Mengenai Saya

Foto saya
Malang, East Java, Indonesia
Uhibbuka Fillah...

Laman

Kamis, 16 Desember 2010

Sebuah Pesan Dari Gubuk Kecil


Bismillaahirrahmaanirrahiim
Assalamualikum warahmatullahi wabarakatuh
===========================

Surat Terbuka untuk Calon Ahli surga Yang Akhlaq Mereka Dicemburui Bidadari
Kutuliskan pesan ini dari sebuah gubuk kecil di Bandung
Kutujukan untuk saudari-saudariku muslimah, para ukhti yg disayangi Allah SWT


------------------------------------------------------------------------------------------------
Ukhti yang baik..,
Kecantikanmu adalah anugerah. Senyum manis adalah berkah. Sungguh karunia dari Allah bahwa wanita diciptakan memiliki kecantikan yang sangat mempesona. Dan kecantikan itulah yang akan menjadi jalannya menuju surga, jika ia mampu membarenginya dengan akhlak yang mulia.
Rasulullah menjelaskan bahwa di antara fitrah lelaki adalah menyukai kecantikan wanita. Bahkan ‘Aisyah yang merupakan salah seorang shahabiyah paling pandai di masa itu, terkenal pula karena kecantikannya. Rasulullah menjulukinya Humaira`: Gadis yang pipinya merona merah.
Dan karena kecantikannya itu, wanita dapat mengumpulkan pahala yang sebesar-besarnya dari Allah. Caranya? Bersyukurlah atas nikmat yang Allah berikan itu dan pandailah menjaga diri. Rasulullah mengajarkan cara bersyukur itu dengan membiasakan diri membaca do’a tatkala bercermin:
اللَّهُمَّ كّمَا حَسَّنْتَ خَلْقِيْ فَحَسِّنْ خُلُقِيْ
Yang maknanya, “Ya Allah… Sebagaimana Engkau telah mengelokkan parasku, elokkan pulalah akhlaqku…”
Ukhti yang dijaga oleh Allah…
Tak ada yang salah dengan kecantikan kalian, karena, seperti kata pepatah, kecantikan bukanlah suatu dosa. Tapi jika kalian salah menempatkan, maka kecantikan itu akan menjadi musibah. Sungguh itu tak berarti bahwa setiap wajah yang cantik berhak dijadikan barang tontonan. Saya sangat bersedih karena sekarang ini banyak di antara kawan-kawan Ukhti yang gemar memajang wajah cantik mereka di profil Facebook. Juga di blog-blog yang katanya pribadi, tapi nyatanya dapat diakses oleh siapapun.
Ini adalah satu hal yang sangat marak belakangan ini. Satu hal yang dianggap lumrah, sehingga para gadis berjilbab itu memasang pose-pose mereka di foto-foto yang kian hari kian bertambah jumlahnya. Seakan nama saja sudah tidak cukup.
Mohon Ukhti tanyakan pada mereka, apa sesungguhnya tujuan mereka memajang foto tersebut di tempat-tempat publik? Yakni foto dengan gaya yang menggoda serta senyum yang memikat!



Jika tujuan berjilbab itu adalah agar menutupi aurat dan terhindar dari pandangan-pandangan jahat, apakah itu pula yang menjadi tujuan mereka saat bergaya di depan kamera dan memamerkannya pada setiap orang?
Jika berjilbab itu tujuannya adalah mencari ridho Allah, apakah tujuan memperlihatkan foto-foto itupun adalah ridho Allah? Apakah betul Allah akan ridho pada wanita yang melakukan hal itu?
Ukhti yang baik..,
Saya pribadi, mewakili beberapa sahabat ikhwan, mereka (ikhwan ini berkata) :
"Kami sangat bersedih menghadapi fenomena ini. Mengapa? Karena mungkin saja di antara gadis-gadis yang fotonya tersebar di seantero jagad ini adalah istri atau calon istri kami. Apakah mereka tidak tahu bahwa foto mereka tersimpan dalam komputer puluhan, ratusan atau bahkan mungkin jutaan pria lain yang tidak berhak? Yang mungkin saja dijadikan sarana oleh para pendosa sebagai ajang bermaksiat? Apakah mereka mengijinkan pria-pria selain suami mereka itu menyimpan foto-foto tersebut?
Ukhti,
Kami kaum pria sangat bersedih mendapati semua ini. Mengapa? Karena mungkin saja di antara foto yang tersebar luas itu adalah ibu atau calon ibu kami, yang seharusnya menunjukkan caranya menjaga diri, bukan dengan menunjukkan hal-hal yang seharusnya disembunyikan…
Kami kaum pria sangat bersedih menyaksikan semua ini. Mengapa? Karena mungkin saja di antara foto yang tersebar luas itu adalah guru atau calon guru kami, yang seharusnya mendidik dan mengajarkan Al Qur’an serta akhlaqul karimah kepada kami.
Apakah semua ini akan dibiarkan begitu saja tanpa ada penyelesaian? Tanpa ada seorangpun yang berani menegur serta mengingatkannya, memberitahukan bahwa itu adalah sebuah kesalahan? Atau harus menunggu tangan-tangan jahat memanfaatkannya untuk merusak harga diri dan menyebarkan aib yang seharusnya ditutup rapat-rapat..?"
Ukhti yang baik…
Jazakillah khairan… Terima kasih banyak karena Ukhti tetap pandai menjaga diri dari sekecil apapun celah-celah kealpaan. Tapi tolong sampaikan pula pada kawan-kawan Ukhti, agar merekapun mengikuti jejak ukhti dengan menghapus foto-foto mereka dari Facebook dan blog-blog mereka. Sampaikanlah pada mereka agar menahan diri dari keinginan menunjukkan eksistensi diri di hadapan pria yang tidak berhak.



Jika mereka ingin menunjukkan kepada orang-orang bahwa mereka cantik, cukuplah tunjukkan pada suami mereka saja. Atau orang tua dan anak-anak mereka saja. Karena Allah Maha Tahu segala sesuatu. Jika mereka membutuhkan sanjungan atas kecantikan yang telah dianugerahkan Allah pada mereka, biarlah Allah saja yang menyanjungnya, dengan balasan berlipat-lipat ganda di hari akhirat kelak.
Dan jika mereka ingin kecantikan mereka dikagumi, biarkanlah suami mereka saja yang mengagumi, lalu memberikannya sejuta hadiah cinta yang tidak akan pernah ada bandingnya…
Sementara kami, kaum pria yang tidak atau belum berhak atas itu semua, biarlah asyik masyuk tenggelam dalam do’a, agar dianugerahi istri yang cantik dan shalehah, ibu yang baik dan bersahaja, guru yang taat dan menjaga martabatnya…
Dan kami berharap serta berdoa kepada Allah agar salah satu calon istri kami adalah anda, ukhti yang sholehah..
Dari gubuk kecil ini kukirimkan pesan untukmu. Kumohonkan doa dan pinta kita ya ukhti, agar Allah mengumpulkan kita kelak di surgaNya. Meraih ridha dan ampunanNya serta dihindarkan dari adzab neraka…
Atas perhatian dari Ukhti, saya ucapkan jazakillahu khairan…
Afwan jiddan, mohon maaf untuk nasehat yang lancang ini yaa ukhti...

Barakallahufikum..semoga bermanfaat
Wassalam


http://www.facebook.com/notes/renungan-dan-motivasi-ifta-istiany-notes/renungan-sebuah-pesan-dari-gubuk-kecil/159630884065567

Akhirnya Mereka Menikah


Bismillaahirrahmaanirrahiim
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
==============================

Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir. (Q.S, Ar-Ruum : 21)
-------------------------------------------------------------------------------
Perasaan bahagia menyelimuti hati Faiz-bukan nama sebenarnya. Kebahagiaan yang sulit untuk ia lukiskan. Barangkali, hari itu adalah hari yang paling bersejarah dalam hidupnya, hari yang penuh suka cita. Hari dimana ia telah dipertemukan dengan dambaan hati,  bidadari yg selama ini ia nanti. Senyum mengembang di langit wajahnya.
Bahkan air mata bahagia dan haru menetes mengairi taman hatinya yang rindu akan belaian cinta dan kasih sayang. Ia telah berani melangkah, demi menyelamatkan iman, agama dan hatinya. 
Faiz telah menempuh jalan yang lurus, jalan yang selamat dan diridhai Allah. Jalan orang-orang yang merindukan kejernihan hati dan ketentraman jiwa. 
Allahu Rabbi aku minta izin, bila suatu saat aku jatuh cinta, jangan biarkan cinta untuk-Mu berkurang, Hingga membuat lalai akan adanya Engkau
Allahu Rabbi, izinkanlah bila suatu saat aku jatuh cinta, pilihkan untukku seseorang yang hatinya penuh dengan, kasih-Mu dan membuatku semakin mengagumi-Mu.


-------------------------------------------------------------------
Setiap laki-laki yang soleh mendambakan seorang istri yang solehah. Istri yang ketika dilihat menyenangkan hati, ketika diperintah ia patuh, ketika ditinggalkan ia menjaga harta dan dirinya, dan ketika salah ia mau diingatkan. Istri solihah adalah sebaik-baik perhiasan dunia. 
Ia ibarat sebuah madrasah yang kelak didalamnya anak-anak yang lahir akan dibesarkan, dididik dan dibina. Bijak dan tepat memilih calon istri sebelum menikah adalah diantara faktor kebahagiaan rumah tangga. Salah dalam memilih akan berisiko dikemudian hari. Dengan demikian, jangan tergesa-gesa menentukan pilihan, tapi kalau sudah nampak yang cocok dengan persepsi dan keinginan hendaknya segera mengajukan lamaran. Karena biasanya sesuatu yang berharga dan bernilai tinggi menjadi rebutan banyak orang...
Istri solehah akan selalu menjadi sumber kekuatan, tempat bertenang ketika gelisah melanda jiwa, tempat berbagi ketika resah menghimpit hati. Istri solihah bukanlah tipe wanita materialistis, yang ketika ada uang, abang disayang, tdk ada uang abang jangan pulang atau piring melayang. Sabar disaat kesulitan melanda, qana`ah dengan apa yang ada dan bersyukur ketika mendapat kelebihan rezki. Bagi seorang istri solihah keridhaan suami adalah diatas segalanya, walau ia harus melawan keinginannya. 
Hidupnya seluruhnya ia abdikan untuk suami dalam rangka beribadah dan ketaatan pada Allah. Istri solehah adalah ibarat taman indah nan penuh pesona. Tak lelah mata memandang keindahan budi pekerti dan tingkah lakunya. 
Istri solehah selalu dirindu dan dikenang. Rindu pada belaian lembutnya, rindu pada teguran halusnya, rindu akan senyum tulusnya, rindu pada wajahnya yang teduh, air mukanya yang jernih dan rindu pada kata-katanya yang mesra. Hati akan resah bila lama tidak berjumpa, bila jarak telah memisahkan. Hati akan gelisah bila satu hari tidak bertemu. Karena cinta yang telah tenggelam dalam samudera hati, cinta akan kebaikan dan kebagusan akhlaknya. Sungguh benar apa yang disampaikan Rasulullah Saw. bahwa memilih wanita solehah akan membahagiakan seseorang di dunia dan di akhirat. 
Pernikahan tidak hanya semata hubungan biologis antar manusia. Namun dengan menikah ada nilai-nilai yang ingin kita raih, ada tugas, amanah dan kewajiban yang harus ditunaikan dan dipertanggung jawabkan. Ibarat kita ingin mendirikan sebuah gedung diatas sebidang tanah. Ketika pondasi yang dibangun kuat, pondasi akan tetap kokoh dan gedung tidak akan runtuh. Sedangkan bila pondasi lemah, besar kemungkinan gedung tidak akan bertahan lama dan akan cepat roboh.
Pada intinya, kita perlu mempersiapkan diri, dan itu sudah menjadi keharusan. Siapkan ilmunya, mental, kesehatan dan finansial.


 Dan yang paling utama kita harus memiliki hubungan yang baik dengan Allah. Kita harus terus berupaya untuk meraih kedudukan taqwa. Dengan ketaqwaan segala kesulitan akan menemukan jalan keluarnya. 
Allah telah menjanjikan, bahwa barang siapa yang bertaqwa maka Allah akan memberinya jalan keluar terhadap kesulitan yang ia hadapi dan memberinya rezki dari arah yang tidak ia duga.
Dari sekarang, binalah hubungan yang baik dengan Allah. dan dengan orang lain. Latihlah diri dalam ketaatan, gemar berbuat kebaikan dan rajin beribadah. Latihlah diri dengan perilaku yang mulia sehingga ia menjadi kebiasaan. Dan bila telah siap, maka melangkahlah dengan yakin. Adanya kekurangan ekonomi janganlah jadikan penghalang utama. Kita harus yakin rezki setiap hamba telah ditentukan kadarnya oleh Allah. 
Dan terakhir, jangan salah pilih, jangan tertipu dengan penampilan luar, pilihlah dengan hati dan pikiran yang jernih. Jangan memilih dengan landasan nafsu dan bisikan setan. Utamakanlah agama diatas segalanya, dengan demikian kita akan bahagia sebagaimana yang dijanjikan oleh Rasulullah Saw. 
----------------------------------------- ---------------------------------
Diantara syahadat dan akad yang suci, aku tertunduk.....
Entah apa yang terjadi, kecamuk haru dan syukurku tak terbendung dalam tangis, tangis yang tak dapat aku terjemahkan....
Namun aku yakin.... ENGKAU yang turut pula hadir saat ini, membentangkan berkah dan rahmat-Mu untukku dan lelaki yang tengah duduk di sampingku kini...
Diantara hingar bingar doa yang terpanjat, aku terdiam, merenungi peristiwa yang baru saja terjadi....
Kini aku seorang istri....
Beberapa menit berlalu dan aku takkan pernah sendiri lagi, ada seorang imam yang akan menuntunku, ada seorang teman yang setia menungguku, dan ada sesosok bahu bidang yang selalu siap meredakan tangisku....
Kini aku seorang isteri, ada kebahagiaan yang menantiku....
Kini aku seorang isteri, ada sebuah amanah mulia tuk kujalani...


Ya Rabb...
Didik aku agar aku menjelma sebagai fatimah, yang penuh kasih sayang dalam sabarnya....
Ya Rahman...
Kuatkan aku dalam keyakinanku, bahwa ini merupakan awal yang baru bagiku meretas jalan abadi-MU...
Amin....

Barakallahufikum..
Wassalam


http://www.facebook.com/notes/renungan-dan-motivasi-ifta-istiany-notes/motivasi-akhirnya-mereka-menikah/159694867392502

Aku Tidak Lebih Dulu Ke Surga


Bismillaahirrahmaanirrahiim
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
============================

Aku tidak tahu dimana berada. Meski sekian banyak manusia berada disekelilingku, namun aku tetap merasa sendiri dan ketakutan. Aku masih bertanya dan terus bertanya, tempat apa ini, dan buat apa semua manusia dikumpulkan. Mungkinkah, ah aku tidak mau mengira-ngira.
Rasa takutku makin menjadi-jadi, tatkala seseorang yang tidak pernah kukenal sebelumnya mendekati dan menjawab pertanyaan hatiku. “Inilah yang disebut Padang Mahsyar,” suaranya begitu menggetarkan jiwaku. “Bagaimana ia bisa tahu pertanyaanku,” batinku. Aku menggigil, tubuhku terasa lemas, mataku tegang mencari perlindungan dari seseorang yang kukenal.
Kusaksikan langit menghitam, sesaat kemudian bersinar kemilauan. Bersamaan dengan itu, terdengar suara menggema. Aku baru sadar, inilah hari penentuan, hari dimana semua manusia akan menerima keputusan akan balasan dari amalnya selama hidup didunia. Hari ini pula akan ditentukan nasib manusia selanjutnya, surgakah yang akan dinikmati atau adzab neraka yang siap menanti.
Aku semakin takut. Namun ada debar dalam dadaku mengingat amal-amal baikku didunia. Mungkinkah aku tergolong orang-orang yang mendapat kasih-Nya atau jangan-jangan ………
Aku dan semua manusia lainnya masih menunggu keputusan dari Yang menguasai hari pembalasan.


Tak lama kemudian, terdengar lagi suara menggema tadi yang mengatakan, bahwa sesaat lagi akan dibacakan daftar manusia-manusia yang akan menemani Rasulullah SAW di surga yang indah. Lagi-lagi dadaku berdebar, ada keyakinan bahwa namaku termasuk dalam daftar itu, mengingat banyaknya infaq yang aku sedekahkan. Terlebih lagi, sewaktu didunia aku dikenal sebagai juru dakwah. “Kalaulah banyak orang yang kudakwahi masuk surga, apalagi aku,” pikirku mantap.
Akhirnya, nama-nama itupun mulai disebutkan. Aku masih beranggapan bahwa namaku ada dalam deretan penghuni surga itu, mengingat ibadah-ibadah dan perbuatan-perbuatan baikku. Dalam daftar itu, nama Rasulullah Muhammad SAW sudah pasti tercantum pada urutan teratas, sesuai janji Allah melalui Jibril, bahwa tidak satupun jiwa yang masuk kedalam surga sebelum Muhammad masuk. Setelah itu tersebutlah para Assabiquunal Awwaluun. Kulihat Fatimah Az Zahra dengan senyum manisnya melangkah bahagia sebagai wanita pertama yang ke surga, diikuti para istri-istri dan keluarga rasul lainnya.
Para nabi dan rasul Allah lainnya pun masuk dalam daftar tersebut. Yasir dan Sumayyah berjalan tenang dengan predikat Syahid dan syahidah pertama dalam Islam. Juga para sahabat lainnya, satu persatu para pengikut terdahulu Rasul itu dengan bangga melangkah ke tempat dimana Allah akan membuka tabirnya. Yang aku tahu, salah satu kenikmatan yang akan diterima para penghuni surga adalah melihat wajah Allah. Kusaksikan para sahabat Muhajirin dan Anshor yang tengah bersyukur mendapatkan nikmat tiada terhingga sebagai balasan kesetiaan berjuang bersama Muhammad menegakkan risalah. Setelah itu tersebutlah para mukminin terdahulu dan para syuhada dalam berbagai perjuangan pembelaan agama Allah.
Sementara itu, dadaku berdegub keras menunggu giliran. Aku terperanjat begitu melihat rombongan anak-anak yatim dengan riang berlari untuk segera menikmati kesegaran telaga kautsar. Beberapa dari mereka tersenyum sambil melambaikan tangannya kepadaku. Sepertinya aku kenal mereka. Ya Allah, mereka anak-anak yatim sebelah rumahku yang tidak pernah kuperhatikan. Anak-anak yang selalu menangis kelaparan dimalam hari sementara sering kubuang sebagian makanan yang tak habis kumakan.
“Subhanallah, itu si Parmin tukang mie dekat kantorku,” aku terperangah melihatnya melenggang ke surga. Parmin, pemuda yang tidak pernah lulus SD itu pernah bercerita, bahwa sebagian besar hasil dagangnya ia kririmkan untuk ibu dan biaya sekolah empat adiknya. Parmin yang rajin sholat itu, rela berpuasa berhari-hari asal ibu dan adik-adiknya di kampung tidak kelaparan. Tiba-tiba, orang yang sejak tadi disampingku berkata lagi, “Parmin yang tukang mie itu lebih baik dimata Allah. Ia bekerja untuk kebahagiaan orang lain.” Sementara aku, semua hasil keringatku semata untuk keperluanku.
Lalu berturut-turut lewat didepan mataku, mbok Darmi penjual pecel yang kehadirannya selalu kutolak, pengemis yang setiap hari lewat depan rumah dan selalu mendapatkan kata “maaf” dari bibirku dibalik pagar tinggi rumahku.


Orang disampingku berbicara lagi seolah menjawab setiap pertanyaanku meski tidak kulontarkan, “Mereka ihklas, tidak sakit hati serta tidak memendam kebencian meski kau tolak.”
Masya Allah murid-murid pengajian yang aku bina, mereka mendahuluiku ke surga. Setelah itu, berbondong-bondong jamaah masjid-masjid tempat biasa aku berceramah. “Mereka belajar kepadamu, lalu mereka amalkan. Sedangkan kau, terlalu banyak berbicara dan sedikit mendengarkan. Padahal, lebih banyak yang bisa dipelajari dengan mendengar dari pada berbicara,” jelasnya lagi.
Aku semakin penasaran dan terus menunggu giliranku dipanggil. Seiring dengan itu antrian manusia-manusia dengan wajah ceria, makin panjang. Tapi sejauh ini, belum juga namaku terpanggil. Aku mulai kesal, aku ingin segera bertemu Allah dan berkata, “Ya Allah, didunia aku banyak melakukan ibadah, aku bershodaqoh, banyak membantu orang lain, banyak berdakwah, izinkan aku ke surgaMu
Orang dengan wajah bersinar disampingku itu hendak berbicara lagi, aku ingin menolaknya. Tetapi, tanganku tak kuasa menahannya untuk berbicara. “Ibadahmu bukan untuk Allah, tapi semata untuk kepentinganmu mendapatkan surga Allah, shodaqohmu sebatas untuk memperjelas status sosial, dibalik bantuanmu tersimpan keinginan mendapatkan penghargaan, dan dakwah yang kau lakukan hanya berbekas untuk orang lain, tidak untukmu,” bergetar tubuhku mendengarnya.
Anak-anak yatim, Parmin, mbok Darmi, pengemis tua, murid-murid pengajian, jamaah masjid dan banyak lagi orang-orang yang sering kuanggap tidak lebih baik dariku, mereka lebih dulu ke surga Allah. Padahal, aku sering beranggapan, surga adalah balasan yang pantas untukku atas dakwah yang kulakukan, infaq yang kuberikan, ilmu yang kuajarkan dan perbuatan baik lainnya. Ternyata, aku tidak lebih tunduk dari pada mereka, tidak lebih ikhlas dalam beramal dari pada mereka, tidak lebih bersih hati dari pada mereka, sehingga aku tidak lebih dulu ke surga dari mereka.
Hinanya aku ini Ya Allah… Jam dinding berdentang tiga kali. Aku tersentak bangun dan, astaghfirullah ternyata Allah telah menasihatiku lewat mimpi malam ini.

Barakallahufikum..semoga bermanfaat


Wassalam


http://www.facebook.com/notes/renungan-dan-motivasi-ifta-istiany-notes/renungan-aku-tidak-lebih-dulu-ke-surga/159663717395617

Alasan Menyukai Seseorang ( ? )


Bismillahirrahmanirrahim
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
==============================

Hheu, aku kembali!!! ^.^ *halah!*
Huff, jadi ngerasa RDM-ku ini terasa sepi, yang punya sibuk wawe euy *lagaknyaaa*
Pada kesempatan kali ini aku pingin cerita hal yang nggak terlalu seru sebenernya buat diceritain, garing malah mungkin, ampuuun…kok jadi ngerasa males nulis gini siiih, cha? Huff..ada apakah?hhiks…
Kemarin pas mata kuliah bahasa Inggris Bab-nya ngebicarain genre contoh narrative gitu deh nggak ngerti dan narrative-nya itu berupa love story, baaaah…heboh lah satu kelas!
Ada contoh cerita cinta yang aneh banget di modul bahasa inggrisku, jadi tuh ceritanya ada seorang laki-laki yang mencintai seorang wanita teman kerjanya, tapi si wanita itu nggak suka si laki-laki itu karna bagi si wanita, laki-laki tersebut nggak romantis. Nah, Suatu hari si laki-laki mengetahui bahwa di kantor tempat ia bekerja ada computer yang bisa berbicara dan mengabulkan apapun yang diminta, the computer’s name is EPICAC .
Nah, si laki-laki itu minta ama si computer buat dibikinin puisi buat si wanita tersebut, dibuatin lah ama si computer, dan pas puisinya dikasih ke wanita itu,


si wanita langsung jatuh cinta ama si laki-laki dan mau menikah dengannya. Tapi ternyata, si computer yang benda mati itu juga cinta ama si wanita (ANEH BANGET KAAAN???), dan si computer berandai-andai kalau dia bisa jadi manusia *glek! Aya-aya wawe*, in the end, si Computer-nya patah hati gitu lah, aneh banget ceritanya nggak menarik buangep!
Nah, abis itu anak satu kelas ditanyain ama dosennya..* neh dosen jg kurang kerjaan sih..:D*
“If you love someone, what is the point which can make you love him / her?”
Gubraaakkkksss saudara saudari! Huff..aku tegang banget takut ditanya, dan ternyata….aku kena! Paraaah…akhire aku bingung pas ditodong ama pertanyaan itu ama Bu Lies (Dosen Basa Inggrisku), lama buangep aku mikir, temen sebangkuku sih manteb abis dan bisa buat satu kelas heboh dengan apa yang dia jawab, mau tau apa yang temenku itu bilang,
“I haven’t reason to love someone..”
Beuuuuhhhh..dahsyat dah! Hehe
Dia pun melanjutkan,
“Jika kita menyukai seseorang karna ketampanannya itu namanya nafsu, jika kita menyukai seseorang karena kepintarannya itu namanya kagum, jika kita menyukai seseorang karena kebaikannya itu namanya terima kasih,  tapi kalau kita menyukai seseorang tanpa alasan…itulah cinta…”
“Cieeeeeeeeeeeeeeeeeeeee………..!!!”, dan kelas pun heboh bersorak, ckcck..ampun deh kawan-kawanku itu, aku mah sih Cuma cecengiran nggak jelas, apakah benar begitu? Maklum deh my chairmate itu non-is…
Lanjut ke diriku…
“So, Icha, what is the reason which can make you love someone?”, Bu Lies pun mendesakku untuk menjawab *bener nggak ya Inggrisnya, ya kurang lebih begitu lah! :p*
Kelas pun hening, sunyi senyap, sumpe deh, bingung, kelas yang tadinya rame langsung sepi kyak kuburan gitu, aku stress, 1 dosen yang lain (di mata kuliah bahasa Inggris setiap ngajar langsung ada 2 dosen) pun ngeliatin aku, huaaah…
“Uhmmm…”, aku pun mikir, kira-kira alasan yang masuk akal apa coba!
“Ya..?”, Bu Lies pun kembali mendesak, hhiks…


“Because He is Shalih and likes to go to mosque..”, jawabku asal, walaupun nggak sepenuhnya salah.. .
“Cieeeeeeeeeeeeeeeeeee…..!!!”, satu kelas pun koor lagi nyorakkin aku, hhuaaaaa…apa-apaan coba ih, menyebalkan!
“Good Reason, Icha..”, Bu Lies pun menanggapi sambil kedua matanya kedip-kedip, apa mksdnya coba..?
Yess..diriku tersenyum penuh kemenangan..:)
“Anak alim mah beda..!”, celetuk salah satu temenku di sudut belakang kelas.
Arrrggghhh..siapa pula yang ngomong gitu, kalo ketemu orangnya pingin rasanya diri ini menelannya bulat-bulat! *sadis mode ON*
Yang (mungkin) lucu tuh pas ada yang nyeletuk,
“Icha, suka ke masjidnya ngapain dulu nih? Jagain sandal atau bersihin WC..?”
Sontak satu kelas keras tertawa, aku Cuma manyun…
Satu suara lagi menimpali,
“ Icha mah sukanya ama Merbot masjid..”.
Kembali terdengar suara cekakakan dikelas. Huftt..entah berapa kali mukaku berubah dari merah, kuning, ijo, kembali ke merah lagi..* emang sih ni muka kyak rambu lampu merah*.
Kalu dipikir..,Emang alasanku itu salah, ya? *mikir*
Udah ah, gajebo euy, heheheu..Cuma pingin berbagi cerita ke-bete-anku walaupun kagak ada bagus-bagusnya, hehehe…
Sipsip,  belum ‘panas’ lagi nih buat nulis, semoga Ichaa segera kembali, aamiin..^ ^
Mari…

Barakallahufik


Wassalam


http://www.facebook.com/notes/renungan-dan-motivasi-ifta-istiany-notes/motivasi-alasan-menyukai-seseorang-/177733745588614

Bagaimana Anda Diciptakan…? RENUNGKAN !


Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
===========================

Prolog:
Jika setelah membaca note ini kita tidak menangis dan merenungi betapa banyak kita telah berbuat dzalim dan dosa-dosa kepada Allah, maka merugilah dirimu ! Sungguh, saya khawatir, jangan2 kita adalah salah satu yg dimaksud rasulullah dalam sabdanya," Sesungguhnya butanya seseorang adalah bukan buta kedua matanya, tapi buta mata hatinya..".
Naudzubillah mindzalik...
===00==00==00==


Siapakah dirimu sehingga berani bersikap sombong di hadapan Allah Azza Wa Jalla? Siapakah kamu sehingga menolak mengenakan jilbab? Siapakah engkau, sehingga enggan mengerjakan shalat? Apakah engkau lupa bahwa telah datang kepadamu beberapa masa ketika engkau tak ada nilainya sama sekali? Allah Subhaanahu Wata’ala berfirman, artinya, “Bukankah telah datang atas manusia satu waktu dari masa, sedang dia ketika itu belum merupakan sesuatu yang dapat disebut?” (QS. al Insan: 1).
Perhatikanlah, kalimat al Qur’an menggunakan kata hiinun yang artinya bukan sehari atau dua hari. Al Qur’an juga menggunakan kata min ad-dahri yang artinya ‘dari masa’, dan tidak menggunakan ‘dari beberapa hari’. Maksudnya, wahai orang yang telah didatangi sebuah waktu dari masa ketika Anda belum menjadi apa-apa. Siapakah yang menjadikanmu? Siapakah yang menjadikanmu berada di alam semesta ini? Apakah Zat yang menciptakanmu wajib ditaati atau boleh didurhakai?
Permulaan dirimu adalah setetes mani. Renungkanlah wajah dan badanmu. Perhatikanlah kekuatan, pendengaran, penglihatan, dan rasio. Dirimu yang telah menikmati semua ini, dari apakah asalmu? Sesungguhnya, asalmu dari tanah ( Adam ) yg diinjak-injak oleh kaki. Dan dari apa jenismu? jenismu adalah dari setetes mani. Allah Azza Wajalla berfirman, artinya, “Dan apakah manusia tidak memerhatikan bahwa Kami menciptakannya dari setitik air (mani)? Maka tiba-tiba ia menjadi penantang yang nyata!” (QS. Yaasin: 77).
Apakah engkau yang dulunya setetes mani sekarang menjadi penantang Allah Azza Wajalla? Allah Subhaanahu Wata’ala berfirman, artinya, “Dan ia membuat perumpamaan bagi Kami; dan dia lupa kepada kejadiannya; ia berkata, "Siapakah yang dapat menghidupkan tulang belulang, yang telah hancur luluh?" Katakanlah, "Ia akan dihidupkan oleh Tuhan yang menciptakannya kali yang pertama, dan Dia Mahamengetahui tentang segala makhluk.” (QS. Yasin: 78-79).
Allah telah menentukan segala komponen dalam dirimu dan segala unsur dalam pembentukan jasadmu. Marilah kita mulai dari nuthfah (setetes air mani).
Allah Azza Wajalla menciptakan sel sperma dan menunjukkan jalannya hingga bisa menembus masuk ke dalam ovum.Allah Subhaanahu Wata’ala berfirman, artinya, “Dan bahwasanya, Dialah yang menciptakan berpasang-pasangan laki-laki dan perempuan. Dari air mani, apabila dipancarkan.” (QS. an-Najm: 45-46)
Setetes air mani bisa mengeluarkan laki-laki dan perempuan. Pernahkah suatu hari engkau memikirkan hal ini dan mengingat asal usulmu? Apa asal-usulmu, wahai engkau yang berasal dari tanagh dan berjenis setetes air mani?
Para ilmuwan berkata bahwa sel sperma yang telah masuk ke ovum akhirnya melebur dan bercampur dengan sel telur.


 Keduanya menyatu sehingga menjadi sel campuran antara sel sperma dan sel telur. engkau tentu pernah mendengarfirman Allah Azza Wajalla, artinya, “Sesungguhnya, Kami telah menciptakan manusia dari setetes mani yang bercampur yang Kami hendak mengujinya (dengan perintah dan larangan), karena itu Kami jadikan ia mendengar dan melihat.” (QS. al Insan: 2).
Sel sperma bercampur dengan sel telur di dalam rahim. Lantas apakah yang dimaksud dengan rahim? Perhatikanlah bagaimana Allah melindungi rahim. Rahim adalah tempat yang dipilih Allah demi penciptaan Anda. Ia dikelilingi tulang rusuk perempuan dari segala penjuru. Namun demikian, tidak hanya tulang rusuk saja yang melindungi rahim, otot-otot yang memperkuat tulang rusuk pun juga melindungi rahim.
Karena begitu kokohnya tulang rusuk dan kuatnya otot yang melindungi rahim, sampai-sampai beberapa dokter berkata, “Jika seseorang hendak membunuh seorang perempuan kemudian merobek-robeknya dengan pisau, niscaya ia tidak akan mampu merobek rahim. Jikalau seorang perempuan terjatuh dari tempat yang tinggi lalu tulang belulangnya patah, maka rahim akan tetap terjaga.” 
Perhatikan firman Allah Azza Wajalla, artinya, “Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari saripati (berasal) dari tanah. Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim).”  (QS. al Mukminun: 12-13). Subhanallah....T.T
Wahai, engkau yang berasal dari setetes mani! Wahai, engkau yang dilindungi dalam tempat yang kokoh. Masih beranikah menantang Rabb mu? Siapakah pelindungmu?
Wahai, para Ibu! Apakah engkau menjaga para bayi dengan kemampuan Ibu sendiri? Seorang wanita yang melahirkan enam kali atau tujuh kali, namun ia tidak mengetahui sedikit pun, kecuali hanya melahirkan. Perhatikanlah siapa yang menjaga, siapa yang membesarkan janin ini di perut, dan siapa yang melindunginya di tempat yang kokoh?
Betapa lemahnya dirimu. Bagaimana lalu engkau berani berkata, “Kalahkanlah aku dulu dengan dalil-dalil, karena aku tidak akan menaati Allah Azza Wajalla sebelum aku puas terlebih dahulu dengan dalil-dalil itu.
Lalu bagaimana bisa setelah itu seorang pemuda datang seraya berkata, “Aku tidak mampu meninggalkan dosa. Saya menyesal sekali. Saya tahu, tetapi saya tak mampu meninggalkannya.” Siapakah engkau sehingga berani berkata tidak kepada Allah. Lihatlah kembali ukuran dan perhatikan asal usulmu.
Kita renungkan bagaimana kita berkembang di perut ibu. Cairan putih ini akhirnya bercampur dengan darah merah,


 sehingga membentuk segumpal darah yang disebut dengan ‘alaqah. ‘Alaqah artinya sesuatu yang tergantung. Sebab, ia tergantung di dinding rahim. Kedokteran modern telah membuktikannya. Dan sebagai kaum muslimin, kita telah mengetahuinya sejak 14 abad silam. Allah Azza Wajalla berfirman, artinya, “Bacalah dengan nama Rabb-mu yang telah menciptakan. Dia menciptakan manusia dari segumpal darah.” (QS. al ‘Alaq: 1-2).
Perhatikanlah pemilihan kata ‘alaqah. Siapa yang mengajari Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam tentang segumpal darah yang tergantung di dinding rahim sehingga disebut ‘alaqah? Saat kita sudah menjadi ‘alaqah, apa makanan kita pada waktu itu? Makanan kita ialah darah. Darah yang mengalir dari kelenjar pembuluh darah rahim.

Berapakah ukuran panjang ‘alaqah? Panjang ‘alaqah bisa mencapai 2,5 sampai 4 milimeter. Dulu panjang kita tak lebih dari 4 mm. Namun, mengapa kita tak ingin mendengar ayat-ayat al Qur’an? Seharusnya seseorang merasa malu jika teringat dosa-dosanya yang telah lalu. Karena, sebelumnya ukurannya hanya 2 sampai 4 mm setelah berada 25 hari di rahim sang ibu.
‘Alaqah kemudian berkembang menjadi segumpal daging (mudghah). Segumpal daging ini mulai saling memisahkan diri. Ada yang di atas yang kelak akan menjadi tempat kepala. Ada potongan yang kelak akan menjadi tulang-tulang. Dan ada potongan yang kelak akan menjadi tangan. Bayangkanlah, subhanallah!
Dahulu engkau seperti itu. Tapi sekarang telah berani berkata, “Tidak, aku belum siap mengenakan jilbab.”
Allah Azza Wajalla berfirman, artinya, “Ketahuilah! Bahwa Ia mempunyai hak menciptakan dan memerintahkan.”(QS. al A’raf: 54). Zat yang menciptakanmu, Dialah yang memerintahkan engkau untuk berjilbab.
Wahai segumpal daging! Berapa ukuran tubuhmu pada waktu itu? Panjang badanmu waktu itu tak lebih dari 8 milimeter. Ketika daging ini membesar, ukurannya bisa mencapai 16 mm. Sedikit demi sedikit mulailah terjadi pemisahan daging ini. Subhanallah. Allah Subhaanahu Wata’ala berfirman, artinya, “Sesungguh-nya Kami telah menciptakan kamu (Adam), lalu Kami bentuk tubuhmu.” (QS. al A’raf: 11).
“Hai, manusia! Apakah yang telah memperdayakan kamu (berbuat durhaka) terhadap Tuhanmu yang Mahapemurah, yang telah menciptakan kamu lalu menyempurnakan kejadianmu dan menjadikan (susunan tubuh)mu seimbang? dalam bentuk apa saja yang Dia kehendaki, Dia menyusun tubuhmu.”(QS. al Infithaar: 6-8).


Bersamaan dengan umur janin yang menginjak pekan kedelapan, mulailah muncul beberapa otot. Muncul pula kerangka-kerangka besar dan kecil yang dibalut dengan daging yang ringan dan tipis.
Allah Azza Wajalla berfirman, artinya, “Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian Kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Mahasucilah Allah, Pencipta yang paling baik.” (QS. al Mu’minuun: 14).
Janin ini terus mengalami perkembangan, hingga pada usianya yang ke empat puluh pekan, hadirlah salah seorang hamba dari hamba-hamba Allah Subhaanahu Wata’ala. Kemudian lahirlah seorang anak.
Marilah kita mengingat asal pertama kalinya..:
 Berawal dari setetes mani, hingga keluar menjadi dua mata, dua telinga, lidah yang bisa berbicara, urat-urat saraf, dan seterusnya. Kemudian ia mampu mendengar, berbicara, dan memiliki kemampuan untuk bergerak dan berpikir. Siapakah yang menyuruh mata untuk melihat dan telinga untuk mendengar?
Mengapa kini engkau tak menggunakan mata itu memandang hal yang baik padahal Allah yang telah membukakannya? Ketika engkau melihat yang haram, tidakkah dirimu malu ketika menghadap Allah Azza Wajalla dan Dia mengatakan kepadamu, “Apakah Aku belum membukakan pendengaranmu dan membukakan matamu? Apakah kamu masih mendengarkan musik dan lagu-lagu haram dan mendendangkannya?”
Para pemuda maupun pemudi pengguna internet, atau melihat kanal-kanal parabola, dan menyaksikan pemandangan-pemandang-an porno, siapakah yang memberi nikmat mata kepada Anda? Pemuda dan pemudi saling menelpon dengan kata-kata yang bisa mengerutkan kening dan mengundang murka Allah. Demi Allah, siapakah yang menjadikan mereka berbicara dan memberikan mereka lidah?
Pernahkah kita memerhatikan jauhnya diri kita dari Allah setelah Dia menciptakan kita? Padahal asal muasal kita adalah setetes mani yang lemah. Setetes mani yang jika terkena udara sedikit saja, niscaya akan rusak dan mati. Setetes mani ini kemudian dijaga sehingga lahirlah kita. “Maka Maha sucilah Allah, Pencipta Yang Paling Baik.” (QS. al Mu’minuun: 14).

Wallahu a'lam


Barakallahufikum..semoga bermanfaat
Wassalam


http://www.facebook.com/notes/renungan-dan-motivasi-ifta-istiany-notes/renungan-bagaimana-anda-diciptakan-renungkan-/177832008912121