Mengenai Saya
Laman
Senin, 28 Februari 2011
DZIKIRNYA ALAM SEMESTA
Apakah alam juga berdzikir..?
Bagian ini adalah rangkaian dari cerita sebelumnya. Saat itu, setelah aku sampai di masjid, kebetulan aku berpisah dengan pak Hadi. Hal itu disebabkan karena saat itu jama’ah sudah berjubel banyak sekali. Kamipun mencari tempat sendiri sendiri, sehingga kami terpisah.
Para jama’ah yang berjubel itu, berebut memenuhi shaf-shaf depan. Sehingga aku mendapatkan shaf di belakang. Hampir di shaf yang paling akhir.Ketika aku melakukan shalat sunah, tiba-tiba di sebelah kananku datang seorang jama’ah pakai baju gamis putih-putih, berjenggot panjang menjuntai ke bawah sampai ke dada. Matanya bening, mulutnya selalu senyum.
Begitu aku selesai shalat, ia mengambil minyak wangi dari dalam bajunya, dan minyak itu dioleskan ke tanganku, dan juga ke bajuku. Ia memberi isyarat agar aku mengoleskan dan meratakan minyak darinya itu ke seluruh tubuhku. Dan kemudian ia menyelinap di antara ribuan jamaah lainnya. Lalu pergi entah kemana. Ah, seorang yang aneh! pikirku.
Harumnya minyak wangi itu begitu aneh bagiku. Bau yang lembut, tetapi terus merasuk ke nafasku yang mengakibatkan rongga dadaku menjadi nyaman dan lapang. Satu hal lagi, bahwa wajah orang itu begitu akrab dalam benakku. Aku tidak merasa asing dengan wajah itu. Tetapi aku lupa di mana aku pernah bertemu dengan wajah itu…
Shalat dhuhur rupanya masih lama, maka aku pun kembali berdzikir sambil menunggu waktu shalat tiba. Ketika aku tenggelam dalam dzikirku, tiba-tiba aku dikejutkan oleh suara lamat-lamat dari kejauhan, yang bertambah lama terasa bertambah dekat. Bahkan begitu jelasnya suara itu di telingaku.
Suara itu ritmenya begitu luar biasa indahnya. Datang bergelombang dengan lembut tetapi jelas. Asal suara itu datang dari atas. Setelah itu datang dari berbagai penjuru. Dari samping kiriku, dari samping kananku, bahkan dari sekelilingku. Aku terbengong sendiri.
Asalnya aku mengira ada jama’ah khusus di masjid itu yang berdzikir secara serempak bersama-sama. Tetapi anggapanku salah. Karena semua orang, semua jama’ah melakukan aktivitas sendiri-sendiri. ..
Suara itu semakin lama semakin menyejukkan hati. Dada menjadi lapang, hati menjadi tentram dan tenang. Bahkan pikiran menjadi jernih.Aku berusaha mengikuti irama indah dan agung itu. Tetapi setiap ku ikuti, suara itu tiba-tiba berhenti. Sepertinya ia mengetahui kalau ada orang yang mengikutinya. Ketika aku terdiam. Suara itu kembali muncul dan terdengar di telingaku. Begitu jelasnya dan begitu agungnya. Begitu aku akan mengikutinya ia mendadak berhenti lagi. Dan yang terdengar adalah suara berisiknya para jama’ah yang melakukan aktivitasnya masing-masing. Dan aku pun semakin heran dibuatnya.
Tetap ada satu pertanyaan yang mengusik dalam hatiku. Suara siapakah itu? Dari mana datangnya?
Ketika aku berusaha mencari jawabnya, tiba-tiba terdengar suara iqamah dari bilal sebagai pertanda waktu shalat akan dimulai. Dan aku pun melakukan shalat dhuhur bersama para jama’ah lainnya.
Sesampai di maktab, aku terus berusaha mencari jawabnya. Suara apakah itu, bergemuruh, datang dari jauh, tambah lama tambah dekat dan membentuk suatu ritme yang mempesona. Indah, agung, mesra, dan membentuk harmoni yang luar biasa…
Begitu penasarannya aku. Maka pada malam itu juga kutulis kejadian itu di dalam buku harianku. Buku yang selalu kubawa kemana saja aku pergi.
Hari ke dua, dari terjadinya peristiwa itu, aku kembali ke masjid pada jam yang sama. Dan aku menempati shaf agak depan dibanding shaf di hari sebelumnya. Seperti biasanya, sebelum waktu shalat dhuhur tiba, setelah aku lakukan shalat sunah, aku melakukan aktivitas dzikir untuk lebih menghayati dan lebih mendekatkan diri kepada Ilahi Rabbi.
Saat-saat aku melakukan dzikir itu, tiba-tiba aku tersentak! Dan bulu kudukku merinding… . Ah, ternyata suara itu terdengar kembali di telingaku. Asalnya lamat-lamat. Tetapi tambah lama bertambah jelas. Dan semakin dekat. Begitu dekatnya suara itu. Sampai aku tidak tahu dari mana datangnya. Telingaku kututup dengan tanganku, suara itu semakin jelas. Telingaku kutempelkan di lantai, di sajadahku, suara itu pun sangat jelas. Aku mendongak ke atas, suara itu pun terdengar begitu jelas bahkan seolah memenuhi atap masjid Nabawi.
Aku berusaha menenangkan diri. Setelah aku tenang, aku mencoba mengikuti suara itu dengan hatiku. Ah! Ternyata suara itu berhenti dan hilang lagi…. Aku pun meratap…” Ya Allah, apa yang terjadi dengan diriku…?” Suara apakah itu? Siapakah yang bersuara itu…
Akhirnya aku pun pulang kembali ke hotel, tanpa mendapatkan jawaban yang pasti, tentang suara misterius tadi. Berikutnya, hari itu merupakan hari yang ke tiga, sejak terjadinya peristiwa itu. Aku kembali ke masjid untuk berjama’ah shalat dhuhur. Saat itu aku mendapatkan shaf di bagian tengah. Tempatnya sangat berbeda dengan dua hari sebelumnya.
Setelah shalat sunah, seperti biasanya aku melakukan aktivitas dzikir. Dalam hati aku bertanya dan juga berharap, apakah akan muncul lagi suara itu? ternyata lama aku tunggu, suara itu tidak muncul lagi. Maka aku pun melupakan kejadian itu.
Selanjutnya aku melakukan shalat sunah lagi. Begitu selesai mengucap salam yang ke dua sebagai penutup shalatku, tiba-tiba hatiku berdegup kencang. Bulu kudukku merinding lagi… Akh, suara itu terdengar lagi. Kini bertambah jelas, bertambah dekat, dan semakin indah iramanya… Aku pun terbuai dibuatnya.Dengan perasaan agak takut, aku mencoba mengikuti kalimat itu. Hatiku mulai mengikutinya, Setelah itu bibirku mencoba mengikutinya, Ah! sungguh agung, sungguh menyejukkan. .. dan sungguh mempesona.
Dan di hari yang ke tiga itu, aku ternyata bisa mengikuti kalimat indah itu…subhaanallaah … Bibirku mulai bergerak mengikuti suara itu. Suara gemuruh dari berjuta-juta suara, yang membentuk harmoni luar biasa.
Suara itu, kalimat agung itu berbunyi :
“..laa ilaaha illallaah,.. . laa ilaaha illallaah,.. . laa ilaaha illallaah… “
Aku pun tenggelam dalam alunan dzikir yang luar biasa indahnya itu. Entah sampai berapa puluh kali atau bahkan berapa ratus kali aku mengikuti dzikir indah itu aku tidak tahu…. Sampai akhirnya aku dikejutkan oleh suara iqamah bilal.
Aku mulai menyusun shaf untuk shalat berjama’ah, bersama-sama para jama’ah lainnya untuk melakukan shalat dhuhur…
Sesaat sebelum aku shalat dhuhur, tiba-tiba pikiranku melayang kepada kehadiran seorang jama’ah yang pernah shalat di sebelahku yang
memberi minyak wangi di sekujur tubuhku dua hari sebelumnya itu. Pandangan matanya, senyumnya, masih begitu kuat tertanam dalam hatiku.
Apakah peristiwa yang barusan aku alami selama tiga hari berturut-turut itu ada hubungannya dengan orang tersebut?
Atau juga masih berhubungan dengan pengalamanku ketika pergi ke masjid, dimana saat itu setiap langkah kakiku aku gunakan untuk berdzikir? ..wallahu a’lam!
Sungguh aku masih bingung…
Aku pun berusaha untuk melupakan peristiwa itu, karena imam shalat sudah terdengar mengucapkan takbiratul ihram… Allaahu akbar! Kami semua mengikutinya untuk melakukan shalat berjama’ah.
Setelah usai shalat dhuhur, aku baru menyadari bahwa hari itu adalah hari terakhirku di kota Madinah. Dan saat itu merupakan shalat dhuhur terakhir kami di masjid Nabawi, sebelum menuju Mekah Al-Mukaromah.
Sesampai di maktab, kembali kubuka buku catatanku. Ku tulis ulang lanjutan pengalaman aneh, indah, dan mempesona yang terjadi selama tiga kali di masjid Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam itu.
Aku tetap masih merasa heran, dan merasa aneh! Siapakah yang berdzikir itu? Ribuan malaikat? Jutaan partikel yang ada di udara? Atau milyaran bio-elektron yang ada di seluruh penjuru dunia ini? Ataukah suara dzikirnya orang-orang shalih terdahulu yang terekam oleh alam, kemudian pada saat itu terdengar olehku, sampai sebanyak tiga kali?
Aku tidak berani mengambil kesimpulan apapun….
Yang jelas, yang terdengar oleh telinga lahirku dan oleh telinga bathinku saat itu adalah kalimat indah: ” …laa ilaaha illallaah… ” berulang kali. Bergemuruh, tetapi tidak memekakkan telinga. Bergemuruh, tetapi mendatangkan rasa nyaman di dada. Rasanya baru kali itu aku mendengar dan menyaksikan suatu harmonisasi dari jutaan warna suara yang berbeda, yang menyatu membentuk konfigurasi yang luar biasa indahnya…. .
Dan akupun teringat sabda rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam :
“Seutama-utama dzikir ialah : Laa ilaaha illallaah”
(HR. Attirmidzi, Annasa’i, Ibn Majah, Ibn Hibban)
Rupanya inilah puncak dzikir. Pelajaran terindah bagi seluruh makhluk ciptaan Allah. Semua bertasbih! Seluruh alam berdzikir, untuk mentauhidkan Allah saja…
QS. Al-Hasyr (59) : 24
Dia-lah Allah Yang Menciptakan, Yang Mengadakan, Yang Membentuk Rupa, Yang Mempunyai Nama-Nama Yang Paling baik. Bertasbih kepada-Nya apa yang ada di langit dan di bumi. Dan Dia-lah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana…
QS. Al Israa’ (17) : 44
Langit yang tujuh, bumi dan semua yang ada di dalamnya bertasbih kepada Allah. Dan tak ada suatupun melainkan bertasbih dengan memuji-Nya, tetapi kamu sekalian tidak mengerti tasbih mereka. Sesungguhnya Dia adalah Maha Penyantun lagi Maha Pengampun.
http://www.facebook.com/notes/melati/dzikirnya-alam-semesta/181309355240781
Cicak dan Laba-Laba
Siapa yang tidak tahu dengan cicak?
Siapa juga yang tak kenal laba-laba?
Tapi tahukah Anda hanya sedikit
manusia yang belajar dari cicak dan laba-laba. Banyak yang tidak menyadari
bahwa dari kehidupan cicak dan laba kita bisa banyak belajar dari kisahnya.
Cicak dan laba-laba adalah hewan
yang pendek, dan makanannya bisa terbang. Tapi cicak dan laba-laba tidak putus
asa dan tetap berusaha untuk mendapatkan makanannya.
Perbedaan antara cicak dan laba-laba
terlihat saat kedua hewan ini mencari mangsa. Hasil usaha cicak bisa langsung
terlihat setiap kali beraksi. Akan tetapi cicak harus tetap bekerja untuk
bertahan hidup, karena mangsa yang didapat tidak dapat disimpan dan langsung
disantap. Ketika tidur cicak menjadi tidak produktif karena untuk mendapatkan
mangsa cicak harus bekerja.
Kemampuan cicak dalam menangkap
mangsa pun terbatas. Walau ada puluhan nyamuk dihadapannya, cicak hanya bisa
menangkap satu dan melupakan yang lainnya. Jangkauan tangkapannya pun terbatas,
karena hanya mengandalkan mulutnya saja tanpa bantuan alat lain. Dan jika cicak
mati, ia tidak bisa mewariskan apa-apa kepada anaknya, karena cicak
menghasilkan saat bekerja.
Sekarang perhatikan laba-laba.
Laba-laba memerlukan waktu yang cukup lama untuk tahu hasil kerjanya. Karena
laba-laba harus membuat jarring terlebih dahulu, dan harus menunggu apakah jaringnya
menghasilkan tangkapan atau tidak. Tetapi jika jaringnya telah terbentuk,
laba-laba tak perlu bekerja lagi. Walau bersantai, laba-laba bisa mendapat
penghasilan setiap ada serangga yang terjerat dalam jaringnya.
Ketika tidurpun laba-laba tetap
produktif karena laba-laba mendapat penghasilan dari jaringnya. Selama
jaringnya tidak rusak, maka selama itu pula ia bisa mendapat mangsa. Karena
menggunakan alat bantu jaring, laba-laba bisa mendapat lebih dari satu mangsa
disaat yang bersamaan. Jangkauan tangkapannya pun jauh lebih luas dari cicak.
Jangkauan laba-laba terbentang sepanjang jarring yang dibuatnya. Bahkan
laba-laba bisa membuat lebih dari satu jarring di tempat terpisah untuk
menambah penghasilannya. Dan ketika laba-laba mati, ia masih bisa mewariskan ke
anaknya berupa jaring, jika tidak rusak dan juga hasil tangkapan yang disimpan.
Tahukah Anda kisah cicak dan
laba-laba tersebut sama halnya dengan pekerjaan manusia. Cicak menggambarkan
orang-orang yang masuk dalam kelompok pekerja keras, yang diantaranya employee
dan self-employee. Contohnya adalah pegawai, dokter, konsultan, pengacara,
tukang ojeg, pekerja kasar, supir taksi, dll.
Sedangkan laba-laba menggambarkan
orang-orang yang masuk dalam kelompok pekerja cerdas, yang di antaranya
business owner (pengusaha) dan investor.
Para pekerja keras akan mendapat
hasil setiap mereka bekerja. Jika mereka berhenti bekerja otomatis mereka
kehilangan penghasilan.
Berbeda dengan pekerja cerdas.
Pertama yang akan mereka lakukan adalah membangun aset. Walau aset yang mereka
bangun membutuhkan waktu yang lama, bahkan kadang mereka tidak mendapat
penghasilan ketika membangun aset. Tetapi ketika aset yang dibangun tersebut
sudah terbentuk, mereka tak perlu bekerja lagi untuk mendapatkan
penghasilan.Pekerja keras pun tak bisa mewariskan pekerjan mereka kepada
anak-anaknya. Jadi anak-anak mereka harus bekerja dari nol untuk mendapat
penghasilan. Sedangkan pekerja cerdas akan mewariskan anak-anaknya berupa aset
yang terus menghasilkan selama aset tersebut masih terbentuk. Jadi anak-anak
mereka tak perlu bekerja dari bawah lagi untuk mendapat penghasilan.
Jadi pekerja harus bekerja sampai
mati untuk bisa bertahan hidup. Sedangkan para pekerja cerdas akan sulit di
awal, bekerja keras di awal, dan ketika aset telah jadi, mereka bisa
bersantai-santai selama mereka mau tanpa mengurangi penghasilan mereka.
Mencetak Fenomena
Ia lahir tanggal 6 Oktober 1974
dalam keluarga yang berkecukupan. Ia mejadi anak yang malas. Bahkan saat SMA ia
mencetak prestasi yang luar biasa, ia mendapat ranking terakhir di kelasnya.
Bahkan anak ini pernah menceritakan kalau ada teman yang bertemu dengannya di
jalan saat pergi sekolah, temannya akan stres karena tahu akan terlambat.
Karena ia dikenal sebagai siswa yang selalu telat ke sekolah.
Saat kuliah kehidupannya berubah. 3
bulan setelah kuliah rumahnya kebakaran. Hal ini membuat keluarganya bangkrut
dan ia harus berhenti kuliah. Ia terpaksa mencari pekerjaan karena kondisi
keuangan keluarga.
Pemuda ini berpikir keras mencari
peluang usaha tanpa modal yang besar, ia pun bertemu bisnis MLM yang memenuhi
syaratnya. Ia telah bergabung ke berbagai MLM, namun kegagalan demi kegagalan
dialaminya. Tak satupun bisnis itu yang memberikan hasil yang sesusai dengan
harapannya.
Dengan keadaaan setengah putus asa,
pemuda ini membuka usaha konvensional dengan berjualan dari suatu pameran ke
pameran lain. Ia berjualan berbagai alat kebutuhan rumah tangga, seperti panci
Teflon, bahkan VCD bajakan.
Penghasilannya lumayan, setidaknya
ia bisa mendapatkan Rp. 10 jt tiap bulan. Namun ini tak membuatnya tenang,
Karen setiap selesai membuka gerai di sebuah pameran, ia harus terus berpikir
pameran mana lagi yang akan menjadi tujuan berikutnya.
Kehidupan seperti ini bukanlah
impiannya. Dalam impiannya, ia menginginkan memiliki banyak uang sekaligus
banyak waktu, sehingga ia bebas melakukan hal-hal yang disukainya kapan pun.
Lalu apakah yang akan pemuda ini
kerjakan? Apakah mencari usaha baru atau terus dengan usaha yang telah
dijalankannya?
Ini adalah kisah Louis Tendean,
peringkat Director 4 Diamond Gold Lion di MLM Tianshi, menjadikannya sebagai
peringkat tertinggi di Asia Tenggara.
Tahun 2000 usaha yang dijalankan
Louis bangkrut, karena pengeluarannya melebihi pendapatannya. Dalam kondisi
seperti ini Louis bertemu dengan Trisulo yang menawarkan bisnis MLM Tianshi.
Awalnya ia menolak, karena
pengalamannya 8 tahun menjalankan MLM tidak ada hasil. Setelah beberapa kali
bertemu barulah Louis baru mau bergabung. Ia tidak menemukan segala yang
negatif di MLM masa lalu pada Tianshi.
Banyak saudara, teman, dan keluarga
menyayangkan keputusan Louis. Bahkan tak sedikit yang menghina. Tapi Louis tak
patah semangat. Ia yakin Tianshi akan membawanya pada kesuksesan.
Di lihat dari sikap dan
perjuangannya yang keras, berani gagal, jatuh bangun, bahkan mendapat banyak
sindiran orang-orang termasuk keluarganya sendiri, mungkin tak banyak orang
yang sanggup berjuang saperti dirinya, yang memang kebanyakan tak berani atau
tak mau gagal dan juga ingin keuksesan yang di dapat secara instan.
Akhirnya kerja keras Louis
membuahkan hasil. Mei 2002, atau satu setengah tahun sejak bergabung, Louis
berhasil mendapatkan hadiah BMW gratis dari Tianshi plus bonus-bonus lain.
Sejak itu karir Louis di Tianshi melesat cepat. Dalam waktu 5 tahun
(2001-2005), Louis telah mendapatkan hadiah mobil mewah, kapal pesiar, pesawat
terbang, dan vila mewah dari Tianshi, dan itu semua diberikan secara gratis oleh
Tianshi.
Kini Louis menjadi salah satu
milyarder Indonesia. Penghasilannya diperkirakan sekitar Rp 1-2 miliar per
bulan. Belum lagi vila mewahnya di Dago, Bandung, yang nilainya sekitar Rp 30
miliar. Louis juga memiliki 5 buah mobil mewah, yang masing-masing harga
mobilnya di atas Rp 1 miliar.
Ini belum dihitung dari kekayaan
istrinya, ferawati Hartono yang juga menjalankan bisnis Tianshi. Sampai tahun
2006 Fei Fei, sapaan akrabnya telah mendapatkan mobil mewah, kapal pesiar,
pesawat terbang, dan vila mewah, juga secara gratis oleh Tianshi.
Kini hasil kerja keras Louis dan Fei
Fei bukan saja membuat mereka sukses. Tapi mereka juga telah banyak mensuksesan
orang lain. Mulai dari keluarga, teman, dan juga ribuan orang lainnya yang
telah mencicipi kesuksesan Tianshi.
Hikmah:
Louis sadar ia bisa sukses tanpa
mengutamakan pendidikan sekolah, karena nilai akademiknya tidak membanggakan.
Louis pun tetap pada pendiriannya, walau banyak orang telah meremehkannya
menjalankan bisnis MLM. Bahkan orang tuanya pernah berpesan kepada kakak-kakak
Louis, untuk menjaga adik bungsunya ini karena dianggap tidak mempunyai masa
depan.
Kini cercaan orang terhadap dirinya
telah dibantah berkat kerja kerasnya. Louis telah sukses dan juga telah
mengajak ribuan orang lainnya menjadi sukses.
Ini semua berkat impian, sikap
positif, dan keyakinan dirinya yang kuat, serta perjuangannya, membuat Louis
menuju puncak kesuksesan. Bahkan membuatnya fenomenal, dan menjadi teladan bagi
jutaan pebisnis Tianshi di Indonesia bahkan dunia.
Kotoran Sapi
Seorang guru besar yang mengusai
banyak bidang pengetahuan sedang mengadakan diskusi ilmiah dengan para
mahasiswa pasca sarjana unggulan dari berbagai jurusan yang berasal dari
berbagai universitas ternama.
Setelah begitu lama berdiskusi
tentang ilmu pengetahuan, sang guru besar melontarkan sebuah pertanyaan.
"Anda adalah seorang ilmuwan,
ketika berjalan Anda melihat kotoran sapi di depan, apa yang Anda
pikirkan?"
"Wah kalau saya akan berpikir
bahwa, kotoran sapi mengandung bio gas yang bisa membantu pembuatan pupuk
kompos alami," kata seorang mahasiswa pertanian.
"Kotoran sapi itu bisa jadi
alternatif bahan bakar. Gas methane yang dihasilkan dari 40 kilogram kotoran
sapi dapat digunakan untuk memanaskan kompor selama 6 jam,” jawab mahasiswa
jurusan energi.
"Saya malah berpikir kotoran
sapi bisa menjadi alternatif sumber energi listrik. Sebuah penelitian
memperhitungkan bahwa kotoran yang dihasilkan oleh 10.000 sapi dapat digunakan
untuk memberikan daya bagi 1.000 unit server computer", ujar mahasiswa
lain.
Singkatnya semua mahasiswa berlomba
memberikan opini, dan berharap bisa membuat impresi (kesan mendalam) buat sang
guru besar.
Kemudian sang guru besar berdiri dan
tersenyum.
"Tahukah Anda yang saya
pikirkan ketika melihat kotoran sapi ada di depan saya?"
Semua mahasiswa diam menunggu sang
guru besar melanjutkan kalimatnya.
"Saya akan berpikir untuk
menghindari kotoran tersebut agar tidak menginjaknya. Percayalah, ketika itu
benar benar terjadi, Anda juga akan berpikir sama seperti saya!
Humor dan hikmah.
Salah satu masalah besar di negeri
ini adalah terlalu banyak teori. Di negeri ini banyak orang pintar, sayangnya
hanya sebatas teori.
Teori memang penting, tapi terlalu
banyak teori malah berbahaya.
Terlalu banyak teori membuat kita
mengawang-awang lupa dengan pijakan.
Kebanyakan teori membuat kita takut
bertindak karena terlalu banyak pertimbangan.
Yang penting action!
Dalam setiap pelatihan yang kami
selenggarakan, kami tentu saja menerangkan teori tetapi selalu menekankan untuk
tidak terpenjara teori.
Dalam pelatihan menulis, setelah
berbagai teori diberikan kami menekankan yang penting akhirnya adalah MENULIS,
MENULIS dan MENULIS.
Begitu juga dalam workshop
kepenulisan anak, MENULIS, MENULIS, MENULIS.
Jangan takut salah, jangan takut
salah. Selesaikan dulu, baru baca ulang.
Dalam workshop parenting juga
demikian. Teori tetap diberikan sebagai basis pengetahuan, tapi akan lebih
banyak praktek contoh dan fakta yang disampaikan.
Secara teoritiis, Bangsa Indonesia
harusnya menjadi salah satu bangsa terkaya, tapi kenyataannya bagaimana?
Jika membaca buku No Excuse halaman
141- 148 Anda akan miris melihat bagaimana fakta negeri ini yang jauh dari
teori.
Kini saatnya kita bertindak,
Kini saatnya kita memulai, dari apa
saja yang ada.
Kini saatnya memulai, dari diri
sendiri.
ACTION!
PERSETERUAN DUA BERSAUDARA DI PENGADILAN
OLEH: MAMDUH FARHAN AL-BUHAIRI
Kita banyak membaca dan mendengar tentang kisah-kisah sedih, tentang durhaka kepada orang tua yang menghitamkan ikatan keluarga. Hal yang membuahkan prilaku-prilaku buruk yang mengobarkan amarah. Beberapa perkara dan pertengkaran keluarga sampai juga ke pengadilan. Biasanya, pertengkaran antara individu dalam sebuah keluarga tersebut berkenaan dengan perkara warisan yang mengakibatkan terputusnya tali rahim yang diperintahkan oleh Allah untuk disambung. Menyebabkan terputusnya hubungan, dan sikap masa bodoh seluruh keluarga terhadap ajaran-ajaran syariat, padahal Islam mendorong untuk menyambung rahim yang merupakan sebuah tuntunan yang wajib ditunaikan oleh setiap muslim.
Aku mengetahui satu bagian dari kasus dua orang bersaudara yang diperkarakan di pengadilan Saudi. Perkara tersebut telah memakan beberapa waktu lamanya hingga hakim memutuskan perkara tersebut.
Rincian perkara tersebut adalah perselisihan dan pertengkaran keras antara dua bersaudara.
Sang kakak telah mencapai usia 50 tahun, dan dialah yang dikalahkan dalam perkara tersebut. Hakim telah memutuskan perkara berpihak kepada adiknya. Sang Kakak terus menangis saat putusan hukum dibacakan. Dia menangis di dalam pengadilan hingga basah jenggotnya.
Maka apakah yang membuatnya menangis? Apakah karena anak-anaknya tidak berbakti? Ataukah dia kalah dalam perkara tanah yang diperselisihkan? Ataukah sang istri yang meminta cerai? Atau bagaimana menurut anda?
Yang terjadi bukan itu semua. Yang membuat Sang Kakak menangis adalah kekalahannya dalam perkara yang sangat aneh. Dia kalah oleh adiknya dalam perkara perawatan Sang Ibu lanjut usia yang tidak memiliki apapun selain satu cincin tembaga.
Pada asalnya, Sang Ibu berada pada perawatan putra sulungnya yang tinggal sendirian. Saat usia lanjut telah mendatanginya, datanglah Sang Adik dari kota lain untuk mengambil Sang lbu untuk diajak tinggal bersama dengan keluarganya. Namun Sang Kakak menolak dengan hujjah bahwa dia mampu merawat Sang Ibu. Maka merekapun banyak berselisih tentang masalah ini. Lalu, pada akhirnya perselisihan ini dibawa sampai ke pengadilan agar hakim memberikan keputusan di antara keduanya. Akan tetapi pertemuan di pengadilan tersebut memanas dan berlangsung berkaili-kali sementara masing-masing bersikukuh bahwa dia yang lebih berhak untuk merawat sang Ibu yang sudah itu.
Di pengadilan itu Hakim meminta untuk dihadirkan Sang Ibu guna ditanya. Lalu dua bersaudara tersebut nenghadirkan Sang Ibu dengan saling bergantian menggendong sang Ibu yang sudah kurus dan tidak kuat lagi berjalan. Tatkala Hakim bertanya kepadanya siapakah yang lebih dia pilih untuk tinggal bersamanya, dia menjawab: ‘Ini adalah mata
(kesayanga)ku” Seraya memberikan isyarat kepada putra sulungnya. “Dan ini adalah mata (kesayangan)ku yang lain”. Seraya memberikan isyarat kepada putra bungsunya. Maka sang hakim terpaksa memberikan urusan yang sesuai menurut pendapatnya.
Maka Sang Hakim memutuskan sang Ibu hidup bersama dengan Sang Adik. Merekalah yang lebih mampu merawat Sang Ibu. Disaat Hakim membacakan keputusan tersebut Sang Kakak pun menangis sejadi-jadinya, air matanya menangis tanpa bisa dihentikan hingga membuat setiap orang di sekitarnya ikut menangis.
Betapa mahalnya air mata yang dia curahkan, air mata penyesalan karena tidak memiliki kemampuan untuk merawat ibunya setelah dia menjadi tua. Betapa besar peran Sang ibu untuk sebuah perlombaan guna berbakti kepada dirinya. Sungguh andai saja aku mengetahui bagaimana dia mendidik kedua putranya hingga keduanya sampai berlomba untuk merawat Sang Ibu hingga meminta keputusan pengadilan.
Sesungguhnya ini adalah sebuah pelajaran yang jarang dalam masalah berbakti kepada kedua orang tua pada masa yang di dalamnya berbakti kepada orang tua menjadi barang langka.
Menangislah wahai orang orang yang durhaka kepada kedua orang tua, mudah-mudahan hatimu menjadi lembut, dan membuatmu merasa iba dengan ibumu.
Abu Hurairah berkata, Rasulullah Shalallahu ‘alaihi Wassalam bersabda,
“Semoga hina, kemudian semoga hina, kemudian semoga hina.” Kemudian beliau ditanya, “ Siapa ya Rasulallah?” BeIiau menjawab: “Orang yang mendapati kedua orang tuanya di masa tua, salah satunya atau keduanya, lalu ia tidak masuk surga.’ (HR. Muslim:6462)(AR)*
http://enkripsi.wordpress.com/2010/11/03/perseteruan-dua-bersaudara-di-pengadilan/
^_^ Bukan "Curhat Nasional" :D
♥●♥_◕_♥●♥
Kadang saya iri melihat orang-orang di sekeliling saya, disayangi oleh “seseorang”. Apalagi di bulan Februari. Di mana-mana nuansanya Valentine. Saya memang penganut “tiada pacaran sebelum akad”, tapi sebagai manusia kadang timbul juga perasaan ingin diperhatikan secara istimewa.
Saya tidak pernah tahu rasanya candle light dinner. Pun tidak pernah menerima bunga mawar merah. Tidak ada yang menawarkan jaketnya saat saya menggigil kedinginan. Atau berpegangan tangan sambil melihat hujan meteor. (Deuh, Meteor Garden banget! :D
Yah, mungkin saya bisa merasakan sekilas hal-hal itu kalau saya sudah menikah. Mungkin. Mudah-mudahan. aamiin.. semoga. hehe
Tapi sampai saatnya tiba, bagaimana caranya supaya tidak kotor hati?
Lalu saya pun tersadar, tiga kata cinta yang saya rindukan itu sudah sering saya dengar. Orang tua saya selalu mengucapkannya. Memanggil saya dengan “sayang” betapapun saya telah menyusahkan dan sering menyakiti mereka. Mungkin mereka bahkan memanggil saya seperti itu sejak saya belum dilahirkan. Padahal belum tentu saya jadi anak yang bisa melapangkan mereka ke surga... Belum tentu bisa jadi kebanggaan... Jangan-jangan hanya jadi beban...Tatapan cinta itu juga sering saya terima. Dari ibu yang bergadang menjaga saya yang tengah demam... Dari ayah yang dulu berhenti merokok agar bisa membeli makanan untuk saya... Dari teman yang beriring-iring menjenguk saya ketika dirawat di rumah sakit... Dari adik yang memeluk saya ketika bersedih. Dari sepupu yang berbagi makanan padahal ia juga lapar. Dari teman akhwat yang bersedia mengantarkan saya pulang larut malam. Betapa seringnya kita tidak menyadari...
Tidak hanya dari makhluk hidup. Kasih dari ciptaan Allah lainnya juga melimpah. Matahari yang menyinari dengan hangat. Udara dengan tekanan yang pas. Sampai cinta dari hal yang mungkin selama ini tidak terpikirkan. Saya pernah membaca tentang planet Jupiter. Sebagai planet terbesar di tata surya kita, Jupiter yang gravitasinya amat tinggi, seakan menarik bumi agar tidak tersedot ke arah matahari. Benda-benda langit yang akan menghantam bumi, juga ditarik oleh Jupiter. Kita dijaga! (Maaf buat anak astronomi kalau salah, tapi setahu saya sih kira-kira begitulah)
Di atas segalanya, tentu saja ada cinta Allah yang amat melimpah. Duh... masih banyak lalai, Allah masih berbaik hati membiarkan saya hidup... Masih membiarkan saya bersujud walau terkadang ada tidak khusyunya..
astaghfirullah... T.T
Coba, mana ada sih kebutuhan saya yang tidak Allah penuhi. Makanan selalu ada. Saya disekolahkan sampai tingkat tinggi. Anggota tubuh yang sempurna. Diberi kesehatan. Diberi kehidupan. Apalagi yang kurang?
masyaAllah...
Tentu ada ujian dan kerikil di sepanjang kehidupan ini. Tapi bukankah itu bagian dari kasih-Nya juga? Bagaimana kita bisa merasakan kenikmatan jika tidak pernah tahu rasanya kepedihan? Buat saudaraku yang diuji Allah dengan cobaan, yakinlah bahwa itu cara Allah mencintai kita. Pasti ada hikmahnya. Pasti!
Jadi, selama ini ternyata saya bukan kekurangan cinta. Saya saja yang tidak pernah menyadarinya. Bahkan saya tenggelam dalam lautan cinta yang begitu murni.
Sekarang pertanyaannya, apa yang telah kita lakukan untuk membalasnya? Kalau saya, wah, sepertinya masih sering menyakiti orang lain. Sadar ataupun tidak sadar. Kalaupun tidak sampai menyakiti, rasanya terkadang masih cuek terhadap orang. Apalagi pada Allah... Begitu besarnya cinta Allah pada saya dan terkadang masih menyalahgunakannya. . .
Kalau sudah seperti ini, rasanya tidaka ada iri dalam diri saya pada semua hal-hal yang berbau “pacaran pra nikah”. Siapa bilang saya tidak dicintai? Memang tidak ada yang mengantar-antar saya ke mana-mana, tapi Allah mengawal saya di setiap langkah. Tidak ada candle light dinner, tapi ada sebuah keluarga hangat yang menemani saya tiap makan malam. Tidak ada surat cinta, tapi bukankah Allah selalu memastikan kebutuhan saya terpenuhi? Bukankah itu juga cinta?
Entah cinta yang “resmi” itu akan datang di dunia atau tidak. Tapi ingin rasanya membalas semua cinta yang Allah ridhoi. Tulisan ini bukan untuk curhat nasional. Yah, siapa tahu ada yang senasib dengan saya .
Yuk, kita coba sama-sama. Jangan sampai ada cinta halal yang tak terbalas... :-)
http://www.facebook.com/notes/renungan-n-kisah-inspiratif/_-bukan-curhat-nasional-d/10150132575666042
Sebuah Rahasia Terkabulnya Doa Yang Justru Kita Lewatkan
Bismillaahirrahmanirrakhiim....
Doa adalah senjata kaum muslimin, apa jadinya bila senjata itu tumpul dan tidak mempan. Bagaimana senjata itu sekarang begitu tumpul dirasakan bahkan seorang ulama pun yang memegangnya tidak terasa apa apa. Ada apa dibalik tidak terkabulnya doa Manusia sekarang ? Anda akan heran bagaimana doa seseorang tidak dapat dikabulkan justru karena sesuatu hal yang sebenarnya menurut kita sepele. Apakah Itu?
Tepat, Makanan yang kita makan ternyata sangat mempengaruhi kekuatan sebuah doa.
Doa akan sangat mudah sekali dikabulkan ketika hati kita bersih, Dan hati berhubungan dengan darah, sedangkan darah erat kaitannya dengan sesuatu yang kita makan dan kita pikirkan. Darah juga lah yang akan menjadi saksi syahid tidaknya seseorang. Anda Ingat para syahid yang darahnya terus mengucur segar ketika sudah meninggal lama?. Menurut anda bagaimana keadaan darahnya saat itu ?
Benar, saat dalam situasi genting termasuk dimedan perang adalah saat yang paling bagus untuk darah seseorang, saat itu semua organ tubuh memaksimalkan kerjanya, apalagi tubuh jauh sekali dari makanan, saat itu tubuh juga jauh sekali dari senda gurau, jauh dari omongan yang tidak ada gunanya. Saya sangat menyarankan, buat para mujahidin, berdoalah tanpa keraguan, anda sedang dekat sekali dengan Sang pencipta. Buat selain mujahidin/mujahidah termasuk saya, mintalah doa mereka atau jadilah seorang mujahidin/ mujahidah untuk berperang dan membela agama Allah.Kalau mau...
Adalah wajar jika doa mereka cuma satu "Syurga". Adalah wajar jika darah mereka turut bersaksi. Dan adalah wajar untuk yang tidak mengerti rahasia ini mengatakan "mereka tidak syahid" .Wallahu a"lam bishowab...
Perhatikan sabda Rosulullah berikut :
Sa’ad bin Abi Waqash pernah meminta dido’akan Nabi saw agar do’a-do’anya senantiasa dikabul. Maka Nabi bersabda, ”Hai Sa’ad, perbaiki makananmu, tentu do’amu akan dikabulkan. Demi Dzat yang jiwa Muhammad berada dalam kekuasaan-Nya, sesungguhnya seorang hamba yang memasukkan makanan haram di dalam mulutnya tidak akan diterima amalnya selama 40 hari. Dan siapa saja hamba yang dagingnya tumbuh dari barang haram, neraka lebih utama baginya!” (HR. Thabrani).
Akan percuma sekali jika kita sudah mengerti dan pandai tata cara, rukun, adab dan syarat serta waktu terkabulnya doa sedangkan kita melupakan hal yang justru sangat penting yang pernah diisyaratkan oleh Nabi Muhammad sekalipun anda seorang ahli ibadah, hal ini hanya akan menjadi senda gurau dan bahan olokan syetan.
”Sesungguhnya jika ada seseorang yang taat beribadah, syetan akan berkata kepada kawan-kawannya, ’Lihatlah dari mana makanannya’. Jika makanannya berasal dari yang haram, maka syetan berkata, ’Biarkan saaja dia berpayah-payah dan bersungguh-sungguh (beribadah), sungguh telah cukup bagi kalian dirinya itu. Sesungguhnya kesungguhan beribadahnya beserta makan barang haram tidak akan membawa manfaat”. (HR. Muslim)
Perhatikan juga kisah beliau tentang seorang laki-laki yang sedang menempuh perjalanan jauh, rambutnya kusut masai dan kedua kakinya berdebu. Ia menengadahkan kedua tangannya ke arah langit seraya berkata, "Ya Rabbi…!Ya Rabbi…! Namun makanannya haram, minumannya haram, dan ia dibesarkan dari barang yang haram. Lantas bagaimana mungkin doanya akan terkabul?!"
Coba perhatikan lafadzh "dan dia dibesarkan dari makanan yang haram." Beliau seakan mengisyaratkan dengan lafadzh tadi .
Walhasil doa kita akan sangat mudah dikabulkan jika suasana darah kita bersih. Lalu bagaimana cara membersihkan darah.
Perhatikan poin diatas. Darah akan bersih saat tubuh kita tidak tersentuh sesuatu yang haram selama 40 hari. Artinya kita tidak makan sesuatu dari yang haram. padahal jika kita makan sekali saja barang haram, amal kita tidak diterima selama 40 hari. Artinya doa kita tidak bakal berpengaruh.
Dan ini akan sulit kita temukan saat ini terutama didaerah kota besar. Anda akan menemukannya di daerah yang bukan cuma desa tetapi juga terpencil, jauh dari sentuhan pabrik (baca : kode lemak babi pada makanan yg terkadang secara tidak sadar telah kita konsumsi sehari hari).
Darah akan bersih saat kita dalam keadaan teraniaya dan disakiti. Perhatikan sabda Rasulullah saw:
Ibnu Abbas r.a. meriwayatkan, Nabi SAW mengutus Mu’adz ke Yaman dan beliau berkata kepadanya: "Takutlah kamu akan doa seorang yang terzhalimi (teraniaya) karena doa tersebut tidak ada hijab (penghalang) di antara dia dengan Allah" (H.R. Bukhari dan Muslim).
Perhatikan poin diatas. Rasulullah SAW memerintahkan kita untuk tidak berlaku zhalim (aniaya) kepada orang lain sekalipun orang itu bukan beragama islam.
Kita diperintahkan takut kepada doa orang teraniaya karena doa itu pasti terkabul. Rasul menegaskan, tidak ada penghalang (hijab) antara doa itu dengan Allah SWT. Mengapa? Sebab saat itu hati seseorang yang teraniaya sedang ada dalam kondisi maksimal dekatnya dengan sang pencipta, apalagi jika selama 40 hari sebelumnya dia tidak memasukkan sesuatu yang haram untuk darahnya (ke tubuhnya). Jelas doa orang tersebut berpeluang besar untuk dikabulkan. karena pada dasarnya orang orang yang hidup setelah kenabian Muhammad saw adalah umatnya juga meskipun orang nashrani dan yahudi tidak mengakuinya,
Jadi setelan tubuhnya adalah setelan syariat Nabi Muhammad saw juga. Apa jadinya jika setelan itu dipakaikan syariatnya nabi Isa ataupun Musa? Apa jadinya jika komputer pentium 4 lalu petunjuk penggunaanya menggunakan pentium 2. Oleh karenanya, bersikap adil senantiasa harus ada pada diri setiap individu Muslim.
“Tiga do’a yang dikabulkan, yaitu do’a orang yang berpuasa, do’a orang yang bepergian, dan do’a orang yang teraniaya.” (HR. Uqaili, dari Abu Hurairah)
Adalah Rosulullah saw 1400 tahun yang lalu sudah mengisyaratkan sesuatu. Suatu saat Rasulullah saw bersabda kepada para sahabatnya,
“Akan datang suatu masa kepada manusia, yang didalamnya manusia tidak kuasa mencari penghidupan melainkan dengan cara maksiat, hingga seseorang berani berdusta dan bersumpah (palsu). Maka apabila masa itu telah datang, hendaklah kalian berlari.” Seorang sahabat bertanya kepada beliau, “Wahai Rasulullah, kemanakah kami harus berlari?” Rasulullah menjawab, “(Berlarilah) kepada Allah dan kepada kitab-Nya dan kepada sunnah Nabi-Nya”.
Wallaahu A'lam Bishshowab
Jika darah kita sudah bersih dari yang haram, ingat proses pembuangan yang haram itu berlangsung selama 40 hari. Anda juga perlu melihat saat yang tepat dan ampuh untuk berdoa.
http://www.facebook.com/notes/melati/sebuah-rahasia-terkabulnya-doa-yang-justru-kita-lewatkan/182312585140458
Doa Agar Dihindarkan dari Pemimpin Zalim
Oleh: Badrul Tamam
Alhamdulillah, segala puji bagi Allah, Rabb
semesta alam. Shalawat dan salam semoga terlumpah kepada hamba dan utusan-Nya,
Muhammad bin Abdillah, keluarga dan para sahabatnya.
Pemimpin yang adil merupakan anugerah yang luar
biasa dari Allah bagi umat manusia. Melalui dia, Allah melimpahkan kebaikan dan
keberkahan sebagaimana yang terjadi pada zaman Khulafa' Rasyidin dan Umar bin
Abdul Aziz radhiyallahu 'anhum.
Allah sangat memuliakan para pemimpin yang adil,
sehingga menjanjikan untuk mereka naungan pada hari yang tiada naungan kecuali
naungan-Nya. Yaitu hari di saat manusia dikumpulkan di padang mahsyar, matahari
didekatkan dan manusia tenggelam oleh keringat mereka.
Disebutkan dalam Shahihain, dari Abu Hurairah radhiyallahu
'anhu, Dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda,
سَبْعَة
يُظِلّهُمْ اللَّه فِي ظِلّه يَوْم لَا ظِلّ إِلَّا ظِلّه : إِمَام عَادِل
“Ada tujuh golongan, Allah akan menaungi
mereka di bawah naungan-Nya yang tiada naungan pada hari itu kecuali
naungan-Nya: (Yang pertama) Imam yang adil . . . ” (HR. Bukhari dan
Muslim)
Dan menurut al-Qadhi ‘Iyadh, disebutkannya
imam yang adil pada urutan pertama karena banyaknya manfaat dan mashlahat yang
dihasilkannya. (Lihat: Syarah Sunan al-Nasai: 7/102)
Diriwayatkan oleh Imam Muslim, Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam bersabda,
إِنَّ
الْمُقْسِطِينَ عِنْدَ اللَّهِ عَلَى مَنَابِرَ مِنْ نُورٍ عَنْ يَمِينِ
الرَّحْمَنِ عَزَّ وَجَلَّ . . .الَّذِينَ يَعْدِلُونَ فِي حُكْمِهِمْ
وَأَهْلِيهِمْ وَمَا وَلُوا
“Sesungguhnya orang-orang yang berbuat adil,
kelak di sisi Allah (mereka berada) di atas mimbar dari cahaya di sebelah kanan
Allah Azza wa Jalla. . . . yaitu mereka yang berbuat adil dalam hukum,
keluarga, dan apa saja yang mereka pimpin.”
Diriwayatkan oleh Tirmidzi dalam Sunan-nya dan
beliau menghasankannya, dari hadits Abi Sa’id al-Khudri secara marfu’, “Manusia
paling dicintai oleh Allah pada hari kiamat dan paling dekat tempatnya dengan
Allah adalah pemimpin yang adil.”
Siapa Pemimpin yang Adil?
Ibnul Hajar rahimahullaah dalam Fathul
Baari, ketika menjelaskan tentang hadits naungan Allah di atas mengatakan, “Dan
penafsiran terbaik terhadap pemimpin yang adil adalah dia yang mengikuti
perintah Allah dengan meletakkan/menempatkan segala sesuatu pada tempatnya
tanpa berlebihan dan meremehkan. Dan disebutkannya pada urutan pertama karena banyaknya
manfaat (yang diwujudkan) melaluinya.”
Pemimpin yang adil adalah mereka yang takut
kepada Allah dan menerapkan syariat-Nya di muka bumi. Karenanya, dia selalu
berusaha menjadikan rakyatnya mengikuti syariat Allah, menjaga agama mereka,
dan menunaikan hak-hak rakyatnya dengan baik.
Sebaliknya pemimpin yang tidak adil adalah mereka
yang tidak takut kepada Allah dan menelantarkan Syariat-Nya. Berbuat dalam
kepemimpinannya yang mendatangkan murka Allah, melarang rakyatnya menerapkan
syariat-Nya, dan bahkan berbuat sesuatu yang membahayakan agama mereka. Maka
pemimpin seperti ini tidak akan pernah termasuk dalam tujuh golongan yang akan
diberikan naungan oleh Allah pada hari kiamat, tidak akan dicintai dan
dimuliakan oleh-Nya.
Karena tidak adanya rasa takut kepada Allah, maka
dia tidak banyak pikir dalam menzalimi rakyatnya. Memeras melalui pajak atau
menyedot sumber daya alam mereka untuk kepentingan perutnya sendiri tanpa
memikirkan penderitaan rakyatnya. Hak-hak rakyat dia telantarkan dan tidak
ditunaikan. Maka kita berlindung kepada Allah dari kejahatan pemimpin seperti
ini. Kita memohon kepada-Nya agar tidak dipimpin oleh orang-orang semacam itu.
Karena, kepemimpinan mereka akan membahayakan agama kita, kita dipaksa dengan
kasar atau lembut untuk mengingkari ajaran Rabb semesta Alam. Kemaksiatan dia
biarkan, sedangkan amar ma’ruf nahi munkar tidak ditunaikan. Bahkan, ketika
sekelompok dari umat Islam yang bangkit untuk menerapkan ajaran Tuhannya dan
menegakkan amar ma’ruf nahi munkar, serta merta disudutkan dan diperangi. Wal
‘yadhu billah!
. . .
penafsiran terbaik terhadap pemimpin yang adil adalah dia yang mengikuti
perintah Allah dengan meletakkan/menempatkan segala sesuatu pada tempatnya
tanpa berlebihan dan meremehkan.
(Ibnul
Hajar)
Doa Apa yang Bisa Dipanjatkan?
Dalam tulisan terdahulu, Doa Agar Terhindar dari Musibah Agama disebutkan
beberapa kandungan yang ada di dalamnya. Ringkasnya: supaya kita diberikan
kebaikan dalam urusan dien sehingga menghantarkan kita kepada surga-Nya. Lalu
kita berlindung kepada Allah dari musibah yang menimpa agama kita dan memohon
jangan dijadikan dunia sebagai tujuan utama hidup kita. Dan dipenghujung doa
disebutkan,
وَلَا
تُسَلِّطْ عَلَيْنَا مَنْ لَا يَرْحَمُنَا
“Dan janganlah Engkau kuasakan atas kami
orang-orang yang tidak menyayangi kami."
Yaitu memohon agar jangan dijadikan sebagai umat
yang dikalahkan dan dikuasai orang-orang kafir dan orang-orang zalim. Dan
memohon agar Allah tidak menjadikan orang-orang zalim sebagai penguasa atas
kita, karena pemimpin yang zalim tidak akan mengasihi rakyatnya.
Bahaya Pemimpin Zalim
Pemimpin yang durhaka kepada Rabbnya dan
bertindak zalim kepada rakyatnya menjadi sebab dihancurannya suatu negeri.
Allah Ta’ala berfirman,
وَإِذَا
أَرَدْنَا أَنْ نُهْلِكَ قَرْيَةً أَمَرْنَا مُتْرَفِيهَا فَفَسَقُوا فِيهَا
فَحَقَّ عَلَيْهَا الْقَوْلُ فَدَمَّرْنَاهَا تَدْمِيرًا
“Dan jika Kami hendak membinasakan suatu
negeri, maka Kami perintahkan kepada orang-orang yang hidup mewah di negeri itu
(supaya menaati Allah) tetapi mereka melakukan kedurhakaan dalam negeri itu,
maka sudah sepantasnya berlaku terhadapnya perkataan (ketentuan Kami), kemudian
Kami hancurkan negeri itu sehancur-hancurnya.” (QS. Al-Isra’: 16)
Diriwayatkan dari Ibnu Abbas tentang makna ayat
di atas, “Kami beri kuasa orang-orang buruknya, lalu mereka bertindak durhaka
di dalamnya. Maka apabila mereka telah bertindak seperti itu, aku hancurkan
mereka dengan adzab.” (Lihat: Tafsir Ibnu Katsir terhadap ayat tersebut)
Dan itulah makna firman-Nya,
وَكَذَلِكَ
جَعَلْنَا فِي كُلِّ قَرْيَةٍ أَكَابِرَ مُجْرِمِيهَا لِيَمْكُرُوا فِيهَا
“Dan demikianlah Kami adakan pada tiap-tiap negeri penjahat-penjahat yang
terbesar agar mereka melakukan tipu daya dalam negeri itu.” (QS. Al-An’am: 123)
Dan ketika jumlah para pemimpin dan penguasa
negeri yang seperti itu bertambah banyak –dan di akhir zaman jumlah mereka
semakin banyak, seperti yang sudah kami tulis dalam: Sinyalemen
Nabi: Banyak Pemimpin Bejat dan Hina di Akhir Zaman- maka
kehancuran negeri itu semakin dekat. Hal seperti yang dikatakan Imam Al-‘Ufi,
dari Ibnu Abbas tentang makna QS. Al-Isra’: 16 di atas adalah: aktsarnaa
‘adadahum (Kami perbanyak jumlah mereka). Dan seperti itu pula yang
dikatakan Ikrimah, al-Hasan al-Bashri, al-Dhahak, Qatadah, al-Zuhri dan
lainnya. (Lihat: Tafsir Ibnu Katsir dalam penafsiran ayat tersebut).
Karenanya kita berlindung kepada Allah dari
memiliki pemimpin yang durhaka kepada Allah, menelantarkan syariat-Nya dan
tidak mengasihi rakyatnya. Salah satunya dengan membaca doa yang sangat agung
berikut ini:
"Ya Allah, karunikanlah untuk kami rasa
takut kepadaMu yang dapat menghalangi kami dari bermaksiat kepada-Mu, dan
(karuniakanlah untuk kami) ketaatan kepada-Mu yang dapat menyampaikan kami
kepada surga-Mu, serta (karuniakanlah untuk kami) keyakinan hati yang dapat
meringankan kami dari berbagai cobaan dunia. Jadikankan kami bisa menikmati dan
memanfaatkan pendengaran, penglihatan, dan kekuatan kami selama kami hidup. Dan
jadikan semua itu sebagai pewaris bagi kami (tetap ada pada kami sampai
kematian). Jadikanlah kemarahan dan balas dendam kami hanya kepada orang-orang
yang menganiaya kami, dan tolonglah kami terhadap orang-orang yang memusuhi
kami. (Ya Allah) Janganlah Engkau jadikan musibah kami adalah yang terjadi pada
dien kami, dan janganlah Engkau jadikan dunia sebagai tujuan terbesar kami dan
puncak dari ilmu kami, dan janganlah Engkau kuasakan atas kami orang-orang yang
tidak menyayangi kami." (HR. Al-Tirmidzi dalam Sunannya no. 3502, al-Nasai
dalam 'Amal al-Yaum wa al-Lailah no. 402, Al-Hakim 1/528, Al-Baghawi no. 1374
dari hadits Ibnu Umar. Imam al-Tirmidzi mengatakan hasan Gharib. Syaikh
Al-Albani menghassankan hadits ini dalam Shahih al-Jami' al-Shaghir no. 1268)
Wallahu Ta’ala a’lam…
Keutamaan Membaca Surat Al-Kahfi Pada Hari Jum'at
Oleh: Badrul Tamam
Alhamdulillah, segala puji bagi Allah. Shalawat
dan salam semoga terlimpah kepada Rasulullah, keluarga dan para sahabatnya.
Hari Jum’at merupakan hari yang mulia. Bukti
kemuliaannya, Allah mentakdirkan beberapa kejadian besar pada hari tersebut.
Dan juga ada beberapa amal ibadah yang dikhususkan pada malam dan siang
harinya, khususnya pelaksanaan shalat Jum’at berikut amal-amal yang
mengiringinya.
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda,
إِنَّ
مِنْ أَفْضَلِ أَيَّامِكُمْ يَوْمَ الْجُمُعَةِ فِيهِ خُلِقَ آدَمُ وَفِيهِ قُبِضَ
وَفِيهِ النَّفْخَةُ وَفِيهِ الصَّعْقَةُ
"Sesungguhnya di antara hari kalian yang
paling afdhal adalah hari Jum'at. Pada hari itu Adam diciptakan dan diwafatkan,
dan pada hari itu juga ditiup sangkakala dan akan terjadi kematian seluruh
makhluk. . . . " (HR. Abu Dawud, an Nasai, Ibnu Majah, Ahmad, dan al
Hakim dari hadits Aus bin Aus)
Amal Khusus di Hari Jum'at
Pada dasarnya, tidak dibolehkan menghususkan
ibadah tertentu pada malam Jum’at dan siang harinya, berupa shalat, tilawah,
puasa dan amal lainnya yang tidak biasa dikerjakan pada hari-hari selainnya.
Kecuali, ada dalil khusus yang memerintahkannya. Hal ini berdasarkan hadits
dari Abu Hurairah radliyallaahu 'anhu, bahwa Nabi shallallaahu
'alaihi wasallam bersabda;
لَا
تَخُصُّوا لَيْلَةَ الْجُمُعَةِ بِقِيَامٍ مِنْ بَيْنِ اللَّيَالِي ، وَلَا
تَخُصُّوا يَوْمَ الْجُمُعَةِ بِصِيَامٍ مِنْ بَيْنِ الْأَيَّامِ ، إلَّا أَنْ
يَكُونَ فِي صَوْمٍ يَصُومُهُ أَحَدُكُمْ
“Janganlah menghususkan malam Jum’at untuk
mengerjakan shalat dari malam-malam lainnya, dan janganlah menghususkan siang
hari Jum’at untuk mengerjakan puasa dari hari-hari lainnya, kecuali bertepatan
dengan puasa yang biasa dilakukan oleh salah seorang kalian.” (HR. Muslim,
al-Nasai, al-Baihaqi, dan Ahmad)
Membaca Surat Al-Kahfi
Salah satu amal ibadah khusus yang diistimewakan
pelakasanaannya pada hari Jum’at adalah membaca surat Al-Kahfi. Berikut ini
kami sebutkan beberapa dalil shahih yang menyebutkan perintah tersebut dan
keutamaannya.
1. Dari Abu Sa'id al-Khudri radliyallahu
'anhu, dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
مَنْ
َقَرَأَ سُوْرَةَ الْكَهْفِ لَيْلَةَ الْجُمْعَةِ أَضَاءَ لَهُ مِنَ النُّوْرِ
فِيْمَا بَيْنَهُ وَبَيْنَ الْبَيْتِ الْعَتِيْقِ
"Barangsiapa membaca surat al-Kahfi pada
malam Jum’at, maka dipancarkan cahaya untuknya sejauh antara dirinya dia dan
Baitul 'atiq." (Sunan Ad-Darimi, no. 3273. Juga diriwayatkan al-Nasai
dan Al-Hakim serta dishahihkan oleh Al-Albani dalam Shahih al-Targhib wa
al-Tarhib, no. 736)
2. Dalam riwayat lain masih dari
Abu Sa’id al-Khudri radhiyallahu 'anhu,
مَنْ
قَرَأَ سُوْرَةَ الْكَهْفِ فِي يَوْمِ الْجُمْعَةِ أَضَآءَ لَهُ مِنَ النُّوْرِ
مَا بَيْنَ الْجُمْعَتَيْنِ
"Barangsiapa membaca surat Al-Kahfi pada
hari Jum’at, maka akan dipancarkan cahaya untuknya di antara dua Jum'at."
(HR. Al-Hakim: 2/368 dan Al-Baihaqi: 3/249. Ibnul Hajar mengomentari hadits ini
dalam Takhrij al-Adzkar, “Hadits hasan.” Beliau menyatakan bahwa
hadits ini adalah hadits paling kuat tentang surat Al-Kahfi. Syaikh Al-Albani
menshahihkannya dalam Shahih al-Jami’, no. 6470)
3. Dari Ibnu Umar radhiyallahu
'anhuma, berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam
bersabda,
مَنْ
قَرَأَ سُوْرَةَ الْكَهْفِ فِي يَوْمِ الْجُمْعَةِ سَطَعَ لَهُ نُوْرٌ مِنْ تَحْتِ
قَدَمِهِ إِلَى عَنَانِ السَّمَاءَ يُضِيْءُ لَهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَغُفِرَ
لَهُ مَا بَيْنَ الْجُمْعَتَيْنِ
“Siapa yang membaca surat Al-Kahfi pada hari
Jum’at, maka akan memancar cahaya dari bawah kakinya sampai ke langit, akan
meneranginya kelak pada hari kiamat, dan diampuni dosanya antara dua jumat.”
Al-Mundziri berkata: hadits ini diriwayatkan oleh
Abu Bakr bin Mardawaih dalam tafsirnya dengan isnad yang tidak apa-apa. (Dari
kitab at-Targhib wa al- Tarhib: 1/298)”
Kapan Membacanya?
Sunnah membaca surat Al-Kahfi pada malam Jum’at
atau pada hari Jum’atnya. Dan malam Jum’at diawali sejak terbenamnya matahari
pada hari Kamis. Kesempatan ini berakhir sampai terbenamnya matahari pada hari
Jum’atnya. Dari sini dapat disimpulkan bahwa kesempatan membaca surat Al-Kahfi
adalah sejak terbenamnya matahari pada hari Kamis sore sampai terbenamnya
matahari pada hari Jum’at.
Imam Al-Syafi'i rahimahullah dalam Al-Umm
menyatakan bahwa membaca surat al-Kahfi bisa dilakukan pada malam Jum'at dan
siangnya berdasarkan riwayat tentangnya. (Al-Umm, Imam al-Syafi'i: 1/237).
Mengenai hal ini, al-Hafidzh Ibnul Hajar rahimahullaah
mengungkapkan dalam Amali-nya: Demikian riwayat-riwayat yang ada
menggunakan kata “hari” atau “malam” Jum’at. Maka dapat disimpulkan bahwa yang
dimaksud “hari” temasuk malamnya. Demikian pula sebaliknya, “malam” adalah
malam jum’at dan siangnya. (Lihat: Faidh al-Qadir: 6/199).
DR Muhammad Bakar Isma’il dalam Al-Fiqh al
Wadhih min al Kitab wa al Sunnah menyebutkan bahwa di
antara amalan yang dianjurkan untuk dikerjakan pada malam dan hari Jum’at
adalah membaca surat al-Kahfi berdasarkan hadits di atas. (Al-Fiqhul Wadhih
minal Kitab was Sunnah, hal 241).
Kesempatan
membaca surat Al-Kahfi adalah sejak terbenamnya matahari pada hari Kamis sore
sampai terbenamnya matahari pada hari Jum’at.
Keutamaan Membaca Surat Al-Kahfi di Hari
Jum’at
Dari beberapa riwayat di atas, bahwa ganjaran
yang disiapkan bagi orang yang membaca surat Al-Kahfi pada malam Jum’at atau
pada siang harinya akan diberikan cahaya (disinari). Dan cahaya ini diberikan
pada hari kiamat, yang memanjang dari bawah kedua telapak kakinya sampai ke
langit. Dan hal ini menunjukkan panjangnya jarak cahaya yang diberikan kepadanya,
sebagaimana firman Allah Ta’ala:
يَوْمَ
تَرَى الْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ يَسْعَى نُورُهُمْ بَيْنَ أَيْدِيهِمْ
وَبِأَيْمَانِهِمْ
“Pada hari ketika kamu melihat orang mukmin
laki-laki dan perempuan, sedang cahaya mereka bersinar di hadapan dan di
sebelah kanan mereka.” (QS. Al-Hadid: 12)
Balasan kedua bagi orang yang membaca surat
Al-Kahfi pada hari Jum’at berupa ampunan dosa antara dua Jum’at. Dan boleh jadi
inilah maksud dari disinari di antara dua Jum’at. Karena nurr (cahaya)
ketaatan akan menghapuskan kegelapan maksiat, seperti firman Allah Ta’ala:
إن
الحسنات يُذْهِبْن السيئات
“Sesungguhnya perbuatan-perbuatan yang baik
itu menghapuskan (dosa) perbuatan-perbuatan yang buruk.” (QS. Huud: 114)
Surat Al-Kahfi dan Fitnah Dajjal
Manfaat lain surat Al-Kahfi yang telah dijelaskan
Nabi shallallahu 'alaihi wasallam adalah untuk menangkal fitnah
Dajjal. Yaitu dengan membaca dan menghafal beberapa ayat dari surat Al-Kahfi.
Sebagian riwayat menerangkan sepuluh yang pertama, sebagian keterangan lagi
sepuluh ayat terakhir.
Imam Muslim meriwayatkan dari hadits al-Nawas bin
Sam’an yang cukup panjang, yang di dalam riwayat tersebut Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam bersabda, “Maka barangsiapa di antara kamu yang
mendapatinya (mendapati zaman Dajjal) hendaknya ia membacakan atasnya ayat-ayat
permulaan surat al-Kahfi.”
Dalam riwayat Muslim yang lain, dari Abu Darda’ radhiyallahu
'anhu, bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, “Barangsiapa
yang membaca sepuluh ayat dari permulaan surat al-Kahfi, maka ia dilindungi
dari Dajjal.” Yakni dari huru-haranya.
Imam Muslim berkata, Syu’bah berkata, “Dari
bagian akhir surat al-Kahfi.” Dan Hammam berkata, “Dari permulaan surat
al-Kahfi.” (Shahih Muslim, Kitab Shalah al-Mufassirin, Bab; Fadhlu Surah
al-Kahfi wa Aayah al-Kursi: 6/92-93)
Imam Nawawi berkata, “Sebabnya, karena pada
awal-awal surat al-Kahfi itu tedapat/ berisi keajaiban-keajaiban dan
tanda-tanda kebesaran Allah. Maka orang yang merenungkan tidak akan tertipu
dengan fitnah Dajjal. Demikian juga pada akhirnya, yaitu firman Allah:
أَفَحَسِبَ
الَّذِينَ كَفَرُوا أَنْ يَتَّخِذُوا عِبَادِي مِنْ دُونِي أَوْلِيَاءَ
“Maka apakah orang-orang kafir menyangka
bahwa mereka (dapat) mengambil hamba-hamba-Ku menjadi penolong selain Aku? . .
.” QS. Al-Kahfi: 102. (Lihat Syarah Muslim milik Imam Nawawi: 6/93)
Minggu, 27 Februari 2011
Anak Bodoh dari Ohio
Pria ini lahir di Ohio pada tanggal 11 Februari 1847, anak bungsu dari 7 bersaudara. Ia mempunyai masalah akademis yang parah, bahkan sangat parah.
Masa kecilnya jauh sekali dari kesan cerdas dan berprestasi.Waktu kecil ia dikenal sebagai anak yang bodoh bahkan menjadi langganan mendapat ranking terendah. Kepala sekolah menyebutnya otaku dang dan tidak bisa meyesuaikan diri dengan sekolah.
Pendidikan formalnya hanya bertahan selama 3 bulan dan harus dikeluarkan, setelah sekolah berkesimpulan bahwa anak ini tidak bisa sekolah. Akhirnya ibunya mendidik sendiri di rumah.
Tentang perjuangan ibunya, pemuda ini mengatakan,
“Ibu adalah orang yang membentuk saya. Ia benar-benar percaya pada diri saya dan membuat saya merasa punya alasan untuk hidup. Ibu adalah seseorang yang tidak boleh saya kecewakan.”
Bagaimanakah masa depan kehidupan anak yang hanya mampu sekolah selama 3 bulan ini?
Pria ini adalah Thomas Alva Edisson, penemu terbesar sepanjang masa. Hasil ciptaanya telah memberi pengaruh besar dalam kehidupan manusia dan masih bisa dirasakan manfaatnya hingga saat ini.
Kini ia tercatat sebagai penemu paling produktif di dunia dengan mengantongi 1.093 penemuan yang dipatenkan atas namanya di Amerika, Inggris, Perancis dan Jerman.
Penemuan fenomenal yang membuatnya mulai mulai terkenal adalah ketika ia menciptakan phonograph yang membuat perubahan dalam dunia musik. Saat itu penemuan ini seperti sihir, karena belum pernah ada yang bisa membayangkan sebuah piringan bisa menghasilkan suara.
Lelaki ini juga mengubah dunia industri dan kehidupan manusia dengan penemuan lampu pijar, sistem kelistrikan, komunikasi dan berbagai penemuan lainnya.
Lebih dari itu semua, pria yang dibesarkan di Michigan iniberhasil mempelopori industri massal hasil penemuannya dan membuat team work untuk mengembangkan penemuannya, sehingga manfaatnya lebih terasa dalam masyarakat dan terbangun kaderisasi.
Hikmah:
Edisson bisa menghasilkan karya penemuan yang nilainya jauh di atas para sarjana dan profesor sekalipun, padahal ia hanya bisa bersekolah 3 bulan selama hidupnya.
Edisson membuktikan sekolah bukan satu-satunya tempat untuk belajar dan menjadi orang sukses.
Edisson telah menjadi salah satu penemu terbesar di dunia, padahal dulu ia dicap berotak udang oleh kepala sekolahnya. Bagaimanakah dengan kita yang bisa bersekolah lebih lama, lebih baik dan pintar dan mendapat gelar. Apakah kita kini dianggap orang besar sekelas Edisson, atau malah menjadi orang yang biasa-biasa saja di bawah kualitas Edisson?
http://www.facebook.com/notes/spiritz-motivasi/anak-bodoh-dari-ohio/189415661080815
Adu Nyali
Dua orang peneliti biologi sedang
mengadakan penelitian lapangan.
Pada sebuah pohon seorang di antara
mereka menemukan ulat hijau pemakan daun.
"Hei lihat, ada ulat hijau.
Kamu tahu kan ulat ini mengandung banyak protein. Nah kalau kamu berani makan
ulat ini, saya akan bayar 1 juta rupiah," seru peneliti pertama menantang
temannya adu nyali.
Mendengar tantangan tersebut
peneliti kedua balik menantang," Kamu saja yang makan, aku bayar dua
juta!"
Tanpa diduga peneliti pertama malah
tak gentar, ia segera makan ulat tersebut sekalipun menahan muntah. Selesai
memaksakan diri menelan ulat tersebut, ia menagih uangnya.
Dengan berat hati peneliti kedua
mengeluarkan dua juta yang baru saja diterimanya sebagai bayaran proyek
penelitian.
Tak lama kemudian mereka melihat
lagi seekor ulat yang sama.
Peneliti pertama, menantang lagi
peneliti kedua.
"Ayo, kalau kamu berani makan
ulat seperti aku, aku bayar 2 juta juga," tantangnya.
Kali ini peneliti kedua tak mau
kalah ia segera mengambil ulat dan melahapnya. Lalu ia meminta bayaran dua
juta.
Impas keduanya sama-sama dapat dua
juta.
Lalu keduanya diam, rasanya ada yang
salah.
Peneliti pertama berkata." Kita
bodoh juga ya, kita sama-sama menyiksa diri memakan ulat tapi tidak ada satupun
dari kita yang bertambah kaya"
"Betul juga, uang kita tetap
padahal kita sudah melakukan sesuatu yang sangat menantang!" jawab
peneliti kedua.
Keduanya lalu sadar baru saja
melakukan hal yang sia-sia.
Pernahkan Anda mengalami hal seperti
ini?
Anda melakukan sesuatu, Anda merasa
berbuat sesuatu, padahal kembali pada kondisi yang itu-itu juga.
Misalnya ada orang yang mendapat
proyek penelitian senilai 2 juta.
Tapi untuk mengerjakan proyek
tersebut ia harus membayar peneliti, ongkos ke sana kemari dan setelah dihitung
total uang yang dihabiskan juga 2 juta. Secara finansial kerjanya sia-sia dan
sebenarnya rugi waktu.
Ada juga orang yang ketinggalan
barang ketika belanja di minimarket. Ia baru saja sadar sabun ketinggalan di
supermarket setelah sampai rumah. Lumayan harganya 8 ribu. Lalu ia menyuruh
pembantu naik ojeg mengambil sabun tersebut. Padahal ongkos ojegnya saja bolak
balik juga 10 ribu. Justru malah rugi. Sedangkan kalau pembantu disuruh beli di
warung dekat rumah ruginya lebih sedikit.
Seringkali kita terjebak pada
situasi yang membuat kita melakukan perbuatan yang kelihatannya menghasilkan
seuatu padahal tidak menghasilkan apa-apa malah kadang merugi.
Karena itu pikir matang-matang
segala tindakan Anda sehingga tidak terjebak pada perbuatan sia-sia atau malah
merugi.
Utamakan Learning Bukan Studying
Dalam bahasa Inggris ada dua kata yang bisa di pakai untuk kata belajar, yaitu “learn” dan “study”.
Learn adalah bentuk belajar dari pengalaman kehidupan bukan sekedar dari buku atau text book. Sedangkan study adalah kegiatan belajar dari buku atau dari guru di kelas atau di sekolah.
Kita bisa sukses jika berhenti sekolah (study), tapi kita tak mungkin bisa sukses jika berhenti belajar (learn).
Banyak di antara kita yang percaya bahwa pendidikan formal atau sekolah berkaitan erat dengan kesuksesan seseorang. Orang menganggap, prestasi sekolah yang buruk menjadi gambaran masa depan yang buruk, sebaliknya prestasi sekolah yang baik menjadi gambaran masa depan yang baik pula.
Banyak yang di antara kita pasrah akan nasib, menerima keadaan apa adanya, ikhlas karir terhambat, rela hidup susah dan serba kekurangan, serta merasa keadaan itu pantas kita terima karena pendidikan rendah, bukan sarjana, atau prestasi akademik tidak membanggakan.
Bagi yang berpikiran seperti di atas terpaksa saya katakana bahwa itu adalah SALAH BESAR dan pemikiran itu juga sangat berbahaya.
Orang yang mempunyai sudut pandang seperti ini tanpa sadar sudah menghina nabi-nabi dan para pembangun peradaban manusia di masa lalu. Tokoh besar di masa lalu tidak kenal sekolah, bahkan merekalah yang mendirikan atau menemukan sekolah. Banyak juga di antara tokoh besar di masa lalu yang tidak bisa baca tulis.
Pendidikan dan ilmu sebenarnya bersifat universal, kita bisa belajar kapan saja dan di mana saja.
Kita tetap mempunyai peluang untuk sukses, sekalipun latar belakang pendidikan yang rendah, syaratnya harus mau belajar (learn) dari kehidupan termasuk dari pekerjaan.
Orang sukses adalah mereka yang berhasil mengambil hikmah kehidupan dan belajar sebanyak-banyaknya dari pengalaman, dari kegagalan, lingkungan, tantangan, harapan, kejadian atau peristiwa, keadaan dan dari apa saja.
Orang sukses adalah mereka yang selalu siap belajar sebanyak mungkin dari diri sendiri, orang lain, guru, murid, teman, relasi, pesaing, bawahan, pemimpin dan dari siapa saja.
Semakin banyak kita belajar (learn), semakin besar peluang kesuksesan.
Untuk mencapai kesuksesan sejati, orang tidak membutuhkan gelar, karena gelar atau ijazah adalah symbol sedangkan esensinya adalah kemampuan.
Gelar atau ijazah memang dibutuhkan untuk melamar kerja atau mendapat posisi yang biasa-biasa saja, berkarir secara biasa-biasa saja, dan berpenghasilan biasa-biasa saja. Tapi jika untuk mencapai puncak kesuksesan, maka bukan gelar lagi yang bicara.
Sebuah riset menunjukkan bahwa paling banyak, IQ berkontribusi 7-20 % sebagai faktor penentu kesuksesan hidup. Sedangkan 80% selebihnya berasal dari kecerdasan lain.
Apa itu kecerdasan yang lain selain IQ?
Anda bisa sukses jika mempunyai kekuatan impian, keinginan kuat, untuk mengubah nasib. Anda akan sukses jika punya kemauan, punya keyakinan diri, dan punya daya juang yang kuat, serta antusiasme. Anda dijamin mencapai sukses kalau siap kerja keras, punya komitmen dan siap berkorban.
Jadi untuk sukses, justru dibutuhkan lebih banyak faktor non akademis dan faktor non intelektual.
Jadi sekali lagi, pendidikan formal tidak berhubungan erat dengan penghasilan. Walaupun memang ada bidang pendidikan tertentu yang prospektif masa depannya cerah, tapi sangat sedikit marketnya, dan harga pasarnya mahal.
Jika ingin penghasilan besar, kita harus menjadi entrepreneur dan menjadi pembelajar (learn) dalam bisnis dan kehidupan.
Mohon catatan ini tidak diartikan sebagai sikap kurang menghargai para akademisi, dosen, guru, doctor atau professor kita. Sebab hidup adalah pilihan. Sukses atau tidaknya kita ke depan, bukan lantaran kelebihan dan kekurangan kita, melainkan kita sendirilah yang menentukan.
http://www.facebook.com/notes/spiritz-motivasi/utamakan-learning-bukan-studying/188610534494661
Fasilitas Menjamin Kesuksesan?
Ada yang bilang masyarakat Indonesia
sudah cukup diberi motivasi, mereka butuh saran, fasilitas atau sarana untuk
mencapai sukses.
Orang bisa sukses bukan karena
fasilitas mereka yang cukup untuk mencapai kesuksesan mereka. Tapi karena
impian, tekad, kemauan dan kerja keraslah yang menuntun mereka sampai ke
puncak.
Tanpa itu semua, sebesar apapun
fasilitas yang diberikan, akan menjadi sia-sia belaka, dan menjadi orang
kebanyakan.
Mari kita lihat contohnya.
Buku Harry Potter membuat sang
penulis, JK Rowling menjadi salah satu orang terkaya di dunia dengan kekayaan
mencapai US$ 798 million (Rp. 7,9 triliun).
Padahal sebelumnya ia masuk dalam
kategori orang miskin yang layak mendapat santunan.
Saat mengetik naskah pun ia harus
mengetik menggunakan mesin tik tua, karena tidak mempunyai computer. Bahkan,
karena tak punya uang untuk foto kopi, ia harus mengetik ulang naskahnya
beberapa kali agar bisa diserahkan ke beberapa penerbit.
Bahkan ia menerima berbagai
penolakan dari pihak penerbit, sebelum akhirnya buku Harry Potter meledak
dipasaran.
Ini membuktikan dengan minimnya
fasilitas bukan jaminan untuk tidak sukses. JK Rowling telah membuktikannya
dengan sikap pantag menyerah dan kerja keras yang luar biasa.
Masih kurang contoh. Mari kita ikuti
pergelaran Piala Asia 2007. Timnas Irak, yang saat itu negaranya sedang porak
poranda akibat perang, tidak mempunyai uang untuk dana operasional sehingga
persiapan mereka dibiayai oleh Asian Football. Sedangkan untuk gaji
pemain tidak jelas bagaimana perjanjiannya, sehingga tidak ada jaminan akan
mendapat bayaran atau tidak.
Saat latihan pun mereka ke Jordania,
karena mereka tidak punya tempat latihan yang layak, dan satu-satunya yang
mungkin layak meiliki resiko yang besar.
Masalah belum selesai, pelatih belum
bisa membentuk tim yang solid, karena beberapa pemain yang berbeda etnis dan
agama tidak mau berbicara satu sama lain.
Setelah lama berinteraksi dan sadar
akan pentingnya peran mereka untuk membangkitkan semangat bangsa, mereka baru
bersatu.
Sekalipun tanpa fasilitas pendukung
yang lengkap, sekalipun tanpa kejelasan gaji, timnas Irak tampil memukau.
Mereka berhasil melibas tim bertabur
bintang, Australia di perempatfinal, dan menaklukkan tim kuat Korea Selatan di
semifinal dan melaju ke final.
Kemenangan di semifinal ini disambut
suka cita rakyat Irak, sayangnya sebuah bom meledak di tengah kerumunan yang
menewaskan 50 orang.
Peristiwa tragis ini justru
membangkitakn semangat juan mereka bertanding di final. Tim ini semakin bersatu
dan bertekad menang, karena mereka sadar kemenangan mereka bisa menjadi
semangat baru bangsanya dan mereka tidak ingin kematian para korban menjadi
sia-sia.
Akhirnya dengan semangat baja, di
partai final timnas Irak berhasil mengalahkan Arab Saudi yang merupakan juara
tiga kali Piala Asia. Timnas Irak berhasil menjadi juara Piala Asia 2007,
bahkan salah satu pemainnya memegang top scorer.
Sekarang mari kita lihat Negara kita
tercinta, Indonesia. Dengan kekayaan yang dimiliki negeri ini, baik kekayaan
dari hasil laut, perkebunan, pertambangan, dan kekayaan yang lainnya, membuat
Indonesia masih menjadi Negara berkembang. Padahal Negara kita ini hampir
memiliki segalanya yang nyaris dimiliki Negara lain.
Sedangkan Singapura yang luas
negaranya hanya 400 km2 (cuma seper tiga ribu luas Indonesia yang mencapai
1.922.570 km2) dan tidak memiliki sumber daya alam apapun (hanya memiliki
sumber daya manusia) menjadikan Singapura sebagai salah satu Negara terkaya di
dunia
Sekali lagi ini membuktikan, tanpa
uang, fasilitas, ataupun berbagai kekuatan material lainnya tidak menjanjikan
untuk tidak sukses. JK Rowling, Timnas Irak dan Singapura telah membuktikannya.
Dan Indonesia pun telah membuktikan dengan kekayaan tidak menjamin untuk aman
di puncak kesuksesan.
Memang mudah menyalahkan fasilitas,
karena fasilitas adalah benda mati yang hanya diam dan tidak akan membantah
kita. Sayangnya ketika kita selalu menyalahkan fasilitas, kita justru terjebak
untuk tidak memperbaiki diri.
Orang sukses akan mencari jalan
bagaimana caranya bisa menghasilkan prestasi yang maksimal dengan fasilitas
yang ada. Jadi yang ada di pikiran mereka adalah menang atau sukses terlebih
dahulu, tanpa peduli fasilitasnya.
Orang dengan mental pecundang,
ketika melihat minimnya fasilitas akan pasrah dan meyakini bahwa mereka tidak
mungkin menang dengan fasilitas yang ada.
Jadi bukan fasilitas yang membuat
kita menang atau kalah dalam persaingan tapi mentalitas.
Kesabaran Berujung Kenikmatan
Seorang dokter spesialis luka dalam Riyadh yang bernama Dr. Khalid Al Jubir berkisah tentang dirinya dan sahabatnya. Beginilah kisahnya, selama kuliah dulu dia memiliki seorang teman mahasiswa akademi militer. Dalam semua hal dia memiliki banyak kelebihan disbanding teman-temannya yang lain. Selain baik hati, pemuda ini juga amat rajin shalat malam dan tidak pernah lalai menjalankan shalat lima waktu.
Pemuda ini lulus dengan nilai memuaskan. Tentu saja ia sangat ingin senang. Namun tak ada yang bisa menduga jalannya takdir. Suatu saat pemuda ini terserang penyakit influensa, dan sejak saat itu fisiknya mnejadi lemah hingga mudah terserang berbagai macam penyakit. Hingga karena komplikasi penyakit yang beragam, ia menjadi lumpuh. Tubuhnyatidak mampu lagi digerakkan sama sekali. Semua dokter yang menanganinya mengatakan kepada Dr.Khalid, kalau kemungkinan kesembuhan untuk pemuda itu sekitar 10% saja.
Pada saat Dr.Khalid membesuknya di rumah sakit, ia melihat pemuda itu tak berdaya diatas ranjangnya. Dr.Khalaid datang untuk menghiburnya. Namun Subhanallah, apa yang ia dapatkan justru sebaliknya, wajah pemuda it cerah jauh dari mendung kedukaan. Pada wajah itu jelas sekali terpancar cahaya dan kilauan iman.
”Alhamdulillah, sya dalam leadaan sehat-sehat saja. Sya berdoa kepada Allah Subhanaahuwataa’ala semoga Anda lekas sembuh.” kata Dr.Khalid membuka pembicaraan. Di luar dugaan pemuda itu menjawab,”Terimakasih untuk doamu. Sesunggunya saudaraku mungikn saat ini Allah tengah menghukumku karena lalai dalam menghafal Al-Qur’an. Allah menguji saya, agar saya segera menuntaskan hafalan saya. Sungguh ini adalah nikmat yang tiada terkira.”
Dr.Kahlid terpana mendengar jawaban menakjubkan itu. Bagaimna mungkin cobaan begitu berat yang tengah dialami pemuda itu dianggap sebagai suatu nikmat? Benar-benar ini adalah suatu pelajaran baru yang amat berharga bagi dirinya sehingga ia merasa tak berharga dihadapan pemuda itu.
Dr.kahlid teringat akan sabda Rasulullah Sallallahu A’laihi Wassallam : ” Sungguh menggumkn perkara seorang mukmin. Seluruh perkaranya mengandung kebaikan. Hal ini hanya ada pada seorang mukmin. Ketika ia dikaruniai kesengangan ia bersyukur, maka hal iti baik baginya. Dan ketika ia ditimpa kesedihan, ia menghadapinya dengan sabar dan tabah, maka hal itu baik baginya.” (Riwayat Muslim)
Jujur saja Dr.Kahalid teramat mengagumi ketabahan pemuda itu. Beberapa pekan kemudian ia membesuk sahabatnya itu, sepupu sang pemuda berkata,”Coba gerakkan kakimu, coba angkat kakimu ke atas.” Peuda itu menjawab,”Sungguh saya amat malu kepada Allah untuk terburu-buru sembuh. Jika kesembuhan itu yang terbaik bai Allah, aku bersyukur. Namun, apabila Allah tidak memberikan kesembuhan padaku hanya agfar aku tidak melangkah ke tempat-tempat maksiat aku pun bersyukur. Allah Amha Tau yang terbaik untukku.
Allahu Akbar, betapa kaimaat itu sangat menggetarkan. Setelah peristiwa itu Dr.khalid menempuh progrmmagisternya ke luar kota. Beberapa bulan setelah itu ia kembalidan yang pertama diingatnya adalah pemuda sahabatnya itu. Dalam benaknya ia berpikir,”Paling saat ini ia sedang terbaring lemah di atas kasurnya, jika ia kemana-mana pastilah ia digotong.”
Ternyata menurut teman-temannya pemuda itu sudah pindah ke ruang penyiapan untuk mendapatkan pengobatan alami. Pada saat Dr.Khalid menemuinya, ia tengah duduk di kursi roda. Dr.Khalid senagng sekali melihatnya hingga berkali-kali ia mengucapkan syukur.
Pemuda itu dengan spontan menyampaikankabar gembira yang tak terduga ”Alhamdulillah saya telah menyelesaikan bacaan Al-Qur’an.” katanya penuh semangat. ”Subhanallah” Dr.Khalid memekik kagum. Setiap kali membesuknya ia selalu mendapat hikmah yang semakin mempertebal keimanannya.
Tidak lama berselang, Dr.Khalid kembali pergi ke luar kota selama empat bulan. Dan selama itu pula ia tidak pernah bertemu dengan pemuda sahabatnya yang sangat tabah itu. Hingga saat ia kembali, ia menerima kenyataan yang amat sulit diterima oleh akal manusia. Namun, bagi Dzat yang Maha Tinggi, bukanlah hal yang mustahil terjadi. Jangankan hanya sakit, tulang-belulang yang telah hancur pun bisa dihidupka kembali menjadi manusia yang utuh.
Pada waktu Dr.Khalid sedang shalat di mushalla rumah sakit itu. Tiba-tiba ia mendengar sapaan seseorang, ”Abu Muhammad!” Reflek dia menoleh dan pandangan di hapannya membuatnya terpana. Ia tak mapu mengucap sepatah kata pun. Benar, Wallahi (Demi Allah-red) yang berdiri di hadapannya adalah pemuda sahabatnya yang dulu lumpuh total. Namun di hadapannya kini ia dapat berjalankembali dengan normal dan segar bugar. Allahu Akbar, sesungguhnya keimanan lah yang dapat memunculkan keajaiban.
Spontanitas, Dr. Khalid menangis. Pertama dia menangis karena terharu dan senang akan karunia Allah berupa kesembuhan untuk sahabatnya itu. Kedua ia menangis untuk dirinya sendiri yang selama ini lalai untuk mensyukuri nikmat-nikmatNya.
Ternyata, karunia untuk sahabatnya tidak hanya sebatas itu. Ia diterima sebagai delegasi Universitas Malik Su’ud Riyadh, kerajaan Saudi Arabia untuk melanjutkan studi magisternya. ”Dr. Khalid apa yang saya terima ini justru akan menjadi malapetaka bagi saya jika saya tidak mensyukurinya.” Paparnya kepada Dr.Khalid
Setelah tujuh tahun, pemuda itu mengunjungi Dr. Khalid kembali dalam rangka mengantar kakeknya yang terkena penyakit hati. Dan Subhanallah, ia telah menjadi seorang mayor!
Dr.Khalid kembali meneteskan airmatanya. Ia berdoa kepada Allah agar pemuda itu selalu dalam kebaikan dan selalu istiqomah di dalam iman dan islam. Sungguh Allah Maha Mendengar dan Mengabulkan permohonan setiap hambaNya.
https://enkripsi.wordpress.com/2010/12/15/kesabaran-berujung-kenikmatan/
Langganan:
Postingan (Atom)