Mengenai Saya

Foto saya
Malang, East Java, Indonesia
Uhibbuka Fillah...

Laman

Senin, 28 Februari 2011

DZIKIRNYA ALAM SEMESTA


Apakah alam juga berdzikir..?
Bagian ini adalah rangkaian dari cerita sebelumnya. Saat itu, setelah aku sampai di masjid, kebetulan aku berpisah dengan pak Hadi. Hal itu disebabkan karena saat itu jama’ah sudah berjubel banyak sekali. Kamipun mencari tempat sendiri sendiri, sehingga kami terpisah.
Para jama’ah yang berjubel itu, berebut memenuhi shaf-shaf depan. Sehingga aku mendapatkan shaf di belakang. Hampir di shaf yang paling akhir.Ketika aku melakukan shalat sunah, tiba-tiba di sebelah kananku datang seorang jama’ah pakai baju gamis putih-putih, berjenggot panjang menjuntai ke bawah sampai ke dada. Matanya bening, mulutnya selalu senyum.
Begitu aku selesai shalat, ia mengambil minyak wangi dari dalam bajunya, dan minyak itu dioleskan ke tanganku, dan juga ke bajuku. Ia memberi isyarat agar aku mengoleskan dan meratakan minyak darinya itu ke seluruh tubuhku. Dan kemudian ia menyelinap di antara ribuan jamaah lainnya. Lalu pergi entah kemana. Ah, seorang yang aneh! pikirku.
Harumnya minyak wangi itu begitu aneh bagiku. Bau yang lembut, tetapi terus merasuk ke nafasku yang mengakibatkan rongga dadaku menjadi nyaman dan lapang. Satu hal lagi, bahwa wajah orang itu begitu akrab dalam benakku. Aku tidak merasa asing dengan wajah itu. Tetapi aku lupa di mana aku pernah bertemu dengan wajah itu…
Shalat dhuhur rupanya masih lama, maka aku pun kembali berdzikir sambil menunggu waktu shalat tiba. Ketika aku tenggelam dalam dzikirku, tiba-tiba aku dikejutkan oleh suara lamat-lamat dari kejauhan, yang bertambah lama terasa bertambah dekat. Bahkan begitu jelasnya suara itu di telingaku.
Suara itu ritmenya begitu luar biasa indahnya. Datang bergelombang dengan lembut tetapi jelas. Asal suara itu datang dari atas. Setelah itu datang dari berbagai penjuru. Dari samping kiriku, dari samping kananku, bahkan dari sekelilingku. Aku terbengong sendiri.
Asalnya aku mengira ada jama’ah khusus di masjid itu yang berdzikir secara serempak bersama-sama. Tetapi anggapanku salah. Karena semua orang, semua jama’ah melakukan aktivitas sendiri-sendiri. ..
Suara itu semakin lama semakin menyejukkan hati. Dada menjadi lapang, hati menjadi tentram dan tenang. Bahkan pikiran menjadi jernih.Aku berusaha mengikuti irama indah dan agung itu. Tetapi setiap ku ikuti, suara itu tiba-tiba berhenti. Sepertinya ia mengetahui kalau ada orang yang mengikutinya. Ketika aku terdiam. Suara itu kembali muncul dan terdengar di telingaku. Begitu jelasnya dan begitu agungnya. Begitu aku akan mengikutinya ia mendadak berhenti lagi. Dan yang terdengar adalah suara berisiknya para jama’ah yang melakukan aktivitasnya masing-masing. Dan aku pun semakin heran dibuatnya.
Tetap ada satu pertanyaan yang mengusik dalam hatiku. Suara siapakah itu? Dari mana datangnya?
Ketika aku berusaha mencari jawabnya, tiba-tiba terdengar suara iqamah dari bilal sebagai pertanda waktu shalat akan dimulai. Dan aku pun melakukan shalat dhuhur bersama para jama’ah lainnya.
Sesampai di maktab, aku terus berusaha mencari jawabnya. Suara apakah itu, bergemuruh, datang dari jauh, tambah lama tambah dekat dan membentuk suatu ritme yang mempesona. Indah, agung, mesra, dan membentuk harmoni yang luar biasa…
Begitu penasarannya aku. Maka pada malam itu juga kutulis kejadian itu di dalam buku harianku. Buku yang selalu kubawa kemana saja aku pergi.
Hari ke dua, dari terjadinya peristiwa itu, aku kembali ke masjid pada jam yang sama. Dan aku menempati shaf agak depan dibanding shaf di hari sebelumnya. Seperti biasanya, sebelum waktu shalat dhuhur tiba, setelah aku lakukan shalat sunah, aku melakukan aktivitas dzikir untuk lebih menghayati dan lebih mendekatkan diri kepada Ilahi Rabbi.
Saat-saat aku melakukan dzikir itu, tiba-tiba aku tersentak! Dan bulu kudukku merinding… . Ah, ternyata suara itu terdengar kembali di telingaku. Asalnya lamat-lamat. Tetapi tambah lama bertambah jelas. Dan semakin dekat. Begitu dekatnya suara itu. Sampai aku tidak tahu dari mana datangnya. Telingaku kututup dengan tanganku, suara itu semakin jelas. Telingaku kutempelkan di lantai, di sajadahku, suara itu pun sangat jelas. Aku mendongak ke atas, suara itu pun terdengar begitu jelas bahkan seolah memenuhi atap masjid Nabawi.
Aku berusaha menenangkan diri. Setelah aku tenang, aku mencoba mengikuti suara itu dengan hatiku. Ah! Ternyata suara itu berhenti dan hilang lagi…. Aku pun meratap…” Ya Allah, apa yang terjadi dengan diriku…?” Suara apakah itu? Siapakah yang bersuara itu…
Akhirnya aku pun pulang kembali ke hotel, tanpa mendapatkan jawaban yang pasti, tentang suara misterius tadi. Berikutnya, hari itu merupakan hari yang ke tiga, sejak terjadinya peristiwa itu. Aku kembali ke masjid untuk berjama’ah shalat dhuhur. Saat itu aku mendapatkan shaf di bagian tengah. Tempatnya sangat berbeda dengan dua hari sebelumnya.
Setelah shalat sunah, seperti biasanya aku melakukan aktivitas dzikir. Dalam hati aku bertanya dan juga berharap, apakah akan muncul lagi suara itu? ternyata lama aku tunggu, suara itu tidak muncul lagi. Maka aku pun melupakan kejadian itu.
Selanjutnya aku melakukan shalat sunah lagi. Begitu selesai mengucap salam yang ke dua sebagai penutup shalatku, tiba-tiba hatiku berdegup kencang. Bulu kudukku merinding lagi… Akh, suara itu terdengar lagi. Kini bertambah jelas, bertambah dekat, dan semakin indah iramanya… Aku pun terbuai dibuatnya.Dengan perasaan agak takut, aku mencoba mengikuti kalimat itu. Hatiku mulai mengikutinya, Setelah itu bibirku mencoba mengikutinya, Ah! sungguh agung, sungguh menyejukkan. .. dan sungguh mempesona.
 Dan di hari yang ke tiga itu, aku ternyata bisa mengikuti kalimat indah itu…subhaanallaah … Bibirku mulai bergerak mengikuti suara itu. Suara gemuruh dari berjuta-juta suara, yang membentuk harmoni luar biasa.
Suara itu, kalimat agung itu berbunyi :
“..laa ilaaha illallaah,.. . laa ilaaha illallaah,.. . laa ilaaha illallaah… “
Aku pun tenggelam dalam alunan dzikir yang luar biasa indahnya itu. Entah sampai berapa puluh kali atau bahkan berapa ratus kali aku mengikuti dzikir indah itu aku tidak tahu…. Sampai akhirnya aku dikejutkan oleh suara iqamah bilal.
Aku mulai menyusun shaf untuk shalat berjama’ah, bersama-sama para jama’ah lainnya untuk melakukan shalat dhuhur…
Sesaat sebelum aku shalat dhuhur, tiba-tiba pikiranku melayang kepada kehadiran seorang jama’ah yang pernah shalat di sebelahku yang
memberi minyak wangi di sekujur tubuhku dua hari sebelumnya itu. Pandangan matanya, senyumnya, masih begitu kuat tertanam dalam hatiku.
Apakah peristiwa yang barusan aku alami selama tiga hari berturut-turut itu ada hubungannya dengan orang tersebut?
Atau juga masih berhubungan dengan pengalamanku ketika pergi ke masjid, dimana saat itu setiap langkah kakiku aku gunakan untuk berdzikir? ..wallahu a’lam!
Sungguh aku masih bingung…
Aku pun berusaha untuk melupakan peristiwa itu, karena imam shalat sudah terdengar mengucapkan takbiratul ihram… Allaahu akbar! Kami semua mengikutinya untuk melakukan shalat berjama’ah.
Setelah usai shalat dhuhur, aku baru menyadari bahwa hari itu adalah hari terakhirku di kota Madinah. Dan saat itu merupakan shalat dhuhur terakhir kami di masjid Nabawi, sebelum menuju Mekah Al-Mukaromah.
Sesampai di maktab, kembali kubuka buku catatanku. Ku tulis ulang lanjutan pengalaman aneh, indah, dan mempesona yang terjadi selama tiga kali di masjid Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam itu.
Aku tetap masih merasa heran, dan merasa aneh! Siapakah yang berdzikir itu? Ribuan malaikat? Jutaan partikel yang ada di udara? Atau milyaran bio-elektron yang ada di seluruh penjuru dunia ini? Ataukah suara dzikirnya orang-orang shalih terdahulu yang terekam oleh alam, kemudian pada saat itu terdengar olehku, sampai sebanyak tiga kali?
Aku tidak berani mengambil kesimpulan apapun….
Yang jelas, yang terdengar oleh telinga lahirku dan oleh telinga bathinku saat itu adalah kalimat indah: ” …laa ilaaha illallaah… ” berulang kali. Bergemuruh, tetapi tidak memekakkan telinga. Bergemuruh, tetapi mendatangkan rasa nyaman di dada. Rasanya baru kali itu aku mendengar dan menyaksikan suatu harmonisasi dari jutaan warna suara yang berbeda, yang menyatu membentuk konfigurasi yang luar biasa indahnya…. .
Dan akupun teringat sabda rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam :
“Seutama-utama dzikir ialah : Laa ilaaha illallaah”
(HR. Attirmidzi, Annasa’i, Ibn Majah, Ibn Hibban)
Rupanya inilah puncak dzikir. Pelajaran terindah bagi seluruh makhluk ciptaan Allah. Semua bertasbih! Seluruh alam berdzikir, untuk mentauhidkan Allah saja…
QS. Al-Hasyr (59) : 24
Dia-lah Allah Yang Menciptakan, Yang Mengadakan, Yang Membentuk Rupa, Yang Mempunyai Nama-Nama Yang Paling baik. Bertasbih kepada-Nya apa yang ada di langit dan di bumi. Dan Dia-lah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana…
QS. Al Israa’ (17) : 44
Langit yang tujuh, bumi dan semua yang ada di dalamnya bertasbih kepada Allah. Dan tak ada suatupun melainkan bertasbih dengan memuji-Nya, tetapi kamu sekalian tidak mengerti tasbih mereka. Sesungguhnya Dia adalah Maha Penyantun lagi Maha Pengampun.


http://www.facebook.com/notes/melati/dzikirnya-alam-semesta/181309355240781

Cicak dan Laba-Laba


Siapa yang tidak tahu dengan cicak?
Siapa juga yang tak kenal laba-laba?
Tapi tahukah Anda hanya sedikit manusia yang belajar dari cicak dan laba-laba. Banyak yang tidak menyadari bahwa dari kehidupan cicak dan laba kita bisa banyak belajar dari kisahnya.

Cicak dan laba-laba adalah hewan yang pendek, dan makanannya bisa terbang. Tapi cicak dan laba-laba tidak putus asa dan tetap berusaha untuk mendapatkan makanannya.
Perbedaan antara cicak dan laba-laba terlihat saat kedua hewan ini mencari mangsa. Hasil usaha cicak bisa langsung terlihat setiap kali beraksi. Akan tetapi cicak harus tetap bekerja untuk bertahan hidup, karena mangsa yang didapat tidak dapat disimpan dan langsung disantap. Ketika tidur cicak menjadi tidak produktif karena untuk mendapatkan mangsa cicak harus bekerja.
Kemampuan cicak dalam menangkap mangsa pun terbatas. Walau ada puluhan nyamuk dihadapannya, cicak hanya bisa menangkap satu dan melupakan yang lainnya. Jangkauan tangkapannya pun terbatas, karena hanya mengandalkan mulutnya saja tanpa bantuan alat lain. Dan jika cicak mati, ia tidak bisa mewariskan apa-apa kepada anaknya, karena cicak menghasilkan saat bekerja.
Sekarang perhatikan laba-laba. Laba-laba memerlukan waktu yang cukup lama untuk tahu hasil kerjanya. Karena laba-laba harus membuat jarring terlebih dahulu, dan harus menunggu apakah jaringnya menghasilkan tangkapan atau tidak. Tetapi jika jaringnya telah terbentuk, laba-laba tak perlu bekerja lagi. Walau bersantai, laba-laba bisa mendapat penghasilan setiap ada serangga yang terjerat dalam jaringnya.
Ketika tidurpun laba-laba tetap produktif karena laba-laba mendapat penghasilan dari jaringnya. Selama jaringnya tidak rusak, maka selama itu pula ia bisa mendapat mangsa. Karena menggunakan alat bantu jaring, laba-laba bisa mendapat lebih dari satu mangsa disaat yang bersamaan. Jangkauan tangkapannya pun jauh lebih luas dari cicak. Jangkauan laba-laba terbentang sepanjang jarring yang dibuatnya. Bahkan laba-laba bisa membuat lebih dari satu jarring di tempat terpisah untuk menambah penghasilannya. Dan ketika laba-laba mati, ia masih bisa mewariskan ke anaknya berupa jaring, jika tidak rusak dan juga hasil tangkapan yang disimpan.
Tahukah Anda kisah cicak dan laba-laba tersebut sama halnya dengan pekerjaan manusia. Cicak menggambarkan orang-orang yang masuk dalam kelompok pekerja keras, yang diantaranya employee dan self-employee. Contohnya adalah pegawai, dokter, konsultan, pengacara, tukang ojeg, pekerja kasar, supir taksi, dll.
Sedangkan laba-laba menggambarkan orang-orang yang masuk dalam kelompok pekerja cerdas, yang di antaranya business owner (pengusaha) dan investor.
Para pekerja keras akan mendapat hasil setiap mereka bekerja. Jika mereka berhenti bekerja otomatis mereka kehilangan penghasilan.
Berbeda dengan pekerja cerdas. Pertama yang akan mereka lakukan adalah membangun aset. Walau aset yang mereka bangun membutuhkan waktu yang lama, bahkan kadang mereka tidak mendapat penghasilan ketika membangun aset. Tetapi ketika aset yang dibangun tersebut sudah terbentuk, mereka tak perlu bekerja lagi untuk mendapatkan penghasilan.Pekerja keras pun tak bisa mewariskan pekerjan mereka kepada anak-anaknya. Jadi anak-anak mereka harus bekerja dari nol untuk mendapat penghasilan. Sedangkan pekerja cerdas akan mewariskan anak-anaknya berupa aset yang terus menghasilkan selama aset tersebut masih terbentuk. Jadi anak-anak mereka tak perlu bekerja dari bawah lagi untuk mendapat penghasilan.
Jadi pekerja harus bekerja sampai mati untuk bisa bertahan hidup. Sedangkan para pekerja cerdas akan sulit di awal, bekerja keras di awal, dan ketika aset telah jadi, mereka bisa bersantai-santai selama mereka mau tanpa mengurangi penghasilan mereka.


Mencetak Fenomena


Ia lahir tanggal 6 Oktober 1974 dalam keluarga yang berkecukupan. Ia mejadi anak yang malas. Bahkan saat SMA ia mencetak prestasi yang luar biasa, ia mendapat ranking terakhir di kelasnya. Bahkan anak ini pernah menceritakan kalau ada teman yang bertemu dengannya di jalan saat pergi sekolah, temannya akan stres karena tahu akan terlambat. Karena ia dikenal sebagai siswa yang selalu telat ke sekolah.
Saat kuliah kehidupannya berubah. 3 bulan setelah kuliah rumahnya kebakaran. Hal ini membuat keluarganya bangkrut dan ia harus berhenti kuliah. Ia terpaksa mencari pekerjaan karena kondisi keuangan keluarga.
Pemuda ini berpikir keras mencari peluang usaha tanpa modal yang besar, ia pun bertemu bisnis MLM yang memenuhi syaratnya. Ia telah bergabung ke berbagai MLM, namun kegagalan demi kegagalan dialaminya. Tak satupun bisnis itu yang memberikan hasil yang sesusai dengan harapannya.
Dengan keadaaan setengah putus asa, pemuda ini membuka usaha konvensional dengan berjualan dari suatu pameran ke pameran lain. Ia berjualan berbagai alat kebutuhan rumah tangga, seperti panci Teflon, bahkan VCD bajakan.
Penghasilannya lumayan, setidaknya ia bisa mendapatkan Rp. 10 jt tiap bulan. Namun ini tak membuatnya tenang, Karen setiap selesai membuka gerai di sebuah pameran, ia harus terus berpikir pameran mana lagi yang akan menjadi tujuan berikutnya.
Kehidupan seperti ini bukanlah impiannya. Dalam impiannya, ia menginginkan memiliki banyak uang sekaligus banyak waktu, sehingga ia bebas melakukan hal-hal yang disukainya kapan pun.
Lalu apakah yang akan pemuda ini kerjakan? Apakah mencari usaha baru atau terus dengan usaha yang telah dijalankannya?
Ini adalah kisah Louis Tendean, peringkat Director 4 Diamond Gold Lion di MLM Tianshi, menjadikannya sebagai peringkat tertinggi di Asia Tenggara.
Tahun 2000 usaha yang dijalankan Louis bangkrut, karena pengeluarannya melebihi pendapatannya. Dalam kondisi seperti ini Louis bertemu dengan Trisulo yang menawarkan bisnis MLM Tianshi.
Awalnya ia menolak, karena pengalamannya 8 tahun menjalankan MLM tidak ada hasil. Setelah beberapa kali bertemu barulah Louis baru mau bergabung. Ia tidak menemukan segala yang negatif di MLM masa lalu pada Tianshi.
Banyak saudara, teman, dan keluarga menyayangkan keputusan Louis. Bahkan tak sedikit yang menghina. Tapi Louis tak patah semangat. Ia yakin Tianshi akan membawanya pada kesuksesan.
Di lihat dari sikap dan perjuangannya yang keras, berani gagal, jatuh bangun, bahkan mendapat banyak sindiran orang-orang termasuk keluarganya sendiri, mungkin tak banyak orang yang sanggup berjuang saperti dirinya, yang memang kebanyakan tak berani atau tak mau gagal dan juga ingin keuksesan yang di dapat secara instan.
Akhirnya kerja keras Louis membuahkan hasil. Mei 2002, atau satu setengah tahun sejak bergabung, Louis berhasil mendapatkan hadiah BMW gratis dari Tianshi plus bonus-bonus lain. Sejak itu karir Louis di Tianshi melesat cepat. Dalam waktu 5 tahun (2001-2005), Louis telah mendapatkan hadiah mobil mewah, kapal pesiar, pesawat terbang, dan vila mewah dari Tianshi, dan itu semua diberikan secara gratis oleh Tianshi.
Kini Louis menjadi salah satu milyarder Indonesia. Penghasilannya diperkirakan sekitar Rp 1-2 miliar per bulan. Belum lagi vila mewahnya di Dago, Bandung, yang nilainya sekitar Rp 30 miliar. Louis juga memiliki 5 buah mobil mewah, yang masing-masing harga mobilnya di atas Rp 1 miliar.
Ini belum dihitung dari kekayaan istrinya, ferawati Hartono yang juga menjalankan bisnis Tianshi. Sampai tahun 2006 Fei Fei, sapaan akrabnya telah mendapatkan mobil mewah, kapal pesiar, pesawat terbang, dan vila mewah, juga secara gratis oleh Tianshi.
Kini hasil kerja keras Louis dan Fei Fei bukan saja membuat mereka sukses. Tapi mereka juga telah banyak mensuksesan orang lain. Mulai dari keluarga, teman, dan juga ribuan orang lainnya yang telah mencicipi kesuksesan Tianshi.
Hikmah:
Louis sadar ia bisa sukses tanpa mengutamakan pendidikan sekolah, karena nilai akademiknya tidak membanggakan. Louis pun tetap pada pendiriannya, walau banyak orang telah meremehkannya menjalankan bisnis MLM. Bahkan orang tuanya pernah berpesan kepada kakak-kakak Louis, untuk menjaga adik bungsunya ini karena dianggap tidak mempunyai masa depan.
Kini cercaan orang terhadap dirinya telah dibantah berkat kerja kerasnya. Louis telah sukses dan juga telah mengajak ribuan orang lainnya menjadi sukses.
 Ini semua berkat impian, sikap positif, dan keyakinan dirinya yang kuat, serta perjuangannya, membuat Louis menuju puncak kesuksesan. Bahkan membuatnya fenomenal, dan menjadi teladan bagi jutaan pebisnis Tianshi di Indonesia bahkan dunia.


http://www.facebook.com/notes/spiritz-motivasi/mencetak-fenomena/189972187691829

Kotoran Sapi


Seorang guru besar yang mengusai banyak bidang pengetahuan sedang mengadakan diskusi ilmiah dengan para mahasiswa pasca sarjana unggulan dari berbagai jurusan yang berasal dari berbagai universitas ternama.
Setelah begitu lama berdiskusi tentang ilmu pengetahuan, sang guru besar melontarkan sebuah pertanyaan.
"Anda adalah seorang ilmuwan, ketika berjalan Anda melihat kotoran sapi di depan, apa yang Anda pikirkan?"
"Wah kalau saya akan berpikir bahwa, kotoran sapi mengandung bio gas yang bisa membantu pembuatan pupuk kompos alami," kata seorang mahasiswa pertanian.
"Kotoran sapi itu bisa jadi alternatif bahan bakar. Gas methane yang dihasilkan dari 40 kilogram kotoran sapi dapat digunakan untuk memanaskan kompor selama 6 jam,” jawab mahasiswa jurusan energi.
"Saya malah berpikir kotoran sapi bisa menjadi alternatif sumber energi listrik. Sebuah penelitian memperhitungkan bahwa kotoran yang dihasilkan oleh 10.000 sapi dapat digunakan untuk memberikan daya bagi 1.000 unit server computer", ujar mahasiswa lain.
Singkatnya semua mahasiswa berlomba memberikan opini, dan berharap bisa membuat impresi (kesan mendalam) buat sang guru besar.
Kemudian sang guru besar berdiri dan tersenyum.
"Tahukah Anda yang saya pikirkan ketika melihat kotoran sapi ada di depan saya?"
Semua mahasiswa diam menunggu sang guru besar melanjutkan kalimatnya.
"Saya akan berpikir untuk menghindari kotoran tersebut agar tidak menginjaknya. Percayalah, ketika itu benar benar terjadi, Anda juga akan berpikir sama seperti saya!
Humor dan hikmah.
Salah satu masalah besar di negeri ini adalah terlalu banyak teori. Di negeri ini banyak orang pintar, sayangnya hanya sebatas teori.
Teori memang penting, tapi terlalu banyak teori malah berbahaya.
Terlalu banyak teori membuat kita mengawang-awang lupa dengan pijakan.
Kebanyakan teori membuat kita takut bertindak karena terlalu banyak pertimbangan.
Yang penting action!
Dalam setiap pelatihan yang kami selenggarakan, kami tentu saja menerangkan teori tetapi selalu menekankan untuk tidak terpenjara teori.
Dalam pelatihan menulis, setelah berbagai teori diberikan kami menekankan yang penting akhirnya adalah MENULIS, MENULIS dan MENULIS.
Begitu juga dalam workshop kepenulisan anak, MENULIS, MENULIS, MENULIS.
Jangan takut salah, jangan takut salah. Selesaikan dulu, baru baca ulang.
Dalam workshop parenting juga demikian. Teori tetap diberikan sebagai basis pengetahuan, tapi akan lebih banyak praktek contoh dan fakta yang disampaikan.
Secara teoritiis, Bangsa Indonesia harusnya menjadi salah satu bangsa terkaya, tapi kenyataannya bagaimana?
Jika membaca buku No Excuse halaman 141- 148 Anda akan miris melihat bagaimana fakta negeri ini yang jauh dari teori.
Kini saatnya kita bertindak,
Kini saatnya kita memulai, dari apa saja yang ada.
Kini saatnya memulai, dari diri sendiri.
ACTION!


PERSETERUAN DUA BERSAUDARA DI PENGADILAN


OLEH: MAMDUH FARHAN AL-BUHAIRI
Kita banyak membaca dan mendengar tentang kisah-kisah sedih, tentang durhaka kepada orang tua yang menghitamkan ikatan keluarga. Hal yang membuahkan prilaku-prilaku buruk yang mengobarkan amarah. Beberapa perkara dan pertengkaran keluarga sampai juga ke pengadilan. Biasanya, pertengkaran antara individu dalam sebuah keluarga tersebut berkenaan dengan perkara warisan yang mengakibatkan terputusnya tali rahim yang diperintahkan oleh Allah untuk disambung. Menyebabkan terputusnya hubungan, dan sikap masa bodoh seluruh keluarga terhadap ajaran-ajaran syariat, padahal Islam mendorong untuk menyambung rahim yang merupakan sebuah tuntunan yang wajib ditunaikan oleh setiap muslim.
Aku mengetahui satu bagian dari kasus dua orang bersaudara yang diperkarakan di pengadilan Saudi. Perkara tersebut telah memakan beberapa waktu lamanya hingga hakim memutuskan perkara tersebut.
Rincian perkara tersebut adalah perselisihan dan pertengkaran keras antara dua bersaudara.
Sang kakak telah mencapai usia 50 tahun, dan dialah yang dikalahkan dalam perkara tersebut. Hakim telah memutuskan perkara berpihak kepada adiknya. Sang Kakak terus menangis saat putusan hukum dibacakan. Dia menangis di dalam pengadilan hingga basah jenggotnya.
Maka apakah yang membuatnya menangis? Apakah karena anak-anaknya tidak berbakti? Ataukah dia kalah dalam perkara tanah yang diperselisihkan? Ataukah sang istri yang meminta cerai? Atau bagaimana menurut anda?
Yang terjadi bukan itu semua. Yang membuat Sang Kakak menangis adalah kekalahannya dalam perkara yang sangat aneh. Dia kalah oleh adiknya dalam perkara perawatan Sang Ibu lanjut usia yang tidak memiliki apapun selain satu cincin tembaga.
Pada asalnya, Sang Ibu berada pada perawatan putra sulungnya yang tinggal sendirian. Saat usia lanjut telah mendatanginya, datanglah Sang Adik dari kota lain untuk mengambil Sang lbu untuk diajak tinggal bersama dengan keluarganya. Namun Sang Kakak menolak dengan hujjah bahwa dia mampu merawat Sang Ibu. Maka merekapun banyak berselisih tentang masalah ini. Lalu, pada akhirnya perselisihan ini dibawa sampai ke pengadilan agar hakim memberikan keputusan di antara keduanya. Akan tetapi pertemuan di pengadilan tersebut memanas dan berlangsung berkaili-kali sementara masing-masing bersikukuh bahwa dia yang lebih berhak untuk merawat sang Ibu yang sudah itu.
Di pengadilan itu Hakim meminta untuk dihadirkan Sang Ibu guna ditanya. Lalu dua bersaudara tersebut nenghadirkan Sang Ibu dengan saling bergantian menggendong sang Ibu yang sudah kurus dan tidak kuat lagi berjalan. Tatkala Hakim bertanya kepadanya siapakah yang lebih dia pilih untuk tinggal bersamanya, dia menjawab: ‘Ini adalah mata
(kesayanga)ku”
Seraya memberikan isyarat kepada putra sulungnya. “Dan ini adalah mata (kesayangan)ku yang lain”. Seraya memberikan isyarat kepada putra bungsunya. Maka sang hakim terpaksa memberikan urusan yang sesuai menurut pendapatnya.
Maka Sang Hakim memutuskan sang Ibu hidup bersama dengan Sang Adik. Merekalah yang lebih mampu merawat Sang Ibu. Disaat Hakim membacakan keputusan tersebut Sang Kakak pun menangis sejadi-jadinya, air matanya menangis tanpa bisa dihentikan hingga membuat setiap orang di sekitarnya ikut menangis.
Betapa mahalnya air mata yang dia curahkan, air mata penyesalan karena tidak memiliki kemampuan untuk merawat ibunya setelah dia menjadi tua. Betapa besar peran Sang ibu untuk sebuah perlombaan guna berbakti kepada dirinya. Sungguh andai saja aku mengetahui bagaimana dia mendidik kedua putranya hingga keduanya sampai berlomba untuk merawat Sang Ibu hingga meminta keputusan pengadilan.
Sesungguhnya ini adalah sebuah pelajaran yang jarang dalam masalah berbakti kepada kedua orang tua pada masa yang di dalamnya berbakti kepada orang tua menjadi barang langka.
Menangislah wahai orang orang yang durhaka kepada kedua orang tua, mudah-mudahan hatimu menjadi lembut, dan membuatmu merasa iba dengan ibumu.
Abu Hurairah berkata, Rasulullah Shalallahu ‘alaihi Wassalam bersabda,
“Semoga hina, kemudian semoga hina, kemudian semoga hina.” Kemudian beliau ditanya, “ Siapa ya Rasulallah?” BeIiau menjawab: “Orang yang mendapati kedua orang tuanya di masa tua, salah satunya atau keduanya, lalu ia tidak masuk surga.’ (HR. Muslim:6462)(AR)*


http://enkripsi.wordpress.com/2010/11/03/perseteruan-dua-bersaudara-di-pengadilan/

^_^ Bukan "Curhat Nasional" :D


♥●♥__♥●
Kadang saya iri melihat orang-orang di sekeliling saya, disayangi oleh “seseorang”. Apalagi di bulan Februari. Di mana-mana nuansanya Valentine. Saya memang penganut “tiada pacaran sebelum akad”, tapi sebagai manusia kadang timbul juga perasaan ingin diperhatikan secara istimewa.
Saya tidak pernah tahu rasanya candle light dinner. Pun tidak pernah menerima bunga mawar merah. Tidak ada yang menawarkan jaketnya saat saya menggigil kedinginan. Atau berpegangan tangan sambil melihat hujan meteor. (Deuh, Meteor Garden banget! :D
Yah, mungkin saya bisa merasakan sekilas hal-hal itu kalau saya sudah menikah. Mungkin. Mudah-mudahan. aamiin.. semoga. hehe
Tapi sampai saatnya tiba, bagaimana caranya supaya tidak kotor hati?
Lalu saya pun tersadar, tiga kata cinta yang saya rindukan itu sudah sering saya dengar. Orang tua saya selalu mengucapkannya. Memanggil saya dengan “sayang” betapapun saya telah menyusahkan dan sering menyakiti mereka. Mungkin mereka bahkan memanggil saya seperti itu sejak saya belum dilahirkan. Padahal belum tentu saya jadi anak yang bisa melapangkan mereka ke surga... Belum tentu bisa jadi kebanggaan... Jangan-jangan hanya jadi beban...Tatapan cinta itu juga sering saya terima. Dari ibu yang bergadang menjaga saya yang tengah demam... Dari ayah yang dulu berhenti merokok agar bisa membeli makanan untuk saya... Dari teman yang beriring-iring menjenguk saya ketika dirawat di rumah sakit... Dari adik yang memeluk saya ketika bersedih. Dari sepupu yang berbagi makanan padahal ia juga lapar. Dari  teman akhwat yang bersedia mengantarkan saya pulang larut malam. Betapa seringnya kita tidak menyadari...
Tidak hanya dari makhluk hidup. Kasih dari ciptaan Allah lainnya juga melimpah. Matahari yang menyinari dengan hangat. Udara dengan tekanan yang pas. Sampai cinta dari hal yang mungkin selama ini tidak terpikirkan. Saya pernah membaca tentang planet Jupiter. Sebagai planet terbesar di tata surya kita, Jupiter yang gravitasinya amat tinggi, seakan menarik bumi agar tidak tersedot ke arah matahari. Benda-benda langit yang akan menghantam bumi, juga ditarik oleh Jupiter. Kita dijaga! (Maaf buat anak astronomi kalau salah, tapi setahu saya sih kira-kira begitulah)
Di atas segalanya, tentu saja ada cinta Allah yang amat melimpah. Duh... masih banyak lalai, Allah masih berbaik hati membiarkan saya hidup... Masih membiarkan saya bersujud walau terkadang ada tidak khusyunya..
astaghfirullah... T.T
Coba, mana ada sih kebutuhan saya yang tidak Allah penuhi. Makanan selalu ada. Saya disekolahkan sampai tingkat tinggi. Anggota tubuh yang sempurna. Diberi kesehatan. Diberi kehidupan. Apalagi yang kurang?
masyaAllah...
Tentu ada ujian dan kerikil di sepanjang kehidupan ini. Tapi bukankah itu bagian dari kasih-Nya juga? Bagaimana kita bisa merasakan kenikmatan jika tidak pernah tahu rasanya kepedihan? Buat saudaraku yang diuji Allah dengan cobaan, yakinlah bahwa itu cara Allah mencintai kita. Pasti ada hikmahnya. Pasti!
Jadi, selama ini ternyata saya bukan kekurangan cinta. Saya saja yang tidak pernah menyadarinya. Bahkan saya tenggelam dalam lautan cinta yang begitu murni.
Sekarang pertanyaannya, apa yang telah kita lakukan untuk membalasnya? Kalau saya, wah,  sepertinya masih sering menyakiti orang lain. Sadar ataupun tidak sadar. Kalaupun tidak sampai menyakiti, rasanya terkadang masih cuek terhadap orang. Apalagi pada Allah... Begitu besarnya cinta Allah pada saya dan terkadang masih menyalahgunakannya. . .
Kalau sudah seperti ini, rasanya tidaka ada iri dalam diri saya pada semua hal-hal yang berbau “pacaran pra nikah”.  Siapa bilang saya tidak dicintai? Memang tidak ada yang mengantar-antar saya ke mana-mana, tapi Allah mengawal saya di setiap langkah. Tidak ada candle light dinner, tapi ada sebuah keluarga hangat yang menemani saya tiap makan malam. Tidak ada surat cinta, tapi bukankah Allah selalu memastikan kebutuhan saya terpenuhi? Bukankah itu juga cinta?
Entah cinta yang “resmi” itu akan datang di dunia atau tidak. Tapi ingin rasanya membalas semua cinta yang Allah ridhoi. Tulisan ini bukan untuk curhat nasional. Yah, siapa tahu ada yang senasib dengan saya .
Yuk, kita coba sama-sama. Jangan sampai ada cinta halal yang tak terbalas... :-)


http://www.facebook.com/notes/renungan-n-kisah-inspiratif/_-bukan-curhat-nasional-d/10150132575666042

Sebuah Rahasia Terkabulnya Doa Yang Justru Kita Lewatkan


Bismillaahirrahmanirrakhiim....
Doa adalah senjata kaum muslimin, apa jadinya bila senjata itu tumpul dan tidak mempan. Bagaimana senjata itu sekarang begitu tumpul dirasakan bahkan seorang ulama pun yang memegangnya tidak terasa apa apa. Ada apa dibalik tidak terkabulnya doa Manusia sekarang ? Anda akan heran bagaimana doa seseorang tidak dapat dikabulkan justru karena sesuatu hal yang sebenarnya menurut kita sepele. Apakah Itu?
Tepat, Makanan yang kita makan ternyata sangat mempengaruhi kekuatan sebuah doa.
Doa akan sangat mudah sekali dikabulkan ketika hati kita bersih, Dan hati berhubungan dengan darah, sedangkan darah erat kaitannya dengan sesuatu yang kita makan dan kita pikirkan. Darah juga lah yang akan menjadi saksi syahid tidaknya seseorang. Anda Ingat para syahid yang darahnya terus mengucur segar ketika sudah meninggal lama?. Menurut anda bagaimana keadaan darahnya saat itu ?
Benar, saat dalam situasi genting termasuk dimedan perang adalah saat yang paling bagus untuk darah seseorang, saat itu semua organ tubuh memaksimalkan kerjanya, apalagi tubuh jauh sekali dari makanan, saat itu tubuh juga jauh sekali dari senda gurau, jauh dari omongan yang tidak ada gunanya. Saya sangat menyarankan, buat para mujahidin, berdoalah tanpa keraguan, anda sedang dekat sekali dengan  Sang pencipta. Buat selain mujahidin/mujahidah termasuk saya, mintalah doa mereka atau jadilah seorang mujahidin/ mujahidah untuk berperang dan membela agama Allah.Kalau mau...
Adalah wajar jika doa mereka cuma satu "Syurga". Adalah wajar jika darah mereka turut bersaksi. Dan adalah wajar untuk yang tidak mengerti rahasia ini mengatakan "mereka tidak syahid" .Wallahu a"lam bishowab...
Perhatikan sabda Rosulullah berikut :
Sa’ad bin Abi Waqash pernah meminta dido’akan Nabi saw agar do’a-do’anya senantiasa dikabul. Maka Nabi bersabda, ”Hai Sa’ad, perbaiki makananmu, tentu do’amu akan dikabulkan. Demi Dzat yang jiwa Muhammad berada dalam kekuasaan-Nya, sesungguhnya seorang hamba yang memasukkan makanan haram di dalam mulutnya tidak akan diterima amalnya selama 40 hari. Dan siapa saja hamba yang dagingnya tumbuh dari barang haram, neraka lebih utama baginya!” (HR. Thabrani).

Akan percuma sekali jika kita sudah mengerti dan pandai tata cara, rukun, adab dan syarat serta waktu terkabulnya doa sedangkan kita melupakan hal yang justru sangat penting yang pernah diisyaratkan oleh Nabi Muhammad sekalipun anda seorang ahli ibadah, hal ini hanya akan menjadi senda gurau dan bahan olokan syetan.
”Sesungguhnya jika ada seseorang yang taat beribadah, syetan akan berkata kepada kawan-kawannya, ’Lihatlah dari mana makanannya’. Jika makanannya berasal dari yang haram, maka syetan berkata, ’Biarkan saaja dia berpayah-payah dan bersungguh-sungguh (beribadah), sungguh telah cukup bagi kalian dirinya itu. Sesungguhnya kesungguhan beribadahnya beserta makan barang haram tidak akan membawa manfaat”. (HR. Muslim)
Perhatikan juga kisah beliau tentang seorang laki-laki yang sedang menempuh perjalanan jauh, rambutnya kusut masai dan kedua kakinya berdebu. Ia menengadahkan kedua tangannya ke arah langit seraya berkata, "Ya Rabbi…!Ya Rabbi…! Namun makanannya haram, minumannya haram, dan ia dibesarkan dari barang yang haram. Lantas bagaimana mungkin doanya akan terkabul?!"
Coba perhatikan lafadzh "dan dia dibesarkan dari makanan yang haram." Beliau seakan mengisyaratkan dengan lafadzh tadi .
Walhasil doa kita akan sangat mudah dikabulkan jika suasana darah kita bersih. Lalu bagaimana cara membersihkan darah.
Perhatikan poin diatas. Darah akan bersih saat tubuh kita tidak tersentuh sesuatu yang haram selama 40 hari. Artinya kita tidak makan sesuatu dari yang haram. padahal jika kita makan sekali saja barang haram, amal kita tidak diterima selama 40 hari. Artinya doa kita tidak bakal berpengaruh.
Dan ini akan sulit kita temukan saat ini terutama didaerah kota besar. Anda akan menemukannya di daerah yang bukan cuma desa tetapi juga terpencil, jauh dari sentuhan pabrik (baca : kode lemak babi pada makanan yg terkadang secara tidak sadar telah kita konsumsi sehari hari).
Darah akan bersih saat kita dalam keadaan teraniaya dan disakiti. Perhatikan sabda Rasulullah saw:
Ibnu Abbas r.a. meriwayatkan, Nabi SAW mengutus Mu’adz ke Yaman dan beliau berkata kepadanya: "Takutlah kamu akan doa seorang yang terzhalimi (teraniaya) karena doa tersebut tidak ada hijab (penghalang) di antara dia dengan Allah" (H.R. Bukhari dan Muslim).
Perhatikan poin diatas. Rasulullah SAW memerintahkan kita untuk tidak berlaku zhalim (aniaya) kepada orang lain sekalipun orang itu bukan beragama islam.
Kita diperintahkan takut kepada doa orang teraniaya karena doa itu pasti terkabul. Rasul menegaskan, tidak ada penghalang (hijab) antara doa itu dengan Allah SWT. Mengapa? Sebab saat itu hati seseorang yang teraniaya sedang ada dalam kondisi maksimal dekatnya dengan sang pencipta, apalagi jika selama 40 hari sebelumnya dia tidak memasukkan sesuatu yang haram untuk darahnya (ke tubuhnya). Jelas doa orang tersebut berpeluang besar untuk dikabulkan. karena pada dasarnya orang orang yang hidup setelah kenabian Muhammad saw adalah umatnya juga meskipun orang nashrani dan yahudi tidak mengakuinya,
Jadi setelan tubuhnya adalah setelan syariat Nabi Muhammad saw juga. Apa jadinya jika setelan itu dipakaikan syariatnya nabi Isa ataupun Musa? Apa jadinya jika komputer pentium 4 lalu petunjuk penggunaanya menggunakan pentium 2. Oleh karenanya, bersikap adil senantiasa harus ada pada diri setiap individu Muslim.
“Tiga do’a yang dikabulkan, yaitu do’a orang yang berpuasa, do’a orang yang bepergian, dan do’a orang yang teraniaya.” (HR. Uqaili, dari Abu Hurairah)
Adalah Rosulullah saw 1400 tahun yang lalu sudah mengisyaratkan sesuatu. Suatu saat Rasulullah saw bersabda kepada para sahabatnya,
“Akan datang suatu masa kepada manusia, yang didalamnya manusia tidak kuasa mencari penghidupan melainkan dengan cara maksiat, hingga seseorang berani berdusta dan bersumpah (palsu). Maka apabila masa itu telah datang, hendaklah kalian berlari.” Seorang sahabat bertanya kepada beliau, “Wahai Rasulullah, kemanakah kami harus berlari?” Rasulullah menjawab, “(Berlarilah) kepada Allah dan kepada kitab-Nya dan kepada sunnah Nabi-Nya”.
Wallaahu A'lam Bishshowab
Jika darah kita sudah bersih dari yang haram, ingat proses pembuangan yang haram itu berlangsung selama 40 hari. Anda juga perlu melihat saat yang tepat dan ampuh untuk berdoa.


http://www.facebook.com/notes/melati/sebuah-rahasia-terkabulnya-doa-yang-justru-kita-lewatkan/182312585140458

Doa Agar Dihindarkan dari Pemimpin Zalim


Oleh: Badrul Tamam
Alhamdulillah, segala puji bagi Allah, Rabb semesta alam. Shalawat dan salam semoga terlumpah kepada hamba dan utusan-Nya, Muhammad bin Abdillah, keluarga dan para sahabatnya.
Pemimpin yang adil merupakan anugerah yang luar biasa dari Allah bagi umat manusia. Melalui dia, Allah melimpahkan kebaikan dan keberkahan sebagaimana yang terjadi pada zaman Khulafa' Rasyidin dan Umar bin Abdul Aziz radhiyallahu 'anhum.
Allah sangat memuliakan para pemimpin yang adil, sehingga menjanjikan untuk mereka naungan pada hari yang tiada naungan kecuali naungan-Nya. Yaitu hari di saat manusia dikumpulkan di padang mahsyar, matahari didekatkan dan manusia tenggelam oleh keringat mereka.
Disebutkan dalam Shahihain, dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, Dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda,   
سَبْعَة يُظِلّهُمْ اللَّه فِي ظِلّه يَوْم لَا ظِلّ إِلَّا ظِلّه : إِمَام عَادِل
Ada tujuh golongan, Allah akan menaungi mereka di bawah naungan-Nya yang tiada naungan pada hari itu kecuali naungan-Nya: (Yang pertama) Imam yang adil . . . ” (HR. Bukhari dan Muslim)
Dan menurut al-Qadhi ‘Iyadh,  disebutkannya imam yang adil pada urutan pertama karena banyaknya manfaat dan mashlahat yang dihasilkannya. (Lihat: Syarah Sunan al-Nasai: 7/102)
Diriwayatkan oleh Imam Muslim, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda,
إِنَّ الْمُقْسِطِينَ عِنْدَ اللَّهِ عَلَى مَنَابِرَ مِنْ نُورٍ عَنْ يَمِينِ الرَّحْمَنِ عَزَّ وَجَلَّ . . .الَّذِينَ يَعْدِلُونَ فِي حُكْمِهِمْ وَأَهْلِيهِمْ وَمَا وَلُوا
Sesungguhnya orang-orang yang berbuat adil, kelak di sisi Allah (mereka berada) di atas mimbar dari cahaya di sebelah kanan Allah Azza wa Jalla. . . . yaitu mereka yang berbuat adil dalam hukum, keluarga, dan apa saja yang mereka pimpin.
Diriwayatkan oleh Tirmidzi dalam Sunan-nya dan beliau menghasankannya, dari hadits Abi Sa’id al-Khudri secara marfu’, “Manusia paling dicintai oleh Allah pada hari kiamat dan paling dekat tempatnya dengan Allah adalah pemimpin yang adil.
Siapa Pemimpin yang Adil?
Ibnul Hajar rahimahullaah dalam Fathul Baari, ketika menjelaskan tentang hadits naungan Allah di atas mengatakan, “Dan penafsiran terbaik terhadap pemimpin yang adil adalah dia yang mengikuti perintah Allah dengan meletakkan/menempatkan segala sesuatu pada tempatnya tanpa berlebihan dan meremehkan. Dan disebutkannya pada urutan pertama karena banyaknya manfaat (yang diwujudkan) melaluinya.”
Pemimpin yang adil adalah mereka yang takut kepada Allah dan menerapkan syariat-Nya di muka bumi. Karenanya, dia selalu berusaha menjadikan rakyatnya mengikuti syariat Allah, menjaga agama mereka, dan menunaikan hak-hak rakyatnya dengan baik.
Sebaliknya pemimpin yang tidak adil adalah mereka yang tidak takut kepada Allah dan menelantarkan Syariat-Nya. Berbuat dalam kepemimpinannya yang mendatangkan murka Allah, melarang rakyatnya menerapkan syariat-Nya, dan bahkan berbuat sesuatu yang membahayakan agama mereka. Maka pemimpin seperti ini tidak akan pernah termasuk dalam tujuh golongan yang akan diberikan naungan oleh Allah pada hari kiamat, tidak akan dicintai dan dimuliakan oleh-Nya.
Karena tidak adanya rasa takut kepada Allah, maka dia tidak banyak pikir dalam menzalimi rakyatnya. Memeras melalui pajak atau menyedot sumber daya alam mereka untuk kepentingan perutnya sendiri tanpa memikirkan penderitaan rakyatnya. Hak-hak rakyat dia telantarkan dan tidak ditunaikan. Maka kita berlindung kepada Allah dari kejahatan pemimpin seperti ini. Kita memohon kepada-Nya agar tidak dipimpin oleh orang-orang semacam itu. Karena, kepemimpinan mereka akan membahayakan agama kita, kita dipaksa dengan kasar atau lembut untuk mengingkari ajaran Rabb semesta Alam. Kemaksiatan dia biarkan, sedangkan amar ma’ruf nahi munkar tidak ditunaikan. Bahkan, ketika sekelompok dari umat Islam yang bangkit untuk menerapkan ajaran Tuhannya dan menegakkan amar ma’ruf nahi munkar, serta merta disudutkan dan diperangi. Wal ‘yadhu billah!
. . . penafsiran terbaik terhadap pemimpin yang adil adalah dia yang mengikuti perintah Allah dengan meletakkan/menempatkan segala sesuatu pada tempatnya tanpa berlebihan dan meremehkan.
(Ibnul Hajar)
Doa Apa yang Bisa Dipanjatkan?
Dalam tulisan terdahulu, Doa Agar Terhindar dari Musibah Agama disebutkan beberapa kandungan yang ada di dalamnya. Ringkasnya: supaya kita diberikan kebaikan dalam urusan dien sehingga menghantarkan kita kepada surga-Nya. Lalu kita berlindung kepada Allah dari musibah yang menimpa agama kita dan memohon jangan dijadikan dunia sebagai tujuan utama hidup kita. Dan dipenghujung doa disebutkan,
وَلَا تُسَلِّطْ عَلَيْنَا مَنْ لَا يَرْحَمُنَا
Dan janganlah Engkau kuasakan atas kami orang-orang yang tidak menyayangi kami."
Yaitu memohon agar jangan dijadikan sebagai umat yang dikalahkan dan dikuasai orang-orang kafir dan orang-orang zalim. Dan memohon agar Allah tidak menjadikan orang-orang zalim sebagai penguasa atas kita, karena pemimpin yang zalim tidak akan mengasihi rakyatnya.
Bahaya Pemimpin Zalim
Pemimpin yang durhaka kepada Rabbnya dan bertindak zalim kepada rakyatnya menjadi sebab dihancurannya suatu negeri. Allah Ta’ala berfirman,
وَإِذَا أَرَدْنَا أَنْ نُهْلِكَ قَرْيَةً أَمَرْنَا مُتْرَفِيهَا فَفَسَقُوا فِيهَا فَحَقَّ عَلَيْهَا الْقَوْلُ فَدَمَّرْنَاهَا تَدْمِيرًا
Dan jika Kami hendak membinasakan suatu negeri, maka Kami perintahkan kepada orang-orang yang hidup mewah di negeri itu (supaya menaati Allah) tetapi mereka melakukan kedurhakaan dalam negeri itu, maka sudah sepantasnya berlaku terhadapnya perkataan (ketentuan Kami), kemudian Kami hancurkan negeri itu sehancur-hancurnya.” (QS. Al-Isra’: 16)
Diriwayatkan dari Ibnu Abbas tentang makna ayat di atas, “Kami beri kuasa orang-orang buruknya, lalu mereka bertindak durhaka di dalamnya. Maka apabila mereka telah bertindak seperti itu, aku hancurkan mereka dengan adzab.” (Lihat: Tafsir Ibnu Katsir terhadap ayat tersebut)
Dan itulah makna firman-Nya,
وَكَذَلِكَ جَعَلْنَا فِي كُلِّ قَرْيَةٍ أَكَابِرَ مُجْرِمِيهَا لِيَمْكُرُوا فِيهَا
“Dan demikianlah Kami adakan pada tiap-tiap negeri penjahat-penjahat yang terbesar agar mereka melakukan tipu daya dalam negeri itu.” (QS. Al-An’am: 123)
Dan ketika jumlah para pemimpin dan penguasa negeri yang seperti itu bertambah banyak –dan di akhir zaman jumlah mereka semakin banyak, seperti yang sudah kami tulis dalam: Sinyalemen Nabi: Banyak Pemimpin Bejat dan Hina di Akhir Zaman- maka kehancuran negeri itu semakin dekat. Hal seperti yang dikatakan Imam Al-‘Ufi, dari Ibnu Abbas tentang makna QS. Al-Isra’: 16 di atas adalah: aktsarnaa ‘adadahum (Kami perbanyak jumlah mereka). Dan seperti itu pula yang dikatakan Ikrimah, al-Hasan al-Bashri, al-Dhahak, Qatadah, al-Zuhri dan lainnya. (Lihat: Tafsir Ibnu Katsir dalam penafsiran ayat tersebut).
Karenanya kita berlindung kepada Allah dari memiliki pemimpin yang durhaka kepada Allah, menelantarkan syariat-Nya dan tidak mengasihi rakyatnya. Salah satunya dengan membaca doa yang sangat agung berikut ini:

"Ya Allah, karunikanlah untuk kami rasa takut kepadaMu yang dapat menghalangi kami dari bermaksiat kepada-Mu, dan (karuniakanlah untuk kami) ketaatan kepada-Mu yang dapat menyampaikan kami kepada surga-Mu, serta (karuniakanlah untuk kami) keyakinan hati yang dapat meringankan kami dari berbagai cobaan dunia. Jadikankan kami bisa menikmati dan memanfaatkan pendengaran, penglihatan, dan kekuatan kami selama kami hidup. Dan jadikan semua itu sebagai pewaris bagi kami (tetap ada pada kami sampai kematian). Jadikanlah kemarahan dan balas dendam kami hanya kepada orang-orang yang menganiaya kami, dan tolonglah kami terhadap orang-orang yang memusuhi kami. (Ya Allah) Janganlah Engkau jadikan musibah kami adalah yang terjadi pada dien kami, dan janganlah Engkau jadikan dunia sebagai tujuan terbesar kami dan puncak dari ilmu kami, dan janganlah Engkau kuasakan atas kami orang-orang yang tidak menyayangi kami." (HR. Al-Tirmidzi dalam Sunannya no. 3502, al-Nasai dalam 'Amal al-Yaum wa al-Lailah no. 402, Al-Hakim 1/528, Al-Baghawi no. 1374 dari hadits Ibnu Umar. Imam al-Tirmidzi mengatakan hasan Gharib. Syaikh Al-Albani menghassankan hadits ini dalam Shahih al-Jami' al-Shaghir no. 1268) Wallahu Ta’ala a’lam…


Keutamaan Membaca Surat Al-Kahfi Pada Hari Jum'at


Oleh: Badrul Tamam
Alhamdulillah, segala puji bagi Allah. Shalawat dan salam semoga terlimpah kepada Rasulullah, keluarga dan para sahabatnya.
Hari Jum’at merupakan hari yang mulia. Bukti kemuliaannya, Allah mentakdirkan beberapa kejadian besar pada hari tersebut. Dan juga ada beberapa amal ibadah yang dikhususkan pada malam dan siang harinya, khususnya pelaksanaan shalat Jum’at berikut amal-amal yang mengiringinya.
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda,
إِنَّ مِنْ أَفْضَلِ أَيَّامِكُمْ يَوْمَ الْجُمُعَةِ فِيهِ خُلِقَ آدَمُ وَفِيهِ قُبِضَ وَفِيهِ النَّفْخَةُ وَفِيهِ الصَّعْقَةُ
"Sesungguhnya di antara hari kalian yang paling afdhal adalah hari Jum'at. Pada hari itu Adam diciptakan dan diwafatkan, dan pada hari itu juga ditiup sangkakala dan akan terjadi kematian seluruh makhluk. . . . " (HR. Abu Dawud, an Nasai, Ibnu Majah, Ahmad, dan al Hakim dari hadits Aus bin Aus)
Amal Khusus di Hari Jum'at
Pada dasarnya, tidak dibolehkan menghususkan ibadah tertentu pada malam Jum’at dan siang harinya, berupa shalat, tilawah, puasa dan amal lainnya yang tidak biasa dikerjakan pada hari-hari selainnya. Kecuali, ada dalil khusus yang memerintahkannya. Hal ini berdasarkan hadits dari Abu Hurairah radliyallaahu 'anhu, bahwa Nabi shallallaahu 'alaihi wasallam bersabda;
لَا تَخُصُّوا لَيْلَةَ الْجُمُعَةِ بِقِيَامٍ مِنْ بَيْنِ اللَّيَالِي ، وَلَا تَخُصُّوا يَوْمَ الْجُمُعَةِ بِصِيَامٍ مِنْ بَيْنِ الْأَيَّامِ ، إلَّا أَنْ يَكُونَ فِي صَوْمٍ يَصُومُهُ أَحَدُكُمْ
Janganlah menghususkan malam Jum’at untuk mengerjakan shalat dari malam-malam lainnya, dan janganlah menghususkan siang hari Jum’at untuk mengerjakan puasa dari hari-hari lainnya, kecuali bertepatan dengan puasa yang biasa dilakukan oleh salah seorang kalian.” (HR. Muslim, al-Nasai, al-Baihaqi, dan Ahmad)
Membaca Surat Al-Kahfi
Salah satu amal ibadah khusus yang diistimewakan pelakasanaannya pada hari Jum’at adalah membaca surat Al-Kahfi. Berikut ini kami sebutkan beberapa dalil shahih yang menyebutkan perintah tersebut dan keutamaannya.
1. Dari Abu Sa'id al-Khudri radliyallahu 'anhu, dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
مَنْ َقَرَأَ سُوْرَةَ الْكَهْفِ لَيْلَةَ الْجُمْعَةِ أَضَاءَ لَهُ مِنَ النُّوْرِ فِيْمَا بَيْنَهُ وَبَيْنَ الْبَيْتِ الْعَتِيْقِ
"Barangsiapa membaca surat al-Kahfi pada malam Jum’at, maka dipancarkan cahaya untuknya sejauh antara dirinya dia dan Baitul 'atiq." (Sunan Ad-Darimi, no. 3273. Juga diriwayatkan al-Nasai dan Al-Hakim serta dishahihkan oleh Al-Albani dalam Shahih al-Targhib wa al-Tarhib, no. 736)
2. Dalam riwayat lain masih dari Abu Sa’id al-Khudri radhiyallahu 'anhu,
مَنْ قَرَأَ سُوْرَةَ الْكَهْفِ فِي يَوْمِ الْجُمْعَةِ أَضَآءَ لَهُ مِنَ النُّوْرِ مَا بَيْنَ الْجُمْعَتَيْنِ
"Barangsiapa membaca surat Al-Kahfi pada hari Jum’at, maka akan dipancarkan cahaya untuknya di antara dua Jum'at." (HR. Al-Hakim: 2/368 dan Al-Baihaqi: 3/249. Ibnul Hajar mengomentari hadits ini dalam Takhrij al-Adzkar, “Hadits hasan.” Beliau menyatakan bahwa hadits ini adalah hadits paling kuat tentang surat Al-Kahfi. Syaikh Al-Albani menshahihkannya dalam Shahih al-Jami’, no. 6470)
3. Dari Ibnu Umar radhiyallahu 'anhuma, berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda,
مَنْ قَرَأَ سُوْرَةَ الْكَهْفِ فِي يَوْمِ الْجُمْعَةِ سَطَعَ لَهُ نُوْرٌ مِنْ تَحْتِ قَدَمِهِ إِلَى عَنَانِ السَّمَاءَ يُضِيْءُ لَهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَغُفِرَ لَهُ مَا بَيْنَ الْجُمْعَتَيْنِ
Siapa yang membaca surat Al-Kahfi pada hari Jum’at, maka akan memancar cahaya dari bawah kakinya sampai ke langit, akan meneranginya kelak pada hari kiamat, dan diampuni dosanya antara dua jumat.
Al-Mundziri berkata: hadits ini diriwayatkan oleh Abu Bakr bin Mardawaih dalam tafsirnya dengan isnad yang tidak apa-apa. (Dari kitab at-Targhib wa al- Tarhib: 1/298)”
Kapan Membacanya?
Sunnah membaca surat Al-Kahfi pada malam Jum’at atau pada hari Jum’atnya. Dan malam Jum’at diawali sejak terbenamnya matahari pada hari Kamis. Kesempatan ini berakhir sampai terbenamnya matahari pada hari Jum’atnya. Dari sini dapat disimpulkan bahwa kesempatan membaca surat Al-Kahfi adalah sejak terbenamnya matahari pada hari Kamis sore sampai terbenamnya matahari pada hari Jum’at.
Imam Al-Syafi'i rahimahullah dalam Al-Umm menyatakan bahwa membaca surat al-Kahfi bisa dilakukan pada malam Jum'at dan siangnya berdasarkan riwayat tentangnya. (Al-Umm, Imam al-Syafi'i: 1/237).
Mengenai hal ini, al-Hafidzh Ibnul Hajar rahimahullaah mengungkapkan dalam Amali-nya: Demikian riwayat-riwayat yang ada menggunakan kata “hari” atau “malam” Jum’at. Maka dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud “hari” temasuk malamnya. Demikian pula sebaliknya, “malam” adalah malam jum’at dan siangnya. (Lihat: Faidh al-Qadir: 6/199).
DR Muhammad Bakar Isma’il dalam Al-Fiqh al Wadhih min al Kitab wa al Sunnah menyebutkan bahwa di antara amalan yang dianjurkan untuk dikerjakan pada malam dan hari Jum’at adalah membaca surat al-Kahfi berdasarkan hadits di atas. (Al-Fiqhul Wadhih minal Kitab was Sunnah, hal 241).
Kesempatan membaca surat Al-Kahfi adalah sejak terbenamnya matahari pada hari Kamis sore sampai terbenamnya matahari pada hari Jum’at.
Keutamaan Membaca Surat Al-Kahfi di Hari Jum’at
Dari beberapa riwayat di atas, bahwa ganjaran yang disiapkan bagi orang yang membaca surat Al-Kahfi pada malam Jum’at atau pada siang harinya akan diberikan cahaya (disinari). Dan cahaya ini diberikan pada hari kiamat, yang memanjang dari bawah kedua telapak kakinya sampai ke langit. Dan hal ini menunjukkan panjangnya jarak cahaya yang diberikan kepadanya, sebagaimana firman Allah Ta’ala:
يَوْمَ تَرَى الْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ يَسْعَى نُورُهُمْ بَيْنَ أَيْدِيهِمْ وَبِأَيْمَانِهِمْ
Pada hari ketika kamu melihat orang mukmin laki-laki dan perempuan, sedang cahaya mereka bersinar di hadapan dan di sebelah kanan mereka.” (QS. Al-Hadid: 12)
Balasan kedua bagi orang yang membaca surat Al-Kahfi pada hari Jum’at berupa ampunan dosa antara dua Jum’at. Dan boleh jadi inilah maksud dari disinari di antara dua Jum’at. Karena nurr (cahaya) ketaatan akan menghapuskan kegelapan maksiat, seperti firman Allah Ta’ala:
إن الحسنات يُذْهِبْن السيئات
Sesungguhnya perbuatan-perbuatan yang baik itu menghapuskan (dosa) perbuatan-perbuatan yang buruk.” (QS. Huud: 114)
Surat Al-Kahfi dan Fitnah Dajjal
Manfaat lain surat Al-Kahfi yang telah dijelaskan Nabi shallallahu 'alaihi wasallam adalah untuk menangkal fitnah Dajjal. Yaitu dengan membaca dan menghafal beberapa ayat dari surat Al-Kahfi. Sebagian riwayat menerangkan sepuluh yang pertama, sebagian keterangan lagi sepuluh ayat terakhir.
Imam Muslim meriwayatkan dari hadits al-Nawas bin Sam’an yang cukup panjang, yang di dalam riwayat tersebut Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda,  “Maka barangsiapa di antara kamu yang mendapatinya (mendapati zaman Dajjal) hendaknya ia membacakan atasnya ayat-ayat permulaan surat al-Kahfi.
Dalam riwayat Muslim yang lain, dari Abu Darda’ radhiyallahu 'anhu, bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, “Barangsiapa yang membaca sepuluh ayat dari permulaan surat al-Kahfi, maka ia dilindungi dari Dajjal.” Yakni dari huru-haranya.
Imam Muslim berkata, Syu’bah berkata, “Dari bagian akhir surat al-Kahfi.” Dan Hammam berkata, “Dari permulaan surat al-Kahfi.” (Shahih Muslim, Kitab Shalah al-Mufassirin, Bab; Fadhlu Surah al-Kahfi wa Aayah al-Kursi: 6/92-93)
Imam Nawawi berkata, “Sebabnya, karena pada awal-awal surat al-Kahfi itu tedapat/ berisi keajaiban-keajaiban dan tanda-tanda kebesaran Allah. Maka orang yang merenungkan tidak akan tertipu dengan fitnah Dajjal. Demikian juga pada akhirnya, yaitu firman Allah:
أَفَحَسِبَ الَّذِينَ كَفَرُوا أَنْ يَتَّخِذُوا عِبَادِي مِنْ دُونِي أَوْلِيَاءَ
Maka apakah orang-orang kafir menyangka bahwa mereka (dapat) mengambil hamba-hamba-Ku menjadi penolong selain Aku? . . .” QS. Al-Kahfi: 102. (Lihat Syarah Muslim milik Imam Nawawi: 6/93)