Mengenai Saya

Foto saya
Malang, East Java, Indonesia
Uhibbuka Fillah...

Laman

Jumat, 10 Desember 2010

"Agama dan Kekayaan Harta"


Bismillahirohmannirrohim

Mungkin kita pernah mendengar dari temen atau saudara semuslim kita yang mengeluh akan kehidupan mereka dengan mengatakan,
            “Mengapa ya, hidupku kok masih saja susah? Padahal ku kan selalu rajin sholat.”
Atau mungkin,
            “Mengapa ya, rejeki ku kok masih juga seret? Padahal aku kan rajin sodaqoh.”
Atau masih banyak lagi keluhan-keluhan yang ditimpahkan kepada Allah karena keadaan yang terjadi.
Pernah juga satu kali, aku mendengarkan curhat dari seorang friend yang non muslim, yang di situ dia bercerita, kalau setelah dia rajin pergi ke rumah ibadah, rejeki yang di peroleh dari usahanya semakin bertambah dan mudah dalam mendapatkan harta.


Sedangkan di satu sisi dia juga menceritakan bagaimana kodisi salah satu dari keluarganya yang menjadi seorang mualaf, ternyata kehidupan ekonominya menjadi serba susah dan berkesulitan.
Pada saat itu karena tidak mau berkonfrontasi maka saya hanya tersenyut dan terus menikmati ceritanya yang sebenarnya membuat saya geli.
Bagaiamana sebenarnya hubungannya antara Agama dan Harta ( Rejeki ) itu?
Apakah benar dengan memeluk agama tertentu maka akan mendapatkan kekayaan dan hidup menjadi serbah mudah dalam segala hal?
Apakah pernah ada seorang utusan Tuhan menjanjikan kekayaan harta pada pengikutnya?
Apakah benar dengan selalu mengahadiri masjlis taklim maka pendapatan harta akan bartambah?
Dan apakah benar bila tidak selalu menghadiri majlis taklim maka sumber pendapatan harta akan berkuran?   
Apakah harta dan kekayaan dapat menjadi ukuran sesorang itu dekat dengan Tuhan? Lalu apakah kemiskinan merupakan bukti murka Tuhan?
Apabila seperti itu bukankah sama halnya kita beragama untuk mendapatkan kekayaan, kamakmuran, kedudukan dan menghindari kemiskinan di dunia ini?
Untuk mengerti itu semua, ada baiknya kita memahami bagaiaman kekayaan itu dan bagaimana sebenarnya agama itu.
Mengenai kekayaan, bukankah tidak dapat disangkal bahwa didunia ini berlaku juga hukum alam yang selaras dengan hukum sebab akibat yang konstan."Dan engkau tidak akan menemukan perubahan dalam aturan Allah." Dan kekayaan atupun kemiskinan tidaklah di kecualikan dari hukum alam. Seseorang, aktif di pengajian ataupun tidak aktif,  bisa menjadi kaya karena sebab-sebab yang tersedia di hadapannya, seperti waktu, tempat, relasi dan, jangan juga, "keinginan untuk kaya" serta usaha yang sangat gigih untuk menjadi kaya.
Sedangkan mengenai agama, secara epitemologi, kata “agama” dalam bahasa Sansekerta adalah “kumpulan aturan”. Dengan akar kata “gam” yang berarti “pergi” dan awalan “a” berarti “tidak”, maka “agama” berarti “tidak pergi” atau “yang tidak berubah”. Kalau “gama” diartikan “kacau”, maka “agama” artinya “yang tidak kacau” atau “teratur.”
Sedangkan secara terminologi , agama merupakan pedoman dasar untuk membuat manusia pemeluknya hidup teratur sesuai dengan yang diajarkan agama itu.


Agama diklaim sebagai “kebenaran mutlak” karena dipercayai ajarannya bukan berasal dari manusia melainkan dari Tuhan yang diturunkan kepada manusia melalui utusanNya.
Jadi ternyata secara epitemologi ataupun terminologi bahwa agama itu hanya mengatur manusia untuk dapat hidup secara benar sebagai manusia, sehingga tidak terjatuh pada kekacauan dan tingkah laku yang di luar fitrah manusia.
Contoh dari aturan-aturan tersebut adalah meliputi mana sesuatu yang boleh di lakukan dan mana yang tidak boleh di lakukan dalam hidup ini, serta penjelasan-penjelasan bagaimana kita seharusaya berbuat di dunia ini.
Misalnya pada harta, maka di dalam agama ada aturan-aturan bagaiamana kita seharusnya mendapatkan harta dengan baik dan bukanya mengambil hak orang lain,  seperti merampok.
Dan pada harta yang dimiliki itupun juga ada aturan-aturan bagaimana membelanjakannya. Jadi didalam agama bukanlah di tunjukkan cara untuk mendapatkan harta yang banyak akan tetapi bagaimana mendapatkan harta dengan cara yang baik dan benar.
Dan tidaklah benar bahwa amalan yang kita lakukan di dunia ini maka akan dibalas secara instan di dunia ini oleh Allah dan dosa yang kita lakukan akan mendapat balasan secara instan juga di dunia ini oleh Allah, sebab apabila hal itu terjadi maka adanya surga dan neraka di hari pembalasan akan menjadi sia-sia.
Lalu bagaimana dengan al-Quran pada surat Ibrahim, ayat 7?
Yang berbunyi:
“ Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih." “
Sering kali dipahami penambahan nikmat pada ayat itu adalah dengan bertambahnya kekayaan atau sesuatu yang telah di dapatkan akan bertambah secara instan, bukannya lebih ideal apabila memahami penambahan nikmat itu adalah sebuah penambahan kemuliaan seorang yang telah bersyukur itu di akherat kelak, atau lebih mudahnya penambahan pahala Sebab bukankah Nabi tidak pernah mengiming-imingi umatnya dengan harta materi dan kekayaan, akan tetapi berusaha mendidik manusia untuk menjadi mulia di dunia dan akherat.
Lain dari pada itu kata “fid-dun’ya hasanah” berarti menjadi baik di dunia, dan bukanlah menjadi kaya di dunia, sebab ukuran suatu kemuliaan dalam agama adalah menjadi baik sesuai dengan tuntunan agama itu.


Sehingga tidaklah benar kita menilai kemuliaan seseorang itu dari kekayaan dan menilai kemiskinan seseorang itu sebagai suatu kehinaan, melaikan merupakan ujian Tuhan bagi hamba-hamba Nya.
Seperti halnya yang di jelaskan dalam al-Quran surat Al-Fajr, ayat : 15 dan 16, yaitu :
15. “ Adapun manusia apabila Tuhannya mengujinya lalu dia dimuliakan-Nya dan diberi-Nya kesenangan, maka dia akan berkata: "Tuhanku telah memuliakanku." “
16. Adapun bila Tuhannya mengujinya lalu membatasi rizkinya maka dia berkata: "Tuhanku menghinakanku"[1575].
[1575]. Maksudnya: ialah Allah menyalahkan orang-orang yang mengatakan bahwa kekayaan itu adalah suatu kemuliaan dan kemiskinan adalah suatu kehinaan seperti yang tersebut pada ayat 15 dan 16. Tetapi sebenarnya kekayaan dan kemiskinan adalah ujian Tuhan bagi hamba-hamba-Nya.

Wallahu a’lam


Sebab - Sebab Musibah


by Joko Winarno

FIRMAN ALLAH
“Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya.


Maka apakah penduduk negeri-negeri itu merasa aman dari kedatangan siksaan Kami kepada mereka di malam hari di waktu mereka sedang tidur? Atau apakah penduduk negeri-negeri itu merasa aman dari kedatangan siksaan kami kepada mereka di waktu matahari sepenggalahan naik ketika mereka sedang bermain? Maka apakah mereka merasa aman dari azab Allah (yang tidak terduga-duga)? Tiadalah yang merasa aman dari azab Allah kecuali orang-orang yang merugi.” (QS. Al A`rof: 96-99)

PEMBAHASAN AYAT
Ayat di atas berhubungan erat dengan musibah dan siksaan Allah, karena tercantum di dalamnya ”siksaan Kami” dan kalimat yang artinya siksaan, musibah dan hukuman. (lihat Tafsir Al Qurthuby 7/253).
Sebagian ahli tafsir berpendapat bahwa termasuk yang terkena ”makar Allah” adalah orang yang lalai dari ibadah kepada Allah dan menekuni dunia belaka. Amirul Mukminin Umar bin Khotob berkata, ”Barangsiapa dilapangkan urusan duniawinya, ia tidak sadar bila hal itu makar Allah, maka orang itu tertipu dan gila.” (Lihat Mufrodat Al Fadhil Qur`an, Ar Raghib Al Ashfahany, 772).

PENYEBAB MUSIBAH
Kita harus meyakini bahwa semua kejadian yang menimpa makhluk, hanyalah Allah Penentu dan Penciptanya, sebagaimana firman-Nya:
Katakanlah, “Sekali-kali tidak akan menimpa kami melainkan apa yang telah ditetapkan oleh Allah bagi kami.” (QS At Taubah: 51)
Namun perlu difahami bahwa Allah menakdirkan sesuatu adakalanya dengan sebab, seperti menakdirkan orang berilmu sebab dia belajar, menakdirkan orang punya anak karena dia menikah dan contoh lainnya. Demikian pula dengan musibah pun ada sebabnya, antara lain:
1. Kezhaliman penguasa dan hartawan
Tidak sedikit kita ketahui di dalam sejarah bahwa kehancuran umat pada zaman dahulu karena kezhaliman penguasa dan orang kaya mereka. Dengan kekuasaan dan hartanya mereka menindas rakyat dan durhaka kepada Penciptanya.



”Dan jika kami hendak membinasakan suatu negeri, maka kami perintahkan kepada orang-orang yang hidup mewah di negeri itu (supaya mentaati Allah) tetapi mereka melakukan kedurhakaan dalam negeri itu, maka sudah sepantasnya berlaku terhdapnya perkataan (ketentuan Kami), kemudian Kami hancurkan negeri itu sehancur-hancurnya. ”(QS Al Isra`: 16)
Kenyataan kezhaliman penguasa dan hartawan ini dapat kita saksikan dengan membaca sejarah kehidupan para utusan. Para utusan Allah selalu dimusuhi oleh pembesar di negerinya. Perhatikan siapa musuh Nabi Nuh, Nabi Ibrahim, Nabi Musa, Nabi Isa, Nabi Muhammad? Siapa yang menzhalimi Imam Ahmad, Ibnu Taimiyah dan para duat ahli sunnah. Perhatikan firman Allah
” Dan seperti itulah, telah Kami adakan bagi tiap-tiap nabi, musuh dari orang-orang yang berdosa. Dan cukuplah Tuhanmu menjadi pemberi petunjuk dan penolong.” (QS. Al Furqan:31)
Perhatikan apa yang dilakukan Fir`aun kepada pembesar dan rakyatnya ketika dia tidak mampu membantah Nabi Musa, Fir`aun mengeluarkan doktrin:
” Dan berkata Fir`aun (kepada pembesar-pembesarmya), ’Biarkanlah aku membunuh Musa dan hendaklah ia memohon kepada Tuhannya, karena sesungguhnya aku khawatir dia akan menukar agamamu atau menimbulkan kerusakan di muka bumi.” (QS Ghofir:26)
2. Mendustakan utusan Allah
Ibnu Katsir menafsirkan surat Al A`raf: 98-99 atau ayat di atas, ”Tetapi mereka mendustakan utusan Allah, maka kami siksa mereka dengan kehancuran karena mereka melanggar larangan dan berbuat dosa.”
(Tafsir Ibn Katsir 3/404)
3. Perbuatan zhalim
”’Dan sesungguhnya Kami telah membinasakan umat-umat yang sebelum kamu, ketika mereka berbuat kezhaliman, padahal rasul-rasul mereka telah datang kepada mereka dengan membawa keterangan-keterangan yang nyata, tetapi mereka sekali-kali tidak hendak beriman. Demikianlah Kami memberi pembalasan kepada orang-orang yang berbuat dosa.” (QS. Yunus: 13)
4. Karena mereka ”Mujrin” (berbuat dosa)
”Maka jadilah mereka tidak ada yang kelihatan lagi kecuali (bekas-bekas) tempat tinggal mereka. Demikianlah kami memberi balasan kepada kaum yang berdosa.” (QS. Al Ahqof: 25)
5. Menghina ulama sunnah


Ingatlah ketika Nabi Hud diejek oleh pemimpin yang zhalim,
”Maka berkatalah pemimpin-pemimpin yang kafir dari kaumnya: ”Kami tidak melihat kamu, melinkan (sebagai) seorang manusia (biasa) seperti kami, dan kami tidak melihat orang-orang yang mengikuti kamu melainkan orang-orang yang hina dina diantara kami yang lekas percaya saja, dan kami tidak melihat kamu memiliki sesuatu kelebihan apapaun atas kami, bahkan kami yakin bahwa kamu adalah orang-orang yang dusta.” (QS Hud: 27)
6. Merasa aman dari makar dan adzab Allah
Sebagaimana keterangan ayat di atas.


http://www.facebook.com/notes/melati/sebab-sebab-musibah/167536156618101

Kasih Sayang Itu Telah Mengubah Sikapnya


By: M. Agus Syafii

Ada satu kisah seorang pemuda yang sejak kecil berprilaku kasar dengan orang lain, memperlakukan buruk kepada siapapun. Kata-katanya seringkali menyakiti hati orang lain. Pemuda itu tinggal disatu kontrakan yang dikelola oleh seorang bapak paruh baya dan istrinya. Karena perilakunya yang buruk membuat dirinya dijauhi oleh setiap orang. Sampai pada satu hari, ditengah malam pemuda itu mengalami sakit perut. Ditengah kesakitannya berteriak-teriak dengan kerasnya. Membuat setiap penghuni kontrakan terbangun, termasuk sang pemilik kontrakan.
Kemudian pemuda itu dibawa ke rumah sakit, setelah diperiksa dokter mengatakan bahwa pemuda itu menderita radang usus yang harus dioperasi dengan segera. bila tidak, bisa berakibat kematian pada dirinya. Pemilik kontrakan memutuskan menanggung semua biaya operasi. Sampai operasi itu dilaksanakan berjalan dengan lancar.


Dengan sabarnya pemilik kontrakan dan istrinya menjaganya. Menyuapinya dan mengelap tubuhnya. Berhari-hari mereka menjaga pemuda itu. ia diizinkan pulang. Ketika berada dirumah kontrakan tidak dibiarkan begitu saja sampai dirinya benar-benar pulih dan sehat kembali.
Kasih sayang pasangan suami istri pemilik kontrakan telah membuat pemuda itu menjadi berubah. prilakunya yang kasar mulai ditinggalkan. Kata-kata yang tidak pantas sudah tidak lagi diucapkan. Ibadah sholatnya semakin rajin. Pemilik kontrakan bersyukur kepada Allah karena ada perubahan positif pada dirinya. Seriring waktu berjalan. Pemuda itu menyelesaikan kuliahnya dan diterima bekerja pada sebuah perusahaan ternama yang ditempatkan diluar kota. Memaksanya harus berkemas dari kontrakan. Sebelum keluar untuk berpamitan, pasangan suami istri pemilik kontrakan telah menunggu dan menangis.
Istri pemilik kontrakan bertanya, 'Sudahkah semua barang kau kemasi?' pemuda itu menjawab, 'Sudah.' Ibu itu berkata,' tapi masih ada dua koper lagi..'Pemuda itu terkejut mendengarnya. 'Dua koper yang mana lagi?' tanyanya terheran. ' Sang Ibu pemilik kontrakan menjawabnya, 'Koper pertama, berisi cinta kami kepadamu dan koper kedua, berisi cintamu kepada kami. Bagaimanapun kamu tidak akan sanggup membawanya pergi karena semua itu ada di dalam hati kami.' Pemuda itu menangis, meneteskan air mata, merasakan cinta dan kasih sayang mereka. Dirinya berjanji akan senantiasa mengunjungi mereka karena sudah dinggapnya seperti orang tuanya sendiri. Cinta dan kasih sayang mereka yang tulus telah merubah sikapnya menjadi lebih baik. Subhanallah.


Fatwa Mufti Saudi: Haram Mencetak Ayat Al-Qur'an Pada Kue Tart


RIYADH (voa-islam): Syeikh Abdul Aziz Alu-Syeikh, Mufti Besar Arab Saudi mengeluarkan fatwa tentang pelarangan mencetak bentuk Al-Qur'an atau beberapa ayatnya diatas kue tart, baik itu untuk perayaan sekolah, pekerjaan maupun beberapa acara keluarga, menekankan bahwa perbuatan ini termasuk melecehkan Al-Qur'an.
Beliau mengatakan dalam komentar yang dipublikasikan koran "El-Iqtishadiyah" pada hari Selasa, bahwa mencetak bentuk Al-Qur'an atau beberapa ayatnya diatas sesuatu yang dikhususkan untuk dimakan termasuk pelecehan dan tidak boleh, beliau menambahkan: "menghormati Al-Qur'an tidak dengan mencetak dan memakannya, tetapi dengan menghapal ayat-ayatnya, membacanya, mendengarkannya dan melaksanakan isinya, bukan dengan menghias kue dengannya kemudian memakannya".
Ini datang setelah tersebar fenomena baru-baru ini yaitu permintaan beberapa sekolah atau halaqah tahfizh Al-Qur'an atau individu kepada toko roti untuk mencetak bentuk mushaf atau ayat-ayat Al-Qur'an diatas kue tart untuk berbagai kesempatan, seperti kelulusan santri menghafal Al-Qur'an dan semacamnya.


Surat kabar itu mengutip dari para pedagang roti dari beberapa toko, "beberapa pemesanan datang ke toko mereka untuk mencetak bentuk Al-Qur'an untuk perayaan penutupan tahfizh Al-Qur'an di beberapa sekolah, dengan alasan karena tingginya permintaan maka beberapa koleksi gambar Al-Qur'an dimasukkan di antara gambar yang ditampilkan dalam album cetakan di toko tersebut.
Mereka menunjukkan bahwa pemesanan ini tidak terbatas pada sekolah, tetapi ada beberapa keluarga yang memesan tulisan ayat tertentu baik dalam masalah pernikahan atau kesuksesan yang mungkin tujuannya untuk menyemangati anak-anak dalam menghafal Al-Qur'an.
Mereka berkata: "Ada beberapa keluarga yang tidak suka memilih untuk mencetak tokoh kartun terkenal atau foto anak-anak mereka, dan lebih memilih untuk mencetak Al-Qur'an atau ayat-ayatnya untuk menambahkan karakter islam dalam perayaan atau acara, atau bahkan untuk sikap optimismenya".


http://www.voa-islam.com/news/islamic-world/2010/12/08/12165/fatwa-mufti-saudi-haram-mencetak-ayat-alquran-pada-kue-tart/

“ Maafkan Kami Yaa Rasululloh…”


Mungkin hanya kisah tentang tetesan air mata. Tapi ia begitu mulia karena dua hal. Pertama, mata orang yang menitikan air mata, dan kedua karena tempat di mana air mata itu jatuh. Air mata itu, adalah milik Abu Bakar R.A dan tempat jatuhnya air mata itu adalah wajah Rasululloh SAW. “ Seandainya aku bisa memiliki seorang kekasih, niscaya kekasihku adalah Abu Bakar “, begitu kedalaman perasaan Rasululloh SAW, kepada sahabatnya, Abu Bakar R.A Keduanya, hari itu sedang berada di sebuah gua pengap dan gelap, gua Tsur namanya. Sebuah gua yang menjadi tempat persinggahan sekaligus persembunyian mereka saat berhijrah dari Mekkah ke Madinah Al-Munawaroh.


          Abu Bakar sebenarnya sudah lebih dahulu memeriksa kondisi gua sebelum Rasululloh SAW masuk. Setelah dianggap cukup aman, Rasululloh pun masuk. Utusan Alloh itu lalu membaringkan tubuhnya di atas tanah, dengan kepalanya berbantalkan paha Abu Bakar R.A. Muncul ular pada salah satu lubang yang berdekatan pada kedua makhluk mulia itu. Abu Bakar Ashidiq jelas tak mungkin membiarkan ular itu keluar dan mematuk sang kekasih. Tanpa berpikir panjang, ia menutup lubang itu dengan kakinya. Abu Bakar Ashidiq meringis menahan sakit, karena akhirnya ular itu menggigit kakinya. Tapi ia tetap berusaha menahan sakit sekuat tenaga, hingga kakinya tetap tak bergerak. Detik demi detik selanjutnya, dalam hening, sekujur tubuhnya tersa panas karena bisa ular yang menjalar cepat. Abu Bakar merintih menahan sakit dan badannya gemetar. Ia menangis diam-diam. Rasa sakit itu pun akhirnya menitik satu demi satu. Tetesan air mata itulah yang kemudian jatuh kewajah Rasululloh SAW hingga ia terbangun dari terkejut.
          Inilah kisah tentang tetes-tetes air mata yang sangat mulia. Tetes-tetes air mata yang menjadi saksi atas gemuruh cinta yang tak mungkin lagi tertahan oleh rasa sakit yang begitu menggigit. Tetes-tetes air mata itulah sebenarnya makna lain dari luapan rasa cinta Abu Bakar R.A kepada sang utusan Alloh SWT. Barangkali, sang sahabat Khalil (kekasih) Rasululloh itu, ingin pula mengucapkan permohonan maaf, karena ia tak lagi kuat membendung air mata yang akhirnya jatuh mengenai wajah sang Rasul yang tengah beristirahat penat. Mungkin, sahabat yang bobot keimanannya disebutkan Rasululloh melebihi kadar keimanan seluruh penduduk bumi itu, ingin pula meminta maaf kepada Rasul Muhammad Ibnu Abdillah SAW, karena terjaga dan terkejut.
          Peristiwa ini berlangsung di awal tahun hijriah ketika kami tengah mengalami banyak kenyataan yang makin menghentak kesadaran atas kemuliaan dan kesucian. Rasululloh SAW yang dinodai dan dinistai. Adakah titik air mata yang jatuh karena duka akibat tidak mampu memelihara kehormatan dan kemuliaan Rasululloh SAW. Sebagian kami bahkan masih sempat berada dalam tawa dan canda ditengah kehormatan dan kemuliaan sang Rasul terdera. Sebagian kami, masih belum terpaantuk sentimennya atas perilaku orang-orang yang begitu berani menodai kehormatan dan kemuliaan sang utusan Alloh SWT. Kami masih tenggelam dalam dunia yang begitu menguasai pikiran dan hati. Sementara ada banyak perilaku tak pantas melukai dan mengotori kemuliaan Rasululloh SAW yang seharusnya mampu menggetarkan hati. Maafkan kami ya Rasululloh…
          Kami mengerti, penodaan kesucian dan kemuliaanmu, bukan saja pada urusan gambar dan karikatur yang dianggap waajr karena kebebasan berpendapat oleh mereka yang memang bukan umatmu. Tapi justru sikap-sikap kami yang selama ini mempunyai andil untuk menodai dan mengotori kemuliaan dan kehormatanmu. Kondisi kami yang tidak meneladanimu dalam beribadah, dalam menilai, dalam menjalani kehidupan, dalam mengatasi permasalahan hidup, dalam seluruh sikap dan cara hidup kami, secara sadar maupun tidak sdar berarti mengurangi kemuliaan dan kesuciaanmu. Sikap kami yang tidak banyak membaca daan merenungi sirah/sejarah seperti melengkapi kekurangan dan perjuangan dakwahmu.


 Perilaku kami yang tidak banyak mengajak dan menyebarluaskan ajaranmu. Semuanya, kerendahan kami dihadapan keagungan hidupmu.
          Ya Rasululloh… Inilah kami, sekian abad dari masamu, dalam tubuh ringkih yang penuh dosa, dengan lidah kelu yang tercemari dusta, dengan mata dan telinga, kaki dan tangan yang banyak kami gunakan untuk kelalaian. Kami beranikan diri menyerumu. Maafkan kami ya Rasululloh… Ini bukan permohonan maaf yang berisi kepasrahan. Tapi permohonan maaf yang sejatinya semakin mendekatkan kejauhan kami pada kemuliaanmu. Permohonan maaf yang menjadi titik tolak kami untuk lebih mengenalmu, mencintaimu, mengikutimu, dan membelamu dengan apapun yang kami punya dan miliki. Maafkan kami ya Rasululloh… Sekian, Semoga risalah ini dapat bermanfaat bagi umat Islam, Fastabiqul Khairot, Nuun Walqolami’ Wama’a Yasthurun,  Wallohu’ Ta’ala a’lam bish Showab. Washallallaahu’ ala nabiyyina Muhammad wa ‘alaa alihi wa shahhbihi wa sallam. Wallahamdulillahi Rabbil’ Alamien.


http://www.facebook.com/notes/melati/-maafkan-kami-yaa-rasululloh/167395573298826

Remaja Tahun Baru, Muhasabah Yuk!


Tahun baru Hijriyah, lebih sepi pastinya daripada perayaan tahun baru Masehi. Parahnya lagi, tahun baru Hijriyah ini biasanya bertepatan dengan tahun baru Jawa alias Suro. Parah kenapa? Perayaannya itu loh yang bikin nyesek dada karena seperti kebiasaan orang Jawa yang suka klenik dan khurafat, biasanya mereka melakukan ritual yang menjurus pada syirik.
Di beberapa daerah, tahun baru Hijriyah yang bertepatan dengan Suro-an ini diperingati dengan mendatangi pohon tertentu dan duduk di bawahnya sepanjang malam. Ada juga yang larung sesaji dengan menyembelih kerbau dan membuang kepalanya ke laut selatan. Bahkan di rumah-rumah, mereka pada mandi kembang tepat di pergantian tahun menuju 1 Muharram atau 1 Suro. Duh…ajaran siapa lagi nih?
Islam tak pernah mengajarkan semua amal di atas. Sebaliknya, semua perilaku itu malah menjurus pada kesyirikan yaitu menyekutukan Allah dengan yang lain. Seharusnya momen tahun baru Hijriyah digunakan sebagai sarana untuk introspeksi ke dalam diri. Sudah sejauh mana perjalanan dien mulia ini dengan tonggak Hijrah sebagai titik tolaknya. Ternyata, kondisi umat ini sungguh memprihatinkan.
....Seharusnya momen tahun baru Hijriyah digunakan sebagai sarana untuk introspeksi ke dalam diri. Sudah sejauh mana perjalanan dien mulia ini dengan tonggak Hijrah sebagai titik tolaknya....
Tak usah muluk-muluk berbicara yang lain. Kita fokuskan saja berbicara tentang remaja, dunia dan permasalahannya. Remaja muslim saat ini berada di persimpangan. Di satu pihak mereka mengaku beragama Islam, tapi di pihak lain kelakuan sama sekali tak mencerminkan sebagai seorang muslim. Laki-lakinya banyak yang menghabiskan waktu di diskotek daripada di masjid atau majelis ilmu. Muslimahnya apalagi, banyak yang umbar aurat demi gengsi dan sedikit harta dunia.
Padahal kalau kita mau bercermin terhadap kualitas remaja di masa kejayaan Islam sehingga akhirnya symbol Hijrah dipake, perbedaannya bagaikan langit dan bumi. Yang namanya Ali bin Abi Thalib, remaja bahkan bisa dibilang masih anak kecil sudah mempunyai kualitas diri oke untuk memilih Islam sebagai jalan hidup. Begitu juga dengan Aisyah yang sudah terlihat cerdas dan cemerlang sejak remajanya. Generasi selanjutnya tak kalah hebat.


Yang namanya Ibnu Sina, di usia 10 tahun sudah hafal Qur’an, menguasai ilmu sastra, tasawuf dan geometri. Belum genap 16 tahun usianya, ia sudah ahli di bidang kedokteran dan mengobati banyak pasien. Subhanallah. Bandingkan dengan kualitas remaja masa kini yang di usia segitu pastilah waktunya habis untuk hura-hura saja. Tapi itu tidak semua. Masih ada kok remaja yang salih dan rajin dalam menimba ilmu demi masa depan dunia dan akhiratnya.
....Remaja muslim yang berkualitas pastilah tak kan mudah terseret arus rusak bernama jahiliyah tapi dibungkus istilah modern. Remaja muslim oke pastilah menyandarkan semuanya menurut apa yang telah digariskan oleh Allah dan Rasul-Nya....
Remaja muslim yang berkualitas pastilah tak kan mudah terseret arus rusak bernama jahiliyah tapi dibungkus istilah modern. Remaja muslim oke pastilah menyandarkan semuanya menurut apa yang telah digariskan oleh Allah dan Rasul-Nya. Apalagi di tahun baru ini, seharusnya menjadi ajang untuk bermuhasabah/introspeksi tentang amal perbuatan diri sendiri, masyarakat dan negeri ini. Sejauh mana ketaatan pada Allah dan Rasul-Nya menjadi prioritas dalam hidup, dan bukan sekadar mengejar kesenangan duniawi semata.
Ingat, sudah puluhan tahun lamanya kita hidup dalam aturan jahiliyah. Saatnya kamu, kita semua sebagai pemuda menjadi pelopor dan penggerak kebangkitan menandai tahun baru Hijriyah agar tidak sia-sia. Semoga dalam waktu dekat kebangkitan Islam yang kita rindukan itu segera terwujud sehingga tahun baru Hijriyah berikutnya kita sudah bisa merasakan nikmatnya hidup dalam naungan Islam. Insya Allah ^_^


“ Penemu Amerika: Bangsa Arab Islam Atau Columbus? “


Oleh: Muhammad Faisal, SPd, M, MPd (Kang Faisal al-Jawy)

Sejarah Bisa Dibuat-buat?
          Sejarah sebenarnya hanyalah kumpulan kisah yang merekam fase kehidupan di sepengal masa. Tetapi, walaupun begitu, sejarah ternyata mampun menjadi landasan berpijak dan berpikir bagi generasi selanjutnya dalam memandang dan memformat kehidupan pada zamannya. Hal itu dimaksudkan agar kesalahan masa lalu tak terulang kembali dan bisa menempatkan langkah-langkah yang sudah positif. Sejarah yang dapat berpengaruh hebat ternyata tak pernah lepas dari pihak-pihak yang memiliki kekuatan dan kekuasaan. Tindakan merekapun menyelewengkan data dan fakta, sehingga frame (kerangka) berpikirpun menjadi menyimpang dari kebenaran.
          Terlebih dari pihak pencinta kebenaran (baca: kaum Muslimin) jarang yang mampu menuliskan sejarah secara lurus. Akhirnya yang terjadi adalah “ amnesia sejarah”, yaitu penyakit budaya yang membuat orang kehilangan kesadaran sejarah. Bahkan kebanyakan orang lebih kenal kepada tokoh-tokoh penulis sejarah yang notabenenya tidak konsekuen atau fair dalam menuliskan sejarah. Keberadaan  negara-negara Islam ditimur yang pernah dijajah oleh Barat menjadi korban akan adanya distorsi sejarah baik yang berkenaan dengan sejarah negeri-negeri mereka maupun dunia internasional secara umum.
          Memang, siapa yang berkuasa, dia mampu membuat prasasti (catatan sejarah) tentang eksitensi mereka dan peradaban kebanggaannya serta mengatakan sesuatu yang tidak semestinya pada pihak-pihak yang menjadi seterunya, atau pihak-pihak yang menjadi bawahannya. Padahal pembuatannya mengorbankan pihak-pihak yang selama itu tertindas. Salah satu kesalahan yang hingga kini masih menjadi pijakan tentang  “ Penemuan Columbus terhadap Benua Amerika “.
          Nama Columbus bagi masyarakat luas telah mengenal bahwa dia adalah orang yang pertama menemukan benua Amerika. Padahal anggapan itu sama sekali tidak benar. Sesungguhnya kebencian dan sikap anti yang dimiliki oleh Barat dan Eropa nampak ketika mereka menjajah negeri timur yang mayoritas Muslim. Barat telah memiliki anggapan bahwa tidak boleh dibiarkan Islam memegang sejarah dunia.


Untuk itulah para ahli mereka dikerahkan untuk bisa memblokir seluruh informasi dan data tentang kejayaan Islam. Semangat kebencian itu mulai timbul sejak mereka kalah total dalam perang salib yang terjadi selama dua abad. Perang salib yang telah banyak memberikan sumbangan manfaat itu tidak disyukuri oleh Barat,  bahkan justru mereka melemparkan gelar negative bagi kaum Muslimin. Mereka ibarat, “ diberi air susu malah membalas air tuba “.
          Kebangaan yang dilandasi atas kebencian itu mereka wariskan kepada generasi penerus mereka untuk terus memusuhi Islam. Merekapun berseboyan “ West is west and east is east “ (Barat adalah barat dan timur adalah timur). Dengan itulah mereka menulis sejarah mereka. Mereka menganggap bahwa semua yang ada di dunia ini adalah milik mereka, baik ilmu, filsafat, kebudayaan daan segala hasil kemajuan serta penemuan-penemuan. Bangsa lain tidak pernah berperan di dunia. Sebuah sikap arogan yang masih terwarisi hingga sekarang.
          Mereka tidak malu-malu mengumandangkan diri mereka sebagai pelopor sejarah. Semua sejarah di dunia terutama yang ada kaitannya dengan dunia Islam mereka buang jauh-jauh, jangan sampai ada orang yang mengetahuinya. Mereka memanipulasi sejarah dunia, mereka menggangap bahwa sejarah hanya ada di barat dan dimulai dari barat. abad pertengahan mereka anggap sebagai abad bodoh dan tolol serta biadab. Padahal itu semua yang mengalaminya hanya bangsa mereka, karena kesalahan-kesalahan mereka. Sementara di bagian dunia yang lain telah ada budaya dan peradaban yang tinggi dan cemerlang, itulah peradaban Islam yang jaya. Tetapi hal itu tidak pernah diakui oleh Barat padahal mereka mengerti bahwa sebenarnya Islam pernah jaya di abad itu. Mereka selalu mengklaim bahwa merekalah yang paling beradab tapi nyatanya biadab dan kejam, modern dan senantiasa berorientasi pada kebenaran ilmiah tapi nyatanya merekalah yang bodoh dan tolol.
      Propokasi barat yang menyesatkan tidak perlu ditanggapi secara emosional, tapi harus dilawan sikap yang ilmiah dan obyektif. Dengan usaha itulah penemuan-penemuan baru yang dipalsukan barat mulai terkuak kedoknya. Satu diantaranya adalah Columbus yang memproklamasikan diri dan disebarkan sebagai penemua benua Amerika.
Data dan Fakta Pembantah Penemuan Columbus
          Mengapa kesalahan tentang penemuan Columbus perlu diketahui? Bukankah hal itu sudah berlalu dan menancap pada pikiran dunia bahwa memang dialah penemunya?. Dalam buku Nuzhatul Musytaq karya Al-Idrisi diceritakan bahwa pada abad kesembilan masehi ada delapan orang pemuda Arab yang tinggal di Lisabon Portugal bersumpah untuk mengarungi samudera luas, lima abad sebelum Columbus berlayar ke Amerika. Pemuda itu telah berazam (berkeinginan kuat) untuk mengarungi samudera raya, maka dipersiapkanlah perbekalan dan perlengkapan. Mereka tercatat telah melanglang buana selama tigapuluh lima tahun. Sampailah mereka di pelabuhan sebuah pantai di perairan Meksiko (negeri antara Amerika Utara dan Amerika Selatan) dan mereka tinggal di sana disambut oleh penduduk pribumi dengan penuh kegembiraan dan antusias.


Setelaah pulang, merekapun menceritakan segala pengalama mereka; apa-apa yang telah mereka lihat, mulai dari binatang, tumbuh-tumbuhan sampai kejadian-kejadian lainnya. Cerita dalam buku Al-Idrisi ini telah dijadikan rujukan oleh para ahli di bidang geografi zaman sekarang.
          Bahkan menurut Danzak bahwa para pelaut Arab Islam telah mengarungi samudera hingga pulau Mereda (Wilayah Portugal yang ada di samudera Atlantik), Barmuda (Wilayah Inggris yang berada di samudera Atlantik). Antiles (Wilayah Amerika tengah ditepi pantai samudera Atlantik). Dalam buku Masalikula Abshar dan Shubhul A’sya karya Al-Qalqasyandi dikatakan bahwa orang Arab Islam di Afrika Barat telah mengadakan eksplorasi di atas lautan kira-kira pada abad delapan Masehi, yaitu pada masa Pemerintahan Raja Ghana. Wilayah ini pernah pula dikuasai oleh kekhalifahan Islam yaitu pada masa al-Murabitin pada tahun 1077 Masehi. Raja Ghana tersebut telah memerintahkan sebuah eksplorasi ke samudera luas hingga batas pantai yang paling jauh. Setelah pasukan yang ditugaskannya kembali dan melaporkan beberapa hasil eksplorasi mereka, Raja Ghana merasa kurang puas dan mencoba mengadakan pelayaran sendiri dengan perbekalan dan persiapan yang lebih matang. Akan tetapi hasil laporannya yang terakhir ini tidak ada sama sekali beritanya.
          Lain lagi dengan pendapat Marry Kremly, seorang ahli Bahasa yang telah mengadakan penelitian dan penyelidikan tentang kebudayaan Arab dan Meksiko. Setelah diteliti dengan menggunakan Vocabulary (kosakata) dengan metode perbandingan, ternyata memiliki banyak kesamaan antara keduanya, terutama dengan nama-nama binatang dan burung-burung. Dengan dalih itulah ia yakin bahwa antara Arab dan Meksiko pernah ada jalinan hubungan yang kuat. Dalam sebuah seminar sejarah di Aula Raja Faishal II di Baghdad, Kremly mengatakan lebih jauh, bahwa para Pelaut Arab Islam telah mengadakan pelayaran hingga tepi perairan benua Amerika, tepatnya di pantai laut Mache, penghubung antara laut utara dan samudera Atlantik. Orang Arab selalu banyak meninggalkan kebudayaan-kebudayaan mereka kepada daerah-daerah yang telah mereka kunjungi. Dalih ini membuktikan bahwa benua Amerika bukan ditemukan abad lima belas sebagai yang diklaim oleh Columbus.
          Geoffroy, seorang etnolog Amerika, ketika membahas asal usul keturunan bangsa Amerika dan hubungannya dengan bangsa-bangsa kuno di Amerika, mengatakan sebagai berikut: “ Bangsa Arab telah sampai ke Amerika dan telah menjalin hubungan yang kuat dengan penduduk setempat lima abad sebelum Columbus, mendatangi Amerika “. Bukti yang menguatkannya adalah adanya nama sebuah jenis tumbuh-tumbuhan di Amerika yang bernama “ Adzrah “ yang ternyata telah tersebar di dunia Islam saat itu. Selain itu telah ditemukan juga fosil bangsa Semit di tepi perairan Bukrandi.
          Selain hal-hal yang dikemukakan diatas masih banyak lagi yang ditemukan sebagai bukti bahwa bangsa Arab Islam telah dahulu dating ke Amerika baik utara, tengah, maupun selatan. Di antaranya adalah: bentuk-bentuk budaya kuno yang ada di Amerika, bahasa penduduk setempat, dll. Dalam buku “ Afrika waktisyafi Amerika “ yang terdiri dari tiga jilid dikemukakan tentang penyelidikan secara mendalam pada dua puluh enam bahasa di dunia,


diantaranya adalah bahasa Indian. Dalam buku karya Prof. DR. Leonard, Guru besar Harvard University, itu dikatakan bahwa: “ Bahasa Arab telah banyak mempengaruhi kepada bahasa Indian, diperkirakan pengaruh tersebut terjadi pada abad ketiga belas Masehi.
          Lain lagi dengan penelitian yang diadakan oleh kepala Museum Brazilia pada abad kesembilan belas di dekat kota Rio De Janeiro, ibu kota Bazilia dulu, hasilnya, disana ditemukan tulisan Arab kuno atau tulisan Finiqie. Majalah                   “ Al-Alamul Yaum “ edisi Februari 1926 Masehi menyebutkan bahwa suku Aztec dan Mayas, dua suku kuno yang memiliki “ kebudayaan tinggi “ di Meksiko. Dikatakan bahwa keduanya memiliki kemiripan kebudayaan dengan Arab Islam. Dan konon kedua suku tersebut pernah hidup di bawah kekuasaan Arab Islam yaitu sekitar abad pertengahan dua belas.
          Majalah New York Times bulan April 1961, memuat artikel karangan                   DR. Holanley yang pernah disampaikan pada dies natalis ke 171 Universitas Pennsylvania (Negara bagian sebelah timur Philadelphia, Amerika). Artikel itu mengatakan bahwa bangsa Arab telah berlayar ke samudera Atlantik, dua atau tiga abad sebelum Columbus dating ke Amerika. Menguak artikel tersebut adalah dua dokumen China yang berjudul “ Khilafus Silsilah Aljabaliah “ dengan kerangka abad dua belas. Dan yang kedua adalah “ Washfusy Su’ubil Barbariyah “ yang berkerangka abad tiga bealas.
          DR. Holanley juga menguatkan dengan bukti-bukti biologis yang ia teliti selama delapan tahun, penelitian itu menunjukkan bahwa tanaman-tanaman semacam jagung Indian, mentimun Indian, dan lain sebagainya telah dikenal oleh bangsa Arab jauh sebelum Columbus dating ke sana. Perlu diketahui bahwa pendapat tersebut banyak diikuti oleh sarjana-sarjana lainnya. Di antaranya adalah DR. Lee Sung Yung, seorang Guru besar Bahasa dan Filsafat di Harvard University, begitu pula DR. Richart Rudolf. Pada akhirnya ia mengatakan: Sudah tiba saatnya bagi para Sarjana Arab untuk menyelidiki serta mengungkapkan kembali sejarahnya dengan menggunakan dasar-dasar penemuan yang telah ada.
          Sayangnya walaupun berbagai penelitian dan penemuan maupun bukti-bukti sejarah mengatakan kebenaran bahwa bangsa Arab Islam telah menemukan Amerika lebih dahulu daripada Columbus namun berita itu tak pernah sampai ketelinga siswa-siswi disekolah-sekolah pada umumnya maupun berbagai Universitas. Yang masih terdengar dan dipelajari hingga sekarang adalah bahwa Columbuslah penemu Amerika, seseuatu kebohongan/kedustaan publik. Inikah bukti bahwa Barat memang sangat membenci Islam? Ataukah “ kebodohan “ orang Timur yang tak mau menggali sejarah serta mengubah kesalahan itu pada kebenaran, sistem tentunya. Karena sistemlah sesungguhnya yang menjadi penentu tersebarnya sebuah informasi.
          Siapakah kiranya yang akan mampu mengubah persepsi dan informasi yang salah menjadi benar? Akankah ummat Islam pada suatu ketika nanti mampu? Wallohu’ Ta’ala a’lam bish Showab. Washallallaahu’ ala nabiyyina Muhammad wa ‘alaa alihi wa shahhbihi wa sallam. Wallahamdulillahi Rabbil’ Alamien.


i murn_ n a H�X �R cinta dan wala’. Mereka adalah kaum Kafir, orang-orang Musyrik, orang-orang Munafik, orang-orang Murtad dan orang-orang atheis dengan berbagai ragamnya, serta orang-orang Liberal/Pluralisme. Lihat QS. An-Nisaa’: 150-151, Golongan ketiga, Orang-orang yang dicintai dari satu sisi dan dibenci dari sisi lain. Mereka adalah kaum Mukmin yang berbuat Maksiat. Mencintai karena iman yang mereka miliki, dan membenci karena maksiatnya yang tingkatannya di bawah Kufur dan Syirik.    Sekian, Semoga risalah ini dapat bermanfaat bagi umat Islam, Fastabiqul Khairot, Nuun Walqolami’ Wama’a Yasthurun,  Wallohu’ Ta’ala a’lam bish Showab. Washallallaahu’ ala nabiyyina Muhammad wa ‘alaa alihi wa shahhbihi wa sallam. Wallhamdulillahi Rabbil’ Alamien.


“ Nabi Muhammad Shallallahu’ Alaihi wa Sallam Sang Idola Dan Panutan Ummat Islam Yang Patut Di Teladani “


Bismillahirrohmannirrohim

Oleh: Muhammad Faisal, SPd, M, MPd

            Waktu itu bertepatan dengan tanggal 12 Rabi’ul Awwal di tahun Gajah. Tiba-tiba… bergetarlah tiang-tiang istana kerajaan Kisra di Iran yang merupakan sarang kemusyrikan, begitu hebatnya goncangan itu mengakibatkan runtuhnya 14 tiang penyanggah dan tiba-tiba padamlah api yang selama bertahun-tahun disembah-sembah oleh orang-orang Majusi (penyembah api). Semua orang bertanya, ada apa gerangan?... bencana apakah ini…?
            Ternyata waktu itu lahirlah nun jauh di kota Makkah, seorang bayi yang kelak akan menjadi nabi terakhir, pelita ummat, pemimpin besar, pembela kebenaran, penumpas kemusyrikan dan penegak agama Alloh Azza wa Jalla yang suci… Siapakah gerangan…?


Dialah Muhammad yang kelak akan menjadi saksi bagi seluruh manusia di hari kiamat. Dengan runtuhnya tiang-tiang di istana kemusyrikan dan padamlah api itu, menandakan bahwa Alloh Azza wa Jalla akan menghancurkan kemusyrikan di muka bumi ini, agar manusia kembali ke jalan yang benar…
            Nabi Muhammad lahir dari seorang ibu yang bernama Aminah dan bapaknya bernama Abdillah. Sejak lahir telah banyak tanda-tanda yang diberikan Alloh kepadanya dan yang paling menakjubkan adalah ketika dibelah dadanya oleh Malaikat Jibril dan dibersihkan hatinya dari segala macam kotoran. Muhammad terus beranjak dewasa… semua orang Makkah menghormati dan menyeganinya karena beliau terkenal sebagai orang yang berakhlak mulia, tidak pernah menyakiti orang lain, bijaksana, adil dan mampu menjadi penengah apabila ada dua kabilah yang saling bermusuhan.
            Pada usianya yang ke 40 tahun terjadilah peristiwa besar, yaitu turunya wahyu pertama ketika beliau sedang menyendiri di Gua Hiro, karena tidak tahan dengan keadaan kaumnya yang telah rusak moralnya. Nah… sejak saat itulah beliau diutus menjadi Nabi dan Rasul Alloh Azza wa Jalla. Mulailah Nabi Muhammad menyebarkan ajaran suci itu secara sembunyi-sembunyi. Yang pertama kali menerima ajarannya adalah isteri beliau yang senantiasa  berada disampingnya yang membela dan setia menemani beliau, dialah Khodijah. Kemudian beliau ajarkan pula kepada orang-orang yang terdekat dan terus…terus… beliau dakwah tak kenal lelah, menyeru ummatnya kepada kebenaran dan menjauhi kebatilan sampai lahirlah dari hasil didikan beliau itu orang-orang yang tangguh dan tegar bagai batu karang dan tegak bagaikan gunung yang siapa membela agama Alloh dan menghancurkan kebatilan… rela mengorbankan harta bahkan nyawa untuk sang Pencipta. Lihatlah Abu Bakar As-Shidiq, Umar bin Khoththob, Utsman bin Affan, Ali bin Abi Tholib dan masih banyak para shahabat beliau yang telah menggoreskan tinta emas dalam menegakkan agama Alloh ini (Islam-red).
            Wahai… alangkah hebatnya kepemimpinan beliau ini sehingga bisa mendidik dan melahirkan generasi-generasi mulia yang merupakan suri tauladan bagi kita semua sebagai ummatnya. Kemudian saudara-saudaraku Muslim dan Muslimah yang dicintai karena Alloh… tepat diusianya yang ke-63, terbaringlah tubuh beliau yang mulia itu karena sakit… dan beliau sadar bahwa malaikat maut akan menjemputnya untuk kembali menghadap Pencipta alam ini. Di akhir hayatnya beliau tidak meninggalkan sesuatupun kecuali Al-Qur’an dan Sunnahnya yang masih terpelihara sampai hari ini, dan beliau berpesan kepada kita agar senantiasa berpegang teguh dengan keduanya agar kita selamat di dunia dan di akhirat. Kemudian datanglah Malaikat maut… dan saat itu kembalilah ruh beliau yang mulia itu kepada Alloh yang Maha Tinggi. Dan perlu diingatkan idola dan panutan umat Islam yang hakiki adalah Rasululloh Muhammad Shallallahu’ Alaihi wa Sallam bukan selain beliau misalkan Ustadz, Kyai, Syaikh, Habib, Guru, Dosen, Artis, Pejabat, dan semisalnya karena sesungguhnya Rasulullohlah idola dan panutan umat Islam yang patut dijadikan suri tauladan umat Islam dan umat lainnya. Wallohu’ Ta’ala Alam bish Showab.


ab (ji S ) s H�X �R ang sempurna. Hal ini sebagai bukti ketaatan kita kepada Alloh SWT dalam firman-Nya yang mulia: Hai Nabi katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan istri-istri orang mukmin: "Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka". Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu. Dan Allah adalah Maha pengampun lagi Maha penyayang. {QS. Al-Ahzab (33): 59 juga lihat buku Menjadi Mutiara Terindah “ Fikih “ Kode Etik Muslimah Seputar Adab dan Thaarah, Penulis: Syaikh Abdullah bin Ibrahim                          Al-Jarulloh Hafidzhahulloh, Hal: 29, Terbitan: Pustaka Arafah, Solo-Jawa Tengah, November 2004)}.


Wahai ibunda atau calon ibu, hendaknya berdo’a kepada Alloh SWT merupakan senjata ibu dalam mengarungi kehidupan ini, dan bergembiralah dengan akan datangnya kebaikan, karena Dia telah menjanjikan kita dengan firman-Nya: “ Dan Tuhanmu berfirman: "Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka Jahanam dalam keadaan hina dina". {QS. Al-Mukmin (40): 60}. Hanya kepada Alloh kami memohon agar menjaga ibu dan calon ibu dengan penjagaan-Nya, membahagiakan ibu dan calon ibu di dunia dan akhirat, dan mengumpulkan kami, ibu-ibu kami, bapak-bapak kami, dan seluruh kaum muslimin dan muslimat dalam syurga-Nya. Sesungguhnya Rabb kami Maha Dekat, Maha Mengabulkan dan Mendengarkan Do’a. Sekian semoga tulisan ini dapat bermanfaat bagi Umat Islam khususnya kaum Muslimah dimanapun anda berada. Alloh Al-Musta’an. Wallohu Ta’ala A’lam bishowab.

a � { p r H�X �R g yang hanya sia-sia dengan waktu dan kesempatan yang telah Engkau berikan Aamiin.



Wassalamu’alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh Penuh Cinta Selalu Untuk Selamanya, Fillah… sumber : www.dudung.net

http://www.facebook.com/notes/melati/untuk-mu-ukhty/167387066633010 ah dan U i r H�X �R


Tinggal dinegeri mereka dan tidak mau berpindah ke negeri kaum Muslimin
Oleh karena itu, Alloh Azza wa Jalla menyuruh kaum Muslimin hijrah ke negeri saudaranya ketika mampu, dan melarang tetap terus tinggal disana kecuali jika tidak mampu. Alloh  Subhaanahu’ wa Ta’ala berfirman: “Sesungguhnya orang-orang yang diwafatkan malaikat dalam keadaan menganiaya diri sendiri, (kepada mereka) malaikat bertanya: "Dalam keadaan bagaimana kamu ini?". Mereka menjawab: "Adalah kami orang-orang yang tertindas di negeri (Mekah)". Para malaikat berkata: "Bukankah bumi Alloh itu luas, sehingga kamu dapat berhijrah di bumi itu?". Orang-orang itu tempatnya neraka Jahanam, dan Jahanam itu seburuk-buruk tempat kembali “. (Terjemah QS. An-Nisaa’: 97). Diperbolehkan juga tinggal di negeri orang-orang Kafir jika bertujuan untuk dakwah (mensyi’arkan Agama Islam).
Bersafar (berpergian) ke negeri kaum Kafir hanya semata-mata untuk bersenang-senang atau tamasya
Fadhilatush Syaikh Al-Allamah Muhammad bin Shalih Al-‘Utsaimin Rahimahulloh berkata: “ Safar ke negeri orang Kafir tidak boleh kecuali jika terpenuhi tiga syarat: Pertama,  Dia memiliki ilmu yang bisa menangkal syubhat (tipu daya pemikiran orang-orang kafir) yang datang, Kedua, Dia memiliki agama yang kuat yang bisa menjaganya dari berbagai syahwat. Ketiga, Dibutuhkan. “ Yakni dibutuhkan untuk pergi ke sana seperti untuk berobat, mempelajari tekhnologi untuk kemajuan kaum Muslimin, berdagang, dsb) “, Demikian juga boleh bersafar ke negeri mereka dengan tujuan Dakwah.
Membantu mereka memerangi kaum Muslimin
Perbuatan ini termasuk pembatal-pembatal keIslaman -Wal ‘iyadz billah-.
Meminta bantuan kepada mereka, mempercayakan urusan kepada mereka dan memberikan mereka (orang-orang Kafir) jabatan yang di sana terdapat rahasia kaum Muslimin serta menjadikan mereka teman akrab dan sebagai anggota musyawarah yang dimintai pendapatnya
Menggunakan Kalender mereka dengan meninggalkan Kalender kaum Muslim
Berpartisipasi dengan orang-orang Kafir dalam upacara mereka atau membantu mereka mengadakannya atau bahkan mengucapkan selamat kepada mereka atau menghadiri acara tersebut
Termasuk contoh dalam hal ini adalah mengucapkan “ Selamat Natal “. Ini adalah Haram. Karena mengucapkan selamat natal sama saja ia tidak mengingkari, bahkan menyetujui upacara tersebut yang mana didalamnya terdapat syirik. Bukankah kita dilarang mengatakan kepada orang yang meminum minuman keras, “ Selamat meminum minuman keras “. Apalagi dalam hal ini yang mana dosanya (yakni syirik) melebihi meminum minuman keras.


Membantu mereka atau menjunjung tinggi peradaban mereka serta kagum dengan akhlak dan kepintaran mereka tanpa melihat kepada keyakian mereka yang rusak dan agama mereka yang batil lagi sesat
Menamai anak dengan nama-nama mereka
Misalnya menamai dengan nama George, Yuli, Petrus, Diana, Suzan, Nadia, dsb. Meninggalkan nama-nama Islami (seperti Abdullah atau Abdurrahman, Mujahidin, Jundi, dsb untuk yang laki-laki sedangkan perempuan seperti Aisyah, Khadijah, Fatimah, dsb) dan nama-nama kaum Muslimin.
Memintakan ampun dan rahmat untuk mereka
Alloh Subhaanahu’ wa Ta’ala berfirman: “ Tiadalah sepatutnya bagi Nabi dan orang-orang yang beriman memintakan ampun (kepada Alloh) bagi orang-orang musyrik, walaupun orang-orang musyrik itu adalah kaum kerabat (nya), sesudah jelas bagi mereka, bahwasanya orang-orang musyrik itu, adalah penghuni neraka Jahanam “. (Terjemah QS. At-Taubah: 113). Diharamkannya memberikan wala’ kepada orang-orang Kafir bukanlah berarti diharamkan juga bermua’amalah dengan mereka, mengimpor barang-barang yang didatangkn dari mereka, menggunakan alat-alat buatan mereka, dsb. Bukankan Nabi Shallallahu’ Alaihi wa Sallam pernah menyewa orang Kafir yang bernama Ibnu Quraith untuk menujukkan jalan menuju Madinah dan pernah membeli kambing milik salah satu yang musyrik? “. Ibnu Baththal mengatakan: “ Bermua’amalah dengan orang Kafir adalah boleh kecuali jual beli yang (jelas-jelas –pent) membantu orang-orang Kafir memerangi kaum Muslimin “. Contohnya menjual perlengkapan perang dan persenjataan kepada orang-orang Kafir.
Penggolongan dalam masalah Wala’ dan Bara’
            Dalam masalah wala’ dan bara’, terbagi menjadi tiga golongan: Golongan pertama, Orang-orang yang diberikan kecintaan (wala’) murni tanpa dimusuhi sama sekali. Mereka adalah kaum Mukmin yang bersih dari kalangan para nabi, shiddiqin, syuhada dan orang-orang shalih. Golongan kedua, Orang-orang yang dibenci dan dimusuhi murni tanpa ada rasa cinta dan wala’. Mereka adalah kaum Kafir, orang-orang Musyrik, orang-orang Munafik, orang-orang Murtad dan orang-orang atheis dengan berbagai ragamnya, serta orang-orang Liberal/Pluralisme. Lihat QS. An-Nisaa’: 150-151, Golongan ketiga, Orang-orang yang dicintai dari satu sisi dan dibenci dari sisi lain. Mereka adalah kaum Mukmin yang berbuat Maksiat. Mencintai karena iman yang mereka miliki, dan membenci karena maksiatnya yang tingkatannya di bawah Kufur dan Syirik.    Sekian, Semoga risalah ini dapat bermanfaat bagi umat Islam, Fastabiqul Khairot, Nuun Walqolami’ Wama’a Yasthurun,  Wallohu’ Ta’ala a’lam bish Showab. Washallallaahu’ ala nabiyyina Muhammad wa ‘alaa alihi wa shahhbihi wa sallam. Wallhamdulillahi Rabbil’ Alamien.


“ Seuntai Nasehat Bagi Ibunda Tercinta Dan Calon Ibu “


Bismillahirrohmannirrohim

“ Seuntai Nasehat bagi Ibunda tercinta dan calon ibu “
            Untaian nasihat berharga ini dipersembahkan kepada setiap ibu atau calon ibu yang rela menjadikan Alloh SWT sebagai RabbNya, Islam sebagai agamanya dan Muhammad SAW sebagai nabinya, yaitu sebuah nasihat yang diungkapkan dari dalam lubuk hati kami selaku anak-anakmu, wahai ibunda atau calon ibu, ketika kami sedang merenungi firman Alloh SWT: “ Dan Rabbmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan "ah" dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia. Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah: "Wahai Rabbku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil". {QS. Al-Isra’ (17): 23-24}.
            Kami, anakmu mengungkapkan baris-baris nasehat ini kepada orang yang paling berhak mendapatkan perlakuan baik kamu, yaitu ibunda kami, Abu Hurairah R.A berkata bahwa ada seseorang datang menemui Rasululloh SAW dan bertanya kepadanya: “ Wahai Rasululloh, siapakah orang yang paling berhak mendapatkan perlakuan baik dariku? “ Kemudian beliau Rasul menjawab: “ Ibu-mu “. Ia bertanya lagi: “ Kemudian siapa?”, beliau menjawab: “ Ibu-mu “, ia bertanya kembali:  “ Kemudian siapa?”, beliau menjawab: “ Ibu-mu “. Kemudian tanyanya lagi: “ Kemudian siapa?”, maka beliau menjawab: “ Bapakmu “. (HR. Bukhari dan Muslim). Wahai ibuku dan calon ibu, bagaimanakah kami harus mengungkapkan perasaan yang terpendam dalam hati ini? sesungguhnya tidak ada ungkapan lebih benar yang dapat kami temukan kecuali firman Alloh SWT:


Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah: "Wahai Rabbnku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil". {QS. Al-Isra’ (17): 24}.
            Wahai ibunda atau calon ibu -Semoga Alloh SWT memberimu petunjuk- jadilah engkau seorang mukminah yang beriman kepada Alloh SWT semata dan para Rasul-Nya. Jadilah seorang yang rela menjadikan Alloh SWT sebagai Rabbnya, Islam sebagai agamanya, dan Muhammad SAW sebagai nabi dan Rasul-Nya. Rasululloh Muhammad ibnu Abdillah SAW bersabda: “ Akan dapat merasakan nikmatnya iman seseorang yang rela menjadikan Alloh SWT sebagai Rabb-nya, Islam sebagai agamanya, dan Muhammad SAW sebagai Rasulnya “. (HR. Muslim). Ingatlah kepada Alloh SWT setiap saat, baik ibu atau calon ibu dalam keadaan sembunyi (sendirian) maupun terang-terangan.  “ Sesungguhnya bagi Alloh tidak ada satu pun yang tersembunyi di bumi dan tidak (pula) di langit . {QS. Ali-Imran’ (3): 5}. Wahai ibunda atau calon ibu, terangilah seluruh kehidupan ibu atau calon ibu dengan cahaya Al-Qur’aan dan Sunnah (Hadist) Rasululloh SAW, karena di dalam keduanya terdapat resep kebahagiaan hidup, baik di dunia maupun di akhirat. Dan hindarilah, wahai ibunda atau calon ibu, perbutan yang memperturutkan hawa nafsyu, karena Alloh SWT berfirman: Maka apakah orang yang berpegang pada keterangan yang datang dari Rabbnya sama dengan orang yang (syaitan) menjadikan dia memandang baik perbuatannya yang buruk itu dan mengikuti hawa nafsunya?. {QS. Muhammad (47): 14}.
            Wahai ibunda atau calon ibu, jadilah suri teladan yang baik untuk anak-anak ibu, dan berhati-hatilah jangan sampai mereka melihat ibu atau calon ibu melakukan perbuatan yang menyimpang dari perintah Alloh SWT dan Rasul-Nya, karena jiwa anak-anak baiasanya banyak terpengaruh atau diwarnai oleh tingkah laku ibunya. Wahai ibunda atau calon ibu - semoga Alloh SWT senantiasa menjaga ibu dari segala kejahatan dan kejelekan - kami wasiatkan agar ibu memperhatikan anak-anak ibu dengan pendidikan Islam, karena mereka adalah kuncup-kuncup mekar sebai amanat dan tanggung jawab besar yang ibu emban, maka perihalah mereka dan berilah hak pembinaan mereka dengan pendidikan Islami. “ Dan orang-orang yang memelihara amanah-amanah (yang dipikulnya) dan janjinya “. {QS. Al-Mukminun (23): 8).
Rasululloh SAW bersabda: “ Setiap kalian adalah pemimpin, dan setiap kalian bertanggung jawab terhadap yang dipimpinya “. (HR. Bukhari dan Muslim). Wahai ibunda atau calon ibu, jadilah anda suri teladan yang baik bagi putera-puteri ibu dalam keteguhan memakai hijab (jilbab) syar’i yang sempurna. Hal ini sebagai bukti ketaatan kita kepada Alloh SWT dalam firman-Nya yang mulia: Hai Nabi katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan istri-istri orang mukmin: "Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka". Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu. Dan Allah adalah Maha pengampun lagi Maha penyayang. {QS. Al-Ahzab (33): 59 juga lihat buku Menjadi Mutiara Terindah “ Fikih “ Kode Etik Muslimah Seputar Adab dan Thaarah, Penulis: Syaikh Abdullah bin Ibrahim                          Al-Jarulloh Hafidzhahulloh, Hal: 29, Terbitan: Pustaka Arafah, Solo-Jawa Tengah, November 2004)}.


Wahai ibunda atau calon ibu, hendaknya berdo’a kepada Alloh SWT merupakan senjata ibu dalam mengarungi kehidupan ini, dan bergembiralah dengan akan datangnya kebaikan, karena Dia telah menjanjikan kita dengan firman-Nya: “ Dan Tuhanmu berfirman: "Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka Jahanam dalam keadaan hina dina". {QS. Al-Mukmin (40): 60}. Hanya kepada Alloh kami memohon agar menjaga ibu dan calon ibu dengan penjagaan-Nya, membahagiakan ibu dan calon ibu di dunia dan akhirat, dan mengumpulkan kami, ibu-ibu kami, bapak-bapak kami, dan seluruh kaum muslimin dan muslimat dalam syurga-Nya. Sesungguhnya Rabb kami Maha Dekat, Maha Mengabulkan dan Mendengarkan Do’a. Sekian semoga tulisan ini dapat bermanfaat bagi Umat Islam khususnya kaum Muslimah dimanapun anda berada. Alloh Al-Musta’an. Wallohu Ta’ala A’lam bishowab.

a � { p r H�X �R g yang hanya sia-sia dengan waktu dan kesempatan yang telah Engkau berikan Aamiin.



Wassalamu’alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh Penuh Cinta Selalu Untuk Selamanya, Fillah… sumber : www.dudung.net

http://www.facebook.com/notes/melati/untuk-mu-ukhty/167387066633010 ah dan U i r H�X �R


Tinggal dinegeri mereka dan tidak mau berpindah ke negeri kaum Muslimin
Oleh karena itu, Alloh Azza wa Jalla menyuruh kaum Muslimin hijrah ke negeri saudaranya ketika mampu, dan melarang tetap terus tinggal disana kecuali jika tidak mampu. Alloh  Subhaanahu’ wa Ta’ala berfirman: “Sesungguhnya orang-orang yang diwafatkan malaikat dalam keadaan menganiaya diri sendiri, (kepada mereka) malaikat bertanya: "Dalam keadaan bagaimana kamu ini?". Mereka menjawab: "Adalah kami orang-orang yang tertindas di negeri (Mekah)". Para malaikat berkata: "Bukankah bumi Alloh itu luas, sehingga kamu dapat berhijrah di bumi itu?". Orang-orang itu tempatnya neraka Jahanam, dan Jahanam itu seburuk-buruk tempat kembali “. (Terjemah QS. An-Nisaa’: 97). Diperbolehkan juga tinggal di negeri orang-orang Kafir jika bertujuan untuk dakwah (mensyi’arkan Agama Islam).
Bersafar (berpergian) ke negeri kaum Kafir hanya semata-mata untuk bersenang-senang atau tamasya
Fadhilatush Syaikh Al-Allamah Muhammad bin Shalih Al-‘Utsaimin Rahimahulloh berkata: “ Safar ke negeri orang Kafir tidak boleh kecuali jika terpenuhi tiga syarat: Pertama,  Dia memiliki ilmu yang bisa menangkal syubhat (tipu daya pemikiran orang-orang kafir) yang datang, Kedua, Dia memiliki agama yang kuat yang bisa menjaganya dari berbagai syahwat. Ketiga, Dibutuhkan. “ Yakni dibutuhkan untuk pergi ke sana seperti untuk berobat, mempelajari tekhnologi untuk kemajuan kaum Muslimin, berdagang, dsb) “, Demikian juga boleh bersafar ke negeri mereka dengan tujuan Dakwah.
Membantu mereka memerangi kaum Muslimin
Perbuatan ini termasuk pembatal-pembatal keIslaman -Wal ‘iyadz billah-.
Meminta bantuan kepada mereka, mempercayakan urusan kepada mereka dan memberikan mereka (orang-orang Kafir) jabatan yang di sana terdapat rahasia kaum Muslimin serta menjadikan mereka teman akrab dan sebagai anggota musyawarah yang dimintai pendapatnya
Menggunakan Kalender mereka dengan meninggalkan Kalender kaum Muslim
Berpartisipasi dengan orang-orang Kafir dalam upacara mereka atau membantu mereka mengadakannya atau bahkan mengucapkan selamat kepada mereka atau menghadiri acara tersebut
Termasuk contoh dalam hal ini adalah mengucapkan “ Selamat Natal “. Ini adalah Haram. Karena mengucapkan selamat natal sama saja ia tidak mengingkari, bahkan menyetujui upacara tersebut yang mana didalamnya terdapat syirik. Bukankah kita dilarang mengatakan kepada orang yang meminum minuman keras, “ Selamat meminum minuman keras “. Apalagi dalam hal ini yang mana dosanya (yakni syirik) melebihi meminum minuman keras.


Membantu mereka atau menjunjung tinggi peradaban mereka serta kagum dengan akhlak dan kepintaran mereka tanpa melihat kepada keyakian mereka yang rusak dan agama mereka yang batil lagi sesat
Menamai anak dengan nama-nama mereka
Misalnya menamai dengan nama George, Yuli, Petrus, Diana, Suzan, Nadia, dsb. Meninggalkan nama-nama Islami (seperti Abdullah atau Abdurrahman, Mujahidin, Jundi, dsb untuk yang laki-laki sedangkan perempuan seperti Aisyah, Khadijah, Fatimah, dsb) dan nama-nama kaum Muslimin.
Memintakan ampun dan rahmat untuk mereka
Alloh Subhaanahu’ wa Ta’ala berfirman: “ Tiadalah sepatutnya bagi Nabi dan orang-orang yang beriman memintakan ampun (kepada Alloh) bagi orang-orang musyrik, walaupun orang-orang musyrik itu adalah kaum kerabat (nya), sesudah jelas bagi mereka, bahwasanya orang-orang musyrik itu, adalah penghuni neraka Jahanam “. (Terjemah QS. At-Taubah: 113). Diharamkannya memberikan wala’ kepada orang-orang Kafir bukanlah berarti diharamkan juga bermua’amalah dengan mereka, mengimpor barang-barang yang didatangkn dari mereka, menggunakan alat-alat buatan mereka, dsb. Bukankan Nabi Shallallahu’ Alaihi wa Sallam pernah menyewa orang Kafir yang bernama Ibnu Quraith untuk menujukkan jalan menuju Madinah dan pernah membeli kambing milik salah satu yang musyrik? “. Ibnu Baththal mengatakan: “ Bermua’amalah dengan orang Kafir adalah boleh kecuali jual beli yang (jelas-jelas –pent) membantu orang-orang Kafir memerangi kaum Muslimin “. Contohnya menjual perlengkapan perang dan persenjataan kepada orang-orang Kafir.
Penggolongan dalam masalah Wala’ dan Bara’
            Dalam masalah wala’ dan bara’, terbagi menjadi tiga golongan: Golongan pertama, Orang-orang yang diberikan kecintaan (wala’) murni tanpa dimusuhi sama sekali. Mereka adalah kaum Mukmin yang bersih dari kalangan para nabi, shiddiqin, syuhada dan orang-orang shalih. Golongan kedua, Orang-orang yang dibenci dan dimusuhi murni tanpa ada rasa cinta dan wala’. Mereka adalah kaum Kafir, orang-orang Musyrik, orang-orang Munafik, orang-orang Murtad dan orang-orang atheis dengan berbagai ragamnya, serta orang-orang Liberal/Pluralisme. Lihat QS. An-Nisaa’: 150-151, Golongan ketiga, Orang-orang yang dicintai dari satu sisi dan dibenci dari sisi lain. Mereka adalah kaum Mukmin yang berbuat Maksiat. Mencintai karena iman yang mereka miliki, dan membenci karena maksiatnya yang tingkatannya di bawah Kufur dan Syirik.    Sekian, Semoga risalah ini dapat bermanfaat bagi umat Islam, Fastabiqul Khairot, Nuun Walqolami’ Wama’a Yasthurun,  Wallohu’ Ta’ala a’lam bish Showab. Washallallaahu’ ala nabiyyina Muhammad wa ‘alaa alihi wa shahhbihi wa sallam. Wallhamdulillahi Rabbil’ Alamien.


Untuk Mu Ukhty…


Assalammu’alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh

Apa kabar ukhty ? Hope u well and do take care… Allah selalu bersama kita
Ukhtiku… Masihkah menungguku…? Hm… menunggu, menanti atau whatever-lah yang sejenis dengan itu kata orang membosankan. Benarkah?! Menunggu… Hanya sedikit orang yang menganggapnya sebagai hal yang ‘istimewa’ Dan bagiku, menunggu adalah hal istimewa Karena banyak manfaat yang bisa dikerjakan dan yang diperoleh dari menunggu Membaca, menulis, diskusi ringan, atau hal lain yang bermanfaat
Menunggu bisa juga dimanfaatkan untuk mengagungkan-Nya, melihat fenomena kehidupan di sekitar tempat menunggu, atau sekadar merenungi kembali hal yang telah terlewati Eits, Banyak hal lain yang bisa kau lakukan saat menunggu Percayalah bahwa tak selamanya sendiri itu perih Ngejomblo itu nikmat, jenderal! Ups, itu judul tulisanku beberapa waktu lalu



Bahwa di masa penantian, kita sebenarnya bisa lebih produktif Mumpung waktu kita masih banyak luang Belum tersita dengan kehidupan rumah tangga Jadi waktu kita untuk mencerahkan ummat lebih banyak Karena permasalahan ummat saat ini pun makin banyak
Karenanya wahai bidadari dunia… Maklumilah bila sampai saat ini aku belum datang Bukan ku tak ingin, bukan ku tak mau, bukan ku menunda Tapi persoalan yang mendera bangsa ini kian banyak dan kian rumit Begitu banyak anak tak berdosa yang harus menderita karena busung lapar, kurang gizi, lumpuh layuh hingga muntaber Belum lagi satu per satu perpisahan dimana – mana.Ditambah lagi bencana demi bencana yang melanda negeri ini Meski saat ini hidup untuk diri sendiri pun rasanya masih sulit
Namun seperti seorang ustadz pernah mengatakan bahwa hidup untuk orang lain adalah sebuah kemuliaan Memberi di saat kita sedang sangat kesusahan adalah pemberian terbaik Bahwa kita belumlah hidup jika kita hanya hidup untuk diri sendiri
Ukhtiku… Di mana pun engkau sekarang, janganlah gundah, janganlah gelisah Telah kulihat wajahmu dan aku mengerti, betapa merindunya dirimu akan hadirnya diriku di dalam hari-harimu Percayalah padaku aku pun rindu akan hadirmu Aku akan datang, tapi mungkin tidak sekarang Karena jalan ini masih panjang Banyak hal yang menghadang Hatiku pun melagu dalam nada angan Seolah sedetik tiada tersisakan Resah hati tak mampu kuhindarkan Tentang sekelebat bayang, tentang sepenggal masa depan Karang asaku tiada ‘kan terkikis dari panjang jalan perjuangan, hanya karena sebuah kegelisahan Lebih baik mempersiapkan diri sebelum mengambil keputusan Keputusan besar untuk datang kepadamu
Ukhtiku… Jangan menangis, jangan bersedih, hapus keraguan di dalam hatimu Percayalah pada-Nya, Yang Maha Pemberi Cinta, bahwa ini hanya likuan hidup yang pasti berakhir Yakinlah…saat itu pasti ‘kan tiba Tak usah kau risau karena makin memudarnya kecantikanmu Karena kecantikan hati dan iman yang dicari Tak usah kau resah karena makin hilangnya aura keindahan luarmu Karena aura keimananlah yang utama Itulah auramu yang memancarkan cahaya syurga, merasuk dan menembus relung jiwa
Wahai perhiasan terindah… Hidupmu jangan kau pertaruhkan, hanya karena kau lelah menunggu. Apalagi hanya demi sebuah pernikahan. Karena pernikahan tak dibangun dalam sesaat, tapi ia bisa hancur dalam sedetik. Seperti Kota Iraq yang dibangun berpuluh tahun, tapi bisa hancur dalam waktu sekian hari. Jangan pernah merasa, hidup ini tak adil Kita tak akan pernah bisa mendapatkan semua yang kita inginkan dalam hidup
Pasrahkan inginmu sedalam qalbu, pada tahajjud malammu Bariskan harapmu sepenuh rindumu, pada istikharah di shalat malammu Pulanglah pada-Nya, ke dalam pelukan-Nya Jika memang kau tak sempat bertemu diriku, sungguh…itu karena dirimu begitu mulia, begitu suci Dan kau terpilih menjadi Ainul Mardhiyah di jannah-Nya


Ukhtiku… Skenario Allah adalah skenario terbaik Dan itu pula yang telah Ia skenariokan untuk kita Karena Ia sedang mempersiapkan kita untuk lebih matang, merenda hari esok seperti yang kita harapkan nantinya Untuk membangun kembali peradaban ideal seperti cita kita
Ukhtiku… Ku tahu kau merinduiku, bersabarlah saat indah ‘kan menjelang jua Saat kita akan disatukan dalam ikatan indah pernikahan
Apa kabarkah kau disana? Lelahkah kau menungguku berkelana? Lelahkah menungguku kau disana? Bisa bertahankah kau disana? Tetap bertahanlah kau disana… Aku akan segera datang, sambutlah dengan senyum manismu Bila waktu itu telah tiba, kenakanlah mahkota itu, kenakanlah gaun indah itu… Masih banyak yang harus kucari, ‘tuk bahagiakan hidup kita nanti…
Ukhtiku… Malam ini terasa panjang dengan air mata yang mengalir Hatiku terasa kelu dengan derita yang mendera, kutahan derita malam ini sambil menghitung bintang Cinta membuat hati terasa terpotong-potong Jika di sana ada bintang yang menghilang, mataku berpendar mencari bintang yang datang Kalau memang kau pilihkan aku, tunggu sampai aku datang… Ku awali hariku dengan tasbih, tahmid dan shalawat Dan mendo’akanmu agar kau selalu sehat, bahagia, dan mendapat yang terbaik dari-Nya Aku tak pernah berharap, kau ‘kan merindukan keberadaanku yang menyedihkan ini Hanya dengan rasa rinduku padamu, kupertahankan hidup Maka hanya dengan mengikuti jejak-jejak hatimu, ada arti kutelusuri hidup ini Mungkin kau tak pernah sadar betapa mudahnya kau ‘tuk dikagumi Akulah orang yang ‘kan selalu mengagumi, mengawasi, menjaga dan mencintaimu
Ukhtiku…Jangan pernah berhenti berharap, Karena harapan-harapanlah yang membuat kita tetap hidup
Hanya engkau yang aku harap Telah lama kuharap hadirmu di sini Meski sulit, harus kudapatkan Jika tidak kudapat di dunia… ‘kan kukejar sang Ainul Mardhiyah yang menanti di surga Waktu pun terus berlalu dan aku kian mengerti… Apa yang akan ku hadapi Dan apa yang harus kucari dalam hidup Kurangkai sebuah tulisan sederhana ini, untuk dirimu yang selalu bijaksana Aku goreskan syair sederhana ini, untuk dirimu yang selalu mempesona Memahamiku dan mencintaiku apa adanya Semoga Allah kekalkan nikmat ini bagiku dan bagimu Semoga…
Ya Allah… ringankanlah kerinduan yang mendera kupanjatkan sepotong doa setiap waktu, karena keinginan yang menyeruak di dalam diriku Ya Allah… ampuni segala kekhilafan hamba yang hina ini ringankan langkah kami beri kami kekuatan dan kemampuan tuk melengkapkan setengah dien ini, mengikuti sunnah RasulMu jangan biarkan hati-hati kami terus berkelana tak perpenghujung yang hanya sia-sia dengan waktu dan kesempatan yang telah Engkau berikan Aamiin.



Wassalamu’alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh Penuh Cinta Selalu Untuk Selamanya, Fillah… sumber : www.dudung.net

http://www.facebook.com/notes/melati/untuk-mu-ukhty/167387066633010 ah dan U i r H�X �R


Tinggal dinegeri mereka dan tidak mau berpindah ke negeri kaum Muslimin
Oleh karena itu, Alloh Azza wa Jalla menyuruh kaum Muslimin hijrah ke negeri saudaranya ketika mampu, dan melarang tetap terus tinggal disana kecuali jika tidak mampu. Alloh  Subhaanahu’ wa Ta’ala berfirman: “Sesungguhnya orang-orang yang diwafatkan malaikat dalam keadaan menganiaya diri sendiri, (kepada mereka) malaikat bertanya: "Dalam keadaan bagaimana kamu ini?". Mereka menjawab: "Adalah kami orang-orang yang tertindas di negeri (Mekah)". Para malaikat berkata: "Bukankah bumi Alloh itu luas, sehingga kamu dapat berhijrah di bumi itu?". Orang-orang itu tempatnya neraka Jahanam, dan Jahanam itu seburuk-buruk tempat kembali “. (Terjemah QS. An-Nisaa’: 97). Diperbolehkan juga tinggal di negeri orang-orang Kafir jika bertujuan untuk dakwah (mensyi’arkan Agama Islam).
Bersafar (berpergian) ke negeri kaum Kafir hanya semata-mata untuk bersenang-senang atau tamasya
Fadhilatush Syaikh Al-Allamah Muhammad bin Shalih Al-‘Utsaimin Rahimahulloh berkata: “ Safar ke negeri orang Kafir tidak boleh kecuali jika terpenuhi tiga syarat: Pertama,  Dia memiliki ilmu yang bisa menangkal syubhat (tipu daya pemikiran orang-orang kafir) yang datang, Kedua, Dia memiliki agama yang kuat yang bisa menjaganya dari berbagai syahwat. Ketiga, Dibutuhkan. “ Yakni dibutuhkan untuk pergi ke sana seperti untuk berobat, mempelajari tekhnologi untuk kemajuan kaum Muslimin, berdagang, dsb) “, Demikian juga boleh bersafar ke negeri mereka dengan tujuan Dakwah.
Membantu mereka memerangi kaum Muslimin
Perbuatan ini termasuk pembatal-pembatal keIslaman -Wal ‘iyadz billah-.
Meminta bantuan kepada mereka, mempercayakan urusan kepada mereka dan memberikan mereka (orang-orang Kafir) jabatan yang di sana terdapat rahasia kaum Muslimin serta menjadikan mereka teman akrab dan sebagai anggota musyawarah yang dimintai pendapatnya
Menggunakan Kalender mereka dengan meninggalkan Kalender kaum Muslim
Berpartisipasi dengan orang-orang Kafir dalam upacara mereka atau membantu mereka mengadakannya atau bahkan mengucapkan selamat kepada mereka atau menghadiri acara tersebut
Termasuk contoh dalam hal ini adalah mengucapkan “ Selamat Natal “. Ini adalah Haram. Karena mengucapkan selamat natal sama saja ia tidak mengingkari, bahkan menyetujui upacara tersebut yang mana didalamnya terdapat syirik. Bukankah kita dilarang mengatakan kepada orang yang meminum minuman keras, “ Selamat meminum minuman keras “. Apalagi dalam hal ini yang mana dosanya (yakni syirik) melebihi meminum minuman keras.


Membantu mereka atau menjunjung tinggi peradaban mereka serta kagum dengan akhlak dan kepintaran mereka tanpa melihat kepada keyakian mereka yang rusak dan agama mereka yang batil lagi sesat
Menamai anak dengan nama-nama mereka
Misalnya menamai dengan nama George, Yuli, Petrus, Diana, Suzan, Nadia, dsb. Meninggalkan nama-nama Islami (seperti Abdullah atau Abdurrahman, Mujahidin, Jundi, dsb untuk yang laki-laki sedangkan perempuan seperti Aisyah, Khadijah, Fatimah, dsb) dan nama-nama kaum Muslimin.
Memintakan ampun dan rahmat untuk mereka
Alloh Subhaanahu’ wa Ta’ala berfirman: “ Tiadalah sepatutnya bagi Nabi dan orang-orang yang beriman memintakan ampun (kepada Alloh) bagi orang-orang musyrik, walaupun orang-orang musyrik itu adalah kaum kerabat (nya), sesudah jelas bagi mereka, bahwasanya orang-orang musyrik itu, adalah penghuni neraka Jahanam “. (Terjemah QS. At-Taubah: 113). Diharamkannya memberikan wala’ kepada orang-orang Kafir bukanlah berarti diharamkan juga bermua’amalah dengan mereka, mengimpor barang-barang yang didatangkn dari mereka, menggunakan alat-alat buatan mereka, dsb. Bukankan Nabi Shallallahu’ Alaihi wa Sallam pernah menyewa orang Kafir yang bernama Ibnu Quraith untuk menujukkan jalan menuju Madinah dan pernah membeli kambing milik salah satu yang musyrik? “. Ibnu Baththal mengatakan: “ Bermua’amalah dengan orang Kafir adalah boleh kecuali jual beli yang (jelas-jelas –pent) membantu orang-orang Kafir memerangi kaum Muslimin “. Contohnya menjual perlengkapan perang dan persenjataan kepada orang-orang Kafir.
Penggolongan dalam masalah Wala’ dan Bara’
            Dalam masalah wala’ dan bara’, terbagi menjadi tiga golongan: Golongan pertama, Orang-orang yang diberikan kecintaan (wala’) murni tanpa dimusuhi sama sekali. Mereka adalah kaum Mukmin yang bersih dari kalangan para nabi, shiddiqin, syuhada dan orang-orang shalih. Golongan kedua, Orang-orang yang dibenci dan dimusuhi murni tanpa ada rasa cinta dan wala’. Mereka adalah kaum Kafir, orang-orang Musyrik, orang-orang Munafik, orang-orang Murtad dan orang-orang atheis dengan berbagai ragamnya, serta orang-orang Liberal/Pluralisme. Lihat QS. An-Nisaa’: 150-151, Golongan ketiga, Orang-orang yang dicintai dari satu sisi dan dibenci dari sisi lain. Mereka adalah kaum Mukmin yang berbuat Maksiat. Mencintai karena iman yang mereka miliki, dan membenci karena maksiatnya yang tingkatannya di bawah Kufur dan Syirik.    Sekian, Semoga risalah ini dapat bermanfaat bagi umat Islam, Fastabiqul Khairot, Nuun Walqolami’ Wama’a Yasthurun,  Wallohu’ Ta’ala a’lam bish Showab. Washallallaahu’ ala nabiyyina Muhammad wa ‘alaa alihi wa shahhbihi wa sallam. Wallhamdulillahi Rabbil’ Alamien.