Mengenai Saya

Foto saya
Malang, East Java, Indonesia
Uhibbuka Fillah...

Laman

Selasa, 22 Maret 2011

Trik Menghadapi Ujian (Hidup)


*¨*•.¸¸¸¸.•*¨*•♫♥♥♥♥♥♥♫•*¨.¸¸¸¸.•*¨*•♫♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥

Apapun yang menimpa diri kita, Insya Allah akan menjadi kebaikan kalau dihadapi dengan sikap positif.
Mencermati situasi saat ini, terasa betapa kehidupan dirasakan sangat berat. Bencana kebanjiran, tanah longsor, angin badai, dan maraknya kejahatan menjadi warna dominan dalam pemberitaan di media cetak ataupun elektronik. Kalau musibah atau ujian itu menimpa diri kita, apa yang harus kita lakukan untuk bisa menghadapinya ? Paling tidak ada tujuh trik untuk bisa menyelesaikan berbagai ujian kehidupan. Yaitu :
Pertama, yakini bahwa cobaan itu merupakan ekspresi cinta Allah pada hamba-Nya. Allah Swt memberikan cobaan agar kita menjadi lebih dewasa dan matang dalam mengarungi kehidupan.
Abu Hurairah r.a. berkata, bahwa Rasulullah saw. bersabda, "Barang siapa yang dikehendaki Allah menjadi orang yang baik maka ia diberi-Nya cobaan."? (H.R.Bukhari)
Kedua, yakini bahwa makin besar dan banyak cobaan yang Allah turunkan kepada kita, makin besar pula pahala dan sayang Allah yang akan dilimpahkan kepada kita. Dengan catatan, kita bisa menyelesaikan setiap ujian itu secara baik. Anas r.a. berkata: Nabi saw. bersabda, "Sesungguhnya besarnya pahala itu tergantung pada besarnya cobaan. Sesungguhnya apabila Allah Ta'ala itu mencintai suatu kaum maka Ia mencobanya. Barang siapa yang rela menerimanya, ia mendapat keridhoan Allah, dan barang siapa yang murka, maka ia pun mendapat murka Allah" (H.R.Tirmidzi)
Ketiga, yakini bahwa ujian itu akan menghapuskan dosa-dosa yang pernah kita kerjakan. Abu Said dan Abu Hurairah r.a. meriwayatkan bahwa Nabi saw. bersabda: "Seorang muslim yang tertimpa penderitaan, kegundahan, kesedihan, kesakitan, gangguan, dan kerisauan, bahkan hanya terkena duri sekalipun, semuanya itu merupakan kafarat (penebus) dari dosa-dosanya (H.R. Bukhari dan Muslim)
Keempat, selalu berpikir positif bahwa apapun yang menimpa diri kita akan menjadi kebaikan. Abu Yahya Shuhaib bin Sinan r.a. berkata, bahwa Rasulullah saw. bersabda: "Sungguh menakjubkan sikap seorang mukmin itu, segala keadaan dianggapnya baik dan hal ini tidak akan terjadi kecuali bagi seorang mukmin. Apabila mendapatkan kesenangan, ia bersyukur, maka itu lebih baik baginya, dan apabila ditimpa penderitaan, ia bersabar, maka itu lebih baik baginya."(H.R.Muslim)
Kelima, yakini bahwa setelah dalam kesulitan ada kemudahan. Fakta menunjukkan, sering kali ide-ide brilian justru lahir atau muncul ketika kita berada dalam puncak kesulitan. Contoh sederhana, banyak mahasiswa bisa mengarang pada saat menghadapi soal-soal ujian bukan ? Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan." (Q.S. Alam Nasyrah 94: 5- 6)
Keenam, selalu optimis bahwa kita bisa menyelesaikan setiap ujian yang Allah swt. berikan, karena Allah swt. tidak akan memberikan ujian di luar kemampuan hamba-Nya. Optimisme bisa melahirkan energi yang tersembunyi dalam diri kita, karena itu optimisme bisa menjadi bahan bakar untuk menyelesaikan segala persoalan. Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya." (Q.S. Al-Baqarah 2 : 286)
Ketujuh, hadapi ujian dengan usaha dan doa. Kerahkan segala ihtiar untuk menyelesaikan ujian dan bingkai usaha itu dengan doa. Maka apabila kamu telah selesai (dari suatu urusan), maka kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain. Dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap" (Q.S. Alam Nasyarh 94 : 7 - 8). Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Aku kabulkan doamu." (Q.S. Al-Mu'min 40: 60)
Itulah tujuh trik untuk menghadapi berbagai ujian. Apapun yang menimpa diri kita, Insya Allah akan menjadi kebaikan kalau dihadapi dengan sikap positif, optimisme, ihtiar yang maksial dan dibingkai dengan doa. Sesungguhnya pertolongan Allah akan turun kalau kita berada di klimaks ujian. Untuk itu, jadikanlah ujian sebagai tangga untuk meraih pertolongan Allah Swt.
♫•*¨*•.¸¸ﷲ¸¸.•*¨*•♫♥♥♥♥♥♥♫•*¨¸¸ﷲ¸¸.•*¨*•♫♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥


http://www.facebook.com/notes/renungan-n-kisah-inspiratif/trik-menghadapi-ujian-hidup/10150161453416042

Pertama kali aku kenal politik ~ Sebuah renungan juga


Catatan ini, masih kelanjutan dari pada kisah heroik yang pernah aku alami. Bedanya, catatan sebelumnya adalah perkemahan pertama yang aku ikuti, dan kali ini, adalah yang terakhir kali aku ikuti.
Sebelumnya, pendidikan Pramuka yang aku peroleh saat SMP beberapa belas tahun silam, ternyata efeknya membekas dalam karakterku sampai sekarang.
Ceritanya, usai sekolahku menang di perkemahan bersama, dan aku naik kelas 2 (VIII), serta aku terpilih dalam jajaran atas pengurus OSIS, 4 bulan kemudian sekolahku mengadakan classmeeting, pertandingan antar kelas yang meliputi olahraga, seni, dan pramuka. Kegiatan itu kami sebut PORSEKA.
Yang pasti, kepala sekolahku sangat berharap kelasku, 2B, meraih juara. Dan diam-diam beliau bilang pada kami bahwa ingin kami juara. Melihat potensi dan bakat terpendam kami.
Mendengar hal itu dan kata-kata Pak Kepsek, tanpa terasa kami semua merasa besar kepala dan yakin akan juara. Kami benar-benar lupa bahwa di atas kami ada kelas 3 yang barusan 4 bulan paling berperan membawa sekolahku juara perkemahan bersama.
Alhasil, gara-gara terpedaya duluan, kelasku kalah telak dalam PORSEKA I itu, bahkan kami secara memalukan diungguli oleh adik kelas. Aku sendiri yang mewakili kelasku dalam lomba pidato mengalami hal memalukan sebab pidatoku dinilai seperti reporter acara pertandingan sepak bola :-D sangat cepat, tergesa-gesa. Belum kayak pembaca berita yang setiap setengah menit melihat teks.
Tapi sepertinya pak kepsek tidak puas, seminggu setelah PORSEKA yang rencana awalnya akan diadakan dua tahun sekali itu, beliau datang ke kelasku, dan meminta pendapat kami, apakah setuju jika PORSEKA diadakan dua tahun sekali?
 Kala itu aku yang menjawab, "sebaiknya setiap tahun pak". Sebab saat pak kepsek mengutarakan rencana itu, aku berpikir, jika dua tahun sekali, maka kami pasti tak akan dapat kesempatan pada PORSEKA berikutnya, sebab kami telah lulus. Pertama kali naluri politikku berbicara :-D.
Pak kepsek pun setuju, dan PORSEKA diputuskan diadakan setiap tahun. Hatiku bersorak, kesempatan untuk balas dendam dan mengakhiri masa SMP dengan kenangan manis.
Waktu pun berjalan, sampai tes cawu terakhir (kala itu masih sistem cawu) dan menjelang kami naik kelas 3 (IX). Nah, saat itu, sekolahku mendapat kehormatan untuk mewakili Lamongan ke perkemahan penggalang Ma'arif (PERGAMA V) se-Jawa Timur yang diadakan di Sidoarjo.
Aku secara otomatis terpilih dalam skuad sekolahku. Dan saat persiapan serta pemilihan peserta itu, tanpa kusangka, pembina kami mempercayaiku untuk memilih anggota tim sekolah.
Pikiranku berputar, kesempatan emas, ini tak cuma perkemahan biasa, tetapi sudah kelas provinsi, dan 4 bulan lagi, saat kami kelas 3, PORSEKA II akan digelar. Aku pun berpikir nepotis, :-D, jahatnya. Dari 25 siswa yang akan dikirim mewakili sekolah, 10-nya adalah dari kelasku. Sementara kelas lain, hanya aku pilih ketua kelas dan wakilnya saja, hohoho.
Pikiranku sederhana, jika ingin juara PORSEKA besok, maka kami harus punya jam terbang tinggi. Meski sebenarnya tak satupun yang sadar dengan rencanaku ini (File yang aku bongkar setelah 10 tahun lebih tersimpan :-D).
Alhasil, meski kami mengalami insiden di Sidoarjo (terjadi kecurangan oleh tuan rumah yang menyebabkan demo), tetapi aku bersama 9 temanku mendapat bekal penting. PERGAMA di Jatim bukan target, tetapi PORSEKA-lah target utamaku.
Dan perhitunganku tak meleset. Saat PORSEKA II digelar, kelasku benar-benar superior, kami dipuncak klasemen tanpa terkejar oleh peringkat kedua, 3A, yang tentu saja semua kelas-kelas itu hanya ketua-ketuanya saja yang punya pengalaman di Jatim. Berbeda dengan kelasku yang ada 10 anggota terbaik tim sekolah.
Dan kami pun meraih gelar juara umum tanpa ada persaingan berarti dari kelas lain, bahkan oleh kelas 2, yang pada tahun sebelumnya mempecundangi kami.
@ @ @
Teringat satu hal juga, memang saat itu aku masih pada zaman jahiliyah, tak tahu hukum dan adab islam, jadi cara yang agak kotor pun aku gunakan.
Namun lebih dari pada semua itu, PORSEKA II itu meninggalkan kenangan termanis sepanjang hidupku. Sebab aku sukses meraih impian dengan membawa kelasku juara, seorang diri, tanpa bantuan siapapun. Bahkan tanpa campur tangan wali kelas kami sama sekali.
Sendirian aku menyiapkan dan memimpin kelasku menempuh persaingan yang mempertaruhkan image itu. Tentu saja pelaksana di lapangan adalah seluruh rekan-rekanku. Namun leader, dari keempat regu kelasku saat itu, aku sendirian.
Persiapan, lobi, taktik, strategi, semua kulakukan sendiri, dan saat itulah aku benar-benar menikmati menjadi pemimpin yang sukses :-D
Yang pasti, ternyata ada pembelajaran kehidupan banyak yang bisa aku tangkap setelah itu. Jauh setelah aku lulus.
@ @ @
beberapa pelajaran moral yang bisa dipetik dari catatan harianku di atas :
@ kata al-Imam muhammad bin idris assyafi'i : (aroftus syarro laa lis syarri wa lakin li tawaqqihi), aku sengaja ingin mengetahui keburukan bukan untuk berbuat buruk, tetapi untuk menghindarinya.
@ jika tak punya ketaqwaan yang cukup, moral yang tinggi, jangan coba-coba masuk politik, pasti terjebak bahkan terlibat dalam permainan kotor.
@ adil itu mudah diucapkan, tetapi sangat sulit sekali dilaksanakan. Seseorang jika berusaha menerapkan keadilan, dan tak kuat iman, maka alamat mundur lebih dahulu. Atau jika tidak, nyawa adalah taruhan. Sebab orang adil pasti tidak disukai banyak orang, terutama yang culas dengan kepentingan pribadi.
@ dalam politik, yang ada hanya kepentingan pribadi dan golongan. Saat persiapan PORSEKA, memanfaatkan posisi sebagai ketua MPK, aku melobi penjaga gudang sekolahku dan diam-diam meminjam seluruh perlengkapan sekolah buat kelasku, hal yang seharusnya tak boleh dilakukan.
@ benar kata Iwan Fals, politik itu kejam.
@ orang yang memiliki ketaqwaan kuat, wazi' diini (faktor agama dan moral) yang dalam, bisa dipastikan tak akan masuk politik. Kurang apa Abdul Malik bin Marwan, sebelumnya adalah muhaddits (pakar Hadits), faqih (ahli hukum), tapi saat jadi kholifah, dengan pongah, menutup alqur'an seraya berkata, "hadza akhiru ahdi baini wa bainak", ini adalah akhir perjanjianku denganmu. Dan setelah itu terkenal dengan politiknya yang mengerikan. Banyak sahabat Nabi terbunuh di eranya.
@ pesan Guru Besar kami, Abuya, kepada setiap santri yang lulus dan mau pulang adalah, jika ingin hidupmu bebas, maka jangan terlibat politik praktis.
@ dalam politik, apapun posisi kita, jika hanya bawahan, maka usaha kita, semuanya, bahkan nama baik, larinya adalah ke atasan kita, kita tak lebih hanya alat.
@ itu jika bicara hal negatif. Soal hal positif sekarang, lepas dari semua itu, seorang leader, harus mempunyai target jangka panjang untuk kesuksesan proyeknya.
 @ seorang leader, harus mampu memanfaatkan peluang dan celah serta harus memiliki kemampuan strategi yang baik.
@ seorang leader, harus selalu mengimajinasikan berbagai macam kemungkinan untuk menghindarkan timnya dari kerugian, dan sebisa mungkin menjauhkan tim dari kekalahan.
@ seorang leader, harus mampu mengayomi bawahan, komunikatif dengan siapapun, care, dan mencurahkan semua pikiran dan tenaga hanya untuk kemaslahatan umum.
@ seorang leader, harus mampu membaca keadaan dan mampu melihat jauh ke depan.
@ apapun kepandaian dia, seorang leader tetap harus bisa bekerjasama yang baik dengan timnya, tidak egois.
@ seorang leader, harus dengan sabar menampung semua aspirasi bawahan, menyaringnya, dan tahu mana yang harus diterapkan dan mana yang tidak. Leader yang baik adalah yang mengikuti arus untuk mengarahkannya, bukan yang terbawa arus
@ tim yang sukses, adalah tim yang mempunyai leader, pemimpin, bukan boss, penguasa. Sebab tim yang memiliki leader, selalu berjuang dengan sepenuh hati, cinta dan dari lubuk hati terdalam, tanpa pamrih, dan tak ada keterpaksaan.
@ leader yang baik, banyak kerja tak banyak bicara, tak sekedar kata-kata dan rencana di atas kertas, tapi bukti di lapangan. Pegang kaidah ini, jangan percaya dengan pemimpin yang hanya banyak mengumbar janji, NATO, no action, talk only.
Emmm...apa lagi ya? Masih banyak jika dirunut satu-satu. Namun sekali lagi, yang terpenting dari semua itu adalah rasa taqwa pada Allah Ta'ala dan moral yang baik. Dua hal inilah yang sebenarnya mengkontrol kebahagiaan hidup kita. Wallahu a'lam.


http://www.facebook.com/notes/renungan-n-kisah-inspiratif/-pertama-kali-aku-kenal-politik-sebuah-renungan-juga/10150159093071042

Lowongan untuk segala umur


LOWONGAN untuk segala usia dan golongan.

Sebuah lowongan istimewa telah dipersiapkan sebelum alam ini diciptakan.
Lowongan ini terbuka bagi semua orang tanpa pengecualian,tanpa melihat pengalaman kerja, tanpa ijazah, tanpa koneksi.Lowongan ini terbuka bagisemua pengangguran maupun yang sedang bekerja dengan latar belakang apapun, baik direktur, gubernur, tukang becak,perampok, koruptor,pembunuh, pendeta, kyai, para dermawan,orang bodoh, orang cerdas, dll.
Setiap pelamar dijamin pasti diterima di salah satu posisi yang
disediakan, bahkan YANG TIDAK MELAMAR SEKALAIPUN PASTI DIPANGGIL DAN DITERIMA !
LOWONGAN DISEDIAKAN UNTUK 2 POSISI :
A. Penghuni Syurga
B. Penghuni Neraka

UNTUK POSISI A DISEDIAKAN FASILITAS DAN KOMPENSASI SBB :
Sebelum kandidat diberi fasilitas final berupa Syurga yang kekal abadi,
kandidat dijamin akan memperoleh training outdoor dan indoor, berupa :
1. Nikmat kubur.
2. Jaminan perlindungan di Padang Mahsyar.
3. Keselamatan meniti Sirath-al mustaqim.
Syurga memiliki berbagai kenikmatan yang tidak dapat dibandingkan dengankenikmatan dunia.Rasulullah bersabda, “Demi Allah, dunia ini dibanding akhirat ibarat seseorang yang mencelupkan jarinya ke laut; air yang tersisa di jarinya ketika diangkat itulah nilai dunia” (HR Muslim).
Nikmat yang lebih indah dari syurga adalah ‘merasakan’ ridha Allah dan kesempatan merasakan ‘wajah’ Allah, inilah puncak segala kenikmatan,inilah kenikmatan yang tak mampu dibayangkan manusia,yaitu keindahan menikmati sifat-sifat dan kalam murni Allah yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang.

UNTUK POSISI B DIPASTIKAN AKAN MENIKMATI BERAGAM KESEMPATAN DIBAWAH INI:
Kandidat dipastikan mendapat berbagai fasilitas Neraka berupa alam terbuka dengan fasilitas pemanas ruangan yang bertemperatur sangat luar biasa panasnya. Bahkan bila sebutir pasir neraka dijatuhkan ke muka bumi maka mengeringlah seluruh samudera di muka bumi ini dan mendidihlah kutub es yang ada di muka bumi ini. Bahkan bila seseorang dikeluarkan dari dalamnya sekejab kemudian dipindahkan ke tumpukan api unggun yang menyala-nyala di muka bumi ini maka iapun kan merasa lega.
Neraka sangat luas, jadi para pelamar posisi ini tidak perlu khawatir tidak kebagian tempat. Para pelamar posisi ini juga tak perlu khawatir segera mati kalau dibakar, karena tubuh kita akan dibuat sedemikian rupa hingga mampu memuai kalau dibakar (seperti kerupuk bila digoreng).
Rasulullah saw bersabda, “Di neraka gigi seorang kafir akan (memuai) hingga sebesar gunung Uhud, dan (tebal) kulitnya membentang sejauh tiga hari perjalanan”(diriwayatkan oleh Abu Hurairah, HR Muslim).
Dalam hadits lain, Rasulullah saw bersabda,”Neraka dipegang oleh tujuh puluh ribu tali, dan setiap talinya di pegang oleh tujuhpuluh ribu malaikat”(HRMuslim).
Rasulullah saw bersabda, “Allah mempunyai malaikat yang jarak antara kedua belah matanya adalah sepanjang seratus tahun perjalanan” (Abu Daud, Ibn Hanbal).
Oh, ya. Fasilitas ini juga meliputi makanan gratis yang mampu membakar isi perut, minuman yang mampu membocorkan usus serta fasilitas kolam renang gratis yang berisi nanah dan darah. Beberapa pembantu gratis juga disiapkan untuk penyayat lidah orang-orang yang suka menyakiti hati orang lain, maupun menyeterika perut orang-orang yang tidak membayar zakat.
Selain fasilitas tersebut, para kandidat akan melewati masa training yang lamanya mencapai ribuan tahun, yaitu :
1. Training indoor didalam kubur berupa siksa kubur dan ‘hidup’ dalam kesengsaraan ditemani ular dan makhluk aneh lainnya serta wajah-wajah buruk selamabertahun-tahun hingga ribuan tahun di alam barzakhtergantung kualitas amal ibadahnya dan dosa-dosa yang ia lakukan.
2. Training outdoor dilakukan di padang Mahsyar selama ribuan tahun,dalam suasana kepanikan dan huru-hara yang luar biasa. Bapak, ibu, anak dansaudara-saudara kita tak mampu menolong kita karena setiap orang sibuk dengan urusannya sendiri-sendiri.Bahkan para nabipun tidak mampu menolong, kecuali nabi Muhammad SAW yang akan menolong umatnya yang rajin bersholawat padanya.

SYARAT-SYARAT PELAMAR
- Tidak diperlukan ijazah
- Tidak diperlukan koneksi atau uang sogok.
- Tidak perlu bawa harta
- Tidak perlu berwajah cantik, ganteng, berbadan tegap atau seksi.
Cukup membawa dokumen asli dari keimanan dan amal karya Anda sendiri.

WAKTU WAWANCARA:
Wawancara tahap 1, dilakukan 7 langkah setelah pelayat terakhir meninggalkan kuburan Anda.
Sabda Rasulullah SAW: “Sesungguhnya bila jenazah seseorang diletakkan di dalam kubur,maka jenazah itu mendengar suara sandal orang-orang yang mengantarnya ke kuburan pada saat mereka meninggalkan tempat itu (hadist hasan yang diriwayatkan oleh Ahmad Hanbal).
Perlu diketahui jadwal wawancara Anda ini sudah ditentukan sejak roh ditiupkan ke tubuh Anda semasa dalam kandungan ibu.
Wawancara tahap 2 : Hanya Allah lah yang tahu

LOKASI DAN LAMA WAWANCARA:
Wawancara tahap I, dilakukan di dalam kubur (alam barzakh) selama beberapa menit hingga ribuan tahun tergantung posisi yang dilamarnya.
Wawancara tahap II, dilakukan pada hari penghisaban (hari perhitungan)selama beberapa hari hingga ribuan tahun tergantung posisi yang dilamarnya. Dalam salah satu haditsnya Rasulullah pernah bersabda bahwa jarak waktu masa pengadilan antara orang-orang kaya dan orang-orang miskin adalah 500 tahun. Berbahagialah Anda yang miskin selama di dunia, yang memiliki sedikit harta untuk diminta pertanggungjawabannya (karena sebutir nasi yang Anda buang akan diminta pertanggungjawabannya).

PEWAWANCARA:
Wawancara tahap I, dilakukan oleh Malaikat Mungkar dan Nakir.
Wawancara tahap II, dilakukan langsung oleh Allah Sang Penguasa Hari Kemudian

WAWANCARA HANYA BERISI 6 PERTANYAAN :
1. Siapa Tuhanmu ?
2. Apa agamamu ?
3. Siapa nabimu?
4. Apa kitabmu?
5. Dimana kiblatmu ?
6. Siapa saudaramu?
Sungguh 6 pertanyaan yang sangat mudah, tapi sayangnya tidak bisa dihapal dari sekarang karena keimanan dan amal kitalah yang akan menjawabnya.

CARA MELAMAR:
Sekalilagi, ini benar-benar rekrutmen yang sangat istimewa, tidak perlu membawa berkas lamaran, siapa saja dijamin diterima, bahkan untuk melamarpun Anda akan dijemput secara khusus. Dijemput oleh makhluk sekaliber malaikat yang bernama Izroil.Ia akan menjemput anda kapan dan dimana saja (bisa jadi sebentar lagi).

BENARKAH LOWONGAN INI ?
Simaklah hadits dibawah ini, sesungguhnya terlalu banyak rahasia alam ini yang tidak mampu kita ketahui, apalagi mengenai akhirat.
Rasulullahsaw bersabda :
“Sesungguhnya aku mampu melihat apa yang tak sanggup kalian lihat.Kudengar suara gesekan dilangit (berkriut-kriut), langit sedemikian padatnya, tak ada tempat kosong bahkan seluas empat jari sekalipun karena langit dipenuhi para malaikat yang sedang bersujud kepada Allah SWT.Demi Allah ! SEKIRANYA KALIAN MENGETAHUI APA YANG AKU KETAHUI (tentangakhirat), NISCAYA KALIAN TIDAK AKAN PERNAH TERTAWA SEDIKITPUN, BAHKAN KALIAN PASTI AKAN BANYAK MENANGIS (karena takut).Dan niscaya kalian tidak akan pernah bisa bersenang-senang dengan istri-istri kalian, dan niscaya kalian akan keluar berhamburan kejalan-jalan (berteriak) untuk memohon (ampun) dan memanjatkan doa kepada Allah (meminta perlindunga dari bencana akhirat) yang akan Dia timpakan”( HR Tirmidzi & Al-Bukhari).
Sementara jutaan Malaikat dengan penuh rasa takut dan hormat sedang bersujud kepada Allah, dan sementara Malaikat peniup Sangkakala sudah siap di depan trompetnya sejak alam ini diciptakan, sementara itu pula masih banyak diantara kita yang masih terlena dengan dunia ini dan bergelimang dalam alam pikirannya sendiri. Tidak sadar ia bahwa dirinya
sedang masuk dalam program penerimaan lowongan yang ada di akhirat.


http://www.facebook.com/notes/melati/lowongan-untuk-segala-umur/191590784212638

"Pencuri Hati Bidadari Bumi"


Lelaki yang tampan itu sedang bergaya menghadap kamera, siap-siap untuk dipotret. Wajahnya putih dan menawan. Bersih kulitnya membuat mata terpikat. Sedikit saja tersenyum, manisnya akan terlihat. Pula, menyenyumkan wajah yang melihat.
Hidungnya mancung. Hitam bola matanya begitu indah, dan bagian putihnya bersih menyejukkan. Mata sipitnya yang begitu mengesankan dan bibirnya yang bersih memerah benar-benar membuat wanita berdecak kagum.
Dipilihnya banyak gaya sehingga tercipta banyak fose. Busananya yang mewah menambah anggun ketampanannya. Apalagi model rambut yang selalu menjadi trend. Satu lagi, lelaki kita ini memiliki face (wajah) yang imut.
Di salah satu fotonya, ia terlihat mendapat ciuman wanita cantik, tepat di pipi kirinya. Lelaki itu tersenyum saja sambil mengangkat kedua alisnya yang hitam menawan. Di foto yang lain, ia juga mendapat ciuman di pipi kirinya. Bukan oleh wanita tapi oleh kaumnya sendiri, kaum adam. Fotonya ini dan banyak foto lainnya tersebar luas dan selalu menjadi koleksi wanita di dunia.
Tentangnya, menjadi buah bibir. Majalah-majalah nasional maupun internasional tak jarang menjadikan mereka sebagai Cover Boy lalu artikel-artikel di dalamnya mengupas habis tentang kehidupan mereka yang mengidola. Katanya, mereka menjadi lambang laki-laki modern. Mereka menjadi kiblat ketampanan. Mereka menjadi simbol keromantisan.
Untuk mereka, ada cinta yang dipersembahkan oleh para wanita, ada rindu yang terpatri di hati, ada bahagia yang menyelimuti relung-relung jiwa. Memandang mereka, para artis korea itu, para wanita akan teriak histeris. Air mata haru biru pun mengalir lembut menyusuri pipi.
Mereka telah menjadi idola yang mendunia, begitu mampu menghipnotis para wanita. Dan yang lebih menyedihkan lagi, para muslimah yang (katanya) mencintai Allah dan Rasul-Nya pun terbius dahsyat. Tak sedikit muslimah yang berjilbab mengedit fotonya sendiri lalu menyandingnya dengan gambar si artis korea dalam satu foto. Lihatlah pula, foto-foto si artis korea itu menjadi profile ficture di Facebook.Bagaimana tidak demikian, tak hanya tampang, para artis korea itu miliki pula suara yang indah, halus, dan menyejukkan telinga yang mendengar. Album mereka menjadi koleksi utama. Tak dapat dipungkiri, lisan-lisan para muslimah “mendzikirkan” lagu mereka walaupun  tak paham maknanya. Daun telinganya dibuka lebar-lebar penuh khusyu’ untuk mendengar nada-nada lagu cinta si artis korea.
Di mana rasa malu yang seyogyanya menjadi kemuliaan bagi pemiliknya? Di mana kemuliaan yang seharusnya tertancap kuat di taman hati?
@**@**@
>>Untuk Bidadari-Bidadari Mungilku
 Aku mencintai kalian wahai bidadari-bidadari kecilku. Saat kalian berjalan menuju masjid Aisyah, kalian terlihat begitu ceria dan bahagia sambil bergandeng tangan penuh kehangatan ukhuwah. Melewati bagian kanan badan jalan, senyum kalian berempat begitu sumringah. Iya, aku melihat kalian sore itu ketika baru saja kulalui pohon flamboyan, saat laki-laki kaum muslimin telah menunaikan kewajiban mereka shalat ashar di masjid.
 Wahai bidadari-bidadari kecilku, jujur kukatakan bahwa aku tersanjung dan terpesona. Sore itu, dan sore-sore lainnya, kalian membawa tas kalian yang berisi Al-Qur’an, buku dan pena untuk menuntut ilmu syar’i. Kalian memang masih duduk di bangku sekolah dasar, kelas 1 atau 2, bahkan ada yang masih berada di taman kanak-kanak  tapi kalian telah melampaui keadaan wanita-wanita dewasa yang sedang tersenyum bahagia bahkan menangis syahdu menyaksikan para artis korea itu.
 Walaupun dalam usia yang begitu dini, dengan menuntut ilmu syar’i, kalian benar-benar berusaha merawat pohon iman agar tertancap kuat di hati, agar tegar menjulang, agar memekar berbinar.
 Pada akar pohon iman itu, kalian mempertautkan diri agar tak hanyut disambar derasnya fitnah zaman. Pada batang kokohnya, kalian bersandar merehatkan keletihan yang mungkin mendera jiwa. Pada daunnya yang rimbun, kalian bernaung, meneduhkan diri dari panasnya arus kehidupan. Pada buahnya yang ranum memanis, kalian menikmati kelezatan hati.
 Ketika penaku tiba di kalimat ini, wahai bidadari-bidadari mungilku, air mataku mengalir. Tetesannya mengalirkan kebahagiaan karena menuliskan tentang kalian yang bersahaja. Kalian berusaha merias diri dengan kemuliaan yang kalian petik dari langit lalu menebarkannya melalui inspirasi-inspirasi bermakna yang terpotret pena ini.

>>Kecintaan yang Menipis
Pada saat yang sama, wahai bidadari-bidadari jelitaku, tetesan air mata ini pula mengalirkan kesedihan melihat keadaan kaum kalian, para wanita, di zaman ini. Begitu mudahnya mereka terbius/membiuskan diri dengan artis korea (dan artis-artis lainnya, seperti Justin Beiber, dll) yang secuil pun tak menambah keimanan. Mereka benar-benar terjebak dalam kubangan dunia khayal.
Benar bahwa mereka mencintai Allah dan Rasul-Nya tapi kecintaannya itu terkikis lalu tertimbun oleh fitnah-fitnah zaman, salah satunya fitnah artis-artis korea itu. Mereduplah cahaya iman yang seyogyanya mampu menerangi hati. Amal-amal yang seharusnya terperagakan dengan apik malah kini melumpuh.
Benar bahwa hari-hari mereka penuh dengan sejuknya musim semi yang menyemikan cinta untuk sang artis korea namun bukan menyemikan cinta kepada Allah dan Rasul-Nya, bukan menyemikan ketaatan, bukan menyemikan pahala, bukan menyemikan ilmu syar’i, bukan pula menyemikan tunas-tunas keimanan.
Benar bahwa pada saat yang sama, hari-hari mereka penuh dengan indahnya musim gugur yang menggugurkan tradisionalitas di abad 21, setidaknya menurut mereka. Tapi sayangnya musim gugur tersebut bukan mengugurkan dosa, bukan pula menggugurkan ketidaktahuan terhadap ilmu syar’i dan hukum-hukum Islam.
@**@**@

>>Para Wanita, Artis Korea dan Dajjal
Para artis korea, seperti yang telah kupaparkan, telah mampu membius muslimah. Mereka, para artis korea itu, menurutku, memiliki kelebihan-kelebihan yang sifatnya manusiawi. Artinya, ketampanan, wajah yang imut, suara yang merdu, dan tetek bengek lainnya sangat mungkin dan bahkan dimiliki pula oleh orang lain di lain tempat dan waktu. Walaupun demikian, wanita-wanita muslimah telah terpesona, terpukau dan tersihir.
Lantas, hubungannya dengan Dajjal?
Dajjal adalah fitnah (ujian) yang paling besar semenjak Allah ‘azza wajalla menurunkan nabi Adam ‘alaihissalam hingga menjelang hari kiamat. Dajjal memiliki kelebihan di luar batas kemampuan manusia.
Atas izin Allah, Dajjal mampu memerintahkan langit untuk menurunkan hujan lalu menumbuhkan tetanaman yang segera menghijaukan bumi pertiwi. Pada saat yang sama pula, dia mampu menjadikan musim semi itu menjadi musim kemarau yang tiada berhujan karena memang dia juga mampu menahan hujan hingga tetumbuhan dan hewan-hewan akan mati di masa-masa kedatangannya di akhir zaman.
Dajjal mampu menghidupkan manusia yang ada di kuburan maupun orang-orang yang dibunuhnya. Dia mampu mengeluarkan kekayaan dari perut bumi yang membuat manusia terpukau dan terpesona. Lebih dari itu, ia membawa dua sungai di tangannya, sungai bermata air jenih dan sungai api. Ia mampu terbang dengan kecapatan yang luar biasa untuk mengelilingi dan menyinggahi seluruh pelosok bumi kecuali Mekkah dan Madinah yang dijaga para malaikat.Dengan kelebihan itulah manusia terhipnotis, tersihir, terpukau sehingga menjadi pengikut Dajjal, terlebih dari kalangan para wanita. Iya, para wanita, adik-adik, kakak-kakak, istri-istri kaum muslimin kecuali mereka yang dirahmati Allah.
“Kebanyakan pengikut Dajjal,” tutur Yusuf bin Abdullah bin Yusuf Al-Wabl dalam kitabnya Asyratus Sa'ah, “adalah orang-orang Yahudi, orang Ajam (non arab), orang Turki, dan banyak lagi manusia dari berbagai bangsa dan golongan yang kebanyakan dari orang-orang Arab dusun dan kaum wanita.”
Ucapan di atas bukanlah omong kosong belaka karena memang didasarkan sebuah hadits Ibnu Umar radhiyallahu ’anhu bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
“Dajjal akan turun di lembah air Murqonah' ini, maka orang yang datang kepadanya kebanyakan kaum wanita, sehingga seseorang akan pergi menemui sahabat karibnya, ibunya, anak perempuanya, saudara perempuannya, dan kepada bibinya untuk meneguhkan hatinya karena khawatir mereka akan pergi menemui Dajjal."
(Musnad Ahmad VII: 190 dengan tahqiq Ahmad Syakir, dan beliau berkata, "Isnadnya shahih.”)
Kembali mencermati hadits dan ucapan diatas, aku melihat kesamaan antara artis korea dan Dajjal yang walaupun perbedaannya begitu mencolok. Kedua-duanya memiliki satu titik kemiripan: sama-sama mampu merebut hati para wanita.
Menutup catatan ini, ada sebuah pertanyaan besar yang harus menjadi cambuk hati bagi wanita-wanita muslimah.  
“Dengan bekal apa mereka menghadapi dahsyatnya fitnah Dajjal sementara di zaman ini mereka telah terbius dengan fitnah artis-artis korea?”
***
Wallahu a’lam. Subhanaka allahumma wa bihamdika asyhadu alla ila ha illa anta asytaghfiruka wa atuubu ilaika.


http://www.facebook.com/notes/melati/pencuri-hati-bidadari-bumi/191353517569698

MAKNA KAFIR DAN SYUHADA


Bismillaahirrahmanirrakhiim....

Kafir’ Tidak Dengan Sendirinya Berarti Orang Yang Tidak Beragama Islam
Sahabat sekalian, sering sekali kita menyebut orang yang tidak beragama Islam sebagai ‘kafir’. Itu yang diajarkan sejak kecil pada kita. Dan makna yang tidak tepat ini turun temurun diwariskan dari generasi ke generasi, pada akhirnya kita menerimanya dengan taken for granted saja, dan tidak memeriksa lagi kebenarannya.
Seandainya kita mau membuka Al-Qur’an dan mencari definisi qur’aniyahnya, maka akan kita temukan bahwa makna kata ‘kafir’ sebenarnya sama sekali tidak terkait dengan perbedaan agama secara langsung.
Makna ‘Kafir’
Mari kita buka Al-Qur’an. Kita biasakan mencari definisi qur’aniyah dari segala istilah agama yang kita kenal. Dengan demikian, kita akan terbiasa untuk membuka Al-Qur’an dan pelan-pelan Insya Allah kita akan merasakan Al-Qur’an benar-benar berfungsi bagi kehidupan kita. Kita belajar untuk memahami agama ini, bukan sekedar menghafal dalil-dalil agama yang belum tentu benar, apa lagi menggunakannya untuk, misalnya, mendebat orang lain. Ini tentu bukan hal yang baik.
Definisi qur’aniyyah dari kata ‘orang kafir’, bisa kita temukan di surat Al-Kahfi ayat 100 dan 101.
Q.S. 18:100, “dan Kami tampakkan Jahannam pada hari itu kepada orang-orang kafir (Al-Kafiriin) dengan jelas.”
Q.S. 18:101, “yaitu orang-orang yang matanya dalam keadaan tertutup dari ‘zikri’ (diterjemahkan di terjemahan qur’an bahasa Indonesia dengan kata ‘memperhatikan’) terhadap tanda-tanda kebesaran-Ku, dan adalah mereka tidak sanggup mendengar.”
Dari dua ayat di atas, kita dapatkan definisi qur’aniyyah dari kata ‘kafir’. Al-Kafiriin, atau orang-orang kafir, adalah mereka yang matanya tertutup dari ‘zikri’ terhadap tanda-tanda kebesaran Allah, dan telinganya tidak sanggup mendengar.
Jika demikian, apakah orang yang kebetulan ketika lanjut usia ia menjadi tuli atau menjadi buta karena usia tua, apakah ia berarti ditakdirkan akan mati dalam keadaan kafir? Atau, jika seseorang kebetulan ditakdirkan tuli atau buta sejak lahir, apakah artinya ia ditakdirkan untuk hidup sebagai orang kafir? Sebab sama sekali bukan keinginannya untuk dilahirkan sebagai orang buta atau tuli. Apakah Allah menakdrkannya kafir karena kebetulan lahir sebagai orang tuli atau buta?
Tentu jawabannya tidak. Semua orang, termasuk mereka yang buta atau tuli, diberi-Nya kesempatan untuk mati kelak dalam keadaan diridhoi-Nya.
Jika demikian, mata dan telinga mana yang tertutup?
Jawabannya bisa kita dapatkan pada Al-Qur’an surat Al-Hajj (22) ayat 46.
 Q.S. 22:46, “Maka apakah mereka tidak berjalan di muka bumi, lalu mereka mempunyai hati yang dengan itu mereka dapat memahami atau mempunyai telinga yang dengan itu dapat mendengar? Karena sesungguhnya bukanlah mata itu yang buta, tetapi yang buta ialah qalb-qalb mereka (quluubun) yang ada di dalam dada.”
Dari definisi Qur’an tersebut, yang disebut ‘kafir’ bukanlah orang yang berbeda agama. Yang disebut kafir adalah mereka yang mata dan telinga qalb di dalam dadanya tidak berfungsi. Asal kata ‘kafir’ dan ‘kufur’ adalah ‘kafara’ yang artinya ‘tertutup’ (kata ini jkemudian diserap ke dalam bahasa Inggris menjadi ‘cover’ artinya penutup). ‘Kafir’ adalah mereka masih yang tertutup dari ‘Al-Haqq’ (kebenaran mutlak).
Mata dan telinga yang di dalam dada, maksudnya adalah mata dan telinga yang adanya bukan pada level jasad kita, tapi lebih dalam lagi. Mata dan telinga yang dimaksud adalah mata dan telinga yang ada dalam qalb kita, dalam dada/shuduur, yang ada pada level jiwa (nafs). Shuduur artinya ‘dada spiritual’, sebagaimana hati yang biasa kita kenal bukanlah liver maupun jantung, tapi lebih kepada ‘hati spiritual’ seperti nurani.
Jiwa atau nafs itu, jiwa yang mana? Kita mengetahui, bahwa ada tiga unsur yang dipersatukan dalam membentuk satu manusia yang hidup, yaitu Ruh, Nafs (jiwa), dan Jasad. Jiwa inilah, yang diabadikan dalam Q.S. 7:172, yang dahulu sekali disumpah di hadapan Allah untuk menjadi saksi (syahid, perhatikan kata bahasa arabnya: syahidna, kami bersaksi) mengenai siapakah Rabb mereka.
Q.S. 7:172, “Dan (ingatlah) ketika Rabb-mu mengeluarkan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil persaksian terhadap nafs-nafs (jiwa-jiwa, anfusihim) mereka: “Bukankah aku ini Rabb-mu?” Mereka menjawab, “Betul, kami bersaksi (syahidna)”.
Nafs, atau jiwa, inilah yang diminta persaksiannya dahulu, dan kelak akan diminta pertanggungan jawabnya ketika mati. Sementara pada saat itu jasad kita terurai menjadi tanah, dan ruh kita yang menjadi daya hidup bagi jasad (fungsinya mirip seperti energi yang ada pada baterai) kembali pada-Nya. Kita tidak mengetahui apa-apa tentang ruh, karena ruh adalah urusan Allah. Disebutkan dalam Q.S. 17 : 85, “Katakanlah, Ruh itu termasuk urusan Tuhanku, dan tidaklah kamu diberi pengetahuan (tentangnya) melainkan sedikit.”
Dengan demikian, barangsiapa yang mata dan telinga yang ada dalam dadanya ini belum berfungsi, pada dasarnya ia masih ‘kafir’, atau tertutup. Ia tidak akan bisa memahami petunjuk Allah, karena petunjuk Allah diturunkan bukan ke telinga dan mata jasad kita, tapi ke ‘mata dan telinga’ qalb pada level jiwa (nafs) kita.
Dasar dari hal ini bisa kita lihat dalam surat At-Taghabuun ayat 11:
Q.S. 64:11, “… Dan barangsiapa beriman kepada Allah, niscaya Dia akan memberi petunjuk kepada qalb nya (di terjemahan qur’an ditulis: ‘kepada hatinya’).”
Dan, barangsiapa yang mata dan telinga dalam dadanya belum berfungsi, dia tidak akan mampu memahami Al-Qur’an dengan sebenar-benarnya, karena Al-Qur’an sebenarnya bukan untuk dihafal dalam otak. Sebagaimana yang dialami Rasulullah, Al-Qur’an diturunkan ke dalam dadanya. Rasulullah seorang yang buta huruf, tapi bagaimana Beliau saw. bisa memahami Al-Qur’an hingga ke hakikat terdalamnya? Karena Al-Qur’an seharusnya, dan sesungguhnya, ada dalam dada, bukan dalam kepala.
Q.S. 29:49, “Sebenarnya (Al-Qur’an) itu adalah ayat-ayat yang nyata dalam dada orang-orang yang diberi ilmu.”
Al-Qur’an dalam dada (qalb di dalam shuduur/dada) kita inilah yang akan kita bawa hingga ke akhirat kelak, dan bukan Al-Qur’an yang dihafalkan dalam kepala. Ketika mati kelak, otak kita dan segala apa yang ada dalam kepala kita akan hancur menjadi tanah. Kita harus memahami dengan hati hingga ke tingkat makna dan hakikatnya, bukan sekedar menghafalkan dalil-dalil Qur’ani di kepala.
Dari data-data di atas, maka bisa kita pahami makna ‘kafir’. Kata ‘kafir’ bukan berarti mereka yang tidak beragama Islam. ‘Kafir’ adalah mereka yang telinga dan mata dalam dadanya belum berfungsi, sehingga tertutup dari Al-Haqq (kebenaran mutlak, kebenaran Ilahiyah). Dengan demikian, bahkan saya sendiri masih kafir karena mata dan telinga jiwa saya belum berfungsi dengan baik, belum sempurna dalam melihat tanda-tanda kebesaran-Nya, dan belum memahami Al-Qur’an dengan sempurna.
Untuk memperkuat bahwa makna ‘kafir’ sebenarnya ada dalam konteks ketertutupan qalb dan tidak secara langsung terkait dengan perbedaan agama, kita lihat lagi dua ayat berikut yang sangat terkenal:
Q.S. Al-Baqarah (2) : 6 – 7,
“Sesungguhnya orang-orang kafir, sama saja bagi mereka, kamu beri peringatan atau tidak kamu beri peringatan, mereka tidak akan beriman [6].”
“Allah telah mengunci mati hati (qalb-qalb, quluubihim) dan pendengaran mereka, dan pengelihatan mereka ditutup. Dan bagi mereka siksa yang amat berat [7].”
Sayang dua ayat di atas sering dijadikan dalil untuk bersikap kurang bersahabat terhadap saudara kita yang beragama lain. Padahal, seandainya kita lebih teliti lagi, kata ‘kafir’ sebenarnya ada dalam konteks ketertutupan hati, bukan dalam konteks perbedaan agama.
Ayat ini sama sekali bukan rujukan supaya kita menunjukkan sikap tidak bersahabat pada saudara-saudara kita dari agama lain. Ayat ini justru memperkuat keterangan tadi, bahwa ‘kafir’ ada dalam konteks ketertutupan qalb, dan bukan dalam konteks perbedaan agama. Bukankah Allah menempatkan dua ayat ini secara berdampingan? Tentu ini sama sekali bukan kebetulan yang tanpa makna. ‘Kafir’ adalah sebuah kondisi (ruhaniyyah) tentang qalb, bukan status (keagamaan).
Jadi, secara sederhana bisa kita katakan bahwa orang kafir adalah orang yang qalb-nya masih tertutup dari Al-Haqq (kebenaran ilahiyah), dan tidak secara langsung terkait dengan orang-orang yang tidak beragama Islam.
Kondisi kafir sendiri bertingkat-tingkat, dari yang sama sekali tidak bisa memahami Al-Haqq, sedikit memahami, agak memahami, cukup memahami, dan seterusnya. Kadar kekufuran seseorang berbeda-beda, tergantung sejauh mana ia mampu memahami kebenaran (ilahiyyah). Kini semakin jelas bahwa kekafiran adalah sebuah kondisi, bukan status.
Karena saya sendiri masih kafir (atau masih banyak kekufuran yang ada dalam diri saya), jelas tidak ada gunanya bagi saya untuk menyebut orang lain, atau orang yang tidak beragama Islam, sebagai orang kafir. Hal ini tidak akan menambah kebaikan apapun bagi diri saya, bahkan justru akan menambah dosa saja.
Apakah orang yang tidak beragama Islam semuanya tidak beriman, semuanya laknatullah, atau semuanya ahli neraka? Belum tentu. Kita harus berhati-hati sekali karena ada ayat-ayat ini dalam Al-Qur’an.
Q.S. 3:199, “Dan sesungguhnya di antara para ahli kitab ada orang yang beriman kepada Allah dan kepada apa yang diturunkan kepada mereka, sedang mereka berendah hati kepada Allah, dan mereka tidak menukarkan ayat-ayat Allah dengan harga yang sedikit. Mereka memperoleh pahala di sisi Rabb-nya. Sesungguhnya Allah amat cepat perhitungannya.”
Q.S. 3:113, “Mereka itu tidak sama; di antara ahli kitab itu ada golongan yang berlaku lurus, mereka membaca ayat-ayat Allah pada beberapa waktu di malam hari, sedang mereka juga bersujud.” Q.S.3:114, “Mereka beriman kepada Allah dan hari penghabisan, mereka menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah kepada yang munkar, dan bersegera kepada mengerjakan kebaikan. Mereka itu termasuk orang-orang yang saleh.”
Dan yang membuat kita harus lebih berhati-hati lagi, camkanlah bahwa tidak semua orang yang ber-Islam dengan sendirinya telah beriman. Kita perhatikan ayat berikut ini:
Q. S. 49 : 14, “Orang-orang Arab (badui) itu berkata, “Kami telah beriman.” Katakanlah (kepada mereka), “Kamu belum beriman, tetapi katakanlah ‘kami telah ber-Islam’ (perhatikan teks Qur’an-nya: ‘aslamna’ artinya ‘kami telah berserah diri’, di terjemahan Indonesia menjadi ‘kami telah tunduk’), karena iman itu belum masuk ke dalam qalb-qalb mu (quluubikum)…”
Perhatikanlah pada ayat di atas, bahwa beriman hingga masuk ke hati itu setingkat di atas tingkatan Islam. Dengan demikian, bisa jadi seseorang telah ber-Islam, tapi belum tentu dia memiliki iman.
Jadi menurut saya, mengatakan kafir pada orang lain meskipun mudah di lidah, bisa jadi merupakan hal yang beresiko besar untuk dipertanggungjawabkan di hadapan Allah ta’ala kelak. Di sisi lain, kita tidak perlu marah jika seandainya dihujat sebagai kafir, karena sangat mungkin memang masih banyak kekufuran dalam diri kita ini.
Makna ‘Syuhada’
Kata ’syuhada’, dalam buku agama Islam di masa sekolah dasar saya dulu, maknanya diartikan sebagai orang yang gugur di medan perang melawan ‘musuh Islam’. Maka ketika dewasanya orang berlomba-lomba ingin berperang (atau membuat perangnya sendiri dan musuhnya sendiri) karena ingin mati sebagai syuhada, yang jaminannya adalah surga.
Ada sebuah hadits yang ‘menggelitik’:
“Barangsiapa yang memohon kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dengan benar untuk mati syahid, maka Allah Subhanahu wa Ta’ala akan memberikan kedudukan sebagai syuhada meskipun ia meninggal di atas tempat tidurnya”. (Hadits Riwayat Tirmidzi, Nasa’i, Ibnu Majah, Ibnu Hibban dalam shahihnya, Al-Hakim dan ia menshahihkannya).
Bagaimana mungkin mati di tempat tidur mendapatkan derajat kematian seperti seorang syuhada?
Ini bisa kita pahami, jika kita teliti Al-Qur’an. Kata ’syuhada’, akar katanya sama dengan kata pada syahadat kita ‘Asyhadu’, artinya bersaksi, mempersaksikan dengan sepenuh kepercayaan, dengan sepenuh keyakinan (mengenai Tuhannya). Kata ’syuhada’ tidak semata-mata berarti orang yang mati di medan perang. Kata ’syuhada’ berarti ‘orang yang telah mempersaksikan (dengan sebenar-benarnya)’.
Di Al-Qur’an ayat 7 : 172 tadi, ketika Allah mengambil persaksian dari jiwa-jiwa manusia, kata yang dipakai adalah ‘Asyhadahum ala anfusihim’, mengambil persaksian atas jiwa-jiwa mereka. Dan jiwa-jiwa tersebut menjawab, ‘Qaalu, bala syahidna,” benar, sesungguhnya kami bersaksi.
Demikian pula kata yang sama (syuhada) dipakai dengan jelas di Q.S. Al-Hadiid ayat 19,
Q.S. 57:19, “Dan orang-orang yang beriman kepada Allah dan Rasulnya, mereka itu orang-orang Shiddiqiin dan ‘syuhada inda Rabbihim’ (menjadi saksi di sisi rabb mereka), bagi mereka pahala dan cahaya mereka…”
Maka jelas bahwa ’syuhada’ berarti orang yang mempersaksikan (kebenaran Ilahiyah). Menjadi syuhada tidak harus melalui peperangan. Seorang yang meninggal di atas tempat tidurnya pun bisa menjadi seorang syuhada, asal ia benar-benar memintanya, sebagaimana disebutkan dalam hadits di atas.
Di zaman Rasulullah, mereka yang gugur ketika berniat mengorbankan jiwa mereka untuk Allah melalui jalan yang tersedia dan dibutuhkan ummat pada masa itu (berperang), yang pengorbanannya diterima oleh Allah, dianugerahi sebuah ‘penyaksian (akan kebenaran/Al-Haqq)’ melalui gugurnya mereka di medan perang. Namun demikian, belum tentu jalan pengorbanan yang paling dibutuhkan ummat pada setiap masa adalah berperang.
 Dengan demikian, belum tentu setiap orang yang gugur di medan perang adalah ’syuhada’, jika pada saat kematiannya tidak dianugerahi sebuah penyaksian akan Al-Haqq. Juga hal ini berimplikasi bahwa banyak cara lain menjadi seorang ’syuhada’ selain melalui peperangan. Di atas semua itu, sudah tentu lebih bisa kita pahami sekarang mengapa orang yang telah berhasil menjadi seorang ’syuhada’ maka jaminannya adalah surga.

SMS, Sabar Mas Sabar!


Betapa susahnya kata orang buat bersabar, banyak sekali kita menemukan orang yang tak sabar dalam segala segi kehidupan yang akhirnya berujung pada kematian dan kematianyapun bukan main-main, bunuh diri!
Dan repotnya lagi yang bunuh diri bukan hanya dikalangan orang yang mungkin menurut anda orang yang papa, yang tak punya apa-apa dan terjerat utang piutang.
Ternyata tidak, gejala orang tak sabar dalam menjalani kehidupan terjadi di berbagai kalangan. Kalangan tas maupun bawah, yang pinter maupun yang bodoh, yang berpangkat maupun yang tidak, pejabat, artis dan lain sebagainya.
Baru-baru ini ada bisa baca, salah seorang mantan Panglima di Filipina bunuh diri, ada yang seorang bendara sebah partai besar yang terjun bunuh diri dar salah satu hotel.
Bayangkan mereka bukan orang bodoh dalam arti kecerdasan, tapai bodoh dalam ketidak sabaran menanggung beban hidup, yang mungkin saja mereka malu kalau tetap hidup karena telah berbuat sesuatu yang memang memalukan.
Bahkan orang yang tidak sabar, hanya karena sepelepun bisa bunuh diri, ya ada karena tak lulus ujian sekolah, ada yang karena tak mempunyai pakaian seragam, hanya karena tak mampu membayar SPP dan lain sebagainya, yang sering kalau putus cinta.
Ya gara-gara putus cinta orang dengan gelap mata bunuh diri, seakan dunia ini hanya selembar daun kelor, seakan laki-laki hanya satu-satunya buat dia atau seakan –akan perempuan di dunia ini hanya satu orang saja, jadi tanpa orang yang dikasihinya tadi, hidup menjadi hampa dan akhirnya bunuh diri.
Orang seprti ini tak sabar terhadap ujian Tuhan, bahkan lupa: ”Apa yang dianggap baik menurutnya, belum tentu baik menurut Allah SWT, begitu juga apa yang buruk menurutnya bisa jadi baik menurut Allah SWT! ”Dengan kata lain, apa yang kita cintai, belum tentu juga dicintai Allah dan apa yang kita benci boleh jadi justru dicintai Allah SWT.
Maka jangan putus asa, jangan segera menelan yang pahit, siapa tahu yang pahit itu obat bagimu dan jangan segera menelan yang manis, siapa tahu itu racun bagimu! Nah untuk itu mari kita lihat kalimat-kalimat orang yang sabar dan tak sabar dalam hidup berikut ini.
Sabar mas sabar,
Aduh giman sih sabar dong…!
Sabar…sabar… sabar apaan?
Memang enak sabar?
Ngapaian pakai sabar… hajar saja bleh !
Sapai kapan sih sabarnya?
Gue sudah sabar sejak dulu, tapi dianya kelewataan, gue hajar juga nih!
Eh .. eh …. sabar dong, masa ga sabar sih?
Ah ngapain sih, pakai sabar- sabar segla, sabar amat, memang tuh orang kurang ajar, hajar saja!
Habisin, bakar, hancurkan ! Tak perlu sabar lagi.
Buat apa sabar. sabar bikin sakit hati, geprok aje palenye!
Ini memang biang keroknya, habisin!
Wah banyak sekali ungkapan emosional tentang ketidak sabaran, betapa mudahnya manusia disulut oleh hawa nafsu setaniah yang membuat kehancuran di mana-mana, hanya karena tidak S-A-B-A-R-!
Kesabaran memang membutuhkan proses yang panjang, yang tak henti-hentinya dan terus menerus selama manusia masih hidup! Sabar tak ada batasnya, kesabaran terus menerus diperlukan dalam hidup dan kehidupan ini.
Betapa banyak orang yang tidak sabar, tak sabar antri, tak sabar menahan emosi, tak sabar kejar tayang, tak sabar menunggu, tak sabar untuk sabar, tak sabar ingin segera menduduki jabatan tertentu, tak sabar dalam kemiskinan, tak sabar ketika kaya, tak sabar dalam jabatan tertentu, tak sabar ingin segera kaya, hingga jadi koruptor, tak sabar ingin segera naik pangkat, tak sabar berusaha, tak sabar beribadah, tak sabar dalam segala hal!
Sabar subur, tak sabar ke cebur! Sabar subur, tak sabar hancur! Sabar subur, tak jadi “kencur”!
Sabar subur, tak sabar jadi melacur! Sabar subur, tak sabar jadi nganggur! Sabar subur, tak sabar jadi meluncur ke sumur hancur babak belur!
Sabar mas sabar! Sabar dong! Gimana sih, sabar kenapa sih! Bisa sabar ga sih? Ya ampun nih orang kok ga sabaran banget….! Ayo dong belajar sabar, apa sih ruginya sabar, sabar kan subur, tak sabar ke cebur di sumur!
Banyak sekali akibat buruk dari ketaksabaran, hutan menjadi gundul karena tak sabar ingin mendapat semua harta kekayaan dari hutan dalam waktu singkat, persaudaraan menjadi hancur karena tak sabar untuk musyawarah dan mufakat, rumah, gedung-geung habis dibakar karena tak sabar.
Demonstran yang tak sabar menghancurkan segalanya! Politikus yang tak sabar bisa membakar masa untuk menghancurkan pihak yang akan di dongkelnya. Hacurnya peradaban manusia, juga karena tak sabar.
Sabar subur, tak sabar hancur!
Sabar mas sabar!
Ayo dong belajar sabar!
Mari bersabar, biasakan antri!
Sabar menahan emosi!
Sabar mas sabar!
Memang gampang mengatakannya, tapi susah dalam pelaksanaannya, sabar membutuhkan kesabaran yang lebih tinggi. Sabar dalam kesabaran, sabar dalam melakukan ibadah, sabar dalam melakukan kebaikan, sabar dalam menjaga silataruhami, sabar dalam menegakan kebenaran, sabar dalam berbagi, sabar dalam bergaul.
Sabar mas sabar!
Tahan itu emosinya!
Tahan luapan amarahnya!
Diam lu! Enak aja gue lu sabar, emangny lu siapa? Lu tahu ga, gue ini siapa?
Iya, maaf, saya tahu siapa anda! Bukankah anda yang dilahirkan dari setetes air yang hina? Bukankah anda yang ketika mati hanya menjadi santapan cacing tanah? Bukankah anda yang ke mana-mana membawa kotoran? Bukankah anda WC berjalan?
Maaf, saya tak tahu anda siapa? Bukankah anda “Camat” calon mati?
Sabar mas sabar!
Marah melulu!
Emangnya yang bisa marah anda saja? Sayapun bisa marah, sayapun bisa ngatain orang, sayapun bisa marah siapa anda? Enak aja marah-marahin orang. memang anda yang memberikannya makan, enak aja marah-marahin orang, memang anda yang memberinya hidup?
Enak aja marah-marahin orang, memangnya anda yang memberinya napas? Enaknya aja membodoh-bodohin orang, memangnya anda yang membuat kecerdasan? Enak aja mencacimaki orang, memangnya anda yang menghidupkan dan yang mematikanya?
Sabar mas sabar!
Sabar doang mas “Belanda” masih jauh!
Kalimat terakhir itu anda bisa temukan dalam kehidupan sehari-hari untuk menyabarkan orang-orang yang kalau melakukan sesuatu tak sabaran, maunya cepat-cepat, tabrak sana, tabrak sini, sikut sana, sikut di sini, injak sana, injak sini, semuanya dihantam demi memuaskan ketaksabarannya! Susah memang buat bersabar, namun pahalanya besar.
Dan kesuksesan biasanya diiringi oleh sifat orang yang sabar!
Bayangkan saja, untuk meraih gelar S1 saja, seorang belajar lebih kurang membutuhkan waktu rata-rata 16 tahun! Itu bukan waktu yang sedikit, untuk meraih gelar sarjana di tingkat pertama saja manusia harus sabar sekian tahun! Mengerjakan tugas, PR, ulangan, ujian dan lain sebagainya harus dilaluinya, bila tidak, jangankan tingkat sarjana, baru SD saja mungkin sudah tak lulus!
Kesabaran dibutuhkan dalam segala kehidupan, ingin sukses, sabarlah dalam berproses!


http://www.facebook.com/notes/melati/sms-sabar-mas-sabar/191285277576522

Si Ranid, Facebook, dan Al-Quran


Suatu ketika selepas Ashar di Masjid Al Hikam. Di salah satu pojok masjid tersebut terdapat Ranid dengan dua orang temannya yakni Ahmad dan Ilmi yang terlihat sedang mendiskusikan sesuatu. Kali ini tema yang diangkat seputar masalah I’jazul Quran (Mukjizat Al Quran). Diskusi yang berjalan cukup santai namun sarat akan ilmu.
Ahmad adalah seorang mahasiswa salah satu PTS di Jakarta dengan program studi Matematika. Seorang calon pengabdi masyarakat dengan ilmunya. Ahmad selalu berupaya mengaitkan Al-Qur’an dengan bidang studinya matematika. Ahmad sering berkutat dengan angka-angka dalam Al-Qur’an.
Ahmad pun memulai diskusi. “Subhanallah alquran itu bener-bener mukjizat. Ana pernah baca di Internet bahwa ternyata kata Yaum (hari) di dalam alquran sebanyak 365 kata sama seperti jumlah hari dalam satu tahun, kata syahr (bulan) disebutin 12 kali sama kayak jumlah bulan dalam satu tahun, sab’u (minggu) disebutin 7 kali sama dengan jumlah hari per minggu. Belum lagi kata-kata yang berlawan kata. Misalnya ad dunya 115 kali, al akhiroh juga 115 kali. Malaikat 88 kali sedangkan asy syayathin 88 kali juga. Al hayat 145 kali begitupun dengan Al Maut yang juga 145 kali. Belum lagi angka 19 yang disebutin dalam alquran surat Al Mudatsir ayat 30. Sebetulnya masih banyak tapi mending antum liat di internet aja nafsi-nafsi, tinggal tanya mbah google ketik key word nya keajaiban angka dalam alquran,” Celoteh Ahmad sekaligus mengakhiri presentasinya.
Tiba giliran Ranid memaparkan pengetahuannya seputar masalah mukjizat Quran. Ranid memang sangat menyenangi diskusi-diskusi tentang kajian Islam berhubung program studi Ranid adalah bahasa Arab yang ia geluti di salah satu Ma’had Lughoh di Jakarta. Maka ia akan memaparkan sepengetahuannya tentang I’jazul Quran dari sudut pandang bahasa.
Setelah mengucapkan basmalah seraya memuji Allah dengan hamdalah, serta sholawat kepada Nabi SAW. Ranid pun mulai berkata “Mumtaz! ustadz Ahmad mantep dah penjelasannya, giliran ana ya? Gini jadi mukjizat kalo diliat dari segi bahasa maka secara sederhana dapat diartikan sebagai 'senjata' untuk melemahkan terhadap tantangan dakwah yang ada.
Contoh di zaman nabi Musa AS berhubung waktu itu sihir sedang ngetrend-ngetrendnya maka Allah kasih mukjizat nabi Musa AS 'menyerupai' sihir, tapi bukan sihir, dengan tongkatnya yang terkenal. Bisa berubah jadi ular, ngebelah lautan, dsb. Trus di zaman nabi Isa AS berhubung waktu itu ilmu kedokteran lagi maju-majunya maka Allah kasih kepada nabi Isa AS mukjizat yang berhubungan dengan dunia pengobatan.
Nah, di zaman Rasul SAW pada masa itu kaum jahiliyyah terkenal akan syairnya yang luar biasa Indahnya. Maka Allah pun memberikan kepada Nabi SAW berupa alquran sebuah mukjizat yang begitu sangat tinggi dan sarat akan nilai sastranya.”
Ranid masih melanjutkan pemaparannya “bahkan Allah nantangin mereka kaum kafir untuk buat satu surat saja yang semisal dengan alquran. Coba antum buka Al-Baqoroh ayat 23 'dan jika kamu meragukan Al-Quran yang Kami turunkan kepada hamba Kami (Muhammad) maka buatlah satu surat semisalnya dan ajaklah penolong-penolongmu selain Allah jika kamu orang yang benar,' dan dilanjutan ayatnya, bahwa Allah sudah kasih garansi, mereka pasti gak akan mampu ngebuatnya. Pernah ada kisah tentang Musailamah Al-Kadzdzab yang coba-coba buat alquran tandingan. Salah satu suratnya niru-niru al-fiil.
Dan surat gadungan itu ditertawakan banyak orang karena diliat dari sisi bahasa dan maknanya betul-betul jelek. Dan satu hal lagi cuma alquran kitab suci yang bisa dihafal oleh jutaan manusia walaupun manusianya itu sendiri pun tidak mengetahui arti alquran. Bahkan uniknya juga, hafalannya tersebut lengkap sampai titik dan komanya. Subhanallah maha benar Allah dalam firmanNya 'dan sungguh Kami mudahkan Al-Quran untuk peringatan' Al-Qomar ayat 17,” Ranid pun mengakhiri makalah yang dibawakannya.
Selanjutnya giliran Ilmi yang mendapat giliran menjelaskan mukjizat quran berdasarkan studi yang ia geluti. Ilmi adalah seorang mahasiswa IT di salah satu PTS di Jakarta. Berbeda dengan kedua orang sahabatnya tadi, Ikhwan lajang ini tengah mengerjakan tugas akhir dalam perkuliahannya. Hal ini dikarenakan Ilmi terlebih dahulu kuliah selepas SMA daripada Ahmad dan Ranid yang sempat menunda jenjang akademisnya.
Lengkap dengan stelan kacamata khas para hacker di film Hollywood, Ilmi pun memulai pembicaraannya. “sebenernya ana belum mau mengatakan ini mukjizat atau gak? terus terang ana gak berani. Tapi salah satu point yang pernah ana dengar dalam seminar Qur’an bahwa kenapa Qur’an disebut mukjizat tak lain dan tak bukan adalah karena kebenarannya dalam 'meramal' masa depan. Betul gak Ran?” Ilmi bertanya pada Ranid. Ranid pun mengiyakan pernyataan Ilmi dengan mengaggukan kepala, seolah tak mau kehilangan pemaparan dari Ilmi sahabatnya.
Ilmi melanjutkan “surat al-lahab contohnya, di situ Allah memastikan bahwa Abu Lahab bakalan tetep kafir dan masuk neraka. Dan ketika surat itu turun di Mekkah, Abu Lahab ternyata masih hidup. Sekarang coba antum bayangin kalo seandainya Abu Lahab itu tergerak hatinya untuk masuk Islam atau pun pura-pura masuk Islam maka Al-Quran akan dipertanyakan kebenarannya dari dulu sampai sekarang.
Ataupun di surat Ar-Rum di situ dijelaskan bahwa Romawi bakalan menang melawan Persia. Dan itu subhanallah terjadi beberpa tahun kemudian. Setelah pada peperangan yang sebelumnya Romawi kalah maka pada peperangan selanjutnya Romawi menang telak. Dan satu lagi peristiwa fathul Mekkah di surat Al-Fath. Allah memastikan kaum Muslimin akan memasuki Mekkah setelah sekian lama hijrah ke Madinah. Dan subhanallah hal itu terbukti.”
“Ah itu mah ana dari aspek sejarah Mi, coba dari aspek IT sesuai sama studi antum?
Tanya Ranid seolah menantang Ilmi.
“Weitss, tenang-tenang ana kan belum selesai jelasinnya, ana lanjut ya!”
Jawab Ilmi. “Nah berhubung tadi ana bilang ana gak berani nyebut ini mukjizat atau nggak, maka ana akan bilang ini kehebatan Quran.Ilmi masih melanjutkan, sementara kedua rekannya Ahmad dan Ranid masih terus diam dan menyimak kata per kata yang akan terlontar dari mulut Ilmi. “Antum tau gak, bahwa sejak 1400 tahun yang lalu alquran sudah menyinggung tentang Facebook dan kawan-kawannya?!”
Ahmad sang Cagur (Calon Guru) tertegun diiringi dengan tertawa kecil seolah tak percaya statmen Ilmi. Lain lagi dengan Ranid yang masih berpikir dan mencari-cari bahwa apakah benar kata Facebook ada di dalam alquran. Dengan mencoba mentashrif pola-pola fi’il.
Ilmi meneruskan kembali pemaparannya “Ahmad, coba antum buka surat Al-Ma’arij ayat 19-21 'Sungguh, manusia diciptakan bersifat suka mengeluh. Apabila dia ditimpa kesusahan, ia berkeluh kesah. Dan apabila mendapat kebaikan dia jadi kikir.'
Ayat ini menjelaskan fenomena jama’ah Al-Fisbukiyyah secara umum. Coba antum liat wirid-wirid mereka. Kebanyakan isinya keluh kesah. Temanya udah mirip sinetron mendayu-dayu sampai bikin air mata keluar. Sakit dari mulai bisul, cantengan, jerawat, sampai ayan di update di status. Cuaca juga gak ketinggalan. Dikasih hujan, ngeluh gak bisa kemana-mana. Dikasih panas ngeluh kepanasan. Segala maksiat juga disebarin di muka umum. Masalah duit abis, rezeki seret terus dan terus di suguhkan.
Ibadah juga ada beberapa yang dipublikasikan puasa, sedekah, tapi alhamdulillah ana belum menemukan ada orang yang lagi sholat update status 'lagi roka’at dua nih'  naudzubillah kalo sampai ada!” canda Ilmi.
Ahmad dan Ranid pun tertawa dan mengaminkan ucapan Ilmi.
“Terus di ayat setelahnya dikatakan 'apabila dapat kebaikan maka ia kikir.' Ana rasa betul ayat tersebut. Coba antum hitung ada beberapa orang yang update status semisal alhamdulillah dapet rezeki, buat yang mau ditraktir harap tunggu di depan masjid. Kira-kira ada gak status kayak gitu. Giliran dapat rezeki yang melimpah pada pelit gak mau orang lain pada tau, tapi giliran ditimpa musibah di share kemana-mana.”
“Ah, antum iri aja kali jangan sok jaim deh?!” Kali ini Ahmad yang bertanya kepada Ilmi.
Ilmi pun menjawab “ana rasa jaim itu perlu, dalam konteks JAIM, Jaga-Iman berkaitan dengan hal malu, ana tidak mengharamkan update status, akan tetapi alangkah baiknya update-nya itu yang baik-baik pokoknya temanya mengajak kebaikan dari quran, hadits, sahabat, ataupun salafush sholih. Inget akh dalam hadits riwayat Bukhori dikatakan Jika kamu tidak malu, maka berbuatlah sesukamu. Ulama bilang bahwa jika kita udah gak malu sama Allah dan tidak merasa diawasinya maka tunaikan saja hawa nafsumu dan lakukan apa yang kau inginkan.” Jawab Ilmi.
Ranid tak menyangka sahabatnya Ilmi dapat menarik dan mengaitkan surat Al-Ma’arij ayat 20-22 dengan fenomena Facebookers yang bergentayangan di dunia maya. Alhamdulillah bertambah satu lagi pengetahuan Ranid pada hari itu. Sungguh Ranid sejatinya sudah sering membaca atau bahkan menghafalkan surat ini. Namun dikarenakan kurang men-tadabbur-i ayat ini maka alangkah kagetnya ia mendengarkan penjelasan yang dipaparkan oleh sahabatnya Ilmi.Diskusi kali ini pun berkahir seiring dikumandangkannya adzan maghrib sebagai pertanda masuknya waktu sholat maghrib.


http://www.facebook.com/notes/melati/si-ranid-facebook-dan-al-quran/191090860929297

Keutamaan Do"a


Bismillaahirrahmanirrakhiim.....

1. Do'a adalah otaknya (sumsum / inti nya) ibadah. (HR. Tirmidzi)
2. Do'a adalah senjata seorang mukmin dan tiang (pilar) agama serta cahaya langit dan bumi. (HR. Abu Ya'la)
3. Akan muncul dalam umat ini suatu kaum yang melampaui batas kewajaran dalam berthaharah dan berdoa. (HR. Ahmad dan Abu Dawud)
Penjelasan:
Yakni berdoa atau mohon kepada Allah untuk hal-hal yang tidak mungkin dikabulkan karena berlebih-lebihan atau untuk sesuatu yang tidak halal (haram).
4. Do'a seorang muslim untuk kawannya yang tidak hadir dikabulkan Allah. (HR. Ahmad)
5. Jangan mendo'akan keburukan (mengutuk) dirimu atau anak-anakmu atau pelayan-pelayanmu (karyawan-karyawanmu) atau harta-bendamu, (karena khawatir) saat itu cocok dikabulkan segala permohonan dan terkabul pula do'amu. (Ibnu Khuzaimah)
6. Rasulullah Saw ditanya, "Pada waktu apa do'a (manusia) lebih didengar (oleh Allah)?" Lalu Rasulullah Saw menjawab, "Pada tengah malam dan pada akhir tiap shalat fardhu (sebelum salam)." (Mashabih Assunnah)
7. Do'a yang diucapkan antara azan dan iqomat tidak ditolak (oleh Allah). (HR. Ahmad)
8. Bermohonlah kepada Robbmu di saat kamu senang (bahagia). Sesungguhnya Allah berfirman (hadits Qudsi): "Barangsiapa berdo'a (memohon) kepada-Ku di waktu dia senang (bahagia) maka Aku akan mengabulkan do'anya di waktu dia dalam kesulitan, dan barangsiapa memohon maka Aku kabulkan dan barangsiapa rendah diri kepada-Ku maka aku angkat derajatnya, dan barangsiapa mohon kepada-Ku dengan rendah diri maka Aku merahmatinya dan barangsiapa mohon pengampunanKu maka Aku ampuni dosa-dosanya." (Ar-Rabii')
9. Ada tiga orang yang tidak ditolak do'a mereka: (1) Orang yang berpuasa sampai dia berbuka; (2) Seorang penguasa yang adil; (3) Dan do'a orang yang dizalimi (teraniaya). Do'a mereka diangkat oleh Allah ke atas awan dan dibukakan baginya pintu langit dan Allah bertitah, "Demi keperkasaanKu, Aku akan memenangkanmu (menolongmu) meskipun tidak segera." (HR. Tirmidzi)
10. Barangsiapa tidak (pernah) berdo'a kepada Allah maka Allah murka kepadanya. (HR. Ahmad)
11. Apabila kamu berdo'a janganlah berkata, "Ya Allah, ampunilah aku kalau Engkau menghendaki, rahmatilah aku kalau Engkau menghendaki dan berilah aku rezeki kalau Engkau menghendaki." Hendaklah kamu bermohon dengan kesungguhan hati sebab Allah berbuat segala apa yang dikehendakiNya dan tidak ada paksaan terhadap-Nya. (HR. Bukhari dan Muslim)
12. Hati manusia adalah kandungan rahasia dan sebagian lebih mampu merahasiakan dari yang lain. Bila kamu mohon sesuatu kepada Allah 'Azza wajalla maka mohonlah dengan penuh keyakinan bahwa do'amu akan terkabul. Allah tidak akan mengabulkan do'a orang yang hatinya lalai dan lengah. (HR. Ahmad)
13. Apabila tersisa sepertiga dari malam hari Allah 'Azza wajalla turun ke langit bumi dan berfirman : "Adakah orang yang berdo'a kepadaKu akan Kukabulkan? Adakah orang yang beristighfar kepada-Ku akan Kuampuni dosa- dosanya? Adakah orang yang mohon rezeki kepada-Ku akan Kuberinya rezeki? Adakah orang yang mohon dibebaskan dari kesulitan yang dialaminya akan Kuatasi kesulitan-kesulitannya?" Yang demikian (berlaku) sampai tiba waktu fajar (subuh). (HR. Ahmad)
14. Tidak ada yang lebih utama (mulia) di sisi Allah daripada do'a. (HR. Ahmad)
15. Tiga macam do'a dikabulkan tanpa diragukan lagi, yaitu doa orang yang dizalimi, doa kedua orang tua, dan do'a seorang musafir (yang berpergian untuk maksud dan tujuan baik). (HR. Ahmad dan Abu Dawud)
16. Sesungguhnya Allah Maha Pemalu dan Maha Murah hati. Allah malu bila ada hambaNya yang menengadahkan tangan (memohon kepada-Nya) lalu dibiarkannya kosong dan kecewa. (HR. Al Hakim)
17. Tiada seorang berdo'a kepada Allah dengan suatu do'a, kecuali dikabulkanNya, dan dia memperoleh salah satu dari tiga hal, yaitu dipercepat terkabulnya baginya di dunia, disimpan (ditabung) untuknya sampai di akhirat, atau diganti dengan mencegahnya dari musibah (bencana) yang serupa. (HR. Ath-Thabrani)
18. Barangsiapa mendo'akan keburukan terhadap orang yang menzaliminya maka dia telah memperoleh kemenangan. (HR. Tirmidzi dan Asysyihaab)
19. Ambillah kesempatan berdo'a ketika hati sedang lemah-lembut karena itu adalah rahmat. (HR.Ad-Dailami)
20. Ali Ra berkata, "Rasulullah Saw lewat ketika aku sedang mengucapkan do'a : "Ya Allah, rahmatilah aku". Lalu beliau menepuk pundakku seraya berkata, "Berdoalah juga untuk umum (kaum muslimin) dan jangan khusus untuk pribadi. Sesungguhnya perbedaan antara doa untuk umum dan khusus adalah seperti bedanya langit dan bumi." (HR. Ad-Dailami)
21. Berlindunglah kepada Allah dari kesengsaraan (akibat) bencana dan dari kesengsaraan hidup yang bersinambungan (silih berganti dan terus-menerus) dan suratan takdir yang buruk dan dari cemoohan lawan-lawan. (HR. Muslim)
22. Tidak ada manfaatnya bersikap siaga dan berhati-hati menghadapi takdir, akan tetapi do'a bermanfaat bagi apa yang diturunkan dan bagi apa yang tidak diturunkan. Oleh karena itu hendaklah kamu berdoa, wahai hamba-hamba Allah. (HR. Ath-Thabrani)
23. Barangsiapa ingin agar do'anya terkabul dan kesulitan-kesulitannya teratasi hendaklah dia menolong orang yang dalam kesempitan. (HR. Ahmad)


http://www.facebook.com/notes/melati/keutamaan-doa/190911154280601

Wanita buntung yang begitu beruntung


Sob, pernahkah kau melihat wanita agak tua dengan pakaian kumal, legam kulitnya, bertopi dan berselempang selendang di tubuhnya? Yah, mungkin kita sering melihat mereka dijalanan atau lampu merah. Yups, mereka bekerja sebagai pengemis, yang meneruskan nafas kehidupannya lewat menengadahkan tangannya berharap ada yang memberi sedikit sisa rejekinya termasuk kita. Tadah demi tadah, receh demi receh mereka mencoba mengurai miskin yang meranggas harga diri.
Namun, sungguh tragis sob. Wanita peminta-minta ini buntung. Jelas tidak bertangan, tidak berlengan, tidak bersiku apalagi berjari. Hmmmm...jangan bertanya yang sebelah kanan atau yang kiri, jelas ia cacat.Beliau berlalu lalang di kemacetan dan panasnya sengatan matahari yang memanggang pori-pori, mengubah pigmen lebih gelap menyerupai roti bakar Bandung. Melihatnya, dada ini merasa sesak, hati gerimis, mulut pun gumam tidak mampu berkata-kata. Yang ada dalam pikiran, apa yang bisa saya bantu? Kalaupun uang rasanya tidak akan cukup, hanya bertahan beberapa hari bahkan jam saja.
Dalam termenung, saya coba berfikir terbalik " bagaimana kalau saya yang berada di posisi itu?" mungkin kalau saya sudah gila, apalagi kalau dari kecil sudah seperti itu. Lantas bagaimana denganmu sob?
Sob, sungguh berharganya tangan yang kita miliki. Saya pun tersadar, wanita itu memang pantas untuk kita kasihani bahkan ditangisi. Tapi alangkah naifnya kalau kita tdak lebih sadar untuk mengkasihani dan menangisi diri kita sendiri. Jelas-jelas kita memiliki dua tangan yang utuh, bisa melakukan hal-hal yang lebih dari wanita buntung ini. Namun, terkadang dalam diri kita merasa somboong karena kelebihan ini. Kita merasa malas untuk melakukan apapun, terutama untuk kebaikan. Kita pun lupa bahwa tangan ini ternyata hanya titipan dari Sang Pencipta didunia fana ini yang kelak akan kita pertanggungjawabkan di hadapan-Nya.
Masih ingatkan kawan lirik syair ini :
akan datang hari, mulut dikunci, kata tak ada lagi. Akan tiba masa, tak ada suara, dari mulut kita. Berkata tangan kita, tentang apa yang dilakukannya. Berkata kaki kita, kemana saja kita melangkahnya. Tiada tahu kita, bila tiba harinya, tanggung jawab kita.... ("Bila tangan dan kaki bicara, Taufik Ismail)
Sob, pastilah amat payah didunia ini hidup wanita buntung itu. Baik dari makan, minum, memakai baju, mencari penghasilannya. Tapi perlu kita garis bawahi sob, tak selamanya wanita itu akan susah dan kita kasihani. Karena kelak akan tiba masanya, bahwa kehidupan berputar seperti roda. Ia akan menikmati jerih payahnya selama hidup di dunia fana ini saat semua manusia berada pada kehidupan yang hakiki (akhirat). Kejadiannya bisa berbalik, wanita itu yang akan mengasihi kita. Kita, orang-orang yang beruntung memiliki tangan semasa hidup di bumi akan tetapi kita akan masuk kedalam orang-orang buntung karena salah memanfaatkan fasilitas yang Sang Pencipta berikan semasa hidup kita. Wanita itu pun akan tersenyum bahagia seraya mengingat-ingat kesusahannya dahulu, ketika kehidupan kedua (akhirat) ini benar-benar terjadi. Ia pun baru akan menyadari bahwa dirinya tak terlalu repot-repot untuk mempertanggungjawabkan kedua tangannya.
Sekarang, apa yang sedang ada dipikiranmu sob? Apakah kita akan menyia-nyiakan nikmat yang sudah ada pada diri kita? salah satunya adalah kedua tangan yang kita miliki. Nikmat yang kita miliki saja belum bisa kita syukuri semuanya dengan baik, tapi kita terkadang sibuk mencari-cari nikmat yang orang lain dapatkan. Apalagi mengambil hak nikmat orang lain. Bersyukurlah sobat pada kondisi apapun, karena Alloh tidak akan membebankan hamba-Nya melebihi batas kemampuan hamba tersebut, yakinilah itu sobat pada dirimu.
Mari sob, mudah-mudahan dengan adanya kisah diatas kita mulai sering untuk bermuhasabah diri dengan umur yang sedang berpacu mendekati kontraknya dari Sang Pemilik waktu.


http://www.facebook.com/notes/melati/wanita-buntung-yang-begitu-beruntung/191016484270068