Mengenai Saya

Foto saya
Malang, East Java, Indonesia
Uhibbuka Fillah...

Laman

Jumat, 25 Maret 2011

KUTERTIPU PROFILE FACEBOOKMU


Kukenal kau didunia maya, tepatnya jejaring sosial Facebook, atau yang biasa disebut FB. Pesona yang kau tawarkan dalam profil dan interaksi sungguh mengusik hati, membuatmu tenar dan dipuja-puja bejibun akhwat. Profilmu mengalahkan tokoh terkenal sekalipun, dengan title jihad dan perjuangan, seakan-akan kau adalah mujahid sejati yang menjadi banyak idaman mujahidah. Namamu sungguh bagus, menjadikan engkau mudah dikenal. Tausiyah-tausiyahmu yang indah, perhatianmu yang membuncah, komentar-komentarmu bagai telaga sejuk bagi kegersangan batin. Kau semakin membuat akhwat-akhwat terkagum-kagum karena foto profilmu yang begitu memikat, meskipun aku tahu sebenarnya itu foto yang kau ambil dari internet.
Aku semakin terlena dibuatnya, apalagi saat kau mampu menjawab puluhan pertanyaan dengan menggunakan dalil, ah kau begitu hebat, tidak hanya cerdas, tapi sangat cemerlang otakmu. Kau penuhi wallku dengan dalil-dalil penyejuk hati, kau dorong aku agar menutup aurat secara rapat, akupun sangat menyukai caramu, aku semakin menyukai pribadimu. Kaulah ikhwan yang menjadi idola akhwat facebooker, namun aku yang kau hujani perhatian melimpah.

Hingga disuatu sore itu, akupun terpana lalu tertegun saat engkau tawarkan ta’aruf, ‘beruntungnya aku’ batinku saat itu. Ikhwan yang menjadi rebutan itu memilihku, bermodalkan GR dan rasa percaya diri yang tinggi, akhirnya aku menerimamu.
Tapi sesaat kemudian aku dikejutkan oleh pengaduan beberapa akhwat tentang perangaimu. Diantara mereka berkata, “Ukhti, kamipun juga barusan ditawarkan ta’aruf, Alhamdulillah Allah memberikan petunjuk pada kami.”
Aku terganga tidak percaya, namun mereka sodorkan bukti-bukti itu.
Ikhwan apakah kau ini, memperdaya akhwat dengan kedok islam, ternyata kau adalah JIL alias Jaringan Ikhwan Lebay.
Profilmu palsu, komentar-komentarmu bermodalkan copas, perhatian yang kau tabur adalah perhatian basi untuk memperdaya para akhwat, jurus gombalisasi kau lancarkan pada banyak akhwat.
Kini aku sadar akan bahaya gombal warning dunia maya.
Terinspirasi dari curhat teman maya.


http://www.facebook.com/notes/melati/kutertipu-profile-facebookmu/191658794205837

Air Mata Taubatmu, Duhai Jiwa Keropos Iman


Wanita muda itu terlihat kusut dan lusuh. Air matanya terus berjatuhan, isaknya sangat memilukan, pekat batinnya terpancar dari wajahnya yang penuh beban. Semua penyesalannya ditumpahkan di hadapanku.
Dia masih sangat muda, belum genap tiga puluh tahun usianya, pernah terjatuh dan menduakan Allah serta bermaksiat. Kini nuraninya tersadar, menggedor-gedor pintu hatinya agar bertaubat.
“Aku sungguh hina dan buruk, masa lalu yang penuh kejahiliyahan, menduakan-Nya, dan meninggalkan segala perintah-Nya,” jeritnya lirih.
Kubiarkan wanita muda itu menangis beberapa menit. Setelah agak tenang, kubacakan ayat indah dari Sang Ghaffar padanya.
“Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah (pula) kamu bersedih hati, sesungguhnya kamulah orang-orang yang paling tinggi (derajatnya) jika kamu orang-orang beriman” (Ali Imran 139)
“Apakah aku harus mati saja saat ini?” Tanyanya pilu, seakan ayat yang kusebutkan belum mampu menenangkan batinnya yang porak-poranda.
“Kematian adalah sesuatu yang pasti, namun matilah dengan cara yang Allah ridhai. Simaklah firman-Nya dalam surat An-Nisa’ ayat 78: “Di mana saja kamu berada, kematian akan mendapati kamu, meskipun kamu di dalam benteng yang tinggi dan kokoh,” kucoba memotivasinya.
“Otak ini telah beku, dihimpit rasa yang menusuk-nusuk. Aku benar-benar putus asa dengan hidupku,” keluhnya lagi dalam tangis.
Beberapa saat kemudian, kucoba menenangkan agar tangisnya sedikit reda. “Sesungguhnya, tiada berputus asa dari Rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir,” ujarku mengutip surat Yusuf ayat 87.
Tangisnya terdiam sesaat, namun benteng hatinya tak cukup kokoh menahan gejolak jiwanya. “Apakah Allah akan mengampuni dosaku yang seluas samudera?” keluhnya lagi.
“Duhai jiwa, ketahuilah janji-Nya dalam ayat-ayat cinta yang indah: ‘Dan Dialah yang menerima taubat hamba-hamba-Nya dan memaafkan kesalahan-kesalahan dan mengetahui apa yang kamu kerjakan.’ Itulah janji Allah dalam surat Asy-Syura ayat 25, wahai jiwa yang renta, apakah engkau memahaminya?” tanyaku padanya.
Lagi-lagi dia sesenggukan dalam tangis panjang, nuraninya mengajak pada kebenaran, hidayah-Nya meresap dengan pelan dalam lubuk hati.
“Duhai jiwa, sebuah hadits dari sang kekasih Rasulullah SAW yang diriwayatkan oleh At-Tirmidzi, begini sabdanya, “Sesungguhnya Allah menerima taubat hamba selama nyawa belum sampai di kerongkongan.” Adakah engkau meyakininya?” ujarku memotivasi.
Dia tampak manggut-manggut mendengar penjelasanku, wajahnya sedikit berubah, air matanya tidak separah sebelumnya. “Nasihati aku satu ayat lagi,” pintanya.
“Katakanlah: “Hai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas pada diri mereka sendiri, janganlah kalian berputus asa dari Rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dialah yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang,” jawabku sambil menyitir surat Az Zumar ayat 153.
Dia terdiam, tangisnya pelan-pelan reda, wajahnya terlihat cerah, menyala optimis jiwanya.
“Aku akan menjemput taubat pada Rabb yang Maha Pengampun dan Maha Penyayang,” bisik wanita muda itu penuh tekad kuat di depanku.
Aku pun larut dalam tangis hening, aura kesyukuran bergurat lembut dalam hati, menyaksikan hamba yang sedang berusaha mendekat-Nya.
“Berkah Allah atasmu wahai jiwa yang sedang menuju kesucian taubat,” doaku lirih.
Duhai jiwa yang keropos imannya
Saatnya engkau bangkit dari keterlenaan dunia
Rengkuh iman yang dulu menyala di dada
Diri yang penuh  lumpur dosa dan  nista
Butuhkan suntikan religi membara
Reguk manisnya sujud cinta
Di atas taubatan nashuha.



http://www.voa-islam.com/teenage/smart-teen/2011/03/13/13729/air-mata-taubatmu-duhai-jiwa-keropos-iman/

Tanda Seseorang Melakukan Riya'


Alhamdulillah, segala puji bagi Allah. Shalawat dan salam semoga terlimpah kepada Rasulullah, keluarga dan para sahabatnya.
Riya’ merupakan syirik khafi (samar), yakni syirik yang bersifat rahasia,- semoga Allah melindungi kita darinya -. Sedangkan seseorang lebih tahu terhadap dirinya sendiri dibandingkan orang lain dalam masalah ini.
بَلِ الْإِنسَانُ عَلَى نَفْسِهِ بَصِيرَةٌ
Bahkan manusia itu menjadi saksi atas dirinya sendiri.” (QS. Al-Qiyamah: 14)
Maka siapa yang mengintrospeksi dirinya dan merasa diawasi oleh Rabb-Nya dalam keadaan sepi atau ramai, akan selamat dari penyakit yang berbahaya ini. Dan di antara tanda riya yang paling jelas adalah pelakunya sengaja menampakkan amal-amak shalihanya di tengah-tengah manusia dan sengaja membicarakan kebaikan serta ketaatannya untuk mendapatkan pujian dan sanjungan mereka.
Meninggalkan Amal Karena Takut Riya’
Seorang hamba tidak boleh meninggalkan amal hanya karena takut riya’. Itu termasuk jerat-jerat tipu daya setan. Karena setan, pada satu kondisi berusaha menjerumuskan seorang hamba ke dalam riya untuk merusak amalnya. Atau pada kondisi yang lain menipunya dengan meninggalkan amal karena takut riya’ supaya tidak melakukan amal shalih. Padahal dia diperintahkan untuk beramal dan bersungguh-sungguh menjalankan ketaatan dengan berharap ridha Allah dan meninggalkan godaan setan dan tipu dayanya. Maka siapa yang sudah berazam menjalankan satu ibadah lalu meninggalkannya karena takut riya’, sebenarnya dia telah berbuat riya’. Karena dia meninggakan amal karena manusia. Tetapi jika meninggalkannya untuk dikerjakan saat sendirian, maka ini dianjurkan kecuali pada amal-amal wajib.
Meninggalkan amal karena takut riya’ sebenarnya adalah riya’, karena dia meninggakan amal karena manusia.
Terapi Riya’
Terapi untuk menyembuhkan riya’ banyak macamnya. Yang paling utama adalah tekad tulus untuk berhenti dari riya’ dan meninggalkannya. Selanjutnya banyak mengingat hari akhir dan ancaman pedih bagi orang yang berbuat riya’. Seorang hamba harus meyakini bahwa kebaikan dan keburukan ada di tangan Allah Ta’ala. Sementara yang sempurna memujinya dan menghinakannya adalah Allah Ta’ala yang tiada sekutu bagi-Nya. Karena itu hendaknya ia mengintrospeksi dirinya, menghitung aib, kesalahan, dan kekurangannya. Juga memperbanyak ibadah siri (yang bersifat rahasia) seperti shalat malam, bershadaqah dengan sembunyi-sembunyi, dan menangis sendirian karena takut kepada Allah.
Orang yang ingin selamat dari riya’ juga harus meminta tolong kepada Allah Ta’ala untuk merealisasikan keikhlasan dan berdoa dengan doa yang diajarkan oleh Nabi shallallau 'alaihi wa sallam, yaitu:
اللَّهُمَّ إنِّي أَعُوذُ بِك أَنْ أُشْرِكَ بِك وَأَنَا أَعْلَمُ وَأَسْتَغْفِرُك لِمَا لَا أَعْلَمُ
"Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari perbuatan syirik (menyekutukan-Mu) sedangkan aku mengetahuinya. Dan aku memohon ampun kepada-Mu terhadap kesyirikan yang tidak aku ketahui." (HR. Ahmad dan Shahih Abi Hatim serta yang lainnya, shahih). Wallahu Ta’ala a’lam.
Orang yang ingin selamat dari riya’ juga harus meminta tolong kepada Allah Ta’ala untuk merealisasikan keikhlasan dan berdoa dengan doa yang diajarkan oleh Nabi shallallau 'alaihi wa sallam
Semoga shalawat dan salam dilimpahkan kepada Nabi kita Muhammad berserta keluarga dan para sahabatnya.


Mata Ketiga


Dalam kehidupan dunia, seringkali kita melakukan hal-hal dengan otomatis, mekanis dan mengandalkan kekuatan akal pikiran saja. Kehidupan manusia yang selalu berpacu dengan waktu seolah-olah menjauhkannya dengan sebuah karunia besar dalam jiwanya. Kesibukan yang tiada henti telah melenakan dan  membuat manusia hanya mengandalakan kekuatan mata indra.
Padahal, dalam keadaan seperti apapun, hati manusia yakin bahwa banyak hal-hal yang tidak kasat mata, namun memiliki kedalaman makna. Sebagai contoh, dalam pekerjaan mereka setiap hari yang seabrek dan full deadline. Sebagian dari merekapun tak mampu memahami makna dari pekerjaan itu sendiri, tidak mampu memberi arti dari berbagai kesibukan itu. Dan hasilnya, mereka hanya menghabiskan hari tanpa tahu untuk apa mereka lakukan semua itu.
Namun bagi sebagian lain, mereka memilih untuk menggunakan "mata" ketiga mereka dalam menyelesaikan kepenatan dalam hidup. Merekapun berlomba mengasah kejernihan hati. Sebagai hasilnya mereka dapat melihat semua hal dengan ketajaman mata hatinya. Ketika seseorang berhasil menjaga kejernihan hatinya, maka kepekaan mata batinnya akan lebih tajam. Pada saat itu mereka dapat memaknai lebih dalam setiap aktivitas yang mereka lakukan. Pekerjaan tidak hanya dimaknai sebagai sebuah kewajiban atau kebutuhan, tapi lebih dari itu, pekerjaan adalah bagian dari ibadah kepada Allah subhanahu wata'ala.
Karena ketajaman mata hati itu pula, jika seseorang mennggunakannya saat dia diposisikan untuk mengambil keputusan-keputusan penting, maka yang keluar adalah keputusan sesuai suara hati.Dan hal tersebut, insyaallah akan lebih dekat dengan kebenaran.

Tantangan dalam hidup yang terus menerus datang sampai kita meninggal nanti, seringkali berwujud sebagai godaan yang seringkali dapat mengotori kejernihan hati kita. Seperti adanya sikap egoisme, mementingkan hawa nafsu, mengikuti ambisi meraih kekayaan atau kekuasaan dengan menghalalkan segala cara, memperturutkan emosi-emosi negatif seperti amarah, dendam, benci dan iri hati, dll. Hal tersebut juga dapat menjadikan kejernihan hati menjadi terkotori. Hati yang terbelenggu cahaya kejernihannya tidak dapat memancar ke permukaan. Inilah yang dapat melemahkan ketajaman mata hati seseorang sehingga tidak mampu menembus pandangan yang jauh ke depan.
...Mata hati, sebuah "alarm" dan penasehat setia kita, bahkan saat kita membiarkan diri kita untuk tidak setia kepada kebenaran, dia akan tetap mengusulkan langkah kebaikan untuk kita tempuh, dan sisanya tergantung pilihan diri kita sendiri, mengikuti langkahnya atau menjadi pembangkang atasnya...
Dengan demikian untuk melatih ketajaman mata hati, berusahalah menghindari hal-hal yang dapat membelenggu kejernihan hati seperti berbagai pengaruh negatif dan daya tarik materialisme duniawi tersebut. Karena kalau hal-hal negative itu dibiarkan, dapat menjadikan kita semakin sulit mendengarkan bisikan hati. Menjadikan kita akan lebih mempercayai atau mengandalkan kemampuan otak serta produk-produk pikiran atau akal semata. Inilah yang akan melahirkan ketidakseimbangan antara kemampuan nalar dengan hati nurani. Mengakibatkan tidak tajamnya kemampuan mata hati, sehingga melahirkan berbagai masalah dalam kehidupan.

Melihat dengan mata hati, akhirnya, menjadi wujud kuatnya relasi kita dengan Allah Azza wa Jalla.Ketika manusia tidak lagi menemukan celah kemana lagi dia harus melangkah, maka karunia "mata" itu memberikan sebuah keterangan yang tentunya menjadikan kita pribadi yang lurus. Semua itu akan terjadi jika orang tersebut selalu dapat memelihara kejernihan hatinya. Hal tersebut juga akhirnya memberikan hak kepada manusia untuk memiliki kekuatan pandangan mata hati yang tajam, yang mampu menembus dimensi ruang dan waktu yang tidak tercapai oleh nalar.
...Melihat dengan mata hati, akhirnya, menjadi wujud kuatnya relasi kita dengan Allah Azza wa Jalla.Ketika manusia tidak lagi menemukan celah kemana lagi dia harus melangkah, maka karunia "mata" itu memberikan sebuah keterangan yang tentunya menjadikan kita pribadi yang lurus...
Kekuatan ketajaman mata hatinya benar- benar melebihi kekuatan pandangan matanya yang sebenarnya, yang tentunya sangat terbatas dalam jarak serta jangkauan. Penglihatan yang begitu tajam dari mata hatinya dan nasehat yang dimunculkan bagi orang yang menyediakan jeda waktu untuk konsultasi kepadanya, serta merta akan mendidik dan menggiring orang tersebut untuk selalu patuh dalam kebenaran.Mata hati, sebuah "alarm" dan penasehat setia kita, bahkan saat kita membiarkan diri kita untuk tidak setia kepada kebenaran, dia akan tetap menemani kita, dan sisanya tergantung pilihan diri kita sendiri, mengikuti nasehatnya atau menjadi pembangkang atasnya.


http://www.voa-islam.com/muslimah/article/2011/03/14/13758/mata-ketiga/

Ternyata HIDUP itu SEDERHANA....


Ada seseorang saat melamar kerja, memungut sampah kertas di lantai ke dalam tong sampah, dan hal itu terlihat oleh peng-interview, dan dia mendapatkan pekerjaan tersebut.

”Ternyata untuk memperoleh penghargaan sangat mudah, cukup memelihara kebiasaan yang baik.”

Ada seorang anak menjadi murid di toko sepeda. Suatu saat ada seseorang yang mengantarkan sepeda rusak untuk diperbaiki di toko tsb. Selain memperbaiki sepeda tsb, si anak ini juga membersihkan sepeda hingga bersih mengkilap. Murid-murid lain menertawakan perbuatannya. Keesokan hari setelah sang empunya sepeda mengambil sepedanya, si adik kecil ditarik/diambil kerja di tempatnya.

”Ternyata untuk menjadi orang yang berhasil sangat mudah, cukup punya inisiatif sedikit saja.”

Seorang anak berkata kepada ibunya: “Ibu hari ini sangat cantik.” Ibu menjawab: “Mengapa?” Anak menjawab: “Karena hari ini ibu sama sekali tidak marah-marah.”

”Ternyata untuk memiliki kecantikan sangatlah mudah, hanya perlu tidak marah-marah.”

Seorang petani menyuruh anaknya setiap hari bekerja giat di sawah. Temannya berkata: “Tidak perlu menyuruh anakmu bekerja keras, Tanamanmu tetap akan tumbuh dengan subur.” Petani menjawab: “Aku bukan sedang memupuk tanamanku, tapi aku sedang membina anakku.”

”Ternyata membina seorang anak sangat mudah, cukup membiarkan dia rajin bekerja.”

Seorang pelatih bola berkata kepada muridnya: “Jika sebuah bola jatuh ke dalam rerumputan, bagaimana cara mencarinya?” Ada yang menjawab: “Cari mulai dari bagian tengah.” Ada pula yang menjawab: “Cari di rerumputan yang cekung ke dalam.” Dan ada yang menjawab: “Cari di rumput yang paling tinggi.” Pelatih memberikan jawaban yang paling tepat: “Setapak demi setapak cari dari ujung rumput sebelah sini hingga ke rumput sebelah sana.”

”Ternyata jalan menuju keberhasilan sangat gampang, cukup melakukan segala sesuatunya setahap demi setahap secara berurutan, jangan meloncat-loncat.”

Katak yang tinggal di sawah berkata kepada katak yang tinggal di pinggir jalan: “Tempatmu terlalu berbahaya, tinggallah denganku.” Katak di pinggir jalan menjawab: “Aku sudah terbiasa, malas untuk pindah.” Beberapa hari kemudian katak “sawah” menjenguk katak “pinggir jalan” dan menemukan bahwa si katak sudah mati dilindas mobil yang lewat.

”Ternyata sangat mudah menggenggam nasib kita sendiri, cukup hindari kemalasan saja.”

Ada segerombolan orang yang berjalan di padang pasir, semua berjalan dengan berat, sangat menderita, hanya satu orang yang berjalan dengan gembira. Ada yang bertanya: “Mengapa engkau begitu santai?” Dia menjawab sambil tertawa: “Karena barang bawaan saya sedikit.”

”Ternyata sangat mudah untuk memperoleh kegembiraan, cukup tidak serakah dan memiliki secukupnya saja.”


http://www.facebook.com/notes/kata-kata-hikmah/ternyata-hidup-itu-sederhana/10150124329940849

NIKMATI SAJA HIDUP INI


NIKMATI SAJA HIDUP INI

Nikmati saja hidupmu, wahai sahabat…
Usahlah engkau bersedih dan mengeluh,
engkau di dunia ini tak akan selamanya,
esokpun engkau akan berpulang,
kembali padaNya... menemuiNya,

Usah engkau risaukan duniamu,
akhirat yang abadi lebih mulia,
bersiaplah engkau untuknya,

Tak perlu banyak bicara,
lakukan saja yang engkau bisa,
ada Dia yang selalu melihatmu,
ada Dia yang selalu mendengar doa-doamu,
ada Dia yang setia menemanimu,

Yakinlah, engkau tak pernah sendiri lagi,
engkau bahagia bersamaNya, bukan?

Rasakanlah kehadiranNya yang setiap saat dekat denganmu,
bahkan ia lebih dekat dari urat nadimu sekalipun,

Lalu...Apalagi alasanmu untuk bersedih?
Apa lagi alasanmu untuk dapat menumpahkan keluhmu?
Apa lagi alasanmu untuk pamerkan kecengenganmu?
Apa lagi alasanmu untuk tidak berbuat, saat kesempatan berbuat begitu luas terbuka?
ia ada untuk engkau isi,
kesempatan itu untuk engkau taklukkan,

So, jangan pernah ragu lagi,
engkau sudah sangat kuat bersamaNya,
engkau sangat luar biasa dalam bimbinganNya,
engkau mampu taklukkan egomu,
engkau mampu runtuhkan kelumu,
engkau mampu robohkan karang kesombonganmu itu,
engkau mampu berlemah lembut,
engkau bisa berkasih sayang,
engkau akan selalu memiliki jiwa yang lapang,
untuk kembali menerbitkan senyumanmu,
senyuman terindah yang engkau miliki,

Yakinlah bahwa engkau mampu,
maka engkau benar-benar mampu, wahai sahabatku…

Semangat berjuang!
gigih berdoa,
jangan pernah engkau lupa, ada Dia bersamamu,

Semoga engkau selalu ingat,
ada yang mengharapkan kebaikan-kebaikanmu,
kenanglah saat-saat engkau menderita,
maka engkau akan mampu berbagi di saat bahagiamu
sumbangkanlah walau sepotong senyumanmu,
sampaikanlah walau sebait nasehatmu,
bagilah walau satu kata motivasimu hari ini,
maka engkau akan bahagia…


http://www.facebook.com/notes/kata-kata-hikmah/nikmati-saja-hidup-ini/10150116844410849

.::KISAH KOIN PENYOK ::.


Alkisah, seorang lelaki keluar dari pekarangan rumahnya, berjalan tak tentu arah dengan rasa putus asa. Sudah cukup lama ia menganggur. Kondisi finansial keluarganya morat-marit. Sementara para tetangganya sibuk memenuhi rumah dengan barang-barang mewah, ia masih bergelut memikirkan cara memenuhi kebutuhan pokok keluarganya sandang dan pangan.

Anak-anaknya sudah lama tak dibelikan pakaian, istrinya sering marah-marah karena tak dapat membeli barang-barang rumah tangga yang layak. Laki-laki itu sudah tak tahan dengan kondisi ini, dan ia tidak yakin bahwa perjalanannya kali inipun akan membawa keberuntungan, yakni mendapatkan pekerjaan.

Ketika laki-laki itu tengah menyusuri jalanan sepi, tiba-tiba kakinya
terantuk sesuatu. Karena merasa penasaran ia membungkuk dan mengambilnya.
“Uh, hanya sebuah koin kuno yang sudah penyok-penyok,” gerutunya kecewa. Meskipun begitu ia membawa koin itu ke sebuah bank.

“Sebaiknya koin in Bapak bawa saja ke kolektor uang kuno,” kata teller itu memberi saran. Lelaki itupun mengikuti anjuran si teller, membawa koinnya kekolektor. Beruntung sekali, si kolektor menghargai koin itu senilai 30 dollar.

Begitu senangnya, lelaki tersebut mulai memikirkan apa yang akan dia lakukan dengan rejeki nomplok ini. Ketika melewati sebuah toko perkakas, dilihatnya beberapa lembar kayu sedang diobral. Dia bisa membuatkan beberapa rak untuk istrinya karena istrinya pernah berkata mereka tak punya tempat untuk menyimpan jambangan dan stoples. Sesudah membeli kayu seharga 30 dollar, dia memanggul kayu tersebut dan beranjak pulang.

Di tengah perjalanan dia melewati bengkel seorang pembuat mebel. Mata
pemilik bengkel sudah terlatih melihat kayu yang dipanggul lelaki itu.
Kayunya indah, warnanya bagus, dan mutunya terkenal. Kebetulan pada waktu itu ada pesanan mebel. Dia menawarkan uang sejumlah 100 dollar kepada lelaki itu.
Terlihat ragu-ragu di mata laki-laki itu, namun pengrajin itu meyakinkannya dan dapat menawarkannya mebel yang sudah jadi agar dipilih lelaki itu. Kebetulan di sana ada lemari yang pasti disukai istrinya. Dia menukar kayu tersebut dan meminjam sebuah gerobak untuk membawa lemari itu. Dia pun segera membawanya pulang.

Di tengah perjalanan dia melewati perumahan baru. Seorang wanita yang sedang mendekorasi rumah barunya melongok keluar jendela dan melihat lelaki itu mendorong gerobak berisi lemari yang indah. Si wanita terpikat dan menawar dengan harga 200 dollar. Ketika lelaki itu nampak ragu-ragu, si wanita menaikkan tawarannya menjadi 250 dollar. Lelaki itupun setuju. Kemudian mengembalikan gerobak ke pengrajin dan beranjak pulang.

Di pintu desa dia berhenti sejenak dan ingin memastikan uang yang ia terima. Ia merogoh sakunya dan menghitung lembaran bernilai 250 dollar. Pada saat itu seorang perampok keluar dari semak-semak, mengacungkan belati, merampas uang itu, lalu kabur.

Istri si lelaki kebetulan melihat dan berlari mendekati suaminya seraya berkata, “Apa yang terjadi? Engkau baik saja kan? Apa yang diambil oleh perampok tadi?”

Lelaki itu mengangkat bahunya dan berkata, “Oh, bukan apa-apa. Hanya sebuah koin penyok yang kutemukan tadi pagi”.

Bila Kita sadar kita tak pernah memiliki apapun, kenapa harus tenggelam dalam kepedihan yang berlebihan?

Sebaliknya, sewajarnya kita bersyukur atas segala karunia hidup yang telah Tuhan berikan pada kita, karena ketika datang dan pergi kita tidak membawa apa-apa.


http://www.facebook.com/notes/kata-kata-hikmah/kisah-koin-penyok-/10150122408100849

RESIKO MEMAAFKAN


Memaafkan itu indah
Memaafkan itu sedekah
Memaafkan itu mengundang Maghfirah-Nya
Memaafkan itu mengundang Rahmah-Nya

Memaafkan itu nikmat
Memaafkan itu lezat
Memaafkan itu melapangkan perasaan
Memaafkan itu melapangkan kesusahan

Memaafkan itu membuka pintu-pintu cinta
Memaafkan itu membuka pintu-pintu dunia
Memaafkan itu membuka pintu-pintu bahagia
Memaafkan itu membuka pintu-pintu surga

Memaafkan itu melepaskan masalah
Memaafkan itu melepaskan rasa susah
Memaafkan itu melepaskan rasa serba salah
Memaafkan itu melepaskan berbagai rasa resah

Memaafkan itu melancarkan pernapasan
Memaafkan itu melancarkan hubungan
Memaafkan itu menambah ketampanan
Memaafkan itu menambah kejelitaan

Memaafkan itu mengikhlaskan
Memaafkan itu menyehatkan
Memaafkan itu mendewasakan
Memaafkan itu mencerdaskan

Memaafkan itu membersihkan diri
Memaafkan itu mengundang rejeki
Memaafkan itu menenangkan hati
Memaafkan itu mengundang ridho Ilahi

Dengan demikian,
jangan lagi kita mengatakan :
"Huh,enak banget dong kalau dia gue maapin, enek di die gak enak di gue..."
Lho?
Astaghfirullaahal'azhiim...

Wallahu a'lam


http://www.facebook.com/notes/kata-kata-hikmah/resiko-memaafkan/10150121320255849

.::CINTA::.


…CINTA…

Jika ia sebuah CINTA,
dia tak hanya MENDENGAR,
melainkan senantiasa BERGETAR.

jika ia sebuah CINTA,

dia tak mungkin BUTA,
melainkan senantiasa MELIHAT dan MERASAKAN apa yang kita rasakan

jika ia sebuah CINTA,
dia tak akan membuat kita SEDIH,
melainkan senantiasa akan membuat kita BAHAGIA.

jika ia sebuah CINTA,
dia tak hanya BERUCAP,
melainkan senantiasa TULUS dari Dalam HATI.

jika ia sebuah CINTA,
dia hadir bukan karena PERMINTAAN,
melainkan HADIR karena KETENTUAN dan KATA HATI-lah yang MENGANTARKANNYA.

jika ia sebuah CINTA,
dia hadir juga bukan karena PAKSAAN,
melainkan senantiasa HADIR karena PENGORBANAN dan KESETIAAN.


Oleh : KAMILA VYNDARTI

"Dan adapaun orang-orang yang beriman amat sangat cintanya kepada Allah"
(QS Al-Baqarah:165)