Mengenai Saya

Foto saya
Malang, East Java, Indonesia
Uhibbuka Fillah...

Laman

Kamis, 17 Maret 2011

Catatan Khusus: JANGAN BOHONG DI DUNIA MAYA


 Sebenarnya tulisan ini, sudah pernah aku muat, tapi dulu, lama sekali, dan aku kira tidak banyak sahabat-sahabat baru yang punya waktu membongkar tumpukan catatan-catatanku, maka ada baiknya, aku posting lagi, dengan beberapa editan.
Aku pernah membaca cerita menarik di harian Okaz ( koran dengan oplah terbesar di Saudi Arabia). Cerita tentang sepasang suami istri di Yordania, yang lagi bertengkar hebat.
Singkat cerita, keduanya pun pisah ranjang dan tidak tinggal serumah lagi. Untuk mengusir kesepian dan kejenuhan, keduanya mencoba mencari hiburan dengan masuk ke alam dardasyah (dunia chatting). Keduanya pun berhasil menemukan pasangan masing-masing di dunia maya.
Sang istri curhat pada 'pasangan'-nya tentang problem hidupnya, begitu juga sang suami pada cewek chat-nya.
Mereka pun akhirnya (setelah lama hubungan maya dengan pasangan masing- masing) sepakat melakukan kopdar. Pikir sang istri, pasti cowok chat-ku ini orang baik banget, udah begitu perhatian ama aku. Sang suami juga berpikir sama, cewek chat-ku ini pasti lebih baik dari istriku dulu, dan lebih cantik.
Hari pertemuan pun ditentukan, tempatnya di bandara, masing-masing memakai baju dengan warna yang telah disepakati. Sang istri datang duluan di bandara menunggu cowok chat-nya. Di sisi lain,sang suami berpacu jantung, bagaimana wajah calon istri keduanya.
Waktu berjalan merayap, setelah hampir 1 jam, sang istri dari kejauhan melihat pria berjalan ke arahnya dengan tanda pengenal yang disepakati. Sementara di saat yang sama, sang suami yang juga mau kopdar, melihat tanda cewek chat-nya di kursi pengunjung. Dia pun berlari ke arah wanita itu. Di tempat lain, sang istri melihat ada pria bergegas mendekat kepadanya.
Dan setelah dekat dan bertemu, yang terjadi adalah keterkejutan yang luar biasa, ternyata teman cewek chat si suami itu, adalah istrinya sendiri ! Si istri pun tak kalah kagetnya setelah tahu cowok chat-nya adalah suaminya sendiri.
Yang terjadi setelah itu adalah tragedi, pertengkaran memalukan terjadi di bandara dengan hebat, masing-masing merasa dibohongi oleh pasangan chat-nya.
Percekcokan itu, berakhir dengan perceraian memilukan yang membuat sang istri seketika pingsan di tempat.
Satu kisah di antara jutaan kisah yang terjadi berawal dari dunia maya.
Sebenarnya, perbedaan antara dunia nyata dengan dunia maya tipis sekali, itu jika kita mau dengan cermat memperhatikan.
Kadang orang menjadikan dunia maya sebagai pelarian dari dunia nyata, dia anggap hanya iseng saja, yang tanpa sadar justru dia masuk pada masalah baru.
Sebab bagaimanapun, semua pelakunya adalah manusia yang punya hati.
Aku pribadi sama sekali tidak yakin jika usai chat kita merasa biasa saja, pasti terkadang ada perasaan bahagia, sedih, marah, kagum, cemburu, bahkan jatuh cinta. Bukti dari itu, tidak sedikit di antara kita yang kepikiran usai chat. Makan tidak enak, tidur tidak tenang, dan sebagainya. Atau sebaliknya, tergantung keadaan psikologi kita.
Istilah Kehidupan di dunia maya pun tidak beda jauh dengan dunia nyata, di sana juga ada istilah cyber crime, kriminalitas. Polisinya juga ada. Bedanya hanya semuanya bermain di khayalan kita, namun persamaannya (dan ini poin yang paling penting) sama-sama berpengaruh pada psikologi, perasaan dan kinerja hati kita.
Kita bisa iri pada teman maya kita, sombong pada mereka, bahkan benci dan dendam, yang secara tidak sengaja malah mengotori hati kita. Sayangnya, kita banyak mengabaikan hal ini, ah, cuma dunia maya, nggak beneran.
Suatu sikap yang bisa berubah menjadi pedang bermata dua. Dan yang paling membahayakan bagi proses pembersìhan hati dan jiwa kita saat di dunia maya, adalah BERBOHONG.
Sumber dari segala kehancuran kita, adalah sikap bohong. Nabi sendiri pernah berkata, bahwa seorang mukmin itu tidak berbohong, (wa in zanaa wa in saroq) walau berzina walau mencuri. Karena iman dan kebohongan tidak pernah bersatu.
Tetapi kebanyakan di antara kita, lebih memilih berbohong saat di dunia maya. Kita tega membohongi teman kita (di saat yang sama,dia pun tega bohongin kita) Dan tak jarang kebohongan itu malah membahayakan, merugikan dan mengecewakan bagi kita atau teman kita.
Sebenarnya,apa sih sulitnya jujur?dan sudah jadi hukum alam, kejujuran tidak pernah merugikan.
Memalukan jika kita mengaku muslim,tapi kita tega membohongi saudara muslim. Kita semua pasti tahu, salah satu tanda sikap hipokrit (munafik) adalah, saat berbicara selalu berbohong.
Akhir catatan, yang perlu dituntut dari kita, adalah mawas diri. Proses penjernihan hati dan jiwa untuk mencapai tingkat ma'rifatullah tidaklah mudah. Jalan cukup terjal, apalagi jika kita terjun ke dunia maya,bersiap-siaplah untuk lebih ekstra hati,jika kita tidak ingin jiwa kita menjelaga pelan-pelan tanpa kita pernah terasa. Wallohu a'lam (*)


http://www.facebook.com/notes/renungan-n-kisah-inspiratif/-catatan-khusus-jangan-bohong-di-dunia-maya-/10150147853771042

@}~~ Ketika Bidadari Turun Ke Bumi ~~{@


♥●♥__♥●
Dalam buku Tamasya ke Surga, Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah mengisahkan tentang bidadari-bidadari surga. Bidadari-bidadari itu adalah wanita suci yang menyenangkan dipandang mata, menyejukkan dilihat, dan menentramkan hati setiap pemiliknya. Rupanya cantik jelita, kulitnya mulus. Ia memiliki akhlak yang paling baik, perawan, kaya akan cinta dan umurnya sebaya. Siapakah yang orang yang beruntung mendapatkannya? Siapa lagi kalau bukan orang-orang yang syahid karena berjihad di jalan Allah, orang-orang yang tulus dan ikhlas membela agama Allah.
Sebagian kita mungkin berfikir, kapan kita berjumpa dengan bidadari-bidadari itu, apakah ia akan kita miliki, adakah ia sedikit diantara mereka mendiami bumi sekarang ini?Bidadari-bidadari itu telah turun ke bumi. Semenjak Islam mulai bangkit lagi di bumi ini. Bidadari-bidadari itu menghias diri setiap hari. Dia berwujud manusia yang berhati lembut, menyenangkan dipandang mata, menyejukkan dilihat, menentramkan hati setiap pemiliknya. Dialah wanita sholehah yang menjaga kesucian dirinya. Seperti apakah bidadari bumi itu? Bisakah kita mengikuti langkahnya, apakah dia anak, adik, keponakan perempuan atau apakah ia istri dan ibu kita, atau ia hanya berupa angan yang sebenarnya bisa kita realisasikan, tapi syetan kuat menahan?
♥●♥__♥●♥
Dialah wanita sholehah yang menjaga kesucian dirinya. Setiap perempuan bisa menjadi bidadari bumi, seperti apakah ciri-cirinya?
1. Ia adalah wanita yang paling taat kepada Allah. Ia senantiasa menyerahkan segala urusan hidupnya kepada hukum dan syariat Allah.
2. Ia menjadikan Al-Quran dan Al-Hadis sebagai sumber hukum dalam mengatur seluruh aspek kehidupannya.
3. Ibadahnya baik dan memiliki akhlak serta budi perketi yang mulia. Tidak hobi berdusta, bergunjing dan ria.
4. Berbuat baik dan berbakti kepada orang tuanya. Ia senantiasa mendoakan orang tuanya, menghormati mereka, menjaga dan melindungi keduanya.
5. Ia taat kepada suaminya. Menjaga harta suaminya, mendidik anak-anaknya dengan kehidupan yang islami. Jika dilihat menyenangakan, bila dipandang menyejukkan, dan menentramkan bila berada didekatnya. Hati akan tenang bila meninggalkanya pergi. Ia melayani suaminya dengan baik, berhias hanya untuk suaminya, pandai membangkitkan dan memotifasi suaminya untuk berjuang membela agama Allah.
6. Ia tidak bermewah-mewah dengan dunia, tawadhu, bersikap sederhana. Kesabarannya luar biasa atas janji-janji Allah, ia tidak berhenti belajar untuk bekal hidupnya.
Ia bermanfaat dilingkungannya. Pengabdianya kepada masyarakat dan agama sangat besar. Ia menyeru manusia kepada Allah dengan kedua tangan dan lisannya yang lembut, hatinya yang bersih, akalnya yang cerdas dan dengan hartanya. "Dan dunia ini adalah perhiasan, dan sebaik-baik perhiasan adalah wanita sholehah". (HR Muslim)
Dialah bidadari bumi, dialah wanita sholehah yang keberadaan dirinya lebih baik dan berarti dari seluruh isi alam ini. Ya Allah jadikanlah aku, ibuku, kakak dan adiku serta perempuan-perempuan di sekelilingku menjadi bidadari bumi. Agar kelak di syurga kami tidak canggung lagi.
jika kau mau dan mampu menjadi sepertinya,,, satukan niat yg bersih, lakukan, dan istiqomahlah,,, :-)
 ♥●♥__♥●♥


http://www.facebook.com/notes/renungan-n-kisah-inspiratif/-ketika-bidadari-turun-ke-bumi-/10150149421396042

Ada Saat - Saat Ketika Resah Tak Menemukan Jawabnya...


Bismillaahirrahmanirrakhiim......

Ada saat-saat ketika resah tak menemukan jawabnya.
Ada saat-saat ketika gelisah tak menemukan muaranya kecuali dengan menikah.
 Di saat kesendiriaan tak sanggup kita tanggungkan,
sementara peristiwa suci itu tak datang-datang juga,
ada yang perlu kita renungkan dengan hati yang jernih :
"Kesendirian yang panjang itu, apakah sebabnya sehingga tak kunjung berakhir??”
Ada yang tak bisa kita jawab, karena semua rahasia ada dalam genggamanNya.
Tetapi ada satu hal yang bisa kita coba telusuri diam-diam,
dengan hati yang tenang dan jiwa yang bersih.
Kita mencoba merenung sejenak secara jujur,
apakah lambatnya jodoh itu merupakan ujian atas ketakwaan kita yang tinggi kepadaNya,
sebagai teguran atas kekhilafan-kekhilafan dan bahkan mungkin kesombongan kita terhadap apa yang diberikan Allah kepada kita, ataukah jodoh sesungguhnya belum saatnya tiba.
Bukankah segala sesuatu ada masanya sendiri?
Bukankah kematian juga tidak datang pada saat yang sama, usia yang sama dan keadaan yang sama untuk semua orang?
Cobalah bertanya sejenak pada hati nurani, tanpa perlu menitikkan airmata duka.
Kalau malam telah lelap, dan suara-suara telah sunyi, renungkanlah dengan jernih apakah jodoh yang tak datang-datang itu sebagai kesempatan dari Allah agar kita menyiapkan bekal yang lebih sempurna untuk memenuhi amanah sebagai suami atau istri dan ibu atas anak-anak yang kita lahirkan kelak?
Cobalah untuk bertanya.
Cobalah! Cobalah! Cobalah! Dan tahan dulu kerisauan itu…….
Sudahkah kita bertanya pada hati nurani…….penantian itu, apakah sebabnya tak kunjung berakir??
KADANG IA ADALAH UJIAN
Allah memberikan ujian kepada hamba-hambaNya agar dengan itu orang-orang yang mengaku beriman, teruji keimanannya dan orang-orang yang benar-benar mencintaiNya dapat memperoleh kedudukan yang lebih tinggi di sisiNya. Ibarat kita sekolah, ada ujian yang harus kita tempuh ketika ingin naik kelas. Sesungguhnya Allah tidak akan member ujian yang melebihi batas kesanggupan hambaNya.
 “……..Allah tidak memikulkan beban kepada seseorang melainkan (sekedar) apa yang Allah berikan kepadanya. Allah kelak akan memberikan kelapangan sesudah kesempitan.” (QS. Ath-Thalaaq : 7)
Pertanyaannya, apakah yang kita hadapi sekarang merupakan ujian dari Allah??
Wallahu ‘Alam bisshowab. Yang bisa mengetahui adalah diri kita sendiri. Nurani kita yang dapat meraba. Karena itu, bertanyalah pada hati nuranimu.
Selebihnya, ada beberapa hal yang dapat kita catat. Jika sudah bersungguh menata diri, mempersiapkan hati dan mencari ilmu tetapi belum datang-datang juga. Jika sudah menyerahkan segalanya kepada Allah tentang siapa yang akan menjadi pendamping hidup. Kalau sudha berusaha dengan sepenuh hati untuk menjemput jodoh tetapi tak kunjung terjawab kegelisahan itu. Kalau sudah didesak oleh kerinduan sembari disaat yang sama senantiasa menjaga diri. Maka, terlambatnya jodoh merupakan ujian…..
Obat menghadapi ujian adalah sabar. Sabar dalam menanti takdir. Sabar dalam berusaha. Sabar dalam berjuang. Sabar dalam berdoa dan sabar dalam memegangi kebenaran. Semoga dengan demikian kita termasuk orang-orang yang mendapat pertolongan Allah.
BARANGKALI KITALAH PENYEBABNYA
Betapa banyak orang yang menunda pernikahan dengan berbagai macam alasan. Untuk seorang laki-laki, kadang-kadang karir menjadi alasan. Karir yang belum seberapa menjadikan niat dipendam dalam-dalam karena merasa belum mapan. Ia harus mengumpulkan dulu uang yang banyak agar bisa menyenangkan istrinya kelak. Ia lupa bahwa kebahagiaan itu letaknya pada jiwa yang lapang, hati yang tulus, niat yang bersih dan penerimaan yang hangat. Ia juga lupa bahwa jika ingin mendapatkan istri yang bersahaja dan menerima apa adanya, jalannya adalah dengan menata hati, memantapkan tujuan dan melurukan niat.
Bagaimana mungkin mendapatkan pendamping yang bisa mencintai dengan sederhana jika menjadikan gemerlap kemapanan sebagai pemikatnya? Bagaimana mungkin mendapatkan suami yang menerima dengan sepenuh hati dan tidak ada cinta untuk wanita lain kecuali untuk istrinya sementara meraihnya dengan menawarkan kencan sebelum terikat pernikahan? Bagaimana mungkin mendapatkan suami yang terjaga jika mendekatinya dengan cara menggodanya?? Jika ingin mendapatkan suami yang bisa menjaga pandangan, pasti tak bisa didapatkan dengan : “Hai cowok……godain kita, dong”
Diluar soal cara, kesulitan yang kita hadapi saat ingin meraih pernikahan yang diridhoi tak jarang karena kita sendiri penyebabnya. Begitu banyak wanita yang menunda pernikahannya karena alasan kuliah atau alasan masih muda atau bahkan karena ingin mengejar karir. Kesempatan bukan tak pernah datang. Dulu, sudah beberapa kali ada yang mau serius dengannya tapi…dengan alasan karir, masih muda, ingin mengejar cita, tidak mau terkekang, masih ingin kuliah ia menolak semua ajakan serius.Sampai semua keinginan telah tercapai, saat karir sudah mapan, kuliah sampai S3, cita sudah tergenggam; sampai ia tersadar bahwa usianya sudah tak terlalu muda lagi, sampai ia merasakan betapa sepinya hidup. Sementara orang-orang yang dulu bermaksud serius dengannya, sudah sibuk mengurusi anak-anak mereka. Sekarang, ketika kesadaran itu ada, mencari orang yang mau serius dengannya sangatlah sulit, sesulit menaklukkan hatinya ketika ia masih muda dulu.
Ketika mempersulit apa yang dimudahkan oleh Allah, akhirnya benar-benar mendapati keadaan yang sulit dan nyaris tak menemukan jalan keluarnya. Menunda-nuda pernikahan tanpa alasan syar’i dan akhirnya benar-benar takut melangkah si saat hati sudah benar-benar gelisah tetapi tak kunjung ada yang mau serius.
Kadangkala, lingkaran ketakutan itu terus berlanjut. Bila di usia-usia dua puhan tahun menunda pernikahan karena takut dengan ekonomi yang belum mapan, di usia menjelang tiga puluh hingga sekitar tiga puluh lima berubah lagi masalahnya. Laki-laki sering mengalami sindrom kemapanan. Mereka menginginkan pendamping dengan criteria yang sulit dipenuhi. Seperti hukum kategori, semakin banyak criteria semakin sedikit pula yang masuk criteria. Ketika menetapkan criteria yang terlalu banyak, akhirnya bahkan tidak ada yang sesuai dengan keinginan. Sementara wanita memiliki ambang batas usia, masalah yang dihadapi bukan soal criteria tapi soal apakah ada orang yang mau menikah dengan wanita yang lebih tua.
Ya….ya….ya….kadang kita sendirilah penyebabnya. Kita mempersulit apa yang telah Allah mudahkan, sehingga kita menghadapi kesulitan yang tak terbayangkan. Kita memperumit yang Ia sederhanakan, sehingga kita terbelit oleh kerumitan yang tak berujung. Kita menyombongkan atas apa yang tidak ada dalam kekuasaan kita, sehingga kita terpuruk dalam keluh kesah yang berkepanjangan.
Maka, kalau kesulitan itu sendiri penyebabnya, beristigfarlah. Semoga Allah berkenan melapangkan jalan kita dan memudahkan segala urusan kita. Aminnnnn….
ADA YANG TAK BISA KITA INGKARI
Kadang, ada perasaan kepada sesorang. Seperti Mughits…(salah seorang sahabat Rasulullah) yang selalu menguntit kemana pun Barirah melangkah. Mata mengawasi, hati mencari-cari dan telinga merasa indah ketika mendengar namanya. Perasaan itu begitu kuat bersemayam di dada. Bukan karena terlalu menenggelamkan diri dalam lautan perasaan, tetapi seperti kata Ibnul Qayyim Al Jauziyah dari sebuah Bukunya, “Andaikan orang yang jatuh cinta boleh memilih, tentu aku tidak akan memilih jatuh cinta”
Perasaan ini kadang mengganggu kita, sehingga tak sanggup berpikir jernih lagi. Kadang membuat kita banyak berharap, sehingga mengabaikan setiap kali ada yang mau serius. Kita sibuk menanti- kadang sampai membuat badan kurus kering—sampai batas waktu yang kita sendiri tak berani menentukan. Merasa yakin dia jodoh kita, atau merasa bahwa jodoh kita harus dia, tetapi tidak ada langkah-langkah pasti yang kita lakukan. Akibatnya, diri kita tersiksa oleh angan-angan.
Kita bisa menengok sejarah betapa para salafush-shaleh terdahulu mengambil sikap yang sangat indah tentang dua orang yang saling mencintai. Mereka tidak memisahkan begitu saja, sebab tak ada yang tampak lebih indah bagi dua orang yang saling mencintai kecuali menikah. Marilah kita membedakan antara menjaga pandangan dengan mengendalikan perasaan dan mengingkari perasaan.
Di atas semua itu, Allah akan senantiasa membuka pintuNya untuk kita. Ketuklah pertolonganNya dengan do’a. di saat merasa tak sanggup menanggung kesendirian, serulah Tuhanmu dengan penuh kesungguhan,
“Tuhanku, jangan biarkan aku sendirian. Dan Engkau adalah sebaik-baik Warits” (Qs. Al Anbiya : 89)
Panjatkanlah doa saat merasa gelisah oleh rasa sepi mencekam. Panjatkan doa saat merasa membutuhkan hadirnya seorang pendamping, saat hati dicekam oleh kesedihan karena tidak adanya teman sejati atau ketika jiwa dipenuhi kerinduan untuk menimang buah hati yang lucu. Panjatkan pula doa saat hati merasa dekat denganNya, saat dalam perjalanan ketika Allah jadikan doa mustajabah dan saat mustajab lainnya.

Wallahu A’lam


Memanfaatkan Waktu Luang


Kasman berasal dari kelas bawah. Ibunya buta huruf dan bekerja sebagai pedagang kain kecil-kecilan. Ayahnya seorang juru tulis. Untuk menghidupi 7 anaknya penghasilan mereka sangatlah kurang.

Ia dilarang ibunya bersekolah. Tapi ia jalan terus karena ia ingin sukses dan ia haus akan ilmu pengetahuan. Untuk bisa membiayai sekolahnya sendiri Kasman bekerja sebagai pembantu rumah tangga. Ia rajin menyapu, membersihkan rumah, mencuci piring, mencuci baju. Dari sana ia mendapatkan makan, pakaian bekas dan uang untuk membiayainya sekolah Di HIS (Holland Inlandsche School) yaitu Sekolah Dasar untuk Pribumi pada masa Penjajahan Belanda di Indonesia.

Setelah itu dengan tetap bekerja sebagai pembantu ia melanjutkan sekolah ke MULO (Meer Uitgebreid Lager Onderwijs) setingkat Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama.

Kasman benar-benar menyukai bekerja keras. Ketika Jepang datang iapun bekerja keras dengan masuk menjadi anggota PETA (Pembela Tanah Air). Di sana ia mengikuti latihan-latihan militer dengan disiplin yang sangat ketat ala Jepang.

Sejak sekolah ia tidak puas dengan ilmu yang didapat di sekolah. Ia masuk Muhammadiyah dan banyak belajar agama Islam dan belajar berpidato di sana. Pulang sekolah ia sering berlatih pidato/presentasi. Intinya ia merasa waktu itu sangat berharga dan ia selalu meluangkan waktu untuk menuntut ilmu. Ketika di PETA ia menjadi Komandan PETA di Jakarta. Di sana komandan sering berpidato. Kasman menyelipkan ajaran-ajaran agama ketika berpidato.

Ketika Indonesia merdeka ia menjabat sebagai Jaksa Agung dan kemudian Menteri Muda Kehakiman. Tahun 1955-1959 ia menjadi anggota Konstituante (Badan Pembuat Undang-Undang Dasar).

Pada tahun 1955 Kasman juga menjadi Presiden direktur Gloria Trading Company di Glodok. Tahun itu juga ia mendirikan pabrik Rajut PT Gloria Knitting di Ancol, Jakarta Utara. Kedua perusahaan yang dipimpinnya inipun sukses pada masa kepemimpinannya. Kuncinya hanya satu, Kasman tidak mau waktu terbuang sia-sia. Ia selalu memanfaatkan waktu luang untuk kegiatan yang bermanfaat.

Jadi walaupun berasal dari kelas bawah Kasman Singodimedjo bisa sukses juga. Apalagi buat orang yang tidak berasal dari kelas bawah. Yang penting adalah memanfaatkan waktu luang untuk kegiatan yang bermanfaat jangan terbuang sia-sia.

Bagaimana dengan anda?

http://www.facebook.com/notes/spiritz-motivasi/memanfaatkan-waktu-luang/195344603821254

Cita-cita


"Cita cita yang tinggi tidak menjamin kita dapat meraih kesuksesan. Tetapi orang yang sukses pasti memiliki cita cita yang tinggi!!"

Setiap orang, apapun profesinya, baik sebagai karyawan, seniman, CEO, olahragawan, wirausahawan ataupun profesional, pasti pernah memiliki cita-cita tinggi, dan tentu mengharapkan itu dapat diperjuangkan menjadi kenyataan, yaitu sebuah KESUKSESAN.
Namun perlu diingat, di setiap perjuangan ada 2 kemungkinan hasil akhir yaitu: sukses atau gagal.

Contoh: di bidang olahraga, setiap atlet pasti memiliki cita-cita untuk menjadi juara / meraih medali emas. Mereka menyiapkan diri secara matang, berjuang keras dalam persaingan yang keras dan ketat. Tapi toh akhirnya, juara pertama alias peraih medali emas hanyalah satu orang.


Jadi tepat sekali kalimat ini: "mempunyai cita-cita yang tinggi tidak menjamin kita bisa meraih kesuksesan".

Mungkin saja, kita telah berjuang dengan segenap kekuatan pikiran, tenaga, waktu, dan pengorbanan lainnya untuk meraih cita-cita. Tapi semuanya ternyata harus kandas di tengah jalan, tidak tercapai, dan gagal.

Sayangnya, begitu banyak orang yang langsung larut dalam kekecewaan, down, frustasi, depresi bahkan putus asa ketika mengalami kegagalan..

Padahal kenyataannya adalah:
Tidak menjadi juara pertama, bukan berarti kita gagal total.
Tidak tercapainya target yang kita tentukan, di bidang apapun bukan berarti dunia runtuh!

Asalkan proses perjuangan kita telah maksimal, juga dilakukan secara jujur/halal, maka di setiap hasil pencapaian, sukses atau gagal, pasti ada nilai pembelajaran yang bisa didapat. Karena gagal bukan berarti selamanya kita gagal. Jika sukses, juga bukan berarti kita akan terus sukses! Pembicara tersohor Robert H. Schuller pernah mengatakan, "Success is never ending, failure is never final."

Maka, untuk mencapai sukses yang berkualitas, mari berani menentukan cita-cita yang bernilai untuk diperjuangkan. Dengan cita cita yang tinggi, hidup pasti terasa lebih bergairah, hidup pasti akan lebih bersemangat! Tidak perlu takut gagal. Kemarin gagal, hari ini kita belajar. Hari ini kita gagal, besok kita bangkit kembali!!


http://www.facebook.com/notes/spiritz-motivasi/cita-cita/195349477154100

Pernikahan yang Agung


Bismillaahirrahmaanirrahiim
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
===========================

Sekelumit tentang kehidupan rumah-tangga Sayyidatina Fatimah az-Zahra dgn Imam Ali bin Abi Thalib, semoga bisa diambil hikmah nya buat kita semua :
Rasulullah SAW bersabda kepada para peminang Fatimah: " Fatimah milik Allah SWT dan menjadi ketetapan Allah SWT untuk menikahkannya kepada siapapun." (Kitab ar-Raudhatul Fa'iq bin Saad al-Misri) . Pada kitab Nuzhatul Majalis dan as-Suyuthi kitab Tadhirul Khawas, meriwayatkan bahwa Rasul Allah SAW bersada:
"Jibril As mengabarkan kepadaku bahwa: Allah SWT telah menikahkan Fatimah dengan Ali di langit, disaksikan 40.000 Malaikat dan bidadari menghiasi Fatimah dengan gaun pengantin dari permata dan memerintahkan kepadaku agar segera menikahkannya di bumi."
Rasulullah SAW bersabda:
"Wahai Fatimah, aku nikahkan kau dengan orang yang pertama beriman kepada Allah SWT & kepadaku."
[Sawaiq Muhriqah hal 85- Kifayah Al-talib hal 298- Dhakair Al-Uqba hal 29].
Imam Ali dipinjami sebuah kamar berukuran kecil di belakang rumah Sahabat Al-Haris ra. Adanya berita perkawinan itu, Imam Ali As meratakan batu-batu tajam di kamarnya hingga kejalan umum, lalu menimbuninya dengan pasir halus. Al-Haris ra datang dengan heran lalu bertanya:
Haris : " Mengapa kau rapikan tanah sedemikian itu, padahal sebelumnya kakimu tak peduli akan ketajaman batu¬batu itu..?"
Ali : " Putri Nabiku akan tinggal bersamaku di sini."
Haris : " Gunakan kamarku wahai Ali."
Ali : " Kami Ahlul Bait diwajibkan oleh Allah SWT hidup setara dengan rakyat miskin."
Doa Rasulullah SAW pada saat menikahkan Imam Ali dengan Sy Fatimah az-Zahra:
" Semoga Allah SWT menghimpun yang terserak dari keduanya. Merakhmati dan memberkati keduanya. Meningkatkan kualitas keturunannya. Menjadi pembuka pintu rakhmat, Sumber ilmu dan hikmah serta pemberi rasa aman bagi seluruh umat manusia."
50 hari setelah pernikahannya, Rasul SAW baru mengizinkan Ali As membawa pulang Fatimah. Sebelumnya Ummu Salamah berkunjung ke Imam Ali lalu bertanya:
US : " Wahai Ali.. bukankah Fatimah telah menjadi istrimu..?"
I. Ali : " Benar, wahai Ummul Mukminin"
US : " Mohonlah pada Rasul untuk membawanya kerumahmu"
Ali : " Aku tak patut bersuara sebelum Nabiku bersabda "
Ummu Salamah ra dan para Sahabat ra mengisahkan rasa belasnya terhadap Imam Ali As dan Fatimah As kepada Rasulullah SAWW dan memohon agar keduanya diizinkan hidup bersama. Kemudian Cintailah siapapun yang mencintainya. Musuhilah siapapun yang memusuhinya. Dan hindarkanlah semuanya dari segala siksa dan api neraka.
Setelah pernikahannya dengan Fatimah Az-Zahra r.a., Imam 'Ali r.a. tinggal bersama isterinya di sebuah rumah yang sungguh amat sederhana. Sebagian besar perkakas rumah tangganya terbuat dari tembikar (tanah Hat). Namun, Rasulullah s.a.w. merasa bangga, tenang dan bahagia serta penuh kasihsayang sebagai ayah kepada puteri belahan hati beliau sendiri. Suasana yang penuh kesejahteraan dan keserasian itu lebih disemarakkan lagi oleh kelahiran dua orang cucu beliau s.a.w., Al-Hasan dan Al-Husain — radhiyallahu 'anhuma, dua orang putera Imam 'Ali bin Abi Thalib r.a. yang dipandang sebagai pewaris ilmu dan hikmah kebijakan beliau serta sebagai orang yang mempunyai kesamaan ciri dan kekhususan dengan beliau s.a.w. kecuali dalam hal kenabian.
Di dalam rumah ahlu -bait Rasulullah s.a.w. itulah Al-Hasan dan Al-Husain radhiyallahu anhuma — dibesarkan di bawah naungan beliau. Betapa puas perasaan beliau menyaksikan kesentosaan dan keserasian hidup putra-putri dan cucu-cucunya. suasana demikian itu oleh beliau  dirasakan sebagai hiburan yang menghilangkan kelelahan dan meringankan kesukaran-kesukaran berat yang dihadapinya sehari-hari dalam menjalankan tugas da'wah dan memimpin perjuangan ummat untuk menegakkan kebenaran Allah di muka bumi.
Di dalam rumah yang diliputi suasana kebahagiaan itu Rasulullah sering duduk berbincang-bincang dengan mereka. Imam Ali r.a. duduk di sebelah kanan dan Fatimah Az-Zahra r.a. duduk di sebelah kiri beliau. Sedang dua orang cucu befiau, Al-Hasan dan Al-Husain radhiyallahu 'anhuma — duduk di atas pangkuan beliau s.a.w. Secara bergantian beliau menciumi kedua orang cucunya itu. Beliau mendoakan keberkahan bagi mereka semua dan mohon kpd Allah Swt agar berkenan menjauhkan mereka dari segala macam noda dan kotoran hidup serta mensucikan mereka sesuci-sucinya.
Sungguhlah, seumpama orang yang benar-benar beriman dipersilakan memilih: Manakah yang lebih disukai, dunia dengan segala kesenangan dan kegemerlapannya ataukah butir-butir gandum yang ditumbuk oleh Rasulullah s.a.w. bersama Imam 'Ali r.a.; orang itu pasti lebih suka memilih butir-butir gandum itu!
Jadi, di manakah sesungguhnya letak kemiskinan dan kemelaratan? Di dalam rumah yang sering menjadi tempat turunnya wahyu Ilahi, tempat Rasulullah s.a.w. bersama Imam 'Ali dan Fatimah Az-Zahra r.a. bersama-sama menumbuk gandum, di rumah tempat Rasulullah bersama ahlu-baitnya biasa minum air dengan cawan tembikar; ataukah di dalam istana-istana kaum bangsawan dan kaum hartawan Persia/Rumawi yang penuh dengan bau busuk perzinaan, arak dan kemaksiatan?!
Fatimah Az-Zahra hidup mendampingi suaminya, Imam 'Ali bin Abi Thalib r.a., yang tidak mempunyai apa pun juga selain hati dan pedang, ilmu dan iman. Isteri yang setia dan ikhlas itu menepung sendiri hingga tapak tangannya membengkak, menimba air sendiri hingga bajunya basah kuyup, menyapu rumah dan halaman hingga pakaiannya berdebu. Ia tidak hidup sebagaimana Asiyah binti Mazahim, wanita pendamping Fir'aun yang mempunyai piramid dan bengawan Nil, seorang permaisuri yang hidup serba dilayani oleh beratus-ratus budak pembantu dan tidak pernah bekerja selain melarang dan menyuruh. Cobalah kita bayangkan: Manakah di antara dua orang isteri itu yang lebih bahagia hidupnya, lebih tenteram hatinya dan lebih cerah keadaannya?!
Seandainya alat-alat rumah tangga kepunyaan Fatimah Az-Zahra r.a. seperti batu gilingan gandum, sapu, wadah air yang terbuat dari kulit dan lain sebagainya; masih ada hingga zaman kita dewasa ini, perkakas-perkakas itu barangkali akan dikeramatkan dan dikunjungi oleh manusia dari berbagai pelosok dunia, baik mereka yang beragama Islam maupun yang beragama lain! Mungkin mereka akan menilai barang-barang itu lebih berharga dari pada seribu bengawan Nil serta seribu piramid!
Apakah sesungguhnya yang telah dilakukan oleh Muhammad Rasulullah dan keluarganya bagi kepentingan ummat manusia sedunia ? Ummat manusia telah mendapat tuntunan untuk memperoleh kebajikan, rahmat Allah dan kemuliaan abadi; yakni mereka telah mendapat petunjuk serta hidayat untuk mengenal dan mendekatkan diri kepada Allah swt melalui agama yang benar. Di akhirat kelak mereka akan memperoleh syafa'at (pertolongan) dan kebahagiaan, khusus bagi mereka yang dicintai beliau dan mereka yang mencintai beliau.

Barakallahufikum..semoga bermanfaat
Wassalam


http://www.facebook.com/notes/renungan-dan-motivasi-ifta-istiany-notes/motivasi-pernikahan-yang-agung/199540116741310

Ada Banyak Kenikmatan yang Terus Mengalir


Bismillaahirrahmaanirrahiim
Assalamualiakum warahmatullahi wabarakatuh
============================

Ada banyak kenikmatan yang terus mengalir ; Nikmat Kehidupan, Nikmat kesehatan , Nikmat Pendengaran , Nikmat Penglihatan , Nikmat Kedua Tangan dan Kaki , Nikmat Air dan Udara serta Nikmat Makanan. Nikmat keharmonisan keluarga, nikmat harta, kendaraan, dan lain sebagainya.
Dan yang paling agung dari semua itu adalah Nikmat Rabbaniyah, yakni nikmat Iman dan Agama Islam.
Apakah anda ingin mata anda dibeli dengan harga 1 juta dollar ?
Apakah Anda ingin menjual kedua telinga Anda dengan harga 1 juta
dollar ?
Apakah Anda ingin kedua kaki Anda dibeli dengan 1 juta dollar ?Apakah Anda Ingin kedua tangan anda dibeli dengan 1 juta dollar? Apakah anda ingin menjual hati anda, berapa juta dollar?
Saya yakin anda tdk mau menjual anggota tubuh anda berapapun mahalnya !
Syukuri nimat Allah dari sekarang, betatapun kecilnya. Karena siapa yg tidak besyukur ketika mendapat sedikit, ia tidak akan bersyukur ketika mendapat banyak.
Ingatlah betapa banyak harta yang ada di tangan kita ,namun kita jarang bersyukur.

Barakallahufik..semoga bermanfaat
Wassalam


http://www.facebook.com/notes/renungan-dan-motivasi-ifta-istiany-notes/motivasi-ada-banyak-kenikmatan-yang-terus-mengalir/199538596741462

Tidurlah Seperti Tidurnya Pengantin


Bismillaahirrahmaanirrahiim
Assalamualaikum warahmatullhi wabarakatuh
-----------------------------------------------------

Al-Bukhari telah meriwayatkan dari Anas bin Malik Radhiyallahu Anhu, dia berkata: Sabda Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam,
"Apabila mayit — atau beliau katakan, seorang dari kamu sekalian- telah dikubur, maka datanglah kepadanya dua malaikat besar yg hitam kebiru-biruan. Yang satu bernama Munkar, dan yang lain Nakir. Keduanya berkata, "Apa yang telah kamu katakan tentang orang ini?" Maka dia katakan seperti yang senantiasa dia katakan, "Dia adalah hamba Allah dan Rasul-Nya. Aku bersaksi tiada Tuhan selain Allah, dan bahwa Muhammad adalah hamba-Nya dan Rasul-Nya."
Kedua malaikat itu berkata, "Kami telah tahu, bahwa kamu berkata seperti itu." Kemudian kuburnya dilapangkan seluas 70 hasta kali 70 hasta, kemudian diterangi ruangannya, dan dikatakan kepadanya: "Tidurlah."
Maka mayit itu bertanya, "Bisakah aku pulang kepada keluargaku, sehingga aku ceritakan kepada mereka?" Tapi kedua malaikat itu menjawab, "Tidurlah seperti tidurnya pengantin, yang tidak bisa dibanguanan kecuali oleh orang yang paling dkintainya."
Demikianlah, sampai kelak dia dibangkitkan Allah dari tempat berbaringnya itu dihari kiamat.
Adapun orang munafik, dia berkata, Saya mendengar orang-orang mengatakan sesuatu, maka aku mengatakannya pula, tapi saya tidak tahu." Maka kedua malaikat itu berkata, "Kami telah tahu kamu berkata seperti itu."
"Maka dikatakanlah kepada bumi: "Gulunglah dia." Maka digulungnya dia sampai berantakan tulang-belulangnya. Demikianlah dia selalu disiksa, sampai Allah membangkitkannya kelak dari tempat berbaringnya itu." (Kata AtTirmidzi, hadits ini hasan-gharib. Isnadnya hasan: Zhilal Al-Jarinah fi Takhrij karya Ibnu Abi Ashim (864) dan Ash-Shahihah (1391) karya Al-Albani ).
Demikian pula, Abu Dawud telah meriwayatkan dari Anas Radhiyallahu Anhu, bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam pernah masuk ke kebun korma milik Bani Najjar. Di sana beliau mendengar suara sesuatu. Beliau terkejut, maka beliau bertanya, "Siapa penghuni kubur-kubur ini?"
Para sahabat menjawab, "Ya Rasulullah, mereka adalah orang-orang yang meninggal di masa jahiliyah."
Maka beliau berkata, "Berlindunglah kamu sekalian kepada Allah dari siksa kubur dan fitnah dajjal."
Mereka bertanya, "Kenapa begitu, ya Rasulullah?" Beliau menjawab, "Sesunggulmya apabila orang mukmin telah diletakkan di dalam kuburnya, maka datanglah satu malaikat kepadanya, lalu berkata, "Apa yang telah kamu sembah?" Jika Allah memberinya hidayah, maka dia menjawab, "Aku menyembah Allah."
Lalu ditanya, "Apa yang telah kamu katakan tentang orang ini?" Dia jawab, "Dia adalah hamba Allah dan Rasul-Nya."
Hanya itu yang ditanyakan kepadanya, lalu dibawa ke sebuah rumah, yang semula akan diberikan kepadanya di dalam neraka. Tapi dikatakan, "Inilah yang semula akan diberikan kepadamu di dalam neraka, tetapi Allah telah memelihara dan merahmatimu, maka Dia ganti dengan sebuah rumah untukmu di dalam surga."
Mayit itu berkata, "Biarkan aku pergi memberitahuu keluargaku." Tapi dikatakan kepadanya, "Diamlah."
Adapun orang apabila telah diletakkan di dalam kuburnya, maka datanglah kepadanya satu malaikat. Orang kafir itu dibentaknya seraya ditanya, "Apa yang telali kamu sembah?" Dia jawnb, "Saya tidak tahu. Saya dulu hanya mengatakan seperti yang dikatakan orang-orang." Oleh karena itu dia dipukul dengan palu-palu besi antara kedua telinganya. Maka dia berteriak dengan teriakan yang terdengar oleh seniva makhluk, selain jin dan manusia.
Lalu bagaimana tidurnya para pengantin..?? yaitu sama sekali tidak berasa, tahu-tahu hari sudah pagi.
Begitulah gambaran orang yg mati didalam kubur dan baik amalnya ketika didunia,, dia menunggu didalam kubur hingga hari kiamat seperti tidurnya seorang pengantin. Wallahualam bi showab..

Barakallahufikum..semoga bermanfaat
Wassalam


http://www.facebook.com/notes/renungan-dan-motivasi-ifta-istiany-notes/motivasi-tidurlah-seperti-tidurnya-pengantin/199259610102694

Kita...,Adalah Saudara Rasulullah SAW


Bismillahirrahmaanirrahiim
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
=============================

Dini hari di Madinah Al-Munawwarah. Aku saksikan sahabat-sahabat berkumpul di masjidmu. Angin sahara membekukan kulitku. Gigiku gemeretak, kakiku berguncang.
Tiba-tiba pintu hujrahmu terbuka. Dan kau datang, ya Rasulallah. Kami pandang engkau. “Assalamu ‘alaika ayyuhan nabi warahmatullahi wabarakatuh,” kudengar salam disampaikan bersahut-sahutan. Kau tersenyum, ya Rasulallah. Wajahmu bersinar laksana bulan purnama. Angin sahara berubah hangat. Cahayamu memasuki seluruh daging dan jiwaku. Dini hari di Madinah berubah menjadi pagi yang indah. Kudengar kau bersabda, “Adakah air pada kalian?”
Cepat-cepat kutengok gharibah-ku. Kulihat para sahabat yang lain sibuk memeriksa kantong mereka, “Tak ada setitik air pun, ya Rasulallah.” Kusesali diriku, mengapa tidak kucari air yang cukup sebelum tiba di masjidmu. Beruntung benar sekiranya kubasahi wajah dan tanganmu dengan percikan air dari kantung airku.
Kudengar suaramu yang indah, “Bawakan padaku wadah yang masih basah.” Aku ingin loncat mempersembahkan gharibah airku tapi ratusan sahabatmu berdesakan mendekatimu. Kau ambil satu gharibah air yang kosong. Kau celupkan jari jemarimu yang mulia. Subhanallah, kulihat air mengalir dari sela-sela jemarimu. Kami berdesakan, berebutan berwudhu dari pancuran sucimu. Betapa sejuk air itu ya Rasulallah. Betapa harum air itu ya Nabiyallah. Betapa lezat air itu, ya Habiballah. Kulihat Abdullah bin Mas’ud pun mereguk sepuas-puasnya.
 Dan sahabat Billa bin Rabbah mengumandangkan iqomat: Qad qamatish shalah, qad qamatish shalah…
Alangkah bahagianya aku bisa salat di belakangmu, ya Sayyidal Anam. Ayat-ayat suci mengalir dari suaramu. Melimpah, memenuhi jantung dan seluruh pembuluh darahku laksana taburan mutiara.
Usai salat subuh, kau pandangi kami, masih dengan senyum yang indah itu. Cahaya wajahmu, ya Rasulallah, tak mungkin aku lupakan. Ingin kubenamkan setetes diriku dalam samudera dirimu. Ingin kujatuhkan sebutir pribadiku pada sahara tak terhingga pribadimu.
Kudengar kau berkata, “Menurut kalian, siapakah mahluk yang paling menakjubkan imannya?”
Kami jawab serempak, “Malaikat, ya Rasulallah.”
“Bagaimana mereka tak beriman, padahal mereka berada di samping Tuhan mereka?” jawabmu.
“Kalau begitu para nabi, ya Rasulallah.”
“Bagaimana mereka tak beriman, bukankah wahyu turun kepada mereka?”
“Kalau begitu kami, sahabat-sahabatmu, ya Rasulallah.”
“Bagaimana kalian tak beriman padaku padahal aku berada di tengah-tengah kalian? Bagaimana sahabat-sahabatku tidak beriman? Mereka menyaksikan apa yang mereka saksikan.”
Aku tahu, ya Rasulallah, kami telah saksikan mukjizatmu. Air yang mengalir dari jemarimu tadi, dan sempurnanya  kitab suci Al-quran yg diturunkan kepadamu adalah mukjizat terbesar sepanjang sejarah peradaban manusia. Kulihat wajahmu yang bersinar, kulihat air telah mengalir dari sela jemarimu, bagaimana mungkin kami tidak beriman kepadamu. Kalau begitu siapa ya Rasulallah, orang yang kau sebut paling menakjubkan imannya?
Langit Madinah bening, bumi Madinah hening. Kami termangu. Ah, gerangan siapa mereka itu? Siapa yang kau puji itu, ya Rasulallah? Kutahan napasku, kucurahkan perhatianku. Dan bibirmu yang mulia mulai bergerak:
“Orang yang paling menakjubkan imannya adalah kaum yang datang sesudahku. Yang beriman kepadaku, padahal mereka tak pernah melihat dan berjumpa denganku. Yang paling menakjubkan imannya adalah orang yang datang setelah aku tiada. Yang membenarkan aku padahal mereka tak pernah melihatku. Mereka adalah saudara-saudaraku.”
 Kami terkejut. “Ya Rasulallah, bukankah kami saudaramu juga?”
Kau menjawab, “Benar, kalian adalah para sahabatku. Adapun saudaraku adalah mereka yang hidup setelah aku. Yang beriman kepadaku padahal mereka tak pernah melihatku. Merekalah yang beriman kepada yang gaib, yang menunaikan salat, yang menginfakkan sebagian rezeki yang diberikan kepada mereka (QS. Al-Baqarah; 3)”.
Kau diam sejenak ya Rasulallah. Langit Madinah bening, bumi Madinah hening. Kudengar kau berkata dengan tatapan mata yang sayu dan setitik airmata yang jatuh, “Alangkah rindunya aku berjumpa dengan saudara-saudaraku. Alangkah beruntungnya bila aku dapat bertemu dengan saudara-saudaraku.”
Suaramu parau dan butiran air mata tergenang di sudut matamu. Kau ingin berjumpa dengan mereka, ya Rasulallah. Kau rindukan mereka, ya Nabiyallah. Kau dambakan mereka, ya Habiballah…
Wahai Rasulullah, kau ingin bertemu dengan mereka yang tak pernah dijumpaimu, mereka yang bibirnya selalu bergetar menggumamkan shalawat untukmu. Kau ingin datang memeluk mereka, memuaskan kerinduanmu. Kau akan datang kepada mereka yang mengunjungimu dengan shalawat. Masih kuingat sabdamu, “Barangsiapa yang datang kepadaku dengan membawa shalawat kepadaku, aku akan memberinya syafaat di hari kiamat.”
Ya wajihan ‘indallah, isyfa’lana ‘indallah.
Wahai yang mulia di sisi Allah, berikanlah syafaat kepada kami di sisi Allah.
Yaa Rasulullah, engkau mencintai kami semua padahal kami adalah umatmu yang datang setelah 1400 tahun engkau tiada. Engkau menganggap kami adalah saudaramu-saudaramu padahal engkau tidak pernah melihat kami sebelumnya, sehingga para sahabatmu mencemburui kami.
Padahal siapalah kami ya Rasulullah..?? kami hanyalah umatmu akhir zaman yg kadang sering lalai dari sunahmu. kami hanyalah umatmu yang sering bermaksiat kepada Allah dan sering mengabaikan sunah-sunahmu.
Tetapi menjelang detik-detik sepeninggalmu engkau masih sanggup berkata," ummatii..ummatii..ummatii..."!.
Yaa Rasul, betapa engkau mencintai kami melebihi dirimu sendiri. Betapa engkau mengasihi kami lebih dari seorang ibu menyayangi anak kandungnya. Padahal engkau tidak pernah melihat kami seorangpun.
Lalu, pantaskah diri ini..
Pantaskah diri ini..
Pantaskah diri ini menerima syafaatmu..???
Pantaskah diri ini minum di telagamu kelak..??
Pantaskah diri ini menjadi tetanggamu di surga..??
Pantaskah diri ini kau sebut saudaramu..??
Ya rasulullah, subuh ini akan menjadi subuh terindah disepanjang hariku..!

Barakallahufikum..semoga bermanfaat
Wassalam


http://www.facebook.com/note.php?note_id=160571077304881&id=137365446278178&ref=mf