Anda
sering menunda-nunda shalat wajib lewat daripada waktu keutamaannya? Dan Anda
malas untuk berjamaah di masjid? Jarang membaca al-Qur’an dan tidak bersemangat
dalam dakwah Islam? Merasa disorientasi dalam aktivitas sehari-hari dan merasa
seolah-olah 24 jam hari ini terbuang dengan percuma?, jika salah satu
pertanyaan ini Anda jawab “ya” berarti Anda bisa jadi kemungkinan besar
mengidap sindrom futur. Iman itu naik dan turun katanya, mungkin inilah yang
menyebabkan seringkali kita mengalami saat-saat dimana kita merasa down, merasa
useless dan merasa lesu. Adakalanya pula kita merasa sangat semangat dan
bahagia, dan mampu menyelesaikan semua hal yang perlu diselesaikan. Betul,
(pengaruh) keimanan memang naik dan turun, tetapi trend-nya harus dijaga agar
tetap naik. Futur adalah penyakit yang memang pasti akan menyerang seseorang
yang tingkat keimanannya tinggi, bukan untuk menjatuhkannya, tapi untuk
memperkuat dan membawa keimanannya ke level yang lebih tinggi. Kira-kira
grafiknya tingkat keimanan seperti ini :
Pertanyaannya adalah, bagaimana jika
kita berada dalam keadaan futur, lalu ingin menaikkan tingkat keimanan kita
kembali supaya kita menjadi bergairah kembali di dalam keislaman dan dakwah
kita? setidaknya ada beberapa hal yang bisa kita lakukan untuk meningkatkan keimanan
kita.
1. Salah satu penyebab dominan
futurnya seseorang dalam perjuangan Islam adalah karena dia tidak benar-benar
memahami dan menyadari tujuan aktivitasnya. Seseorang yang mengetahui dengan
pasti tujuannya dan urgensi daripadanya pasti akan selalu bersemangat dalam
meraih apa yang menjadi tujuannya. Berbeda dengan seseorang yang hanya
ikut-ikutan tanpa mengetahui jelas tujuan apa yang akan dia wujudkan, maka
orang seperti ini pasti akan mudah mengalami futur.
Oleh karena itu, kita benar-benar harus
menggambarkan dengan jelas apa yang menjadi tujuan aktivitas kita, memahami
urgensinya dengan sungguh-sungguh, insya Allah semangat kita pun akan mengalir.
Contoh, seorang laki-laki yang telah menikah dan mempunyai anak tidak punya
waktu untuk futur dalam bekerja apabila dia sadar dan paham bahwa aktivitas
kerja itu adalah yang menjamin istri dan anak-anaknya tetap hidup dan meraih
cita-cita mereka. Maka sayangnya dan cintanya kepada anak dan istrinya membawa
dia untuk bekerja keras, siang-malam karena dia mengetahui secara pasti tujuan
aktivitasnya.
2. Baca al-Qur’an dan as-Sunnah
serta terjemahannya, ayat apa saja yang penting kita memahami isinya, bila
perlu bukalah tafsirnya. Qalbu yang tidak diisi dengan al-Qur’an laksana rumah
yang bobrok, maka bacalah al-Qur’an dan fahami maknanya. Saya pribadi mempunyai
ayat-ayat dan hadits yang selalu saya baca manakala saya merasa futur, tidak
berarti yang lain tidak penting, tetapi tujuannya adalah mengingatkan kita akan
perjuangan kita. Misal, saya selalu membaca surat an-Nuur 55, at-Taubah 111 dan
ash-Shaff 10-11.
3. Bacalah sirah nabawiyah ataupun
hayatu shahabat dan kisah-kisah para pejuang-pejuang di dalam Islam. Gambarkan
dalam benak Anda bagaimana mereka berjuang dengan seluruh harta bahkan nyawa
mereka hanya untuk kemuliaan Allah dan rasul-Nya. Setelah membaca, coba kita
adakan komunikasi internal dan perenungan qalbu. Cobalah bandingkan pengorbanan
mereka dan izzah mereka sebagai seorang muslim. Bahwa mereka menginginkan surga
yang sama seperti yang kita inginkan, dan ternyata aktivitas kita tidak dapat
dibandingkan dengan aktivitas mereka, padahal keinginannya sama-sama surga.
4. Kunjungi dan mintalah nasehat
kepada orang-orang yang Anda anggap mampu untuk memberikan semangat dan nasehat
kepada Anda. Ketika saya masih kuliah, dan mengalami futur ataupun disorientasi
hidup, maka biasanya saya menelpon atau mengunjungi ustadz-ustadz saya untuk
hanya ngobrol barang sesaat dan bercengkerama, menanyakan kabar mereka dan
terkadang saya meminta nasehat secara langsung. Jiwa selalu perlu re-charge,
kunjungilah dan mintalah nasehat pada mereka yang punya tegangan cukup untuk
men-charge Anda. Selain itu kita juga dapat mengunjungi kajian-kajian Islam,
training-training, dan acara-acara Islam lainnya yang juga dapat kita
manfaatkan untuk meningkatkan lagi keimanan kita.
5. Bila memungkinkan, ambillah waktu
sejenak untuk beristirahat dan menenangkan diri. Tidak perlu waktu khusus untuk
berlibur ataupun cuti, karena perjuangan Islam tidak mengenal cuti dan libur.
Tetapi bisa dengan hal yang sederhana, misalnya dengan melakukan hal yang kita
sukai dirumah atau bertafakkur alam. Setelah pikiran kita tenang, maka buatlah
resolusi Anda dengan menuliskan apa yang Anda inginkan sebagai perubahan.
6. Bila semua cara diatas tidak
membantu. Ada cara terakhir yang bisa dilakukan: Paksakan saja!. Terkadang kita
perlu menjerumuskan diri kedalam lubang kebaikan. Tidak ada cara lain yang
lebih bagus daripada “paksakan saja”, ketika kita sedang futur. Just-do-it, itu
kuncinya. Bila sedang malas shalat berjamaah maka paksakan saja,
bila malas berdakwah, maka paksakan
dengan cara minta amanah untuk dikerjakan. Jerumuskan diri Anda pada tempat
yang Anda terpaksa harus berbuat baik. Karena paksaan awalnya memang terkadang
perlu sebelum Anda enjoy dengan aktivitas itu. Pengamatan yang saya lakukan
memberikan saya suatu kesimpulan, bahwa seseorang dengan tanggungjawab dan
amanah yang semakin besar justru lebih sedikit futurnya daripada seseorang
dengan amanah yang sedikit. Jadi jerumuskan diri Anda dalam amanah. Bisa dengan
menjadi ketua organisasi, wakil ketua, sekretaris, bendahara, kepala
departemen, ataupun apa saja yang akhirnya menuntut kita untuk banyak
beraktivitas.
Oleh : Felix Siauw - Islamic
Inspirator