Doa sangat besar kuasanya. Tak jarang
kita malas. Tidak punya waktu. Tidak ambil pusing untuk berdoa bagi orang lain.
Ketika kita mengingat seseorang, siapa pun itu, kita pikir itu hanya kebetulan
saja padahal tidak demikian. Saat kita mengingat/teringat seseorang, maka
sebenarnya saat itu kita sedang diingatkan oleh Allah agar kita mendoakannya,
dan seharusnya kita berdoa bagi dia/mereka.
Mungkin saja pada saat kita mengingatnya, dia dalam keadaan butuh dukungan
doa dari kita.
Berikut ini ada kisah menarik yang dapat mengingatkan dan memotivasi kita (kami
dan Anda).
--------------------------
Seorang pengusaha sukses jatuh di kamar mandi dan koma. Sudah 3 hari dia
koma dan dirawat di ruang ICU, dalam dunia roh seorang malaikat menghampiri si
pengusaha yang terbaring tak berdaya.
Malaikat memulai pembicaraan, "Kalau dalam waktu 24 jam ada 50 orang
berdoa buat kesehatan atau kesembuhanmu, maka kau akan hidup. Sebaliknya jika
kurang dari 50 orang, maka kau akan meninggal dunia!"
"Kalau hanya 50 orang, itu mah gampang ... jumlah karyawan yang aku
punya lebih dari 2000 orang" kata si pengusaha ini dengan yakinnya.
Setelah itu Malaikat pun pergi dan berjanji akan datang 1 jam sebelum batas
waktunya, yaitu jam 07:00 pagi.
Tepat pukul 06:00, Malaikat kembali mengunjunginya dan dengan lembut si
Malaikat berkata, "Anakku, aku sudah berkeliling mencari suara hati
yang berdoa buatmu tapi sampai saat ini hanya 3 orang yang berdoa buatmu,
sementara waktumu tinggal 60 menit lagi."
Tanpa menunggu reaksi dari si pengusaha, si malaikat menunjukkan layar besar, di
layar itu terlihat wajah duka dari sang istri, di sebelahnya ada 2 orang anak
kecil, putra putrinya yang berdoa dengan khusuk dan tampak ada tetesan air mata
di pipi mereka".
Kata Malaikat, "Sebenarnya Allah ingin memberimu kesempatan kedua,
karena doa istrimu yang tidak putus-putus berharap akan kesembuhanmu"
Kembali terlihat dimana si istri sedang berdoa, "yaa Allah, aku tahu
kalau selama hidupnya suamiku bukanlah suami atau ayah yang baik! Aku tahu dia
sudah mengkhianati pernikahan kami, aku tahu dia tidak jujur dalam bisnisnya,
dan kalaupun dia memberikan sumbangan, itu hanya untuk popularitas saja untuk
menutupi perbuatannya yang tidak benar dihadapanMu. Tapi Allah, tolong pandang
anak-anak yang telah Engkau titipkan pada kami, mereka masih membutuhkan
seorang ayah. Hamba tidak mampu membesarkan mereka seorang diri."
Terlihat air mata istrinya mengalir deras di pipinya yang kelihatan kurang
istirahat, juga terlihat anak-anaknya duduk tertidur di bangku rumah sakit.
Melihat peristiwa itu, tanpa terasa, air mata mengalir deras di pipi pengusaha
ini. Timbul penyesalan yang luar biasa, bahwa selama ini dia bukanlah suami
yang baik, bukanlah ayah yang menjadi contoh bagi anak-anaknya. Saat ini dia
baru menyadari betapa besar cinta istri dan anak-anak padanya, betapa besar
kesalahan dirinya.
Dengan setengah bergumam dia bertanya, "Apakah diantara karyawanku,
kerabatku, teman bisnisku, teman organisasiku tidak ada yang berdoa buatku
?"
Jawab si Malaikat, "Sebenarnya ada beberapa orang lain yang berdoa
buatmu. Tapi mereka tidak tulus. Bahkan ada yang mensyukuri kau sekarat saat
ini. Itu semua karena selama ini kamu benar-benar hanya memikirkan dirimu
sendiri, tidak memikirkan masa depan karyawanmu, bahkan masa depan anak
istrimu, dan kamu bukanlah atasan yang baik". Si pengusaha tersenyum
pahit, dan pasrah kalau saat ini adalah saat terakhir buat dia.
Ketika waktu menunjukkan pukul 07:00, tiba-tiba si Malaikat berkata, "Anakku,
Kau tidak jadi meninggal, karena baru saja ada 47 orang yang berdoa buat
kesehatanmu dan selain itu Allah melihat penyesalanmu !.
Dengan terheran-heran dan tidak percaya, si pengusaha bertanya siapakah yang 47
orang itu. Sambil tersenyum si Malaikat menjawab "
"Beberapa bulan yang lalu kau pernah ke Panti Asuhan memberi bantuan
bagi mereka, walau aku tahu tujuanmu saat itu hanya untuk mencari popularitas
saja dan untuk menarik perhatian pemerintah dan investor."
"Baru saja saat akan sarapan pagi, salah seorang anak panti asuhan
tiba-tiba mengingatmu yang telah menolong mereka, lalu dia mengajak anak-anak
lainnya untuk mendoakan agar kamu tetap sehat dan dalam lindungan Allah, hati
mereka tulus ikhlas mendoakanmu."
-----------------------------
Sahabat, ketika kita mengingat seseorang, siapa pun itu, kita pikir itu hanya
kebetulan saja padahal tidak demikian. Saat kita mengingat/teringat
seseorang, maka sebenarnya saat itu kita sedang diingatkan oleh Allah agar kita
mendoakannya, dan seharusnya kita berdoa bagi dia/mereka.
Mungkin saja pada saat kita mengingatnya, dia dalam keadaan butuh dukungan
doa dari kita.
Disaat kita berdoa bagi orang lain, kita akan mendapatkan kekuatan baru
dan kita bisa melihat kemuliaan Allah dari peristiwa yang terjadi.
Hindarilah perbuatan dengan niat menyakiti orang lain.
Sebaliknya perbanyaklah perbuatan dengan niat membantu orang, minimal berdoa
buat orang lain.
Pada saat kita berdoa buat orang lain, berdoa untuk banyak orang, maka saat
itu juga sebenarnya kita telah berdoa untuk diri kita sendiri, itulah KEADILAN
Allah yang Maha Pemurah, Maha Pengasih, dan Maha Penyayang.
http://www.facebook.com/note.php?note_id=292310365065