Mengenai Saya

Foto saya
Malang, East Java, Indonesia
Uhibbuka Fillah...

Laman

Minggu, 23 Januari 2011

" Rahasia Besar Di Balik Rasa Pahit PARE "


Pare,manfaat nilai gizi yang luar biasa dan penghambat VIRUS HIV-AIDS

Buah Pare,banyak mendengar namanya saja pasti sudah merasa takut,bukan takut karenana menakutkan,melainkan rasanya yang terkenal pahit.walau pahit banyak orang yang ternyata malah suka untuk mengkunsumsinya kenapa?Pahit tapi menyehatkan itulah fakta yang sekarang di temukan para ahli biologis.Pare,yang terkenal  karena rasa buahnnya yang pahit yang mengandung khasiat yang sungguh luar biasa dan dapat menyembuhkan berbagai penyakit.
 Untuk mengenal dan berubah menyukai pare ternyata tidaklah sulit,kebanyakan orang enggan memakan buah ini sebab cara penyajian yang salah.Misalnya dengan ide kreatif sebuah pare bisa disajikan atau di campur dengan bahan lain,missal nya telur asin,kecap asin,atau sauce kedelai.Ini cara yang memasak sayur pare berdasarkan penyajian orang Taiwan.Pare (momordica charantia) atau dalam bahasa mandarin”Khu khu”Khu=pahit,adalah salah satu jenis sayuran yang tumbuhnya merambat dengan sulur berbentuk sepiral.Daunnya berbentuk menjari dengan bunga yang berwarna kuning dan batangnya yang berbulu agak kasar.Permukaan buahnya yang berbintik-bintik dan rasa buahnya yang pahit.Tanaman ini hidup ditempat yang berhawa panas,seperti Asia,Afrika timur,Amerika selatan,dan kepulauan Karibia.

Kandungan Zat yang   terkandung dalam buah pare:
Ternyata dibalik rasanya yang pahit, pare menimpan sejuta manfaat untuk kesehatan tubuh manusia.Buahnya yang mengandung Albiminoid,karbohidrat dan zat warna.Daunnya mengandung zat pahit,minyak lemak,asam dammar,protein,besi,kalsium,fosfor,vitamin A,B1 dan C yang terkandung dalam pare,berfungsi untuk menjaga kecantikan kulit.Yaitu menjaga kerusakan kulit yang diakibatkan oleh sengatan utra violet.Ini berarti pare dapat mencegah munculnya noda hitam dan kerutan pada wajah.Sementara akarnya mengandung asam momordial dan asam aleonolat.Sedangkan bijinya mengandung saponin,alkaloid,triterprenoid,dan asam momordial.
 Dibeberapa Negara terutama jepang,korea dan china.Selain sebagai makanan,pare juga dimanfaatkan untuk pengobatan.Kadar kalsium didalam pare  tergolong tinggi,sehingga mampu menaikkan produksi sel-sel beta dalam pancreas untuk menghasilkan insulin.Bila insulin dalam tubuh mencukupi,mungkin kadar glukosa  membanjir dapar dicegah,sehingga kadar glukosa dalam darah akan menjadi normal atau menjadi terkontrol.Senyawa fitokimia lutein dan likopen didalam pare berkasiat sebagai anti kanker,antibiotika,antivirus,perangsang produksi insulin,penyeimbang tekanan darah dan kadar gula darah,perangsang nafsu makan dan pembasmi cacing usus.


Belum lama ini,prof Lee-Huang dari Universitas New York juga menemukan zat yang luar biasa pada pare,yakni senyawa anti HIV-AIDS.Zat ini dinamakan alpha-momorchorin,beta-momorchorin dan MAP 30 (Momordica antiviral protein 30).Zat berkhasiat ini banyak terdapat pada biji pare tua.Di amerika sendiri,kapsul berisi bubuk biji pare sudah lazim dipasarkan.Obat tersebut diakui dapat menahan laju perkembangan  virus HIV-AIDS.Berkat terapi pare,para pengidap HIV-AIDS di Thailand dan Amerika serikat secara klinis tampak lebih sehat dan berat badannya meningkat.Tak berlebihan kiranya,jika para ahli di dunia medis optimis dalam 10 tahun kedepan,bakal ditemukan obat untuk memerangi HIV-AIDS.
Bagian pare yang memiliki kashiat  antara lain:
Buah pare
Pare yang masih muda digunakan sebagai obat diabetes,gangguan pencernaaan,obat malaria,penyakit kuning dan bronkhitis.
Daun pare
Daun  pare juga tidak kalah penting dengan buahnya.beberapa manfaat daun pare,diantaranya dapat menyembuhkan batuk,menurunkan panas,mematikan cacing kremi,mengobati bisul,dan bermanfaat juga untuk membersihkan darah bagi wanita yang baru melahirkan.
Akar pare
Selain buah dan daunnya,bagian pare yang juga bermanfaat untuk mengobati penyakit,adalah akarnya.Akar pare berkasiat untuk mengobati disentri amuba dan wasir.
Biji pare
Biji pare sendiri,merupakan atioksidan yang cukup kuat yang dapat menghambat pembentukan sel kanker,mencegah penuaan dini.
Cara pengobatan menggunakan buah pare antara lain:
Diabetes atau kencing manis
Siapkan 200 gram buah pare yang telah dicuci dan diiris tipis-tipis.Rebus dengan 3 gelas air hingga tersisa 1 gelas.Minum air rebusan tersebut tiap hari.
Cacingan
Seduh 7 gram daun pare dengan air panas,dinginkan lalu saring air rebusannya.Tambahkan satu sendok the madu,minum sebelum sarapan.

Demam
Ambil 3 lembar daun pare segar,cuci bersih,dan lumatkan.tambahkan segelas air dan sedikit garam lalu seduh.Peras dan saring lalu minum 2 kali sehari sebanyak setengah gelas.
Bisul
Ambil segenggam daun pare,cuci lalu rebus bersama 3 gelas air hingga tersisa satu gelas.Dinginkan,minum hingga sembuh.
Disentri Amuba
Rebus 300 gram akar pare yang telah dicuci bersih dan dipotong-potong .Rebus dengan tiga gelas air sampai tersisa satu gelas.lalu minum.Tambahkan sedikit gula bila perlu.
Wasir
Lumatkan akar pare yang telah dicuci bersih sampai halus.oleskan ramuan ini pada wasir.
Bronkhitis
Sediakan dua buah pare,lalu ambil sarinya.Tambahkan satu sendok makan madu.minum sekali sehari.lakukan selama tiga bulan.Ramuan ini juga baik untuk menyembuhkan anemia,radang perut,sakit pada hati,nyeri haid,reumatik dan melangsingkan tubuh.
Meskipun pare begizi tinggi dan  dapat mengobati berbagai macam penyakit,namun bagi wanita hamil,tidak dianjurkan mengkonsumsi pare.Pasalnya pare,mengandung senyawa yang dapat menggugurkan kandungan.Selain itu,batasi juga konsumsi pare pada anak-anak,karena pare dapat menurunkan kadar gula dalam darah.Dikawatirkan kadar gula anak akan anjlok atau menurun,padahal gula berperan dalam penting dalam pertumbuhan anak.
Ya selamat mencoba mengkonsumsi pare,jangan takut rasa pahitnya tapi selalu ingatlah pada kesehatannya dan manfaatnya.


http://www.facebook.com/notes/melati/-rahasia-besar-di-balik-rasa-pahit-pare-/175943672444016

Back to School, Asik-Asik Aja!


Setelah liburan lebih dari seminggu, saatnya kembali ke sekolah. Back to school sambil dag dig dug akan nilai raport bagi kamu yang belum terima raport. Sedangkan bagi yang sudah terima raport, dag dig dug juga, kira-kira semester ini bakalan lebih baik apa lebih buruk ya nilai-nilainya?
Apapun kondisinya, selama ikhtiar kamu maksimal untuk meraih yang terbaik, semua itu bukan masalah. Bagi kamu yang mungkin semester kemarin tidak memberi hasil sesuai harapan, tak usah sedih. Masih ada semester depan sebelum kenaikan kelas atau ujian akhir, untuk mengejar semua harapan yang masih belum terlaksana. Sedangkan yang nilainya sudah oke, jangan bangga dulu. Ada kalanya mempertahankan itu lebih sulit daripada meraihnya loh. Jadi kamu juga kudu waspada.
Intinya, jangan jadikan sekolah itu sebagai beban. Sekolah adalah sesuatu yang menyenangkan sehingga kamu pun merasa asik-asik aja dalam melakoninya.


Kalo masih ada ganjalan atau terasa ogah-ogahan untuk kembali ke sekolah setelah keasyikan liburan lama, introspeksi donk! Ayo tengok kembali niatmu dalam bersekolah. Sekolah memang beneran mau menuntut ilmu atau ada niatan lain yang mengotorinya semisal, biar dapat pacar. Jangan salah, ada loh tipe remaja yang niatan sekolah Cuma supaya dapat gebetan aja. Dapat ilmu syukur, gak dapat juga gak papa yang penting udah laku. Idih…emangnya jualan donat?
Ada juga yang niatnya sekolah sekadar membahagiakan ortu. So, dengan alasan ini pula tipe ini biasanya menghalalkan segala cara untuk dapat nilai bagus, tak peduli dengan cara curang sekalipun, yang penting ortu senang. Trus yang unik, ada juga yang beralasan kalo sekolah hanya untuk menghabiskan waktu saja daripada bengong di rumah. Nah, loh? Jadi deh tipe kayak gini yang di sekolah pun Cuma bengong aja. Kan daripada bengong di rumah, maka bengongnya dipindah ke sekolah. Ih….nggak banget!
Nah, di antara semua itu…yang keren cuma mereka yang sekolah karena alasan bener yaitu pingin dapat ilmu karena Allah meninggikan derajat orang-orang yang berilmu pengetahuan. Remaja yang berangkat sekolah karena motivasi ini, jelas dan sudah pasti mempunyai energy lebih untuk berbuat lebih juga. Ya lebih baik, lebih pintar, lebih cerdas, lebih semuanya deh.
….Momen back to school ini, mau tak mau harus kamu jalani. Kamu harus kembali ke sekolah dan beraktivitas seperti semula, belajar dan berprestasi setinggi mungkin….
Remaja oke yang satu ini, merasa bahwa sekolah adalah tempat yang asik untuk menjadikan diri makin cerdas dan berkualitas. Tak ada deh yang namanya malas, bĂȘte atau perasaan negatif tentang sekolah ataupun proses belajar itu sendiri. Iya sih, memang sekolah yang ada di negeri ini tidak memenuhi syarat di banyak hal. Tapi itu tidak menjadikan remaja tipe ini berkecil hati. Sebaliknya, kondisi yang tidak memenuhi syarat itu semakin membuatnya terpacu untuk belajar rajin agar satu hari nanti ia bisa menjadi ‘agent of change’.
Intinya, momen back to school ini, mau tak mau harus kamu jalani. Kamu harus kembali ke sekolah dan beraktivitas seperti semula, belajar dan berprestasi setinggi mungkin. Hanya mungkin yang perlu diluruskan adalah niat agar langkah back to school ini menjadi satu ayunan indah menuju cita-cita untuk mewujudkan generasi muslim tangguh yang berdimensi dunia akhirat. So, tetap semangat back to school ya ^_^…


http://www.voa-islam.com/teenage/young-spirit/2011/01/03/12614/back-to-school-asikasik-aja/

**Kecemburuan Istri terhadap Suaminya**


by  Fatimah Ummu Luqman

Cemburu merupakan tabiat wanita. Ini juga dialami para istri Rasulullah SAW dan shahabiyyah yang lain. Namun tentu saja, kecemburuan ini tidak serta merta membutakan hati mereka. Bagaimana dengan kita?


Cemburu tak hanya milik lelaki, tapi juga milik kaum wanita. Bahkan, wanitalah yang dominan memiliki sifat yang satu ini karena merupakan tabiatnya. Dan perasaan cemburu ini paling banyak muncul pada pasangan suami istri (Fathul Bari, 9/384).
Oleh karena itu, semestinya hal ini menjadi perhatian seorang suami. Sehingga ia tidak serampangan dalam meluruskan ‘kebengkokan’ sang istri dan dapat memaklumi tabiat wanita ini selama dalam batasan yang wajar. Apalagi pada hakikatnya, kecemburuan istri terhadap suaminya bukan merupakan hal yang tercela. Bahkan menjadi tanda adanya rasa cinta di hatinya. Tentunya selama tidak melampaui batasan syariat.
Menurut Al-Hafidz Ibnu Hajar Al-‘Asqalani, asal dari sifat cemburu bukanlah hasil usaha si wanita, namun wanita memang diciptakan dengan sifat tersebut. Namun, bila cemburu itu melampaui batas dari kadar yang semestinya, maka menjadi tercela. Bila seorang wanita cemburu terhadap suaminya karena sang suami melakukan perbuatan yang diharamkan seperti berzina atau mengurangi haknya atau berbuat dzalim dengan mengutamakan madunya (yaitu istri yang lain, bila si suami memiliki lebih dari satu istri), kata Al-Hafidz, cemburu semacam ini disyariatkan (dibolehkan).
Dengan syarat, hal ini pasti dan ada bukti (tidak sekedar tuduhan dan kecurigaan). Bila cemburu itu hanya didasari sangkaan, tanpa bukti, maka tidak diperkenankan. Adapun bila si suami seorang yang adil dan telah menunaikan hak masing-masing istrinya, tapi masih tersulut juga kecemburuan maka ada udzur bagi para istri tersebut (yakni dibolehkan) bila cemburunya sebatas tabiat wanita yang tidak ada seorang pun dari mereka dapat selamat darinya. Tentu dengan catatan, ia tidak melampaui batas dengan melakukan hal-hal yang diharamkan baik berupa ucapan ataupun perbuatan. (Fathul Bari, 9/393)

Cemburu Melebihi Batas
Ada kalanya kecemburuan seorang istri terhadap suaminya sangat berlebihan. Di benaknya seolah hanya ada sifat curiga. Bahkan tak jarang ia melemparkan prasangka buruk kepada suaminya dan tidak bisa menerima kenyataan bila suaminya memiliki istri yang lain.
Yang ironis adalah bila ada istri yang mengalami hal ini kemudian tidak dapat menahan diri dari perkara yang Allah haramkan, seperti lari ke “orang pintar.” Dengan bantuan tukang tenung atau tukang sihir, ia berharap suaminya membenci madunya dan hanya mencintai dirinya. Padahal perbuatan sihir merupakan perbuatan kekufuran yang diharamkan, sebagaimana Allah nyatakan dalam firman-Nya:
“Dan mereka (orang-orang Yahudi) mengikuti apa yang dibaca oleh setan-setan pada masa kerajaan Nabi Sulaiman (dan mereka mengatakan bahwa Sulaiman itu mengerjakan sihir),


padahal Sulaiman tidaklah kafir2 akan tetapi setan-setan itulah yang kafir. Mereka mengajarkan sihir kepada manusia dan apa yang diturunkan kepada dua orang malaikat di negeri Babil yaitu Harut dan Marut, sedangkan keduanya tidaklah mengajarkan sesuatu kepada seorang pun sebelum keduanya mengatakan: ‘Sesungguhnya kami hanyalah cobaan bagimu, karena itu janganlah engkau berbuat kekafiran.’ Maka mereka mempelajari sihir dari keduanya yang dengannya mereka dapat memisahkan antara suami dengan istrinya. Tidaklah mereka dapat memberi mudharat kepada seorang pun dengan sihir tersebut kecuali dengan izin Allah. Dan mereka mempelajari sesuatu yang memberi mudharat kepada mereka dan tidak memberi manfaat. Sungguh mereka telah mengetahui bahwa barangsiapa yang menjual agamanya (menukarnya) dengan sihir itu, tiadalah baginya keuntungan di akhirat. Betapa jelek perbuatan mereka menjual diri mereka dengan sihir itu seandainya mereka mengetahui.” (Al-Baqarah: 102)
Nabi  juga bersabda:
 “Jauhilah oleh kalian tujuh perkara yang membinasakan. Para shahabat bertanya: ‘Apa tujuh perkara itu, wahai Rasulullah?’ Beliau menjawab: ‘(di antaranya) Syirik kepada Allah, sihir’…” (Shahih, HR. Al-Bukhari no. 2766 dan Muslim no. 89)
Saking cemburunya, sebagian wanita bahkan ada yang sampai berangan-angan tidak dibolehkannya poligami dalam syariat ini. Bahkan ada yang membenci syariat karena menetapkan adanya poligami. Sebagian yang lain mengharapkan kematian suaminya bila sampai menikah lagi. Yang lain tidak berangan demikian, tapi lisannya digunakan untuk mencaci maki madunya, meng-ghibah, dan menjatuhkan kehormatannya. (Nashihati lin Nisa, Ummu Abdillah Al-Wadi‘iyyah, hal. 158-159)
Karena sifat cemburu ini pula, mayoritas wanita merasa mendapatkan musibah yang sangat besar kala suaminya menikah lagi. Semestinya bagi seorang mukminah, apapun kenyataan yang dihadapi, semuanya itu disadari sebagai ketentuan takdir Allah. Semua musibah dan kepahitan yang didapatkan di dunia itu sangat kecil dibanding keselamatan agama yang diperolehnya.

Salahkah Bila Aku Cemburu?
Mungkin sering muncul pertanyaan demikian di kalangan para wanita. Maka jawabnya dapat kita dapati dari kisah-kisah istri Nabi. Mereka pun ternyata memiliki rasa cemburu padahal mereka dipuji oleh Allah dalam firman-Nya:
“Wahai istri-istri Nabi, kalian tidak sama dengan seorang wanita pun (yang selain kalian) jika kalian bertakwa…” (Al-Ahzab: 32)
Al-Imam Al-Qurthubi menyatakan bahwa istri-istri Nabi SAW tidak sama dengan wanita lain dalam hal keutamaan dan kemuliaan, namun dengan syarat adanya takwa pada diri mereka. (Al-Jami` li Ahkamil Qur’an, 14/115)

Nabi SAW sendiri sebagai seorang suami memaklumi rasa cemburu mereka, tidak menghukum mereka selama cemburu itu dalam batas kewajaran.
‘Aisyah r.a bertutur tentang cemburunya:
“Aku tidak pernah cemburu kepada seorang pun dari istri Rasulullah SAW seperti cemburuku kepada Khadijah karena Rasulullah  banyak menyebutnya dan menyanjungnya.” (Shahih, HR. Al-Bukhari no. 5229 dan Muslim no. 2435)
‘Aisyah pernah berkata kepada Nabi mengungkapkan rasa cemburunya kepada Khadijah:
“Seakan-akan di dunia ini tidak ada wanita kecuali Khadijah? Nabi SAW menjawab: ‘Khadijah itu begini dan begitu, dan aku mendapatkan anak darinya.’” (Shahih, HR. Al-Bukhari no. 3818)
Al-Hafidz Ibnu Hajar berkata: “Sebab cemburunya ‘Aisyah karena Rasulullah SAW banyak menyebut Khadijah meski Khadijah telah tiada dan ‘Aisyah aman dari tersaingi oleh Khadijah. Namun karena Rasulullah sering menyebutnya, ‘Aisyah memahami betapa berartinya Khadijah bagi beliau. Karena itulah bergejolak kemarahan ‘Aisyah mengobarkan rasa cemburunya hingga mengantarkannya untuk mengatakan kepada suaminya: “Allah telah menggantikan untukmu wanita yang lebih baik darinya.” Namun Rasulullah berkata: “Allah tidak pernah menggantikan untukku wanita yang lebih baik darinya.” Bersamaan dengan itu, kita tidak mendapatkan adanya berita yang menunjukkan kemarahan Rasulullah kepada ‘Aisyah, karena ‘Aisyah mengucapkan hal tersebut didorong rasa cemburunya yang merupakan tabiat wanita.” (Fathul Bari, 9/395)
Pernah ketika Nabi SAW berada di rumah seorang istrinya, salah seorang ummahatul mukminin (istri beliau yang lain) mengirimkan sepiring makanan untuk beliau. Melihat hal itu, istri yang Nabi SAW sedang berdiam di rumahnya segera memukul tangan pelayan yang membawa makanan tersebut hingga jatuhlah piring itu dan pecah. Nabi SAW pun mengumpulkan pecahan piring tersebut kemudian mengumpulkan makanan yang berserakan lalu beliau letakkan di atas piring yang pecah seraya berkata: “Ibu kalian sedang cemburu.” Beliau lalu menahan pelayan tersebut hingga diberikan kepadanya ganti berupa piring yang masih utuh milik istri yang memecahkannya, sementara piring yang pecah disimpan di tempatnya. (Shahih, HR. Al-Bukhari no. 5225)
Hadits ini menunjukkan wanita yang sedang cemburu tidaklah diberi hukuman atas perbuatan yang dia lakukan tatkala api cemburu berkobar. Karena dalam keadaan demikian, akalnya tertutup disebabkan kemarahan yang sangat. (Fathul Bari, 9/391, Syarah Shahih Muslim, 15/202)
Namun, bila cemburu itu mengantarkan kepada perbuatan yang diharamkan seperti mengghibah, maka Rasulullah  tidak membiarkannya. Suatu saat ‘Aisyah berkata kepada beliau: “Wahai Rasulullah, cukup bagimu Shafiyyah, dia itu begini dan begitu.” Salah seorang rawi hadits ini mengatakan bahwa yang dimaksud ‘Aisyah adalah Shafiyyah itu pendek. Mendengar hal tersebut, Rasulullah SAW berkata kepada ‘Aisyah:

“Sungguh engkau telah mengucapkan satu kata, yang seandainya dicampur dengan air lautan niscaya akan dapat mencampurinya.” (HR. Abu Dawud no. 4232. Isnad hadits ini shahih dan rijalnya tsiqah, sebagaimana disebutkan dalam Bahjatun Nazhirin, 3/25)
Juga kisah lainnya, ketika sampai berita kepada Shafiyyah bahwa Hafshah mencelanya dengan mengatakan: “Putri Yahudi”, Shafiyyah menangis. Bersamaan dengan itu Nabi SAW masuk menemuinya dan mendapatinya sedang menangis. Maka beliau pun bertanya: “Apa yang membuatmu menangis?” Shafiyyah menjawab: “Hafshah mencelaku dengan mengatakan aku putri Yahudi.” Nabi SAW berkata menghiburnya: “Sesungguhnya engkau adalah putri seorang nabi dan pamanmu adalah seorang nabi dan engkau adalah istri seorang nabi, lalu bagaimana dia membanggakan dirinya terhadapmu?” Kemudian beliau menasehati Hafshah: “Bertakwalah kepada Allah, wahai Hafshah”. (HR. An-Nasai dalam Isyratun Nisa, hal. 43 dan selainnya).
Begitulah kisah istri-istri Rasulullah (ummahatul mukminin) yang juga memiliki sifat cemburu terhadap suaminya (Rasulullah SAW). Apatah lagi kita sebagai wanita biasa, yang keimanannya sangat jauh dari ummahatul mukminin. Namun yang terpenting adalah bagaimana kecemburuan itu dibingkai tanpa melanggar syariat Islam.


http://www.facebook.com/notes/melati/kecemburuan-istri-terhadap-suaminya/175916929113357

Saudariku,,,Jangan Sebarkan Fitnahmu !!


Bismillaahirrahmanirrakhiim....
Semua perasaan condong kepadanya, perbuatan haram pun terjadi karenanya. Mengundang terjadinya pembunuhan permusuhan disebabkan karenanya. Sekurang-kurangnya ia sebagai insan yang disukai di dunia. Kerusakan mana yang lebih besar daripada ini? (Al Imam Al Mubarakfuri rahimahullah fi At Tuhfah Al Ahwadzi 8/53)
Allah Subhanahu wa Ta'ala menyatakan bahwa fitnah (baca ujian) yang paling besar khususnya bagi kaum laki-laki adalah wanita, bahkan wanita merupakan salah satu sumber syahwat sebagaimana yang disebutkan oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala: “Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu wanita-wanita … .” (QS. Ali Imran : 14).
Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam juga memberikan peringatan akan bahaya fitnah wanita, diriwayatkan dalam Shahih Muslim dari shahabat Abu Said Al Khudri radliyallahu 'anhu, beliau bersabda : “Hati-hatilah terhadap dunia dan hati-hatilah terhadap wanita karena sesungguhnya fitnah yang pertama kali menimpa Bani Israil adalah wanita.”
Keterangan ayat dan hadits diatas telah memberikan gambaran akan besarnya ujian yang dihadapi bagi kaum adam kepada persoalan wanita, kalau dilihat secara historis dua keterangan diatas ditujukan khusus kepada para sahabat yang juga tentunya merupakan peringatan bagi mereka akan fitnah ini, padahal mereka adalah manusia-manusia pilihan dan orang yang paling bersih hatinya diantara ummat Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam. Dengan demikian kita dengan kadar keimanan yang jauh berbeda dengan para sahabat dan terlebih lagi diperhadapkan dengan zaman yang begitu banyak ujian termasuk fitnah wanita, tentu lebih perlu mawas diri, sebab sangat jarang yang bisa selamat dari fitnah ini kecuali orang-orang yang diberi petunjuk oleh Allah. Kebenaran akan wahyu ilahi itu telah diperlihatkan kepada kita semua akan bahaya fitnah wanita yaitu kasus yang menimpa ketua KPK Antasari Azhar dengan Nasruddin direktur Rajawali Banjaran yang menimbulkan dampak yang besar, nyawa yang melayang, karir yang hancur, nama baik yang menjadi luntur dan kepercayaan pun hilang.
Wanita dimata syariat memliki kedudukan yang sama dengan pria dan inilah bentuk keadilan syariat Allah Subhanahu wa Ta'ala:
1.
Persamaan dalam hal penciptaan dengan laki-laki. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman : “Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya adalah Dia menciptakan untukmu istri-istri dari jenismu sendiri supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya dan dijadikan-Nya di antara kamu rasa kasih sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir.” (QS. Ar Rum : 21)


2.
Persamaan dalam mendapatkan pahala atas amal shalih. Allah berfirman : “Maka Rabb mereka memperkenankan permohonannya (dengan berfirman) : “Sesungguhnya Aku tidak menyia-nyiakan amal orang-orang yang beramal di antara kamu baik laki-laki maupun perempuan (karena) sebagian kamu adalah turunan sebagian yang lain … .” (QS. Ali Imran : 195). Allah juga berfirman : “Barangsiapa yang mengerjakan amal shalih baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik … .” (QS. An Nahl : 97)
3.
Hak untuk mendapatkan perlakuan dan pergaulan yang baik. Allah Subhanahu wa Ta'alaApabila kamu mentalak istri-istrimu lalu mereka mendekati akhir iddahnya maka rujukilah mereka dengan cara yang ma’ruf atau ceraikanlah mereka dengan cara yang ma’ruf pula. Janganlah kamu merujuki mereka untuk memberi kemudlaratan karena dengan demikian kamu menganiaya mereka … .” (QS. Al Baqarah : 231). Allah Subhanahu wa Ta'ala … dan bergaullah dengan mereka secara patut … .” (QS. An Nisa’ : 19).
berfirman : “ juga berfirman : “
Sungguh pada setiap diri wanita berpotensi menimbulkan fitnah, Perlu ditegaskan bahwa fitnah wanita tidak mesti datang dari arah wanita itu saja, godaan nafsu lah yang mendorong bagi seorang laki-laki untuk mendekati wanita dan melakukan maksiat. Oleh karena itu, wanita bukanlah musuh yang perlu dijauhi, akan tetapi seorang laki-laki dan seorang wanita wajib bagi masing-masing untuk membentengi diri agar tidak terjatuh dalam kemaksiatan dengan jalan menjaga ketaqwaan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, yang dimaksud dengan taqwa disini adalah menjalankan semua perintah Allah yang sifatnya wajib dan menjauhi sekuat kemampuan kita terhadap semua yang diharamkanNya, dengan menjaga kataatan kepada Allah akan memberikan pengaruh yang kuat pada keimanan dan orang yang memiliki keimanan yang kuat, pasti tidak akan melakukan perbuatan yang tercela. Beberapa hal yang telah diajarkan oleh syariat yang mulia ini agar kita terselamatkan dari fitnah ini yaitu:
1.
Adanya kewajiban bagi laki laki dan wanita untuk menahan pandangan mereka sebagaimana yang disebutkan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala: “Katakanlah kepada laki-laki yang beriman agar mereka menjaga pandangannya” (QS 24:31) dan “Katakanlah kepada para wanita beriman agar mereka menjaga pandangannya” (QS 24:32). Diantara penyebab utama fitnah itu adalah mata sehinggah Allah menyuruh kita untuk tidak melihat kecuali hal-hal yang memang dibolehkan oleh Syariat.


2.
 Adanya larangan untuk berdua-duaan antara laki-laki dan wanita yang bukan mahram, Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam bersabda : “Tidak boleh seorang laki-laki berkhalwat (menyendiri/berduaan) dengan seorang wanita kecuali dengan mahramnya.” (HR. Muttafaq ‘alaihi dari shahabat Ibnu Abbas Radliyallahu 'anhuma) dalam riwayat lain Nabi bersabda : " Tidak halal laki-laki dan wanita berdua-duan karena pihak ketiganya adalah syaitan.” Perbuatan zina tidaklah dimulai kecuali berdua-duan antara laki-laki dan wanita, dan tidak terjadi perzinahan kecuali ditempat yang sunyi lagi tertutup dari pandangan manusia.
3.
Allah menetapkan beberapa syariat yang dikhususkan bagi wanita sebagai bentuk kemuliaan terhadapnya, yang mana ketika syariat itu dilanggar maka ialah yang merupakan penyebab munculnya fitnah bagi laki-laki diantaranya:

*
Syariat melarang mereka bertabaruj, yaitu berhias di hadapan selain mahramnya. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman : “ … dan janganlah kalian berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang jahiliyah yang dahulu … .” (QS. Al Ahzab : 33)
*
Mereka dilarang berbicara dengan suara yang mendayu-dayu yang dapat mengundang fitnah. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman : “ … maka janganlah kamu tunduk dalam berbicara sehingga berkeinginanlah orang yang ada penyakit di hatinya dan ucapkanlah perkataan yang baik.” (QS. Al Ahzab : 32)
*
Mereka dilarang keluar rumah dengan memakai wangi-wangian. Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam bersabda : “Wanita mana saja yang memakai wangi-wangian kemudian lewat di suatu kaum supaya mereka mendapatkan bau harumnya maka ia telah berzina.” (HR. Ahmad dari shahabat Abu Musa Al Asy’ari radliyallahu 'anhu)
*
Syariat memerintahkan wanita untuk tinggal lebih banyak di rumahnya. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman : “Dan hendaklah kalian tetap di rumah kalian … .” (QS. Al Ahzab : 33).


Sama sekali ini tidak berarti dzolim terhadap wanita, atau penjara, ataupun mengurangi kebebasannya. Allah lebih mengetahui kemaslahatan hamba-Nya. Sesungguhnya dengan tinggalnya para wanita di rumah-rumahnya maka ia dapat mengurusi urusan rumahnya, menunaikan hak-hak suaminya, mendidik anaknya, dan memperbanyak melakukan hal-hal baik lainnya, dan hukum asal keluar rumah bagi wanita adalah perkara yang dibolehkan bagi syariat kecuali jika didalamnya ada maksiat.
Allah telah menentukan bahwa ada perkara tertentu yang menarik perhatian di antara lelaki dan wanita. Dan untuk itu, Allah juga yang mengatur bentuk hubungan yang perlu dilakukan, agar di antara mereka tidak timbul perkara-perkara yang tidak diingini. Walaupun demikian, ramai juga manusia yang melanggar batasan tersebut sehingga mereka tertunduk malu kerana keterlanjuran yang mereka lakukan. Lelaki yang tidak mampu mengawal dirinya daripada daya tarik yang ada pada wanita, pasti mudah untuk melakukan perkara-perkara yang menjadi larangan Allah Subhanahu wa Ta'ala, akhirnya kita berdoa :

“Wahai, Rabbku! Walaupun dosaku sangat besar, namun aku yakin bahwa ampunan-Mu lebih besar lagi, engkaulah yang menggenggam hati maka tetapkanlah hati ini diatas agamamu dan ketaatan kepadamu sucikanlah jiwa kami dari penguruh-penguruh akan keburukan fitnah wanita serta berikanlah kekuatan dan keistiqomahan dalam menjaga dan melaksana semua aturanmu."
Wallahu waliyuttaufiq…


http://www.facebook.com/notes/melati/saudarikujangan-sebarkan-fitnahmu-/175421712496212

Pertapa Muda Dan Kepiting


Suatu ketika di sore hari yang terasa teduh, tampak seorang pertapa muda
sedang bermeditasi di bawah pohon, tidak jauh dari tepi sungai.
Saat sedang berkonsentrasi memusatkan pikiran, tiba-tiba perhatian
pertapa itu terpecah kala mendengarkan gemericik air yang terdengar tidak beraturan.

Perlahan-lahan, ia kemudian membuka matanya.
Pertapa itu segera melihat ke arah tepi sungai di mana sumber suara tadi berasal.
Ternyata, di sana tampak seekor kepiting yang sedang berusaha keras
mengerahkan seluruh kemampuannya untuk meraih tepian sungai sehingga
tidak hanyut oleh arus sungai yang deras.

Melihat hal itu, sang pertapa merasa kasihan.
Karena itu, ia segera mengulurkan tangannya ke arah kepiting untuk
membantunya.
Melihat tangan terjulur, dengan sigap kepiting menjepit jari si pertapa
muda.
Meskipun jarinya terluka karena jepitan capit kepiting, tetapi hati
pertapa itu puas karena bisa menyelamatkan si kepiting.



Kemudian, dia pun melanjutkan kembali pertapaannya.
Belum lama bersila dan mulai memejamkan mata, terdengar lagi bunyi suara
yang sama dari arah tepi sungai.
Ternyata kepiting tadi mengalami kejadian yang sama.
Maka, si pertapa muda kembali mengulurkan tangannya dan membiarkan
jarinya dicapit oleh kepiting demi membantunya.
Selesai membantu untuk kali kedua, ternyata kepiting terseret arus lagi..

Maka, pertapa itu menolongnya kembali sehingga jari tangannya makin
membengkak karena jepitan capit kepiting.

Melihat kejadian itu, ada seorang tua yang kemudian datang menghampiri
dan menegur si pertapa muda, “Anak muda, perbuatanmu menolong adalah cerminan hatimu yang baik.
Tetapi, mengapa demi menolong seekor kepiting engkau membiarkan capit
kepiting melukaimu hingga sobek seperti itu?”

“Paman, seekor kepiting memang menggunakan capitnya untuk memegang benda.
Dan saya sedang melatih mengembangkan rasa belas kasih.
Maka, saya tidak mempermasalahkan jari tangan ini terluka asalkan bisa
menolong nyawa makhluk lain, walaupun itu hanya seekor kepiting,” jawab
si pertapa muda dengan kepuasan hati karena telah melatih sikap belas


kasihnya dengan baik.

Mendengar jawaban si pertapa muda, kemudian orang tua itu memungut sebuah
ranting.
Ia lantas mengulurkan ranting ke arah kepiting yang terlihat kembali
melawan arus sungai.
Segera, si kepiting menangkap ranting itu dengan capitnya.
“Lihat Anak Muda. Melatih mengembangkan sikap belas kasih memang baik,
tetapi harus pula disertai dengan kebijaksanaan.
Bila tujuan kita baik, yakni untuk menolong makhluk lain, bukankah tidak
harus dengan cara mengorbankan diri sendiri. Ranting pun bisa kita
manfaatkan, betul kan ?”

Seketika itu, si pemuda tersadar.
“Terima kasih, Paman. Hari ini saya belajar sesuatu. Mengembangkan cinta kasih harus disertai dengan kebijaksanaan.
Di kemudian hari, saya akan selalu ingat kebijaksanaan yang Paman
ajarkan.”

*************************************************
Sahabat fillah...
Mempunyai sifat belas kasih, mau memerhatikan dan menolong orang lain


adalah perbuatan mulia, entah perhatian itu kita berikan kepada anak kita,
orangtua, sanak saudara, teman, atau kepada siapa pun.

Tetapi, kalau cara kita salah, sering kali perhatian atau bantuan yang
kita berikan bukannya memecahkan masalah, namun justru menjadi bumerang.

Kita yang tadinya tidak tahu apa-apa dan hanya sekadar berniat membantu,
malah harus menanggung beban dan kerugian yang tidak perlu..

Karena itu, adanya niat dan tindakan berbuat baik, seharusnya diberikan
dengan cara yang tepat dan bijak.
Dan janganlah  mengharapkan imbalan dari perbuatan baik kita,karena jika dalam melakukan
perbuatan baik itu kita mengharapkan imbalan,berarti di dalam hati kita telah ada sifat riya".
Yang mana sifat Riya" itu seperti penyakit yang lambat laun menggerogoti tubuh kita,,yg semestinya dari perbuatan baik tersebut kita mendapatkan pahala dari sisi Allah,tapi karna sifat riya" itulah yang membuat amalan kita terkikis habis.
Ibarat pepatah menanam tapi tak mendapatkan hasil alias sia sia. Wallahu a"lam .


http://www.facebook.com/notes/melati/pertapa-muda-dan-kepiting/175629429142107

Enggan Berjilbab Dengan Alasan Belum Dapat Hidayah ?


Banyak dari wanita muslimah yang belum mau (atau tidak mau?!) berjilbab berdalih: "Allah belum memberiku hidayah. Do'akan aku agar segera mendapat hidayah." Maka mereka ini telah TERPEROSOK ke dalam kesalahan yang NYATA. Kami ingin bertanya: "Bagaimana engkau TAHU bahwa Allah belum memberimu hidayah?"
Jika jawabannya: "Aku tahu."
Maka jawablah dua pertanyaan ini:
1. Apakah engkau ingin mengatakan bahwa dirimu telah melihat ke dalam kitab yang tersembunyi (al-Lauhul Mahfuzh)?


Bahwa dirimu telah ditulis sebagai orang yang belum atau tidak mendapatkan hidayah, dan dirimu telah tertulis sebagai orang yang celaka dan bakal masuk neraka?
2. Apakah engkau ingin mengatakan bahwa dirimu telah diberitahu oleh orang lain atau makhluk lain? Bahwa dirimu tidak termasuk wanita yang mendapatkan hidayah?
Jika kedua pertanyaan tersebut tidak mampu kau jawab, bagaimana engkau bisa mengetahui bahwa Allah belum memberimu hidayah?
Duhai saudariku muslimah...
Pernahkah engkau mencoba untuk MENCATAT, berapa banyak dosa yang kau lakukan dengan "hati yang ringan" dalam setiap harinya hanya dengan SATU perintah Allah yang ENGGAN kau taati?
Siapkanlah alat tulismu dan cobalah kau catat mulai hari ini:
1. Ketika keluar rumah tanpa berjilbab, maka pada hakikatnya dirimu telah berbuat maksiat karena memperlihatkan aurat. Ada berapa orang yang bukan mahram yang lewat di depan rumahmu dan melihat dirimu "memamerkan" aurat? Catat...
2. Ketika berada di jalan menuju ke pasar atau kemana pun tujuanmu, ada berapa banyakkah orang yang bukan mahram yang melihat dirimu "memamerkan" aurat? Catat...
3. Ketika berada di tempat tujuan, tempat kerja atau apapun tempat yang kau tuju, ada berapa banyakkah orang yang bukan mahram melihatmu "memamerkan" aurat? Catat....
4. Demikian pula ketika menuju pulang ke rumahmu, ada berapa banyakkah orang yang melihat dirimu "memamerkan" aurat? Catat...
Maka cobalah kau jumlah, terhadap berapa banyak orangkah dirimu "mempertontonkan" aurat dalam sehari ini?
Lalu cobalah engkau membaca firman Allah Ta'ala berikut ini:
وَمَنْ يَŰčْمَلْ مِŰ«ْقَŰ§Ù„َ Ű°َ۱َّŰ©ٍ ŰŽَ۱ًّۧ يَ۱َهُ
"Dan barang siapa yang mengerjakan kejahatan seberat zarah pun, niscaya dia akan melihat (balasan) nya pula." (Az Zalzalah: 8)
Siapakah di antara teman-temanmu atau keluargamu yang dapat membelamu ketika dirimu sudah terbujur kaku di dalam kuburmu?


Engkau menambah dosa dengan dosa, lalu dirimu mengharap tingkatan-tingkatan surga dan kemenangan seorang ahli ibadah. Apakah kau lupakan Rabb-mu saat Dia mengeluarkan Adam dari Surga menuju dunia hanya karena disebabkan satu dosa..??
Ketahuilah wahai saudariku....
Hidayah (petunjuk) ada dua macam, yaitu hidayatut taufiq dan hidayatul irsyad.

1. Hidayatut Taufiq
Semata-mata datangnya dari Allah. Sebagaimana yang dimaksud dalam firman-Nya:
Ű„ِنَّكَ Ù„Ű§ ŰȘَهْŰŻِي مَنْ ŰŁَŰ­ْŰšَŰšْŰȘَ وَلَكِنَّ Ű§Ù„Ù„َّهَ يَهْŰŻِي مَنْ يَŰŽَۧۥُ وَهُوَ ŰŁَŰčْلَمُ ŰšِŰ§Ù„ْمُهْŰȘَŰŻِينَ
"Sesungguhnya kamu tidak akan dapat memberi petunjuk kepada orang yang kamu kasihi, tetapi Allah memberi petunjuk kepada orang yang dikehendaki-Nya, dan Allah lebih mengetahui orang-orang YANG MAU menerima petunjuk." (Al-Qashash: 56)

2. Hidayatul Irsyad
Ini dimiliki oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dan setiap orang yang berdakwah ilallah, yang mengajak orang lain menuju kebaikan. Sebagaimana dalam firman-Nya:
…وَŰ„ِنَّكَ لَŰȘَهْŰŻِي Ű„ِلَى Ű”ِ۱َۧ۷ٍ مُŰłْŰȘَقِيمٍ
"…Dan sesungguhnya kamu benar-benar memberi petunjuk kepada jalan yang lurus." (Asy Syura: 52).
Jenis hidayah yang ke dua ini (hidayatul irsyad), dimiliki oleh setiap orang yang berdakwah ilallah, karena orang yang berdakwah ilallah hanya memberikan sebuah KUNCI menuju jalan yang benar dan lurus kepada orang lain.
Adapun akhir perkaranya, semua kembali kepada Allah. Sehingga, pada akhirnya Allah-lah saja yang menentukan seseorang mendapatkan hidayah dari-Nya (hidayatut taufiq), ataukah tidak.
[Lihat kitab al Qaulul Mufid ‘ala Kitab at Tauhid (1/348-349)]
Maka yang menjadi masalah adalah, apakah seseorang yang sudah melihat datangnya hidayah mau menerima hidayah (petunjuk)

 tersebut ataukah dia LEBIH SENANG BERPALING menjauhi hidayah tersebut, lalu mengatakan, "Belum mendapat hidayah." (?!)
Orang-orang yang telah "melihat" datangnya hidayah tetapi TIDAK MAU mengikutinya, maka pada hakikatnya adalah orang-orang yang LEBIH MENYUKAI kesesatan daripada hidayah (petunjuk).
Hal ini telah digambarkan oleh Allah Ta'ala sebagaimana dalam firman-Nya:
وَŰŁَمَّۧ Ű«َمُÙˆŰŻُ فَهَŰŻَيْنَŰ§Ù‡ُمْ فَۧ۳ْŰȘَŰ­َŰšُّÙˆŰ§ Ű§Ù„ْŰčَمَى Űčَلَى Ű§Ù„ْهُŰŻَى
"Dan adapun kaum Tsamud maka mereka telah Kami beri petunjuk tetapi mereka lebih menyukai buta (kesesatan) dari petunjuk itu.." (Al Fushshilat: 17)
Allah Ta'ala berfirman:
وَۧŰȘَّقُÙˆŰ§ Ű§Ù„Ù„َّهَ وَۧŰčْلَمُÙˆŰ§ ŰŁَنَّ Ű§Ù„Ù„َّهَ ŰŽَŰŻِÙŠŰŻُ Ű§Ù„ْŰčِقَِۧۚ
"Dan bertakwalah kepada Allah dan ketahuilah bahwa Allah sangat keras siksaan-Nya." (Al-Baqarah: 196)
Allah Ta’ala berfirman:
فَŰ„ِنْ لَمْ يَŰłْŰȘَŰŹِÙŠŰšُÙˆŰ§ لَكَ فَۧŰčْلَمْ ŰŁَنَّمَۧ يَŰȘَّŰšِŰčُونَ ŰŁَهْوَۧۥَهُمْ وَمَنْ ŰŁَ۶َلُّ مِمَّنَ ۧŰȘَّŰšَŰčَ هَوَŰ§Ù‡ُ ŰšِŰșَيْ۱ِ هُŰŻًى مِنَ Ű§Ù„Ù„َّهِ Ű„ِنَّ Ű§Ù„Ù„َّهَ Ù„Ű§ يَهْŰŻِي Ű§Ù„ْقَوْمَ Ű§Ù„ŰžَّŰ§Ù„ِمِينَ
“Maka apabila mereka tidak memenuhi seruanmu (wahai Muhammad), ketahuilah bahwa sesungguhnya mereka itu hanyalah mengikuti hawa nafsu mereka. Dan siapakah yang lebih sesat daripada orang yang mengikuti hawa nafsunya tanpa petunjuk dari Allah. Sesungguhnya Allah tidak akan memberikan petunjuk kepada kaum yang zhalim.” (Al-Qashash: 50).
Allah Ta'ala berfirman:
وَŰ§Ù„Ù„َّهُ يُ۱ِÙŠŰŻُ ŰŁَنْ يَŰȘُÙˆŰšَ Űčَلَيْكُمْ وَيُ۱ِÙŠŰŻُ Ű§Ù„َّŰ°ِينَ يَŰȘَّŰšِŰčُونَ Ű§Ù„ŰŽَّهَوَۧŰȘِ ŰŁَنْ ŰȘَمِيلُÙˆŰ§ مَيْÙ„Ű§ ŰčَŰžِيمًۧ
"Dan Allah hendak menerima tobatmu, sedang orang-orang yang mengikuti hawa nafsunya bermaksud supaya kamu berpaling sejauh-jauhnya (dari kebenaran)." (An Nisaa': 27).


http://www.facebook.com/notes/melati/enggan-berjilbab-dengan-alasan-belum-dapat-hidayah-/175628629142187

Rahasia Hati_Mu


oleh Tazkiah an Nafs

Ketika Allah akan menyimpan sebuah rahasia untuk manusia, para Malaikat mengusulkan untuk menyimpannya di puncak gunung, di dasar laut, atau di manapun yang sulit dijangkau. Namun Allah berkata tidak. Akhirnya ditentukan, bahwa tempat yang rahasia paling rahasia adalah di: Hati. Di sekeping daging merah inilah manusia menyimpan rahasia ruang dan waktu sepenggal hidupnya.
Manusia bisa tersenyum di saat hatinya luka. Menangis di saat hati sedang berbunga. Orang yang berkelana diberi kata hati-hati. Orang yang tidak pernah mau mendengar diberi nama manusia yang berhati batu. Manusia yang degil adalah manusia yang tak punya hati.


Sedang yang paling beruntung adalah manusia yang mempunyai kebersihan hati dan kebeningan ini terpancar hingga ke aura wajah yang meneduhkan, di mana manusia lain merasa damai kala di dekatnya, di mana orang-orang ingat Allah  dengan melihat wajahnya.
Pernahkah pada sebuah keheningan malam, kita mencoba menyelam ke dasar hati, menyelam sedalam-dalamnya? Apakah kita menemukan sesuatu yang mirip dengan duri atau menemukan ada sebuah penjara di sana?
Terkadang kita terluka oleh sebuah perlakuan orang yang membuat kita jatuh. Dan kita membiarkan sakit hati ini terus bersemayam, di mana kita tidak merasa nyaman setiap kali kita bertemu dengan orang tersebut. Ketika kita melihat orang itu tertawa dan gembira, kita malah merasa iri dan berharap semoga dia segera mendapatkan hal yang buruk. Dan ketika hal itu benar-benar terjadi, kita malah mensyukurinya. Ya, akuilah dengan jujur, kita pernah merasakan dan ini sangat manusiawi. Ibarat perang dingin, inilah yang disebut sebagai dendam terselubung. Memang waktu akan menyembuhkan, tapi berapa lama?
Ada pemuda mencintai seorang gadis. Ia benar-benar serius dengan perasaan ini. Ketika ia mengutarakan, ternyata telah ada pemuda yang telah mendahuluinya. Dan akhirnya ia membiarkan gadis itu dipinang oleh pemuda lain. Apakah urusan ini selesai?  Sayang, ternyata tidak. Si pemuda masih menyimpan cinta pada wanita yang kini telah menjadi istri orang lain. Malah ia berharap, si wanita segera menjadi janda agar ia bisa memilikinya. Ini sering terjadi. Dan inilah yang dinamakan sebuah penjara. Bila harapan si pemuda tidak terjadi, mungkin waktu juga yang akan menyembuhkan. Tapi, sampai berapa lama?
Di saat kita jatuh atau terluka karena orang lain, terkadang susah bagi kita untuk mendamaikan hati. Jika pikiran kita bisa menerima dengan hitung-hitungan akal, maka hati tidak bisa dikalkulasi. Si lemah hati akan membiarkan hatinya terus terpuruk. Si gelap hati akan mendendam rasa dan tidak pernah memaafkan.. Sedang yang beruntung adalah ketika ia diberi cobaan, ia ridha, ikhlas, dan ia segera berusaha untuk sabar dan merelakan segala sesuatu yang memang tidak seharusnya menjadi miliknya. Lebih jauh, ia tetap masih bisa mensyukuri, bahwa apa pun yang tidak berpihak kepadanya adalah jalan yang terbaik saat itu. Karena boleh jadi, apa yang menurut kita baik ternyata buruk, dan sebaliknya. Yang Maha Merencanakan mengetahui, sedang kita tidak.
Hati adalah kita yang memilikinya. Ia ada di dalam dada ini dan di dalam hati ini jua nurani kita tersimpan. Namun kita sering melakukan perbuatan yang kita sendiri tahu itu salah. Kita ingkari nurani.
Hari ini kita senang terhadap sesuatu, boleh jadi esok kita akan sangat menyesal karena kemarin kenapa kita menyukainya.
Maha Besar Allah yang berkuasa membolak-balikkan hati kita.


“Dia mengetahui apa yang ada di langit dan di bumi, dan mengetahui apa yang kamu rahasiakan dan apa yang kamu nyatakan. Dan Allah Maha Mengetahui segala isi hati.” (QS. at-Taghaabun: 4)
“Dan rahasiakanlah perkataanmu atau lahirkanlah; sesungguhnya Dia Maha Mengetahui segala isi hati. Apakah Allah Yang menciptakan itu tidak mengetahui (yang kamu lahirkan dan rahasiakan); dan Dia Mahahalus lagi Maha Mengetahui?” (QS. al-Mulk: 13-14)
“Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dan mengetahui apa yang dibisikkan oleh hatinya, dan Kami lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya.” (QS. Qaaf: 16)
“Tidaklah kamu perhatikan bahwa sesunggunya Allah mengetahui apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi? Tiada pembicaraan rahasia antara tiga orang, melainkan Dialah yang keempatnya. Dan tiada (pembicaraan antara) lima orang, melainkan Dia ada bersama mereka di mana pun mereka berada. Kemudian, Dia akan memberitakan kepada mereka pada hari kiamat apa yang telah mereka kerejakan. Sesungguhnya, Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.” (QS. al-Mujaadilah: 7)
Wallahu A'lam…


http://www.facebook.com/notes/melati/rahasia-hati-mu/175729579132092

Merindu_Mu


Terkadang kita lupa 
dengan sejumlah rizky yang kita dapat hari ini 
terkadang kita masih saja berkeluh kesah 
dengan masalah kita yang kita dapatkan hari ini 
dan semankin menegluh karena sepotong hati  yang terkoyak
sampai hari ini tak juga berseri 
semankin kita lupa bahwa semua itu bagian 
dari rizky yang harus kita jalani 
seberapa ikhlaskah hati kita untuk menjalani ini semua ?

Yaa Allah ampuni hati ,yang telah kufur  terhadap nikmatmu


ampuni fikiran kami ini su'udhon terhadap semua kasih _Mu
Ampuni langkah ini yangtelah meninggalkan_Mu
Ampuni lisan ini yang  pernah membaca surat cinta_Mu
Jadikan diri ini menjadi hamba yang ikhlas  atas semua cobaan_Mu

Gantikan hati ini ya Rabb
dengan hati yang selalu bersyukur, hati yang selalu bahagia,
hati yangs enantiasa istiqamah memuja_Mu
Ya Allah jadikan diri ini orang yang selalu mencintai_Mu dan Merindukan-Mu.


http://www.facebook.com/notes/melati/merindu_mu/175727785798938

KATA HATIMU


pagi ini saat saya  membaca isi inbox ,ada sebuah note di inbox yang dikrim oleh seorang sahabat yang begitu peduli dengan sikap seorang yang berangkat memperbaiki diri .begitu keras pesan yang disampaikan ,2 surat  berisikan pesan  yang begitu menohok  dan membuat sadar akan diri yang sedang berjuang dalam sebuah upaya menjadi hamba yang dikendaki Allah , sebuah tulisan mencerminkan siapa orang yang menulis, apakah kalian setuju ?
Mengikuti kata hati ,tidak berarti melunakkan diri,dunia tempat yang keras ,yang dilengkapi hukum alam domba lemah akan dimangsa lebah ,demikian juga halnya dengan orang lemah ,apabila kamu  lemah ,"rubah-rubah" memandangmu sebagai sasaran empuk .



                        Suatu hari seekor katak sedang duduk di tepi sungai .
                       Seekor kalajengking 
                        lewat,dan berkata kepadanya ,
                        pak Kodok saya ingin sekali menyebrang sungai 
                        tapi tidak bisa berenang .bisakah kamumenyeberangkan saya
                        Kodok menjawab , Tapi kamu kalajengking .
                       kala jengking menyengat kodok bukan ?"
                        Kalajengking menanggapi ,
                       kenapa saya harus menyengat kamu
                        saya hanya ingin menyebrang ."
                        Baiklah ,"kata si katak, naiklah kepunggung saya ."
                        Mereka pun  menyebrang  sungai ,baru setengah perjalanan ,
                        kalajengking menyengat juga ,
                        Di napas penghabisan ,katak bertanya heran
                        Kenapa kamu menyengat saya
                       kita berdua akan tenggelam,lho !'
                       Karena saya kalajengking ,maka saya menyengatmu ,"
Perhatikan kalajengking itu ! didunia ada orang yang berani tenggelam ,asalkan kamu tenggelam juga __ ya seperti kalajengking dalam kisa diatas .
Ada orang yang perlu dihindari ,kadangkala harus teguh menghadapi orang demikian ,kapan bersikap teguh?
Jawabanya  kalau kamu bertanya , " Apakah ini adil ?'


Selanjutnya tentukan posisi ,jangan berikan respek kepada orang lain yang bersikap semena-mena ,meskipun orang  tersebut merayumu .
kamu dapat memilih teman  atau membuat teman suka pada mu ,namun bisa saja dia akhirnya tidak menyukaimu tetapi kamu tidak tahu kenapa  begitu . 

Akhirnya yang harus kamu ikuti adalah  KATA HATIMU .


http://www.facebook.com/notes/melati/kata-hatimu/175668215804895