Mengenai Saya

Foto saya
Malang, East Java, Indonesia
Uhibbuka Fillah...

Laman

Minggu, 14 November 2010

♥♥ Muslimah Cantik………………sungguh cantik...♥♥


 Oleh : Srikandi Wahyuni


Tahukah wahai saudariku,…bahwa muslimah itu cantik…..dan bukankah kita mencintai dan menginginkan kecantikan …?
Muslimah itu sungguh cantik……..Bibirnya slalu dihiasi dan dibasahi dengan kecantikan tasbih (Ali Imron : 41) dan tahmid kepada Robnya.



Lantunan ayat-ayat Quran yang menyejukkan hati... dan menenangkan pikiran... senantiasa berteman dengan bibir dan lidahnya, nasehat dan tutur kata yang santun menghancurkan semua karang dan benteng rasa dendam. Lidahnya tak pernah lepas dari ucapan syukur atas nikmat nikmat dari tuhannya (Al Baqoroh : 152).
Ya….Muslimah memang sungguh cantik…secantik bening matanya.Kedua matanya yang bening selalu terjaga dari hal-hal yang haram untuk dilihatnya (An Nuur: 31). Kebeningan dan kejernihan matanya sejernih air mata yang setiap malang keluar dari telaga airmatanya (AL Muzammil : 2), mencuci dosa-dosa yang sempat hinggap, yang mengalir deras karena rasa takut dan penyesalan yang mendalam, bersimpuh dihadapan Rob nya, merayu dan merajuk agar mendapatkan maghfirohnya.
Sungguh ….Muslimah itu cantik…..Secantik hatinya yang slalu tunduk pada Rob nya. Hati yang penuh dengan rasa kecintaan kepada Rob nya (Ali Imron:31).
Jauh hatinya dari rasa dengki, sombong dan hasud. Keikhlasan senantiasa menghiasi qolbu yang yang pernah lupa akan kebesaran Rob nya (An Nisaa: 125).Hati yang senantiasa siap menerima kebenaran dan keimanan. Hatinya bak cermin nan indah dan bersih, yang selalu siap menerima nur hidayah dari Robnya dan memantulkannnya, menyebarkannya keseluruh penjuru jagad raya. Qolbu yang senantiasa bersih dari prasangka dan fitnah kepada saudaranya.
Maha Besar dan Maha Suci Allah yang telah menciptakan muslimah dengan kecantikannya. Secantik pakaian taqwa yang senantiasa dikenakannya. Sebaik-baik pakaian yang mendapatkan pujian dari Rob nya (Al A’raaf : 26). Seindah indah pakaian yang tiada ganti yang lebih indah darinya. Pakaian yang senantiasa melindunginya, dimanapundan kapanpun dia berada. Pakaian yang membedakan dirinya dari wanita wanita lain yang tanpa pakaian, pakaian yang akan membawanya menuju pribadi nan mulia, pakaian yang akan membawanya berjumpa dengan Rob nya tercinta.
Sungguh…..cantik muslimah…Secantik akhlaq dan budi pekertinya yang diselubungi pakaian taqwanya (As Shaad : 46)(Al Qalam: 4). Yang dengan akhlak dan budi pekertinya yang mulia itu menentramkan orang orang disekitarnya, hilang kecemasan dan kerisauan disekelilingnya, berganti rasa cemburu dan curiga menjadi rasa kasih sayang dan kepercayaan yang mulia.
Sungguh……..muslimah itu cantikSecantik ketulusan cintanya kepada saudaranya. Ukhuwah yang demikian mendalam menghancurkan bongkahan-bongkahan kebekuan yang bersemayam di dalam hati, melunakkannya dari kekakuan dan kekerasan, menyegarkannya kembali dengan kasih sayang dan kepercaaan.(Al Maaidah:54)
Sungguh,……Muslimah itu benar-benar cantik…Kecantikan yang sesungguhnya…Kecantikan yang tiada bandingannya..Tasbih sebagai lipstik bibirnyaAir mata taubat sebagai pelentik bulu matanyaMalu dan Akhlak mulia sebagai perhiasannyaTaqwa sebagai pakaian terindahnya…..


Sungguh…muslimah itu cantikMaka bersyukur para muslimahYang bangga akan kemuslimahannyaTapi…….Kebanggaan karena ketaqwaan dan keikhlasannya
Wahai para wanita………Sudahkan engkau menggapai kecantikan itu………
http://www.facebook.com/notes/melati/-muslimah-cantiksungguh-cantik/161668533871530

Panggilan


By: Bang Jack

Kemanapun arah mata memandang saat ini, jutaan hamba Allah dari berbagai belahan dunia sedang berkemas-kemas untuk menyambut panggilan Allah ke Tanah Suci Makkah.  Bekal untuk itu sudah disisihkan bertahun-tahun.  Yang kurang berada juga menyapihnya seperak dua perak dengan harapan suatu ketika bisa mewujudkan niat mulia.  Sebentar lagi air mata mereka akan berlinang di sana, seraya menengadahkan tangan dan mengharapkan ampunan dari Allah.  Lantas, di saat saudara-saudara kita berkesempatan memenuhi panggilan itu,nah.. kita sendiri sedang memenuhi panggilan siapa?(siapa?  maaf saya ga mendengar suara anda..).

     
 (“Atau) siapakah yang mengabulkan (doa) orang yang dalam kesulitan apabila ia berdoa kepada-Nya, dan yang menghilangkan kesusahan dan yang menjadikan kamu sebagai khalifah di bumi? Apakah ada tuhan lain selain Allah? Sedikit sekali kamu yang memperhatikannya” (QS. an-Naml: 62).
 Mengamati apa yang sedang berkembang dalam hari-hari belakangan ini di negeri kita, suka atau tidak suka harus mengakui bahwa sebahagian kita sedang memenuhi panggilan nafsu.yang di sopiri oleh setan..kok?.  Sebab, sebahagian kita sedang saling menzalimi saling memmutus  silahturahim diamanpun.  Banyak hamba tak bersalah menjadi teraniaya, lahir dan batin, akibat perbuatan sebahagian kita. Keadilan pun menjadi mati.. justice is death, dilindas oleh dahsyatnya arus kejahatan .  Bau busuk perbuatan dosa menyelimuti negeri ini. Sungguh tega si empunya hati yang berbuat demikian, bahkan terhadap saudara-saudaranya sendiri.  Bahkan di saat sebahagian saudara kita sedang memohon ampunan di Tanah Mulia.
 Andaikan si pelaku dosa melihat dirinya dari luar tubuhnya, sungguh tak akan mau menerimanya dirinya.  Apalagi di saat yang sama, ancaman terhadap azab Allah sangat besar, terutama terhadap para pelaku aniaya.  Sungguh, Allah akan mengabulkan doa, apalagi doa orang-orang teraniaya.maka hati hati lah pada doa ornag yang teraniaya..  
 http://www.facebook.com/notes/melati/panggilan/161667127205004

Harapan Di Tengah Keputusasaan


By: M. Agus Syafii

Ada seorang pemuda yang menderita penyakit merasa nyeri pada bagian kaki. Kakinya sering bengkak. Awalnya ketika dibawa ke dokter namun dokter menyebutnya sebagai bengkak biasa tetapi makin lama bukannya sembuh malah bertambah nyeri dan semakin sering. Akhir mendatangi dokter ahli, setelah pemeriksaan sakit yang dideritanya adalah 'nacreous'.


Mendengar nama penyakit itu membuat dirinya terkaget dan takut, Menurut dokter penyakit ini membahayakan ginjalnya bila dibiarkan terus, kalau sudah merusak ginjal maka keadaan akan semakin parah dan harapan sembuh akan tipis.
Tentu saja hal itu membuatnya terpukul dengan kenyataan itu. Dia teringat akan kedua orang tuanya, keinginan untuk membahagiakan menjadi terpupus selama-lamanya. Hati dalam kegelisahan, diselimuti oleh keputusasaan. Kebahagiaan dan tawa menjadi sirna dalam kabut yang menyelimuti hatinya. Beberapa beristighfar, memohon ampun kepada Allah. Air matanya mengalir dipipi, tak kuas menahan isak tangis. Hanya berharap dan memohon pertolonganNya. 'Ya Allah, ampunilah dosa-dosa hambaMu ini..' ucapnya lirih.
Dia kemudian tanpa menyia-nyiakan waktu untuk bersedekah dan berdoa bersama anak-anak Amalia. Kehadirannya nampak secercah harapan ditengah keputusasaannya. berdoa bersama memohon kepada Allah membawa ketenangan dalam hatinya. Dan alhamdulillah penyakit dikakinya sedikit demi sedikit menghilang dan beberapa hari kemudian dokter memberitahukan bahwa memiliki harapan untuk sembuh. Sampai akhirnya sembuh dan dalam keadaan sehat wal afiat. Allah memberikan kesembuhan baginya. Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam.

Wassalam,
http://www.facebook.com/notes/melati/harapan-di-tengah-keputusasaan/161665600538490

Kisah Terbunuhnya Husain Bin Ali Bin Abi Thalib


------------------------------------artikel 1------------------------------------

(dinukil dari "Sejarah: Pertumbuhan dan Perkembangan Syi'ah",Dr. Ihsan Ilahi Zhahier, Al-Ma'arif Bandung, secara ringkas)
 Ketika Mu'awiyah wafat, para warga Kufa *) menulis kepada Husain,
 "Kami telah mengurung diri kami, demi membai'at anda. Kami hidupdan mati dalam mempertahankan bai'at kami. Maka selam ini kamitidak menghadiri shalat Jum'at, maupun shalat jama'ah."( "Murujudz-dzahab", jilid III/54, Al-Mas'usi, sejarawan Syi'ah)
 *)Kufa adalah sebaik-baik negeri, yang pernah menjadi pusat dantanah yang subur bagi kegiatan kaum Syi'ah, sehingga merkamengatakan, "Adapun Kufa dan sleuruh daerahnya, di sanalah tempatSyi'ah Ali bin Abi Thalib...." (Uyunul-akhbar, Arridha, dinukildari kitab "Syi'ah dalam sejarah").Diriwayatkan dari Ja'far bahwasanya ia berkata, "Allah, telahmenawarkan kesetiaan terhadap kita kepada rakyat-rakyat daribeberapa negeri. Tiada satu negeri pun yang rakyatnya menerimabaik tawaran Allah itu, kecuali warga Kufa." (dikutip dari kitab"Bahsairud-darajat", bagian kesepuluh)
 Telah sampai pula kepada Husain surat-surat lain, yang isinyaantara lain, "Kebun-kebun telah menghijau dan buah-buahan telahmasak. Bila anda suka, datanglah dengan membawa pasukan yangkuat." (Dari kitab "A'lamul-wara", oleh Ath-Thabrasi, hal. 223 dankitab Al-Irsyad, hal. 220, karangan Al-Mufid).


Ketika surat-surat dari Kufa itu berturut-turut, serta banyaksekali datang kepadanya, dan dalam pada itu warga Kufa dengankeras sekali meminta kedatangannya, maka ia mengutus Muslim binAqil bin Abi Thalib ke Kufa, dengan membawa suratnya, yang didalamnya ia memberitahu mereka bahwa ia segera berangkat (menujuKufa), sesampai suratnya itu kepada mereka. Ketika Muslim tipa diKufa, warga Kufa berkumpul menemui Muslim, dan menytakan sumpahsetia mereka kepada Husain, serta memberikan kepadanya janji yang sungguh-sungguh untuk membela dan mendukungnya, serta tetap setiakepadanya. (Tarikh Al-Ya'qubi, II/242)
 Al-Mufid menambahkan, "Warga Kufa memba'iatnya dengan menangis.Jumlah mereka lebih dari delapan belas ribu orang." (Al-Irsyad,220)
 Husain bersiap-siap untuk berangkat ke Kufa. Ibnu Abbas, panglimapasukan Ali dan sekaligus penasehat pribadinya, lagi pula seorangyang penuh pengalaman dan mengetahui dengan benar-benar watakkaum Syi'ah pada zamannya, datang kepada Husain dan memberinasehat agar mengurungkan niatnya pergi ke Kufa, karena warganyayang suka berkhianat. Lihat pesan Ibnu Abbas dalam Murujudz-dzahab, III/55. Demikian pula nasehat Ibnu Abbas didukung olehAbu Bakar bin Hisyam yang dikutip oelh Al-mas'udi dalam Murujudz-dzahab, III/56)
 Berita kedatangan Muslim bin Aqil di Kufa sampai kepada Yazid binMu'awiyah. Dan ia menulis kepada Ubaidillah bin Zayyad danmenyampaikan keputusan pengangkatannya sebagai Wali Kufa.
 Tidak akan diceritakan di sini apa yang terjadi secaralengkapnya, tentang terbunuhnya Muslim bin Aqil, Hani bin Urwahdan Abdullah bin Yaqthur.
 Berita kematian tiga orang ini sampai kepada Husain bin Aliketika berjumpa dengan Al-hurr bin Yazid Attamimi ketika sampaidi kota Qadisiah, dalam perjalanannya ke Kufa.
 Kemudian Husain berkhutbah di hadapan pengikut-pengikutnya,
 "Amma ba'du, telah sampai kepada kami berita yang amat dahsyat,yaitu terbunuhnya Muslim bin Aqil, Hani bin Urwah dan Abullah binYaqthur. Syi'ah kami (di Kufa) telah mengkhianati kami. Oleh sebabitu, barangsiapa di atnara kalian ingin meninggalkan kami,silahkan pergi, tanpa keberatan (dari pihak kami) dan tanpakehilangan kehormatan (dari pihak kalian)"
 Maka berpencaranlah pengikut-pengikut Husain, meninggalkannya.Mereka pergi ke jurusan kanan dan kiri; maka yang tingal bersamaHusain hanya orang-orang yang berangkat bersama dia dari Madinah,dan sekelompok kecil orang yang bergabung kepadanya....
 Husain kemudian berangkat menuju Kufa. Di tengah jalan iaberjumpa dengan salah seorang warga Kufa. Ia memberitahu Husainmengenai pengkhianatan, keengganan dan kelicikan orang-orangKufa. Orang itu berkata,


"Di Kufa anda tidak mempunyai pembela danpendukung; bahkan kami khawatir bahwa mereka akan bangkitmemerangi anda."
 Ketika Husain melihat bahwa lasykar Kufa dan pengikut-pengikutinya berpaling darinya dan sikap mereka (terhadapnya)malahan kebaikan dari apa yang mereka tulis (kepadanya) dan dariapa yang dikatakan oleh utusan-utusan mereka, bahakan merkamenyangkal apa yang mereka tulis kepadanya, ia berkta kepadasalah seorang pengikutnya,
 "Keluarkan dua kantong yang berisi surat-surat mereka, yang merekakirimkan kepadaku."
 Orang itu mengeluarkan dua kantong yang penuh berisi surat-surat;lalu Husain membeberkan surat-surat itu. Mereka menyangkal surat- surat tersebut. Kemudian Husain meneruskan perjalanannya, hingga mencapai Karbala. Melihat banyaknya pasukan yang menghadapinya,Husain sadar bahwasanya tiada tempat pelarian baginya. Ia laluberdo'a:
 "Allahumma, ya Allah. Berilah keputusan antara kami dan suatu kaumyang mengundang kami, dengan janji membela kami, lalu mereka itumalahan akan membunuh kami."
 Ia kemudian berjuang terus hingga jatuh terbunuh. Semoga rahmatdan keridhaan Allah dilimpahkan kepadanya. Nyatalah bahwa semuayang datang di medang perang Karbala, dengan tujuan memeranginyadan melaksanakan pembunuhan terhadapnya, adalah laskar Kufa,tiada seorang pun warga Syam yang ikut. (Murujudz-dzahab, III/61)
 Al-Ya'qubi, ahli sejarah, yang fanatik kepada aliran Syi'ahmenerangkan,
 "Sesudah gerombolan warga Kuga itu membunuh Husain, merekamerampok kemahnya, menawan kaum wanita, sanak kerabat Husainyang ikut bersamanya, dan mengangkat mereka ke Kufa. Ketikawanita-wanita itu memasuki Kufa, kaum wanita Kufa keluar, sambilmeratap dan menangis. Ali bin Husain (yang ikut dalam rombongantawanan itu) berkata, "Mereka ini menangisi kami; lalu siapakahyang membunuh kami?" (Tarikh Al-ya'qubi, I/235)
 Inilah yang terjadi pada Husain, demikian pula yang terjadi, baik pada masa Ali, maupun pada masa Ali dan Hasan serta pada masaaimam-imam dan pemimpin-pemimpin syi'ah lainnya.
 Apa komentar Welhausen, seorang orientalis Jerman, yangmenaruh simpati kepada kaum Syi'ah terhadap peristiwaterbunuhnya Husain dan sikap orang Syi'ah terhadap Husain.
 (dinukil dari "Sejarah: Pertumbuhan dan Perkembangan GerakanSyi'ah", Dr. Ihsan Ilahi Zahier, Al-Ma'arif Bandung,hal. 225-224)
 "Sebagian besar warga Kufa tidak mempunyai keinginan membelaPemerintah (kekuasaan Yazid bin Mu'awiyah),


tetapi sekalipundemikian, mereka tidak bergabung ke pihak-pihak musuh-musuhPemerintah; SAMPAI-SAMPAI MEREKA, YANG DAHULUNYA MENGIRIMSURAT KEPADA HUSAIN; YANG DIDALAMNYA MEREKA MENYATAKAN SUMPAHSETIA MEREKA TERHADAPNYA, TIDAK BERGABUNG KEPADA TENTARAHUSAIN MALAH MENINGGALKANNYA DI SAAT-SAAT IA DALAM KEMALANGAN,mereka tidak mengulurkan tangan untuk memberikan pertolongankepadanya. Paling banyak yang mereka lakukan ialah mengamatipertempuran dari jauh dan menyaksikan (dari jauh pula)pergolakan terakhir Husain, kemudian (atas kematiannya) merekamenangisinya. Sedikit sekali dari mereka yang bertekadmengikuti Husain, seta menemaninya dalam musibahnya. Darimereka ini dapt disebutkan antara lain Abu Tsumamah Ash-Sha'idi, pengawas Baitul-mal, dan Ibnu Usjah. Selain darimereka itu, orang-orang yang mengikuti Husain dalampergolakannya terdiri atas mereka yang menjumpainya dalamperjalanannya ke Kufa, kemudian mengikutinya, dan orang-orangyang yang terdorong oleh rasa kemanusiaan, untuk bergabungdengannya, pada-pada saat terkahir, sekalipun mereka ini,sebelumnya, tidak pernah mempunyai hubungan sesuatu pundengannya dan tidak termasuk dalam golongan Syi'ahnya. Padahalahli sejarah mengungkapkan kontradiksi ini, yakni antaraorang-orang wajib membela (yang memikul kewajiban membelaHusain), tetapi tidak melakukan sesuatu, dan orang-orangsukarelawan, yang dengan perbutan mereka (membela Husain)telah membuat malu golongan yang pertama. Para ahli sejarahterkadang memaparkan peristiwa tersebut secara dramatis. Yangmenarik perhatian ialah, bahwa kaum Anshar juga, jadi bukansaja kaum Quraisy, telah meninggalkan Husain, tiada seorangpun dari mereka yang keluar bersama Husain dari Madinah,sedang dalam kalangan syi'ah kufa terdapat sedikit sekali dariorang-orang asal anshar. Adapun pemberontakan yang meletus diMadinah, pada tahun 63 H., bukanlah pemberontakan untukmembala anak-cucu Ali, hal mana terbukti bahwa Ali bin Husainberlepas tangan dari pemberontakan itu.
 Di samping golongan pengecut dan yang tidak setia itu,terdapat pula golongan yang merupakan musuh-musuh Syi'ahdengan terang-terangan; mereka ini adalah pengikut-pengikutdan pegawai-pegawai Pemerintah Bani Umayah. Perbantahan yangdilakukan tidak berkisar sekeliling masalah-masalah agama dankeimanan." (Demikian Welhausen dalam bukunya yang berjudul,"Kaum Khawarij dan Syi'ah, hal. 134)

------------------------------------artikel 2------------------------------------
 Al-Hasan dan Al-Husein adalah putera dari Ali bin Abi Thalibradhiyallahu 'anhum, cucu Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallamdari anak perempuannya Fathimah radhiyallahu 'anha. Mereka termasukkalangan ahlul bait Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam yangmemiliki keutamaan-keutamaan yang besar dan mendapat pujian-pujianRasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, di antaranya beliaubersabda:



Sesungguhnya Al-Hasan dan Al-Husein adalah kesayanganku dari dunia.(HR. Bukhari dengan Fathul Bari, juz VII, hal. 464, hadits 3753 danTirmidzi, Ahmad dari Ibnu Umar)
 Juga bersabda:
 Al-Hasan dan Al-Husein adalah sayyid (penghulu) para pemuda ahluljannah. (HR. Tirmidzi, Hakim, Thabrani, Ahmad dan lain-lain dari AbiSa'id al-Khudri; dishahihkan oleh Syaikh AlAlbani dalam SilsilahHadits Shahih, hal 423, hadits no. 796 dan beliau berkata hadits inidiriwayatkan pula dari 10 shahabat)
Riwayat Hidup Al-Husein dan Peristiwa Pembunuhannya
Beliau dilahirkan pada bulan Sya'ban tahun ke-empat Hijriyah.Diriwayatkan bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam men-tahnik (yakni mengunyahkan kurma kemudian dimasukkan ke mulut bayidengan digosokkan ke langit-langitnya -pent.), mendoakan danmenamakannya Al-Husein. Demikianlah dikatakan oleh Ibnu Katsirdalam Al-Bidayah wan Nihayah, juz VIII, hal. 152.
Berkata Ibnul Arabi dalam kitabnya Al-Awashim minalQawashim: "Disebutkan oleh ahli tarikh bahwa surat-surat berdatangandari ahli kufah kepada Al-Husein (setelah meninggalnya Mu'awiyahradhiyallahu 'anhu). Kemudian Al-Husein mengirim Muslim Ibnu Aqil,anak pamannya kepada mereka untuk membai'at mereka dan melihatbagaimana keikutsertaan mereka. Maka Ibnu Abbas radhiyallahu 'anhumemberitahu beliau (Al-Husein) bahwa mereka dahulu pernahmengkhianati bapak dan saudaranya. Sedangkan Ibnu Zubairmengisyaratkan kepadanya agar dia berangkat, maka berangkatlah Al-Husein. Sebelum sampai beliau di Kufah ternyata Muslim Ibnu Aqiltelah terbunuh dan diserahkan kepadanya oleh orang-orang yangmemanggilnya. "Cukup bagimu ini sebagai peringatan bagi yang maumengambil peringatan" (kelihatannya yang dimaksud adalah ucapan IbnuAbbas kepada Al-Husein -pent.).
Tetapi beliau radhiyallahu 'anhu tetap melanjutkan perjalanannyadengan marah karena dien dalam rangka menegakkan al-haq. Bahkanbeliau tidak mendengarkan nasehat orang yang paling alim padajamannya yaitu ibnu Abbas radhiyallahu 'anhu dan menyalahi pendapatsyaikh para shahabat yaitu Ibnu Umar. Beliau mengharapkan permulaanpada akhir (hidup -pent.), mengharapkan kelurusan dalam kebengkokandan mengharapkan keelokan pemuda dalam rapuh ketuaan.
Tidak ada yang sepertinya di sekitarnya, tidak pula memiliki pembela-pembela yang memelihara haknya atau yang bersedia mengorbankandirinya untuk membelanya. Akhirnya kita ingin mensucikan bumi darikhamr Yazid, tetapi kita tumpahkan darah Al-Husein, maka datangkepada kita musibah yang menghilangkan kebahagiaan jaman. (lihat Al-Awashim minal Qawashim oleh Abu Bakar Ibnul 'Arabi dengan tahqiq danta'liq Syaikh Muhibbuddin Al-Khatib, hal. 229-232)


Yang dimaksud oleh beliau dengan ucapannya 'Kita ingin mensucikanbumi dari khamr Yazid, tetapi kita tumpahkan darah Al-Husein' adalahbahwa niat Al-Husein dengan sebagian kaum muslimin untuk mensucikanbumi dari khamr Yazid yang hal ini masih merupakan tuduhan-tuduhandan tanpa bukti, tetapi hasilnya justru kita menodai bumi dengandarah Al-Husein yang suci. Sebagaimana dikatakan oleh SyaikhMuhibbudin Al-Khatib dalam ta'liq-nya terhadap buku Al-AwashimMinal Qawashim.
Ketika Al-Husein ditahan oleh tentara Yazid, Samardi Al-Jausyanmendorong Abdullah bin Ziyad untuk membunuhnya. Sedangkan Al-Huseinmeminta untuk dihadapkan kepada Yazid atau dibawa ke front untukberjihad melawan orang-orang kafir atau kembali ke Mekah. Namunmereka tetap membunuh Al-Husein dengan dhalim sehingga beliaumeninggal dengan syahid radhiyallahu 'anhu. Inna Lillahi wa InnaIlaihi Raji'un.
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah berkata: "Al-Husein terbunuh di Karbaladi dekat Eufrat dan jasadnya dikubur di tempat terbunuhnya,sedangkan kepalanya dikirim ke hadapan Ubaidillah bin Ziyad di Kufah.Demikianlah yang diriwayatkan oleh Bukhari dalam Shahihnya dan daripara imam yang lain.
Adapun tentang dibawanya kepala beliau kepada Yazid telahdiriwayatkan dalam beberapa jalan yang munqathi' (terputus) dantidak benar sedikitpun tentangnya. Bahkan dalam riwayat-riwayattampak sesuatu yang menunjukkan kedustaan dan pengada-adaan riwayattersebut. Disebutkan padanya bahwa Yazid menusuk gigi taringnyadengan besi dan bahwasanya sebagian para shahabat yang hadir sepertiAnas bin Malik, Abi Barzah dan lain-lain mengingkarinya. Hal iniadalah pengkaburan, karena sesungguhnya yang menusuk dengan besiadalah 'Ubaidilah bin Ziyad. Demikian pula dalam kitab-kitab shahihdan musnad, bahwasanya mereka menempatkan Yazid di tempat 'Ubaidilahbin Ziyad. Adapun 'Ubaidillah, tidak diragukan lagi bahwa dialahyang memerintahkan untuk membunuhnya (Husein) dan memerintahkanuntuk membawa kepalanya ke hadapan dirinya. Dan akhirnya Ibnu Ziyadpun dibunuh karena itu.
Dan lebih jelas lagi bahwasanya para shahabat yang tersebut tadiseperti Anas dan Abi Barzah tidak berada di Syam, melainkan beradadi Iraq ketika itu. Sesungguhnya para pendusta adalah orang-orangjahil (bodoh), tidak mengerti apa-apa yang menunjukkan kedustaanmereka." (Majmu' Fatawa, juz IV, hal. 507-508)
Adapun yang dirajihkan oleh para ulama tentang kepala Al-Husein binAli radhiyallahu 'anhuma adalah sebagaimana yang disebutkan oleh az-Zubair bin Bukar dalam kitabnya Ansab Quraisy dan beliau adalahseorang yang paling 'alim dan paling tsiqah dalam masalah ini(tentang keturunan Quraisy). Dia menyebutkan bahwa kepala Al-Huseindibawa ke Madinah An-Nabawiyah dan dikuburkan di sana. Hal ini yangpaling cocok, karena di sana ada kuburan saudaranya Al-Hasan, pamanayahnya Al-Abbas dan anak Ali dan yang seperti mereka. (Dalamsumber yang sama, juz IV, hal. 509)


Demikianlah Al-Husain bin Ali radhiyallahu 'anhuma terbunuh pada hari Jum'at, pada hari 'Asyura, yaitu pada bulan Muharram tahun 61 Hdalam usia 54 tahun 6 bulan. Semoga Allah merahmati Al-Husein danmengampuni seluruh dosadosanya serta menerimanya sebagai syahid.Dan semoga Allah membalas para pembunuhnya dan mengadzab merekadengan adzab yang pedih. Amin.
Sikap Ahlus Sunnah Terhadap Yazid bin Mu'awiyyah
Untuk membahas masalah ini kita nukilkan saja di sini ucapanSyaikhul Islam Ibnu Taimiyyah secara lengkap dari Fatawa-nya sebagaiberikut:
Belum terjadi sebelumnya manusia membicarakan masalah Yazid binMuawiyyah dan tidak pula membicarakannya termasuk masalah Dien.Hingga terjadilah setelah itu beberapa perkara, sehingga manusiamelaknat terhadap Yazid bin Muawiyyah, bahkan bisa jadi merekamenginginkan dengan itu laknat kepada yang lainnya. Sedangkankebanyakan Ahlus Sunnah tidak suka melaknat orang tertentu. Kemudiansuatu kaum dari golongan yang ikut mendengar yang demikian meyakinibahwa Yazid termasuk orang-orang shalih yang besar dan Imam-imamyang mendapat petunjuk.
Maka golongan yang melampaui batas terhadap Yazid menjadi dua sisiyang berlawanan:
Sisi pertama, mereka yang mengucapkan bahwa dia kafir zindiq danbahwasanya dia telah membunuh salah seorang anak perempuanRasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, membunuh shahabat-shahabatAnshar, dan anak-anak mereka pada kejadian Al-Hurrah (pembebasanMadinah) untuk menebus dendam keluarganya yang dibunuh dalam keadaankafir seperti kakek ibunya 'Utbah bin Rab'iah, pamannya Al-Walid danselain keduanya. Dan mereka menyebutkan pula bahwa dia terkenaldengan peminum khamr dan menampakkan maksiat-maksiatnya.
Pada sisi lain, ada yang meyakini bahwa dia (Yazid) adalah imam yangadil, mendapatkan petunjuk dan memberi petunjuk. Dan dia darikalangan shahabat atau pembesar shahabat serta salah seorang dariwali-wali Allah. Bahkan sebagian dari mereka meyakini bahwa diadari kalangan para nabi. Mereka mengucapkan bahwa barangsiapa tidakberpendapat terhadap Yazid maka Allah akan menghentikan dia dalamneraka Jahannam. Mereka meriwayatkan dari Syaikh Hasan bin 'Adi bahwadia adalah wali yang seperti ini dan seperti itu. Barangsiapa yangberhenti (tidak mau mengatakan demikian), maka dia berhenti dalamneraka karena ucapan mereka yang demikian terhadap Yazid. Setelahzaman Syaikh Hasan bertambahlah perkara-perkara batil dalam bentuksyair atau prosa. Mereka ghuluw kepada Syaikh Hasan dan Yazid denganperkara-perkara yang menyelisihi apa yang ada di atasnya Syaikh 'Adiyang agung -semoga Allah mensucikan ruhnya-. Karena jalan beliausebelumnya adalah baik, belum terdapat bid'ah-bid'ah yang sepertiitu, kemudian mereka mendapatkan bencana dari pihak Rafidlah yangmemusuhi mereka dan kemudian membunuh Syaikh Hasan bin 'Adi sehinggaterjadilah fitnah yang tidak disukai Allah dan Rasul-Nya.

Dua sisi ekstrim terhadap Yazid tersebut menyelishi apa yangdisepakati oleh para ulama dan Ahlul Iman. Karena sesungguhnya Yazidbin Muawiyyah dilahirkan pada masa khalifah Utsman bin 'Affanradliallahu 'anhu dan tidak pernah bertemu Nabi shallallahu 'alaihiwa sallam serta tidak pula termasuk shahabat dengan kesepakatan paraulama. Dia tidak pula terkenal dalam masalah Dien dan keshalihan.Dia termasuk kalangan pemuda-pemuda muslim bukan kafir dan bukan pulazindiq. Dia memegang kekuasaan setelah ayahnya dengan tidak disukaioleh sebagian kaum muslimin dan diridlai oleh sebagian yang lain.Dia memiliki keberanian dan kedermawanan dan tidak pernah menampakkankemaksiatan-kemaksiatan sebagaimana dikisahkan oleh musuh-musuhnya.
Namun pada masa pemerintahannya telah terjadi perkara-perkara besaryaitu:
1. Terbunuhnya Al-Husein radhiyallahu 'anhu sedangkan Yazid tidakmemerintahkan untuk membunuhnya dan tidak pula menampakkankegembiraan dengan pembunuhan Husein serta tidak memukul gigitaringnya dengan besi. Dia juga tidak membawa kepala Husein ke Syam.Dia memerintahkan untuk melarang Husein dengan melepaskannya dariurusan walaupun dengan memeranginya. Tetapi para utusannya melebihidari apa yang diperintahkannya tatkala Samardi Al-Jausyanmendorong 'Ubaidillah bin Ziyad untuk membunuhnya.Ibnu Ziyad punmenyakitinya dan ketika Al-Husein radhiyallahu 'anhu meminta agardia dibawa menghadap Yazid, atau diajak ke front untuk berjihad(memerangi orang-orang kafir bersama tentara Yazid -pent), ataukembali ke Mekkah, mereka menolaknya dan tetap menawannya. Atasperintah Umar bin Sa'd, maka mereka membunuh beliau dan sekelompokAhlul Bait radhiyallahu 'anhum dengan dhalim. Terbunuhnya beliauradhiyallahu 'anhu termasuk musibah besar, karena sesungguhnyaterbunuhnya Al-Husein -dan 'Utsman bin 'Affan sebelumnya- adalahpenyebab fitnah terbesar pada umat ini. Demikian juga pembunuhkeduanya adalah makhluk yang paling jelek di sisi Allah. Ketikakeluarga beliau radhiyallahu 'anhu mendatangi Yazid bin Mua'wiyah,Yazid memuliakan mereka dan mengantarkan mereka ke Madinah.
Diriwayatkan bahwa Yazid melaknat Ibnu Ziyad atas pembunuhan Huseindan berkata: "Aku sebenarnya meridlai ketaatan penduduk Irak tanpapembunuhan Husein." Tetapi dia tidak menampakkan pengingkaranterhadap pembunuhnya, tidak membela serta tidak pula membalasnya,padahal itu adalah wajib bagi dia. Maka akhirnya Ahlul Haqmencelanya karena meninggalkan kewajibannya, ditambah lagi denganperkara-perkara yang lain. Sedangkan musuh-musuh mereka menambahkankedustaan-kedustaan atasnya.
2. Ahlil Madinah membatalkan bai'atnya kepada Yazid dan merekamengeluarkan utusan-utusan dan penduduknya. Yazid pun mengirimkantentara kepada mereka, memerintahkan mereka untuk taat dan jikamereka tidak mentaatinya setelah tiga hari mereka akan memasukiMadinah dengan pedang dan menghalalkan darah mereka. Setelah tigahari, tentara Yazid memasuki Madinah an-Nabawiyah, membunuh mereka,merampas harta mereka, bahkan menodai kehormatan-kehormatan wanitayang suci, kemudian mengirimkan tentaranya ke Mekkah yang muliadan mengepungnya.


Yazid meninggal dunia pada saat pasukannya dalamkeadaan mengepung Mekkah dan hal ini merupakan permusuhan dankedzaliman yang dikerjakan atas perintahnya.
Oleh karena itu, keyakinan Ahlus Sunnah dan para imam-imam umat iniadalah mereka tidak melaknat dan tidak mencintainya. Shalih binAhmad bin Hanbal berkata: Aku katakan kepada ayahku: "Sesungguhnyasuatu kaum mengatakan bahwa mereka cinta kepada Yazid." Maka beliaurahimahullah menjawab: "Wahai anakku, apakah akan mencintai Yazidseorang yang beriman kepada Allah dan hari akhir?" Aku bertanya:"Wahai ayahku, mengapa engkau tidak melaknatnya?" Beliaumenjawab: "Wahai anakku, kapan engkau melihat ayahmu melaknatseseorang?" Diriwayatkan pula bahwa ditanyakan kepadanya: "Apakahengkau menulis hadits dari Yazid bin Mu'awiyyah?" Diaberkata: "Tidak, dan tidak ada kemulyaan, bukankah dia yang telahmelakukan terhadap ahlul Madinah apa yang dia lakukan?"
Yazid menurut ulama dan Imam-imam kaum muslimin adalah raja dariraja-raja (Islam -pent). Mereka tidak mencintainya seperti mencintaiorang-orang shalih dan wali-wali Allah dan tidak pula melaknatnya.Karena sesungguhnya mereka tidak suka melaknat seorang muslimsecara khusus (ta yin), berdasarkan apa yang diriwayatkan olehBukhari dalam Shahih-nya dari Umar bin Khaththab radhiyallahu 'anhu:Bahwa seseorang yang dipanggil dengan Hammar sering minum khamr.Acap kali dia didatangkan kepada Rasulullah shallallahu 'alaihiwa sallam dan dicambuknya. Maka berkatalah seseorang: "Semoga Allahmelaknatnya. Betapa sering dia didatangkan kepada Nabishallallahu 'alaihi wa sallam." Maka Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Jangan engkau melaknatnya, sesungguhnya diamencintai Allah dan Rasul-Nya. " (HR. Bukhari)
Walaupun demikian di kalangan Ahlus Sunnah juga ada yang membolehkanlaknat terhadapnya karena mereka meyakini bahwa Yazid telahmelakukan kedhaliman yang menyebabkan laknat bagi pelakunya.
Kelompok yang lain berpendapat untuk mencintainya karena dia seorangmuslim yang memegang pemerintahan di zaman para shahabat dandibai'at oleh mereka. Serta mereka berkata: "Tidak benar apa yangdinukil tentangnya padahal dia memiliki kebaikan-kebaikan,atau dia melakukannya dengan ijtihad."
Pendapat yang benar adalah apa yang dikatakan oleh para imam (AhlusSunnah), bahwa mereka tidak mengkhususkan kecintaan kepadanya dantidak pula melaknatnya. Di samping itu kalaupun dia sebagai orangyang fasiq atau dhalim, Allah masih mungkin mengampuni orang fasiqdan dhalim. Lebih-lebih lagi kalau dia memiliki kebaikan-kebaikanyang besar.
Diriwayatkan oleh Bukhari dalam Shahihnya dari Ummu Harran bintiMalhan radhiyallahu 'anha bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallambersabda:



...��������� ������ ���� �������� �������������������� ������������������ ������. (���� �������)
Tentara pertama yang memerangi Konstantiniyyah akan diampuni. (HR.Bukhari)
Padahal tentara pertama yang memeranginya adalah di bawah pimpinanYazid bin Mu'awiyyah dan pada waktu itu Abu Ayyub al-Anshariradhiyallahu 'anhu bersamanya.
Catatan:Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah melanjutkan setelah itu denganucapannya: "Kadang-kadang sering tertukar antara Yazid bin Mu'awiyah dengan pamannya Yazid bin Abu Sufyan. Padahal sesungguhnyaYazid bin Abu Sufyan adalah dari kalangan Shahabat, bahkan orang-orang pilihan di antara mereka dan dialah keluarga Harb (ayah AbuSufyan bin Harb -pent) yang terbaik. Dan beliau adalah salah seorangpemimpin Syam yang diutus oleh Abu Bakar ash-Shiddiqradhiyallahu 'anhu ketika pembebasan negeri Syam. Abu Bakar ash-Shiddiq pernah berjalan bersamanya ketika mengantarkannya, sedangkandia berada di atas kendaraan. Maka berkatalah Yazid bin AbuSufyan: "Wahai khalifah Rasulullah, naiklah! (ke atas kendaraan)atau aku yang akan turun." Maka berkatalah Abu Bakar: "Aku tidakakan naik dan engkau jangan turun, sesungguhnya aku mengharapkanhisab dengan langkah-langkahku ini di jalan Allah. Ketika beliauwafat setelah pembukaan negeri Syam di zaman pemerintahan Umarradhiyallahu 'anhu, beliau mengangkat saudaranya yaitu Mu'awiyahuntuk menggantikan kedudukannya.
Kemudian Mu'awiyah mempunyai anak yang bernama Yazid di zamanpemerintahan 'Utsman ibnu 'Affan dan dia tetap di Syam sampaiterjadi peristiwa yang terjadi. Yang wajib adalah untuk meringkasyang demikian dan berpaling dari membi-carakan Yazid bin Mu'awiyahserta bencana yang menimpa kaum muslimin karenanya dan sesungguhnyayang demikian merupakan bid'ah yang menyelisihi ahlus sunnah waljama'ah. Karena dengan sebab itu sebagian orang bodoh meyakini bahwaYazid bin Mu`awiyah termasuk kalangan shahabat dan bahwasanya diatermasuk kalangan tokoh-tokoh orang shalih yang besar atau imam-imamyang adil. Hal ini adalah kesalahan yang nyata." (Diambil dari Majmu'Fatawa, Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah, jilid 3, hal. 409-414)
Bid'ah-bid'ah yang Berhubungan dengan Terbunuhnya Al-Husein

Kemudian muncullah bid'ah-bid'ah yang banyak yang diadakan olehkebanyakan orang-orang terakhir berkenaan dengan perisiwaterbunuhnya Al-Husein, tempatnya, waktunya dan lain-lain. Mulailahmereka mengada-adakan An-Niyaahah (ratapan) pada hari terbunuhnya Al-Husein yaitu pada hari 'Asyura (10 Muharram), penyiksaan diri,mendhalimi binatang-binatang ternak, mencaci maki para wali Allah(para shahabat)


dan mengada-adakan kedustaan-kedustaan yangdiatasnamakan ahlul bait serta kemungkaran-kemungkaran yang jelasdilarang dalam kitab Allah dan sunnah Rasul-Nya shallallahu 'alaihiwa sallam serta berdasarkan kesepakatan kaum muslimin.
Al-Husein radhiyallahu 'anhu telah dimuliakan oleh Allah subhanahuwa ta'ala dengan mati syahid pada hari 'Asyura dan Allah telahmenghinakan pembunuhnya serta orang yang mendukungnya atau ridladengan pembunuhannya. Dan dia mempunyai teladan pada orangsebelumnya dari para syuhada, karena sesungguhnya dia dan saudaranyaadalah penghulu para pemuda ahlul jannah. Keduanya telah dibesarkanpada masa kejayaan Islam dan tidak mendapatkan hijrah, jihad, dankesabaran atas gangguan-gangguan di jalan Allah sebagaimana apa yangtelah didapati oleh ahlul bait sebelumnya. Maka Allah mulyakankeduanya dengan syahid untuk menyempurnakan kemulyaan dan mengangkatderajat keduanya.
Pembunuhan beliau merupakan musibah besar dan Allah subhanahu wata'ala telah mensyari'atkan untuk mengucapkan istirja' (Inna lillahiwa inna ilaihi raji'un) ketika musibah dalam ucapannya:
.... Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orangyang sabar,(yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, merekamengucapkan: "Innaa lillahi wa innaa ilaihi raaji'uun". Merekaitulah yang mendapatkan keberkatan yang sempurna dan rahmat dariRabbnya, dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk. (Al-Baqarah: 155-157)
Sedangkan mereka yang mengerjakan apa-apa yang dilarang oleh Nabishallallahu 'alaihi wa sallam dalam rangka meratapinya sepertimemukul pipi, merobek baju, dan menyeru dengan seruan-seruanjahiliyah, maka balasannya sangat keras sebagaimana diriwayatkandalam Bukhari dan Muslim dari Ibnu Mas'ud radhiyallahu'anhu, berkata: Bersabda Rasulullah shallallahu `alaihi wa sallam:
Bukan dari golongan kami, siapa yang memukul-mukul pipi, merobek-robek baju, dan menyeru dengan seruan-seruan jahiliyah. (HR. Bukharidan Muslim)
Dalam hadits lain, juga dalam Bukhari dan Muslim dari Abu Musa Al-Asy'ari radhiyallahu 'anhu, bahwa dia berkata: "Aku berlepas diridari orang-orang yang Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallamberlepas diri darinya, yaitu bahwasanya Rasulullah shallallahu'alaihi wa sallam berlepas diri dari al-haliqah, ash-shaliqah danasy-syaaqqah. (HR. Bukhari dan Muslim)
Dan dalam Shahih Muslim dari Abi Malik Al-Asy'ari bahwa Rasulullahshallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
Empat perkara yang terdapat pada umatku dari perkara perkarajahiliyah yang mereka tidak meninggalkannya: bangga dengankedudukan, mencela nasab (keturunan), mengharapkan hujan denganbintang-bintang dan meratapi mayit. (HR. Muslim)


Dan juga beliau shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
Sesungguhnya perempuan tukang ratap jika tidak bertaubat sebelummatinya dia akan dibangkitkan di hari kiamat sedangkan atasnyapakaian dari timah dan pakaian dada dari nyala api neraka. (HR.Ahmad, Thabrani dan Hakim)
Hadits-hadits tentang masalah ini bermacam-macam. Demikianlahkeadaan orang yang meratapi mayit dengan memukul-mukul badannya,merobek-robek bajunya dan lain-lain. Maka bagaimana jika ditambahlagi bersama dengan itu kezaliman terhadap orang-orang mukmin (parashahabat), melaknat mereka, mencela mereka, serta sebaliknyamembantu ahlu syiqaq orang-orang munafiq dan ahlul bid'ah dalamkerusakan dien yang mereka tuju serta kemungkaran lain yang Allahlebih mengetahuinya.
-----------Maraji':
-Minhajus-Sunnah, Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah.-Majmu' Fatawa, Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah.-Al-'Awashim Minal Qawashim, oleh Qadhi Abu Bakar-Ibnul Arabi dengan tahqiq dan ta'liq Syaikh Muhibbudin Al-Khatib.-Al-Bidayah wan Nihayah, Ibnu Katsir.-Fathul Bari Syarh Shahih Bukhari oleh Ibnu Hajar Al-Asqalani.-Shahih Muslim dengan Syarh Nawawi.-Silsilah Al-Ahadits Ash-Shahihah oleh Syaikh Muhammad Nashiruddin Al-Albani.

Ukhuwah fillh
http://www.facebook.com/notes/melati/kisah-terbunuh-nya-husain-bin-ali-bin-abi-thalib/161658737205843

Buah Keikhlasan


Fajar menjelang subuh, seorang ibu terlihat mengikhlaskan uang yang dimilikinya sebesar Rp 5000,- untuk disedekahkan kepada seorang tukang becak di pinggir jalan. Ibu itu bukan tergolong orang yang mampu. Baginya uang senilai Rp 5000,- tidaklah kecil, karena kehidupannya yang sangat miskin, uang Rp 5000,- tentu sangatlah berarti baginya. Penuh harapannya bahwa Allah akan memberikan rezeki untuknya pada hari itu sekedar untuk menyambung hidup diri dan anak-anaknya.
Ternyata harapannya tidaklah sia-sia, Allah sungguh Tuhan Yang Maha Mendengar. Tanpa diduga, siang harinya, Allah membalas kebaikan ibu tersebut dengan memberikannya rezeki sebesar Rp. 150.000,-  melalui tangan seorang wanita yang menghampirinya, sebutlah namanya Bu Rahma, seorang wanita pengusaha.
Seperti halnya ibu yang bersedekah sebesar Rp. 5000,- tadi, Bu Rahma pun berniat untuk memohon pertolongan pada Allah atas masalah keuangan yang dihadapinya melalui sedekah yang dilakukannya tadi. Di sini keajaiban terjadi, lagi-lagi Allah sungguh Maha Mendengar dan Maha Melihat.
Tepat di hari yang sama, seorang rekan bisnis Bu Rahma menghubungi dirinya dan mengatakan bahwa hutang-hutang Bu Rahma sebesar Rp.150 juta dihapuskan atau dianggap lunas karena rekan bisnisnya itu baru saja mendapatkan proyek dengan nilai yang sangat besar, dan sebagai ungkapan kegembiraannya ia menghapuskan piutang yang dimilikinya sebesar Rp 150 juta kepada Bu Rahma.
Betapa bahagianya Bu Rahma, karena Allah telah mendengar doa-doanya. Dan betapa gembiranya Ibu pemberi sedekah ke tukang becak tadi, karena Allah telah menyambung rezeki untuk hidup diri dan anak-anaknya pada hari itu.


Sungguh Allah Tuhan Yang Maha Kaya, Sang Pemberi Rezeki seluruh makhluk, Sang Penebar Kekayaan Seluruh Alam, Sang Penyelesai Masalah Seluruh Hamba, dan yang selalu menepati janji kepada hamba-hambaNya yang bertakwa dan memohon kepadaNya.
Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipatgandakan (ganjaran) bagi siapa saja yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas KaruniaNya lagi Maha Mengetahui.” (QS. Al-Baqoroh 261).
http://www.facebook.com/notes/setetes-peluh-perjuangan/buah-keikhlasan/174634922552911

Surat Kepada Tuhan...


Tuhan...
Malam ini kembali aku mengetuk pintu Mu
Lewat derasanya doa dan pujian yang terlantun
Dalam isak tangis yang mengiba
Ku bersimpuh di haribaan Mu
Pada setiap waktu ku yang tersisa
Berusaha untuk tetap tegak dan tegar
Menghadang setiap badai dalam hidup
Menepis gemuruh ragu dalam kalbu
Illahi Rabb....
Engkau lah kekuatan dalam setiap jengkal nadi ku
Mencengkram erat di setiap hembusan nafas ku
Membuncah rasa rindu ku pada Mu
Menggema di dalam relung kalbu
Aku takut yaa Rabb...
Tak bisa penuhi setiap janji yang terucap
Tak bisa menahan kenikmatan dunia yang mempesona
Bahkan tak bisa kendalikan nafsu angkara yang membelenggu
Yah nafsu ini begitu kuat menggoda


Berusaha luruhkan rasa Cinta ku pada Mu
Mengesampingkan nikmat yang telah Engkau beri
Menafikkan Engkau seakan Kau tiada
Bantu aku ya Rabbi...
Tepiskan segala resah yang menyelimuti hati
Hilangkan semua gelisah yang memeluk raga
Buang setiap keraguan yang mendekap kalbu
Ulurkan tangan Mu di sepanjang jalan ku
Berikan Cahaya Mu menerangi langkah ku
Jangan biarkan aku terjerebab lagi dalam lumpur dosa
Pegang aku ya Allah...
Pegang erat jiwa ku yang selalu ingin mengembara
Berkelana mencari cinta hakiki Mu
Mengeja ayat demi ayat di dalam Kitab Suci Mu
Agar kau tak berpaling dari ku
Tuhan...
Tutup semua pintu dosa ku
Jangan biarkan lautan dosa menenggelamkan ku
Dalam buih-buih kenistaan yang menggunung
Ijinkan aku menapaki kaki-kaki langit
Mencari dan menemukan cinta sejatiku


Karena ku tahu ya Rabbi...
Hanya cinta Mu yang paling hakiki

>>>*<<<
http://www.facebook.com/notes/renungan-n-kisah-inspiratif/surat-kepada-tuhan/496276446041