الْجَنَّةَ إِلَّا الْمُؤْمِنُونَ
Sekali-kali tidak! Sungguh saya melihatnya berada di neraka satu kain burdah atau ‘aba-ah yang ditilepnya.” Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: “Wahai Ibnu Khatab, sampaikan kepada manusia bahwa tidak akan masuk surga kecuali orang-orang beriman.” Umar berkata: “Lalu aku keluar dan menyampaikan, “Ketahuilah, sesungguhnya tidak akan masuk surga kecuali orang-orang beriman”.” (HR. Muslim)
Hadits lain yang menguatkannya adalah yang dikeluarkan Imam Ahmad dari hadits Umar bin Khathab saat beliau berkhutbah, beliau radhiyallahu 'anhu berkata,
تَقُولُونَ فِي مَغَازِيكُمْ فُلَانٌ شَهِيدٌ وَمَاتَ فَلَانٌ شَهِيدًا وَلَعَلَّهُ قَدْ يَكُونُ قَدْ أَوْقَرَ رَاحِلَتَهُ أَلَا لَا تَقُولُوا ذَلِكُمْ وَلَكِنْ قُولُوا كَمَا قَالَ رَسُول اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : " مَنْ مَاتَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ أَوْ قُتِلَ فَهُوَ شَهِيدٌ
"Kalian mengatakan dalam peperangan yang kalian ikuti bahwa fulan telah syahid, kalian juga mengatakan fulan meninggal sebagai syahid, padahal bisa jadi ia berbuat curang ketika berjihad. Janganlah kalian mengucapkan hal itu, namun katakanlah sebagaimana sabda Rasulullah, ”Barangsiapa yang wafat atau terbunuh ketika berjihad di jalan Allah, maka dia syahid”.” (HR. Ahmad no. 342 dan dihassankan Ibnul Hajar dalam al-Fath : 6/90, dari jalur Abul ‘Ajfa’)
Ada juga beberapa ulama yang berpendapat bolehnya menyematkan gelar “Syahid” kepada orang yang melaksanakan sebab yang menghantarkan kepada kesyahidan secara dzahir, kecuali jika nampak sesuatu yang menghalangi dari disematkannya sifat tersebut seperti berbuat curang (menilep) ghanimah. Karena prosedur ini sesuai dengan ketentuan hukum di dunia yang dilihat dari dzahirnya. Sedangkan gelar-gelar syar’i ini disematkan kepada seseorang sebatas dzahirnya. Adapun yang berlaku dengan hukum di akhrirat, maka ilmunya ada pada Allah Ta’ala.
Bukti yang menguatkannya adalah pengakuan Nabishallallahu 'alaihi wasallam terhadap para sahabatnyaradhiyallahu 'anhum saat mengatakan; “Fulan syahid” karena sesuai dengan kondisi dzahir dari para korban tersebut. Maka ketika mereka mengatakannya (menyematkan gelar itu) kepada orang yang tidak layak karena pada dirinya ada sesuatu yang menghalangi, maka Beliau shallallahu 'alaihi wasallam meniadakan dan mengingkarinya. Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, “Sekali-kali tidak! Sungguh saya melihatnya berada di neraka satu burdah atau ‘aba-ah yang ditilepnya.” Dan inilah yang nampak dari perkataan Umarradhiyallahu 'anhu ketika mengingkari gelar tersebut karena adanya penghalang untuk disematkan gelar syahid kepada seseorang.Maka, tidak apa-apa mengatakan “dia syahid,” kepada seseorang yang melaksanakan satu sebab dari sebab-sebab kesyahidan, sesuai dengan kondisi dzahirnya . . .
Maka, tidak apa-apa mengatakan “dia syahid,” kepada seseorang yang melaksanakan satu sebab dari sebab-sebab kesyahidan, sesuai dengan kondisi dzahirnya, -dan Allah-lah yang Mahatahu tentang hal-hal yang bersifat rahasia-. Dan satu hal perlu diingat, bahwa tidak boleh menyematkan nama syar’i ini kepada orang yang melaksanakan sebab kesyahidan tapi juga mengerjakan sesuatu yang menghalanginya dari mendapatkan kesyahidan. Apalagi gelar ini diberikan kepada orang yang tidak melakukan upaya yang menghantarkan kepada kesyahidan, maka lebih tidak layak lagi. Wallahu Ta’ala a’lam.


http://www.facebook.com/notes/melati/menyebut-si-fulan-syahid-bolehkah/183213618383688