Mengenai Saya

Foto saya
Malang, East Java, Indonesia
Uhibbuka Fillah...

Laman

Selasa, 11 Januari 2011

Cinta Lewat Internet...( Memperbaiki akhlak atau Merusak Akhlak,? )


Bismillahirrahmanirrakhiim....


Teman-teman, kalo sekarang ini aku tanyain apa kalian pernah ngerasain jatuh cinta nggak? Aku yakin jawabnya pasti pernah, yah begitulah sebagai mahluk yang bernyawa dan diberi cukup rasa termasuk juga rasa cinta, pasti pernah ngerasain yang namanya jatuh cinta. Minimal sekali atau mungkin berkali-kali. Saya nulis begini bukan karena saya lagi jatuh cinta yah, saya cuma lagi jatuh kangen ama yayank yang udah lama banget gak ketemuan :D
Kisah cinta kali ini dari seorang temen aku yang kalo bisa dibilang ini adalah cinta pertamanya dia di alam maya. Halah aku kok nggak nemu sih ama kalimat yang cocok untuk mengungkapkan suatu keadaan kalo mereka ini ketemuan lewat FB dan kemudian ngelanjut ke telponan dan SMS-an.
Aku rasa dan mungkin juga kalian merasa itu hal yang wajar. Ya iya tho, kalo cetingan kan cuma ngemeng lewat bahasa tulisan. Nah dari tulisan trus pengen denger suaranya trus pengen ketemuan. Itu memang hal yang amat sangat biasa.
Tapi dari yang biasa itulah aku jadi miris, secara temenku ini jadi kurang peduli ama lingkungan dan orang-orang di sekelilingnya. Even, orang itu adalah temen yang udah dianggap sebagai adiknya sendiri.
Kisahnya berawal dari si mbak (aku sebut saja mbak) pengen cetingan kek orang-orang, pengen kenal ama alam maya, punya banyak temen di luar sana. Trus niat itu makin jadi kenyataan setelah si mbak punya leptop dan fasilitas internet bisa diakses dengan halus mulus. Untuk selanjutnya mulailah si mbak menjelajah dunia online, yang paling mudah untuk di telusuri adalah FB.
Singkat cerita si mbak kenal ama seorang cowo yang dari perkenalan ampe babak pendekatan berlanjut ke temen deket, si cowo ini keliatan seperti dewa penolong. Seorang pendengar dan penasehat yang ulung sehingga si mbak kelipuk-kelipuk. Tiada hari yang dilewati tanpa cetingan, telponan dan SMS-an. Mbak makin tenggelam dengan bayang-bayang yang di ciptakan sendiri lewat kata-kata si cowo yang bilang kalo dia ingin melamar si mbak.
Wow, amazing.... dalam perkenalan yang begitu singkat, kurang dari 3 bulan dan asli belom pernah ketemuan si cowo udah nekat bilang mau ngelamar. Si mbak yang dalam kehidupan nyatanya sangat menjaga aurat, sangat tekun beragama, sangat menjaga pergaulan akhirnya terperosok jauh ke dalam imaginasi tanpa batas.
Lalu bagaimana dengan si adik? Si adik jadi merasa tersisih, teringat pada nasehat si mbak yang suatu ketika dulu pernah bilang: "KALO MASIH PACARAN ITU JANGAN SERING-SERING TELPON, JANGAN SERING-SERING SMS. KAN BELUM SAH JADI SUAMI ISTRI. BELOM HALAL". Karena ingin menuruti kata si mbak, sang adik pun membatasi diri berhubungan dengan lelaki yang di sayanginya.


Sekarang si adik sudah menikah dan kini giliran si mbak yang kejedot cinta. Tau sendiri donk, namanya juga kejedot, yah keliyengan gitu. Jadi nggak bisa mikir realistis dan ajaibnya si mbak jadi lupa ama nasehatnya satu ketika dulu yang bilang kalo masih pacaran itu jangan sering-sering telpon, jangan sering-sering sms. dengan alasan belum halal.
Si adik protes dan berusaha mengingatkan si mbak kalau hubungannya itu tidak wajar dan jangan terlalu berharap dengan sesuatu yang belum pasti. Tapi jawaban si mbak ternyata di luar dugaan. Si mbak sewot dan nggak mau dinasehatin. Dia anggap si adik mencapuri urusannya... Uffh..
DUNIA MAYA MENDEKATKAN YANG JAUH DAN MENJAUHKAN YANG DEKAT. Benarkah????
HIKMAH: Jangan samapai kita berubah dari kesopanan dan akhlak kita karena dunia maya,,Manfaatkan dunia maya dengan sebagaimana fungsinya,,,,


http://www.facebook.com/notes/melati/cinta-lewat-internet-memperbaiki-akhlak-atau-merusak-akhlak-/174308659274184

TAKKALA MATA MENATAP..... Tuing-Tuing @_@


oleh Anisa Muthmainnah

Suatu ketika, seorang mubaligh kenamaan dari Bandung, berbicara perihal seorang temannya. Begini ceritanya.
Beliau ini, punya seorang teman Insya Allah soleh sekali. salah satu bukti dari kesolehannya ini yaitu dia mengikuti sunnah Rasul untuk ghadul bashar atawa menundukkan pandangan. Sejak umur 12 tahun boleh di bilang kalo ketemu makhluk “bermerek” perempuan, dia tuh bawaannya nunduk aja, meskipun sebetulnya tetap memperhatikan pembicaraan lawan bicaranya itu.
Termasuk ke dosennya, kalo dosennya perempuan ya sami mawon sama saja dia tetap enggak suka lihat wajah dosennya itu.
Pokoknya dia menjaga betul pandangannya dari melihat kaum hawa. Bahkan daripada melihat film yang ada artis wanitanya, dia sih mendingan tidur aja….
Alhamdulillah prestasinya di sebuah jurusan terfavorit di ITB luar biasa bagus. Selepas dari S1, Ikhwan ini langsung di tawari S2. Dan subhanallah dalam 4 semester program studinya ini pun diselesaikannya dengan cemerlang. Lalu diapun berniat meneruskan masa belajarnya di S3.
Suatu ketika, Ikhwan ini pergi menuju rumahnya. Dia duduk bersebelahan dengan seorang perempuan berjilbab. Tapi kursi di antara dia dan Akhwat itu kosong. Sebab Akhwat itu tahu, bahwa semua penumpang mobil itu adalah kaum adam. So dia memborong kursi di sebelahnya agar tak berjejalan dengan Ikhwan.
Kemudian ditengah perjalanan mereka berhenti, untuk makan di sebuah restoran. Mereka kebetulan duduk bertiga. Yaitu teman munaligh itu, si perempuan dan seorang laki-laki.mereka ngobrol saja tentang banyak hal. Tapi si laki-laki yang satunya lagi malah bengong, dia nggak ngerti, orang bicara kok malah pada nunduk. Dia Tanya, : “Kalian ini aneh…ngobrol tapi kok nggak saling lihat?”
Trus si Akhwatnya bilang, kurang lebih begini: “kami menghargai manusia dengan hati kami. Bukan dengan mata kami yang sarat akan kepalsuan…,”
Bla…bla…bla…
Ketika melanjutkan perjalanan. Sang Ikhwan nanya, dimana rumah Akhwat itu. Trus si Akhwat nerangin alamatnya. Dan mengizinkan si Ikhwan berkunjung kerumahnya.
Besoknya, pagi-pagi, Si Ikhwan sudah berkemas pergi kerumah Akhwat itu. Kira-kira jam 10, ketemu bapak sang Akhwat.

 Setelah ngomong-ngomong sebentar, lalu dia mengutarakan niatnya. “Saya berniat untuk melamar putri bapak, bagaimana?”
Eh, ternyata si Akhwat setuju. Bapaknya sih manut saja. Udah gitu si Ikhwan ngomong lagi. “Insya Allah nanti sore, ba’da ashar saya ingin melangsungkan akad nikah dengan putri bapak. Bagimana?” Eh…lagi-lagi si Akhwatnya merespon positif.
Akhirnya sore itu merekapun melangsungkan sebuah pernikahan di sebuah masjid di dekat rumah sang Akhwat.
Besoknya, ternyata sang Ikhwan di larikan ke rumah sakit. Pak mubaligh menengok. Ketika di tanya, sang Ikhwan hanya menjawab he..he.. sambil tersenyum-senyum. Sorenya dia kembali ke rumahnya. Besoknya dia dilarikan lagi ke rumah sakit. Ditengok lagi. He…he…lagi dia tersenyum.
Pas kali ketiga Pak Mubaligh bertanya: “Ente ini kenapa sih bolak balik ke rumah sakit?”
Akhirnya si teman cerita. Dia bilang...’Belum pernah saya melihat keindahan istri saya. Sehingga ketika saya melihatnya, bruk…saya pingsan, hingga harus di larikan ke rumah sakit. Pas melihatnya lagi, bruk…lagi saya pingsan…! Hmm... ya ya ya... www.ada_ada_aja.com heuyheuy... ^_^, ^_^
Para sahabatku cerita itu jelas berakhir bahagia. Nah, disini Q mau nanya, apa sih hikmah yang dapat di ambil dari pingsan Sang Ikhwan itu ? *SELAMAT MENJAWAB*

He he he.... ^_____^


http://www.facebook.com/notes/melati/takkala-mata-menatap-tuing-tuing-_/174167235954993

Jilbab Lebih Menjaga Dirimu


Segala puji bagi Allah, Rabb semesta alam. Shalawat dan salam kepada Nabi kita Muhammad, keluarga dan sahabatnya.
Jilbab, apa sih manfaatnya? Banyak wanita yang menanya-nanyakan hal ini karena ia belum mendapat hidayah untuk mengenakannya. Berikut ada sebuah ayat dalam Kitabullah yang disebut dengan "Ayat Hijab". Ayat ini sangat bagus sekali untuk direnungkan. Moga kita bisa mendapatkan pelajaran dari ayat tersebut dari para ulama tafsir. Semoga dengan ini Allah membuka hati para wanita yang memang belum mengenakannya dengan sempurna.
Allah Ta’ala berfirman,
يَا أَيُّهَا النَّبِيُّ قُلْ لِأَزْوَاجِكَ وَبَنَاتِكَ وَنِسَاءِ الْمُؤْمِنِينَ يُدْنِينَ عَلَيْهِنَّ مِنْ جَلَابِيبِهِنَّ ذَلِكَ أَدْنَى أَنْ يُعْرَفْنَ فَلَا يُؤْذَيْنَ وَكَانَ اللَّهُ غَفُورًا


Hai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin: "Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka". Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak di ganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Al Ahzab: 59)
Apa Itu Jilbab?
Ibnu Katsir rahimahullah menerangkan bahwa jilbab adalah pakaian atas (rida’)[1] yang menutupi khimar. Demikian yang dikatakan oleh Ibnu Mas’ud, ‘Ubaidah, Al Hasan Al Bashri, Sa’id bin Jubair, Ibrahim An Nakho’i, dan ‘Atho’ Al Khurosaani. Untuk saat ini, jilbab itu semisal izar (pakaian bawah). Al Jauhari berkata bahwa jilbab adalah “mulhafah” (kain penutup).[2]
Asy Syaukani rahimahullah berkata bahwa jilbab adalah pakaian yang ukurannya lebih besar dari khimar.[3] Ada ulama yang katakan bahwa jilbab adalah pakaian yang menutupi seluruh badan wanita. Dalam hadits shahih dari ‘Ummu ‘Athiyah, ia berkata, “Wahai Rasulullah, salah seorang di antara kami tidak memiliki jilbab.” Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam lantas bersabda,
لِتُلْبِسْهَا أُخْتُهَا مِنْ جِلْبَابِهَا
Hendaklah saudaranya mengenakan jilbab untuknya.”[4] Al Wahidi mengatakan bahwa pakar tafsir mengatakan, “Yaitu hendaklah ia menutupi wajah dan kepalanya kecuali satu mata saja.”[5]
Ibnul Jauzi rahimahullah dalam Zaadul Masiir memberi keterangan mengenai jilbab. Beliau nukil perkataan Ibnu Qutaibah, di mana ia memberikan penjelasan, “Hendaklah wanita itu mengenakan rida’nya (pakaian atasnya).” Ulama lainnya berkata, “Hendaklah para wanita menutup kepala dan wajah mereka, supaya orang-orang tahu bahwa ia adalah wanita merdeka (bukan budak).”[6]
Syaikh As Sa’di rahimahullah menerangkan bahwa jilbab adalah mulhafah (kain penutup atas), khimar, rida’ (kain penutup badan atas) atau selainnya yang dikenakan di atas pakaian. Hendaklah jilbab tersebut menutupi diri wanita itu, menutupi wajah dan dadanya.[7]
Mengenakan Jilbab, Ciri-Ciri Wanita Merdeka
Dalam ayat yang kita kaji saat ini, Allah Ta’ala memerintahkan kepada Rasul-Nya shallallahu ‘alaihi wa sallam agar memerintahkan para wanita mukminat—khususnya para istri dan anak perempuan Nabi karena kemuliaan mereka—yaitu supaya mereka mengulurkan jilbabnya. Tujuannya adalah untuk membedakan antara para wanita jahiliyah dan para budak wanita.[9]


As Sudi rahimahullah mengatakan, “Dahulu orang-orang fasik di Madinah biasa keluar di waktu malam ketika malam begitu gelap di jalan-jalan Madinah. Mereka ingin menghadang para wanita. Dahulu orang-orang miskin dari penduduk Madinah mengalami kesusahan. Jika malam tiba para wanita (yang susah tadi) keluar ke jalan-jalan untuk memenuhi hajat mereka. Para orang fasik sangat ingin menggoda para wanita tadi. Ketika mereka melihat para wanita yang mengenakan jilbab, mereka katakan, “Ini adalah wanita merdeka. Jangan sampai menggagunya.” Namun ketika mereka melihat para wanita yang tidak berjilbab, mereka katakan, “Ini adalah budak wanita. Mari kita menghadangnya.”
Mujahid rahimahullah berkata, “Hendaklah para wanita mengenakan jilbab supaya diketahui manakah yang termasuk wanita merdeka. Jika ada wanita yang berjilbab, orang-orang yang fasik ketika bertemu dengannya tidak akan menyakitinya.”[10]
Penjelasan para ulama di atas menerangkan firman Allah mengenai manfaat jilbab,
ذَلِكَ أَدْنَى أَنْ يُعْرَفْنَ
Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal.” (QS. Al Ahzab: 59)
Asy Syaukani rahimahullah menerangkan, “Ayat (yang artinya), ” Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal”, bukanlah yang dimaksud supaya salah satu di antara mereka dikenal, yaitu siapa wanita itu. Namun yang dimaksudkan adalah supaya mereka dikenal, manakah yang sudah merdeka, manakah yang masih budak. Karena jika mereka mengenakan jilbab, itu berarti mereka mengenakan pakaian orang merdeka.”[11]
Inilah yang membedakan manakah budak dan wanita merdeka dahulu. Hal ini menunjukkan bahwa wanita yang tidak berjilbab berarti masih menginginkan status dirinya sebagai budak. Hanya Allah yang beri taufik.
Mengenakan Jilbab Lebih Menjaga Diri
Mengenai ayat,
ذَلِكَ أَدْنَى أَنْ يُعْرَفْنَ فَلَا يُؤْذَيْنَ
Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak di ganggu.” (QS. Al Ahzab: 59)
Syaikh As Sa’di rahimahullah berkata, “Ayat di atas menunjukkan, orang yang tidak mengenakan jilbab akan lebih mudah digoda. Karena jika seorang wanita tidak berjilbab, maka orang-orang akan mengira bahwa ia bukanlah wanita ‘afifaat (wanita yang benar-benar menjaga diri atau kehormatannya). Akhirnya orang yang punya penyakit dalam hatinya muncul hal yang bukan-bukan, lantas mereka pun menyakitinya dan menganggapnya rendah seperti anggapan mereka itu budak. Akhirnya orang-orang yang ingin berlaku jelek merendahkannya.”[12]

Allah Maha Pengampun
Di akhir ayat, Allah Ta’ala katakan,
وَكَانَ اللَّهُ غَفُورًا
Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Al Ahzab: 59). Ibnu Katsir rahimahullah berkata, "Allah Maha Pengampun dan Penyayang terhadap apa yang telah lalu di masa-masa jahiliyah, di mana ketika itu mereka (para wanita) tidak memiliki ilmu akan hal ini."[13]
Artinya, bagi wanita yang belum mengenakan jilbab, Allah masih membuka pintu taubat selama nyawa masih dikandung badan, selama malaikat maut belum datang di hadapannya.
Jangan Lupa untuk Dakwahi Keluarga
Dakwahi keluarga untuk berjilbab dan menutup aurat, itu yang seharusnya jadi skala prioritas. Lihatlah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam saja diperintahkan untuk memulainya dari istri dan anak-anak perempuannya sebelum wanita mukminat lainnya sebagaimana perintah di awal ayat.
يَا أَيُّهَا النَّبِيُّ قُلْ لِأَزْوَاجِكَ وَبَنَاتِكَ وَنِسَاءِ الْمُؤْمِنِينَ
Hai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin
Hal ini sebagaimana firman Allah Ta’ala,
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا قُوا أَنْفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا
Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka.” (QS. At Tahrim: 6)
Ya Allah, bukakanlah hati keluarga dan kerabat kami yang belum berjilbab untuk segera berjilbab dengan sempurna.


http://www.facebook.com/notes/melati/jilbab-lebih-menjaga-dirimu/174006059304444

Cintailah Saudaramu


Bismillahirrahmanirrakhiim....

Rosulullah saw bersabda, "Seorang lelaki akan rindu kepada saudaranya yang ia cintai semata-mata karena ALLAH sewaktu didunia. Dia berkata, "Wahai sekiranya aku dapat bertemu dg saudaraku si fulan, alangkah kasihan sekiranya dia binasa". Maka ALLAH swt melihat apa yg terlintas di hatinya. Lalu ALLAH swt memerintahkan malaikat, "Bawalah hamba-KU ini kepada saudaranya". Kemudian malaikat datang kepadanya dengan membawa jenis kendaraan dari cahaya. Malaikat mengucapkan salam, dan ia menjawab salamnya. Malaikat berkata, "Berdirilah, lalu naiklah, dan pergilah ke tempat saudaramu".


Beliau saw bersabda, "Kemudian ia menaikinya dan berjalan di surga dengan sangat cepat, sehingga sampai ditempat saudaranya. Dia memberikan salam kepada saudaranya, dan saudaranya menjawab salam dan menyambutnya. Lelaki itu berkata, "Dimanakah engkau wahai saudaraku, sungguh aku sangat rindu kepadamu?". Lalu keduanya berpelukan dan berkata, "Segala puji bagi ALLAH swt Yang telah mempertemukan kita". Kemudian mereka memuji dan menyanjung ALLAH swt dengan suara yang paling bagus yang pernah didengar oleh manusia"
Beliau saw bersabda, "Ketika itu, ALLAH swt berkata kepada mereka, "Wahai hamba-KU, sekarang ini bukan waktu beramal, tetapi waktu untuk pembalasan dan bersenang-senang. Mintalah kalian kepada-KU sekehendakmu, AKU akan memberimu". Keduanya berkata, "Wahai Tuhanku, kumpulkanlah kami ditingkat ini". Kemudian ALLAH swt membuatkan kemah ditingkat itu dari permata yaqut, juga membuatkan tempat untuk istri-istri mereka ditempat yang lain. Sehingga mereka dapat makan, minum, dan bersenang-senang bersama". (al-Ghunyah; Syaikh Abdul Qadir Jailani, 2010)

Subhanallah...


http://www.facebook.com/notes/melati/cintailah-saudaramu/174017432636640

Bahaya Meniup Makanan ( terutama info untuk para ibu )


Makan dan minum bagi seorang muslim sebagai sarana untuk menjaga kesehatan badannya supaya bisa manegakkan ibadah kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala. Karenanya dia berusaha agar makan dan minumnya mendapatkan pahala dari Allah. Caranya, dengan senantiasa menjaga kehalalan makanan dan minumanya serta menjaga adab-adab yang dituntunkan Islam.
Makan dan minum seorang muslim tidak sebatas aktifitas memuaskan nafsu, menghilangkang lapar dan dahaga semata. Karenanya, seorang muslim apabila tidak lapar maka dia tidak makan dan apabila tidak haus, dia tidak minum. Hal ini seperti yang diriwayatkan dari seorang sahabat,
“Kita (kaum muslimin) adalah kaum yang hanya makan bila lapar dan berhenti makan sebelum kenyang.“
Dari sini, maka seorang muslim dalam makan dan minumnya senantiasa memperhatikan adab Islam yang telah dicontohkan Nabi shallallahu 'alaihi wasallam agar bernilai ibadah. Dan di antara adabnya adalah tidak bernafas dan meniup minuman. Hal ini didasarkan pada beberapa hadits, di antaranya dari Abu Qatadah, Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Jika kalian minum maka janganlah bernafas dalam wadah air minumnya.” (HR. Bukhari no. 5630 dan Muslim no. 263)
Dari Ibnu Abbas, “Sesungguhnya Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam melarang untuk bernafas atau meniup wadah air minum.” (HR. Al-Tirmidzi no. 1888 dan Abu Dawud no. 3728, dan hadits ini dishahihkan oleh Al-Albani)
Dan juga hadits Abu Sa'id al-Khudri radliyallah 'anhu, Bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam melarang untuk meniup di dalam air minum." (HR. al-Tirmidzi no. 1887 dan beliau menyahihkannya)
Dalam Syarah Shahih Muslim, Imam Nawawi mengatakan, “Larangan bernafas dalam wadah air minum adalah termasuk etika karena dikhawatirkan hal tersebut mengotori air minum atau menimbulkan bau yang tidak enak atau dikhawatirkan ada sesuatu dari mulut dan hidung yang jatuh ke dalamnya dan hal-hal semacam itu."
Dalam Zaadul Ma'ad IV/325 Imam Ibnul Qayyim mengatakan, “Terdapat larangan meniup minuman karena hal itu menimbulkan bau yang tidak enak yang berasal dari mulut.

 Bau tidak enak ini bisa menyebabkan orang tidak mau meminumnya lebih-lebih jika orang yang meniup tadi bau mulutnya sedang berubah. Ringkasnya hal ini disebabkan nafas orang yang meniup itu akan bercampur dengan minuman. Oleh karena itu, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam melarang dua hal sekaligus yaitu mengambil nafas dalam wadah air minum dan meniupnya.

Apa Hikmahnya?
Apa hikmahnya, sering menjadi pertanyaan kita sebelum mengamalkannya. Padahal dalam menyikapi tuntunan Islam hanya sami'na wa atha'na (kami mendengar dan kami taat), tanpa harus terlebih dahulu mengetahui hikmahnya. Hal ini sebagaimana yang dikatakan oleh Umar bin al-Khathab sesudah mencium hajar Aswad, "Sesungguhnya aku tahu engkau hanya seonggok batu yang tidak bisa menimpakan madharat dan tidak bisa mendatangkan manfaat. Kalau seandainya aku tidak melihat Nabi shallallahu 'alaihi wasallam menciummu, pasti aku tidak akan menciummu." (HR. Al-Bukhari no. 1494 dan Muslim no. 2230)
Namun yang jelas bahwa setiap yang disyariatkan dan dituntunkan oleh Islam pasti mendatangkan kebaikan dan setiap yang dilarangnya pasti mendatangkan madharat. Dan apabila seorang muslim mengetahui hikmah dari sebuah syariat, maka dia akan semakin mantap dalam mengamalkannya. Dan apabila belum mampu menyingkapnya, maka keterangan dari Al-Qur'an dan Sunnah sudah mencukupi.
Di antara hikmah larangan meniup minuman yang masih panas adalah karena nanti struktur molekul dalam air akan berubah menjadi zat asam yang membahayakan kesehatan.
alasan 1, air memiliki nama ilmiah H20. ini berarti di dalam air terdapat 2 buah atom hidrogen dan satu buah atom oksigen yang mana 2 atom hidrogen tersebut terikat dalam satu buah atom oksigen. Dan apabila kita hembus napas pada minuman, kita akan mengeluarkan karbon dioksida (CO2). Dan apabila karbon dioksida (CO2) bercampur dengan air (H20), akan menjadi senyawa asam karbonat (H2CO3). Senyawa H2CO3 adalah senyawa asam yang lemah sehingga efek terhadap tubuh memang kurang berpengaruh tapi ada baiknya kalau kita mengurangi masuknya zat asam kedalam tubuh kita karena dapat membahayakan kesehatan. (Dikutip Dari : Apa Aja: Bahaya Meniup Minuman Panas Kerja Sama Dengan blog-apa-aja.blogspot.com)
alasan 2, CO2 bereaksi dengan air maka akan terjadi H2CO3 dan asam ini adalah asam karbonat bukan asam asetat . Asam karbonat meskipun bersifat asam, tetapi jenis ini juga banyak digunakan pada minuman berkarbonat seperti yang kita jumpai di berbagai jenis soft drink. Risiko bahaya yang diakibatkan oleh asam ini relatif jauh dari apa yang dituliskan pada artikel itu. Efek asam yang dihasilkan dapat terjadi jika berlangsung pada konsentrasi asam yang tinggi sehingga menghasilkan kondisi pH larutan yang rendah.


 Mengingat asam karbonat adalah termasuk asam lemah maka pH larutan juga tidak akan terjadi sangat rendah. Pada konsentrasi rendah, efek asam dapat terjadi jika terkena kontak terus menerus. Hal ini dapat terjadi seperti pada kasus orang yang sering mengkonsumsi minuman soft drink, maka akan ada efek pengeroposan gigi atau iritasi lambung.
Alasan yang ke-3 adalah pada saat manusia mengeluarkan udara hasil pernafasan serta mengeluarkan udara saat meniup, maka tidak hanya mengeluarkan gas hasil pernafasan saja. Mulut juga akan mengeluarkan uap air dan berbagai partikel yang ada dari dalam rongga mulut. Paling mudah dideteksi adalah nafas atau bau mulut juga sering tercium. Bau mulut ini mengindikasikan ada partikel yang juga dikeluarkan dari mulut. Partikel ini dapat berasal dari sisa makanan yang tertinggal di sela-sela gigi, selain itu dapat juga berupa mikroorganisme yang hidup di rongga mulut. Mikroorganisme ini kadang bersifat merugikan dan bersifat sebagai pathogen. Hal inilah yang harus dihindari supaya jangan terbawa sehingga karena berupa partikel padatan akan dapat menempel dan mengkontaminasi pada makanan yang ditiup.

Semakin Jelas dan semakin nyata untuk menjadi orang yang ahli sunnah.......


http://www.facebook.com/notes/melati/bahaya-meniup-makanan-terutama-info-untuk-para-ibu-/174167425954974