Mengenai Saya

Foto saya
Malang, East Java, Indonesia
Uhibbuka Fillah...

Laman

Kamis, 11 November 2010

)-( Atas Nama Keluarga.. )-(


Keluarga adalah pusaran dimana banyak hal kita pertaruhkan.
Ia selalu memanggil dalam diam, mengikat dalam halus, menjangkau dalam jauh.
Siapapun kita, dimanapun kita, kita pasti terjahit oleh serat-serat keluarga.
Bahkan yang benar-benar hidup sebatang kara, masih bisa mengimajinasikan ayah & ibunya yang memang pernah nyata.
Keluarga adalah jembatan penghubung bagi keberlangsungan  wujud manusia.
Keluarga adalah sumber kekuatan kita untuk terus menjalani apa yang harus. Maka pasti ada yang layak kita pertaruhkan, atas nama keluarga.
Seperti apapun, kita adalah anak dari orang tua kita.
Dalam kondisi yang lain, kita adalah juga orang tua dari anak-anak kita.
Kita mungkin juga adik dari kakak kita, atau kakak dari adik kita.
Atau paman dan bibi dari keponakan kita.
Hubungan yang terbangun dari ikatan biologis itu tidak semata soal ikatan darah dan ras.
tapi itu semua memiliki kompleksitas yang luar biasa secara kejiwaan. Maka sebuah keluarga bukan sekedar soal bertautnya fisik dengan fisik yang melahirkan fisik ketiga.
Ini adalah persenyawaan hati, rasa dan pikiran yang kesemuanya bermuara pada satu kesadaran, kesadaran akan  makna keluarga.
Disini keluarga adalah tempat bermula.
Dengan ayah & ibu yang masih genap, keluarga seringkali tak sekedar tempat berawal, tapi juga tempat kita kembali.
Bahkan dalam usia kita yang tak lagi muda, dan anak-anak mungkin telah hadir, kita tetap punya saat-saat merindukan ibu, merindukan kerelaannya, kesabarannya, dekapannya, juga makanan seadanya yang menjadi sangat istimewa karena dia memasak dengan cinta.
Kita masih punya saat-saat kita merindukan ayah, suaranya yang khas, pandangannya yang khas, dan tentu saja nasehatnya yang khas.


Bila pun akses pengetahuan kita lebih maju, petuah ayah ibu selalu memiliki kedalaman arti.
Bahkan bila sebagian kita sudah tidak lagi punya mereka, atau tidak sempat melihat rupa mereka, kita masih bisa menghadirkan 'perasaan ada' dari keduanya.
Keluarga adalah sumber kekuatan kita untuk terus menjalani apa yang harus.
Pasti, ada yang layak kita pertaruhkan, atas nama keluarga...
 )-(
-Sumber : majalah Tarbawi-

C.I.N.T.A♥◦°˚¨˚°*•‧::‧☺*•♫.•♥.•*¨:*•♫.•♥.•


♥◦°˚¨˚°*•::☺*•♫.•♥.•*¨:*•♫.•♥.•

 Katakan (wahai Muhammad) apabila apak-bapakmu, anak-anakmu, saudara-saudaramu, istri-istrimu, keluarga besarmu, harta yang kamu cari, perdagangan yang kamu khawatir kebangkrutannya dan rumah tinggal yang disenanginya, lebih kamu cintai daripada Allah, Rasul-Nya dan berjuang di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan-Nya." (QS. At-Taubah:24)
Alhamdulillah kita telah dijadikan sebagai hamba-hamba muslim yang berserah diri kepada-Nya dengan menyatakan Laailaha illallah wa anna Muhammad Rasulullah. Hanya saja kenyataannya masih banyak dari kita yang belum konsekuen dengan pernyataannya. Kita menyatakan mencintai Allah, kenyataannya lebih mencintai hawa nafsu kita, sehingga tidak sedikit ajaran Allah yang kita langgar. Bahkan lebih dari itu menuhankan kebendaan dengan cara mencintainya melebihi cinta kita kepada Allah. Oleh karena itu Allah mensinyalir hal tersebut dalam Al-Quran surat Al-Baqarah:165, "Sungguh orang beriman lebih mencintai Allah daripada yang lainnya."

 ♥◦°˚¨˚°*•::☺*•♫.•♥.•*¨:*•♫.•♥.•


Definisi cinta menurut terminologi bahasa adalah kecenderungan atau keberpihakan. Sementara menurut terminologi syara adalah keberpihakan kepada yang dicintai sehingga mengikuti apa yang dia kehendaki dan meninggalkan apa yang tidak dia sukai, baik secara terang-terangan atau tersembunyi.

♥◦°˚¨˚°*•::☺*•♫.•♥.•*¨:*•♫.•♥.•

Hal-hal yang dapat memalingkan cinta kita kepada Allah, seperti yang disitir Allah dalam Al-Quran surat Al-Imran, "Dihiasi bagi manusia cinta kepada hawa nafsunya daripada wanita, anak-anak, kumpulan emas dan perak, kuda berwarna (kendaraan), peternakan, pertanian, itulah isi dari kehidupan dunia, dan Allah memiliki tempat kembali yang lebih baik"

 ♥◦°˚¨˚°*•::☺*•♫.•♥.•*¨:*•♫.•♥.•

 Di atas disebutkan enam bagian yang apabila dicintai oleh manusia melebihi cintanya kepada Allah atau mengikuti kehendak mereka sampai mengangkangi kehendak Allah, maka berarti telah menuhankan hal-hal tersebut, ini sangat berbahaya.
Lebih tegas lagi Allah memperingatkan dalam surat At-Taubah:24, "Katakan (wahai Muhammad) apabila bapak-bapakmu, anak-anakmu, saudara-saudaramu, istri-istrimu, keluarga besarmu, harta yang kamu cari, perdagangan yang kamu khawatir kebangkrutannya dan rumah tinggal yang disenanginya, lebih kamu cintai daripada Allah, Rasul-Nya dan berjuang di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan-Nya."

 ♥◦°˚¨˚°*•::☺*•♫.•♥.•*¨:*•♫.•♥.•

 Bagaimana Kita Mencintai Allah



Dalam upaya mencintai Allah, kita harus mengenalnya dengan baik sesuai dengan informasi Al-Quran dan Rasulullah saw, baik kaitannya dengan rububiyah-Nya atau uluhiyah-Nya atau asma dan sifat-sifat-Nya, baru kemudian mengenal hukum-hukum-Nya, baik perintah maupun larangan. Seorang dikatakan mencintai Allah apabila memenuhi empat syarat:
1. Berbuat sesuai dengan kehendak Allah, dengan menjalankan perintah-perintah-Nya.
2. Meninggalkan seluruh larangan-Nya baik secara dhohir maupun batin.
3. Mencintai orang-orang yang dicintai Allah, yaitu kaum beriman.
4. Membenci mereka yang dibenci Allah, yaitu kaum kafir, fasik dan munafik.
Apa saja yang menghantarkan kita mencintai Allah.

♥◦°˚¨˚°*•::☺*•♫.•♥.•*¨:*•♫.•♥.•

 Menurut Ibnul Qayyim, seorang ulama abad ke-7, ada sepuluh hal yang menyebabkan orang mencintai Allah SWT:
1. Membaca Al-Quran dan memahaminya dengan baik.
2. Mendekatkan diri kepada Allah melalui media sholat sunnah sesudah sholat wajib.
3. Selalu menyebut dan berdzikir dalam segala kondisi dengan hati, lisan, dan perbuatan.
4. Mengutamakan kehendak Allah disaat berbenturan dengan keinginan hawa nafsu.
5. Menanamkan di dalam hati asma dan siaft-sifat Allah SWT, dan memahami maknanya.
6. Memperhatikan karunia dan kebaikan Allah kepada kita, baik nikmat dhohir maupun nikmat batin.
7. Menunduk hati dan diri ke kehariban Allah.
8. Menyendiri bermunajat dan membaca kitab suci-Nya, diwaktu malam saat orang sedang lelap tidur.


9. Bergaul dan berkumpul bersama orang-orang sholeh, serta mengambil hikmah dan ilmu mereka.
10. Menjauhkan segala sebab-sebab yang dapat menjauhkan kita daripada Allah.

♥◦°˚¨˚°*•::☺*•♫.•♥.•*¨:*•♫.•♥.•

Penyeimbang Cinta Kepada Allah
Untuk mencintai Allah diperlukan penyeimbang. Digambarkan oleh para ulama bahwa cinta itu bagaikan badan burung, sehingga ia tidak bisa terbang kecuali dengan dua sayap. Dua sayap itulah penyeimbang cinta kita kepada Allah, yaitu rasa harap di satu sisi dan rasa cemas di sisi lain. Rasa harap akan menimbulkan khusnudzan (berbaik sangka) kepada Allah.
berpahala. Sementara rasa cemas akan mendorong kita melakukan kebaikan, karena rasa cemas itu kita khawatir jangan-jangan amalan baik kita tidak diterima Allah karena ada faktor X-nya.
Maka apabila ada rasa cemas pada diri seseorang ketika dia mengerjakan hal-hal wajib, tercermin di dalam benaknya jangan-jangan amalan itu tidak diterima atau kurang sempurna, maka dia terdorong untuk mengerjakan sunnah-sunah dst. Rasa cemas itu juga yang dapat mencegah seseorang untuk tidak melakukan maksiat dan dosa.
Dengan demikian burung yang berbadan cinta, bersayap rasa harap sebelah kanan dan rasa cemas di sebelah kiri, maka burung itu akan terbang melayang ke langit bersujud dihadapan sang maha perkasa dan bijaksana.

♥◦°˚¨˚°*•::☺*•♫.•♥.•*¨:*•♫.•♥.•

Belajar dari Keledai ►►►►►►►►►


Suatu hari keledai milik seorang petani jatuh ke dalam sumur. Hewan itu menangis dengan memilukan selama berjam-jam, sementara si petani memikirkan apa yang harus dilakukannya. Akhirnya, ia memutuskan bahwa hewan itu sudah tua dan sumur juga perlu ditimbun (ditutup - karena berbahaya); jadi tidak berguna untuk menolong si keledai.Ia mengajak tetangga-tetangganya untuk datang membantunya. Mereka membawa sekop dan mulai menyekop tanah ke dalam sumur. Pada mulanya, ketika si keledai menyadari apa yang sedang terjadi, ia menangis penuh kengerian. Tetapi kemudian, semua orang takjub, karena si keledai menjadi diam. Setelah beberapa sekop tanah lagi dituangkan ke dalam sumur, si petani melihat ke dalam sumur dan tercengang karena apa yang dilihatnya. Walau punggungnya terus ditimpa oleh bersekop-sekop tanah dan kotoran, si keledai melakukan sesuatu yang menakjubkan. Ia mengguncang-guncangkan badannya agar tanah yang menimpa punggungnya turun ke bawah, lalu menaiki tanah itu. Sementara tetangga-tetangga si petani terus menuangkan tanah kotor ke atas punggung hewan itu, si keledai terus juga mengguncangkan badannya dan melangkah naik. Segera saja, semua orang terpesona ketika si keledai meloncati tepi sumur dan melarikan diri!
Kehidupan terus saja menuangkan tanah dan kotoran kepadamu. Cara untuk keluar dari "sumur" (kesedihan, masalah, dsb) adalah dengan mengguncangkan segala tanah dan kotoran dari diri kita (pikiran, dan hati kita) dan melangkah naik dari "sumur" dengan menggunakan hal-hal tersebut sebagai pijakan. Setiap masalah-masalah kita merupakan satu batu pijakan untuk melangkah. Kita dapat keluar dari "sumur" yang terdalam dengan terus berjuang, jangan pernah menyerah!
Guncangkanlah hal negatif yang menimpa dan melangkahlah naik!Ingatlah aturan sederhana tentang Kebahagiaan :
1. Bebaskan dirimu dari kebencian serta iri dan dengki
2. Bebaskanlah pikiranmu dari kecemasan
3. Hiduplah sederhana
4. Berilah lebih banyak
5. Berharaplah lebih sedikit
6. Tersenyumlah, dunia akan terasa lebih damai
7. Banyaklah bersyukur dg apa yang kita peroleh


8. Berusaha lebih dekat dengan Tuhan
9. Memberi maaf baik kepada teman, musuh, maupun kepada DIRIMU SENDIRI
Seseorang telah mengirimkan hal ini untuk kupikirkan, maka aku meneruskannya dengan maksud yang sama. GUNCANGKANLAH!Entah ini adalah waktu kita yang terbaik atau waktu kita yang terburuk, sekarang inilah satu-satunya waktu yang kita miliki saat ini!"

BY: Muryan Awaludin
http://www.facebook.com/notes/renungan-n-kisah-inspiratif/belajar-dari-keledai-/494739336041

KEMBALI....aku MERINDUmu


♥♥♫•*¨*•.¸¸ï·²¸¸.•*¨*•♫♥♥♥♥♥♥♫•*¨*•.¸¸ï·²¸¸.•*¨*•♫♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥ 



"Perumpamaan orang-orang mukmin dalam hal saling mencintai, saling menyayangi, dan saling simpati mereka adalah seperti satu tubuh. Bila salah satu anggota tubuh merasa sakit, maka seluruh anggota tubuh lainnya akan terkena demam dan tidak bisa tidur" (HR.Bukhari-Muslim).
♥♥♫•*¨*•.¸¸ï·²¸¸.•*¨*•♫♥♥♥♥♥♥♫•*¨*•.¸¸ï·²¸¸.•*¨*•♫♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥ 
Sayang? cinta? Ketulusan? Ridho-Nya?
Terkadang manusia tak ingati bagaimana dia bisa hidup, bisa melalui hidup dan bisa merasakan kesenangan dan kesedihan akan kehidupan, tak lain adalah dari Allah SWT.
Cinta ...
pada hakikatnya semua manusia merasakan apa itu cinta,apa itu ketulusan .Tapi apakah kita ingati jika cinta dan ketulusan yang kita berikan kepada seseorang di Ridhoi Allah?
Memang tak semudah itu kita menemukan sebuah cinta yang di Ridhoi Allah.
Bahkan untuk menemukan sebuah ketulusan begitu sulit jika tidak berawal dari diri kita sendiri.
Karna pada hakikatnya cinta dibagi dua tipe,
1. penggoda.
2. penuntun.
Mana yang kau pilih diantara kedua itu?
Tak khayal jika tipe penggoda memang lebih menarik daripada tipe penuntun. Karna hanya kesenangan duniawi saja yang menyelimuti hati, fikiran, dan raga.Tapi tidakah kau fikirkan, bagaimana perasaanmu di akhirat kelak?Menangiskah kau?Atau tersenyumkah kau??Terutama bagaimana perasaan orang tuamu... terutama ibumu??Saat diakhirat kelak??
Berbeda dengan tipe penuntun, cinta dan ketulusan mengalir begitu saja untuk mengharap ridho-Nya.Bahkan untuk memilih cinta tak luput menghadap-Nya, shalat istikharah di penghujung malam..Dan setiap langkah yang ia langkahkan tak luput dari dzikirullah dan niat yang baik.
"Kata Hatiku...."
Aku memang belum pernah merasakan begitu indahnya cinta dari seseorang yang mengajakku kejalan-Nya. Karna memang belum aku temukan.


Dan karna memang jalanku penuh akan duri, bahkan kisah laluku jatuh ke lorong kelam hingga kini masih sering kali menyesakkan hati.Begitu aku benci diri ini,
 Tapi tak harus ku larut bersedih hati, ku harus lebih baik dari yang lalu. Dan ku harus lebih berhati-hati untuk memilih pilihan yang benar-benar bisa menuntunku dijalan Allah.,
 ♥♥♫•*¨*•.¸¸ï·²¸¸.•*¨*•♫♥♥♥♥♥♥♫•*¨*•.¸¸ï·²¸¸.•*¨*•♫♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥ 
syairku..
Penuntunku....
Aku rindui dirimu disetiap waktu...
Aku rindui jiwamu yang menyapaku disela waktu...
Mengajakku bermunajat,menangis pilu..
Mengingati dosa-dosa lalu..
Aku rindui jiwa itu...
Jiwa penuntun hatiku...
Yang membawaku ke jalan-Mu...
Tahukah kau?
Ku tak ragu siapakah dirimu?
Bagaimanakah dirimu dulu?
Setampan apakah dirimu?
Sekaya apakah dirimu?
Karna memang kau penuntunku,
Untuk menghapus luka lalu, dan menuntunku hingga ajal menjemutku,
Aku rindui dirimu...


Dalam setiap akhir shalatku,
 Aku rindui dirimu...
Dalam setiap tidur lelapku,
Aku rindui dirimu...
Dalam setiap suka dukaku,
Karna kau penuntunku,
Jiwa pembuka hatiku,Penawar lukaku,
Jika ada cinta dihatiku terhadap makhluk-Nya...
kan ku pilihkan yang bisa membawaku menuju Jalan-Nya..
Menyentuh hatiku dengan kesholehan-Nya...
Aku tak perduli siapa dia, dan bagaimanakah dia dulu..
Yang ku tahu, adalah sekarang dan esok bisa menuntunku ke Jalan-Nya..
Aku rindui ketulusannya...
Aku memang masih jauh dari sempurna, karna memang tak ada manusia yang sempurna.
Dan akupun tahu begitu gejolaknya keindahan di dunia ini..
Merasakan jatuh ke lorong yang begitu kelam membuatku sadar akan kehidupanku jika tanpa DIA.
Tapi yang ku ingin sekarang, aku berjalan dan akan terus berjalan dijalan-Nya,Tanpa menengok kebelakang.
Karna yang lalu adalah sebuah pelajaran yang begitu hebat dan sebagai evaluasi dimasa mendatang...
♥♥♫•*¨*•.¸¸ï·²¸¸.•*¨*•♫♥♥♥♥♥♥♫•*¨*•.¸¸ï·²¸¸.•*¨*•♫♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥