Mengenai Saya

Foto saya
Malang, East Java, Indonesia
Uhibbuka Fillah...

Laman

Rabu, 17 November 2010

TERSENYUMLAH


Sobat...?? anda pasti Pernah merasa susah tersenyum? Pastinya pernah ya.. Khususnya saat
pikiran sedang berkecamuk dengan aneka problematika dunia. Orang yang terlihat suka cemberut cukup merepresentasikan suasana hatinya. Dan jika itu sering dilakukan dan menjadi kebiasaan, maka pada akhirnya itu bisa menjadi karakter, dan dijulukilah ia Si Pemurung, Cuek, Tidak ramah, dan lain sebagainya. Semuanya cuma berawal dari senyuman.
 Bahkan Rasulullah pun telah mengisyaratkan bahwa "Senyum di hadapan saudaramu adalah sedekah"


 sehingga senyum adalah bentuk ibadah yang menjadi salah satu ciri baiknya akhlaq seseorang. Bahkan, lebih jauh lagi, senyuman adalah representasi dari kuatnya keimanan seseorang,karena senyum menunjukkan keikhlasan hatinya menjalani segala ketentuan Allah seberat apapun di kondisi apapun. Stay cool, calm, & confident, even in the hardest condition.
"Janganlah kalian menyepelekan kebaikan sekecil apapun bahkansekedar berwajah menyenangkan (senyum) di hadapan saudaramu" (HR.Muslim)
 berikut ini rangkuman tentang manfaat senyuman:
1. Senyum membuat Anda lebih menarik. Orang yg byk tersenyum memiliki daya tarik. Orang yg suka tersenyum membuat perasaan orang
disekitarnya nyaman dan senang. Orang yg selalu merengut, cemburut,mengerutkan kening, dan menyeringai membuat orang-orang disekeliling tidak nyaman. Dipastikan orang yg byk tersenyum memiliki byk teman.
2. Senyum mengubah perasaan. Jika Anda sedang sedih, cobalah tersenyum. Senyuman akan membuat perasaan menjadi lebih baik. Menurut penelitian, senyum bisa memperdayai tubuh sehingga perasaan berubah.
3. Senyum menular. Ketika seseorang tersenyum, ia akan membuat suasana menjadi lebih riang. Orang disekitar Anda pasti akan ikut tersenyum dan merasa lebih bahagia.
4. Senyum menghilangkan stres. Stres bisa terlihat di wajah.Senyuman bisa menghilangkan mimik lelah, bosan, dan sedih. Ketika Anda stres, ambil waktu untuk tersenyum. Senyuman akan mengurangi stres danmembuat pikiran lebih jernih.
5. Senyum meningkatkan imunitas. Senyum membuat sistem imun bekerja lebih baik. Fungsi imun tubuh bekerja maksimal saat seseorang merasa rileks. Menurut penelitian, flu dan batuk bisa hilang dengan senyum.
6. Senyum menurunkan tekanan darah. Tidak percaya? Coba Anda mencatat tekanan darah saat Anda tidak tersenyum dan catat lagi tekanandarah saat Anda tersenyum saat diperiksa. Tekanan darah saat Anda tersenyum pasti lebih rendah.
7. Senyum melepas endorphin, pemati rasa alamiah, dan serotonin.Senyum ibarat obat alami. Ketiganya adalah hormon yg bisa mengendalikan rasa sakit.
8. Senyum membuat awet muda. Senyuman menggerakkan banyak otot .Akibatnya otot wajah terlatih sehingga Anda tidak perlu melakukan facelift. Dijamin dengan byk tersenyum, Anda akan terlihat lebih awet muda.


9. Senyum membuat Anda terlihat sukses. Orang yg tersenyum terlihat lebih percaya diri, terkenal, dan bisa diandalkan. Pasang senyum saat rapat atau bertemu dengan klien. Pasti kolega Anda akan melihat Anda lebih baik.
10. Senyum membuat orang berpikir positif. Coba lakukan ini :pikirkan hal buruk sambil tersenyum. Pasti susah. Penyebabnya, ketika Anda tersenyum, tubuh mengirim sinyal "hidup adalah baik". Sehingga saat tersenyum, tubuh menerimanya sebagai anugerah.
Waallahu A'lam bissawab

http://www.facebook.com/notes/renungan-dakwah-islam/tersenyumlah/118882124829360

RISAU


Hari itu, seseorang menjumpai Umar bin Abdul Aziz. Khalifah dari Bani Umayyah yang sangat terkenal itu. Didapatinya Umar sedang menangis. Sendirian.
"Mengapa engkau menangis wahai Amirul Mukminin?" tanya orang itu dengan hati-hati. "Bukankah engkau telah menghidupkan banyak sunnah dan menegakkan keadilan?" tanya orang itu lagi dengan nada menghibur.
Umar masih terus menangis. Tidak ada tanda-tanda ia akan berhenti dari tangisnya. Beberapa saat kemudian, barulah ia menyahut seraya berkata, "Bukankah aku kelak akan dihadapkan pada pengadilan Allah, kemudian aku ditanya tentang rakyatku. Demi Allah, kalau benar aku telah berbuat adil terhadap mereka, aku masih mengkhawatirkan diri ini. Khawatir kalau diri ini tidak dapat menjawab pertanyaan seandainya banyak hak rakyatku yang aku dzalimi?"
Air mata Umar terus mengalir dengan derasnya. Tidak lama berselang setelah hari itu, Umar menghadap Allah subhanahu wataala. Ia pergi untuk selama-lamanya.
 Umar bin Abdul Aziz, yang menangis dan terus menangis itu, hanyalah satu contoh dari kisah 'orang-orang risau'. Ya, orang-orang yang selalu punya waktu untuk merasa risau, gundah, dan khawatir.
Bahkan sebagian mereka mengkhususkan waktu-waktu tertentu untuk risau. Risau terhadap dirinya, terhadap orang-orang di sekitarnya, atau terhadap beban dan tanggung jawab yang dipikulnya.
Paradigma orang yang menemui Umar, dalam kisah di atas, sangat berbeda dengan paradigma Umar, yang tetap saja menangis. Orang itu bertanya heran mengapa Umar masih menangis, karena dalam pandangan dirinya, Umar sudah sangat terkenal keshalihan dan kebajikannya. Umar telah banyak melakukan kebaikan, berlaku adil kepada rakyat. Dan bahkan mengantarkan mereka kepada kehidupan yang makmur dan damai.
 Tetapi Umar tetap menangis. Tangis kerisauan dari seseorang yang mengerti betul bagaimana ia mesti ber-etika di hadapan Tuhannya. Tangis Umar adalah ekspresi kerisauan.


Kerisauan seorang penguasa yang memikul tanggung jawab berat. Tanggung jawab memimpin ribuan rakyat. Ia juga tangis seorang yang telah menapaki tangga-tangga hikmah. Yang keluasan ilmu dan amalnya semakin membuatnya merunduk dan merendah.
Kerisauan seorang Umar, adalah bukti bahwa setinggi apapun derajat hidup orang, sesungguhnya Ia bisa risau. Meski kerisauan setiap orang berbeda antara yang satu dengan yang lainnya. Bahkan justru di sinilah inti permasalahannya. Ialah bahwa sejarah selalu mencatat, orang-orang besar sepanjang jaman, adalah orang-orang yang punya waktu untuk risau, mengerti mengapa harus risau, dan apa yang mereka risaukan. Sebagian bahkan meniti awal kebesarannya dari awal kerisauannya.
Sebab rasa risau adalah titik api pertama, yang akan melontarkan sikap-sikap positif berikutnya, lalu membakarnya hingga menjadi matang. Sikap mawas, selalu mengevaluasi diri, tidak besar kepala, bertanggung jawab, tidak mengambil hak orang, dan lain-lainnya. Keseluruhan sikap-sikap itu, pemantiknya adalah risau.
 Sejarah tidak pernah memberi tempat bagi orang-orang yang tidak pernah risau, selalu merasa aman, enjoy sepanjang hidup, tanpa beban sedikitpun, untuk dicatat dalam daftar orang-orang besar. Karena risau tidak saja simbol kesukaan akan tantangan, dinamika dan kompetisi, tapi risau juga kendali dan sumber inspirasi bagi segala sikap kehati-hatian.
Dalam pengertian inilah, kita memahami peringatan Allah, bahwa seorang Mukmin, dan bahkan setiap manusia, tidak boleh merasa aman dari adzab Allah. Orang-orang yang merasa aman, tidak pernah merasa risau, tidak punya waktu untuk risau, dan bahkan tidak mengerti mengapa harus risau, adalah orang-orang yang rugi.
 Simaklah firman Allah yang artinya, "Maka apakah penduduk negeri-negeri itu merasa aman dari kedatangan siksaan Kami kepada mereka di malam hari di waktu mereka sedang tidur? Atau apakah penduduk negeri-negeri itu merasa aman dari kedatangan siksaan Kami kepada mereka di waktu matahari sepenggalahan naik ketika mereka sedang bermain? Maka apakah mereka merasa aman dari adzab Allah (yang tidak terduga-duga)? Tiadalah yang merasa aman dari adzab Allah kecuali orang-orang yang merugi. " (QS. Al-A'raf: 97 - 99).
Ayat tersebut sedemikian jelas memaparkan, bahwa merasa aman dari adzab Allah adalah tindakan yang salah. Kuncinya sangat sederhana. Karena manusia tidak pernah tahu apa yang akan terjadi esok hari. Bahkan ia juga tidak bisa memastikan, apa yang akan terjadi beberapa menit kemudian. Bisa jadi besok ia melakukan kesalahan, lalu sesudah itu ia mendapat adzab. Bisa juga ia tidak melakukan kesalahan. Tetapi juga mendapat imbas adzab dari kesalahan yang dilakukan orang lain.
Hidup ini seperti hutan belantara yang sangat lebat. Manusia dan keseluruhan makhluk saling berlomba di dalamnya. Berpacu, beradu, berlomba, atau juga saling bekerjasama.


Lebatnya belantara hidup membuat hidup begitu liat, keras, dan kadang harus saling mengalahkan. Dalam seluruh denyut kehidupan itu manusia terikat oleh serabut-serabut panjang dan saling berhimpitan. Ujung serabut itu terikat dengan makhluk-makhluk itu. Sedang pangkalnya ada dalam genggaman tangan-tangan Allah. Serabut-serabut itu adalah kekuasaan Allah, yang dari sana lahir takdir-takdir bagi keseluruhan hidup manusia.
 Maka, rasa risau, dalam tatanan Islam adalah awal dari rasa ketergantungan kepada sumber-sumber yang memberi rasa aman. Dan, sumber utama rasa aman itu adalah Allah. Yang Maha Kuat lagi Maha Melindungi. Karenanya, orang-orang seperti Umar sangat memahami betapa risau haginya adalah sebuah proses produktif seseorang dalam berinteraksi dengan Tuhannya. Ia risau dan karenanya ia menangis. Ia menangis dan karenanya ia berharap.
 Kita, di sini, sekumpulan orang-orang yang tak akan sampai menyamai Umar bin Abdul Aziz, apalagi melampaui, semestinya menjadi orang-orang yang akhirnya mengerti darimana sebuah kebesaran dimulai. Bahkan, sebuah harapan, ternyata, mula-mula adalah segumpal risau.
Salah satu kebutuhan penting dalam hidup, adalah merisaukan diri. Ia semacam rumah-rumah kecil untuk persinggahan, bagi keseluruhan alur dan aliran semangat serta gelora hidup kita. Sebuah risau adalah tali penyeimbang antara menengok ke belakang dan berhati-hati menatap ke depan.
Maka seperti apakah risau kita hari ini?

http://www.facebook.com/notes/renungan-dakwah-islam/risau/118310561553183

Haramnya Berpakaian Ketat dan tak Sempurna Menutup Aurat ^_^…


Wanita berpakaian ketat dihadapan mahramnya (kerabat si wanita yang haram menikahinya) dan dihadapan wanita lain saja tidak boleh. Apalagi di hadapan lelaki lain.Masalah wanita berpakaian ketat ini ada penegasan dari Nabi shollallohu'alaihi wa sallam, pemakainya tak akan masuk surga, bahkan mencium bau surga saja tidak.
"Dua golongan termasuk ahli neraka, aku belum pernah melihat mereka satu kaum (penguasa) yang membawa cambuk (besar) seperti ekor sapi,dengannya mereka memukuli manusia; dan kaum wanita yang berpakaian tetapi telanjang, menggoda dan menyimpang, kepala mereka seperti punukunta yang miring, mereka tidak akan masuk syurga dan tidak akanmendapati aromanya, padahal aromanya bisa didapat dari jarak perjalanansekian dan sekian." (HR. Muslim)
Dan sabdanya:
"Akan ada di akhir ummatku orang-orang yang naik diatas pelana seperti layaknya orang-orang besar, mereka singgah di depan pintu-pintu masjid, wanita-wanita mereka berpakaian namun telanjang, di atas kepala mereka ada semacam punuk unta, laknatlah mereka karena sesungguhnya mereka itu terlaknat.
" (HR. Ahmad, Al-Haitsami berkata, para periwayatAhmad orang-orang yang shahih/ benar).
Syaikh Muhammad Ibnu Shalih Al Utsaimin rahimahullah menjelaskan:
Memakai pakaian-pakaian yang ketat yang memperlihatkan tonjolan kecantikan wanita dan menampakkankeindahan tubuhnya adalah perbuatan haram,


karena Nabi sallallahualaihi wasallam bersabda :
Dua golongan orang yangmerupakan calon pengisi neraka yang belum saya lihat mereka itu :Laki-laki yang memiliki cemeti/ cambuk bagaikan ekor sapi yangdengannya mereka memukuli orang, dan wanita-wanita yang kasiyat 'ariyat(berpakaian tetapi telanjang) mailat mumilat (menyimpang dari kebenarandan mengajak orang lain untuk menyimpang) (HR Muslim dan lainnya).
Sabdanya," kasiyat 'ariyat," telah ditafsirkan:
1. Bahwa mereka itu berpakaian dengan pakaian pendek yang tidak menutupi aurat yang harus ditutup,
2. dan ditafsirkan bahwa mereka mengenakan pakaian tipis yang tidak menutupi kulitnya dari pandangan di baliknya,
3. dan ditafsirkan juga bahwa mereka mengenakan pakaian ketat yang memang menutupi kulit daripandangan namun tetap menampakan lekuk dan bentuk kemolekan tubuh wanita.
Oleh sebab itu tidak boleh bagiwanita mengenakan pakaian-pakaian ketat/sempit ini kecuali hanya dihadapan suaminya saja, karena di antara suami isteri tidak ada aurat,berdasarkan firman-Nya :
Dan orang-orang yang menjaga kemaluannya, kecuali terhadap isteri-isteri mereka atau budak yang mereka miliki, maka sesungguhnya mereka dalam hal ini tiada tercela (AlMu'minun 5-6).
"...dan wanita-wanita yang kasiyat 'ariyat mailat mumilat, kepala mereka bagaikan punuk unta yang miring, mereka tidak akan masuk surga dan tidak akan merasakan bau nya surga..." ?
Jawab : Tidak ragu lagi bahwa perlakuan wanita memakai pakaian yang ketat/sempit yang menampakkan kemolekan badannya adalah tidak boleh. Dia tidak boleh mengenakannya kecuali di hadapan suaminya saja, adapun di hadapan selain suaminya maka itu tidak boleh (haram), meskipun di hadapan para wanita, karena dia berarti telah menjadi contoh yang sangat buruk sekali bagi yang lainnya bila mereka melihatnya memakai pakaian seperti ini, mereka akan ikut-ikutan menirunya. Dan juga dia itu diperintahkan menutupi auratnya dengan kain yang longgar dan menutupi dari semua orang, kecuali dari suaminya. Dia harus menutupi auratnya dari pandangan wanita sebagai mana dia menutupinya dari pandangan laki-laki (mahramnya) kecuali yang biasa nampak dari wanita seperti wajah, kedua tangan dan kedua telapak kaki yang memang dibutuhkan untuk dibuka.
Jazakumullahu khair.


http://www.facebook.com/notes/renungan-dakwah-islam/_-haramnya-berpakaian-ketat-dan-tak-sempurna-menutup-aurat-_/119298651454374

Antara Ayah, Anak dan Seekor Burung Gagak


Pada suatu petang seorang tua bersama anak mudanya yang baru menamatkan pendidikan tinggi duduk berbincang-bincang di halaman sambil memperhatikan suasana di sekitarmereka.
 Tiba-tiba..............seekor burung gagak hinggap di ranting pokok berhampiran.
Si ayah lalu menuding jari ke arah gagak sambil bertanya,"Nak, apakah benda itu?""Burung gagak", jawab si anak.Si ayah mengangguk-angguk, namun sejurus kemudian sekali lagi mengulangi pertanyaan yang sama.
Si anak menyangka ayahnya kurang mendengar jawabannya tadil alu menjawab dengan sedikit kuat,"Itu burung gagak, Ayah!"
 Tetapi sejurus kemudian si ayah bertanya lagi pertanyaan yang sama.Si anak merasa agak keliru dan sedikit bingung denganpertanyaan yang sama diulang-ulang, lalu menjawab dengan lebih kuat, "BURUNG GAGAK!!"
 Si ayah terdiam seketika. Namun tidak lama kemudian sekalilagi sang ayah mengajukan pertanyaan yang serupa hingga membuat si anak hilang kesabaran dan menjawab dengan nada yang kesal kepada si ayah, "Itu gagak, Ayah."



Tetapi agak mengejutkan si anak, karena si ayah sekali lagi membuka mulut hanya untuk bertanya hal yang sama.
Dan kali ini si anak benar-benar hilang sabar dan menjadi marah.
"Ayah!!! Saya tak tahu Ayah paham atau tidak. Tapi sudah 5 kali Ayah bertanya soal hal tersebut dan saya sudah juga memberikan jawabannya. Apa lagi yang Ayah mau saya katakan???? Itu burung gagak, burung gagak, Ayah.....", kata si anak dengan nada yang begitu marah.
 Si ayah lalu bangun menuju ke dalam rumah meninggalkan si anak yang kebingungan. Sesaat kemudian si ayah keluar lagi dengan sesuatu di tangannya.
Dia mengulurkan benda itu kepada anaknya yang masih geram dan bertanya-tanya. Diperlihatkannya sebuah diary lama.
"Coba kau baca apa yang pernah Ayah tulis di dalam diary ini," pinta si Ayah.
Si anak setuju dan membaca paragraf yang berikut.
"Hari ini aku di halaman melayani anakku yang genap berumurlima tahun. Tiba-tiba seekor gagak hinggap di pohon berhampiran. Anakku terus menunjuk ke arah gagak danbertanya, "Ayah, apa itu?"Dan aku menjawab, "Burung gagak."Walau bagaimana pun, anakku terus bertanya soal yang serupa dan setiap kali aku menjawab dengan jawaban yang sama.
Sehingga 25 kali anakku bertanya demikian, dan demi rasa cinta dan sayangku, aku terus menjawab untuk memenuhi perasaan ingin tahunya.
Aku berharap hal ini menjadi suatu pendidikan yang berharga untuk anakku kelak."
Setelah selesai membaca paragraf tersebut si anak mengangkat muka memandang wajah si Ayah yang kelihatan sayu.
 Si Ayah dengan perlahan bersuara, " Hari ini Ayah baru bertanya kepadamu soal yang sama sebanyak 5 kali, dan kau telah hilang kesabaran serta marah."
Lalu si anak seketika itu juga menangis dan bersimpuh di kedua kaki ayahnya memohon ampun atas apa yg telah ia perbuat.
 PESAN:
Jagalah hati dan perasaan kedua orang tuamu, hormatilah mereka. Sayangilah mereka sebagaimana mereka menyayangimu di waktu kecil.


Kita sudah banyak mempelajari tuntunan Islam apalagi berkenaan dengan berbhakti kepada kedua orangtua.Tapi berapa banyak yang sudah dimengerti oleh kita apalagi diamalkan???
 Ingat! ingat! Banyak ilmu bukanlah kunci masuk syurganya Allah.

http://www.facebook.com/notes/renungan-dakwah-islam/antara-ayah-anak-da-seekor-burung-gagak/119204264797146

Sebuah Nasehat Dari Sahabat


Sebuah nasihat sederhana dari sahabat saya yang sudah lama tidak pernah berjumpa. Nasihat yang mempunyai makna sangat dalam bagi saya kemarin, dan mungkin sampai nanti, sampai batas waktu yang tidak bisa ditentukan.Sahabat, walaupun kita jauh tapi hatiini selalu didekatkan oleh Allah Subhannahu Wa Ta'ala, Ada satu Nasihat sederhana dari saya,semoga dengan nasihat ini kita menjadi hamba yang digolongkan menjadi seorang Sobirin ( orang yang sabar ).

Sekarang, coba Anda jawab pertanyaan-pertanyaan berikut ini.
Mungkinkah guru memberikan ujian kepada anak didiknya tanpa menyiapkan jawabannya?
Mungkinkah guru memberikan ujian tanpa mempersiapkan anak didiknya?
Mungkinkah guru memberikan ujian anak SMA kepada anak SD?
Mungkinkah guru tidak meluluskan anak didiknya yang mampu menjawab ujian?
Nah, guru saja begitu, apalagi Allah?

Mana mungkin Allah memberikan masalah kepada Anda tanpa menyiapkan solusinya!
Mana mungkin Allah memberikan masalah tanpa mempersiapkan Anda terlebih dahulu!
Mana mungkin Allah memberikan masalah yang Anda tidak mampu mengatasinya!
Mana mungkin Allah tidak mengangkat derajat Anda ketika Anda mampu mengatasinya!



Nah, sebuah Nasihat sederhana darisahabat saya diatas semoga bisa menjadikan ilmu yang sangat bergunabagi kehidupan Anda. Kehidupan yang selalu dirundung masalah, baikmasalah pribadi, masalah keluarga, atau masalah keuangan danmasalah-masalah yang lain.
Kalau guru dulu saya bilang mengenaimasalah " Masalah itu ibarat cabe, dia menjadi nikmat ketika ditemanidengan tempe goreng "..
Semoga orang-orang muslim menjadikan masalah pada dirinya sebagai media untuk menjadikan muslim yang sabar dan juga mendewasakan kita semua .amin..

http://www.facebook.com/notes/renungan-dakwah-islam/sebuah-nasehat-dari-sahabat/119040364813536

Tanda - tanda Keikhlasan


 Assalamualaikum ,Wr . Wb ....Ada delapan tanda-tanda keikhlasan yang bisa kita gunakan untuk mengecek apakah rasa ikhlas telah mengisi relung-relung hati kita. Kedelapan tanda itu adalah:
1. Keikhlasan hadir bila Anda takut akan popularitasImam Ibnu Syihab Az-Zuhri berkata, "Sedikit sekali kita melihat orang yang tidak menyukai kedudukan dan jabatan. Seseorang bisa menahan diri dari makanan, minuman, dan harta, namun ia tidak sanggup menahan diri dari iming-iming kedudukan. Bahkan, ia tidak segan-segan merebutnya meskipun harus menjegal kawan atau lawan." Karena itu tak heran jika para ulama salaf banyak menulis buku tentang larangan mencintai popularitas, jabatan, dan riya.
Fudhail bin Iyadh berkata, "Jika Anda mampu untuk tidak dikenal oleh orang lain, maka laksanakanlah. Anda tidak merugi sekiranya Anda tidak terkenal. Anda juga tidak merugi sekiranya Anda tidak disanjung ornag lain. Demikian pula, janganlah gusar jika Anda menjadi orang yang tercela di mata manusia, tetapi menjadi manusia terpuji dan terhormat di sisi Allah."
Meski demikian, ucapan para ulama tersebut bukan menyeru agar kita mengasingkan diri dari khalayak ramai (uzlah). Ucapan itu adalah peringatan agar dalam mengarungi kehidupan kita tidak terjebak pada jerat hawa nafsu ingin mendapat pujian manusia. Apalagi, para nabi dan orang-orang saleh adalah orang-orang yang popular. Yang dilarang adalah meminta nama kita dipopulerkan, meminta jabatan, dan sikap rakus pada kedudukan. Jika tanpa ambisi dan tanpa meminta kita menjadi dikenal orang, itu tidak mengapa. Meskipun itu bisa menjadi malapetaka bagi orang yang lemah dan tidak siap menghadapinya.

2. Ikhlas ada saat Anda mengakui bahwa diri Anda punya banyak kekurangan
Orang yang ikhlas selalu merasa dirinya memiliki banyak kekurangan. Ia merasa belum maksimal dalam menjalankan segala kewajiban yang dibebankan Allah swt. Karena itu ia tidak pernah merasa ujub dengan setiap kebaikan yang dikerjakannya. Sebaliknya, ia cemasi apa-apa yang dilakukannya tidak diterima Allah swt. karena itu ia kerap menangis.
Aisyah r.a. pernah bertanya kepada Rasulullah saw. tentang maksud firman Allah: "Dan orang-ornag yang mengeluarkan rezeki yang dikaruniai kepada mereka, sedang hati mereka takut bahwa mereka akan kembali kepada Tuhan mereka." Apakah mereka itu orang-orang yang mencuri, orang-orang yang berzina, dan para peminum minuman keras, sedang mereka takut akan siksa dan murka Allah 'Azza wa jalla? Rasulullah saw. menjawab,


 "Bukan, wahai Putri Abu Bakar. Mereka itu adalah orang-orang yang rajin shalat, berpuasa, dan sering bersedekah, sementera mereka khawatir amal mereka tidak diterima. Mereka bergegas dalam menjalankan kebaikan dan mereka orang-orang yang berlomba." (Ahmad).

3. Keikhlasan hadir ketika Anda lebih cenderung untuk menyembunyikan amal kebajikan
Orang yang tulus adalah orang yang tidak ingin amal perbuatannya diketahui orang lain. Ibarat pohon, mereka lebih senang menjadi akar yang tertutup tanah tapi menghidupi keseluruhan pohon. Ibarat rumah, mereka pondasi yang berkalang tanah namun menopang keseluruhan bangunan.
Suatu hari Umar bin Khaththab pergi ke Masjid Nabawi. Ia mendapati Mu'adz sedang menangis di dekat makam Rasulullah saw. Umar menegurnya, "Mengapa kau menangis?" Mu'adz menjawab, "Aku telah mendengar hadits dari Rasulullah saw. bahwa beliau bersabda, 'Riya sekalipun hanya sedikit, ia termasuk syirik. Dan barang siapa memusuhi kekasih-kekasih Allah maka ia telah menyatakan perang terhadap Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang baik, takwa, serta tidak dikenal. Sekalipun mereka tidak ada, mereka tidak hilang dan sekalipun mereka ada, mereka tidak dikenal. Hati mereka bagaikan pelita yang menerangi petunjuk. Mereka keluar dari segala tempat yang gelap gulita." (Ibnu Majah dan Baihaqi)

4. Ikhlas ada saat Anda tak masalah ditempatkan sebagai pemimpin atau prajurit
Rasulullah saw. melukiskan tipe orang seperti ini dengan berkataan, "Beruntunglah seorang hamba yang memegang tali kendali kudanya di jalan Allah sementara kepala dan tumitnya berdebu. Apabila ia bertugas menjaga benteng pertahanan, ia benar-benar menjaganya. Dan jika ia bertugas sebagai pemberi minuman, ia benar-benar melaksanakannya."
Itulah yang terjadi pada diri Khalid bin Walid saat Khalifah Umar bin Khaththab memberhentikannya dari jabatan panglima perang. Khalid tidak kecewa apalagi sakit hati. Sebab, ia berjuang bukan untuk Umar, bukan pula untuk komandan barunya Abu Ubaidah. Khalid berjuang untuk mendapat ridha Allah swt.

5. Keikhalasan ada ketika Anda mengutamakan keridhaan Allah daripada keridhaan manusia
Tidak sedikit manusia hidup di bawah bayang-bayang orang lain. Bila orang itu menuntun pada keridhaan Allah, sungguh kita sangat beruntung.


Tapi tak jarang orang itu memakai kekuasaannya untuk memaksa kita bermaksiat kepada Allah swt. Di sinilah keikhlasan kita diuji. Memilih keridhaan Allah swt. atau keridhaan manusia yang mendominasi diri kita? Pilihan kita seharusnya seperti pilihan Masyithoh si tukang sisir anak Fir'aun. Ia lebih memilih keridhaan Allah daripada harus menyembah Fir'aun.

6. Ikhlas ada saat Anda cinta dan marah karena Allah
Adalah ikhlas saat Anda menyatakan cinta dan benci, memberi atau menolak, ridha dan marah kepada seseorang atau sesuatu karena kecintaan Anda kepada Allah dan keinginan membela agamaNya, bukan untuk kepentingan pribadi Anda. Sebaliknya, Allah swt. mencela orang yang berbuat kebalikan dari itu. "Dan di antara mereka ada orang yang mencela tentang (pembagian) zakat. Jika mereka diberi sebagian daripadanya, mereka bersenang hati, dan jika mereka tidak diberi sebagian daripadanya, dengan serta merta mereka menjadi marah." (At-Taubah: 58)

7. Keikhalasan hadir saat Anda sabar terhadap panjangnya jalan
Keikhlasan Anda akan diuji oleh waktu. Sepanjang hidup Anda adalah ujian. Ketegaran Anda untuk menegakkan kalimatNya di muka bumi meski tahu jalannya sangat jauh, sementara hasilnya belum pasti dan kesulitan sudah di depan mata, amat sangat diuji. Hanya orang-orang yang mengharap keridhaan Allah yang bisa tegar menempuh jalan panjang itu. Seperti Nabi Nuh a.s. yang giat tanpa lelah selama 950 tahun berdakwah. Seperti Umar bin Khaththab yang berkata, "Jika ada seribu mujahid berjuang di medan juang, aku satu di antaranya. Jika ada seratus mujahid berjuang di medan juang, aku satu di antaranya. Jika ada sepuluh mujahid berjuang di medan juang, aku satu di antaranya. Jika ada satu mujahid berjuang di medan juang, itulah aku!"

8. Ikhlas ada saat Anda merasa gembira jika kawan Anda memiliki kelebihan
Yang paling sulit adalah menerima orang lain memiliki kelebihan yang tidak kita miliki. Apalagi orang itu junior kita. Hasad. Itulah sifat yang menutup keikhlasan hadir di relung hati kita. Hanya orang yang ada sifat ikhlas dalam dirinya yang mau memberi kesempatan kepada orang yang mempunyai kemampuan yang memadai untuk mengambil bagian dari tanggung jawab yang dipikulnya. Tanpa beban ia mempersilakan orang yang lebih baik dari dirinya untuk tampil menggantikan dirinya. Tak ada rasa iri. Tak ada rasa dendam. Jika seorang leader, orang seperti ini tidak segan-segan membagi tugas kepada siapapun yang dianggap punya kemampuan.


http://www.facebook.com/notes/renungan-dakwah-islam/-tanda-tanda-keikhlasan-/118842391500000

Rahasia Ilahi Dalam Kehidupan


Denyut kehidupan itu sudah terlihat sejak beberapa bulan yang lalu.
Hanya saja sebentuk cikal bakal manusia itu masih terlalu kecil untuk menunjukka keberadaannya.
Ia baru nampak ketika kita mencoba menengoknya lewat sebuah alat yang dinamakan USG.
Kini seiring berlarinya hari, denyut kehidupan itu semakin terasa keberadaannya.
 Dulu, ketika kali kedua gelombang suara ultra itu mencoba melihat gambaran keberadaanya,
Ia menggoyang-goyangkan kakinya, seolah ia hendak berkata „lihat,aku telah hidup, akutelah mampu menggerakan kaki kecilku meski bentuknya belum sempurna"Kemudian pada kunjungan ketiga, kehidupan itu terus menunjukkan perkembangannya.
 Seolah ia tahu bahwa didunia sana ada orang-orang yang tengah melihatnya, menatapnya, maka ia berkali-kali berusaha menghadapkan wajahnya kearah kami yang melihatnya.
Selain itu, ia juga menunjukkan kebolehannya dengan menggerakan tangan dan kakinya. „wunderbar" begitu komentar dokter saat itu.
 Kunjungan keempat, seiring bertambahnya hitungan kehidupan dalam kandungan, kehidupan itu pun menunjukkan perkembangan. Lagi-lagi ia menunjukkan kebolehannya dilayar monitor yang memantulkan gambar dari gelombang ultra suara. Digambar terlihat ia mencoba membuka mulutnya, seolah-olah ia ingin menyapa.



Dan Sapaan itu kembali ia ungkapkan pada kunjungan kelima. Seakan ia mengajak orang-orang yang tengah memperhatikannya dilayar monitor untuk bermain „ciluk ba".Seolah-olah ia hendak meneriakan kata „baaa".
Tidak sampai disitu, sapaannya kini semakin terasa betul-betul nyata.
 Lewat gerakan tangan dan kakinya ketika ia mengetuk-ngetuk perut ibunda.Subhaanalooh.
Itulah kehidupan dialam rahim sana.
Satu hal yang sangat menggelitik adalah bahwa dalam Al Qur-an; surah Al Hajj, digambarkan tahap-tahap kehidupan dalam alam rahim. Dan tahapan itu juga ditegaskan sebagai hujjah bagi mereka yang ragu akan datangnya hari akhir nanti. Dulu, tentu sama sekali tidak terbayangkan bahwa kehidupan alam rahim akan terdeteksi, bahkan kini bisa semakin terlihat nyata dengan teknologi ultra suara 4 dimensi.
 Kini, ketika alam kehidupan rahim bisa terdeteksi meski hanya sebatas gambar yang barangkali jauh dari sempurna, jauh dari wujud gambaran serta konteks keberadaan yang sebenarnya, ada satu pertanyaan dalam hati.
Ketika alam rahim disandingkan dengan keimanan akan keberadaan hari akhir; ketika gambar tentang kehidupan alam rahim itu bisa terlihat adanya, akankah kelak gambar-gambar kehidupan hari akhir juga tertangkap dilayar monitor???
Banyak cerita dalam Al Qur-an dan sunnah tentang kehidupan alam rahim.
 Dan Banyak juga cerita tentang kehidupan sesudah dunia yang disampaikan oleh Al Qur-an dan sunnah. Entahlah. Hanya saja, kini semakin banyak saja rahasia Ilahi yang terbuka.
Satu persatu kabar dari hadits yang dulu sama sekali tak terbayangkan kini telah datang dalam kehidupan.Semoga saja, semuanya itu semakin meninggikan kita dalam derajat keimanan. Amin.

Waallahu A'lam

http://www.facebook.com/notes/renungan-dakwah-islam/rahasia-ilahi-dalam-kehidupan/118276524889920

Cinta Dalam Ukhuwah


Cinta kepada sesama dalam Islam adalah perasaan yang memancar karena adanya ketaqwaan dan bermuara kepada pengendalian yang kokoh dengan taliNya (i'tisham bi hablillah).


Maka cinta seperti itu hanya akan tumbuh dengan subur dalam ikatan mulia yang bernama ukhuwwah (persaudaraan) yang didasarkan sendi-sendi tersebut. Ikatan tersebut merupakan tujuan suci, cahaya rabbaniyyah sekaligus merupakan nikmat Ilahiyyah. Oleh sebab itu Allah hanya akan menuangkan cahaya dan nikmatnya pada hati dari setiap hambaNya yang mukhlis (ikhlash), mensucikan dan melindungi diri-mereka dgn akhlaq yang terpuji.
Perasaan bersaudara secara tulus inilah yang akan melahirkan pribadi mukmin yang mempunyai rasa kasih sayang dgn sejujur-jujurnya dan sebenar-benarnya serta perasaan ikhlash sejati. Yang akan selalu mengambil sikap positif dalam hal bercinta dan saling mengutamakan, kasih sayang dan saling memaafkan, serta dengan membantu dan saling melengkapi. Juga menghindari hal-hal negatif spt menjauhkan diri dr segala yang menyebabkan mudharat(bahaya) dlm diri mereka, dlm harta mereka,dan dalam harga diri mereka.
Oleh karena itu ukhuwwah fillah merupakan sifat yang lazim dari konsekwensi keimanan, dan merupakan perangai yang cocok sbg teman bagi ketaqwaan. (Konklusinya) tidak ada persaudaraan sejati tanpa adanya iman, dan tidak ada iman tanpa adanya persaudaraan.
Allah SWT berfirman,"
Sesungguhnya orang-orang mukmin adalah bersaudara krn itu damaikanlah antara kedua saudaramu dan bertaqwalah kpd Allah agar kamu medapat rahmat. " QS Al Hujjuraat 10)
Jika kita mendapati suatu persaudaraan yang dibelakangnya tidak didukung oleh keimanan maka kita akan bahwa persaudaraan semacam itu tidak akan membawa kemaslahatan dan manfaat yang saling timbal balik. Begitu juga bila kita dapati keimanan yang tidak didukung oleh persaudaraan maka bisa kita simpulkan betapa rendah kadar keimanan itu.Dr Yusuf Qordawi dalam bukunya Al Mujtama' Al Islami mengatakan bahwa ukhuwwah Islamiyyah yang bercita-cita luhur itu mampu melahirkan al-ikhaa'ul Islami. Dan tujuan terpenting dari padanya adalah persamaan hak( al musaawah), saling membantu (at-ta'aawun), dan cinta kasih krn Allah( al hubb fillah)
Berikut ini ada beberapa cara praktis sebagai panduan untuk tercapainya kekokohan ruh ukhuwwah, yaitu:1. Memberi tahu kepada al akh(saudara) yang dicintai . Rasulullah bersabda: "Apabila seseorang mencintai saudaranya maka hendaklah ia memberi tahu kepadanya " ( HR Abu Daud dan Turmudzi)
2. Memanjatkan do'a untuknya dr kejauhan ktk mereka saling berpisah. Diriwayatkan dr Umar Bin Khattab ra : "Aku minta izin (pamit) kepada Rasulullah utk melaksanakan umrah". Kemudian Rasulullah mengijinkan dan berkata " Jangan lupa do'akan kami " Lalu beliau mengatakan suatu kalimat yang menggembirakanku bhw aku mempunyai kebahagiaan dgn kalimat tsb di dunia. Dalam suatu riwayat beliau berkata: "Kami mengiringi do'a wahai saudaraku"


3. Bila berjumpa dengan al akh lain maka tunjukkanlah senyum kegembiraan dan muka manis. Rasulullah bersabda "Janganlah engkau meremahkan kebaikan apa saja (yang dtgnya dr saudaramu). Dan jika engkau berjumpa saudaramu maka berikanlah dia senyum kegembiraan" (HR Muslim)
4. Berjabat tangan bila bertemu. Rasulullah SAW menganjurkan ummatnya bila bertemu dgn saudara-saudaranya agar cepat-cepatlah berjabat tangan. Hal di atas berdasarkan hadits yang diriwayatkan Abu Daud dari Barra, Bersabda Rasulullah SAW: "Tidak ada dua orang mukmin yang berjumpa lalu berjabatan tangan melainkan keduanya diampuni dosanya sebelum berpisah".
5. Menyempatkan diri untuk mengunjungi saudaranya. Dalam kitabnya Al Muwathta, Imam malik meriwayatkan: Rasulullah SAW pernah bersabda bahwa, "Allah berfirman : Pasti akan mendapat cinta-Ku orang-orang yang mencintai krn Aku, dimana keduanya saling berkunjung krn Aku dan saling memberi krn Aku".
6. Menyampaikan ucapan selamat yang berkenaan dgn sukses yang dicapai saudaranya. Diriwayatkan oleh Anas bin Malik Ra bhw Rasulullah SAW bersabda: "Barang siapa mengucapkan selamat kpd saudaranya ktk saudanya mendapat kebahagiaan niscaya Allah mengembirakannya pada hari kiamat". (HR Thabrani dalam Ma'jamush Shaghir)Contoh yang pernah diajarkan oleh Rasul adalah:a. Berkenaan dengan kelahiran anakb. Ketika datang dari medan jihadc. Apabila kembali dari menunaikan hajid. Bila ada yang menikahe. Saat Idul fitri
7. Memberikan hadiah yang bersifat insidental. Iman Dailami meriwayatkan dari Anas dan Marfu' bhw Rasulullah SAW bersabda "Hendaklah kalian saling memberikan hadiah krn hadiah itu dapat mewariskan rasa cinta dan menghilangkan kekotoran hati".
8. Menaruh perhatian terhadap keperluan saudaranya. Diriwayatkan oleh Abu Hurairah ra bhw Rasulullah SAW bersabda: " Siapa yang meringankan beban penderitaan seorang mukmin di dunia pasti Allah akan meringankan beban penderitaannya di akhirat kelak. Siapa yang memudahkan orang yang dalam keadaan susah pasti Allah akan memudahkan urusannya di dunia dan akhirat. Siapa yang menutupi aib seorang muslim pasti Allah akan menutupi (aibnya)di dunia dan akhirat. Dan allah akan selalu menolong hambaNya jika hamba tsb menolong saudaranya." (HR Muslim)
9. Menegakan hak-hak ukhuwwah saudaranya. Dalam rangka mempererat ukhuwwah maka adalah wajib bagi al akh untuk menunaikan hak-hak yang dimiliki al akh lain, spt menjenguk saudaranya yang lain bila sakit, mendo'akan bila bersin, dan menolong bila teraniaya (dizhalimi).
Demikianlah prinsip dasar dan uraian hal-hal yang berkaitan dgn ukhuwwah Islamiyah. Maka sudah barang tentu orang-orang yang mengadakan ukhuwwah fillah dlm rangka melaksanakan ukhuwwah Islamiyyah akan menjadi teladan yang sangat baik bagi orang lain.


Dengan bimbingan mereka itu masyarakat menjadi terpimpin shg akhirnya masyarakat tersebut mau untuk mengikutinya.

http://www.facebook.com/notes/renungan-dakwah-islam/cinta-dalam-ukhuwah/118023821581857

Perbedaan antara Ilmu dan Ma’rifat Menurut Imam Al-Ghazali


Ma’rifat adalah maqam kedekatan (qurb) itu sendiri yakni maqam yang memiliki daya tarik dan yang memberi pengaruh pada kalbu, yang lantas berpengaruh pada seluruh aktivitas jasmani (jawarih). `Ilm (ilmu) tentang sesuatu adalah seperti “melihat api” sebagai contoh, sedangkan ma`rifat adalah “menghangatkan diri dengan api”.

Menurut bahasa, ma`rifat adalah pengetahuan yang tidak ada lagi keraguan di dalamnya. Adapun menurut istilah yang sering dipakai menunjukkan ilmu pengetahuan tentang apa saja (nakirah). Menurut istilah Sufi, ma`rifat adalah pengetahuan yang tidak ada lagi keraguan, apabila yang berkaitan dengan objek pengetahuan itu adalah Dzat Allah swt. dan Sifat-sifat-Nya. Jika ditanya, `Apa yang disebut ma`rifat Dzat dan apa pula ma’rifat Sifat?” Maka dijawab bahwa ma’rifat Dzat adalah mengetahui bahwa sesungguhnya Allah swt.


 adalah Wujud Yang Esa, Tunggal, Dzat dan “sesuatu” Yang Mahaagung, Mandiri dengan Sendiri-Nya dan tidak satu pun yang menyerupai-Nya.

Sedangkan ma’rifat Sifat adalah mengetahui sesungguhnya Allah swt. Mahahidup, Maha Mengetahui, Mahakuasa, Maha Mendengar dan Maha Melihat, dan seluruh Sifat-sifat Keparipurnaan lainnya.
Kalau ditanya, `Apa rahasia ma`ri fat?” Rahasia dan ruhnya adalah tauhid. Yaitu, jika anda telah menyucikan sifat-sifat Mahahidup, Ilm (Ilmu), Qudrah, Iradah, Sama ; Bashar dan Kalam Allah dari segala keserupaan dengan sifat-sifat makhluk [dengan penegasan bahwa tiada satu pun yang menyamai-Nya].

Lalu, apa tanda-tanda ma`rifat? Tanda-tandanya adalah hidupnya kalbu bersama Allah swt. Allah swt. mewahyukan kepada Nabi Dawud a.s., “Mengertikah engkau, apakah ma’rifat-Ku itu?” Dawud menjawab, “Tldak.”Allah berfirman, “Hidupnya kalbu dalam musyahadah kepada-Ku. “

Kalau ditanya, “Tahap atau maqam manakah yang dapat disahkan sebagai ma `rifat yang hakiki?” [Jawabnya] adalah tahap musyahadah (penyaksian) dan ru’yat (melihat) dengan sirr qalbu. Hamba melihat untuk mencapai ma’rifat. Karena ma’rifat yang hakiki ada dalam dimensi batin pada iradah, kemudian Allah swt. menghilangkan sebagian tirai (hijab), lantas kepada mereka diperlihatkan nur Dzat-Nya dan Sifat-sifat-Nya dari balik hijab itu agar mereka sampai pada ma’rifat kepada Allah swt. Hijab itu tidak dibukakan seluruhnya, agar yang melihat-Nya tidak terbakar.
Sang Sufi bersyair dengan ungkapan pencapaian pada tahap spiritual tertentu :
Seandainya Aku tampak tanpa hijab
Pastilah seluruh makhluk sempurna

Namun hijab itu amat halus
Agar merevitalisasi kalbu para hamba yang `asyiq.
Ketahuilah, bahwa manifestasi (tajalli) keagungan melahirkan rasa takut (khauf) dan keterpesonaan (haibah). Sedangkan manifestasi keelokan (al-Hasan) dan Keindahan (al-Jamal) melahirkan keasyikan. Sementara manifestasi Sifat-sifat Allah melahirkan mahabbah. Dan manifestasi Dzat meniscayakan lahirnya penegasan keesaan (tauhid).

Sebagian ahli ma’rifat berkata, “Demi Allah, tidak seorang pun yang mencari dunia, selain orang itu dibutakan kalbunya oleh Allah, dan dibatalkan amalnya. Sesungguhnya Allah menciptakan dunia sebagai kegelapan, dan menjadikan matahari sebagai cahaya. Allah menjadikan kalbu juga gelap, lalu dijadikan ma’rifat sebagai cahayanya. Apabila awan telah tiba, cahaya matahari akan terhalang. Begitupun ketika kecintaan dunia tiba, cahaya ma’rifat akan terhalang dari kalbu.”
Ada pula yang mengatakan, “Hakikat ma’rifat adalah cahaya yang dikaruniakan di dalam kalbu Mukmin, dan tiada yang lebih mulia dalam khazanah kecuali ma’rifat.”




Sebagian Sufi berkata, “Matahari kalbu Sang `Arif lebih terang dan bercahaya dibandingkan matahari di siang hari. Karena matahari pada siang hari kemungkinan menjadi gelap karena gerhana, sedangkan matahari kalbu tiada pernah mengalami peristiwa gerhana (kusuf). Matahari siang tenggelam ketika malam, namun tidak demikian pada matahari kalbu.” Mereka mendendangkan syair:
Matahari siang tenggelam di waktu senja
matahari kalbu tiada pernah tenggelam
Siapa yang mencintai Sang Kekasih
`Kan terbang sayap rindunya
menemui Kekasihnya.

Dzun Nun berkata bahwa hakikat ma’rifat adalah penglihatan al-Haq atas rahasia-rahasia relung kalbu melalui perantaraan (muwashalah) Kilatan-kilatan lembut (latha’if) cahaya-cahaya:
Bagi orang `arifin, terdapat kalbu-kalbu yang diperlihatkan
Cahaya I1ahi dengan rahasia di atas rahasia
Yang terdapat dalam berbagai hijab
Tu1i dari makhluk, buta dari pandangan mereka
Bisu dari berucap dalam klaim-klaim dusta.

Sebagian di antara mereka ditanyai, “Kapankah seorang hamba mengetahui bahwa dia telah mencapai ma’rifat yang hakiki?” Dijawab, “Tatkala dia mencapai tahapan tidak menemukan dalam kalbunya sedikit pun ruang bagi selain Tuhannya.”

Sebagian Sufi ada pula yang berkata, “Hakikat ma’rifat adalah musyahadah kepada Yang Haq tanpa perantara, tanpa bisa diungkapkan, tanpa ada keraguan (syubhah).” Seperti ketika Amirul-Mukminin Ali bin Abi Thalib r.a. ditanya, “Wahai Amirul-Mukminin, apakah yang anda sembah itu yang dapat anda lihat atau tidak dapat anda lihat?” “Bukan begitu, bahkan aku menyembah Yang aku lihat, bukan dengan penglihatan mata, tetapi penglihatan kalbu,” jawab Ali.
Ja’far ash-Shadiq ditanya, “Apakah anda pernah melihat Allah swt.?”
“Aku tidak menyembah Tuhan yang tidak bisa kulihati” Ditanyakan lagi, “Bagaimana anda melihat-Nya, padahal Dia tidak dapat dilihat mata?”

Ja’far menjawab, “Mata penglihatan fisik tidak bisa melihat-Nya, tetapi mata batin (al-qulub) dapat melihat-Nya melalui hakikat iman. Tidak diketahui melalui penginderaan dan tidak pula dianalogikan dengan manusia.”

Sebagian `arifin ditanya seputar hakikat ma’rifat. Mereka berkata, “Menyucikan sirr (rahasia) kalbu dari segala kehendak ‘ dan meninggalkan kebiasaan sehari-hari, tentramnya kalbu kepada Allah swt. tanpa ada ganjalan (`alaqah), berhenti dari sikap berpaling dari Allah swt. dan menuju selain Allah swt. Mustahil, ma’rifat kepada substansi Dzat-Nya dan Sifat-sifat-Nya, dan tidak akan diketahui siapa Dia, kecuali melalui Dia sendiri, Yang Mahaluhur, Mahatinggi, serta Kemuliaan hanya kepada Diri-Nya saja.”



Bashirah, Mukasyafah, Musyahadah dan Mu’ayanah
Bashirah, Mukasyafah, Musyahadah dan Mu`ayanah merupakan term-term yang sinonim. Perbedaannya pada tataran makna penjelasannya yang utuh, bukan pada tataran makna asalnya. Kedudukan bashirah (mata batin) pada akal sama dengan kedudukan cahaya mata (batin) pada mata penglihatan (fisik). Kedudukan ma’rifat pada bashirah adalah seperti kedudukan bola matahari yang berpijar pada cahaya mata, sehingga dengan sinar itu, objek-objek yang jelas dan yang tidak tampak dapat dikenali.

Di dalam kehidupan (hayah) itu sendiri, Tauhid dapat diketahui.Allah swt. berfirman: “Bukankah orang yang sudah mati, kemudian dia Kami hidupkan?” (Q. s. al-An’am:122).

Sedangkan al-yaqin -ketahuilah – keyakinan (al-i`tiqad) dan ilmu, apabila telah bersemayam dalam kalbu dan tidak ada yang menjadi penghalang (ma’aridh) bagi masing-masing, akan membuahkan ma`rifat dalam kalbu. Dan ma’rifat tersebut dinamakan al-yaqin. Karena hakikat yakin adalah kejernihan ilmu yang didapatkan (acquired) melalui perolehan karunia (muktasab), sehingga menjadi seperti ilmu aksiomatik, dan kalbu menyaksikan keseluruhan, sebagaimana dikabarkan oleh syariat, baik dalarn persoalan dunia maupun akhirat. Dikatakan, `Air menjadi jelas ketika bersih dari kekeruhannya.”
Ilham adalah pencapaian (hushul) ma’rifat tersebut tanpa disertai sebab dan upaya, tetapi dengan ilham langsung dari Allah swt. setelah kalbu menjadi jernih dari segala sikap memandang baik (istihsan) dua jagad – jagad dunia maupun akhirat.

Sementara firasat adalah pengetahuan akan perlambang dari Allah swt., antara Dia dan hamba-Nya, yang memberi petunjuk pada segi esoterik (sisi paling dalam) hukum-hukumNya. Firasat tidak akan hadir, kecuali pada derajat taqarrub. Tetapi dia berada di bawah ilham. Karena ilham tidak membutuhkan alamat-alamat. Namun firasat membutuhkan alamat atau tanda perlambang, baik bersifat umum maupun khusus. Wallahu a`lam.


Wanita Pendamba Syurga


♥♥♫•*¨*•.¸¸¸¸.•*¨*•♫♥♥♥♥♥♥♫•*¨*•.¸¸¸¸.•*¨*•♫♥♥♥♥♥♥♥♥♥
Sebuah tulisan sebagai gambaran bagaimana wanita cantik seharusnya menggambarkan dirinya…
begitu sempurna… semoga tulisan ini dapat menjadi gambaran bagi diri kita kelak….
♥♥♫•*¨*•.¸¸ﷲ¸¸.•*¨*•♫♥♥♥♥♥♥♫•*¨*•.¸¸ﷲ¸¸.•*¨*•♫♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥

Wanita pendamba syurga..
Pesona akhlakmu bagai mutiara yang berkilauan.
Halus tuturmu menggambarkan pribadi yang santun .
Kecantikan hatimu laksana kapas tanpa noda.
Kesejukan aura jiwamu seperti bidadari syurga.
Kau hiasi dirimu dengan bingkaian akhlak islami.
Semakin berwibawa karena auratmu terhijabi.
Saat wanita lain bergelimang kesenangan semu .
Menari-nari di atas lantai dansa Menenggak arak dalam gelas-gelas kristal.
Engkau justru mengurung diri Mentafakuri kehidupan akhirat yang masih ghaib .


Mengembara dalam pencarian jati diri.

 Di saat wanita lain asyik memilih busana trendi.
Sibuk memoles tubuh dan wajah.
Berlomba memamerkan aurat mereka.
Engkau justru tampil bersahaja.
Dalam balutan gamis dan kerudung panjang.
Engkau sembunyikan auratmu.
Agar tak terjamah pesona kecantikan itu.
Dari mata-mata lelaki jalang.

 Di saat wanita-wanita lain tertawa lepas.
Menikmati euphoria tanpa batas.
Menebar cinta basi pada lelaki .
Engkau justru menangis dalam sujud .
Mendaki taubat dalam bukit tahajud.
Mengemis ampunan pada Penggenggam nyawa..
Menutup lisan dari bicara sia-sia.

 Di saat wanita-wanita lain mengidolakan Miyabi, Britney Spears, Celine Dion, Maddona.
Engkau mengidolakan Khadijah, Maryam, Asiyah, Fatimah.


Di saat wanita lain bangga aibnya terbuka.
Puas jika namanya di puja-puja.
Engkau justru mengasingkan diri dari gemerlap dunia.
Merahasiakan kebaikan yang kau lakukan pada sesama.
Karena takut jatuh pada perbuatan riya’.

 Di saat wanita-wanita lain menghabiskan waktu di plaza.
Menghamburkan materi dengan sia-sia.
Engkau justru menghabiskan waktumu di mushola .
Menguatkan zikir dan memuja asma-Nya.
Merenda istigfar di atas sajadah cinta.
Di saat wanita-wanita lain hanyut dalam pesona zaman.
Bercengkerama liar dengan segala kemewahan.
Sibuk memuja artis-artis idaman.
Engkau justru sibuk mengkaji ilmu.
Mendakwahkan agama Islam tanpa ragu.
Berjibaku dengan segala kesulitan.
Meneriakkan kalimat jihad militan.

 Di saat wanita-wanita lain sibuk menenteng majalah erotis.
Menggumbar gosip sesama secara sadis.


Engkau justru teguh pada Al-Qur’an dan hadis.
Yang kau jadikan pegangan hidup.
Agar iman di dadamu tidak redup.
Wanita pendamba syurga… Agungnya akhlakmu berselimut mutiara.
Pada rahimmu kelak generasi-generasi agama.
Akan Allah amanahkan.
Engkau calon madrasah pertama .
Saat mujahid-mujahid terlahir di dunia

 Semoga kelak pribadi-pribadi seperti ini melekat pada diri kita..aamiin,
‘jazakillah ukhty yang telah menginspirasi melalui tulisan ini…’

http://www.facebook.com/notes/renungan-n-kisah-inspiratif/wanita-pendamba-syurga/498715926041

Perjalanan Sebuah Mimpi


Suatu ketika aku pernah mendengar percakapan seorang gadis pada gurunya. si gadis menceritakan tentang mimpinya.
dan beginilah ceritanya...
Dalam mimpinya gadis itu mendapati dirinya dalam sebuah taman rindang yang di penuhi oleh buah anggur. dan gadis tersebut bertemu oleh seorang lelaki yang berpakaian putih dan menaiki seekor keledai. lelaki tersebut tersenyum pada gadis itu dan dia adalah nabi Daud As.
Gadis itupun melanjutkan perjalanannya, sampai akhirnya ia bertemu oleh seorang lelaki berjubah hijau. tiap beliau melangkah rumput dan tumbuhan akan tumbuh, hingga tanah yang awalnya gersang menjadi hijau seketika, lelaki tersebut adalah nabi Khidir as. dan beliau berkata pada gadis tersebut " berhati-hatilah" ...
Entah kenapa padang rumput yang tadinya hijau berubah menjadi padang pasir yang gersang, dan lelaki berjubab menghilang.
 Gadis itupun terus melangkah melanjutkan perjalanannya. berjalan dan terus berjalan. entah kenapa di tengah-tengah perjalanan di padang gurun gersang tersebut, ia melihat sebuah rumah besar. hatinya  tergoda, akhirnya di memutuskan tuk singgah di rumah tersebut.
di rumah tersebut, gadis tersebut merasakan kesenangan yang tiada habisnya. terasa nyaman, di tempat itu tiap malam pasti ia mendapati pesta pora para penggelana yang juga singgah di rumah tersebut. sehingga suasana gurun tak terasa bila seseorang memasuki rumah tersebut.
Entah kenapa hati gadis tersebut, kian hari kian hampa. ia merasakan ada sesuatu yang hilang dalam dirinya. walaupun dia berada dalam rumah nan penuh kenikmatan dunia tsb.


akhirnya gadis tsb membulatkan tekad tuk keluar dari rumah tersebut dan melanjutkan perjalanannya. anehnya.. setelah dia melangkahkan kaki meninggalkan rumah tsb,tiba-tiba rumah tsb menghilang.
 gadis tersebut terus melanjutkan perjalanannya.hingga  entah kenapa tiba-tiba dia terjatuh ke jurang.
gadis tersebut berusaha tuk keluar dari jurang yang dalam tersebut.
dia berusaha dan berusaha..
hingga ...
Ada seorang dari atas jurang mengulurkan tangannya.
" Raihlah tanganku .. kata beliau ramah
gadis tersebut berusaha meraih tangan tersebut, tapi ia tidak bisa menggapainya..
dia berusaha dan terus berusaha..
" maaf tapi aku tak bisa meraih tangan anda .. kata gadis tersebut..
gadis itupun putus asa..
dan dia bertanya pada lelaki yang berusaha menolongnya..
"Siapakah Anda ... ?
" Saya adalah Rosulullah ...
Gadis itu bertanya ...
" Ya Rosulullah, kenapa saya tiba-tiba terjatuh di jurang ini..
" Engkau terjatuh karena kesalahanmu, tapi satu hal yang harus kamu yakini bahwa sesungguhnya pertolongan Allah itu dekat...
dan gadis itupun pingsan setelah mendengar penjelasan dari Rosulullah..
Ketika gadis itu sadar, dia sudah keluar dari jurang tersebut. dan dia menjumpai dirinya di kelilingi oleh 4 orang laki-laki


"siapakah kalian ... ?
"kami berempat adalah Khulafa'ur Rasyidin.. jawab salah satu diantaranya..
" silakan lanjutkan perjalananmu.. sahut yang lainnya..
gadis tersebutpun melanjutkan perjalanannya.. dia juga bertemu dengan seorang lelaki tinggi besar yang membawa tongkat. dia adalah nabi Musa As..
beliau tersenyum dan mempersilahkan gadis itu melanjutkan perjalanannya..
sampai akhirnya gadis tersebut sampai di sebuah masjid yang di dominasi warna hijau...
saat itu masuk waktu sholat ashar...
di depan masjid di temui oleh seorang wanita yang sangat lembut sikapnya

Assalamu'alaikum sapa wanita tersebut..
beliau mengenalkan diri, beliau adalah Asiyah Istri fir'aun
beliau langsung mempersilahkan gadis tersebut ikut sholat ashar yang baru di mulai.
di dalam masjid tersebut hanya ada 3 shaff..
dan masih terpenuhi 1 shaff..
Wanita tersebut menyuruh gadis tsb menempati shaff pertama yang telah penuh hanya menyisahkan 1 tempat yang tak cukup untuk gadis tersebut..
"maaf bu, tapi shaff pertama udah penuh.. kata si gadis..
wanita tersebut tersenyum dan berkata .. cobalah untuk mengisi shaff pertama tersebut..
akhirnya gadis tersebut menuruti nasehat wanita tersebut.
sungguh di luar dugaan jamaah di shaff depan tersebut merapikan diri hingga gadis itu bisa sholat ashar berjamaah..

                                                         ***************

dee ..
begitulah cerita mimpi gadis tersebut ..
kebenaran mimpi tsb hanya Allah yang tahu..
karena mimpi pun terbagi atas tiga
  1. Mimpi yang berasal dari Allah , Mimpi yg benar lagi baik. Inilah mimpi yg dikabarkan oleh Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam sebagai satu dari 46 bagian kenabian. Secara umum mimpi itu tdk terjadi di alam nyata. Namun terkadang pula terjadi persis seperti yg dilihat dlm mimpi.
  2. Mimpi yg dilihat seseorang dlm tidur sebagai cermin dari keinginan atau dari apa yg terjadi pada diri dlm hidupnya
  3. mimpi yang merupakan tipu daya setan

Yang pasti banyak hal yang bisa ku ambil ibrah ( pelajaran ) dari mimpi gadis tersebut.
  • hidup ibarat perjalanan panjang, yang kita tak akan tahu apa yang akan terjadi dalam perjalanan tsb. namun

bila kita udah memiliki tujuan yang pasti. insyaAllah kita tahu jalan mana yang terbaik tuk mencapai tujuan akhir perjalanan tsb
  • Kadang dalam hidup ini kita akan tertipu oleh fatamorgana yang mungkin bagi kita adalah sebuah solusi, tapi nyata itu hanya sebuah tipuan sesaat yang menghambat perjalanan kita mencapai tujuan akhir.
  • Kita tak pernah sendiri, apapun masalah & ujian . Allah senantiasa ada dan menguatkan kita.
  • sholat Ashar .. adalah sebuah kunci kehidupan tuk bisa mengendalikannya. karena Ashar hampir sama dengan ashr yang bermakna waktu. barang siapa yang bisa mengendalikan waktu dialah yang bisa mengendalikan hidup & mencapai sukses
SEmoga Bermanfaat

Amatullah Mufidah



Ada Canda Ketika Marah


Wajah sang Istri berseri, lalu ia dekati suaminya yang siap pergi.
“Mas, nanti pulangnya jangan malam malam ya, adek  siapkan makanan kesukaan mas.”
“Benarkah ?” dengan antusias sang suami merespon. Dan istrinya mengangguk.,mengiyakan sambil tersenyum.sunggingan senyum itu merupakan harapan untuk mengembalikan suasana awal pernikahan mereka dulu. Suami istri itu, terutama sang istri , menginginkan saat saat sebelum anak anak mereka lahir satu persatu.
“Kalau sudah selesai langsung pulang. adek nunggu dirumah, kita makan bareng.” “Insya Allah.”
Sang suami berangkat dengan dilepas sang istri. Lambaian tangan dan sepotong senyuman mengukir wajah wajah mereka. Ketika hari merangkak petang, sang istri telah selesai menyiapkan hidangan. Ia tata dengan semenarik mungkin. Kini ia tinggal berdandan untuk menyambut suaminya pulang. Ternyata sampai larut malam,


sang suami belum juga pulang. Dengan kekesalannya sang istri merebahkan tubuhnya disofa. Namun, tak lama kemudian ia tertidur.
Ia terbangun ketika tangan suaminya menyentuh wajahnya.
Permohonan maaf suaminya, ditanggapinya dengan acuh. Ia marah.
“Sudah makan dek ?” Tanya sang suami
“makan aja situ sendiri !”
Sang suami tau istrinya marah. Namun, ia tetap bersikap tenang.
Ia menuju meja makan.
“ayo makan barang.”
“makan aja situ sendiri !”
“Mmh, lauknya mana nih ?” Tanya suami pura pura tidak tau
“cari aja situ sendiri !”
Sang suamipun makan. Tengah malam Sang istri terbangun. Ia merasakan perutnya merintih sakit. Buru buru ia menuju meja makan.
“mas, telurnya mana ?kok habis !”
“nelur aja situ sendiri !”
mereka pun tak jadi marahan. Mereka tertawa.
Kisah ini sudah lama saya dapatkan dari ustadzah saya. Sampai sekarang masih saya mengingatnya. Menurut beliau itu kisah nyata. Dari kisah tersebut saya mengambil ibrah. Bagaimana ditengah situasi yang semestinya ditanggapi dengan ketegangan kita mampu meredam diri, bahkan melempar joke joke segar. Letupan letupan emosional bukan sesutau yang kita nihilkan dalam keluarga kita. Tentu itu. Pada saat saat tertentu ghadhab atau marah bisa saja muncul, terlebih ketika emosi kita sangat labil. Strategi menahan diri dan tetap berusaha semaksimal mungkin untuk menampilkan ketenangan adalah pilihan terbaik.
Jika pasangan kalian tengah mengalami letupan emosional, bersikaplah wajar. Cobalah untuk memahaminya.


 Dan jangan sekali kali menyerangnya dalam situasi demikian. Yakinlah bahwa cara demikian tidak cukup membantu. Saya terkenang dengan kisah Rasulullah saw. ketika Aisyah pernah marah dengan Rasulullah dengan mengatakan ,” engkau ini hanya mengaku ngaku saja sebagai nabi.” MEndengar letupan emosi sang istri, suami yang lembut jiwanya ini hanya tersenyum tanpa balik membalas sama sekali.
Dalam situasi marah tidaklah tepat untuk melakukan blaming partner atau menyalahkan pasangan. Rasulullah sendiri lebih memilih untuk diam. Kejadian demikian tidak hanya sekali. Ia berlangsung berkali kali. Imam Bukhari meriwayatkan bahwa Rasulullah saw pernah bertengkar dengan istrinya, Aisyah putrid Abu Bakar. Waktu itu Abu bakar bertindak sebagai penengah atas perselisihan beliau.
“Bicaralah atau saya yang akan berbicara terlebih dahulu,” kata Rasulullah “Anda bicaralah dulu ! jangan mengucapkan yang tidak benar !” kata Aisyah dengan lantang, mendengar kata kata putrinya yang terlalu kasar pada suaminya RAsulullah, Abu bakar lalu menampar muka putrinya hingga mulutnya berdarah. Kemudian Abu bakar berkata :” Aisyah ! engkau ini memusuhi dirimu sendiri. Apakah beliau pernah berkata yang tidak benar
Aisyah lalu berlindung dibelakang Rasulullah.
“Kami tidak mengundangmu untuk melakukan itu, kami tidak menghendaki tindakan seperti itu darimu,” kata Rasul kepada Sahabatnya, Abu Bakar.
SUBHANALLAH. Teramat indah untuk menelusuri kepribadian Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam sebagai seorang suami. Sangat mempesona dan mengagumkan, tetapi begitu susah jiwa ini untuk meniru dan meneladaninya. Lihatlah bahwa letupan letupan emosi dapat muncul dalam keluarga Rasul sekalipun. Karena, ia memang menjadi sesuatu yang natural bisa terjadi.
Persoalan terletak pada bagaimana kita menghadapinya. Terus terang, saya masih belajar untuk meneladani kisah kisah yang menginspirasi diatas. Kadang kala saya berhasil menciptakan suasana itu, tetapi beberapa yang lain, saya merasa belum berhasil. Bersikap tenang, tidak melakukan blaming partner, bahkan mendahului untuk meminta maaf, atau menyisipkan canda canda segar ditengah kemarahan pasangan kita, sehingga ia luluh, bukanlah persoalan mudah. Namun, saya yakin bukan berarti pula ia tidak mungkin dilakukan.

Bagi saya , belajar mendengar letupan emosi kekasih kalian adalah pekerjaan besar para pejuang yang memiliki kebesaran jiwa.
 Wallahualam, semoga Allah mengampuni saya jika karena pengetahuan saya yang kurang luas sehingga saya menulis, berbuat dan berbicara salah.


Sumber :Ainul Mardiyah

http://www.facebook.com/notes/melati/ada-canda-ketika-marah/149011235137260

Musyawarah


Sebahagian orang tua merasa berhak memaksa anak-anaknya agar mengikuti kemauan orang tua itu sendiri, tanpa perlu bermusyawarah sedikitpun bahkan pemeberitahuan.  Tapi tidak demikian dengan Nabi Ibrahim as terhadap anaknya, Ismail as. Meskipun diketahui itu suatu pesan dari Allah SWT lewat mimpi, Nabi Ibrahim tidak begitu saja mem-Veto anaknya.  Beliau membuka ruang musyawarah dengan kepala dingin, meskipun dengan anaknya sendiri.
 “Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka pikirkanlah, apa pendapatmu?” (QS. Ash Shaaffaat:102).
Terbukti hingga sekarang, musyawarah menjadi suatu cara penting dalam hidup dalm ber-kelurga,bermasyarakat atw ber negara.  Antara lain bertujuan untuk meraih partisipasi ,pendapat orang banyak.  Apalagi, masing-masing manusia dikaruniai akal dan hati, sehingga setiap orang punya pikiran dan pertimbangan.  Namun, manusia juga memiliki kelemahan, sehingga berpeluang memberi pengaruh lemah terhadap kualitas keputusan. 


Untuk menghasilkan keputusan yang berkualitas, perlu dibantu dengan pendapat-pendapat dari orang lain.
 Cara musyawarah Nabi Ibrahim dengan anaknya sepatutnya dicontoh oleh setiap orang tua ataw para pemimpin  Mengikutsertakan anak dalam pembuatan suatu keputusan merupakan suatu proses belajar langsung. Apalagi anak kelak juga akan menjadi ayah (atau ibu) ataw pemimpin.  Karena itu perlu belajar berbicara dengan .. sopan, terutama dengan orang tua, apapun nanti hasil keputusan yang akan dibuat. Sebagaimana dicontohkan Ismail:   “wahai Bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar” (QS. Ash Shaaffaat:102). semoga kita jadi orang tua yang suka bermusyawarah seperti nabi Ibrahim as.dan punya anak anak yang sholeh dan sopan seperti nabi Ismail as,Amiin Allahuma amiin.(anda bersedia memulai nya???wasalam

 oleh   ; jack sanova

http://www.facebook.com/notes/melati/musyawarah/162407663797617

Mensikapi Keraguan


الحمد لله ، أشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له ، و أشهد أن محمدا عبده ورسوله لا النبي بعده . أما بعد.
 Segala puji bagi Allah, aku bersaksi bahwa tiada ilah yang patut disembah dengan benar melainkan Allah saja dan tidak ada sekutu bagi –Nya, dan aku bersaksi bahwasannya Muhammad adalah hamba dan Rasul –Nya yang tidak ada nabi setelahnya..
 Adapun setelah itu..
 النواوي في " رياض الصالحين " - (ج 1 / ص 13) (55) باب الصدق: عن أبي محمدٍ الحسن بن علي بن أبي طالبٍ، رضي الله عنهما، قال: حفظت من رسول الله صلى الله عليه وسلم: (( دع ما يريبك إلى ما لا يبريبك؛ فإن الصدق طمأنينةٌ، والكذب ريبةٌ )) ]رواه الترمذي وقال: حديثٌ صحيحٌ[ . قوله: يريبك هو بفتح الياء وضمها؛ ومعناه: اترك ما تشك في حله، واعدل إلى ما لا تشك فيه.
 Berkata An Nawawi dalam “Riyadhus Shalihin” (Juz 1/hal. 13)(hadits: 55), Bab As Shidqu: Dari Abu Muhammad Al Hasan bin Ali bin Abu Thalilb, radliallahu’anhuma, berkata: “Aku telah hafal dari Rasulullah shalallahu’alaihi wa sallam: ((Tinggalkan apa-apa yang meragukanmu kepada apa-apa yang tidak meragukanmu, sesungguhnya benar/jujur itu adalah ketenangan, dan dusta itu adalah keraguan))”. [Riwayat At Tirmidziy, dan beliau berkata: Hadits Shahih].
 Perkataanya: “ يريبك “ yaitu dengan memfathah “ya” dan mendlammah setelahnya (yaitu “ba”), maknanya: tinggalkanlah apa-apa yang meragukanmu dalam kehalalannya, dan berpalinglah pada apa-apa yang tidak meragukanmu didalammnya.
 Takhrij hadits
 Hadits Shahih dikeluarkan oleh At Tirmidziy (2518), An Nasa’I (8/327-328), dan Ahmad (1/200), dari jalan Syu’bah dari Buraid bin Abu Maryam dari Abu Al Hauraa’ As Sa’diy, beliau berkata: Aku berkata kepada Hasan Bin Ali: “Apa yang engkau hafal dari Rasulullah shalallahu’alaihi wa sallam?” Beliau menjawab: - maka disebutkanlah hadits di atas - .
 Aku (Salim Al Hilaliy hafidzhahullah) berkata: ini adalah isnad yang shahih rijalnya adalah rijal yang tsiqat, dan ada syawahid (pendukung-pendukung)nya dari Anas bin Malik, dan Abdullah bin Umar radliallahu’anhuma. [Bahjatun Nadzhirin syarah Riyadhus Shalihin (juz. 1/ hal. 121) ].
 Dan hadits ini juga di shahihkan oleh Al Albani dalam “Shahih Al Jami’ (3372).
 Kedudukan hadist ini dalam syari’at
 1. Hadits ini termasuk yang diletakkan oleh An Nawawi dalam Al Arba’in –nya, karena termasuk hadits Jawami’ul Kalim Nabi shalallahu’alaihi wa sallam. (jawami’ul kalim adalah: kalimat yang ringkas namun maknanya dalam dan mengandung faidah yang banyak).


2. Berkata Ibnu Hajar Al Haitami rahimahullah: “Hadits ini adalah salah satu qo’idah yang besar dari qo’idah-qo’idah agama, dan usul dalam wara’ yang diatasnya berputar masalah orang-orang yang bertaqwa, dan yang menyelamatkan dari gelapnya keraguanya, dan parkara-perkara yang tidak jelas yang menghalangi cahaya agama”.
 3. Diantara qo’idahnya yaitu: mengambil yang yakin dalam perkara-perkara agama, dan meninggalkan syubhat..
 4. Berkata Ibnu Al ‘Utsaimin rahimahullah: “Dan telah berjalan ahli ilmu – semoga Alah merahmati mereka- pada jalan ini dalam bab-bab fiqih, yaitu “mengambil sisi hati-hati, dan mereka menyebutkan berbagai macam persoalan yang banyak dalam masalah ini. [Syarah Riyadhus shalihin (juz. 1/hal. 197)]

Faidah-Faidah Hadits
 1. Hadits ini adalah salah satu ushul dari ushul-ushul fiqih, yaitu bahwa sesuatu yang meragukan di dalamnya maka tinggalkanlah menuju kepada sesuatu yang tidak meragukan.
Diantara contohnya: Apabila seseorang mengetahui pakaiannya terkena najis, akan tetapi dia tidak mengetahui apakah yang terkena itu bagian depannya ataukah bagian belakangnya, sehingga ada keraguan dalam membersihkannya, bila ia membersihkan bagian depannya, ia ragu dan hatinya tidak tenang, mungkin saja yang terkena itu bagian belakangnya, demikian juga bila membersihkan bagian belakang, ia pun ragu dan hatinya tidak tenang mungkin saja yang terkena itu bagian depan, maka untuk menghilangakan keraguan, ia mencucinya dua bagian tersebut, yaitu dengan mencuci bagian depan dan bagian belakang..
Contoh yang lain Apabila seseorang melakukan shalat 4 rakaat, kemudian dia ragu, apakah dia shalat 4 rakaat ataukah 3 rakaat? Sedangkan dia tidak yakin sedikitpun, jika dia mengambil 4 rakaat, maka hatinya manjadi ragu mungkin saja rakaatnya kurang, kalau ia mengambil 3 rakaat, dia merasa tidak kurang, tapi dia masih belum tenang, maka disini dia mengambil apa-apa yang tidak meragukannya, maka dia mengamalkan yang paling sedikit, apabila dia ragu apakah ia melakukannyanya 3 atau 4 rakaat maka jadikanlah 3 rakaat..
2. Senantiasa fithrah manusia mencari ketenangan hati. Manusia yang hatinya sehat dan hidup maka keraguan dan kedustaan akan membuat ketidak tenangan, dan apabila ia memutus keraguan dan menuju ketenangan dan hilang lah keraguan, maka hatinya menjadi tenang.
3. Kejujuran adalah ketenangan hati, yang tidak ada penyesalan sedikitpun jika melakukannya. Sebaliknya kedustaan adalah keguncangan hati dan akan ada penyesalan dikemudian hari.


4. Termasuk wara’ adalah diam/berhenti/ dalam masalah syubhat, menjaga diri dan tidak masuk kedalamnya, karena sesuatu yang halal tidak membuat seorang mu’min hatinya tidak tenang. Dan barang siapa yang menjaga dari syubhat, maka dia telah menjaga agama dan kehormatannya.
5. Mengembalikan kehatinya ketika menghadapi syubhat, jika hatinya tenang dan lapang dada dalam menjalankannya maka hal itu adalah baik dan halal, jika terjadi sebaliknya maka itu adalah buruk dan haram, hal ini terjadi bukan didahului oleh kecondongan hati untuk melakukannya yang disebabkan hawa nafsunya ingin meraih perkara syubhat tersebut.

Demikian dari saya, semoga bermanfaat..
 و صلى الله على نبينا محمد و على آله و صحبه و بارك و سلم .. و الحمد لله رب العالمين ..
 Yang selalu mengharapkan ampunan Rabbnya..

http://www.facebook.com/notes/melati/mensikapi-keraguan/162266397145077

Bertaubat


By: M. Agus Syafii

Sepulang sholat di masjid entah kenapa leher dan punggungunya terasa sakit. Sudah dibawa ke dokter namun tak kunjung sembuh. Istrinya selalu saja mengingatkan agar bersabar dan berusaha membesarkan hatinya. 'Ini ujian Pak..' Kata Istrinya. 'Kenapa aku selalu bernasib buruk? Apakah Allah dendam padaku?' ucap Laki-laki tua itu sambil menangis putus asa.
'Istighfar Pak, Allah tidak pernah dendam kepada kita. Untuk apa? Allah tidak membutuhkan apapun. Lanjut Istrinya. 'Tapi mengapa Allah menghukumku? Bukankah itu berarti Allah membenciku?' Isak tangisnya terdengar. 'Bukan benci Pak, itu tandanya Allah sayang ama kita. Allah mengingatkan agar kita segera bertaubat. Mungkin kita pernah melakukan perbuatan dosa yang tanpa kita sadari.'
'Aku banyak berdosa, istriku.' kata beliau, setelah itu terdiam membisu. Istri yang mendengar apa yang diucapkan suaminya menangis tersedu-sedu. Laki-laki tua itu mengelus kakinya yang terasa sakit luar biasa. Tiba-tiba mengatakan sesuatu. 'Aku melakukan perbuatan dosa yang begitu banyak. Aku hanya ingin bertaubat sebelum ajal itu tiba.' Istrinya tak kuasa membendung tangis berlari meninggalkan dalam kesendirian.
Sepeninggal istrinya, matanya menerawang bagaikan rekaman yang diputar ulang, makin lama bayangan itu makin terlihat jelas. Satu persatu wajah terlihat jelas. Wajah-wajah itu tersenyum mengejeknya. Ditangannya terselip amplop dengan nilai rupiah, izin proyek dua milyar, fee bertemu dengan kepala negara satu milyar, makelar kasus tiga milyar, uang jasa memenangkan tender satu juta US Dolar. Bayangan wajah- wajah menyeramkan itu menghilang berubah menjadi lorong bercahaya. 'Astaghfirullah, ampunilah aku Ya Allah..'ucapnya lirih, dengan wajah penuh dengan air mata kemudian terdiam untuk selamanya. Beliau memilih untuk bertaubat dan mengembalikan semua hartanya kepada negara. Allah telah berkenan membukakan pintu taubat.

Wassalam,M. Agus Syafii
http://www.facebook.com/notes/melati/bertaubat/162252290479821