Mengenai Saya

Foto saya
Malang, East Java, Indonesia
Uhibbuka Fillah...

Laman

Jumat, 21 Januari 2011

Itu Bukan Masalahku


 Seekor tikus panik melihat petani menyiapkan beberapa jebakan tikus di sawah. Ia begitu ketakutan dan segera bergegas mencari bantuan. Saat bertemu ayam ia bercerita.


"Pak Tani memasang jebakan tikus, saya harus bagaimana?" tanyanya pada Ayam. "Wah itu bukan urusanku, mana aku tahu. Uruslah urusan masing-masing" jawab Ayam acuh. Tikus masih ketakutan ia datang menemui kambing. "Pak Tani memasang jebakan tikus, saya harus bagaimana?" tanyanya pada kambing. "Bukankah benda itu dinamakan 'jebakan tikus.' Jadi apa urusannya denganku. Kalau itu jebakan kambing baru aku boleh khawatir," jawab kambing seenaknya. Tikus tetap ketakutan, tapi masih ada harapan, ia pergi menemui sapi. "Pak Tani memasang jebakan tikus, saya harus bagaimana?" tanyanya pada sapi. "Hah jebakan tikus. Itu benda yang kecil sekali, Tidak ada pengaruhnya buat aku. Kenapa aku harus pikirkan." jawab Sapi sinis. Tikus benar-benar sedih, nampaknya benar-benar tidak ada yang mempedulikannya. Apalagi memang ayam, kambing dan sapi adalah peliharaan pak tani, sedangkan dia adalah buruannya pak tani. Malam itu tikus tidur semalaman, ia tidak berani mencari makan karena takut terkena jebakan tikus.
Subuh dini hari ketika hari masih gelap, Pak tani dan istrinya sepeti biasa pergi ke sawah. Mereka juga melihat apa jebakan tikus yang dipasang sudah berhasil menangkap tikus. Karena subuh masih sangat gelap, tanpa sengaja istri Pak tani memegang jebakan tikus yang ternyata menjepit ular berbisa. Ular tersebut sempat mematok istri Pak tani hingga terkena racun berbisa. Istri Pak tani langsung di bawa ke dokter. Karena tak sanggup membayar dokter, pak tani menyembelih ayamnya dan menjual dagingnya untuk membayar biaya dokter. Ternyata perawatan dokter saja tidak cukup untuk mengatasi bisa yang berbahaya ini. Maka terpaksa pak tani membawa istrinya masuk ke rumah sakit. Uang muka masuk rumah sakit cukup mahal. Pak tani terpaksa menyembelih kambingnya dan menjual dagingya ke pasar untuk menutupi uang muka ke rumah sakit. Ternyata biaya perawatannya sangat mahal. Perlu perawatan khusus untuk mengatasinya. Pak tani akhirnya terpaksa menyembeli sapinya dan menjual dagingnya untuk membayar biaya perawatan. Begitulah akhir kisah jebakan tikus. Sapi, kambing dan ayam tidak pernah menduga jebakan tikus yang diacuhkannya justru membuat mereka disembelih lebih cepat.
Apa hikmahnya? Seringkali kita menganggap masalah orang lain bukan masalah kita. Masalah lingkungan bukan masalah kita. Padahal jika kita telusuri bisa jadi masalah tersebut akan mempengaruhi hidup kita juga, atau mungkin keluarga kita. Ada teman atau kerabat kita terlibat narkoba kita biarkan karena itu urusan dia sendiri. Tapi ternyata kita jadi korban karena barang-barang kita dicuri untuk membeli narkoba. Lebih buruk lagi anak kita ikut menjadi candu narkoba akibat perbuatannya. Kita membuang sampah sembarangan, akibatnya terjadi banjir yang salah satunya akibat sampah yang kita buang. Kalaupun kita tidak jadi korban banjirnya, kita jadi korban macetnya. Karena itu jangan terlalu mudah mengabaikan masalah, karena mungkin kita jadi korbannya.
Tetangga kita masuk masa pensiun, ada juga yang di PHK yang di karenakan perusahaannya bangkrut atupun merger atau krisis yang melanda Negeri tsb. Hal ini sudah bukan hal aneh lagi pasti berlaku pada setiap yang bekerja. Akan ada masanya berhenti entah karena pensiun, sakit, PHK, perusahaan bangkrut ataupun kematian.


Seringkali kita abaikan kejadian tersebut. Seolah2 itu bukan urusan kita. Padahal cepat atau lambat hal tersebut akan menghampiri kita juga, sementara kebutuhan hidup tak jua berkurang ataupun semakin murah. Namun kenyataannya kita menutup mata hati dan telinga kita. Larut dalam zona nyaman. Sehingga mengabaikan kejadian tersebut yang akan menjadikan masa tua justru masih sibuk untuk bekerja. “Itu bukan urusan saya. Kalaupun iya, fikirkan nanti saja.”
Karena seringnya mengabaikan kejadian yang sering ada dan menganggap bukan urusan kita atau bagian dari kita, seringkali seseorang justru merasakan akibat buruknya lebih cepat.
Mari kita sama2 membuka mata hati dan telinga kita. Memahami yang mungkin bagi kita sekarang bukan hal yang mendesak namun pada intinya cepat atau lambat hal tersebut TERNYATA adalah hal yang akan kita alami. Lebih menyakitkan jika kita terlambat dalam menyikapinya.


http://www.facebook.com/notes/spiritz-motivasi/itu-bukan-masalahku/182945115061203

Berbagai 3 Hal Penting dalam Hidup Manusia


Berikut Berbagai 3 Hal Penting dalam Hidup Manusia menurut Andrie Wongso (Motivator) :

Ada 3 Hal dalam hidup yang tidak bisa kembali:
  1. Waktu
  2. Kata-kata
  3. Kesempatan
Ada 3 Hal yang dapat menghancurkan hidup seseorang:
  1. Kemarahan
  2. Keangkuhan
  3. Dendam
Ada 3 Hal yang tidak boleh hilang dalam hidup:
  1. Harapan
  2. Keikhlasan

  1. Kejujuran
Ada 3 Hal yang paling berharga dalam hidup:
  1. Kasih sayang
  2. Keluarga dan teman
  3. Berbuat kebajikan
Ada 3 Hal dalam hidup yang tidak pernah pasti:
  1. Kekayaan
  2. Kesuksesan
  3. Mimpi
Ada 3 Hal yang akan membentuk karakter seseorang:
  1. Komitmen
  2. Ketulusan
  3. Kerja keras
Ada 3 Hal yang bisa membuat kita sukses:
  1. Imajinasi
  2. Kemauan
  3. Ketekunan
Dengan memperhatikan, mencermati, dan menjalankan berbagai macam “3 hal” di atas, maka bukan mustahil Anda akan bisa meraih segala sesuatu yang dingiinkan/diimpikan selama ini.


Do’a Cinta Sang Pengantin


“Tak adil rasanya Allah berikan semua ini untukku”. Mungkin itulah sepenggal kalimat yang pernah terlintas dalam benaknya, sebuah rangkaian kata dari hati seorang wanita yang mengharapkan kasih sayang seorang suami dalam hidupnya yang telah lama dinantikannya.
Tata, nama wanita itu. Anak pertama dari tiga bersaudara, dua perempuan dan satu laki-laki. Ia hidup dalam kesederhanaan tanpa hadirnya seorang ibu, karena telah terlebih dahulu menghadap Allahu Robbul ‘Izzati saat usianya masih muda, seorang ibu yang seharusnya sanggup memeluknya kala duka dan membelainya kala tangis berderai. Hanya belai kasih sayang dari tangan kasar seorang ayahlah yang ia dapatkan. Seorang ayah yang  tunduk juga akan pangkuan hati wanita lain, yang akhirnya menjadi ibu tirinya.
Tetes air mata dalam kerasnya ujian hidup menjadikannya kuat dibalik lemahnya takdir sebagai seorang wanita. Di usianya yang telah dewasa, adik lelakinya mengalami sakit parah sekian lamanya hingga harus terbaring lemah tak berdaya di tempat tidur. Sedangkan adik perempuannya telah menjadi kafir lantaran menikah dengan seorang laki-laki yang kafir pula. Dan ibu tiri yang dinikahi ayahnya juga tak seperti yang diharapkan, egois dan hampir tak pernah memikirkan nasib diri dan adik-adiknya. Hancurlah hatinya. Hanya tangis sayat hati seorang wanitalah yang bisa ia rasakan, meskipun harus dipendamnya tangis itu dalam-dalam.
Besar keinginan Tata untuk segera menikah, berharap ada pundak tempatnya tuk bersandar sekedar berbagi suka dan duka. Tapi apa daya, Allah belum menghendakinya. Kegagalan demi kegagalan dalam menjalin hubungan, membuatnya harus kalah di tangan takdir, bahwa jodoh akan berpihak di waktu yang tidak akan pernah diketahuinya.
Empat puluh tahun sudah usianya, tapi belum ada satupun lelaki yang berkenan meminangnya. Beragam usaha telah ia lakukan demi tercapainya harapan tuk menjadi wanita sejati, menjadi istri yang sholihah dan menjadi ibu yang bijak bagi anak-anaknya kelak. Tapi manusia hanya wajib berusaha, Allahlah yang menentukan.
Berbagai keresahan menjadi sahabat dalam hidupnya kini. Rasa sakit di kepala sebagai akibat dari akumulasi keresahannya yang memuncak menjadi momok yang sangat menyiksanya, belum lagi rasa mual dan muntah setiap kali tamu bulanan menghampirinya. Namun ia bukanlah wanita bodoh yang hanya berdiam diri saat sakit menyiksa.
Seperti halnya mencari jodoh, beragam usaha pun ia lakukan demi kesembuhan sakit yang menyiksanya selama ini. Tapi sayang, beragam usaha yang ia lakukan, beragam kata menyerah pula yang ia dapatkan. Berbagai dokter telah ia datangi, berbagai tes juga ia ikuti, tapi tak satupun jenis penyakit yang dapat didiagnosis untuknya. Dokter menyerah dan hanya bisa mengambil kesimpulan bahwa penyakitnya ini mungkin akibat stress yang berkepanjangan, sehingga solusinya adalah menikah sebagai peredam sakitnya. Semakin bertambah sedihlah ia akan apa yang dialaminya, harus dicari kemana jodoh kalau memang itu adalah peredam sakit yang menyiksanya selama ini,


mengingat ia hampir putus asa dalam mencari jodoh, pasangan jiwanya, padahal ia juga harus mengurus adik lelakinya yang belum kunjung sembuh juga untuk sekian lamanya.
Dalam peliknya hidup yang ia jalani, ia berkeluh kesah pada sahabatnya lalu berkatalah sahabatnya,
“Ta, tulang rusuk darinya kamu berasal sesungguhnya ada di dekatmu, ia tak jauh-jauh dari hidupmu. Menangislah kamu di sepertiga malam terakhir, mohon Allah berkenan bukakan pintu rahmatNya untukmu.
Sesungguhnya Allah adalah Zat Yang Maha Tinggi, tapi ia tak bisa didekati dengan tinggi hati. Merendahlah, sebagaimana rendahnya kita di hadapanNya. BagiNya adalah sangat mudah apa yang dianggap sulit oleh manusia, dan Dia bisa membuat sulit apa yang dianggap mudah oleh manusia. Dia bisa mendekatkan yang jauh dan menjauhkan yang dekat. Bisa menghidupkan yang mati dan mematikan yang hidup. Dan bisa merubah malam menjadi siang serta merubah siang menjadi malam. Dia menciptakanmu dari tiada menjadi ada dan menjadikanmu tiada setelah kamu ada.
Teramat mudahlah bagiNya mendatangkan jodoh yang jauh menjadi dekat dan membuat jodoh yang dekat menjadi jauh. Hidupmu ada dalam genggamanNya, dan hidup jodohmu pun ada dalam kekuasaanNya. Dialah pemegang hati manusia, pemegang hatimu dan hatinya. Mintalah agar hatimu dipertemukan dengan hatinya dalam naungan kasih sayang Allah agar hati kalian bersatu dalam cintaNya.
Sesungguhnya Allah sangat dekat, bahkan jauh lebih dekat dari urat nadimu sendiri. Dia Pengabul segala doa dan Penjawab segala harap. Dekati Allah, maka Dia akan mendekatimu. Satu langkah kamu mendekat, maka 1000 langkah Dia akan berlari mendekatimu. Karena Dialah Allah Zat Yang Maha Dekat untuk hamba-hambaNya yang berkenan mendekat padaNya.
Kalau kamu merasa Allah tak adil padamu, berpikirlah sejenak akankah Allah yang tak adil ataukah kamu yang tak adil padaNya? Allah dengan sifatNya yang Maha Adil telah berikan keadilanNya kepadamu berupa nikmat tak terkira dalam hidupmu, tapi sudahkah kamu bersyukur padaNya akan segala nikmat-nikmatNya? Kini kembalilah pada Allah, menangis dan tunduk sujudlah padaNya, memohon agar belas kasihNya Dia hadirkan untukmu. Untuk hadirnya jodohmu dan untuk kesembuhanmu maupun adikmu.”

Do’a Cinta Sang Pengantin
Ya Allah,


Andai Kau berkenan, limpahkan kepada kami cinta
yang Kau jadikan pengikat rindu Rasulullah dan Khodijah Al-Kubro,
yang Kau jadikan mata air kasih sayang Imam Ali & Fatimah Az-Zahro
yang Kau jadikan penghias keluarga NabiMu yang suci

Ya Allah,
Andai semua itu tak layak bagi kami,
Maka cukupkanlah bagi kami dengan RidhoMu
Jadikanlah kami sebagai suami istri yang saling mencintai di kala dekat,
saling menjaga kehormatan di kala jauh.
Saling menghibur di kala duka,
Dan saling mengingatkan di kala bahagia,

saling mendoakan dalam kebahagiaan dan ketaqwaan,
dan saling menyempurnakan dalam beribadah kepadaMu.
Ya Allah,
Sempurnakanlah kebahagiaan kami dengan menjadikan pernikahan ini sebagai ibadah kepadaMu
dan bukti ikutnya cinta kami kepada sunnah keluarga RasulMu. Amiiin…

Tata – Adi
Beberapa bait puisi di atas dalam selembar undangan pernikahan menjadi bukti jawaban Allah atas pinta tangis hambaNya, Tata.

Tata di usianya yang ke-40, didekatkan jodohnya oleh Allah, yaitu Adi, seorang lelaki bujang yang berusia di atasnya beberapa tahun. Seorang jodoh yang tak pernah disangkanya akan hadir menemani sisa hidupnya, ternyata Allah hadirkan dan Allah jawab doa-doanya. Sedangkan adiknya, karena kekuasaan Allah pulalah ia bisa sembuh setelah sakit yang menderanya sekian lama. Sungguh Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.

Selamat mbak, semoga Allah meridloi…
Baarokalloohu laka wabaroka 'alaika wajama'a bainakumaa fii khoiir...

http://www.facebook.com/notes/hembusan-nafas-kehidupan/doa-cinta-sang-pengantin/178969508803462

Dendam Positif : Kamu Tidak Boleh Minum Air Ini!


Di sebuah perusahaan pertambangan minyak di Arab Saudi, di akhir tahuin 40-an.
Seorang pegawai rendahan, remaja lokal asli Saudi, kehausan dan bergegas mencari air
untuk menyiram tenggorokannya kering.
Ia begitu gembira ketika melihat air dingin yang tampak didepannya dan bersegera mengisi air dingin ke dalam gelas.
Belum sempat ia minum, tangannya terhenti oleh sebuah hardikan:
"Hei, kamu tidak boleh minum air ini. Kamu cuma pekerja rendahan. Air ini hanya khusus untuk insinyur"
Suara itu berasal dari mulut seorang insinyur Amerika yang bekerja di perusahaan tersebut.
Remaja itu akhirnya hanya terdiam menahan haus.
Ia tahu ia hanya anak miskin lulusan sekolah dasar.


Kalaupun ada pendidikan yang dibanggakan, ia lulusan lembaga Tahfidz Quran,
tapi keahlian itu tidak ada harganya di perusahaan minyak yang saat ini masih dikendalikan oleh manajeman Amerika.
Hardikan itu selalu terngiang di kepalanya.
Ia lalu bertanya-tanya:
Kenapa ini terjadi padaku?
Kenapa segelas air saja dilarang untuk ku?
Apakah karena aku pekerja rendahan, sedangkan mereka insinyur?
Apakah kalau aku jadi insinyur aku bisa minum?
Apakah aku bisa jadi insinyur seperti mereka?
Pertanyaan ini selalu tengiang-ngiang dalam dirinya.
Kejadian ini akhirnya menjadi momentum baginya untuk membangkitkan "DENDAM POSITIF"
Akhirnya muncul komitmen dalam dirinya.
Remaja miskin itu lalu bekerja keras siang hari dan melanjutkan sekolah malam hari.
Hampir setiap hari ia kurang tidur untuk mengejar ketertinggalannya.
Tidak jarang olok-olok dari teman pun diterimanya.
Buah kerja kerasnya menggapai hasil.
Ia akhirnya bisa lulus SMA.
Kerja kerasnya membuat perusahaan memberi kesempatan padanya untuk mendalami ilmu.
Ia dikirim ke Amerika mengambil kuliah S1 bidang teknik dan master bidang geologi.
Pemuda ini lulus dengan hasil memuaskan.


Selanjutnya ia pulang ke negerinya dan bekerja sebagai insinyur.
Kini ia sudah menaklukkan dendamnya, kembali sebagai insinyur dan bisa minum air yang dulu dilarang baginya.
Apakah sampai di situ saja. Tidak, karirnya melesat terus.
Ia sudah terlatih bekerja keras dan mengejar ketinggalan, dalam pekerjaan pun karirnya menyusul yang lain.
Karirnya melonjak dari kepala bagian, kepala cabang, manajer umum sampai akhirnya ia menjabat sebagai wakil direktur, sebuah jabatan tertinggi yang bisa dicapai oleh orang lokal saat itu.
Ada kejadian menarik ketika ia menjabat wakil direktur.
Insinyur Amerika yang dulu pernah mengusirnya, kini justru jadi bawahannya.
Suatu hari insinyur bule ini datang menghadap karena ingin minta izin libur dan berkata;
"Aku ingin mengajukan izin liburan. Aku berharap Anda tidak mengaitkan kejadian air di masa lalu dengan pekerjaan resmi ini. Aku berharap Anda tidak membalas dendam, atas kekasaran dan keburukan perilakuku di masa lalu"
Apa jawab sang wakil direktur mantan pekerja rendahan ini:
"Aku ingin berterima kasih padamu dari lubuk hatiku paling dalam karena kau melarang aku minum saat itu.
Ya dulu aku benci padamu. Tapi, setelah izin Allah, kamu lah sebab kesuksesanku hingga aku meraih sukses ini."
Kini dendam positif lainnya sudah tertaklukkan.
Lalu apakah ceritanya sampai di sini? Tidak.
Akhirnya mantan pegawai rendahan ini menempati jabatan tertinggi di perusahaan tersebut.
Ia menjadi Presiden Direktur pertama yang berasal dari bangsa Arab.
Tahukan Anda  apa perusahaan yang dipimpinnya?


Perusahaan itu adalah Aramco (Arabian American Oil Company) perusahaan minyak terbesar di dunia.
Ditangannya perusahaan ini semakin membesar dan kepemilikan Arab Saudi semakin dominan.
Kini perusahaaan ini menghasilakn 3.4 juta barrels (540,000,000 m3) dan mengendalikan lebih dari 100 ladang migas di Saudi Arabia dengan total cadangan 264 miliar barrels (4.20×1010 m3) minyak dan 253 triliun cadangan gas.
Atas prestasinya Ia ditunjuk Raja Arab Saudi untuk menjabat sebagai Menteri Perminyakan dan Mineral yang mempunyai pengaruh sangat besar terhadap dunia.
Tahukah kisah siap ini?
Ini adalah kisah Ali bin Ibrahim Al-Naimi yang sejak tahun 1995 sampai saat ini (2011) menjabat Menteri Perminyakan dan Mineral Arab Saudi.
Terbayangkah, hanya dengan mengembangkan hinaan menjadi dendam positif, isu air segelas di masa lalu membentuknya menjadi salah seorang penguasa minyak yang paling berpengaruh di seluruh dunia.
Itulah kekuatan "DENDAM POSITIF"
Kita tidak bisa mengatur bagaimana orang lain berperilaku terhadap kita.
Kita tidak pernah tahu bagaimana keadaan akan menimpa kita.
Tapi kita sepenuhnya punya kendali bagaimana menyikapinya.
Apakah ingin hancur karenanya?
Atau bangkit dengan semanagat "Dendam Positif."


http://www.facebook.com/notes/hembusan-nafas-kehidupan/dendam-positif-kamu-tidak-boleh-minum-air-ini/179253102108436

Inspirasi Si Kecil Bernama Semut


Kita seringkali terdengar perumpamaan rajin seperti semut tetapi tahukah kita kenapa wujud perumpamaan sedemikian ? mungkinkah ada perumpamaan lain yang juga sesuai untuk semut?
Semut, makhluk Allah yang kecil, tetapi kecilnya seperti cili padi, pedas dan [I]confirm[/I] berasap? kenapa ya?



Kalau kita perhatikan semut, semut  akan selalu berusaha secara berulang-ulang dan terus menerus sehingga ia berjaya mencapai matlamat yang digenggam.
Analogi yang diberikan cukup mudah. Bayangkan kalau ada cebisan makanan di lantai, dan cebisan itu saiznya jauh lebih besar daripada si semut, tetapi pernahkah nampak semut tidak mengerumuni cebisan makanan itu? Tidak bukan? Semut akan berusaha mengangkut cebisan makanan itu ke sarangnya sedikit demi sedikit sehinggalah habis.
Andai dalam perjalanan mengangkut cebisan makanan itu terhalang, semut akan berusaha sedaya upaya dan memilih jalan yang lain mungkin ke kiri dan mungkin juga ke kanan sehinggalah matlamatnya untuk mengangkut cebisan makanan tersebut ke sarangnya tercapai.
kadang-kadang jalan yang dilalui si semut itu terhalang dek air, maka ia bersama kawan-kawannya saling berkerja sama membuat jambatan. Jika semut-semut yang lain sudah menyeberang, maka semut-semut yang membentuk jambatan akan merapat ke tepi.
SubhanAllah, Indahnya ciptaan illahi :)
Hakikatnya, semut mempunyai kekuatan yang luar biasa dalam mewujudkan tekadnya untuk meraih apa yang diinginkan malahan ia tidak pernah kenal erti penat mahu pun lelah.
Sebagai perkongsian cerita, pada suatu masa dahulu ada seorang arab badwi pergi merantau kerana sesuatu keperluan. Dia merasa sangat letih dan penat serta berputus asa. Maka ia terduduk dan berfikir untuk kembali lagi. Kemudian dia melihat seekor semut yang merangkak naik ke atas batu besar, namun semut tersebut jatuh dan semut itu terus merangkak  naik lagi ke atas batu besar itu berulang-ulang kali.
Setelah mencuba, akhirnya semut itu berjaya menaiki batu besar itu . Melihatkan situasi tersebut, si arab badwi itu berkata " Saya sepatutnya bersabar dan berusaha keras lebih daripada semut tersebut."
Akhirnya si arab badwi itu meneruskan perjalanannya dan berjaya sampai ke tempat yang ditujunya dan dia berkata "Cari dan raih , jangan pernah berkeluh kesah dan bosan dari usaha meraih apa yang kamu inginkan. Kerana penyakit orang yang ingin mencari dan meraih sesuatu adalah bosan."

Hebatkan si kecil bernama semut?
Terdapat kajian yang dijalankan menunjukkan semut mengumpulkan makanannya dari musim panas sehinggalah ke musim sejuk. Oleh sebab semut tidak banyak keluar pada musim sejuk, maka makanan yang telah dikumpul hanya di makan apabila tiba musim sejuk ini.

Cara semut untuk memastikan makanan yang disimpan itu kekal elok, maka dengan kuasa illahi semut tersebut akan membelah ditengah biji bijian itu di tengah bagi memastikan makanan itu tahan lama.
Semut mempunyai sifat cekal dan kesabaran yang tinggi malahan kita wajar mengambil iktibar darinya. Malah seandainya anda meletakkan sebuah batu ditengah-tengah jalan yang digunakan oleh kawanan semut, mereka tidak berundur sebaliknya mencari jalan lain dan berusaha sehingga matlamat itu tercapai.
Kalau dulu, saya hanya percaya perlu rajin seperti semut, tetapi kini saya percaya perlu gigih dan cekal seperti semut.


http://www.iluvislam.com/inspirasi/motivasi/1468-inspirasi-si-kecil-bernama-semut.html

Bagaimana Menghadapi Kritikan


Kritikan biasanya negatif semata-mata untuk menegur kesalahan anda. Ada juga kritikan dibuat untuk menjatuhkan anda



Dalam situasi lain, seseorang mengkritik anda dengan kata-kata kesat semata-mata untuk memalukan anda di khalayak ramai.
Jika anda dikritik, apa yang sepatutnya dibuat supaya anda kekal bermotivasi?
Berikut adalah 3 langkah bagaimana untuk memberi respon positif terhadap kritikan - kritikan negatif.

01.Maafkan Si Pengkritik Dan Maafkan Kata-katanya.
Kemaafaan adalah cara paling penting untuk membuat anda bersemangat pada tahap tinggi walaupun di kritik hebat.
Lupakan kata-kata yang mengkritik anda, ambil ia sebagai satu pengajaran sahaja. Jadikan kritikan sebagai cara anda mempelajari sesuatu.
Katakan itu bukan kritikan, tapi cara untuk mengajar anda membuat perkara yang betul. Maafkan si pengkritik. Menyimpan rasa marah terhadapnya hanya akan membuat anda tidak bermotivasi.

02.Diam Dan Tenang Ketika Di Kritik.
Jangan berpeluk tubuh ketika di kritik. Pamerkan air muka tenang, walaupun ketika itu hati anda membara, panas sebab dikritik dan telinga anda pedas mendengar suara si pengkritik.
Turunkan ego anda. Pakai mindset belajar dari kehidupan sepanjang masa untuk menjadi insan lebih baik.
Untuk anda kekal bermotivasi, anda juga perlu berfikiran positif dan bersangka baik sepanjang masa. Anggap kritikan adalah salah satu cara untuk memberitahu anda bahawa tindakan anda salah, sehingga tidak memenuhi sesetengah 'standard'.
Bertekadlah untuk membuat yang lebih baik di lain kali sekiranya anda mempunyai peluang.

03.Sembunyikan kehebatan, Pamerkan Kesanggupan Untuk Berubah dan Perbaiki Diri.



Sehebat manapun anda, elak untuk merasa riak atau merasa diri anda lebih bagus dari orang lain.
Sembunyikan kehebatan. Pamerkan kesanggupan memajukan diri melalui perubahan berterusan.
Bentuk diri anda agar menjadi semakin baik dari sehari ke sehari!
Pelajari cara yang betul, kemudian lakukanlah. Jangan memajukan diri semata-mata mahu mengalahkan si pengkritik sebaliknya majukanlah diri supaya anda berpuas hati dengan apa yang anda berjaya capai.
Dengan itu, anda akan bersemangat mencapai satu tahap pencapaian yang lebih tinggi. Jika anda mahu berjaya semata-mata kerana mahu kalahkan si pengkritik, anda hanya akan kecewa apabila dia semakin maju.
Lantas anda tidak akan bersemangat disebabkan oleh rasa iri hati, dengki dan tidak berpuas hati dengan kemajuannya.
Cara terbaik yang dapat dilakukan adalah menyembunyikan kehebatan dan pamerkan kesanggupan untuk terus berubah dan memperbaiki diri.  Setkan matlamat untuk diri sendiri kemudian capai matlamat itu!
Ingatlah bahawa Mindset persaingan membunuh semangat, manakala mindset yang berusaha mencapai matlamat akan menyuburkan lagi semangat. Dengan ini, anda akan sentiasa bermotivasi!


http://www.iluvislam.com/inspirasi/motivasi/1466-bagaimana-menghadapi-kritikan.html

Didik Anak Dalam Kandungan


Kenapa remaja hari ini lebih sukakan dendangan muzik dan lagu-lagu dari alunan al-Quran?
Mereka boleh bertahan berjam-jam mendengar muzik dengan [I]earphone[/I] tersumbat ditelinga.
Terhenjut-henjut tangan, juga kaki.
Berapa lama mereka boleh tahan jika mendengar alunan al-Quran?



"Ustaz, bukan remaja belia saja minat lagu, 'remaja tua' pun sama. Mana nak dengar sangat al-Quran dalam kereta. Yang mereka pasang radio atau CD lagu-lagu," kata kawan saya, bila borak pasal muzik.
"Memang la Sham, kalau kita tak biasakan dengar Quran, macam mana nak timbul rasa seronok. Memang la susah. Tambah pula kalau dari kecik lagi seronok dengan lagu. Kena pulak ibu bapa tak minat Quran," saya menambah
"Aha, tengok la ni, ada pulak program realiti (hakikatnya: 'fantasi') TV untuk budak sekolah. Tergedik-gedik menyanyi. Mak bapak sokong pulak tu..." ulasnya lagi.
"Betul tu. Berhibur memang tak salah, tapi bila melampau sangat, hilang haluan. Sebenarnya dari dalam perut lagi kita kena tarbiyah anak jadi soleh," balas saya.
Allah jadikan telinga punya tujuan. Lantas, ibu bapa perlulah didik anak agar menggunakan telinga untuk tujuan yang betul.
Sejak dari awal lagi ibu bapa berlu membuat persediaan untuk mendidik anak menggunakan teliga dan segala pancaindera dengan betul.
Suatu yang pasti, pasangan ibu bapa perlu membuat persediaan awal sebelum menyambut kelahiran anak.
Persediaan yang penting bukan sahaja dari sudut kewangan dan kesihatan, bahkan juga dari sudut kerohanian dan pendidikan.
Keinsafan ibu dan bapa tentang besarnya tanggungjawab sebagai pendidik dan ketua perlu ditanam agar anak yang lahir nanti menerima layanan dan asuhan yang sepatutnya.
Antara persediaan awal termasuklah mendedahkan kepada janin dengan alunan yang murni di samping bersedia memilih nama yang sesuai untuk anak itu.
Seseorang anak sudah perlu dididik ketika dia masih dalam kandungan ibunya.
Walau pun anak itu belum mampu berkata-kata atau melihat, namun dia dipercayai sudah boleh mendengar, merasai dan menerima gelombang perasaan dari ibunya atau orang-orang yang berhampiran.
Oleh yang demikian, ibu dan bapa digalakkan banyak menenangkan perasaan dengan membaca al-Quran, berzikir dan bertafakur.
Ayat-ayat suci yang dibacakan itu dapat mendamaikan hati ibu seterusnya membantu perkembangan jiwa murni anak.

Suara bacaan al-Quran juga mampu mendatangkan barakah dan rahmah dalam pembentukan anak.
Bahkan ada juga yang berpendapat pengaruh pengajaran yang terdapat dalam ayat-ayat al-Quran yang dialunkan itu mampu menyelinap masuk ke dalam sanubari janin, lantas membentuh potensi peribadi soleh sebagaimana terkandung dalam pengajaran ayat itu.
Sebab itulah, terdapat gesaan agar anak dalam kandungan tadi diperdengarkan bacaan Surah Luqman yang mengandungi pengajaran-pengajaran ke arah menjadi anak soleh, di samping surah-surah lain seperti Surah Al-Fatihah, Surah Al-Insyirah, Surah Al-Alaq, Surah Maryam dan Surah Yusuf.
Si ibu juga dianjurkan agar bertaubat dan membersihkan jiwa serta mengelakkan dari terjebak dalam maksiat dan lagha sepanjang mengandung.
Perasaan ibu perlulah damai. Jika tertekan, bayi boleh menjadi lemah.
Wujudkan suasana girang, gembira dan syukur. Elakkan kemuraman, pertengkaran dan kalimah-kalimah yang kotor.
Oleh itu peranan bapa selaku lelaki yang paling hampir dengan ibu amatlah penting.
Bahkan bapa disarankan juga perlu bergilir-gilir membaca al-Quran dan berzikir bagi menceriakan halwa telinga anak yang di dalam kandungan.
Harap kita semua boleh laksanakan, agar nanti kita dapat anak-anak yang soleh dan solehah - bukan anak-anak yang derhaka pada kita.


http://www.iluvislam.com/keluarga/ibu-bapa/996-didik-anak-dalam-kandungan.html

Panduan Memilih Jodoh


Mencari pasangan hidup bukan mudah. Pasangan hidup  maknanya pasangan untuk hidup bersama, bukan sekejap.
Jika umur panjang  mungkin bersama sehingga 50 tahun.
Bangun bersama, makan bersama,  berbual bersama, tidur bersama.
Berkongsi anak, berkongsi rumah,  berkongsi rasa, berkongsi kasih.
Maka, mencari pasangan hidup ini memang perkara serius. Serius.  Memang serius.
Jangan akibat si dia mengurat anda, maka anda terus  terpesona dan bersetuju. Jangan semata si dia comel atau glamour, maka  anda terus mengambilnya.
Fikir betul-betul. Solat istikharah dan banyakkan berdoa. Selagi  belum tenang jiwa, tunggu dulu. Usah tergopoh gapah. Mencari jodoh,  perlukan panduan. Perlu ada sandaran ilmu dan petunjuk.


Dalam banyak-banyak penulisan saya suka memetik sebahagian dari artikel Ust Hasrizal (Abu Saif) dalam lamannya SaifulIslam.com.
Antara yang menarik tulisan berikut:
Hadis Nabi SAW yang diulang-ulang sebagai slogan memanifestasikan keinginan berumahtangga.
Bukan tidak banyak penjelasan tentang hadis ini di pelbagai sumber  maklumat yang ada. Tetapi sering anak muda kecundang dalam mengimbangkan  kefahamannya dalam konteks TEPAT dan JELAS.
Selagi mana tidak tepat,  selagi itulah jalannya tersasar ke sana sini. Kehidupan yang tidak  ditentukan arahnya, adalah kehidupan yang tidak tentu arah.

Apa Tujuan Berumahtangga?
"Begin with the end in mind", adalah slogan kita untuk menepatkan matlamat kehidupan dan segenap peringkat perjalanannya.
Soal menentukan matlamat yang tepat, tidaklah begitu susah.
Berkahwin kerana harta? Harta bukan sumber bahagia.
Donald Trumph  yang kaya raya itu pun pernah mengeluh dalam temubualnya bersama John C.  Maxwell, "aku melihat ramai orang yang lebih gembira hidupnya dari  hidupku.
Padaku mereka itulah orang yang berjaya. Tetapi semua orang  mahu menjadi aku"
Harta bukan matlamat atau pertimbangan utama dalam menentukan pemilihan pasangan.
Berkahwin kerana keturunan? Keturunan bukan jaminan sumber bahagia.
Syarifah hanya boleh berkahwin dengan Syed? Puteri hanya layak untuk  Megat?
Atau pantang keturunan berkahwin dengan ahli muzik bak kata Mak  Dara?
Soal keturunan bukan penentu mutlak kerana setiap manusia lahir  dengan fitrah yang satu dan murni, lantas setiap mukallaf dan mukallafah  mampu kembali kepada kemurnian itu, biar pun lahir ke dunia tanpa bapa  yang sah sekali pun.


Keturunan bukan matlamat atau pertimbangan utama dalam menentukan pemilihan pasangan.
Berkahwin kerana kecantikan? Ahh, yang ini rumit barangkali.
Cinta itu dari mata turun ke hati. Maka mata pemutus pertama.
Jika  berkenan di mata, mudahlah mata memujuk hati.
Tetapi selama mana kecantikan menyenangkan kehidupan?
Kecantikan,  biar secantik mana pun, akan pudar dengan perjalanan masa. Kecantikan,  biar secantik mana sekali pun, boleh dicabar oleh naluri manusia yang  mudah kalah dengan alasan JEMU.
Mahu berkahwin sementara cantik, dan buang selepas cantik dan kacak bergaya itu dimamah usia?
Cantik bukan sumber bahagia, ia bukan matlamat atau pertimbangan utama dalam menentukan pemilihan pasangan.
"Maka pilihlah yang memiliki agama... nescaya sejahtera hidupmu", pesan Nabi SAW.
Benar sekali, pilihlah yang beragama.
"Maka saya kena kahwin dengan ustazah, saya kena kahwin dengan ustaz!", kata seorang pelajar 'bidang bukan agama'.

Penyakit "Tidak Jelas"
Setelah begitu tepat sekali kita menolak harta, keturunan dan rupa  paras sebagai sebab untuk memilih pasangan, tibalah kita kepada masalah  paling besar menguruskan fikiran tentang perkahwinan, iaitu penyakit  "tidak jelas", apabila tiba kepada soal beragama.
Apakah yang memiliki agama itu mesti seorang yang ustazah atau ustaz?
Maka berkahwin dengan golongan ini, jaminan bahagia. Benarkah begitu?
Di sinilah penting untuk kita bezakan golongan yang TAHU agama, MAHU beragama dan MAMPU dalam beragama.


Soal mendapatkan ilmu sebagai jalan beragama, adalah prinsip besar di  dalam Islam. Lihat sahaja langkah pertama proses wahyu, ia bermula  dengan perintah BACA sebagai wasilah menggarap pengetahuan.
Tetapi apakah TAHU itu merupakah maksud kita beragama dengan agama Islam ini?
Sejauh mana gred 'A' yang digarap dalam subjek "PengeTAHUan Agama  Islam" menjadi bekal dan perisai generasi Muslim dalam beragama?
"Yang memiliki agama" itu lebih luas dari sekadar sempadan tahu agama. Ia adalah soal MAHU yang menjadikan pengetahuan agama itu dihayati, dan MAMPU dalam erti dia sentiasa bermujahadah untuk memperbaiki diri.
Maka janganlah disempitkan maksud mencari yang beragama itu hanya  pada mereka yang berlabelkan "jenama TAHU agama" tetapi apa yang lebih  penting adalah mereka yang MAHU dan terbukti pada perbuatan hariannya  dia sentiasa berusaha menuju MAMPU.
Dia mungkin seorang ustazah.
Dia juga mungkin seorang jurutera dan doktor.
Dia mungkin bertudung labuh.
Dia juga mungkin belum bertudung tetapi sentiasa mencari jalan untuk  menuju kesempurnaan kebaikan. Dia seorang yang membuka dirinya untuk  dibimbing dan diajar. Seorang yang 'teachable".

Hanya 'Beragama'?
Ada pula yang menyangka bahawa kebahagiaan rumahtangga itu terletak  pada beragamanya pasangan kita. Soal harta, keturunan dan rupa paras  tidak punya sebarang makna.
Maka jadilah seorang perempuan itu fasih lidahnya tentang agama dan  rapi pakaiannya sebagai isyarat dia beragama, tetapi dia tidak  mengetahui nilai harta.
Dia boros dan tidak bijak menguruskan harta  rumahtangganya.
Dia nampak elok beragama, malah mungkin seorang pejuang agama, tetapi  dia tidak peduli nilai keturunan dan kekeluargaan.


Dia tidak menghargai  keluarganya sendiri, tidak menghargai keluarga suami atau juga keluarga  isteri.
Padanya, soal keluarga dan keturunan bukan urusan agama.
Dia bijak dalam memperkatakan tentang agama, tetapi dia menjadikan  alasan agama untuk tidak peduli kepada penampilan diri. Pakaiannya  selekeh atas nama agama, kulitnya tidak dijaga bersih, beralasankan  agama.
Jika perempuan, dia tidak peduli untuk mewangikan diri atau  bersolek mengemas diri, kerana padanya itu semua bukan kehendak agama,  dan si suami menikahinya bukan kerana itu.
Saban hari mukanya bertepek  dengan bedak sejuk dan tubuhnya bersarung baju kelawar. Hambar..
Jika lelaki, dia biarkan diri selekeh dan sentiasa berkemban di dalam  kain pelekat dan baju pagoda, membiarkan bau peluh jantannya tidak  berbasuh, kerana semua itu tiada kena mengena dengan agama.
Jadilah agama, sebagai alasan untuk sebuah rumahtangga itu menjadi  rumahtangga terhodoh, terburuk dan terselekeh... atas nama berkahwin  kerana beragama.


http://www.iluvislam.com/keluarga/perkahwinan/1033-panduan-memilih-jodoh.html

Iklim Dan Sikap Manusia


Tahukah anda salah satu keadaan yang mempengaruhi perangai manusia adalah iklim? Ia bukan sahaja mempengaruhi perangai dan sikap manusia tetapi juga mempengaruhi cara manusia berfikir dan bertindak. Bagaimana ini boleh berlaku?
Di dunia, kita mempunyai pelbagai jenis iklim atau dengan kata lain cuaca dan musim. Di luar sana kedapatan kepelbagaian iklim seperti 4 musim, tundra, tropika dan panas. Bagaimanakah keadaan ini sangat mempengaruhi manusia?
Ia tidak memerlukan satu penerangan saintifik untuk memahaminya. Adakah mudah untuk memperoleh bekalan air ditengah-tengah padang pasir? Bayangkan seorang perantau yang merentasi padang pasir yang hanya berbekalkan sebotol air mineral, adakah perjalanan ia akan menjadi mudah? Bukankah kalau kehabisan air boleh menyebabkan perantau padang pasir menghadapi risiko maut?



Bagaimana pula di Malaysia, adakah kita risau jikalau hanya membawa sebotol air mineral ketika bermusafir? Andai tiada sebotol air pun di dalam kenderaan, kita langsung tidak pernah risau dan tertekan.Tidak pernah kita mendengar orang mati kehausan di Malaysia ketika bermusafir.

Tekanan Menjadikan Tiada Pilihan
Apakah pilihan yang ada bagi manusia yang tinggal di kawasan yang mempunyai iklim seperti tundra, panas dan 4 musim? Mereka tiada pilihan melainkan menyesuaikan diri dengan keadaan untuk meneruskan kehidupan.
Contohnya perubahan cuaca di iklim 4 musim yang berubah daripada musim panas ke musim sejuk. Musim sejuk kebiasaannya akan membawa masalah bekalan makanan. Jadi sudah menjadi kebiasaan setiap tahun bagi mereka yang duduk di iklim ini sentiasa bersedia untuk menyimpan makanan bagi persediaan musim sejuk. Andai mereka lalai, akibatnya mereka akan kelaparan dimusim sejuk.
Di padang pasir pula, apabila sudah menjadi persepsi asas bahawa air sukar diperolehi, maka orang sedia tahu bahawa mereka perlu sentiasa bersedia dengan bekalan air. Andai putus bekalan air dalam bermusafir, ia mungkin boleh menyebabkan maut. Orang yang tinggal di tundra sentiasa mempastikan mereka mempunyai pakaian yang sesuai dengan kesejukan. Hilang pakaian tebal, maka mereka akan menghadapi risiko kesejukan yang boleh menyebabkan kematian.
Tidak kurang juga mereka yang tinggal dinegara beriklim ini sering menghadapi bencana alam. Tidakkah anda melihat mereka tiada pilihan melainkan mencari jalan bagaimana membuat petempatan yang bersesuaian untuk menghadapi bencana-bencana seperti ini?
Tiada pilihan membawa manfaat
Apabila kita terlalu banyak pilihan, manusia biasanya banyak menghabiskan masa berfikir untuk memilih. Berbeza dengan mereka yang tiada pilihan, mereka akan menghabiskan masa dengan bertindak.
Inilah yang secara tidak langsung menjadi latihan semulajadi yang membentuk sikap seseorang mengikut keadaan iklim masing-masing. Orang dinegara 4 musim amat terbuka pemikiran mereka terhadap idea kehidupan. Ini adalah kerana idea yang bernas akan memudahkan kehidupan. Kerana itu orang putih kebanyakannya sangat terbuka pemikiran mereka. Ini kerana pada setiap perubahan musim, mereka perlu berbuat sesuatu sebagai persediaan.


Berbeza di iklim tropika seperti di Malaysia. Begitu ramai anak muda yang malas dan membuang masa. Mengapa? Kerana mereka tidak perlu risau kerana tiada perubahan musim seperti diluar negara. Cuaca di Malaysia tidak akan membuat mereka maut jikalau putus bekalan air. Andai kata tiada kerja sekalipun, mereka hanya perlu pergi ke rumah ibu ayah dan membuka tudung saji.
Bagi negara yang kerap ada bencana alam, rakyatnya sentiasa mempunyai inovasi untuk mencipta sesuatu bagi survival kehidupan. Rekabentuk dan kejuruteraan rumah contohnya bagi negara yang sering mempunyai gempa adalah berteknologi tinggi. Andai gempa berlaku setiap bulan, rumah mereka masih berdiri teguh dan tahan. Di Malaysia, tiada gempa sekalipun, bangunan sudah retak dan bocor. Malah ada yang roboh.

Jangan Takut Dengan Tekanan
Tekanan adalah perkara yang membebankan. Tiada siapa yang menyukai tekanan. Namun bagi mereka yang memahami, pasti akan menghargai tekanan setelah mengetahui tekanan itu membuat mereka tiada pilihan melainkan menyelesaikan masalah daripada tekanan tersebut.
Masalah adalah peluang. Ia adalah peluang untuk mempelajari bagaimana membuat penyelesaian. Apabila manusia sering lari dari masalah, maka bilakah masanya mereka akan belajar menyelesaikan masalah? Bilakah masanya mereka akan mematangkan diri jikalau sentiasa lari dari situasi ini?
Masalah akan tetap berlaku dalam hidup. Orang yang bersedia dan terus bertindak mempelajari menyelesaikan masalahnya akan mudah di kemudian hari. Ini adalah kerana masalah-masalah baru lebih mudah diselesaikan dengan pengalaman yang lalu. Berbeza daripada mereka yang suka lari dari masalah. Sekecil-kecil masalah boleh menjadi besar kepada mereka.

Hayati Kejadian Allah
Sesungguhnya Allah itu Maha Bijaksana. Dalam benak kita berfikir sukarnya mereka yang tinggal di iklim yang sulit. Tetapi pada mereka ia sudah menjadi kebiasaan. Kebiasaan itu secara tidak langsung mematangkan mereka dengan lebih pantas. Berbeza bagi penduduk tropika yang tiada tekanan dan tidak menghayati perkara ini. Allah memberi mereka kesulitan pada mata kasar tetapi Allah beri kelebihan peluang mematangkan diri dari masalah yang diberi. Mereka lebih berpeluang mencipta ilmu berbanding kita di Malaysia.
Kerana itulah pepatah orang lama berbunyi,'banyak berjalan luas pemandangan'. Kita pasti akan teruja melihat cara orang luar menyesuaikan diri dengan iklim dan mukabumi mereka.

Orang Malaysia dan orang beriklim tropika harus bersyukur di atas pemberian tuhan ini kerana iklim dan cuaca di sini adalah satu anugerah yang diidamkan mereka yang tinggal di iklim yang memberi ancaman.
Mengapa Rasulullah bersabda 'tuntutlah ilmu walau ke negeri china'?. Mengapa tidak menuntut ilmu dengan orang cina? Hakikatnya, selain daripada bangsa cina itu sendiri yang mempunyai keunikan, hadith ini menggesa manusia bergerak keluar dari tempat sendiri meneroka budaya, cara hidup, kehidupan dan keadaan ditempat orang. Seandainya kita tidak berpeluang memperoleh rezeki untuk mengembara, tanyalah daripada mereka yang pernah merantau. Dapatkan perkongsian tentang apa yang ada di dunia luar sana.
Sesekali belajarlah bersusah-susah dan berani menghadapi susah. Hakikatnya kita mengajar diri untuk menghayati betapa sukarnya kehidupan orang lain dan memahami mengapa orang lain mampu berfikir dan bertindak lebih mantap dari kita. Wallahualam.


http://www.iluvislam.com/inspirasi/motivasi/1463-iklim-dan-sikap-manusia.html