Kala Islam menaklukkan eropa, ada
seorang pemuda yang sangat saleh, berusia 21 tahun yang memimpin pasukan
perang. Siapakah ia???
Siapakah yang berjasa sehingga kini
syiar islam tumbuh berkembang di jantung eropa??
Iya, dialah yang tak lain bernama Muhammad
II, Mehmed II atau orang-orang biasa menyebutnya
dengan sebutan “Muhammad Al
Fatih”
Beliau adalah sosok yang telah ditunggu umat Islam sepanjang
sejarah menunggu-nunggu realisasi hadits Nabi Muhammad SAW.
Keberadaan Muhammad Al-Fatih telah
diprediksi oleh Rasulullah SAW dalam sabdanya:
“Kota Konstantinopel akan
jatuh ke tangan Islam. Pemimpin yang menaklukkannya adalah sebaik-baik pemimpin
dan pasukan yang berada di bawah komandonya adalah sebaik-baik pasukan.” [H.R.
Ahmad bin Hambal Al-Musnad 4/335]
Beliau merupakan seseorang yang
sangat ahli dalam berperang dan pandai berkuda. Ada yang mengatakan bahwa
sebagian hidupnya dihabiskan di atas kudanya.
Beliau dikenal sebagai pakar dalam
bidang ketentaraan, sains, matematika. Beliau Mampu menguasai 6 bahasa sejak
berumur 21 tahun. Seorang pemimpin yang hebat namun tawadhu’.
Beliau merupakan seorang yang ahli
shalat malam (tahajud), ahli qiyamul lail.
Beliau tentara yang paling rajin
shalat, bukan hanya 5 waktu, tetapi juga shalat-shalat sunnah
Beliau seorang yang ahli di bidang
penataan negara, baik secara fisik maupun dalam birokrasi dan hukum. Kehebatan
beliau dalam menata negerinya menjadi negeri yang sangat maju diakui oleh
banyak ilmuwan. Bahkan secara serius beliau banyak melakukan perbaikan dalam
hal perekonomian, pendidikan dan lain-lain.
Orang-orang dunia Barat menyebutkan
The Conqueror, Sang Penakluk
Beliau berhasil melakukan tindakan
besar yang mampu mengubah sejarah peradaban dunia
Dikisahkan hampir seluruh perjalanan
jihad yang ia pimpin secara langsung. Bersama tentaranya, namun ia tetap
berangkat berjihad bersama-sama pasukan yang ia pimpin kendati kala itu ia
sedang menderita suatu penyakit.
Sejarah itu mengisahkan...
Seperti diketahui pula, Kekaisaran
Romawi kala itu terpecah dua, Katholik Roma di Vatikan dan Yunani Orthodoks di
Byzantium atau Constantinople yang kini menjadi Istanbul. Perpecahan tersebut
sebagai akibat konflik gereja meskipun dunia masih tetap mengakui keduanya
sebagai pusat peradaban. Constantine The Great memilih kota di selat Bosphorus
tersebut sebagai ibukota, dengan alasan strategis di batas Eropa dan Asia, baik
di darat sebagai salah satu Jalur Sutera maupun di laut antara Laut Tengah
dengan Laut Hitam dan dianggap sebagai titik terbaik sebagai pusat kebudayaan dunia,
setidaknya pada kondisi geopolitik saat itu.
Yang mengincar kota ini untuk
dikuasai termasuk bangsa Gothik, Avars, Persia, Bulgar, Rusia, Khazar,
Arab-Muslim dan Pasukan Salib meskipun misi awalnya adalah menguasai Jerusalem.
Arab-Muslim terdorong ingin menguasai Byzantium tidak hanya karena nilai
strategisnya, tapi juga atas kepercayaan kepada hadits Rasulullah SAW melalui
riwayat Hadits tersebut.
Upaya pertama dilakukan oleh
Muawiyah bin Abu Sufyan pada tahun 668 M, namun gagal dan salah satu sahabat
Rasulullah SAW yaitu Abu Ayyub Al-Anshari ra. Gugur di abad ke 8. Dibutuhkan
enam abad kemudian sehingga benteng terkuat imperium Byzantium, Konstantinopel
akhirnya dapat ditaklukkan.
Dikisahkan pula kala di sepertiga
malam terakhir menjelang penyerbuan bersejarah itu ia (Muhammad II / sultan
Muhammad Al-Fatih) berdiri di atas mimbar, dan meminta semua pasukannya
berdiri.
“Saudara-saudaraku di jalan Allah..”
ujarnya,
“Amanah yang dipikulkan ke pundak
kita menuntut hanya yang terbaik yang layak mendapatkannya. Tujuh ratus tahun
lamanya nubuat Rasulullah telah menggerakkan para mujahid tangguh, tetapi Allah
belum mengizinkan mereka memenuhinya. Aku katakan pada kalian sekarang, yang
pernah meninggalkan shalat fardhu sejak balighnya, silakan duduk!”
Begitu sunyi. Tak seorang pun
bergerak.
“yang pernah meninggalkan puasa
Ramadhan, silakan duduk!”
Andai sebutir keringat jatuh ketika
itu, pasti terdengar. Hening sekali, tak satu pun bergerak.
“yang pernah mengkhatamkan Al-Qur’an
melebihi sebulan, silakan duduk!”
Kali ini, beberapa gelintir orang
perlahan menekuk kakinya. Berlutut berlinang air mata.
“yang pernah kehilangan hafalan
Al-Qur’annya, silakan duduk!”
Kali ini lebih banyak yang menangis
sedih, khawatir tak terikut menjadi ujung tombak pasukan merekapun duduk.
“Yang pernah meninggalkan shalat
malam sejak balighnya, silakan duduk!”
Tinggal sedikit yang masih berdiri,
dengan wajah tegang, dada berdegub kencang, dan tubuh menggelentar.
“Yang pernah meninggalkan puasa
Ayyaamul Bidh, silakan duduk!”
Kali ini semua terduduk lemas. Hanya
satu orang yang masih berdiri. Dia, sang Sultan sendiri “Muhammad Al-Fatih”
Obsesi tujuh abad itu adalah
Konstantinopel. menurutnya, hanya seorang yang paling bertaqwa lah yang layak
mendapatkannya serta hanya sebaik-baik pasukan yang layak pulalah yang
mendampinginya.
Hingga Akhirnya.......
Hari Jumat, 6 April 1453 M, Muhammad
II atau disebut juga Mehmed II bersama gurunya, syaikh Aaq Syamsudin, beserta
pasukannya dibawah komando Halil Pasha dan Zaghanos Pasha merencanakan penyerangan
ke Byzantium dari berbagai penjuru benteng kota tersebut. Dengan berbekal
150.000 ribu pasukan dan meriam buatan Urban –teknologi baru pada saat itu–
Muhammad II mengirim surat kepada Paleologus untuk masuk Islam atau menyerahkan
penguasaan kota secara damai atau perang. Constantine XI Paleologus menjawab
tetap mempertahankan kota dengan dibantu oleh Kardinal Isidor, Pangeran Orkhan
dan Giovanni Giustiniani dari Genoa.
Kota dengan benteng 10m-an tersebut
memang sulit ditembus, selain di sisi luar benteng pun dilindungi oleh parit 7
m. Dari sebelah barat melalui pasukan altileri harus membobol benteng dua
lapis, dari arah selatan laut Marmara pasukan laut harus berhadapan dengan
pelaut Genoa pimpinan Giustiniani dan dari arah timur armada laut harus masuk
ke selat sempit Golden Horn yang sudah dilindungi dengan rantai besar hingga
kapal perang ukuran kecil pun tak bisa lewat.
Berhari-hari hingga berminggu-minggu
benteng Konstantinopel atau Byzantium tak bisa jebol, kalaupun runtuh membuat
celah pasukan Constantine mampu mempertahankan celah tersebut dan dengan cepat
menumpuk kembali hingga tertutup. Usaha lain pun dicoba dengan menggali
terowongan di bawah benteng, cukup menimbulkan kepanikan kota, namun juga
gagal. Hingga akhirnya sebuah ide yang terdengar bodoh dilakukan hanya dalam
semalam. Salah satu pertahanan yang agak lemah adalah melalui selat Golden Horn
yang sudah dirantai. Ide tersebut akhirnya dilakukan, yaitu memindahkan
kapal-kapal melalui darat untuk menghindari rantai penghalang, hanya dalam
semalam dan 70-an kapal bisa memasuki wilayah selat Golden Horn.
29 Mei, setelah sehari istirahat
perang Muhammad II kembali menyerang total, diiringi hujan dengan tiga lapis
pasukan, irregular di lapis pertama, Anatolian Army di lapis kedua dan terakhir
pasukan Yanisari. Giustiniani sudah menyarankan Constantine untuk mundur atau
menyerah tapi Constantine tetap konsisten hingga gugur di peperangan. Kabarnya
Constantine melepas baju perang kerajaannya dan bertempur bersama pasukan biasa
hingga tak pernah ditemukan jasadnya. Giustiniani sendiri meninggalkan kota
dengan pasukan Genoa-nya. Kardinal Isidor sendiri lolos dengan menyamar sebagai
budak melalui Galata, dan Pangeran Orkhan gugur di peperangan.
Konstantinopel telah jatuh, penduduk
kota berbondong-bondong berkumpul di Hagia Sophia, dan Sultan Muhammad II
memberi perlindungan kepada semua penduduk, siapapun, baik Islam, Yahudi
ataupun Kristen. Hagia Sophia pun akhirnya dijadikan masjid dan gereja-gereja
lain tetap sebagaimana fungsinya bagi penganutnya.
Makanya karena prestasinya
menaklukkan Konstantinopel, Muhammad II kemudian mendapat gelar “Al-Fatih”.
Artinya “Sang Pembebas”.
Dialah Muhammad Al Fatih yang mampu
menaklukkannya bersama pasukannya. Berkat jasa ini pulalah beliau akhirnya
diberi gelar Al Fatih (sang pembuka) yaitu membuka kota Byzantium yang dulunya
adalah Konstantinopel.
Ditinjau dari kosa kata Al-Fatih berasal dari kata: fataha – yaftahu. Artinya membuka
atau membebaskan. Dikarenakan pada hakikatnya, yang beliau lakukan bukan
sekedar penaklukan, melainkan pembebasan menuju kepada iman dan Islam.
Muhammad Al Fatih itu....
Sejak kecil Muhammad Al Fatih
dididik oleh seorang wali. Beliau tumbuh menjadi remaja yang memiliki
kepribadian unggul. Beliau jadi Sultan, dalam usia 19 tahun menggantikan sang
ayah.
Sebuah kesuksesan hidup mampu ia
raih, hingga menjadi sejarah dikenang oleh jutaan manusia sepanjang abad.
Harum nama Al Fatih tak lain karena
berkat keshalehan, keberanian dan kemuliaan akhlaknya.
Umurnya kala itu masih muda, 21
tahun, namun telah menjadi seorang jenderal serta memimpin laskar islam
menaklukkan benteng terkuat imperium Byzantium, Konstantinopel. setelah
dikepung beberapa bulan maka takluklah Konstantinopel. Kota ini diubahnya
menjadi kota Istambul. Dari sini beliau menebarkan kasih sayang islam di bumi
eropa.
Dalam masa kepemimpinannya, Istambul
dalam waktu singkat sudah menjadi pusat pemerintahan yang sangat indah dan maju
di samping sebagai bandar ekonomi yang sukses.
Dikarenakan pula sifat (karakter)
Muhammad Al Fatih sehingga beliau mampu memetik keberhasilan dalam hidupnya
dengan sangat efektif, merebut benteng Konstantinopel yang kokoh itu.
“Sifatnya tenang, berani, sabar
menanggung penderitaan, tegas dalam membuat keputusan dan mempunyai kemampuan
mengawasi diri (self control) yang luar biasa. Kemampuanya dalam memimpin dan
mengatur pemerintahan sangat menonjol.”
Selain itu, Muhammad Al Fatih sangat
tegas terhadap musuh. Namun, lembut qolbunya bagai selembar sutra dalam
menghadapi rakyat yang dipimpinnya.
Seperti diketahui kebiasaan Sultan
Muhammad Al Fatih cukup unik. Beliau selalu berkeliling di malam hari,
memeriksa kondisi teman dan rakyatnya. Sengaja beliau berkeliling untuk
memastikan agar rakyat dan kawan-kawannya menegakkan shalat malam dan
qiyamullail. Qiyamul lail, shalat tahajud, inilah senjata utama Muhammad Al
Fatih dalam mengarungi kehidupan di dunia yang fana ini. Inilah Pedang Malam,
yang selalu diasahnya dengan tulus ikhlas dan khusyuk, ditegakkan setiap malam.
Dengan pedang malam ini timbul energi yang luar biasa dari pasukan Muhammad Al
Fatih.
Shalat Tahajud merupakan modal yang
sangat penting untuk membangun kekuatan ruhiyah dalam kesuksesan Al Fatih
dikemudian hari. Sehingga islam jaya, berpendar-pendar cahayanya selama 500
tahun di bumi eropa sejak abad ke-15. Semuanya berasal dari Pedang Malam Al
Fatih yang amat begitu luar biasa.
Pernah dikisahkan pula pada suatu
hari timbul permasalahan ketika pasukan Islam hendak melaksanakan shalat jum’at
yang pertama kali di kota itu terkait imam shalat.
“Siapakah yang layak menjadi imam
shalat jum’at?” tak ada jawaban. Tak ada yang berani yang menawarkan diri !
lalu Muhammad Al Fatih tegak berdiri. Beliau meminta kepada seluruh rakyatnya
untuk bangun berdiri. Kemudian beliau bertanya. “ Siapakah diantara kalian yang
sejak remaja, sejak akhil baligh hingga hari ini pernah meninggalkan
meninggalkan shalat wajib lima waktu, silakan duduk!!” Subhanalloh……!!! Maha
suci Allah ! tak seorangpun pasukan islam yang duduk. Semua tegak berdiri. Apa
artinya? Itu berarti, tentara islam pimpinan Muhammad Al Fatih sejak masa
remaja mereka hingga hari ini, tak seorangpun yang meninggalkan shalat fardhu.
Tak sekalipun mereka melalaikan shalat fardhu.
Lalu Muhammad Al Fatih kembali
bertanya: “ Siapa diantara kalian yang sejak baligh dahulu hingga hari ini
pernah meninggalkan shalat sunah rowatib? kalau ada yang pernah meninggalkan
shalat sunah sekali saja silakan duduk!!!”. Sebagian lainya segera duduk.
Artinya, pasukan islam sejak remaja mereka ada yang teguh hati, tidak pernah meninggalkan
shalat sunah setelah maghrib, dua roka’at sebelum shubuh dan shalat rowatib
lainaya. Namun ada yang pernah meninggalkannya. Betapa kualitas karakter dan
keimanan mereka sebagai muslim sungguh bernilai tinggi, sungguh jujur, pasukan
islam Al Fatih.
Dengan mengedarkan matanya ke
seluruh rakyat dan pasukanya Muhammad Al Fatih kembali berseru lalu bertanya: “
Siapa diantara kalian yang sejak masa akhil baligh sampai hari ini pernah
meninggalkan shalat tahajud di kesunyian malam? Yang pernah meninggalkan atau
kosong satu malam saja, silakan duduk!!” apa yang terjadi…???? Terlukislah
pemandangan yang menakjubkan sejarawan barat dan timur. Semua yang hadir dengan
cepat duduk!! ”Hanya ada seorang saja yang tetap tegak berdiri. Siapakah dia???
dialah, Sultan Muhammad Al Fatih,
sang penakluk benteng super power Byzantium Konstantinopel. Hingga akhirnya
beliaulah yang pantas menjadi imam shalat jumat pada hari itu. Karena hanya Al
Fatih seorang yang sejak remaja selalu mengisi butir-butir malam sunyinya dengan
bersujud kepada Allah SWT, tak kosong semalampun.
Abu Qubail menuturkan dari
Abdullah bin Amr bin Ash, “Suatu ketika kami sedang menulis di sisi Rasulullah
SAW, tiba-tiba beliau ditanya, “Mana yang terkalahkan lebih dahulu,
Konstantinopel atau Romawi?” Beliau menjawab, “Kota Heraklius-lah yang akan
terkalahkan lebih dulu.” Maksudnya adalah Konstantinopel.” [H.R. Ahmad,
Ad-Darimi, Al-Hakim]
“Kota Konstantinopel akan jatuh ke
tangan Islam. Pemimpin yang menaklukkannya adalah sebaik-baik pemimpin dan pasukan
yang berada di bawah komandonya adalah sebaik-baik pasukan.” [H.R. Ahmad bin
Hambal Al-Musnad 4/335]
****
Pemuda itu bukanlah yang
mengatakan"inilah Bapakku" tetapi melainkan, pemuda itu adalah yang
mengatakan "inilah aku"
“Berikan aku 1000 orang tua, niscaya
akan kucabut semeru dari akarnya, berikan aku 1 pemuda, niscaya akan
kuguncangkan dunia” . (Bung Karno)
“Apabila di dalam diri seseorang
masih ada rasa malu dan takut untuk berbuat suatu kebaikan, maka jaminan bagi
orang tersebut adalah tidak akan bertemunya ia dengan kemajuan selangkah pun”.
(Bung Karno)
Jangan tanyakan apa yang telah
Negara dapat berikan pada anda, tapi tanyakan apa yang anda dapat berikan untuk
negara ini
“Bangsa yang besar adalah bangsa
yang menghormati jasa pahlawannya.” (Pidato Hari Pahlawan 10 Nop.1961)
Sesungguhnya Allah tidak mengubah
keadaan sesuatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka
sendiri. [QS. Ar-Ra’du: 11]
…dan hendaklah setiap diri
memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat)… [QS.
Al-Hasyr: 18]