Mengenai Saya

Foto saya
Malang, East Java, Indonesia
Uhibbuka Fillah...

Laman

Minggu, 06 Maret 2011

Sujud Hening


Tergambarlah laut dalam sujud keheningan
pada tengah malam rinduku. Perahu dan rahasia maut
membayang. Kupahami ketakterdugaan dan kedalaman itu
ke mana hidupku mengarah laju dan di palung mana
mutiara-mutiara kudapatkan sebagai cahaya-cahaya
Tergambarlah riak-riak melabuhkan tanya
pada milyar-milyar pasir zikir:
Adakah sisa nyawaku untukMu semata?
Sungguh telah kuperhitungkan shalat, khianatku
antara nikmat dan kiamat.
Sungguh susah kucari cahaya pendamping harap hidupku
antara kemudaan dan kerentaan itu

Tergambarlah putri laut
ombak-ombak yang berkejaran
yang berlomba dalam kebaikan
Membayanglah kembang maut
sementara sajadah pengembaraanku belum jua
merenggut sajak-sajakMu yang doa; yang makbul
Keheningan suaraMu yang terdengar
membuat rindu kian memar.

Tergambarlah ikan-ikan hiu dan batu-batu karang
sebagai saksi pernikahanku dengan kaki-kaki cahaya
yang lembut bagai tapak gambaran terompah ibu
dimana sorga dilukiskan. Rasa duka rasa rindu
rasa beta pengen jumpa dengan sunyiMu:
Maha suci Gusti yang maha tinggi puji senantiasa bagiMu.


http://www.facebook.com/notes/renungan-n-kisah-inspiratif/sujud-hening/10150136047901042

Impian mu ...


OLeh :  Supri Koesumo

MENGGAPAI IMPIAN DENGAN BERDOA
Assalamu’alaikum warohmatullahi wabarokatuh..

Menyambung atau berkolaborasi note yang ditulis oleh saudaraku, Abu Azvhierandaha dalam note yang berjudul " DI SAAT IMPIAN BELUM TERWUJUD”. Dalam note tersebut mengungkapkan bahwa  setiap orang pasti memiliki impian dan cita-cita. Berbagai usaha pun dikerahkan untuk mencapai impian tersebut. Namun kadang usaha untuk menggapai impian kandas di tengah jalan dikarenakan berbagai rintangan dari dalam maupun dari luar. Tentu saja impian yang kami maksudkan di sini adalah impian yang logis yang bisa dicapai dan bukan hanya khayalan di negeri antah berantah. Di saat impian tadi belum terwujud, bagaimanakah cara untuk menggapainya?
Suatu contoh, kisah Nabi Ibrahim ‘alaihis salam bersama istrinya, Sarah. Lihatlah impiannya untuk memiliki anak sekian lama, akhirnya bisa terwujud. Padahal ada tiga sebab yang menjadi penghalang ketika itu. Sarah sudah sangat tua, Ibrahim pun demikian dan Sarah adalah wanita yang mandul. Ketika anaknya Ishaq itu lahir, Sarah berusia 90-an tahun dan Ibrahim berusia 100-an tahun. Di usia yang sudah sangat senja seperti itu, Allah Ta’ala memudahkan mereka memiliki anak, yaitu Ishaq yang akan menjadi seorang Nabi.
Mengenai kisah Ibrahim dan Sarah, kita dapat melihat dalam dua surat, yaitu :

“(Tetapi mereka tidak mau makan), karena itu Ibrahim merasa takut terhadap mereka. Mereka berkata: “Janganlah kamu takut”, dan mereka memberi kabar gembira kepadanya dengan (kelahiran) seorang anak yang alim (Ishak). Kemudian isterinya datang memekik lalu menepuk mukanya sendiri seraya berkata: “(Aku adalah) seorang perempuan tua yang mandul”. Mereka berkata: “Demikianlah Tuhanmu memfirmankan” Sesungguhnya Dialah yang Maha Bijaksana lagi Maha Mengetahui. ” (Adz Dzariyaat ayat 24-30)
“Dan isterinya berdiri (dibalik tirai) lalu dia tersenyum, maka Kami sampaikan kepadanya berita gembira tentang (kelahiran) Ishak dan dari Ishak (akan lahir puteranya) Ya’qub. Isterinya berkata: “Sungguh mengherankan, apakah aku akan melahirkan anak padahal aku adalah seorang perempuan tua, dan ini suamikupun dalam keadaan yang sudah tua pula?. Sesungguhnya ini benar-benar suatu yang sangat aneh.”  (Huud ayat 71-72)
Allah itu Al ‘Alim (Maha Mengilmui) dan Al Hakim (Maha Bijaksana), Artinya, Allah Ta’ala memiliki ilmu yang sempurna. Sedangkan Allah itu Al Hakim menunjukkan bahwa Allah memiliki kehendak, keadilan, rahmat, ihsan, dan kebaikan yang sempurna. Di samping itu Allah Ta’ala pun betul-betul menempatkan sesuatu pada tempatnya. Inilah pelajaran di balik nama Allah Al Alim dan Al Hakim. Suatu yang mustahil dapat terjadi jika Allah menghendaki. Suatu impian yang sulit terwujud dapat digapai dengan kekuasaan Allah.
Allah Ta’ala berfirman, “Dan Allah berkuasa terhadap urusan-Nya, tetapi kebanyakan manusia tiada mengetahuinya.”(Yusuf ayat 21).
Untuk itu, hendaknya :
1. Memahami Takdir Ilahi.
Perlu diketahui bahwa “Allah telah mencatat takdir setiap makhluk sebelum 50.000 tahun sebelum penciptaan langit dan bumi.”(HR. Muslim). Jika seseorang mengimani takdir ini dengan benar, maka ia pasti akan memperoleh kebaikan yang teramat banyak.
Ibnul Qayyim mengatakan, “Landasan setiap kebaikan adalah jika engkau tahu bahwa setiap yang Allah kehendaki pasti terjadi dan setiap yang tidak Allah kehendaki tidak akan terjadi.”
Yang Allah takdirkan tidaklah sia-sia. Pasti ada hikmah di balik itu semua. Allah Ta’ala berfirman, “Maka apakah kamu mengira, bahwa sesungguhnya Kami menciptakan kamu secara main-main (saja), dan bahwa kamu tidak akan dikembalikan kepada Kami? Maka Maha Tinggi Allah, Raja Yang Sebenarnya; tidak ada Tuhan selain Dia, Tuhan (Yang mempunyai) ‘Arsy yang mulia.” (Al Mu’minun ayat 115-116). Selanjutnya Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman, “Dan Kami tidak menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada antara keduanya dengan bermain-main. Kami tidak menciptakan keduanya melainkan dengan haq.”(Ad Dukhan ayat 38-39).
Oleh karena itu, jika impian itu belum terwujud, maka perlu kita pahami bahwa itulah ketentuan Allah. Allah menjanjikan hikmah di balik itu semua karena sifat hikmah yang sempurna yang Dia miliki.
2. Terus Tawakkal dan Berusaha Semaksimal Mungkin
Kita harus punya sifat optimis dengan selalu bertawakkal (menyandarkan hati pada Allah) dan tetap berusaha untuk menggapai impian yang kita cita-citakan. Ingatlah bahwa siapa saja yang bertakwa dan bertawakkal pada Allah Ta’ala dengan sebenar-benarnya, maka pasti Allah Ta’ala akan memberikan ia jalan keluar dan akan memberikan ia selalu kecukupan.
Allah Ta’ala berfirman, “Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan Mengadakan baginya jalan keluar, dan memberinya rezki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. dan Barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya.” (Ath Tholaq ayat 2-3)
Perlu diperhatikan bahwa impian bukan sekedar angan-angan yang tidak ada realisasinya. Jika impian ingin dicapai, tentu harus ada usaha semaksimal mungkin. Cobalah kita saksikan contoh gampangnya adalah seekor burung ketika ia ingin menggapai impiannya untuk memperoleh makanan di hari itu, dia pun pergi ke luar sarangnya untuk mencari hajat yang ia butuhkan. Ketika pulang pun ia dalam keadaan tenang. Inilah yang diisyaratkan dalam sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Seandainya kalian betul-betul bertawakkal pada Allah, sungguh Allah akan memberikan kalian rizki sebagaimana burung mendapatkan rizki. Burung tersebut pergi pada pagi hari dalam keadaan lapar dan kembali sore harinya dalam keadaan kenyang.” (HR. Ahmad, Tirmidzi, Ibnu Majah dan Ibnu Hibban dari Umar bin Al Khottob;derajat hasan).
Lihatlah bagaimana seekor burung saja mewujudkan impiannya dengan mencari rizki, dengan berusaha semaksimal mungkin. Bagaimanakah lagi kita selaku insan yang diberi anugerah akal oleh Sang Kholiq ?
3. Teruslah Memohon pada Allah
Untuk mewujudkan impian, janganlah lupakan Yang Di Atas. Kadang kita lalai dan hanya bergantung pada diri kita sendiri yang lemah dan tidak memiliki kemampuan apa-apa. Maka perbanyaklah do’a. Karena setiap do’a pastilah bermanfaat.
Allah Ta’ala berfirman, “Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu” (Al Mu’minun ayat 60).
4. Teruslah berusaha, memohon pada Allah, dan janganlah putus asa.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai oleh Allah daripada mukmin yang lemah. Namun, keduanya tetap memiliki kebaikan. Bersemangatlah atas hal-hal yang bermanfaat bagimu. Minta tolonglah pada Allah, jangan engkau lemah. Jika engkau tertimpa suatu musibah, maka janganlah engkau katakan: ‘Seandainya aku lakukan demikian dan demikian.’ Akan tetapi hendaklah kau katakan: ‘Ini sudah jadi takdir Allah. Setiap apa yang telah Dia kehendaki pasti terjadi.’ Karena perkataan law (seandainya) dapat membuka pintu syaithon.” (HR. Muslim dari Abu Hurairah)Menghindarkan diri dari banyak berkhayal (bermimpi) adalah upaya untuk menegaskan diri pada pengabdian yang total, karena hidup pada hakekatnya adalah menunggu kematian, dan mengukur derajat kita di akherat. Apakah termasuk orang yang beruntung ataukah orang yang merugi. Semua manusia berlomba, mengejar kemegahan dunia, dan sebagian yang lain mengejar kemuliaan akherat. Hanya orang yang banyak  berkhayal, yang mendapat kerugian di akherat. Mereka terjerumus pada tipuan dan nikmat yang tidak kekal. Mengumbar hawa nafsu, dan bermalas-malasan dalam menjalankan ibadah, namun apakah berkhayal itu akan mengobatinya? Apalagi berkhayal dengan menggunakan narkoba, sungguh sangat merugi dan kemanfaatannya hanya sesaat.
Imam Al-Ghazali mengatakan bahwa banyak berkhayal atau berangan-angan dapat menyebabkan empat hal yang membahayakan jiwa seorang muslim, yaitu; pertama, meninggalkan taat dan bermalas-malasan (biasanya orang akan mengatakan, “Akan saya kerjakan nanti, karena hari masih panjang”), kedua, meninggalkan taubat atau mengulur-ulurnya (seperti perkataan, “Suatu saat saya akan taubat, tapi hari masih panjang dan umurku masih muda. Sedangkan taubat itu tergantung saya, dan saya yakin mampu melakukannya”), ketiga, semangat (yang berlebihan) dalam mengumpulkan harta dan sibuk dengan kebutuhan dunia, hingga mengalahkan kebutuhan akherat (karena terkadang seseorang berkata, “Aku takut miskin jika kelak sudah tua, dan pada saat itu aku sudah tidak lagi mampu mencari uang”, keempat, hati menjadi keras dan lupa pada akherat, karena jika meyakini hidup adalah panjang, maka akan lupa pada kematian dan kubur”.
Ali bin Abi Thalib pernah berkata, “Yang lebih aku takuti dari yang kalian takuti adalah banyak berkhayal dan mengikuti hawa nafsu. Perlu diketahui bahwa banyak berkhayal dapat melupakan akherat dan mengikuti hawa nafsu menutupi hati menerima kebenaran. Akhirnya membuat fikirannya berkutat pada masalah keduniawian, sehingga hati menjadi keras. Banyak berkhayal disebabkan oleh minimnya ketaatan, dan menunda-nunda taubat, memperbanyak perbuatan maksiat, membabi buta dalam mengumpulkan harta hingga hati menjadi tertutup. Adakah kondisi yang lebih buruk dari ini? Dan, apakah ada bencana yang lebih buruk lagi dari ini? Dan sesungguhnya keras dan lembutnya hati itu tergantung pada ingat akan kematian yang datang secara mendadak, kuburan, pahala, adzab, dan hal-hal yang berkaitan dengan akherat”.
Benar bahwa doa merupakan sesuatu yang akan mampu menghindarkan dan mencegah turunnya bencana atau meringankan bencana manakala sudah terjadi. Dari ‘Aisyah berkata bahwasanya Rosulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda, “Bersikap waspada tidaklah akan bisa menghindarkan seseorang dari qadar, sedangkan doa akan bermanfaat, baik terhadap bencana yang sudah terjadi maupun yang belum terjadi. Sungguh, adakalanya bencana yang sudah hendak turun berpapasan dengan doa, lalu keduanya saling berbenturan sampai hari kiamat tiba” (HR Hakim). Dari Tsauban berkata bahwasanya Rosulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda, “Tiada yang bisa menolak qadar, kecuali doa” (HR Ibnu Majah, Ahmad dan Hakim).
Adapun hal-hal yang dibolehkan dalam berdoa adalah :
 1.     Mendoakan orang lain tanpa mendoakan dirinya sendiri. Hal ini dibolehkan, karena Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam juga pernah melakukannya.
Dari Abu Musa berkata bahwasanya Rosulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam pernah memanjatkan doa, “Allaahummaghfir li ‘ubaidin abii ‘aamir, Allaahummaghfir li ‘abdillaahibni qoisin dzambah” (Ya Allah, ampunilah dosa ‘Ubaid Abu Amir. Ya Allah, ampunilah dosa ‘Abdullah bin Qois” (HR Bukhari dan Muslim).
Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam juga pernah mendoakan Anas bin Malik sebagaimana yang diriwayatakan dari Anas berkata bahwasanya ‘Ummu Sulaim pernah berkata kepada Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam, “(Kiranya engkau berkenan mendoakan) Anas, pelayan engkau”. Beliau lalu memanjatkan doa, “Allaahumma aktsir maalahuu wa waladahuu wa baarik lahuu fiimaa a’thoitahuu” (Ya Allah, perbanyaklah anak dan hartanya serta berkahilah rizki yang Engkau berikan kepadanya)” (HR Bukhari, Muslim, Tirmidzi dan Ahmad).
2.     Mengharapkan kematian ketika terpaksa.
Dari Anas berkata bahwasanya Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Janganlah seseorang dari kalian mengharapkan kematian lantaran ada kesusahan yang menimpanya. Namun jika terpaksa melakukannya, hendaklah dia berdoa, “Allaahumma ahyinii maa kaanatil hayaatu khoirol lii wa tawaffanii idzaa kaanatil wafaatu khoirol lii” (Ya Allah, hidupkanlah aku selama hidup ini lebih baik bagiku, dan wafatkanlah aku jika kematian memang yang lebih baik bagiku)” (HR Bukhari, Muslim, Tirmidzi, Nasa’i dan Abu Dawud).
3.     Mendoakan ketidakbaikan dan kebaikan bagi orang musyrik. Hal ini dibolehkan, namun dalam mendoakan ketidakbaikan kepada orang musyrik tentunya dilakukan setelah mengemukakan petunjuk atau hujjah yang secukupnya dalam mendakwahi mereka, sedangkan mereka tetap saja dalam kemusyrikan dan tidak mau mengikuti petunjuk atau hujjah yang diberikan kepada mereka.  Contohnya doa kaum muslimin dalam Surat Yunus ayat 88, “....Ya Robb kami, binasakanlah harta benda mereka dan kunci matilah hati mereka.....”.
Juga disebutkan dalam riwayat dari Ibnu Mas’ud berkata bahwasanya Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam pernah memanjatkan doa, “Allaahumma a’innii ‘alaihim bisab’in kasab’i yuusuf” (Ya Allah, kiranya Engkau berkenan menimpakan musim paceklik kepada orang-orang musyrik itu selama tujuh tahun lamanya sebagaimana yang pernah terjadi pada masa Nabi Yusuf)” (HR Bukhari, Tirmidzi dan Ahmad).
Rosulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam juga pernah memanjatkan doa, “Allaahumma ‘alaika bi abii jahl” (Ya Allah, binasakanlah Abu Jahl)” (HR Bukhari, Muslim dan Nasa’i).
Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam juga pernah memohon doa kepada Allah agar Allah berkenan membinasakan pasukan ahzab yang datang memerangi beliau (dan kaum mukminin) yang diriwayatkan oleh Abdullah bin Abu Aufa berkata bahwasanya Rosulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam mendoakan kebinasaan bagi orang-orang musyrik seraya bersabda, “Allaahumma munzilal kitaab, sarii’al hisaab, allaahummahzimil ahzaab, allaahummahzimhum wa zalsilhum” (Ya Allah, wahai Dzat yang menurunkan Al-Kitab dan Dzat yang amat cepat hisabnya, binasakanlah pasukan ahzab. Ya Allah, binasakanlah mereka dan porakporandakan mereka)” (HR Bukhari, Muslim, Tirmidzi, Abu Dawud dan Ibnu Majah).Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam juga pernah mendoakan kebaikan kepada orang musyrik, sebagaimana hadits yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah bahwasanya Thufail bin ‘Amr Ad-Dausy beserta rombongan shahabat pernah menghadap Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam, lalu berkata, “Ya Rosulullah, sesungguhnya suku Daus telah berbuat durhaka dan membangkang. Karenanya tolong didoakan saja supaya mereka binasa”. Ada seseorang yang berkata, “Celakalah suku Daus!”. Akan tetapi, Rosulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam lalu berdoa, “Allaahummahdi dausan wa’ti bihim” (Ya Allah, berilah hidayah kepada suku Daus dan datangkan mereka ke sini)” (HR Bukhari dan Muslim).
4.     Meminta didoakan kepada orang sholeh. Ini dibolehkan sebagaimana dijelaskan dalam hadits yang diriwayatkan oleh Jabir bin Abdullah menyebukan bahwa seorang wanita pernah berkata kepada Rosulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam, “Tolong diakan aku dan suamiku”. Beliau lalu bersabda, “Shollallaahu ‘alaiki wa’alaa zaujik” (Semoga Allah melimpahkan rahmat dan ampunan-Nya kepadamu dan kepada suamimu).
Berdoa itu sangat penting dan janganlah diabaikan (terutama hamba-hamba-Nya yang selalu sibuk dan dikejar waktu), juga sangat besar manfaatnya dalam usaha mendekatkan diri (taqarrub) kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala agar selalu berada dalam kebenaran.
Doa adalah bentuk ibadah ruhiyyah yang agung bahwa kita mampu merasakan betapa Mahaagungnya Sang Khalik yang merupakan Dzat tempat berlindung bagi segenap makhluk, setelah semua sarana dan jalan ikhtiar yang diupayakan mengalami kegagalan dan kebuntuan. Pada saat itulah, seseorang pasti akan segera menghadap dan mengadu kepada Rabbnya agar bisa meraih ketenangan, kenyamanan dan ketenteraman, yang semuanya merupakan sesuatu yang tak mungkin didapatkan pada sesama makhluk. Hal tersebut karena Allah merupakan Rabb satu-satunya, Raja di atas semua raja, Dzat Yang Mahakaya dan Dzat Yang Maha Terpuji.
Doa dikatakan ibadah, karena doa merupakan bentuk pemasrahan diri secara total dan bentuk pengakuan yang sempurna terhadap ubudiyyah kepada Allah. Hal ini terlihat pada sosok seorang hamba yang sungguh-sungguh bertaubat, khusyu’, menerima sepenuhnya semua ketentuan Allah, merasa senang dengan karunia-Nya, mengharapkan pahala-Nya, selalu memohon perlindungan-Nya dan berprasangka baik kepada-Nya.
Doa adalah permohonan hamba kepada Allah secara langsung, di samping berikhtiar melalui usaha-usaha atau kerja keras dalam memecahkan masalah-masalah kehidupan. Doa, pada hakekatnya adalah memohon pertolongan kepada Allah agar mendapat petunjuk dan rahmat-Nya dalam usaha memperoleh ketenangan, kesenangan dan kebahagiaan dunia dan akherat.
Dan doa merupakan alat kontrol rohani bagi seseorang yang berdoa agar tidak sombong ketika memperoleh kenikmatan dan tidak putus asa ketika ditimpa musibah. Karena segala nikmat pada hakekatnya adalah pemberian Allah, dan juga musibah pada hakekatnya adalah berlaku dengan izin dan takdir dari Allah.
 Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman, : “Dan apabila hamba-hambaku bertanya kepadamu tentang Aku, maka jawablah bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah) Ku dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran”. (Al-Baqarah ayat 186) “Hai orang-orang yang beriman, berdzikirlah kepada Allah sebanyak-banyaknya dan bertasbihlah kepada-Nya pada waktu pagi dan petang. Dialah yang memberi rahmat kepada kalian dan para malaikat-Nya (memohonkan ampunan untuk kalian) supaya Dia mengeluarkan kalian dari kegelapan kepada cahaya (yang terang). Dan adalah Dia Maha Penyayang kepada orang-orang mukmin” (Al-Ahzaab ayat 41-43). “Oleh karena itu, berdzikirlah kalian kepada-Ku, niscaya Aku ingat (pula) kepada kalian, dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kalian mengingkari (nikmat) Ku” (Al-Baqarah ayat 152). “Sesungguhnya laki-laki dan wanita muslim, laki-laki dan wanita mukmin, laki-laki dan wanita yang tetap dalam ketaatannya, laki-laki dan wanita yang benar, laki-laki dan wanita yang sabar, laki-laki dan wanita yang khusyu’, laki-laki dan wanita yang bershodaqoh, laki-laki dan wanita yang berpuasa, laki-laki dan wanita yang memelihara kehormatannya, laki-laki dan wanita yang banyak berdzikir kepada Allah, Allah telah menyediakan untuk mereka ampunan dan pahala yang besar” (Al-Ahzaab ayat 35).
Firman-firman-Nya di atas merupakan janji Allah Subhanahu wa Ta’ala kepada hamba-hamba-Nya agar memohonkan doa, berdzikir dan bertasbih sebanyak-banyaknya baik pagi, siang, petang dan malam akan memenuhi permohonannya, namun persyaratan utama adalah beriman, bersyukur (jangan mengingkari), muslim, mukmin, takwa, sabar, khusyu’, bershodaqoh, berpuasa, memelihara kehormatan.
Allah Subhanahu wa Ta’ala memerintahkan kepada orang-orang yang beriman agar memohon doa, dan doa yang dimohonkan dilakukan dengan ikhlas sehingga akan diperkenankan-Nya, sebagaimana dinyatakan dalam Surat Mukmin ayat 60 (tolong baca). Selanjutnya dalam  hadist yang diriwayatkan oleh Ahmad, Rosulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam mengajarkan dalam berdoa selalu memohon dengan cara, yaitu : (1) Hati yang khusyu', (2) Nafsu yang terkendali, (3) Ilmu yang mendatangkan manfaat, (4) Doa yang dikabulkan.
Syarat  utama terkabulnya suatu doa adalah keikhlasan, keyakinan yang bulat dan kesucian hati serta kesucian hidup. Jangan hanya mulut saja yang "kumat-kamit" memohon doa, tapi hati dan jiwanya sama sekali tidak menghadap kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.  Doa itu erat sekali hubungannya dengan keyakinan, seperti hadist yang diriwayatkan oleh Ahmad, "Apabila kamu meminta kapada Allah, berdoalah dalam keadaan bahwa kamu yakin sepenuhnya akan permohonan itu dikabulkan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala. Allah Subhanahu wa Ta’ala  tidak mengabulkan doa seorang hamba yang hatinya membelakang dan goncang".
Selain itu, faktor kesucian hidup memegang peranan yg penting, sebagaimana sebuah hadist yang menyatakan bahwa "Salah seorang sahabat Rosulullah bernama Sa'ad bin Abi Waqash pernah bertanya kepada Beliau....apakah syarat-syaratnya supaya doa yang kumohonkan dikabulkan Allah Subhanahu wa Ta’ala ?. Nabi menjawab, "Makanlah dari harta yang halal, niscaya permohonanmu akan dikabulkan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala".
Setiap doa haruslah disertai dengan ikhtiar dan perjuangan. Usaha-usaha yang bersifat fisik (perjuangan dan ikhtiar) harus dirangkaikan dengan kekuatan-kekuatan yang berbentuk doa itu. Rosulullah shalallahu ‘alaohi wa sallam sendiri masih memerlukan doa kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, apalagi kita sebagai manusia biasa.Lebih-lebih dalam kehidupan manusia ini, bagaimanapun kuatnya, pintarnya, kuasanya dan kelebihan-kelebihan lainnya, pada suatu ketika akan menemukan saat-saat kesulitan atau situasi yang tidak dapat diatasinya, dan sudah menjadi naluri manusia akan memohonkan doa meminta pertolongan kepada Kekuasaan yan g lebih tinggi (Allah Subhanahu wa Ta’ala). Doa itu selain diperlukan dalam kehidupan juga merupakan suatu ibadah.
Pada hakekatnya, sebab-sebab belum dikabulkan doa itu terletak pada si pemohon sendiri.  Salah seorang ulama sufy bernama Ibrahim bin Adham (hidup pada abad ke 8 Masehi) memberikan jawaban bahwa sebab-sebab doa tidak dikabulkan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala ada sepuluh macam, yaitu :
1.      Kamu tidak membayarkan hak-hak Allah Subhanahu wa Ta’ala.
2.      Kamu tidak mengamalkan isi Al-Qur'an.
3.      Kamu tidak menjalankan sunnah rosulullah.
4.      Kamu patuh kepada syaitan.
5.      Kamu menerjunkan diri ke jurang, artinya dia tdk mau mengerjakan yang ma'ruf tapi selalu   bergelimang dg perbuatan dosa dan maksiat.
6.      Ingin masuk sorga tapi tidak beramal.
7.      Sadar akan mati, tapi tidak mempersiapkan diri, artinya mengakui dan insaf hidup di dunia ini hanya sementara, tapi tidak mengerjakan amal shalih yang akan menjadikan anak kunci membuka pintu kehidupan yang abadi itu.
8.      Kamu melihat cacat orang lain, cacat sendiri tak tampak.
9.      Kamu mengecap nikmat, tapi tidak bersyukur.
10.   Kamu menguburkan jenazah, tapi tidak menyadari diri.
Menurut Ibrahim bin Adham, yang seharusnya setiap mukmin/mukminat dalam berdoa menginstropeksi dan mengenal diri sendiri sampai ke ulu hati.
Perlu diketahui bersama bahwa untuk melatih keikhlasan dan keyakinan yang bulat, lakukanlah sholat tahajud yang berdasarkan Surat A-Muzzammil ayat 4, ayat 8, ayat 10, ayat 11 dan ayat 20, (coba baca artinya) yang intinya sbb :
1.  Bacalah Al-Qur'an dengan perlahan-lahan.
2.   Memperbanyak zikir dan ibadah dengan ikhlas. Adalah seseorang belajar ikhlas di saat bangun malam untuk mengerjakan shalat tahajud, untuk konsentrasi berzikir mengingat keagungan Allah Subhanahu wa Ta’ala dan sifat-sifat-Nya yang suci. Di saat malam hari, jalan fikiran terputus untuk tidak memikirkan apapun, selain amal kebajikan dan nilai luhur dalam ibadah. Mensyukuri segala nikmat yang tiada terhingga dan mewujudkan rasa terima kasih dengan bentuk ibadah yang paling tulus. Melafadzkan tasbih, tahmid dan tahlil, menyeret tiap-tiap lafadz ke dalam maknanya masing-masing dalam kehidupan kita.
3.   Sabar memerlukan latihan berkali-kali untuk melunakkan hati. Pada malam hari yang sunyi, ketika duduk menghadap ke kiblat sambil mengucapkan kalimat zikir, sebaiknya sesaat menyempatkan diri untuk menilai kesabaran diri sendiri. Menggapai makna sabar sebagai suatu ibadah, dan berusaha menancapkan sifat sabar dalam sikap dan perilaku.
4.  Yakin pada firman Allah Subhanahu wa Ta’ala. Seringlah bangun malam melakukan sholat tahajud, karena akan mempunyai sifat yang selalu rendah hati dan sabar. Penyayang pada sesama, apalagi kaum miskin dan lemah sebagaimana ditegaskan dalam Surat Al-Anfaal ayat 2 (coba baca artinya), bila kita baca maka merinding dan hatinya bergetar serta imannya bertambah.
5.   Shalat, berzakat, dan istighfar.
Dasar hukum memohon doa kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala seperti ditegaskan dalam Surat Al-Baqarah ayat 186(coba baca artinya).  Allah Subhanahu wa Ta’ala bukan saja memerintahkan agar bermohon kepada-Nya, tetapi ditunjukkan-Nya rumusan-rumusan doa itu, sehingga manusia tinggal seperti makan pisang dikupas saja. Salah satu diantara doa-doa itu yang merupakan sumber kekuatan dalam setiap usaha dan perjuangan dalam hidup adalah Surat Tha Ha ayat 25-29 (coba baca artinya).  Nilai-nilai rokhaniah yang terkandung dalam Surat Tha Ha ayat 25-29 (coba baca artinya) pada pokoknya terdapat empat unsur doa terutama ketika menghadapi sesuatu kesulitan yang amat berat.
Empat unsur doa yang dianjurkan agar selalu kita mohonkan dalam setiap usaha dan perjuangan dalam kehidupan ini menjadikan sumber kekuatan, yaitu :
1.      Permohonan supaya dada lapang. Dada yang diterangi oleh semangat iman, pada umumnya akan berhasil mencapai kesuksesan. Sukses atau kegagalan seseorang sangat tergantung kepada karunia Ilahi dan yg memberikan hidayah adalah berupa dada yang lapang seperti ditegaskan dalam Surat Al-An'am ayat 125 (coba baca artinya). Ketika Rosulullah menghadapi kesulitan, pada saat itu Allah Subhanahu wa Ta’ala memancarkan sinar pengharapan ke dalam jiwa Beliau dengan turunnya ayat 1-5 Surat Al-Insyirah (coba baca artinya).
2.      Dimudahkan dalam semua urusan. Suatu kelanjutan dari dada yang lapang, karena bila dada sudah lapang, timbullah pengharapan dan opimisme sehingga urusan yang berat akan terasa ringan. Bila dada sempit, urusan yang ringan menjadi berat (sedikit-sedikit garuk kepala, hati kecut dan seterusnya buang air kecil). Sikap jiwa kita haruslah memandang sesuatu urusann atau kewajiban dengan ringan, jangan dianggap berat. Banyak orang yang melihat sesuatu urusan atau kewajiban dari segi negatifnya saja, bukan dari segi positifnya.  Fikiran selalu dipusatkan kepada persoalan, bagaimana memecahkan kesulitan yang akan terjadi untuk selanjutnya mencapai hasil yang diharapkan.
3.      Supaya da'wah (ajakan) diterima lawan. Dalam menyampaikan hal kebenaran (al-haq) diperlukan diplomasi dan dialog yang mengesankan, yang membuat lawan bicara sadar dan kemudian menerima.
4.      Memohonkan pembantu dan pembela. Setiap usaha dan perjuangan memerlukan pembantu dan pembela yaitu orang-orang yang menyediakan segala-galanya, bahkan bila perlu jiwanya sendiri untuk mensukseskan usaha dan perjuangan tersebut.
Demikianlah empat unsur doa yang dianjurkan agar selalu kita mohonkan dalam setiap usaha dan perjuangan dalam kehidupan ini menjadikan sumber kekuatan. Dalam hal mengarungi kehidupan, janganlah putus asa karena sifat putus asa merupakan mentalitas orang-orang kafir seperti ditegaskan dalam Surat Yusuf ayat 87, "Janganlah putus asa dari karunia Ilahi. Sesungguhnya yang putus asa dari karunia Allah hanyalah kaum yang kafir (tidak beriman)".
Tatkala Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wa sallam sudah sampai puncak kesulitan, pada saat itu turun wahyu Ilahi memberikan semangat, kekuatan dan energi, yang pada dasarnya mengandung enam macam petunjuk, yaitu :
1.      Berjiwa besar menghadapi setiap permasalahan dan perjuangan. Hal ini ditegaskan pada surat Al-Insirah ayat 1 . (coba baca artinya)
2.      Jangan mencari pekerjaan yg enteng/mudah krn mengelak dari resiko dan kesulitan. Hal ini ditegaskan pada surat Al-Insirah ayat 2-3 (coba baca artinya).
3.      Harus selalu memelihara nama baik dan berkarakter. Hal ini ditegaskan pada Suraat Al-Insirah ayat 4 (coba baca artinya).
4.      Jangan kecewa dan patah semangat ketika mendapatkan kegagalan, sebab sesudah gagal akan datang kesuksesan. Hal ini ditegaskan pada Suraat Al-Insirah ayat 5-6 . (coba baca artinya)
5.      Jangan absen dari perjuangan, dan jangan merasa puas dengan cita-cita yang telah tercapai (carilah sukses yang lebih baik). Hal ini ditegaskan pada Surat Al-Insirah ayat 7 (coba baca artinya).
6.      Dalam situasi dan kondisi yang bagamanapun, hendaknya senantiasa bersikap optimis, selalu mengharapkan inayah (pertolongan) dan taufik Allah, berbakti dan beribadah kepada-Nya. Hal ini ditegaskan pada Surat Al-Insirah ayat 8 (coba baca artinya) . Berbakti kepada Allah merupakan manifestasi atau pelaksanaan dari perasaan syukur, dan orang-orang yang bersyukur dijamin oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala dalam Surat Ibrahim ayat 7 (coba baca artinya).
Semoga anda dapat memulai kehidupan yang baru, bersemangat dalam mengarungi hidup ini dan bersemangat berbuat kebajikan…amiin.
Wassalamu’alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh…


http://www.facebook.com/notes/melati/impian-mu-/185154371522946

Wahai Insan yang bernama wanita …


Oleh: Yusuf Al Bahi

Kenapa Harus Wanita Shalihah? 
Bismillah..

Terkadang orang heran dan bertanya, kenapa harus mereka?
Yang bajunya panjang, tertutup rapat, dan malu-malu kalau berjalan..
Aku menjawab.. Karena mereka, lebih rela bangun pagi menyiapkan sarapan buat sang suami dibanding tidur bersama mimpi yang kebanyakan dilakukan oleh perempuan lain saat ini..
Ada juga yang bertanya, mengapa harus mereka?
Yang sama laki-laki-pun tak mau menyentuh, yang kalau berbicara ditundukkan pandangannya.. Bagaimana mereka bisa berbaur…
Aku menjawab.. Tahukah kalian.. bahwa hati mereka selalu terpaut kepada yang lemah, pada pengemis di jalanan, pada perempuan-perempuan renta yang tak lagi kuat menata hidup. Hidup mereka adalah sebuah totalitas untuk berkarya di hadapan-Nya.. Bersama dengan siapapun selama mendatangkan manfaat adalah kepribadian mereka.. Untuk itu, aku menjamin mereka kepadamu, bahwa kau takkan rugi memiliki mereka, kau takkan rugi dengan segala kesederhanaan, dan kau takkan rugi dengan semua kepolosan yang mereka miliki.. Hati yang bening dan jernih dari mereka telah membuat mereka menjadi seorang manusia sosial yang lebih utuh dari wanita di manapun..
Sering juga kudengar.. Mengapa harus mereka?
Yang tidak pernah mau punya cinta sebelum akad itu berlangsung, yang menghindar ketika sms-sms pengganggu dari para lelaki mulai berdatangan, yang selalu punya sejuta alasan untuk tidak berpacaran.. bagaimana mereka bisa romantis? bagaimana mereka punya pengalaman untuk menjaga cinta, apalagi jatuh cinta?
Aku menjawab..
Tahukah kamu.. bahwa cinta itu fitrah, karena ia fitrah maka kebeningannya harus selalu kita jaga. Fitrahnya cinta akan begitu mudah mengantarkan seseorang untuk memiliki kekuatan untuk berkorban, keberanian untuk melangkah, bahkan ketulusan untuk memberikan semua perhatian.
Namun, ada satu hal yang membedakan antara mereka dan wanita-wanita lainnya.. Mereka memiliki cinta yang suci untuk-Nya.. Mereka mencintaimu karena-Nya, berkorban untukmu karena-Nya, memberikan segenap kasihnya padamu juga karena-Nya… Itulah yang membedakan mereka..
Tak pernah sedetikpun mereka berpikir, bahwa mencintaimu karena fisikmu, mencintaimu karena kekayaanmu, mencintaimu karena keturunan keluargamu.. Cinta mereka murni.. bening.. suci.. hanya karena-Nya..
Kebeningan inilah yang membuat mereka berbeda… Mereka menjadi anggun, seperti permata-permata surga yang kemilaunya akan memberikan cahaya bagi dunia. Ketulusan dan kemurnian cinta mereka akan membuatmu menjadi lelaki paling bahagia..
Sering juga banyak yang bertanya.. mengapa harus mereka?
Yang lebih banyak menghabiskan waktunya dengan membaca Al-Qur’an dibanding ke salon, yang lebih sering menghabiskan harinya dari kajian ke kajian dibanding jalan-jalan ke mall, yang sebagian besar waktu tertunaikan untuk hajat orang banyak, untuk dakwah, untuk perubahan bagi lingkungannya, dibanding kumpul-kumpul bersama teman sebaya mereka sambil berdiskusi yang tak penting. Bagaimana mereka merawat diri mereka? bagaimana mereka bisa menjadi wanita modern?
Aku menjawab..
Tahukah kamu, bahwa dengan seringnya mereka membaca al Qur’an maka memudahkan hati mereka untuk jauh dari dunia.. Jiwa yang tak pernah terpaut dengan dunia akan menghabiskan harinya untuk memperdalam cintanya pada Allah.. Mereka akan menjadi orang-orang yang lapang jiwanya, meski materi tak mencukupi mereka, mereka menjadi orang yang paling rela menerima pemberian suami, apapun bentuknya, karena dunia bukanlah tujuannya. Mereka akan dengan mudah menyisihkan sebagian rezekinya untuk kepentingan orang banyak dibanding menghabiskannya untuk diri sendiri. Kesucian ini, hanya akan dimiliki oleh mereka yang terbiasa dengan al Qur’an, terbiasa dengan majelis-majelis ilmu, terbiasa dengan rumah-Nya.
Jangan khawatir soal bagaimana mereka merawat dan menjaga diri… Mereka tahu bagaimana memperlakukan suami dan bagaimana bergaul di dalam sebuah keluarga kecil mereka. Mereka sadar dan memahami bahwa kecantikan fisik penghangat kebahagiaan, kebersihan jiwa dan nurani mereka selalu bersama dengan keinginan yang kuat untuk merawat diri mereka. Lalu apakah yang kau khawatirkan jika mereka telah memiliki semua kecantikan itu?
Dan jangan takut mereka akan ketinggalan zaman. Tahukah kamu bahwa kesehariannya selalu bersama dengan ilmu pengetahuan.. Mereka tangguh menjadi seorang pembelajar, mereka tidak gampang menyerah jika harus terbentur dengan kondisi akademik. Mereka adalah orang-orang yang tahu dengan sikap profesional dan bagaimana menjadi orang-orang yang siap untuk sebuah perubahan. Perubahan bagi mereka adalah sebuah keniscayaan, untuk itu mereka telah siap dan akan selalu siap bertransformasi menjadi wanita-wanita hebat yang akan memberikan senyum bagi dunia.
Dan sering sekali, orang tak puas.. dan terus bertanya.. mengapa harus mereka?
Pada akhirnya, akupun menjawab…
Keagungan, kebeningan, kesucian, dan semua keindahan tentang mereka, takkan mampu kau pahami sebelum kamu menjadi lelaki yang shalih seperti mereka..
Yang pandangannya terjaga.. yang lisannya bijaksana.. yang siap berkeringat untuk mencari nafkah, yang kuat berdiri menjadi seorang imam bagi sang permata mulia, yang tak kenal lelah untuk bersama-sama mengenal-Nya, yang siap membimbing mereka, mengarahkan mereka, hingga meluruskan khilaf mereka…
Kalian yang benar-benar hebat secara fisik, jiwa, dan iman-lah yang akan memiliki mereka. Mereka adalah bidadari-bidadari surga yang turun ke dunia, maka Allah takkan begitu mudah untuk memberikan kepadamu yang tak berarti di mata-Nya… Allah menjaga mereka untuk sosok-sosok hebat yang akan merubah dunia. Menyuruh mereka menunggu dan lebih bersabar agar bisa bersama dengan para syuhada sang penghuni surga… Menahan mereka untuk dipasangkan dengan mereka yang tidurnya adalah dakwah, yang waktunya adalah dakwah, yang kesehariannya tercurahkan untuk dakwah.. sebab mereka adalah wanita-wanita yang menisbahkan hidupnya untuk jalan perjuangan.
Allah mempersiapkan mereka untuk menemani sang pejuang yang sesungguhnya, yang bukan hanya indah lisannya.. namun juga menggetarkan lakunya.. Allah mempersiapkan mereka untuk sang pejuang yang malamnya tak pernah lalai untuk dekat dengan-Nya.. yang siangnya dihabiskan dengan berjuang untuk memperpanjang nafas Islam di bumi-Nya.. Allah mempersiapkan mereka untuk sang pejuang yang cintanya pada Allah melebihi kecintaan mereka kepada dunia.. yang akan rela berkorban, dan meninggalkan dunia selagi Allah tujuannya.. Yang cintanya takkan pernah habis meski semua isi bumi tak lagi berdamai kepadanya.. Allah telah mempersiapkan mereka untuk lelaki-lelaki shalih penghulu surga…
Seberat itukah?
Ya… Takkan mudah.. sebab surga itu tidak bisa diraih dengan hanya bermalas-malasan tanpa ada perjuangan…


http://www.facebook.com/notes/melati/wahai-insan-yang-bernama-wanita-/185143354857381

~: Wahai insan yang bernama lelaki


~: renungilah pedoman di bawah sebagai panduan menjalani kehidupan yang semakin mencabar zaman ini.
  • KETIKA MENCARI CALON
Janganlah mencari isteri, tapi carilah ibu bagi anak-anak kita. Janganlah mencari suami, tapi carilah ayah bagi anak-anak kita.
  • KETIKA MELAMAR
Anda bukan sedang meminta kepada orang tua/wali si gadis,tetapi meminta kepada Allah melalui orang tua/wali si gadis.
  • KETIKA AKAD NIKAH
Anda berdua bukan menikah di hadapan penghulu,tetapi menikah di hadapan Allah
  • KETIKA RESEPSI PERNIKAHAN
Catat dan hitung semua tamu yang datang untuk mendoa'kan anda, kerana anda harus berfikir untuk mengundang mereka semua dan meminta maaf apabila anda berfikir untuk BERCERAI kerana
menyia-nyiakan do'a mereka.
  • KETIKA MALAM PERTAMA
Bersyukur dan bersabarlah. Anda adalah sepasang anak manusia dan bukan sepasang malaikat.
  • SELAMA MENEMPUH HIDUP BERKELUARGA
Sedarilah bahawa jalan yang akan dilalui tidak melalui jalanbertabur bunga, tapi juga semak belukar yang penuh onak danduri.
  • KETIKA BIDUK RUMAH TANGGA GOYANG
Jangan saling berlepas tangan, tapi sebaliknya justru semakin erat berpegang tangan
  • KETIKA BELUM MEMILIKI ANAK.
Cintailah isteri atau suami anda 100%

  • KETIKA TELAH MEMILIKI ANAK.
Jangan bagi cinta anda kepada (suami) isteri dan anak anda,tetapi cintailah isteri atau suami anda 100% dan cintai anak-anak anda masing-masing 100%.
  • KETIKA EKONOMI KELUARGA MERUDUM
Yakinlah bahawa pintu rezeki akan terbuka lebar berbanding lurus dengan tingkat ketaatan suami dan isteri.
  • KETIKA EKONOMI BERKEMBANG
Jangan lupa akan jasa pasangan hidup yang setia mendampingi kita semasa menderita
  • KETIKA ANDA ADALAH SUAMI
Boleh bermanja-manja kepada isteri tetapi jangan lupa untuk bangkit secara bertanggung jawab apabila isteri memerlukan pertolongan Anda.
  • KETIKA ANDA ADALAH ISTERI
Tetaplah berjalan dengan gemalai dan lemah lembut, tetapi selalu berhasil menyelesaikan semua pekerjaan.
  • KETIKA MENDIDIK ANAK
Jangan pernah berpikir bahawa orang tua yang baik adalah orang tua yang tidak pernah marah kepada anak,kerana orang tua yang baik adalah orang tua yang jujur kepada anak….
  • KETIKA ANAK BERMASALAH
Yakinilah bahawa tidak ada seorang anakpun yang tidak mahu bekerjasama dengan orang tua, yang ada adalah anak yang merasa tidak didengar oleh orang tuanya.
  • KETIKA ADA PIL.
Jangan diminum, cukuplah suami, isteri sebagai ubat.
  • KETIKA INGIN AMAN DAN HARMONIS
Gunakanlah formula 7 K
  • Ketaqwaan
  • Kasih sayang 
  • Kesetiaan

  • Komunikasi dialogis
  • Keterbukaan
  • Kejujuran
  • Kesabaran

Buatku


NASEHAT BUAT AKU

Saat ujian menelan perasaan
Saat tangisan menjadi teman,
Saat butiran air mata menganak sungai
Satu kata yang harus selalu kita ingat…. SABAR.
Ketika fitnah menerjang
Ketika prahara menantang
Ketika pijakan kaki mulai goyang
Satu kata yang harus selalu terpatri dihati,,, SABAR
Sabar itu tiada batasannya, tahap demi tahap kesabaran akan
tetap kita lewati
Sabar adalah ciri orang yang rindu akan surga, kesabaran
adalah kunci kemenangan dalan keridhoan. Kesabaran adalah kekuatan.
Setiap manusia dilahirkan dengan
beban permasalan yang berbeda-beda dan semuanya dituntut untuk selalu bersabar,
karena Allah tidak akan pernah membebani hambanya melebihi kekuatan hambaNya.
Namun dikala dihimpit rasa yang begitu mengundahkan hati maka mengadulah dengan
Zat yang maha penyabar ,, menangislah dalam keheningan panjang dan merasakan
dekapan kasih Nya , dalam sujud panjang. Biarkan tiap jengkal sajadah menjadi
saksi tangisan buah kesabaran itu.. Biarkan sang kekasih menjadi saksi ..
bukankah orang sabar itu kekasih Allah.
Indahnya kesabaran akan
mendekatkan kita kepada Nya… karena apa yang luput darimu tidak akan menimpamu
,apa yang menimpamu tidak akan luput darimu. Kemenangan seiring dengan
kesabaran, jalan keluar seiring dengan cobaan dan kemudahan seiring dengan
kesulitan..
Dan….. Akan kah kita telah
menjadi orang yang SABAR ????????


http://www.facebook.com/notes/melati/buatku/185011338203916

Sabar…


Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh

BAGIAN 1
Orang yang sedang ditimpa penyakit tidak perlu dicekam rasa takut selama ia mentauhidkan Allah dan menjaga shalatnya. Bahkan, meskipun di masa sehatnya ia banyak berkubang dalam dosa dan maksiat, karena Allah itu Maha Penerima taubat sebelum ruh seorang hamba sampai di kerongkongan. Dan sesungguhnya di balik sakit itu terdapat hikmah dan pelajaran bagi siapa saja yang mau memikirkan-nya, di antaranya adalah:
1. Mendidik dan menyucikan jiwa dari keburukan.
Allah Ta'ala berfirman, artinya, “Apa saja musibah yang menimpa kamu maka disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahanmu).” (QS asy Syura: 30)
Dalam ayat ini terdapat kabar gembira sekaligus ancaman jika kita mengetahui bahwa musibah yang kita alami adalah merupakan hukuman atas dosa-dosa kita. Imam al Bukhari meriwayatkan dari Abu Hurairah Radhiallaahu anhu bahwa Nabi Shallallaahu alaihi wa Sallam bersabda: ”Tidak ada penyakit, kesedihan dan bahaya yang menimpa seorang mukmin hinggga duri yang menusuknya melain-kan Allah akan mengampuni kesalahan-kesalahannya dengan semua itu.”
Dalam hadits lain beliau bersabda: “Cobaan senantiasa akan menimpa seorang mukmin, keluarga, harta dan anaknya hingga dia bertemu dengan Allah dalam keadaan tidak mempunyai dosa.” Sebagian ulama salaf berkata, “Kalau bukan karena musibah-musibah yang kita alami di dunia, niscaya kita akan datang di hari kiamat dalam keadaan pailit.”
2. Mendapatkan kebahagiaan (pahala) tak terhingga di akhirat.
Itu merupakan balasan dari sakit yang diderita sewaktu di dunia, sebab kegetiran hidup yang dirasakan seorang hamba ketika di dunia akan berubah menjadi kenikmatan di akhirat dan sebaliknya. Nabi Shallallaahu alaihi wa Sallam bersabda, ”Dunia adalah penjara bagi orang mukmin dan surga bagi orang kafir.” Dan dalam hadits lain disebutkan, ”Kematian adalah hiburan bagi orang beriman.” (HR .Ibnu Abi ad Dunya dengan sanad hasan). At Tirmidzi meriwayatkan dari Jabir secara marfu’, ”Manusia pada hari kiamat menginginkan kulitnya dicabik-cabik ketika di dunia karena iri melihat pahala orang-orang yang tertimpa cobaan.”
3. Allah dekat dengan orang sakit.
Dalam hadits qudsi Allah berfirman: ”Wahai manusia, si fulan hamba-Ku sakit dan engkau tidak membesuknya. Ingatlah seandainya engkau membesuknya niscaya engkau mendapati-Ku di sisinya.” (HR Muslim dari Abu Hurairah)
4. Sebagai parameter kesabaran seorang hamba.
Sebagaimana dituturkan, bahwa kalau seandainya tidak ada ujian maka tidak akan tampak keutamaan sabar. Apabila ada kesabaran maka akan muncul segala macam kebaikan yang menyertainya, namun jika tidak ada kesabaran maka akan lenyap pula kebaikan itu.
Anas Radhiallaahu anhu meriwayatkan sebuah hadits secara marfu’, “Sesungguhnya besarnya pahala tergantung pada besarnya cobaan. Jika Allah mencintai suatu kaum maka Dia akan mengujinya dengan cobaan. Barang siapa yang ridha atas cobaan tersebut maka dia mendapat keridhaan Allah dan barang siapa yang berkeluh kesah (marah) maka ia akan mendapat murka Allah.”
Apabila seorang hamba bersabar dan imannya tetap tegar maka akan ditulis namanya dalam daftar orang-orang yang sabar. Apabila kesabaran itu memunculkan sikap ridha maka ia akan ditulis dalam daftar orang-orang yang ridha. Dan jikalau memunculkan pujian dan syukur kepada Allah maka dia akan ditulis namanya bersama-sama orang yang bersyukur. Jika Allah mengaruniai sikap sabar dan syukur kepada seorang hamba maka setiap ketetapan Allah yang berlaku padanya akan menjadi baik semuanya. Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Sallam bersabda, “Sungguh menakjubkan kondisi seorang mukmin, sesungguhnya semua urusannya adalah baik baginya. Jika memperoleh kelapangan lalu ia bersyukur maka itu adalah baik baginya. Dan jika ditimpa kesempitan lalu ia bersabar maka itupun baik baginya (juga).”

Bersambung . . . .


http://www.facebook.com/notes/melati/sabar-/185011038203946

Tiga Langkah Menjadi Manusia Baik


Bismillaahirrahmanirrakhiim...

Ada hadits pendek namun sarat makna dikutip Imam Suyuthi dalam bukunya Al-Jami’ush Shaghir. Bunyinya, “Khairun naasi anfa’uhum linnaas.” Terjemahan bebasnya: sebaik-baik manusia adalah siapa yang paling banyak bermanfaat bagi orang lain.
Derajat hadits ini ini menurut Imam Suyuthi tergolong hadits hasan. Syeikh Nasiruddin Al-Bani dalam bukunya Shahihul Jami’ush Shagir sependapat dengan penilaian Suyuthi.

Adalah aksioma bahwa manusia itu makhluk sosial. Tak ada yang bisa membantah. Tidak ada satu orangpun yang bisa hidup sendiri. Semua saling berketergantungan. Saling membutuhkan.
Karena saling membutuhkan, pola hubungan seseorang dengan orang lain adalah untuk saling mengambil manfaat. Ada yang memberi jasa dan ada yang mendapat jasa. Si pemberi jasa mendapat imbalan dan penerima jasa mendapat manfaat. Itulah pola hubungan yang lazim. Adil.
Jika ada orang yang mengambil terlalu banyak manfaat dari orang lain dengan pengorbanan yang amat minim, naluri kita akan mengatakan itu tidak adil. Orang itu telah berlaku curang. Dan kita akan mengatakan seseorang berbuat jahat ketika mengambil banyak manfaat untuk dirinya sendiri dengan cara yang curang dan melanggar hak orang lain.
Begitulah hati sanubari kita, selalu menginginkan pola hubungan yang saling ridho dalam mengambil manfaat dari satu sama lain. Jiwa kita akan senang dengan orang yang mengambil manfaat bagi dirinya dengan cara yang baik. Kita anggap seburuk-buruk manusia orang yang mengambil manfaat banyak dari diri kita dengan cara yang salah. Apakah itu menipu, mencuri, dan mengambil paksa, bahkan dengan kekerasan.
Namun yang luar biasa adalah orang lebih banyak memberi dari mengambil manfaat dalam berhubungan dengan orang lain. Orang yang seperti ini kita sebut orang yang terbaik di antara kita. Dermawan. Ikhlas. Tanpa pamrih. Tidak punya vested interes.
Orang yang selalu menebar kebaikan dan memberi manfaat bagi orang lain adalah sebaik-baik manusia. Kenapa Rasulullah saw. menyebut seperti itu? Setidaknya ada empat alasan.
Alasan Pertama, karena ia dicintai Allah swt. Rasulullah saw. pernah bersabda yang bunyinya kurang lebih, orang yang paling dicintai Allah adalah yang paling bermanfaat bagi orang lain. Siapakah yang lebih baik dari orang yang dicintai Allah?
Alasan Kedua, karena ia melakukan amal yang terbaik. Kaidah usul fiqih menyebutkan bahwa kebaikan yang amalnya dirasakan orang lain lebih bermanfaat ketimbang yang manfaatnya dirasakan oleh diri sendiri. Apalagi jika spektrumnya lebih luas lagi. Amal itu bisa menyebabkan orang seluruh negeri merasakan manfaatnya. Karena itu tak heran jika para sahabat ketika ingin melakukan suatu kebaikan bertanya kepada Rasulullah, amal apa yang paling afdhol untuk dikerjakan. Ketika musim kemarau dan masyarakat kesulitan air, Rasulullah berkata membuat sumur adalah amal yang paling utama. Saat seseorang ingin berjihad sementara ia punya ibu yang sudah sepuh dan tidak ada yang merawat, Rasulullah menyebut berbakti kepada si ibu adalah amal yang paling utama bagi orang itu.
Alasan Ketiga, karena ia melakukan kebaikan yang sangat besar pahalanya. Berbuat sesuatu untuk orang lain besar pahalanya. Bahkan Rasulullah saw. berkata, “Seandainya aku berjalan bersama saudaraku untuk memenuhi suatu kebutuhannya, maka itu lebih aku cintai daripada I;tikaf sebulan di masjidku ini.” (Thabrani). Subhanallah.
 Alasan Keempat, memberi manfaat kepada orang lain tanpa pamrih, mengundang kesaksian dan pujian orang yang beriman. Allah swt. mengikuti persangkaan hambanya. Ketika orang menilai diri kita adalah orang yang baik, maka Allah swt. menggolongkan kita ke dalam golongan hambanya yang baik-baik.
Pernah suatu ketika lewat orang membawa jenazah untuk diantar ke kuburnya. Para sahabat menyebut-nyebut orang itu sebagai orang yang tidak baik. Kemudian lewat lagi orang-orang membawa jenazah lain untuk diantar ke kuburnya. Para sahabat menyebut-nyebut kebaikan si mayit. Rasulullah saw. membenarkan. Seperti itu jugalah Allah swt. Karena itu di surat At-Taubah ayat 105, Allah swt. menyuruh Rasulullah saw. untuk memerintahkan kita, orang beriman, untuk beramal sebaik-baiknya amal agar Allah, Rasul, dan orang beriman menilai amal-amal kita. Di hari akhir, Rasul dan orang-orang beriman akan menjadi saksi di hadapan Allah bahwa kita seperti yang mereka saksikan di dunia.
Untuk bisa menjadi orang yang banyak memberi manfaat kepada orang lain, kita perlu menyiapkan beberapa hal dalam diri kita yaitu:
  • Pertama, tingkatkan derajat keimanan kita kepada Allah swt. Sebab, amal tanpa pamrih adalah amal yang hanya mengharap ridho kepada Allah. Kita tidak meminta balasan dari manusia, cukup dari Allah swt. saja balasannya. Ketika iman kita tipis terkikis, tak mungkin kita akan bisa beramal ikhlas Lillahi Ta’ala.
Ketika iman kita memuncak kepada Allah swt., segala amal untuk memberi manfaat bagi orang lain menjadi ringan dilakukan. Bilal bin Rabah bukanlah orang kaya. Ia hidup miskin. Namun kepadanya, Rasulullah saw. memerintahkan untuk bersedekah. Sebab, sedekah tidak membuat rezeki berkurang. Begitu kata Rasulullah saw. Bilal mengimani janji Rasulullah saw. itu. Ia tidak ragu untuk bersedekah dengan apa yang dimiliki dalam keadaan sesulit apapun.
Kedua, untuk bisa memberi manfaat yang banyak kepada orang lain tanpa pamrih, kita harus mengikis habis sifat egois dan rasa serakah terhadap materi dari diri kita. Allah swt. memberi contoh kaum Anshor. Lihat surat Al-Hasyr ayat 9. Merekalah sebaik-baik manusia. Memberikan semua yang mereka butuhkan untuk saudara mereka kaum Muhajirin. Bahkan, ketika kaum Muhajirin telah mapan secara financial, tidak terbetik di hati mereka untuk meminta kembali apa yang pernah mereka beri.
Ketiga, tanamkan dalam diri kita logika bahwa sisa harta yang ada pada diri kita adalah yang telah diberikan kepada orang lain. Bukan yang ada dalam genggaman kita. Logika ini diajarkan oleh Rasulullah saw. kepada kita. Suatu ketika Rasulullah saw. menyembelih kambing. Beliau memerintahkan seoran sahabat untuk menyedekahkan daging kambing itu. Setelah dibagi-bagi, Rasulullah saw. bertanya, berapa yang tersisa. Sahabat itu menjawab, hanya tinggal sepotong paha. Rasulullah saw. mengoreksi jawaban sahabat itu. Yang tersisa bagi kita adalah apa yang telah dibagikan.

Begitulah. Yang tersisa adalah yang telah dibagikan. Itulah milik kita yang hakiki karena kekal menjadi tabungan kita di akhirat. Sementara, daging paha yang belum dibagikan hanya akan menjadi sampah jika busuk tidak sempat kita manfaatkan, atau menjadi kotoran ketika kita makan. Begitulah harta kita. Jika kita tidak memanfaatkannya untuk beramal, maka tidak akan menjadi milik kita selamanya. Harta itu akan habis lapuk karena waktu, hilang karena kematian kita, dan selalu menjadi intaian ahli waris kita. Maka tak heran jika dalam sejarah kita melihat bahwa para sahabat dan salafussaleh enteng saja menginfakkan uang yang mereka miliki. Sampai sampai tidak terpikirkan untuk menyisakan barang sedirham pun untuk diri mereka sendiri.
Keempat, kita akan mudah memberi manfaat tanpa pamrih kepada orang lain jika dibenak kita ada pemahaman bahwa sebagaimana kita memperlakukan seperti itu jugalah kita akan diperlakukan. Jika kita memuliakan tamu, maka seperti itu jugalah yang akan kita dapat ketika bertamu. Ketika kita pelit ke tetangga, maka sikap seperti itu jugalah yang kita dari tetangga kita.

Kelima, untuk bisa memberi, tentu Anda harus memiliki sesuatu untuk diberi. Kumpulkan bekal apapun bentuknya, apakah itu finansial, pikiran, tenaga, waktu, dan perhatian. Jika kita punya air, kita bisa memberi minum orang yang harus. Jika punya ilmu, kita bisa mengajarkan orang yang tidak tahu. Ketika kita sehat, kita bisa membantu beban seorang nenek yang menjinjing tas besar. Luangkan waktu untuk bersosialisasi, dengan begitu kita bisa hadir untuk orang-orang di sekitar kita.
Mudah-mudahan yang sedikit ini bisa menginspirasi.


http://www.facebook.com/notes/melati/tiga-langkah-menjadi-manusia-baik/184251941613189

Menyerahkan kan diri


oleh  : M robi marzuqi

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Dan barangsiapa yang menyerahkan dirinya kepada Allah sedangkan dia orang yang berbuat kebaikan, maka sesungguhnya ia telah berpegang pada buhul tali yang kokoh.
Dan hanya kepada Allah lah kesudahan segala urusan.
Kunci agar dapat berserah diri kepada Allah adalah, harus selalu berprasangka baik kepada-Nya. Berusahalah dahulu dengan segenap kemampuan yang ada, dan kemudian serahkan ketentuan hasilnya kepada Allah. Apapun hasil yang diperoleh dari usaha itu, yakinlah bahwa itu yang terbaik untuk kita, yaitu sejalan dengan permintaan kita pada setiap shalat (…ihdinashshirotol mustaqiim).
Musibah yang menimpa bukan untuk ditangisi, tapi merupakan indikator agar kita segera melakukan introspeksi diri.
Bahwa sesunguhnya Allah menghendaki akan menimpa musibah kepada mereka disebabkan sebagian dosa-dosa mereka
Apa saja nikmat yang kamu peroleh adalah dari Allah, dan apa saja bencana yang menimpamu, maka dari (kesalahan) dirimu sendiri..
dan sekali-kali tidaklah Rabbmu menganiaya hamba-hamba-Nya
Dengan berserah diri kepada Allah, Insya Allah kita akan terhindar dari stress. Segala urusanpun akan dimudahkan-Nya.
kita jangan memaksa atau mendikte Allah agar mengabulkan keinginan, tetapi berdo’alah dengan lemah lembut dan penuh harapan:
“Ya Allah Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang, sekiranya hal ini memang bermanfaat bagiku, kabulkanlah permintaanku.
Tetapi sekiranya hal ini tidak akan mendatangkan menfaat bagiku, jauhkanlah ya Allah! Sesungguhnya Engkau Maha Mengetahui.”

Semoga Bermanfaat_


http://www.facebook.com/notes/melati/menyerahkan-kan-diri/184941638210886

** KARENA DIA MANUSIA BIASA **


Bismillaahirrahmanirrakhiim....

Setiap kali ada teman yang mau menikah, saya selalu mengajukan pertanyaan yang sama. Kenapa kamu memilih dia sebagai suamimu/istrimu? Jawabannya sangat beragam. Dari mulai jawaban karena Allah hingga jawaban duniawi (cakep atau tajir,  manusiawi lah). Tapi ada satu jawaban yang sangat berkesan di hati saya.
Hingga detik ini saya masih ingat setiap detail percakapannya. Jawaban salah seorang teman yang baru saja menikah. Proses menuju pernikahannya tentulah melalui ta’aruf, tanpa pacaran. Mereka hanya berkenalan 2 bulan. Lalu memutuskan menikah. Persiapan pernikahan hanya dilakukan dalam waktu sebulan saja. Kalau dia seorang akhwat (aktivis pengajian), saya tidak akan heran. Proses pernikahan seperti ini sudah lazim.
Dia bukanlah akhwat. Satu hal yang pasti, dia tipe wanita yang sangat berhati-hati dalam memilih suami. Trauma dikhianati lelaki membuat dirinya sulit untuk membuka diri. Ketika dia memberitahu akan menikah, saya tidak menanggapi dengan serius. Mereka berdua baru kenal sebulan. Tapi saya berdoa, semoga ucapannya menjadi kenyataan. Saya tidak ingin melihatnya menangis lagi.
Sebulan kemudian dia menemui saya. Dia menyebutkan tanggal pernikahannya. Serta memohon saya untuk cuti, agar bisa menemaninya selama proses pernikahan. Begitu banyak pertanyaan dikepala saya. Asli. Saya pengin tau, kenapa dia begitu mudahnya menerima lelaki itu.
Ada apakah gerangan? Tentu suatu hal yang istimewa. Hingga dia bisa memutuskan menikah secepat ini. Tapi sayang, saya sedang sibuk sekali waktu itu. Saya tidak bisa membantunya mempersiapkan pernikahan. Beberapa kali dia telfon saya untuk meminta pendapat tentang beberapa hal. Beberapa kali saya telfon dia untuk menanyakan perkembangan persiapan pernikahannya. That’s all. Kita tenggelam dalam kesibukan masing-masing.
Saya menggambil cuti sejak H-2 pernikahannya. Selama cuti itu saya memutuskan untuk menginap dirumahnya. Jam 11 malam, H-1 kita baru bisa ngobrol –hanya berdua- di taman rumahnya. Hiruk pikuk persiapan akad nikah besok pagi, sungguh membelenggu kita. Padahal rencananya kita ingin ngobrol tentang banyak hal. Akhirnya, bisa juga kita ngobrol berdua. Ada banyak hal yang ingin saya tanyakan. Dia juga ingin bercerita banyak pada saya.
“Aku gak bisa tidur”, Dia memandang saya dengan wajah memelas. Saya paham kondisinya saat ini. Kita melanjutkan ngobrol sambil berbisik-bisik. Kita berbicara banyak hal, tentang masa lalu dan impian-impian kita. Wajah sumringahnya terlihat jelas dalam keremangan lampu taman.
“Kenapa kamu memilih dia” Dia tersenyum simpul lalu bangkit dari duduknya sambil meraih HP disaku bajunya. Ia masuk dalam kamar berlahan dia membuka laci meja riasnya dan kembali ke taman lalu menyerahkan selembar amplop pada saya. Saya menerima HP dari tangannya. Amplop putih panjang dengan kop surat perusahaan tempat calon suaminya bekerja. Apaan sih. Saya memandangnya tak mengerti. Eeh, dianya malah ngikik geli.
“Buka aja” Sebuah kertas saya tarik keluar. Kertas polos ukuran A4, saya menebak warnanya pasti putih.. hehehe. Saya membaca satu kalimat di atas dideretan paling atas.
“Busyet dah nih orang” Saya menggeleng-gelengkan kepala sambil menahan senyum. Sementara dia cuma ngikik melihat ekspresi saya. Saya memulai membacanya. Dan sampai saat inipun saya masih hapal dengan kata-katanya. Begini isi surat itu.

Kepada Yth
Calon istri saya, calon ibu anak-anak saya, calon anak Ibu saya dan calon kakak buat adik-adik saya
Di tempat

Assalamu’alaikum Wr Wb
Mohon maaf kalau anda tidak berkenan. Tapi saya mohon bacalah surat ini hingga akhir. Baru kemudian silahkan dibuang atau dibakar, tapi saya mohon, bacalah dulu sampai selesai.
Saya, yang bernama …. menginginkan anda, untuk menjadi istri saya.
Saya bukan siapa-siapa. Saya hanya manusia biasa. Saat ini saya punya pekerjaan. Tapi saya tidak tahu apakah nanti saya akan tetap punya pekerjaan. Tapi yang pasti saya akan berusaha punya penghasilan untuk mencukupi kebutuhan istri dan anak-anak saya kelak.
 Saya memang masih kontrak rumah. Dan saya tidak tahu apakah nanti akan ngontrak selamanya. Yang pasti, saya akan selalu berusaha agar istri dan anak-anak saya tidak kepanasan dan tidak kehujanan.
Saya hanyalah manusia biasa, yang punya banyak kelemahan dan beberapa kelebihan. Saya menginginkan anda untuk mendampingi saya. Untuk menutupi kelemahan saya dan mengendalikan kelebihan saya.
Saya hanya manusia biasa. Cinta saya juga biasa saja. Oleh karena itu, Saya menginginkan anda mau membantu saya memupuk dan merawat cinta ini, agar menjadi luar biasa. Saya tidak tahu apakah kita nanti dapat bersama-sama sampai mati. Karena saya tidak tahu suratan jodoh saya.
Yang pasti saya akan berusaha sekuat tenaga menjadi suami dan ayah yang baik.
Kenapa saya memilih anda? Sampai saat ini saya tidak tahu kenapa saya memilih anda. Saya sudah sholat istiqaroh berkali-kali, dan saya semakin mantap memilih anda.
Yang saya tahu, Saya memilih anda karena Allah. Dan yang pasti, saya menikah untuk menyempurnakan agama saya, juga sunnah Rasulullah. Saya tidak berani menjanjikan apa-apa, saya hanya berusaha sekuat mungkin menjadi lebih baik dari saat ini.
Saya mohon sholat istikhoroh dulu sebelum memberi jawaban pada saya. Saya kasih waktu minimal 1 minggu, maksimal 1 bulan. Semoga Allah ridho dengan jalan yang kita tempuh ini. Amin

Wassalamu’alaikum Wr Wb.

Saya memandang surat itu lama. Berkali-kali saya membacanya. Baru kali ini saya membaca surat lamaran yang begitu indah. Sederhana, jujur dan realistis. Tanpa janji-janji gombal dan kata yang berbunga-bunga. Surat cinta minimalis, saya menyebutnya.
Saya menatap sahabat disamping saya. Dia menatap saya dengan senyum tertahan.
“Kenapa kamu memilih dia”
“Karena dia manusia biasa” Dia menjawab mantap.
“Dia sadar bahwa dia manusia biasa. Dia masih punya Allah yang mengatur hidupnya. Yang aku tahu dia akan selalu berusaha tapi dia tidak menjanjikan apa-apa. Soalnya dia tidak tahu, apa yang akan terjadi pada kita dikemudian hari. Entah kenapa, Itu justru memberikan kenyamanan tersendiri buatku”
“Maksudnya?”
“Dunia ini fana. Apa yang kita punya hari ini belum tentu besok masih ada. Iya kan? Paling gak. Aku tau bahwa dia gak bakal frustasi kalau suatu saat nanti kita jadi gembel. Hahaha…” Sahutnya dengan tawa renyahnya
* * *
Satu lagi pelajaran pernikahan saya peroleh hari itu. Ketika manusia sadar dengan kemanusiannya. Sadar bahwa ada hal lain yang mengatur segala kehidupannya. Begitupun dengan sebuah pernikahan. Suratan jodoh sudah tergores sejak ruh ditiupkan dalam rahim. Tidak ada seorang pun yang tahu bagaimana dan berapa lama pernikahannya kelak. Lalu menjadikan proses menuju pernikahan bukanlah sebagai beban tapi sebuah proses usaha.
Betapa indah bila proses menuju pernikahan mengabaikan harta, tahta dan nama. Embel-embel predikat diri yang selama ini melekat ditanggalkan. Ketika segala yang melekat  pada diri bukanlah dijadikan pertimbangan yang utama. Pernikahan hanya dilandasi karena Allah semata. Diniatkan untuk ibadah. Menyerahkan secara total pada Allah yang membuat skenarionya. Maka semua menjadi indah.
Hanya Allah yang mampu menggerakkan hati setiap umat-NYA.
Hanya Allah yang mampu memudahkan segala urusan.
Hanya Allah yang mampu menyegerakan sebuah pernikahan.
Kita hanya bisa memohon keridhoan Allah. Meminta-NYA mengucurkan barokah dalam sebuah pernikahan.
Hanya Allah jua yang akan menjaga ketenangan dan kemantapan untuk menikah.
Lalu, bagaimana dengan cinta? Ibu saya pernah bilang, Cinta itu proses. Proses dari ada, menjadi hadir, lalu tumbuh, kemudian merawatnya. Agar cinta itu bisa bersemi dengan indah menaungi dua insan dalam pernikahan yang suci. Cinta tumbuh karena suami/istri ( belahan jiwa).
Cinta paling halal dan suci. Cinta dua manusia biasa, yang berusaha menggabungkannya agar menjadi cinta yang luar biasa.

Amin.

Aku memang manusia biasa
Yang tak sempurna
Dan kadang salah
Namun dihatiku hanya satu
Cinta untukMU
Luar biasa

(Yovie and Nuno)


http://www.facebook.com/notes/melati/-karena-dia-manusia-biasa-/184252371613146