Mengenai Saya

Foto saya
Malang, East Java, Indonesia
Uhibbuka Fillah...

Laman

Sabtu, 26 Maret 2011

Kau Sentuh HatiKu


Terima Kasih Atas Pemberian Mu
Terima Kasih Atas Apa Yang Telah Tejadi
Kau Selalu Menemani Ku TanpaKu Sedari
Kau Tak Pernah Biarkan Aku Sendirian Menjalani Hidup Ini
Kau Selalu MenyertaiKu

Terima Kasih Kerana Kau Telah Menyentuh hatiku
Dikala Aku Lalai  Di Pentas Duniawi
Kau Telah Memperingatiku
Kau Tidak Pernah Lupa Memberi Rancangan Yang Terbaik BuatKu
Walaupun Aku Selalu Lupa Pada Mu

Terima Kasih Ya Allah
Kau Telah Menyentuhku Dengan Kasih-Sayang Mu
Kau Telah Mengubah Hidupku Menjadi Yang Baru
Bagai Emas Yang Murni Berkilauan
Kau Telah Membentuk Kekuatan Hatiku

Perjalanan Hidup Ini Telah Mengajarku Tentang Kehidupan
Kau Tidak Pernah Lelah Untuk Memberi
Tidak Pernah Sedikitpun Kau Meminta

Terima Kasih Kerana Menyentuh Hatiku
Terima Kasih Kerana Kasih-Sayang Mu
Sebuah Kasih Yang Selalu Memberi
Bagai Air Yang Mengalir
Yang Tidak Pernah Berhenti


DiManaKah KaSih SaYang YanG SeBenaRnyA....


Siapa yang tahu fikiran dan perasaan hatiku ketika ini?
Perasaan yang tidak tentu arah!
Fikiran yang bercelaru cuba mencari seribu jawapan...



Dimanakah kedamaian sejati?
Dimanakah ketenangan abadi?
Dimanakah keadilan yang dicari?
Dimanakah kasih sayang murni?
Diduniakah?...... Disinikah? .......???

ATAU ....di syurga?!

Aku mulai sedar,  dunia adalah tempat persinggahan sementara!
Yang kekal adalah akhirat jua!
Kedamaian yang sebenar....
Ketenangan yang sebenar....
Keadilan yang sebenar......
Kasih sayang yang sebenar.....
Cuma ada si syurga sahaja!..... disyurga sahaja!!


Ya ALLAH....


sudilah kiranya Engkau menjadikan dia sebagai hambaMu yang paling taqwa
karena dengan ketaqwaan kepadaMu lah
dia akan menjadi manusia yang menghormati kehidupan
menghormati kedua orang tuanya
menghormati sesamanya
menghormati rezekinya
malu kepadaMu jika akan berbuat nista
malu jika tak berbuat baik
malu jika tak berkata maaf ketika bersalah
malu jika tak berterima kasih ketika menerima
malu jika tak bersedekah
agar ia menjadi orang yang hebat dalam mengejar keikhlasan
keikhlasan untuk selalu ada di jalanMu
amiiin ya Rabb


~C i N t A~


Ya Aziz..........
Jika Cinta Adalah Ketertawanan
Tawanlah Aku Dengan Cinta Kepada-Mu
Agar Tidak Ada Lagi Yang DapatMenawanku Selain Engkau



Ya Rohim.........
Jika Cinta Adalah Pengorbanan
Tumbuhkan Niat Dari Semua Pengorbananku
Semata-mata Tulus Untuk-Mu
Agar Aku Ikhlas Menerima Apapun Keputusan-Mu

Ya Robbii..........
Jika Rindu Adalah Rasa Sakit
Yang Tidak Menemukan Muaranya
Penuhilah Rasa Sakitku
Dengan Rindu Kepada-Mu
Dan Jadikan Kematianku Sebagai
Muara Pertemuanku Dengan-Mu

Ya Robbii..........
Jika Sayang Adalah Sesuatu Yang Mempesona
Ikatlah Aku Dengan Pesona-Mu
Agar Damai Senantiasa Kurasakan
Saat Terucap Syukurku Atas Nikmat Dari-Mu

Ya Allah..........
Jika Kasih Adalah Kebahagiaan
Yang Tiada Bertepi
Tumbuhkan Kebahagiaan Dalam Hidupku
Di saat Kupersembahkan Sesuatu Untuk-Mu

Ya Allah..........
Hatiku Hanya Cukup Untuk Satu Cinta
Jika Aku Tak Dapat Mengisinya Dengan Cinta Kepada-Mu
Kemanakah Wajahku Hendak Kusembunyikan Dari-Mu

Ya Ar-Rahman.........
Dunia Yg Engkau Bentangkan Begitu Luas
Bagai Belantara Yg Tak Dapat Kutembus
Di Malam Yang Gelap Gelita
Agar Tidak Tersesat Dalam Menapakinya

Ya Ar-Rahhim…….
Berikan Alas Kaki Buat Hamba Agar Jalan Yg Kutapaki Terasa Nikmat
Meski Penuh Dengan Bebatuan Runcing & Duri Yang Tajam
Hamba Sedar Semua Ini Milikmu Dan Suatu Saat
Jika Kau Kehendaki Semuanya Akan Kembali Jua Kepada-Mu
Hamba pasrahkan kehidupan hamba kepada-Mu.

Ana/Saya telah memilih.....


Hidup adalah Pilihan...
Aku telah memilih untuk tidak menjadi insan biasa.
Memang hakku untuk menjadi LUAR BIASA.
Aku mencari kesempatan, bukan menunggu kesempatan.


Aku tidak ingin menjadi insan yang terkungkung dan terpenjara,


direndahkan dan dihinakan oleh pihak yang berkuasa.
Aku siap menghadapi risiko,
merealisasikan impian agung yang dijanjikan.

Terlalu murah jikalau aku dihargai dengan HARTA,
Terlalu rendah jikalau aku dihargai dengan TAHTA,
dan terlalu hina jikalau aku dihargai dengan WANITA.
Aku yakin...
Kenikmatan mencapai impian,
Aku tidak akan menjual harga diriku,
Tidak juga kemuliaan dakwahku,
hanya untuk mendapatkan Harta, Tahta, dan Wanita.

Aku tidak akan merendahkan diri,
Pada sembarang kekuasaan dan kekuatan dzalim yang terus mengancam.
Sudah menjadi warisanku untuk berdiri tegak, gagah, dan berani.
Aku berfikir dan bertindak dari diri sendiri,
Untuk meraih izzatul islam wal muslimiin.
Dengan berani menegakkan kembali Khilafah Islamiyah, dan berkata
"Tsumma takuunu khilafatan 'ala minhajin nubuwwah,
Allahu Akbar...!!!"
Segalanya ini memberikan makna seorang insan sejati.


KENALILAH MUSUH DI SEKITAR KITA


Kecintaan kepada istri, tanpa disadari banyak menggiring suami ke bibir jurang petaka. Betapa banyak suami yang memusuhi orang tuanya demi membela istrinya, dan bahkan di era sekarang betapa banyak singa – singa berubah menjadi anjing – aning yang menggembala domba. Betapa banyak suami yang berani menyeberangi batasan-batasan syariat karena terlalu menuruti keinginan istri, dan tidak sedikit juga yang lalai dalam I’dad lil jihad hanya karena isteri ingin di temani. Malangnya, setelah hubungan kekerabatan berantakan, karir hancur, harta tak ada lagi yang tersisa,cita – cita meraih syahadah pupus, banyak suami yang belum juga menyadari kesalahannya.

Cinta kepada istri merupakan tabiat seorang insan dan merupakan anugerah Ilahi yang diberikan-Nya kepada sepasang insan yang menyatukan kata dan hati mereka dalam ikatan pernikahan.

“Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya adalah Dia menciptakan untuk kalian istri-istri dari jenis kalian sendiri, supaya kalian cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya di antara kalian mawaddah (cinta) dan rahmah (kasih sayang). Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda bagi kaum yang berfikir.” (Ar-Rum: 21)

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam sebagai makhluk Allah Subhanahu wa Ta’ala yang paling mulia dan sosok yang paling sempurna, dianugerahi rasa cinta kepada para istrinya, yang beliau nyatakan dalam sabdanya:

“Dicintakan kepadaku dari dunia kalian,[1] para wanita (istri) dan minyak wangi, dan dijadikan penyejuk mataku di dalam shalat.”[2]

Namun yang disayangkan, terkadang rasa cinta itu membawa seorang suami kepada perbuatan yang tercela. Karena menuruti istri tercinta, ia rela memutuskan hubungan dengan orang tuanya. Ia berani melakukan korupsi di tempat kerjanya. Ia enggan untuk turun berjihad fi sabilillah ketika ada seruan jihad berkumandang. Ia bahkan siap menempuh segala cara demi membahagiakan istri tercinta walaupun harus melanggar larangan Allah Subhanahu wa Ta’ala. Jika sudah seperti ini keadaannya, berarti cintanya itu membawa madharat baginya. Ia telah terfitnah dengan istrinya,Yang lebih berbahaya lagi bila cinta kepada istri lebih dia dahulukan dari segala hal.Bahkan lebih dia dahulukan daripada Allah Subhanahu wa Ta’ala, Rasul-Nya dan agama-Nya. Padahal Allah Subhanahu wa Ta’ala telah mengancam dalam firman-Nya:

“Katakanlah: ‘Jika bapak-bapak kalian, anak-anak, saudara-saudara, istri-istri, kaum keluarga kalian, harta kekayaan yang kalian usahakan, perniagaan yang kalian khawatirkan kerugiannya, rumah-rumah tempat tinggal yang kalian sukai, adalah lebih kalian cintai daripada Allah dan Rasul-Nya serta berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan-Nya.’ Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang fasik.” (At-Taubah: 24)

Karena adanya dampak cinta yang berlebihan seperti inilah, Allah Subhanahu wa Ta’ala nyatakan bahwa di antara istri dan anak, ada yang menjadi musuh bagi seseorang dalam status dia sebagai suami atau sebagai ayah. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

“Wahai orang-orang yang beriman, sesungguhnya di antara istri-istri dan anak-anak kalian ada yang menjadi musuh bagi kalian, maka hati-hati/waspadalah kalian dari mereka.” (At-Taghabun: 14)

Musuh di sini dalam arti si istri atau si anak dapat melalaikan sang suami atau sang ayah dari melakukan amal shalih khususnya amaliyah jihadiyah. Sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:

“Wahai orang-orang yang beriman, janganlah harta-harta kalian dan jangan pula anak-anak kalian melalaikan kalian dari berdzikir/mengingat Allah. Barangsiapa yang berbuat demikian maka mereka itulah orang-orang yang merugi.” (Al-Munafiqun: 9)

Mujahid berkata tentang firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:

“Sesungguhnya di antara istri-istri dan anak-anak kalian ada yang menjadi musuh bagi kalian, maka hati-hati/waspadalah kalian dari mereka.” Yakni, cinta seorang lelaki/suami kepada istrinya membawanya untuk memutuskan silaturahim, meninggalkan jihad fie sabilillah atau bermaksiat kepada Rabbnya. Si suami tidak mampu berbuat apa-apa karena cintanya kepada si istri kecuali sekedar menuruti istrinya.” (Tafsir Al-Qur`anil ‘Azhim, 8/111)

Beliau juga berkata: “Kecintaan kepada istri dan anak membawa mereka untuk mengambil penghasilan yang haram, lalu diberikan kepada orang-orang yang dicintai ini.” (Al-Jami’ li Ahkamil Qur`an, 18/94)

Selain itu, istri dan anak dapat memalingkan mereka dari jalan Allah Subhanahu wa Ta’ala dan membuat mereka lamban untuk taat kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. (Jami’ul Bayan fi Ta’wilil Qur`an, 12/116)

Al-Imam Al-Qurthubi rahimahullah mengatakan: “Ayat ini umum, meliputi seluruh maksiat yang dilakukan seseorang karena istri dan anak.” (Al-Jami’ li Ahkamil Qur`an, 18/93-94)

Setelah mengingatkan keberadaan mereka sebagai musuh, Allah Subhanahu wa Ta’ala memerintahkan: فَاحْذَرُوْهُمْ (maka hati-hati/waspadalah kalian dari mereka). Berhati-hati di sini, kata Ibnu Zaid, adalah berhati-hati menjaga agama kalian. (Tafsir Al-Qur`anil ‘Azhim, 8/111)

Al-Imam Al-Qurthubi rahimahullah mengatakan: “Berhati-hatinya kalian dalam menjaga diri kalian disebabkan dua hal. Bisa jadi karena mereka akan membuat kemudaratan/bahaya pada jasmani, bisa pula kemadharatan pada agama. Kemudaratan tubuh berkaitan dengan dunia, sedangkan kemudaratan pada agama berkaitan dengan akhirat.” (Al-Jami’ li Ahkamil Qur`an, 18/94)

Lantas, bagaimana bisa seorang istri yang merupakan teman hidup yang selalu menemani dan mendampingi, dinyatakan sebagai musuh? Dalam hal ini, Al-Qadhi Abu Bakr ibnul ‘Arabi rahimahullah telah menerangkan: “Yang namanya musuh tidaklah mesti diri/individunya sebagai musuh. Namun dia menjadi musuh karena perbuatannya. Dengan demikian, apabila istri dan anak berperilaku seperti musuh, jadilah ia sebagai musuh. Dan tidak ada perbuatan yang lebih jelek daripada menghalangi seorang hamba dari ketaatan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.” (Ahkamul Qur`an, 4/1818)

Di dalam tafsirnya terhadap ayat di atas, Asy-Syaikh ‘Abdurrahman bin Nashir As-Sa’di rahimahullah berkata: “Ini merupakan peringatan dari Allah Subhanahu wa Ta’ala kepada kaum mukminin agar tidak tertipu dan terpedaya oleh istri dan anak-anak, karena sebagian mereka merupakan musuh bagi kalian. Yang namanya musuh, ia menginginkan kejelekan bagimu. Dan tugasmu adalah berhati-hati dari orang yang bersifat demikian. Sementara jiwa itu memang tercipta untuk mencintai istri dan anak-anak. Maka Allah Subhanahu wa Ta’ala menasehati hamba-hamba-Nya agar kecintaan itu tidak sampai membuat mereka terikat dengan tuntutan istri dan anak-anak, sementara tuntutan itu mengandung perkara yang dilarang secara syar’i. Allah Subhanahu wa Ta’ala menekankan mereka untuk berpegang dengan perintah-perintah-Nya dan mendahulukan keridhaan-Nya, dengan menjanjikan apa yang ada di sisi-Nya berupa pahala yang besar yang mencakup tuntutan yang tinggi dan cinta yang mahal. Juga agar mereka lebih mementingkan akhirat daripada dunia yang fana yang akan berakhir.

Karena menaati istri dan anak-anak menimbulkan kemudaratan bagi seorang hamba dan adanya peringatan dari hal tersebut, bisa jadi memunculkan anggapan bahwa istri dan anak-anak hendaknya disikapi secara keras, serta harus diberikan hukuman kepada mereka. Namun ternyata, Allah Subhanahu wa Ta’ala hanya memerintahkan untuk berhati-hati dari mereka, memaafkan mereka, tidak menghukum mereka. Karena dalam pemaaafan ada kemaslahatan/kebaikan yang tidak terbatas. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

“Dan jika kalian memaafkan dan tidak memarahi serta mengampuni mereka maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (At-Taghabun: 14) [Taisir Al-Karimir Rahman, hal. 868]

Demikianlah keberadaan seorang wanita, baik statusnya sebagai istri atau bukan, merupakan fitnah terbesar bagi lelaki. Karena itulah Allah Subhanahu wa Ta’ala mendahulukan penyebutan wanita ketika mengurutkan kecintaan kepada syahwat (kesenangan yang diinginkan dari dunia).

“Dijadikan indah pada pandangan manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak, dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia dan di sisi Allah lah tempat kembali yang baik.” (Ali ‘Imran: 14)

Al-Hafizh Ibnu Katsir rahimahullah berkata: “Allah Subhanahu wa Ta’ala mengabarkan tentang perkara yang dijadikan indah bagi manusia dalam kehidupan dunia ini berupa ragam kelezatan, dari wanita, anak-anak, dan selainnya. Allah Subhanahu wa Ta’ala memulai penyebutan wanita karena fitnahnya yang paling besar. Sebagaimana dalam hadits shahih disebutkan bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

“Tidaklah aku tinggalkan sepeninggalku fitnah yang paling berbahaya bagi lelaki daripada fitnah wanita.”[3] (Tafsir Al-Qur`anil ‘Azhim, 1/15)

Mungkin timbul pertanyaan, bila istri dapat menjadi musuh bagi suaminya, apakah juga berlaku sebaliknya, suami dapat menjadi musuh bagi istrinya?

Al-Qadhi Ibnul ‘Arabi rahimahullah menjawab permasalahan ini: “Sebagaimana seorang lelaki/suami memiliki musuh dari kalangan anak dan istrinya, demikian pula wanita/istri. Suami dan anaknya dapat menjadi musuh baginya dengan makna yang sama. Firman Allah Subhanahu wa Ta’ala: مِنْ أَزْوَاجِكُمْ (di antara istri-istri kalian atau pasangan hidup kalian) ini sifatnya umum, masuk di dalamnya lelaki (suami) dan wanita (istri) karena keduanya tercakup dalam seluruh ayat.” (Ahkamul Qur`an, 4/1818)

Dengan demikian, janganlah kecintaan seorang suami kepada istrinya dan sebaliknya kecintaan istri kepada suaminya membawa keduanya untuk melanggar larangan Allah Subhanahu wa Ta’ala, berbuat maksiat, menghalalkan apa yang Allah Subhanahu wa Ta’ala haramkan atau sebaliknya, mengharamkan untuk dirinya apa yang Allah Subhanahu wa Ta’ala halalkan karena ingin mencari keridhaan pasangannya. Nabi kita yang mulia Shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah ditegur oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala ketika beliau sempat mengharamkan apa yang Allah Subhanahu wa Ta’ala halalkan karena ingin mencari keridhaan istri-istri beliau.[4]Allah Subhanahu wa Ta’ala abadikan hal itu dalam Al-Qur`an: “Wahai Nabi, mengapa engkau mengharamkan apa yang Allah menghalalkannya bagimu, karena engkau mencari keridhaan (kesenangan hati) istri-istrimu? Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”[5] (At-Tahrim: 1)
Nasehat kepada Istri

Karena engkau –wahai seorang istri– dapat menjadi fitnah bagi suamimu, maka bertakwalah kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Jangan sampai engkau menjadi musuh dalam selimut baginya. Jangan engkau jerat dia atas nama cinta, hingga ia terjaring dan tak dapat lepas darinya. Akibatnya, yang ada di pikirannya hanyalah bagaimana mencari ridhamu, mengikuti kemauanmu, walaupun hal itu bertentangan dengan syariat.

Bertakwalah engkau kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Jadilah istri yang shalihah dengan membantu suamimu agar selalu taat kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dan Rasul-Nya. Semestinya engkau tidak suka bila ia melakukan perkara yang melanggar syar’i karena ingin menyenangkan hatimu, apalagi sampai melalaikan dari jihad fie sabilillah. Keberadaanmu di sisinya, sebagai teman hidupnya, jangan menjadi penghalang baginya untuk menjadi hamba yang bertakwa dan menjadi anak yang shalih bagi kedua orang tuanya dan menjadi mujahid untuk menegakkan dien ini serta menjaga kehormatan ummatnya.

Cintailah suamimu, syukurilah dengan cara engkau semakin taat kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, menunaikan kewajibanmu dengan sebaik mungkin, dan mencurahkan segala kemampuanmu untuk memenuhi haknya sebagai suami.

Zuhud terhadap dunia, jangan engkau abaikan. Sehingga engkau tidak menuntut suamimu agar memenuhi kenikmatan dunia yang engkau idamkan. Pautkan selalu hatimu dengan darul akhirat agar engkau tidak menghamba pada dunia yang tidak kekal.
Catatan Akhir

Al-Imam At-Tirmidzi rahimahullah dalam Sunan-nya (no. 3317) membawakan asbabun nuzul (sebab turunnya) surah At-Taghabun ayat 14 di atas, dari riwayat Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma. Tatkala ada yang bertanya kepada Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma tentang ayat ini, beliau menyatakan: “Mereka adalah orang-orang yang telah berislam dari penduduk Makkah dan mereka ingin mendatangi Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, namun istri dan anak mereka enggan ditinggalkan mereka. Ketika mereka pada akhirnya mendatangi Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, mereka melihat orang-orang yang lebih dahulu berhijrah telah tafaqquh fid dien (mendalami agama), mereka pun berkeinginan untuk memberi hukuman kepada istri dan anak-anak mereka. Allah Subhanahu wa Ta’ala lalu menurunkan ayat[6]:

“Wahai orang-orang yang beriman, sesungguhnya di antara istri-istri dan anak-anak kalian ada yang menjadi musuh bagi kalian, maka hati-hati/waspadalah kalian dari mereka.” (At-Taghabun: 14)

Mungkin kalian tau musuh yang jauh di sana, dan mungkin juga kalian bisa mengalahkan musuh yang lebih kuat dari kalian… tapi bisakah kalian mengalahkan musuh terdekat kalian ( orang yang kalian cintai ) untuk jihad fie sabilillah li I’la I kalimatillah??!

Demikianlah. Semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala memberi taufik kepada kita untuk selalu mencari keridhaan-Nya di jalan jihad ini. Amin.

Wallahu ta’ala a’lam bish-shawab.

Maktab AK 56


 __________________________________

[1] Tiga perkara ini (wanita, minyak wangi, dan shalat) dinyatakan termasuk dari dunia, maknanya: ketiganya ada di dunia. Kesimpulannya, beliau menyatakan bahwa dicintakan kepada beliau di alam ini tiga perkara, dua yang awal (wanita dan minyak wangi) termasuk perkara tabiat duniawi sedangkan yang ketiga (shalat) termasuk perkara agama.

[2] HR. Ahmad (3/128, 199, 285), An-Nasa’i (no. 3939) kitab ‘Isyratun Nisa` bab Hubbun Nisa`.

[3] HR. Al-Bukhari dan Muslim

[4] Hal ini menunjukkan bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam terjaga dari terus berbuat dosa. Ketika beliau jatuh dalam kesalahan sebagaimana wajarnya seorang manusia, Allah Subhanahu wa Ta’ala segera menegur Nabi-Nya sebagai penjagaan dari Allah Subhanahu wa Ta’ala kepada beliau. Sehingga beliau pun bertaubat dari kesalahannya.

[5] Yakni Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam sempat mengharamkan madu atau mengharamkan Mariyah budak beliau.

[6] Dan terhadap keinginan mereka untuk menghukum istri dan anak-anak mereka, Allah Subhanahu wa Ta’ala menyatakan:

إِنْ تَعْفُوا وَتَصْفَحُوا وَتَغْفِرُوا فَإِنَّ اللهَ غَفُوْرٌ رَحِيْمٌ
“Dan jika kalian memaafkan dan tidak memarahi serta mengampuni mereka maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (At-Taghabun: 14)
Allah Subhanahu wa Ta’ala memerintahkan mereka untuk memaafkan istri dan anak-anak mereka.


http://www.facebook.com/notes/melati/kenalilah-musuh-di-sekitar-kita/191785544193162

Resiko bayi lahir caesar....


Jika bayi bisa lahir secara alami, mengapa harus disesar? Ternyata, bayi lahir sesar lebih beresiko mengalami berbagai gangguan kesehatan dibandingkan bayi lahir normal. Apa saja gangguan itu? Dr.Erick Fransisco Kan, M.Med, Sp.A dari Siloam Hospital Karawaci membeberkannya.

1. Gangguan pernapasan

TTNB (Transient Tachypnea of the New Born) adalah gangguan pernapasan yang paling sering dikhawatirkan terjadi pada bayi sesar. Gangguan ini terjadi akibat cairan yang memenuhi paru-paru janin selama berada dalam rahim tidak terkompresi mengingat bayi sesar tinggal "terima jadi". Padahal, proses persalinan per vaginam melewati jalan lahir inilah yang memungkinkan cairan yang memenuhi paru-paru semasa janin berada dalam rahim dipompa habis keluar.

Selain itu, proses kompresi juga terjadi berkat kontraksi rahim ibu secara berkala. Kontraksi yang lama-kelamaan semakin kuat ini akan menekan tubuh bayi, sehingga otomatis cairan dalam paru-parunya ikut keluar. Nah, pada bayi sesar, kedua proses kompresi tadi tidak terjadi dengan sempurna.

2. Rendahnya sistem kekebalan tubuh

Data berdasarkan evidance base memang belum ada. Namun pada proses persalinan normal, bayi berpindah dari rahim yang nyaris steril ke lingkungan luar melalui proses yang berlangsung lama dan melibatkan kontraksi selama berjam-jam. Saat lahir pun, mulut bayi tidak tertutup sehingga banyak kuman yang masuk ke dalam mulut, bahkan sampai ke pencernaan. Imbasnya, bayi mengalami kontak alami dengan mikroba floral dalam jalan lahir ibunya yang kemudian berkoloni di ususnya. Hal ini sangat berpengaruh pada perkembangan dan pematangan sistem kekebalan tubuhnya.

3. Rentan alergi

Baik dari kondisi "kotor" di jalan lahir yang tidak dilalui si bayi yang dilahirkan secara sesar, maupun tertundanya pemberian ASI sesegera mungkin, membuat risiko alergi pada bayi jadi lebih tinggi. Belum lagi paparan antibiotik yang biasanya diberikan kepada bayi sesar sebagai langkah berjaga-jaga dari kemungkinan infeksi, juga meningkatkan risiko alergi.

4. Emosi cenderung rapuh

Meski belum terbukti melalui penelitian ilmiah, kondisi psikologis bayi sesar diduga cenderung lebih rapuh dibanding bayi yang dilahirkan secara normal. Faktanya, bayi yang lahir normal memang dihadapkan pada kondisi tidak nyaman dimana ia harus melewati jalan lahir yang sempit dan berliku disertai tekanan hebat akibat kontraksi rahim. Perjuangan inilah yang diyakini dapat melatih mental si kecil sejak dini. Boleh jadi faktor ini memberi kontribusi tersendiri terhadap kepribadian si anak kelak.

Akan tetapi pola asuh yang diberikan orangtua dan bagaimana pengaruh lingkungan terbukti lebih ikut memberi warna apakah seseorang lebih tahan banting atau tidak ketika menghadapi stres kehidupan.

5. Terpengaruh anestesi

Kondisi ini mungkin saja terjadi. Karenanya, tim dokter yang terdiri dari dokter kebidanan dan kandungan, dokter anak, dan dokter anestesi harus berhitung secermat mungkin agar pembiusan pada bayi berpengaruh seminim mungkin. Untuk itu, umumnya anestesi yang digunakan adalah anestesi spinal yang berdosis rendah. Penggunaan bius total membuat bayi terlihat agak ngantuk karena dikeluarkan saat masih di bawah pengaruh anestesi.

6. Minim peluang IMD

Bayi sesar kurang mendapatkan kesempatan untuk menjalani IMD alias inisiasi menyusu dini. Ini karena kondisi bayi sesar berbeda dari kondisi bayi lahir normal yang bisa langsung ditempelkan di dada ibunya dengan refleks yang cukup kuat untuk mencapai payudara ibu. Sementara pada persalinan sesar, hal yang tak bisa segera dilakukan mengingat bayi biasanya langsung dipasangi infus dan selang oksigen guna membantu pernapasannya. Si ibu pun umumnya masih dalam keadaan "teler" akibat pengaruh obat anestesi.
Bunda kalo memang tdk dlm keadaan memaksa / alasan kesehatan...mending lahir dgn normal...lebih cepat pulihnya juga :)


http://www.facebook.com/notes/melati/resiko-bayi-lahir-caesar/191731420865241

KISAH CINTA ALI & FATIMAH


KISAH CINTA Ali bin Abi thalib
dan Fathimah Azzahra adalah
salah satu kisah cinta yang penuh
romantika dan keberkahan
dari Allah. Bahkan Rasulullah
pernah bersabda ” Allah
menyuruh menikahkan
Fatimah dengan Ali
” (Diriwayatkan oleh Thabrani).
Sosok Ali adalah lelaki
sebenarnya, sifat baiknya
melebihi matahari waktu
dhuha. Menyibak semua
masalah. Istananya hanya
gubuk tua. Pedang berkilau
harta kekayaannya. Begitulah
seorang pujangga
menggambarkan sosok Ali
dalam syairnya.
Sementara Fatimah Azzahra
adalah teladan bagi wanita.
Ayahnya adalah manusia
terbaik yang diciptakan Allah
sebagai rahmat bagi alam
semesta, dan Ibunya adalah
sebaik-baik wanita..Setiap
langkahnya selalu
memancarkan cahaya.
Saat meminang Fatimah, Ali
menjual sebagian barang
miliknya, termasuk rompi
perang. Inilah yang menjadi
mas kawin Ali kepada Fatimah.
Semuanya bernilai 480 dirham.
Dari jumlah itu, Rasulullah
menyuruh menggunakan 2/3
nya untuk membeli wangi-
wangian dan 1/3 nya untuk
membeli pakaian.
Kehidupan rumah tangga
mereka sangat sederhana.
Sebuah rumah tanpa
perabotan apapun. Hanya
beralas tidur kulit domba, satu
bantal berisi serabut korma.
Bahkan fatimah pernah
menggadaikan kerudungnya
kepada seorang Yahudi
Madinah untuk memenuhi
kebutuhan rumah tangganya.
Namun Maha Suci Allah yang
telah menjaga kebersihan
rumah tangga Fatimah secara
fisik dan ruhani.
Ali ra. berkata, ” Aku menikah
dengan fatimah. Kami tidak
memiliki alas tidur kecuali
selembar kulit domba. Malam
hari kami pergunakan sebagai
alas tidur dan siang harinya
kami jemur. Kami tidak
memiliki pembantu, pekerjaan
rumah tangga ditangani oleh
fatimah. ketika fatimah pindah
kerumahku, Rasulullah
membawakan selimut, bantal
kulit berisi serabut kurma, dua
gilingan tepung, satu gelas,
dan kantong susu. Saking
seringnya menggiling tepung,
sampai berbekas pada tangan
Fatimah, dan saking seringnya
membersihkan rumah sehingga
pakaiannya penuh debu, dan
saking seringnya menyalakan
tungku sampai pakaiannya
penuh arang ” (dikutip dari 35
Shiroh Shahabiyah, Mahmud
Al-Mishri)


http://www.facebook.com/notes/melati/kisah-cinta-ali-fatimah/191673127537737

MANFAAT BUAH TIMUN


Ketimun (Cucumis sativus L) ternyata bukan hanya untuk lalapan atau buah rujak yang paling sederhana. Buah hijau muda ini ternyata berfungsi sebagai obat dan bahan kosmetika tradisional yang sangat ampuh dan telah terbukti.

Dengan kandungan protein, lemak, kalsium, fosfor, besi, belerang, vitamin A, B1, C dan E, ketimun sanggup menyelesaikan banyak masalah kesehatan dan kecantikan.
Beberapa khasiat ketimun ialah:

1. Ketimun yang kaya serat berguna untuk melancarkan buang air besar, menurunkan kolesterol, dan menetralkan racun.
2. Ketimun dengan kandungan kaliumnya yang tinggi, memiliki khasiat meringankan penyakit hipertensi, terutama akibat hipersensitivitas terhadap natrium seperti garam dapur, petsin atau soda kue.
3. Ketimun dapat memberikan rasa sejuk dalam mulut untuk mengurangi rasa sakit pada tenggorokan atau luka sariawan.
4. Irisan ketimun dapat membuat mata terlihat cerah dan berbinar. Caranya, tempelkan saja irisan timun selama 20 menit pada tiap kelopak mata dan lihat hasilnya.
5. Ketimun dapat memperlancar buang air kecil sehingga dapat mengurangi beban kerja jantung dan menurunkan tekanan darah.
6. Ketimun adalah bahan penyegar yang dingin, obat pembersih dan pelembab sekaligus bagi semua jenis kulit wajah. Irisan ketimun maupun sari ketimun dapat ditempelkan pada wajah secara rutin untuk menghambat hadirnya keriput dan membuat kulit makin lembut.
7. Ketimun terkenal efektif menghilangkan jerawat ringan. Tempelkan irisan ketimun di bagian wajah yang berjerawat dan jerawat biasanya cepat sekali hilang.
8. Ketimun yang sifatnya dingin, dapat juga dipakai untuk mengobati gigitan serangga, gatal-gatal karena tumbuhan dan ‘memadamkan’ kulit yang terbakar matahari. Bagian tubuh yang tersiram air panas-pun jika dibalut dengan parutan daging ketimun, akan dengan cepat terobati.


http://www.facebook.com/notes/melati/manfaat-buah-timun/191659454205771