Mengenai Saya

Foto saya
Malang, East Java, Indonesia
Uhibbuka Fillah...

Laman

Kamis, 10 Februari 2011

Hukum Melaksanakan Tahiyatul Masjid Saat Adzan


Assalamu ‘alaikum Wr. Wb.
Pak Ustad, sering ketika kami hadir di masjid untuk melaksanakan shalat fardhu saat mu'adzin mengumandangkan adzan. Kami tahu tentang keutamaan menjawab adzan dan berdoa sesudahnya. Namun, ada dalil lain tentang perintah untuk melaksanakan tahiyatul masjid. Mana yang harus kami utamakan dalam kondisi seperti ini, antara menjawab adzan dan melaksanakan shalat tahiyatul masjid?
Pak Agus - Bekasi
___________________________

Wa’alaikum Salam Wr. Wb.
Al-Hamdulillah, segala puji bagi Allah. Shalawat dan salam semoga terlimpah untuk Rasulullah, keluarga dan para sahabatnya.
Keutamaan Menjawab Adzan
Benar yang penanyakan utarakan bahwa menjawab adzan memiliki keutamaan yang luar biasa. Nabi shallallahu 'alaihi wasallam menjelaskan bahwa siapa yang mendengar suara muadzin, lalu mengikuti apa yang dibacanya -kecuali pada Hayya ‘Alas Shalah dan Hayya ‘Alal Falah dengan membaca Laa Haulaa Walaa Quwwata Illaa Billaah-, kemudian bershalawat atas beliau shallallahu 'alaihi wasallam dan berdoa sesudah adzan yang berisi meminta wasilah (tempat tertinggi di surga) untuk beliau, maka ia berhak mendapat syafa’at beliau pada hari kiamat. (HR. Muslim)
Hanya saja para ulama’ berbeda pendapat (tentang) hukum menjawab adzan dan mengikuti ucapan mu’adzin. Yang benar –pendapat kebanyakan ulama- bahwa mengikuti adzan adalah sunnah, tidak wajib. Ini adalah pendapat Malikiyah, Syafi’iyyah dan Hanabilah.
Imam Nawawi rahimahullah berkata dalam kitab Majmu’, (3/127): “Madzhab kami adalah bahwa mengikuti (ucapan azan) adalah sunnah, bukan wajib. Ini adalah pendapat kebanyakan (jumhur) ulama (sebagaimana) dicertakan oleh At-Thahawi. (Pendapat ini) berbeda dengan (pendapat) sebagian ulama yang mewajibkannya.”
Syaikh Abu Ubaidah Masyhur bin Hasan Aalu Salman dalam kitabnya Akhtha’ al Mushallin (Kesalahan-kesalahan dalam shalat) pada pembahasan Kesalahan-kesalahan  mu’adzin dan Orang yang Mendengar Adzan menyebutkan salah satu kesalahan orang yang mendengar adzan adalah tidak mengikuti apa yang diucapkan mu’adzin dan terkadang-kadang mendahuluinya dalam sebagian ucapan.
Anjuran Tahiyatul Masjid
Sedangkan tentang tahiyatul Masjid, Nabi shallallahu 'alaihi wasallam sangat menekankannya. Dari Abu Qatadah radhiyallahu 'anhu, Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda,
إِذَا دَخَلَ أَحَدُكُمْ الْمَسْجِدَ فَلَا يَجْلِسْ حَتَّى يُصَلِّيَ رَكْعَتَيْنِ
Jika salah seorang kalian masuk masjid, maka janganlah duduk sebelum mengerjakan shalat dua rakaat.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Bahkan Nabi shallallahu 'alaihi wasallam saat berada di atas mimbar Jum’at pernah memerintahkan kepada Sulaik al-Ghaathafani untuk bangun mengerjakan shalat dua rakaat (tahiyatul masjid) karena dia masuk masjid pada hari Jum’at dan langsung duduk. (HR. Bukhari dan Muslim)
Begitu juga Jabir radhiyallahu 'anhu, saat ia datang ke masjid untuk mengambil harga untanya yang dijualnya kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, maka beliau memerintahkannya untuk shalat dua rakaat. (HR. Bukhari dan Muslim)
Ibnu Hibban dalam Shahihnya, dari hadits Abu Dzar radhiyallahu 'anhu, dia pernah masuk masjid, lalu Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bertanya padanya, “Apakah kamu sudah shalat dua rakaat?” Dia menjawab, “Belum.” Beliau bersabda, “Bangunlah, laksanakan dua rakaat!”
Dari keempat dalil di atas, bahwa shalat tahiyatul masjid sangat-sangat dianjurkan sehingga tidak layak untuk sengaja ditinggalkan.
Antara Menjawab Adzan dan Tahiyatul Masjid
Bagaimana ketika seseorang masuk masjid sedangkan mu’adzin melantunkan adzan, mana yang harus kita utamakan?
Ketika seseorang masuk masjid, pada saat mu’adzin mengumandangkan adzan maka yang terbaik dia tetap berdiri menjawab adzan setelah itu baru shalat dua rakaat (tahiyatul masjid) untuk melaksanakan dua perintah sekaligus. Dan mengamalkan semua hadits lebih baik daripada mengabaikannya atau mengabaikan sebagiannya,  (sebagimana yang disebutkan Syaikh Abu Ubaida Aalu Salman dalam Akhtha’ al-Mushallin).
Hukum Melaksanakan Tahiyatul Masjid Saat Adzan Dikumandangkan
Untuk menjawab pertanyaan ini, kami akan suguhkan fatwa Syaikh Abdullah bin Abdul Aziz bin Bazz rahimahullah. Beliau pernah mendapat pertanyaan serupa yang disampaikan kepada Idarah al-Buhuts al-‘Ilmiyah wa al-Ifta’ no. 513, tanggal: 5/2/1407, “Apabila ada seseorang masuk masjid saat mu’adzin mengumandangkan adzan, maka ia boleh memilih. Jika mau, dia shalat tahiyatul masjid saat adzan. Dan jika berkehendak lain, menjawab (adan) mu’adzin. Dan yang paling utama, dia menajwab (adzan) mu’adzin lalu shalat. Dengan itu ia mendapatkan dua kesempatan melaksanakan dua ibadah dan memperoleh dua pahala.
Kesimpulan
Melaksanakan shalat tahiyatul masjid saat adzan dikumandangkan boleh-boleh saja. Karena menjawab adzan bukan wajib, sebagaimana yang sudah dijelaskan di atas. Hanya saja kalau dia sempatkan menjawab adzan dahulu, lalu kemudian melaksanakan shalat tahiyatul masjid dua rakaat maka itu yang terbaik sebagaimana yang difatwakan oleh Syaikh Ibnu Bazz rahimahullah. Dan juga, melaksanakan shalat saat adzan dikumandangkan maka akan mengurangi kekhusyu'an dan ketenangan, karena umumnya masjid-masjid di masyrakat kita  menggunakan pengeras suaran untuk adzan sehingga orang yang  shalat akan terganggu. Wallahu Ta'ala a'lam.


Mengungkap Rahasia Dahsyatnya Otak Kanan Manusia


“Seseorang yang pernah juara Olympiade Matematika dan Fisika bukan jaminan untuk bisa memiliki pribadi yang unggul dan sukses. Karena mereka hanya mengandalkan otak kiri saja, bukan otak kanan. Pantas, bila bangsa kita kalah dengan bangsa lain. Itu akibat, otak kanan yang tidak terasah.”
Demikian dikatakan Arman Andi Amirullah, Direktorat Pembinaan TK & SD Departemen Pendidikan Nasional Pusat, dalam Seminar Sehari “Mengungkap Rahasia Otak Kanan Anak” di aula Kelurahan Cipinang Cempedak, Jakarta Timur, Rabu (19/1/2011) lalu. Pembicara lain dalam seminar ini adalah Dra Dhauharah Bawazir, Psi, M.Pd, praktisi pendidikan yang juga seorang dosen psikologi dan bimbingan konseling Universitas Negeri Jakarta (UNJ).
Menurut Arman, ternyata tidak semua orang tahu perihal kehebatan dan rahasia otak kanan manusia. Uniknya, berbagai macam respon timbul ketika mendengar informasi tentang otak kanan. Ada yang menganggap biasa-biasa saja, ada yang sama sekali tidak pernah mendengar, ada yang tidak percaya bahwa otak kanan terbagi dalam dua bagian dengan fungsinya masing-masing.
Respon lain, ada yang menganggap bahwa otak kanan berfungsi atau aktif secara otomatis, apabila organ tubuh bagian kiri sedang bergerak, bahkan ada anggapan tidak ada pembagian otak kiri, otak kanan, maupun otak tengah. Yang mereka percayai, otak manusia hanya satu.
....Karena mereka hanya mengandalkan otak kiri saja, bukan otak kanan. Pantas, bila bangsa kita kalah dengan bangsa lain. Itu akibat, otak kanan yang tidak terasah....
“Maka pantaslah jika Indonesia tertinggal jauh dari negara-negara lain, Karena tidak tahu kehebatan otak kanannya. Ketika manusia tidak mengetahui rahasia otak kanannya, bisa dipastikan dirinya bukanlah orang  kreatif, kurang peduli, kurang inovasi, kurang kreasi, tidak sungguh-sungguh, dan kurang ikhlas,” ujar Arman.
Otak kanan yang tidak pernah diasah, lanjut Arman, juga bisa mengakibatkan seseorang kehabisan ide, kurang rasa ingin tahunya, kurang disiplin, kurang tanggungjawab, kurang menghargai orang lain, kurang menghargai keindahan, kurang menghargai kekuatan hati, kekuatan cinta dan sebagainya. “Maka apakah kita masih mau menunda-nunda untuk mengaktifkan otak kanan anak-anak bangsa?” kata Arman prihatin.
Islam dan Otak Kanan
Lebih jauh Arman menjelaskan, Islam adalah agama merangsang otak kanan manusia menjadi berfungsi. Betapa tidak, ketika kita mencoba memahami bagaimana pergantian malam dan siang terjadi, seperti dijelaskan dalam Al Qur’an, tentu diperlukan daya imajinasi untuk bisa merasakan kebesaran Tuhan dalam menciptakan alam semesta, menumbuhkan aneka tumbuhan, dan bagaimana Sang Khaliq menurunkan hujan.
“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal, yaitu orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi seraya berkata: “Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia. Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka” (Qs. Ali Imran 190-191).
“Tanpa bantuan imajinasi, kita tidak sanggup melihat dan merasakan langsung tanda-tanda yang dimaksud, dan tidak sanggup memikirkan penciptaan langit dan bumi,” ungkap Arman.
Bahkan dalam hadits Nabi dikatakan: “Sembahlah Tuhan-Mu seakan-akan engkau melihatnya, dan apabila kamu tidak sanggup melihat-Nya, maka yakinlah bahwa Allah melihat kamu.”
Sangat jelas dalam hadits ini, perintah untuk seolah-olah melihat Allah dalam shalat adalah pekerjaan imajinasi atau kemampuan “membayangkan.” Seperti diketahui, ayat-ayat suci Al Quran banyak menggunakan kata perumpamaan: seakan-akan, seperti, yang tentunya membutuhkan daya imajinasi yang kuat. “Tahukah Anda kalau daya imaninasi adalah tanggungjawab otak kanan?” kata Amran.
Hasil Penelitian Mutakhir
Tahukah Anda, bahwa kemampuan otak kanan itu memiliki kapasitas 90% dan otak kiri hanya 10-12%. Hasil penelitian mutakhir di AS menyebutkan, peran logika dalam membuat orang menjadi sukses hanya 4-6%, sedangkan 94-96% adalah tanggungjawab otak kanan yang banyak berhubungan dengan inovasi, kreativitas, naluri, intuisi, daya cipta, kejujuran, keuletan, tanggungjawab, kesungguhan, spirit, kedisiplinan, etika, empati dan lain-lain.
Sedangkan tugas otak kiri adalah yang selalu berhubungan dengan angka-angka, bahasa analisa, logika, intelektual, ilmu pengetahuan. Adapun otak kanan bertanggungjawab dalam hal imajinasi, kreativitas, seni, music, inovasi, daya cipta, intuisi, otak bawah sadar, keikhlasan, kebahagiaan, spirit, keuletan, kejujuran, keindahan dan lain-lain. Selain diurusi oleh otak kiri, juga menjadi urusan otak kanan.
....Otak kanan dapat merekam dengan cepat dan tersimpan selamanya dalam memori otak. Sel-sel darah manusia dapat menjadi cadangan tempat penyimpanan memori manakala memori otak kita penuh. Kapasitas kemampuan otak kanan dalam menyimpan memori mencapai 10 pangkat 5 juta kilometer....
Dikatakan Arman, otak kanan, sesungguhnya dapat merekam dengan cepat dan tersimpan selamanya dalam memori otak. Sel-sel darah manusia dapat menjadi cadangan tempat penyimpanan memori manakala memori otak kita penuh. Perlu diketahui, kapasitas kemampuan otak kanan dalam menyimpan memori mencapai 10 pangkat 5 juta kilometer, yang kalau dihitung deretan angka nol di belakangnya adalah sebanding dengan jarak antara bumi dan bulan 14 kali pulang pergi.
Lalu apa pentingnya imajinasi? Lebih jauh, Arman member contoh, Albert Einstein menemukan teori relativitas karena kekuatan imajinasinya. Kemudian sewaktu duduk di bangku sekolah, gurunya mengajari Einstein tentang kekuatan daya imajinasi. Salah satu rahasia kecerdsasan orang Yahudi adakah kekuatan imajinasi.
Andrea Hirata, penulis buku Laskar Pelangi bisa sukses, bukan karena ilmu finance yang mereka pelajari di Sorbonne Prancis, akan tetapi karena kemampuan daya imajinasi seorang Andrea kreatif meramu perjalanan hidupnya menjadi suatu cerita yang menarik, lalu ditulislah kedalam bentuk Novel Tetralogi Laskar Pelangi—sekarang menjadi novel berkelas dunia karena sudah dialihbahasakan ke dalam berbagai bahasa. Novelnya kemudian difilmkan dan sukses di pasaran.
Salah satu orang yang bisa membiayai untuk berwisata ke luar angkasa adalah pembuat game computer dari Amerika Serikat (AS), keahlian untuk merancang game komputer, tentunya membutuhkan kemampuan imajinasi yang tinggi. 
Bahkan orang terkaya di dunia, Billy Gates, pemilik Microsoft adalah seorang yang drop out dari perguruan tinggi. Tapi jangan ditanya soal tekad dan daya imajinasi yang tinggi, sehingga mampu mendirikan perusahaan Microsoft yang dibangun dengan modal tekad yang kuat.
Bahkan, Matshushitya Konoshuke, pemilik perusahaan elektronik Jepang “Panasonic” adalah mantan penjaga toko sepeda. Termasuk motivator sekaligus penulis buku terkenal Andri Wongso adalah anak dari keluarga miskin di Malang yang tidak tamat sekolah dasar, tapi karena keberaniannya bermimpi (daya imajinasi) akhirnya menjadi bintang film di Hongkong serta membuat kata-kata mutiara yang ditulis di kertas pembatas buku bernama Harvest. Itu artinya, cerdas saja tidak cukup, tapi diperlukan kreativitas dengan selalu mengasah imajinasi, dalam hal ini merangsang otak kanannya.
God Spot
Peneliti “Neuorolog” Michael Persinger di awal tahun 1990-an dan VS. Ramachandran bersama timnya di Universitas California. Barat pernah meneliti, adanya titik Tuhan (God Spot) dalam otak manusia. Ternyata, pusat spiritual yang terpasang ini terletak di antara hubungan-hubungan syaraf dalam cuping-cuping temporal otak. Melalui pengamatan terhadap otak dengan topografi emisi, positron, dan area-area syaraf tersebut akan bersinar manakala subjek penelitian diarahkan untuk mendiskusikan topic spiritual atau agama.
Menurut ahli syaraf, syaraf ini memiliki gejala yang unik, karena tidak teraliri oleh darah sepanjang hari, namun tidak mati. Syaraf ini butuh darah hanya 2-4 detik saja sebanyak 5 kali sehari. Syaraf ini diyakini sebagai chip atau modem yang ditanam oleh Allah ke dalam otak manusia agar mampu menerima hal-hal yang berhubungan dengan spiritual dan ilmu yang datangnya langsung dari Sang Pencipta melalui ilham.
Sebaliknya, apabila syaraf ini tidak aktif, maka orang tersebut sulit untuk menerima hal-hal yang berbau moral/etika, apalagi spiritual. Mungkin pula syaraf ini yang tidak aktif pada anak kita, sehingga sulit untuk membentuk karakter anak yang pada akhirnya nyaris gagal membangun karakter bangsa ini.
....Otak kanan memiliki kemampuan dalam hal rasa empati, kemampuan berkolaborasi dengan hati, dan kemampuan daya kreatif....
“Otak kanan memiliki kemampuan dalam hal rasa empati atau kepedulian yang tinggi. Otak kanan juga memiliki kemampuan berkolaborasi dengan hati, memiliki kemampuan daya kreatif dan seni yang tinggi. Keistimewaan otak kanan juga memiliki gelombang otak bersama gelombang alfa. Gelombang ini yang bisa merasakan keikhlasan, kebahagiaan, ketenangan, kekhusyukan, relaxi, hening, kepuasan, imajinatif dan seterusnya.
Praktisi pendidikan Djauharah Bawazir menambahkan, untuk memfungsikan otak kanan anak, perlu merubah metosde dan paradigm guru dan pendidikan kea rah pembelajaran yang lebih baik dan efesien. “Pendidik harus focus. Setelah merubah paradigma, lalu ditanamkan kesadaran, disiapkan mental berjuang dan pengorbanannya. Ingat, guru itu digugu dan ditiru,” kata Djauharah yang juga Dosen PGTK Bunyan.
Kata Djauharah, ketika paradigma diubah, maka seorang pendidik akan diikuti anak didiknya tanpa paksaan, disegani tapi dicintai, menjadi teladan, mengarahkan, membangun semangat, mengembangkan cita-cita, dan memotivasi. Ketika pola didik dilakukan secara maksimal, maka terbentuklah karakter manusia yang berilmu, bertakwa, ikhlas, santun, tanggungjawab dan sabar.
“Seorang pendidik ketika memberikan hukuman kepada anak didiknya, bukanlah pelampiasan kekesalan, tapi untuk kebaikan anak didiknya. Jangan buat anak susah, ketakutan, dan tertekan di kelas, sehingga menyebabkan anak tidak kreatif. Pendidik yang sukses adalah ketika anak didiknya selalu senang dan bersemangat pergi ke sekolah dan ingin sekali bertemu dengan gurunya,” tandas penulis buku Pendidikan Anak Usia Dini .


Bolehkah Meninggalkan Shalat Jum'at Hanya Karena Hujan dan Salju?


Oleh: Badrul Tamam
Shalat Jum’at merupakan kewajiban yang penting dalam Islam. Ia bagian dari syi’ar Islam yang sangat diagungkan. Bahkan secara khusus Allah menyeru kaum mukminin untuk bersemangat dan benar-benar memperhatikan ibadah setiap sepekan sekali ini. Allah Ta’ala berfirman,
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا إِذَا نُودِيَ لِلصَّلَاةِ مِنْ يَوْمِ الْجُمُعَةِ فَاسْعَوْا إِلَى ذِكْرِ اللَّهِ وَذَرُوا الْبَيْعَ ذَلِكُمْ خَيْرٌ لَكُمْ إِنْ كُنْتُمْ تَعْلَمُونَ
Hai orang-orang yang beriman, apabila diseru untuk menunaikan shalat pada hari Jumat, maka bersegeralah kamu kepada mengingat Allah dan tinggalkanlah jual beli. Yang demikian itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui.” (QS. Al-Jumu’ah: 9)
Dalam ayat tersebut Allah memerintahkan kaum mukminin berkumpul untuk beribadah kepada Allah pada hari Jum’at dan benar-benar memperhatikannya. (Lihat Tafsir Ibnu Katsir)
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam sangat marah terhadap orang-orang yang meremehkan shalat Jum’at. Beliau shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:  
لَيَنْتَهِيَنَّ أَقْوَامٌ عَنْ وَدْعِهِمْ الْجُمُعَاتِ أَوْ لَيَخْتِمَنَّ اللَّهُ عَلَى قُلُوبِهِمْ ثُمَّ لَيَكُونُنَّ مِنْ الْغَافِلِينَ
Hendaknya suatu kaum merhenti dari meninggalkan shalat jum’at atau Allah akan menutup hati mereka kemudian menjadi bagian dari orang-orang yang lalai.” (HR. Muslim dari Abu Hurairah dan Ibnu Umar)
Dalam Sunan Abi Dawud dan Nasai, Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda,
مَنْ تَرَكَ ثَلَاثَ جُمَعٍ تَهَاوُنًا بِهَا طَبَعَ اللَّهُ عَلَى قَلْبِهِ
Siapa yang meninggalkan tiga kali shalat Jum’at karena meremehkannya, pasti Allah menutup mati hatinya.
Bahkan Nabi shallallahu 'alaihi wasallam berkehendak akan membakar rumah-rumah yang di dalamnya terdapat para lelaki yang meninggalkan shalat Jum’at. Beliau bersabda,
لَقَدْ هَمَمْتُ أَنْ آمُرَ رَجُلًا يُصَلِّي بِالنَّاسِ ثُمَّ أُحَرِّقَ عَلَى رِجَالٍ يَتَخَلَّفُونَ عَنْ الْجُمُعَةِ بُيُوتَهُمْ
Sungguh aku berkeinginan menyuruh seseorang untuk shalat mengimami manusia kemudian aku membakar rumah-rumah para lelaki yang meninggalkan shalat Jum’at.” (HR. Muslim)
Imam Nawawi rahimahullaah menjelaskan dalam satu riwayat bahwa shalat yang dimaksud adalah shalat Isya’, dalam riwayat lain shalat Jum’at, dan dalam riwayat lainnya shalat secara mutlak. Semuanya shahih dan tidak saling menafikan. (Lihat: Syarah Muslim oleh Imam Nawawi: 5/153-154)
Hujan Deras, bolehkah tidak melaksanakan shalat Jum’at?
Dalam catatan Sirah Nabawiyah tidak ditemukan bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam meninggalkan shalat Jum’at karena kondisi alam seperti hujan atau salju. Beliau pernah meninggalkan shalat Jum’at saat bersafar.
Sedangkan meninggalkan shalat Jum’at karena hujan yang deras, badai, atau musim salju yang sangat dingin yang membahayakan kaum muslimin dan sangat menyulitkan untuk pergi ke tempat shalat Jum’at, maka itu dibolehkan.
Sedangkan meninggalkan shalat Jum’at karena hujan yang deras, badai, atau musim salju yang sangat dingin yang membahayakan kaum muslimin dan sangat menyulitkan untuk pergi ke tempat shalat Jum’at, maka itu dibolehkan.
Imam Bukhari dan Muslim meriwayatkan bahwa Ibnu Abbas radhiyallahu 'anhuma berkata kepada Mu’adzinnya di hari yang hujan,
إِذَا قُلْتَ أَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللَّهِ فَلَا تَقُلْ حَيَّ عَلَى الصَّلَاةِ قُلْ صَلُّوا فِي بُيُوتِكُمْ فَكَأَنَّ النَّاسَ اسْتَنْكَرُوا قَالَ فَعَلَهُ مَنْ هُوَ خَيْرٌ مِنِّي إِنَّ الْجُمْعَةَ عَزْمَةٌ وَإِنِّي كَرِهْتُ أَنْ أُحْرِجَكُمْ فَتَمْشُونَ فِي الطِّينِ وَالدَّحَضِ
“Apabila engkau mengucapkan  أشهد أن محمداً رسول الله (dalam adzan), jangan engkau ucapkan  حيَّ على الصلاة (Mari melaksanakan shalat), tapi ucapkanlah  صلوا في بيوتكم (shalatlah di rumah-rumah kalian). Maka seolah-olah manusia mengingkarinnya. Beliau (Ibnu Abbas) berkata: ”Hal itu dilakukan oleh orang yang lebih baik dariku (yakni Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam), sesungguhnya shalat jum’at itu wajib dan aku tidak ingin menyuruh kalian keluar, sehingga kalian berjalan menuju masjid dengan kondisi jalan yang berlumpur dan licin.”
Imam Nawawi rahimahullaah berkata dalam Syarah Muslim, bahwa dalam hadits ini terdapat dalil gugurnya kewajiban Jum’at dengan udzur hujan dan semisalnya. Dan ini adalah pendapat madzhab kami dan pendapat madzhab yang lainnya. Sedangkan pendapat dari Imam Malik rahimahullaah berbeda dan Allah-lah yang lebih tahu mana yang benar.
Imam Nawawi rahimahullaah berkata dalam Syarah Muslim, bahwa dalam hadits ini terdapat dalil gugurnya kewajiban Jum’at dengan udzur hujan dan semisalnya.
Madzhab Hambali berpendapat bahwa salju termasuk udzur yang membolehkan untuk meninggalkan shalat Jum’at dan Jama’ah. Seperti yang disebutkan dalam Kasyf al-Qana’ (1/495), “Dan diberi udzur meninggalkan shalat Jum’at dan jama’ah . . . atau terganggu oleh hujan, lumpur, salju, hujan es, atau angin dingin pada malam yang gelap gulita. Berdasarkan perkataan Ibnu Umar, “Adalah Nabi shallallahu 'alaihi wasallam memanggil tukang adzan beliau pada malam yang dingin atau hujan dalam safar: Shallu fii rihalikum -shalatlah di tempat kalian masing-masing!- (Muttafaq ‘alaih). Ibnu Majah meriwayatkan dengan isnad shahih dan tidak mengatakan: dalam safar. Dan dalam Shahihain, dari Ibnu Abbas radhiyallahu 'anhuma: Bahwa beliau bersabda kepada mu’adzinnya saat malam yang hujan –Imam Muslim menambahkan: pada hari Jum’at-, . . . . (lalu menyebutkan hadits yang lalu). Dan salju, es dan kondisi yang sangat dingin termasuk di dalamnya.”
Maka dari ketetapan di atas, badai pada malam yang gelap juga termasuk udzur, karena keberadaannya kemungkinan besar diiringi hujan. Wallahu a’lam.
. . . badai pada malam yang gelap juga termasuk udzur, karena keberadaannya kemungkinan besar diiringi hujan.
Dan tidak diragukan lagi bahwa banyak orang yang tidak terganggu dengan adanya salju sehingga mereka masih berangkat ke tempat kerjanya dan memenuhi kebutuhannya. Maka bagi mereka, keberadaan salju tidaklah menjadi udzur bagi mereka untuk meninggalkan shalat Jum’at. Namun jika keberadaan salju itu benar-benar sangat mengganggu dan memberatkan mereka untuk sampai ke masjid, maka ia menjadi udzur. Wallahu Ta’ala a’lam.


Tips Agar Anak Patuh Pada Nasihat Orangtua


Dengan menjadi pendengar yang baik, akan membantu anak belajar lebih efektif lagi, memperhatikan tanda-tanda yang bisa membahayakan, bisa membina hubungan yang baik dengan guru dan menambah teman. Terdapat banyak strategi sederhana yang bisa dilakukan secara konsisten untuk mengajarkan anak memiliki kemampuan untuk menjadi pendengar yang baik, seperti dikutip dari Babycenter.

1. Dapatkan perhatiannya
Usahakan orang tua berjongkok dan biarkan anak berdiri agar posisi sejajar, sehingga orang tua bisa melihat mata anak dan mendapatkan perhatiannya. Anak akan mendengarkan lebih baik lagi jika orang tua duduk disampingnya saat sarapan dan membicarakan hal yang ingin disampaikan ke anak.

2. Jelas dan langsung pada inti
Pesan yang ingin disampaikan orang tua ke anaknya harus jelas, sederhana dan tidak otoriter. Anak akan merasa bosan jika orang tua selalu membahas hal yang sama berulang-ulang dan terlalu panjang, sehingga anak tidak menangkap maksud dari omongan orang tua.

Misalnya jika udara di luar sangat dingin cukup katakan "Saatnya menggunakan jaket, sayang", hal ini akan lebih efektif daripada menjelaskan "Udara di luar sangat dingin nanti bisa sakit, jadi ibu ingin kamu menggunakan jaket jika bepergian".

3. Lebih menekankan kata-kata
Pesan akan lebih tertangkap oleh anak jika lebih menekankan kata-kata yang digunakan, khususnya untuk menarik perhatian sang anak. Cara ini bisa ditambahkan dengan isyarat gerakan, isyarat visual dan bisa juga dengan mempraktikkannya langsung di depan sang anak.

4. Berikan peringatan
Berikan anak beberapa peringatan tentang apa yang harus dilakukannya, khususnya saat anak bermain dengan mainan atau temannya. Tapi bukan dengan cara membentak atau menggunakan suara yang keras.

5. Memberikan contoh
Anak akan menjadi pendengar yang baik jika dirinya melihat apa yang dilakukan oleh orang tuanya. Jika anak sering melihat orang tua melakukannya, maka ketika sang anak diberi tahu oleh orang tua mengenai hal tersebut anak akan mendengarkannya. Lihatlah sang anak jika sedang berbicara dengannya dan meresponsnya secara sopan, biarkan anak berbicara hingga selesai dan jangan pernah berjalan atau berbalik badan saat sang anak sedang berbicara.

6. Motivasilah sang anak
Beberapa anak akan memberikan respons yang baik, jika orang tua melakukannya dengan sedikit hal yang menyenangkan (humor). Misalnya bisa dengan suara yang lucu atau melalui lagu yang kata-katanya diganti dengan pesan yang ingin disampaikan.
Dengan menggunakan cara yang menyenangkan dan penuh kasih sayang saat berbicara akan membuat anak mendengarkan kata-kata orang tuanya. Karena anak akan merasa bahwa orang tua mencintainya dan menganggapnya seseorang yang spesial, sehingga anak akan termotivasi melakukan yang terbaik untuk orang tuanya.


http://www.voa-islam.com/muslimah/pendidikan/2011/01/22/12913/tips-agar-anak-patuh-pada-nasihat-orangtua/

Belajar Dari Peserta Workshop


Selama semester akhir tahun 2010 Komunitas Bisa! dan Asma Nadia Workshop mengadakan setidaknya 12 workshop (4 workshop menulis, 3 workshop menulis anak, 2 workshop menulis di Bandung, 1 workshop menulis di Surabaya, 1 workshop parenting di Jakarta, 1 workshop menulis buku di Jakarta, dan 1 workshop No Excuse).
Dari penyelenggaraan workshop tersebut kami banyak belajar tentang Excuse dan No Excuse!
Tempatnya jauh!
Ini excuse yang cukup sering kami dengar.
Yang parah ada yang bilang:
"Kapan nih workshop di Bekasi" atau "Kapan nih workshop di Bogor",padahal kita menyelenggarakannya di Jakarta yang cuma 1,5 jam atau dua jam dari Bogor atau Bekasi,
dan hampir setiap hari 1,5 juta orang dari Bogor atau Bekasi pergi ke Jakarta untuk bekerja.
Jadi bukan masalah jarak, tapi seberapa besar keinginan kita dan seberapa besar kita mau berkorban.
Buat beberapa orang, alasan terlalu jauh tidak lain hanya excuse yang terselimuti jarak.
Ketika kami mengadakan workshop di Surabaya ada seorang dokter yang datang khusus dari Banjarmasin,
datang pagi pulang malam hari kembali ke Banjarmasin.
Workshop di Jakarta pun ada peserta dari Pontianak, Semarang, Sukabumi, bahkan dari Papua dan Hong Kong.
Ada yang sengaja datang khusus untuk workshop dan ada yang mengatur acara lain agar perjalanannya effektif.
Bahkan ada Galuh Ayu, yang karena keterbatasannya duduk di kursi roda, tapi ia mau menempuh perjalanan 18 jam dari Semarang untuk ikut workshop dan ini merupakan perjalanan jauh pertamanya tanpa didampingi orang tua.
Alhamdulillah ia merasa dapat sesuatu dari workshop yang diikutinya. Baginya kelelahannya lunas terbayar.
Dari mereka saya belajar No Excuse! atas alasan jarak.
Bagaimanapun mereka mencari cara untuk bisa mendapat yang mereka inginkan.
Tentu saja kami juga tidak berharap peserta memaksakan pergi jauh-jauh datang, bahkan kami juga sedang mengatur workshop online tapi sedang mencari cara terbaik.
Tapi sementara ini kami fokus di Jabotabek dan di daerah yang mau membentuk panitia lokal.
Saya sibuk! Tidak ada waktu!
Rutinitas dan kesibukan juga alasan yang sering diungkap
"Saya mau ikut tapi Sabtu - Minggu harus istirahat!"
"Wah jadwal saya padat"
"Wah tiap hari Sabtu - Minggu anak saya kursus"Padahal justru salah satu tujuan workshop misalnya menulis atau no excuse! adalah membuka kesempatan atau kemungkinan pada kita untuk punya alternatif baru (penghasilan menulis atau income baru) yang mungkin pada akhirnya bisa membebaskan kita dari rutinitas yang mengikat.
Ini mungkin bisa jadi teladan. Ada peserta workshop anak yang kedua orang tuanya sibuk bekerja tapi ingin anaknya ikut workshop. Mereka tidak ada orang lain yang bisa menjaga anaknya. Maka kedua orang tua itu membagi tugas. Ayah mengantar, ibu menjemput dan keduanya memastikan secara detail kepada panitia tentang kebutuhan dan keamanan anaknya selama workshop ketika mereka tidak ada.
Yang dilakukan kedua orang tua itu adalah mengorganisir diri mereka agar bisa mencapai apa yang mereka inginkan tercapai dengan keterbatasan (waktu) yang ada. Itu semangat No Excuse!
Anak saya tidak mau!
Ini alasan yang biasa disampaikan orang tua yang ingin anaknya ikut workshop menulis, tapi anaknya tidak mau ikut. Padahal anak itu suka menulis dan bakat menulis tapi karena satu dan lain hal tidak mau ikut.
Buat orang tua yang tahu itu penting pagi anak, mereka berusaha mempersuasi atau membujuk anak untuk ikut.
Banyak peserta yang awalnya datang tidak tahu apa isi workshop anak, tapi begitu mereka melihat acaranya fun mereka langsung terlibat dan akhirnya berkarya.
Bahkan ada satu peserta yang datang ke workshop 'setengah dipaksa orangtuanya' kini sudah menghasilkan satu buku dan jadi penulis cilik. Dia adalah Diandra penulis buku "School Girls" yang disambut luar biasa.
Jadi bagaiamana trik orang tua membujuk anak.
Saya tidak punya uang!
Ini excuse paling banyak diungkap hampir semua orang, untuk banyak hal.
Dulu sebelum saya membuat buku No Excuse! saya juga merasa alasan ini wajar.
Karena itu dulu kami sering juga memberi fasilitas gratis pada mahasiswa yang tidak punya uang.
Kami pernah memberi 5 tiket gratis pada mereka yang suka menulis tapi tidak punya uang.
Hasilnya? Tidak satupun yang datang. Kenapa? Karena mereka tidak mengorbankan apapun.
Dari situ kita belajar " Semakin besar pengorbanan semakin besar penghargaan"
Karena itu dalam workshop kami selalu tekankan:
"Jangan sia-siakan uang yang kamu bayar, anggap itu yang besar sekali, sehingga kita jadikan workshop ini bermanfaat".
Lalu bagaimana yang benar-benar tidak punya uang tapi bersemangat?
Saya juga tetap memberi kesempatan.
Ketika ada yang bilang "saya tidak punya uang"
Saya bilang "Saya punya buku bagus buat dijual, kalau kamu jual saya kasih diskon besar. Saya juga kasih diskon untuk workshopnya. Jadi jual sepuluh buku saja cukup untuk ikut workshop, bagaimana"
Ada yang bilang "OK, saya coba". Nah buat yang seperti ini saya mau ambil resiko mengirim buku ke rumahnya tanpa uang muka.
Tapi ada juga yang bilang "Wah saya gak biasa jualan." Nah buat yang ini, saya percaya dia baru saja mengeluarkan excuse keduanya. Nanti kalau saya tawarkan lagi akan ada excuse ketiga keempat dan kelima.
Dulu ada peserta workshop seorang supir. Dia tanpa banyak excuse menyisihkan tabungannya ikut workshop.
Sekarang dia menjadi netter ulung, bukunya dalam proses penerbitan, dan juga jadi pembicara yang menarik.
Karena kita tertarik kepribadiannya, dia direkrut dalam tim inti Asma Nadia Publishing.
Dia adalah Dedi Padiku yang saat ini menjadi admin online Asma Nadia.
Contoh excuse di atas tidak hanya di workshop, tapi dalam hal apapun dalam kesempatan apapun, selama kita masih tunduk pada excuse maka kita tidak akan mencapai yang kita inginkan.
Intinya
Ketahui apa yang kamu inginkan. Jadikan itu impianmu. Raih impian tersebut, dengan apapun yang kita punya. #No Excuse!


Dimana Cinta dan Sayang Itu ( ? )


 Bismillaahirrahmaanirrahiim
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
============================

Jika hidup didunia tidak berguna
Kematian memang lebih pantas bagi manusia
Kasih sayang diatas dunia ini hanya setipis embun pagi
Cinta yg benar jarang ditemui

Semua orang bisa mencintai dan menyayangi seseorang
Tapi, tidak semua orang bisa merasakan cinta dan kasih sayang dari sesorang
( Bastian Tito )
---------------------------
Hmmmm...sepintas penggalan kutipan kata2 diatas begitu dahsyat yach..?? Sahabat tahu siapa Bastian Tito sang penulis puisi diatas? Yaa..beliau adalah penulis cerita silat fiksi serial Wiro Sableng yang sangat melegenda itu. Bagi pecinta cerita novel wiro sableng pasti tahu siapa bastian tito. Kebetulan kutipan puisi diatas icha temui di sampul belakang salah satu novelnya yg tanpa sengaja terbaca olehku waktu melihat tumpukan novel dimeja milik seorang teman.
Tapi bukan soal Bastian Tito yang ingin aku sampaikan disini, tapi tentang puisinya yang dahsyat tersebut. Kita akan menganalisanya lebih jauh melalui sudut pandang islam.
Jika hidup didunia tidak berguna
Kematian memang lebih pantas bagi manusia
Kasih sayang diatas dunia ini hanya setipis embun pagi
Cinta yg benar jarang ditemui
Sepintas kata2 tersebut adalah BENAR, sebuah sindiran yg terkesan halus dan menusuk. Itu jika kita pikirkan dari sudut pandang secara umum. Tapi jika kita pandang dari sudut pandang islam akan kita temui kesalahannya.  
Apa kesalahannya...???
Benarkah Allah menciptakan manusia didunia ini tidak berguna hingga kita pantas untuk mati? MATI memang hal yg pasti. Tapi apakah kita diciptakan didunia ini tidak berguna? Ketahuilah bahwa orang jahat dan penjahatpun berguna di dunia ini, yaitu agar bisa dijadikan pelajaran bagi manusia lain bahwa menjadi orang jahat atau orang baik itu adalah pilihan.
Kemudian kalimat “Kasih sayang diatas dunia ini hanya setipis embun pagi,
Cinta yg benar jarang ditemui”.
Benarkah demikian..? jika kasih sayang dan cinta sudah tidak ada dibumi ini, lalu kemanakah selama ini CINTA yg diberikan oleh Allah Sang Pemberi Cinta?? Jika benar ‘cinta yang benar’ itu jarang ditemui, lalu kemanakah asma Allah Ar-Rahman dan Ar-Rahiim yang begitu agung?? Padahal cinta itu begitu nyata dan dekat kepada kita.
 Sahabatku...
Allah memberkati kita semuanya dalam Rahmat Kasih dan SayangNya……..
Jika tidak ada Rahmat-Nya maka tidak lah kita bisa bernafas hari ini untuk saling mencari pengetahuan Ilmu di dalam Ilmu Allah Ta’ala yang tiada batasnya….
Sungguh…… kesadaran itu sangat….sangat…sangat lah utama sekali di dalam kehidupan ini….
Tanpa kesadaran maka bagaimana mungkin taubat seseorang bisa diterima?
Tanpa kesadaran maka bagaimana mungkin Amal Ibadah bisa sampai kepada yang Allah?
Tanpa kesadaran maka manusia itu akan terombang ambing oleh kebingungan dan kegelisahan di jiwanya…….
Saudaraku……… Sahabatku……….Kawanku……….
ketahuilah oleh kita semua..., bahwa kasih sayang diatas dunia ini benar2 ada, bukan setipis embun pagi. Bahwa cinta yg benar itu juga ada didunia ini. Lalu dimana kasih sayang dan cinta itu benar2 ada..? yaitu didalam kesadaran kita menghayati kenikmatan Allah. Dan bahwa Allah Swt itu sangatlah nyata senyatanya….. dengan apa kita melihat Allah itu ada dan kasih sayangNya juga nyata..?
Yaitu melalui kenyataan yang sudah dinyatakan-Nya atas kita berupa kenikmatan.
Ketahuilah bahwa apa saja yang ada pada diri kita semuanya itu adalah nikmat Allah. Dari ujung rambut sampai ujung kaki, Zahir maupun Batin, Ruh dan Jasad, luar maupun dalam, atas maupun bawah, kanan dan kiri, muka dan belakang semuanya adalah Nikmat Allah Swt. Meliputi bulu, kulit, darah, daging, tulang, otak, sumsum, penglihatan, pendengaran, penciuman, pengrasa, nyawa, jalal, jamal,qohar dan kamal segalanya tidak ada yang ada selain Nikmat Allah yang menunjukkan Allah Swt sangat….sangat…sangat…. dekat sekali dengan diri kita.
Jika kesadaran itu tertanam pada relung jiwa yang paling dalam bahwa apa saja yang ada pada diri kita ini senantiasa di liputi oleh Allah dengan dinyatakan-Nya melalui Nikmat-nikmat-Nya tadi maka kemudian sadarilah lagi bahwa setiap waktu bahkan setiap detik pun dari buka mata sampai tutup mata kembali 24 jam sehari semalam tidak ada yang ada melainkan semuanya senantiasa dalam rahmat dan Kasih Sayang Allah.
Itulah yang membuktikan bahwa Allah itu senantiasa memperhatikan Hamba-Nya…….
Siapakah yang mengatur Jantung sehingga berdetak?
Siapakah yang mengatur nafas sehingga bisa naik dan turun?
Siapakah yang mengatur darah sehingga mengalir keseluruh Tubuh?
Siapakah yang mengatur kedipan Mata sehingga senantiasa berkedip?
semuanya itu Allah lah sang Maha Pengatur….. Allah lah sang Maha Pemelihara….. yang senantiasa mengawasi akan Hamba-Nya
Jika kesadaran itu telah melekat pada diri sebagaimana yang sudah di paparkan oleh Allah disini melalui tulisan ini, maka itulah yang dikatakan mereka yang senantiasa ingat akan Allah baik dalam keadaan berdiri, duduk, maupun berbaring, bahkan bukan hanya itu saja… mereka itu senantiasa ingat kepada Allah baik dari buka mata sampai tutup mata kembali setiap waktu setiap detik 24 jam sehari semalam baik di sadari maupun tak disadari baik diketahui maupun tidak di ketahui dirasakan maupun tidak dirasakan…. kuncinya ada pada “KESADARAN”.
Karena kesadaran itulah yang akan merubah seseorang menjadi baik dan terlebih baik lagi. dan itulah sebenar2nya Zikir Khofi/Sir yaitu Ingat Allah secara sirr/Rahasia/Halus yaitu ingat kepada Allah dengan tumbuhnya kesadaran jiwa. Bahwa tidak ada yang ada pada diri semuanya adalah Nikmat Allah sebagai bukti nyata, bahwa Allah meliputi diri. Wa Fii Anfusikum Afala Tub’siruun (Dan Pada diri kamu…….. mengapa engkau tidak memperhatikannya)
Dan kesadaran itulah yang akan membawa dirinya menjadi semakin dekat dan cinta kepada Allah yang senatiasa memperhatikannya di setiap waktunya.
Bergembiralah bersama Allah melalui Nikmat-Nya yang ada padamu…………
Tersenyumlah selalu bersama Allah melalui Rahmat Kasih Sayang-Nya yang meliputi dirimu disetiap waktu….
Hanya mereka yang tumbuh kesadaran demikian lah yang akan selalu tersenyum dan bahagia…. dan tentunya tidak ada lagi rasa kehawatiran dan ketakutan…, dikarenakan ia sadar sesadar sadarnya bahwa Allah beserta ia diamanpun ia berada.
Hanya mereka yang tumbuh kesadaran demikian lah yang akan selalu gembira dan bersyukur…. dan tentunya tidak ada lagi rasa duka dan sedih…, dikarenakan ia sadar sesadar sadarnya bahwa Rahmat Kasih Sayang Allah senantiasa meliputi dirinya di setiap waktu dari buka mata sampai tutup mata kembali 24 jam sehari semalam baik dalam keadaan jaga maupun tidur, berdiri, duduk , berbaring.
Wahai saudaraku……Sahabatku…..Kawanku…..
Pahamilah…… dan renungkanlah serta sadarilah…..apa yang  terurai disini, karena sesungguhnya bukanlah icha yang mengutarakan karena diri ini tiada daya tiada upaya, fakir dan hina juga tidak ada memiliki ilmu. Semua yang telah di paparkan di sini itu semua datang dari Allah Swt kepada kita semuanya… karena Kasih Sayang-Nya kepada Kita.
Subhanallah…..Subhanallah….Subhanallahil ‘Adziiim
Laa Hawlaa Wa Laa Quwwata Illa Billa hil ‘Aliyyil ‘Adziiim.

Allah memberkati kita semua di dalam Rahmat Kasih dan Sayang-Nya serta Ridho-Nya….
Kesadaran….. Ya….. Kesadaran…….jadilah orang2 yang sadar akan kesadaran….. itulah orang yang mengenal akan Allah dengan sebenar2nya.
------*****------*****-------
Hihihi..kayaknya ada yg aneh dgn diriku hari ini. Tumben diriku bisa nulis begini serius, biasanya nulisnya biyayakan dan cengengesan. Kenapa kali ini serius banget..? yang jelas bukan karena icha salah minum obat yak,tapi hasil dari muhasabah diri..hoho ^.^

Barakalllahufikum..jabat erat dan salam hangat
Wasalamualaikum en' alhamdulillah..^.^


http://www.facebook.com/notes/renungan-dan-motivasi-ifta-istiany-notes/renungan-dimana-cinta-dan-sayang-itu-/189311894430799

NIKAH YUK..!!!


Assalamu’alaikum wr wb

My Friends, berapa usia antum sekarang ? 18, 19, 20, 21…? Di usia tersebut apakah antum sudah merasakan berdebar-debar gak karuan ketika dapat salam dari si fulan atau fulanah? sehingga diam-diam antum cari informasi tentang dia. Atau apakah para ikhwan sering terpukau ketika melihat akhwat berjilbab lebar dengan segudang prestasi.
 Atau juga apakah para akhwat diam-diam suka melirik atau bahkan membicarakan dengan sesama teman di kamar kost (ehm… ehm tentang seorang ikhwan yang )?bla… bla… Hayoooo…… ngaku nggak ?! (maksa banget sih ! Afwan…
By the way… itu semua adalah wajar my Friends ( ??? )
maksudnya tentang ketertarikan pada lawan jenis. Bahkan yang mengaku nggak pacaran pun nggak bisa terhindar dari hal ini,sekedar berdebar-debar ketika ketemu dll. Tapi apakah dengan mengatas namakan ‘kewajaran’ tersebut lantas kita menyerah begitu saja ketika keadaan tersebut mulai membuat ibadah kita terganggu.
Ada memang sebagian akhwat –beberapa temen ana- bilang kalo mereka sebenernya nggak pingin mengotori hati dengan berpacaran. Tapi kenyataannya mereka merespon ketika seorang ikhwan (baca: cowo)
menunjukkan ‘sinyal’. Bahkan ada nih lagi-lagi teman ana (seorang akhwat dengan jilbab lebarnya)- dengan berdalih dakwah dan bahwa dia bisa menjaga diri, memutuskan untuk pacaran sama seorang cowok (bukan ikhwan). Kepada ‘cowoknya’ tersebut dia memberikan batasan bahwa nggak ada jalan berdua-duaan, nggak ada apel-apelan, nggak ada pegang-pegangan dan berdua-duaan yang lainnya.
Tapi kenyataannya bagaimana ana menyaksikan teman ana tersebut setiap pagi membuatkan sarapan buat cowoknya (iya…!! Bikin sarapan, my friends !! kaya udah jadi suaminya aja ya) membuat ana berkesimpulan lain. Dia bukan hendak berdakwah, tapi ingin memanipulasi bagaimana pacarannya agar terkesan ‘islami’. Emang bener sih si cowok jadi agak-agak serius beribadah gitu, tapi kan niatnya jadi terkontaminasi.
Dari situ ana berkesimpulan bahwa nggak ada pacaran yang islami.
Trus gimana seeeh… masa nggak boleh punya perasaan cinta sama lawan jenis ? nah, kembali seperti yang sudah ana katakan di atas tadi. Semuanya wajar.
Tapi adalah sangat baik kalau kita bisa memenej bagaimana perasaan cinta tersebut bisa menjadi lebih indah dan halal.
Caranya ? tepat seperti yang sudah ana jadikan judul topic ini.
Nikah…
Gubrakk !! nikah ? “belum siap ching !!” kata seorang teman, “ntar aja lah… nanggung, masih kuliah”, kata yang lain, ”wah… ntar jadi repot ngurus keluarga dong”. Whuaa… hari gini gitu lho !! masa sih belum berani juga. (deuuu… gaya lo, ching… lo sendiri berani nggak,?) hehehe…kena )
kalo nurutin belum siap, ya nggak bakal?deh (kata seoran temen pernah siap.
Khususnya buat antum yang aktivis dakwah, nikah menjadi sangat membantu. Ketika antum kehabisan ide, ada si dia di sisi kita yang siap menyumbangkan ide-idenya. Ketika antum lelah, si dia siap mijitin , ketika antum merasa sedih, si dia bisa jadi teman yang menghibur hati.
Ketika butuh buat sekedar curhat, dia siap dengerin… dan ketika-ketika lain yang sungguh sangat indah untuk dijalani.
Dan yang terpenting, semua-muanya halal my friend’s !!! gimana, asyik kan?
Wah… itu kan emang buat yang udah siap nikah ching, udah cukup umur Okelah… kalau itu merupakan alasan utama.
Tapi sekarang coba diingat baik-baik. Apakah my friends pernah merasa kesepian dan butuh banget seseorang buat berbagi ? atau apakah my friends sekali-kali pernah merenung (baca: melamun) tentang seorang akhwat/ ikhwan yang tadi siang nggak sengaja ketemu di koridor kampus ?
nah… itu tuh tandanya bahwa antum udah mulai siap membangun sebuah rumah tangga.
masa sich……,,,, apalagi jika antum sudah memasuki usia baligh (udah lewat kaleee, secara biologis antum udah siap banget. Nah… tunggu apa lagi ?


http://www.facebook.com/notes/blog-nya-mas-rully/nikah-yuk/187525341267122

Kepuasan Di Kerikil Jalan


Banyak orang mengatakan bahwa kepuasan itu terkait dengan tercapainya keinginan.

Bila demikian adanya, maka tentu lebih banyak orang terbelenggu dalam belitan ketidakpuasan. Lihatlah, sebelas pemain bola membutuhkan berjam-jam latihan hanya untuk sekian menit pertandingan.
Bahkan ketika sebuah goal tercipta, mereka harus segera kembali berlaga. Kepuasan itu hanya sempat dirayakan tak lebih dari beberapa detik saja. Apakah sebelum goal kemenangan tercipta sebelas pemain itu dalam keadaan tertekan, dan penuh ketidakpuasan?
Kepuasan tidak harus tergantung pada berhasil atau gagalnya tujuan. Kepuasan adalah soal hati yang ada di dalam, bukan panas teriknya matahari di luar. Kepuasan adalah soal bagaimana kita bisa menerima yang terjadi ini apa adanya. Bila kita paham bahwa berjalan menuju tujuan adalah tujuan juga, maka kepuasan akan kita temukan di setiap lubang dan kerikil jalan kita.
Terima Kasih teman teman semua atas konstribusi nya,,,suport kalian menjadi semangat untuk saya,,,
Mari kita jalin silaturahim ,,,silahkan add FB saya : Rully Varadita,,sekali lagi terima kasih banyak..


http://www.facebook.com/notes/blog-nya-mas-rully/kepuasan-di-kerikil-jalan/187428594610130

Ikuti Arah Langkahmu…


*¨*•.¸¸¸¸.•*¨*•♫♥♥♥♥♥♥♫•*¨*•.¸¸¸¸.•*¨*•♫♥♥♥♥♥♥♥♥♥
Jika tidak tahu kemana melangkah… Jangan ragu2 untuk bertanya.
Banyak sekali mereka yang bisa kita tanya, hanya saja terkadang kita malu bertanya, makanya sesat di jalan deh…
Bila yg ditanya tidak tahu jawabnya yah jangan di paksa…. karena mungkin orang itu tidak tahu jalan juga, hahahhaa… atau terkadang dia juga merasa salah jalan hehehehee…


Lalu bagaimana dong? Melangkahlah sesuai dgn suara hatimu
karena terkadang suara hati kita bisa saja benar.. terus suara hati yang bagaimana dong yang benar? suara hati yang kadang bertentangan dengan keinginanmu, kadang ia tidak mengikuti arus ke’ego’anmu… caranya sebelum melangkah tenangkan diri dulu… dan dengarkan baik2 pertentangan yang ada di dalam dirimu… ikuti ‘pesan’ yang baik saja deh… walalu kadang tidak sesuai dengan keinginanmu..
… Bila suara hatimu menunjukan jalan yg salah…, wow jgn pernah ragu tuk kembali… dan lebih baik kembali dari pada semakin tersesat kau menuju jalan yang tidak jelas…
Dan jangan ragu untuk memulai perjalanan dgn rute yg baru.
Bila kau telah mengerti langkah dan arah perjalananmu, disana baru kau dapat menghargai proses panjang dan pengorbanannya…
segala sesuatu tidak ada yang tidak baik, walau harus berjalan memutar sedikit tetapi aman, selamat sampai tujuan. dari pada jalan motong ternyata di tengah jalan kecelakaan… mana ada yang tahu?
Hargailah setiap proses panjang perjalanan hidupmu… maka disana kau akan temui, bahwa KAU TIDAK BERJALAN SENDIRI….
semua selalu mendukungmu dan berjalan bersamamu.. walau dalam setiap persimpangan kau akan berpisah, tetapi di persimpangan itu pula kau temui teman perjalananmu yang baru… demikian seterusnya…
berjalan lurusss akhirnya pun kembali, seperti colombus yang telah membuktikan bahwa bumi itu BULAT…..
Bila RKI bermanfaat silakan sarankan teman anda untuk bergabung, bila artikel ini sangat berguna silakan share atau bagikan di Wall FB anda.... Semoga RKI bisa menjadi penerang dan media buat kita semua yang haus akan ilmu...
♫•*¨*•.¸¸ﷲ¸¸.•*¨*•♫♥♥♥♥♥♥♫•*¨*•.¸¸ﷲ¸¸.•*¨*•♫♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥


http://www.facebook.com/notes/renungan-n-kisah-inspiratif/ikuti-arah-langkahmu/10150123816221042