Mengenai Saya

Foto saya
Malang, East Java, Indonesia
Uhibbuka Fillah...

Laman

Selasa, 09 November 2010

=Muhammad Al-Fatih sang Pembebas Konstantinopel=


Kala Islam menaklukkan eropa, ada seorang pemuda yang sangat saleh, berusia 21 tahun yang memimpin pasukan perang. Siapakah ia???
Siapakah yang berjasa sehingga kini syiar islam tumbuh berkembang di jantung eropa??
Iya, dialah yang tak lain bernama Muhammad II, Mehmed II atau orang-orang biasa menyebutnya
dengan sebutan “Muhammad Al Fatih”  
 Beliau adalah sosok yang telah ditunggu umat Islam sepanjang sejarah menunggu-nunggu realisasi hadits Nabi Muhammad SAW.



Keberadaan Muhammad Al-Fatih telah diprediksi oleh Rasulullah SAW dalam sabdanya:
 “Kota Konstantinopel akan jatuh ke tangan Islam. Pemimpin yang menaklukkannya adalah sebaik-baik pemimpin dan pasukan yang berada di bawah komandonya adalah sebaik-baik pasukan.” [H.R. Ahmad bin Hambal Al-Musnad 4/335] 
Beliau merupakan seseorang yang sangat ahli dalam berperang dan pandai berkuda. Ada yang mengatakan bahwa sebagian hidupnya dihabiskan di atas kudanya.
Beliau dikenal sebagai pakar dalam bidang ketentaraan, sains, matematika. Beliau Mampu menguasai 6 bahasa sejak berumur 21 tahun. Seorang pemimpin yang hebat namun tawadhu’.
Beliau merupakan seorang yang ahli shalat malam (tahajud), ahli qiyamul lail.
Beliau tentara yang paling rajin shalat, bukan hanya 5 waktu, tetapi juga shalat-shalat sunnah
Beliau seorang yang ahli di bidang penataan negara, baik secara fisik maupun dalam birokrasi dan hukum. Kehebatan beliau dalam menata negerinya menjadi negeri yang sangat maju diakui oleh banyak ilmuwan. Bahkan secara serius beliau banyak melakukan perbaikan dalam hal perekonomian, pendidikan dan lain-lain.
Orang-orang dunia Barat menyebutkan The Conqueror, Sang Penakluk
Beliau berhasil melakukan tindakan besar yang mampu mengubah sejarah peradaban dunia
Dikisahkan hampir seluruh perjalanan jihad yang ia pimpin secara langsung. Bersama tentaranya, namun ia tetap berangkat berjihad bersama-sama pasukan yang ia pimpin kendati kala itu ia sedang menderita suatu penyakit.
Sejarah itu mengisahkan...
Seperti diketahui pula, Kekaisaran Romawi kala itu terpecah dua, Katholik Roma di Vatikan dan Yunani Orthodoks di Byzantium atau Constantinople yang kini menjadi Istanbul. Perpecahan tersebut sebagai akibat konflik gereja meskipun dunia masih tetap mengakui keduanya sebagai pusat peradaban. Constantine The Great memilih kota di selat Bosphorus tersebut sebagai ibukota, dengan alasan strategis di batas Eropa dan Asia, baik di darat sebagai salah satu Jalur Sutera maupun di laut antara Laut Tengah dengan Laut Hitam dan dianggap sebagai titik terbaik sebagai pusat kebudayaan dunia, setidaknya pada kondisi geopolitik saat itu.



Yang mengincar kota ini untuk dikuasai termasuk bangsa Gothik, Avars, Persia, Bulgar, Rusia, Khazar, Arab-Muslim dan Pasukan Salib meskipun misi awalnya adalah menguasai Jerusalem. Arab-Muslim terdorong ingin menguasai Byzantium tidak hanya karena nilai strategisnya, tapi juga atas kepercayaan kepada hadits Rasulullah SAW melalui riwayat Hadits tersebut.
Upaya pertama dilakukan oleh Muawiyah bin Abu Sufyan pada tahun 668 M, namun gagal dan salah satu sahabat Rasulullah SAW yaitu Abu Ayyub Al-Anshari ra. Gugur di abad ke 8. Dibutuhkan enam abad kemudian sehingga benteng terkuat imperium Byzantium, Konstantinopel akhirnya dapat ditaklukkan.
Dikisahkan pula kala di sepertiga malam terakhir menjelang penyerbuan bersejarah itu ia (Muhammad II / sultan Muhammad Al-Fatih) berdiri di atas mimbar, dan meminta semua pasukannya berdiri.
“Saudara-saudaraku di jalan Allah..” ujarnya,
“Amanah yang dipikulkan ke pundak kita menuntut hanya yang terbaik yang layak mendapatkannya. Tujuh ratus tahun lamanya nubuat Rasulullah telah menggerakkan para mujahid tangguh, tetapi Allah belum mengizinkan mereka memenuhinya. Aku katakan pada kalian sekarang, yang pernah meninggalkan shalat fardhu sejak balighnya, silakan duduk!”
Begitu sunyi. Tak seorang pun bergerak.
“yang pernah meninggalkan puasa Ramadhan, silakan duduk!”
Andai sebutir keringat jatuh ketika itu, pasti terdengar. Hening sekali, tak satu pun bergerak.
“yang pernah mengkhatamkan Al-Qur’an melebihi sebulan, silakan duduk!”
Kali ini, beberapa gelintir orang perlahan menekuk kakinya. Berlutut berlinang air mata.
“yang pernah kehilangan hafalan Al-Qur’annya, silakan duduk!”
Kali ini lebih banyak yang menangis sedih, khawatir tak terikut menjadi ujung tombak pasukan merekapun duduk.
“Yang pernah meninggalkan shalat malam sejak balighnya, silakan duduk!”
Tinggal sedikit yang masih berdiri, dengan wajah tegang, dada berdegub kencang, dan tubuh menggelentar.
“Yang pernah meninggalkan puasa Ayyaamul Bidh, silakan duduk!”


Kali ini semua terduduk lemas. Hanya satu orang yang masih berdiri. Dia, sang Sultan sendiri “Muhammad Al-Fatih”
Obsesi tujuh abad itu adalah Konstantinopel. menurutnya, hanya seorang yang paling bertaqwa lah yang layak mendapatkannya serta hanya sebaik-baik pasukan yang layak pulalah yang mendampinginya.
Hingga Akhirnya.......
Hari Jumat, 6 April 1453 M, Muhammad II atau disebut juga Mehmed II bersama gurunya, syaikh Aaq Syamsudin, beserta pasukannya dibawah komando Halil Pasha dan Zaghanos Pasha merencanakan penyerangan ke Byzantium dari berbagai penjuru benteng kota tersebut. Dengan berbekal 150.000 ribu pasukan dan meriam buatan Urban –teknologi baru pada saat itu– Muhammad II mengirim surat kepada Paleologus untuk masuk Islam atau menyerahkan penguasaan kota secara damai atau perang. Constantine XI Paleologus menjawab tetap mempertahankan kota dengan dibantu oleh Kardinal Isidor, Pangeran Orkhan dan Giovanni Giustiniani dari Genoa.
Kota dengan benteng 10m-an tersebut memang sulit ditembus, selain di sisi luar benteng pun dilindungi oleh parit 7 m. Dari sebelah barat melalui pasukan altileri harus membobol benteng dua lapis, dari arah selatan laut Marmara pasukan laut harus berhadapan dengan pelaut Genoa pimpinan Giustiniani dan dari arah timur armada laut harus masuk ke selat sempit Golden Horn yang sudah dilindungi dengan rantai besar hingga kapal perang ukuran kecil pun tak bisa lewat.
Berhari-hari hingga berminggu-minggu benteng Konstantinopel atau Byzantium tak bisa jebol, kalaupun runtuh membuat celah pasukan Constantine mampu mempertahankan celah tersebut dan dengan cepat menumpuk kembali hingga tertutup. Usaha lain pun dicoba dengan menggali terowongan di bawah benteng, cukup menimbulkan kepanikan kota, namun juga gagal. Hingga akhirnya sebuah ide yang terdengar bodoh dilakukan hanya dalam semalam. Salah satu pertahanan yang agak lemah adalah melalui selat Golden Horn yang sudah dirantai. Ide tersebut akhirnya dilakukan, yaitu memindahkan kapal-kapal melalui darat untuk menghindari rantai penghalang, hanya dalam semalam dan 70-an kapal bisa memasuki wilayah selat Golden Horn.
29 Mei, setelah sehari istirahat perang Muhammad II kembali menyerang total, diiringi hujan dengan tiga lapis pasukan, irregular di lapis pertama, Anatolian Army di lapis kedua dan terakhir pasukan Yanisari. Giustiniani sudah menyarankan Constantine untuk mundur atau menyerah tapi Constantine tetap konsisten hingga gugur di peperangan. Kabarnya Constantine melepas baju perang kerajaannya dan bertempur bersama pasukan biasa hingga tak pernah ditemukan jasadnya. Giustiniani sendiri meninggalkan kota dengan pasukan Genoa-nya. Kardinal Isidor sendiri lolos dengan menyamar sebagai budak melalui Galata, dan Pangeran Orkhan gugur di peperangan.


Konstantinopel telah jatuh, penduduk kota berbondong-bondong berkumpul di Hagia Sophia, dan Sultan Muhammad II memberi perlindungan kepada semua penduduk, siapapun, baik Islam, Yahudi ataupun Kristen. Hagia Sophia pun akhirnya dijadikan masjid dan gereja-gereja lain tetap sebagaimana fungsinya bagi penganutnya.
Makanya karena prestasinya menaklukkan Konstantinopel, Muhammad II kemudian mendapat gelar “Al-Fatih”. Artinya “Sang Pembebas”.
Dialah Muhammad Al Fatih yang mampu menaklukkannya bersama pasukannya. Berkat jasa ini pulalah beliau akhirnya diberi gelar Al Fatih (sang pembuka) yaitu membuka kota Byzantium yang dulunya adalah Konstantinopel.
Ditinjau dari kosa kata Al-Fatih berasal dari kata: fataha – yaftahu. Artinya membuka atau membebaskan. Dikarenakan pada hakikatnya, yang beliau lakukan bukan sekedar penaklukan, melainkan pembebasan menuju kepada iman dan Islam.
Muhammad Al Fatih itu....
Sejak kecil Muhammad Al Fatih dididik oleh seorang wali. Beliau tumbuh menjadi remaja yang memiliki kepribadian unggul. Beliau jadi Sultan, dalam usia 19 tahun menggantikan sang ayah.
Sebuah kesuksesan hidup mampu ia raih, hingga menjadi sejarah dikenang oleh jutaan manusia sepanjang abad.
Harum nama Al Fatih tak lain karena berkat keshalehan, keberanian dan kemuliaan akhlaknya.
Umurnya kala itu masih muda, 21 tahun, namun telah menjadi seorang jenderal serta memimpin laskar islam menaklukkan benteng terkuat imperium Byzantium, Konstantinopel. setelah dikepung beberapa bulan maka takluklah Konstantinopel. Kota ini diubahnya menjadi kota Istambul. Dari sini beliau menebarkan kasih sayang islam di bumi eropa.
Dalam masa kepemimpinannya, Istambul dalam waktu singkat sudah menjadi pusat pemerintahan yang sangat indah dan maju di samping sebagai bandar ekonomi yang sukses.
Dikarenakan pula sifat (karakter) Muhammad Al Fatih sehingga beliau mampu memetik keberhasilan dalam hidupnya dengan sangat efektif, merebut benteng Konstantinopel yang kokoh itu.
“Sifatnya tenang, berani, sabar menanggung penderitaan, tegas dalam membuat keputusan dan mempunyai kemampuan mengawasi diri (self control) yang luar biasa. Kemampuanya dalam memimpin dan mengatur pemerintahan sangat menonjol.”


Selain itu, Muhammad Al Fatih sangat tegas terhadap musuh. Namun, lembut qolbunya bagai selembar sutra dalam menghadapi rakyat yang dipimpinnya.
Seperti diketahui kebiasaan Sultan Muhammad Al Fatih cukup unik. Beliau selalu berkeliling di malam hari, memeriksa kondisi teman dan rakyatnya. Sengaja beliau berkeliling untuk memastikan agar rakyat dan kawan-kawannya menegakkan shalat malam dan qiyamullail. Qiyamul lail, shalat tahajud, inilah senjata utama Muhammad Al Fatih dalam mengarungi kehidupan di dunia yang fana ini. Inilah Pedang Malam, yang selalu diasahnya dengan tulus ikhlas dan khusyuk, ditegakkan setiap malam. Dengan pedang malam ini timbul energi yang luar biasa dari pasukan Muhammad Al Fatih.
Shalat Tahajud merupakan modal yang sangat penting untuk membangun kekuatan ruhiyah dalam kesuksesan Al Fatih dikemudian hari. Sehingga islam jaya, berpendar-pendar cahayanya selama 500 tahun di bumi eropa sejak abad ke-15. Semuanya berasal dari Pedang Malam Al Fatih yang amat begitu luar biasa.
Pernah dikisahkan pula pada suatu hari timbul permasalahan ketika pasukan Islam hendak melaksanakan shalat jum’at yang pertama kali di kota itu terkait imam shalat.
“Siapakah yang layak menjadi imam shalat jum’at?” tak ada jawaban. Tak ada yang berani yang menawarkan diri ! lalu Muhammad Al Fatih tegak berdiri. Beliau meminta kepada seluruh rakyatnya untuk bangun berdiri. Kemudian beliau bertanya. “ Siapakah diantara kalian yang sejak remaja, sejak akhil baligh hingga hari ini pernah meninggalkan meninggalkan shalat wajib lima waktu, silakan duduk!!” Subhanalloh……!!! Maha suci Allah ! tak seorangpun pasukan islam yang duduk. Semua tegak berdiri. Apa artinya? Itu berarti, tentara islam pimpinan Muhammad Al Fatih sejak masa remaja mereka hingga hari ini, tak seorangpun yang meninggalkan shalat fardhu. Tak sekalipun mereka melalaikan shalat fardhu.
Lalu Muhammad Al Fatih kembali bertanya: “ Siapa diantara kalian yang sejak baligh dahulu hingga hari ini pernah meninggalkan shalat sunah rowatib? kalau ada yang pernah meninggalkan shalat sunah sekali saja silakan duduk!!!”. Sebagian lainya segera duduk. Artinya, pasukan islam sejak remaja mereka ada yang teguh hati, tidak pernah meninggalkan shalat sunah setelah maghrib, dua roka’at sebelum shubuh dan shalat rowatib lainaya. Namun ada yang pernah meninggalkannya. Betapa kualitas karakter dan keimanan mereka sebagai muslim sungguh bernilai tinggi, sungguh jujur, pasukan islam Al Fatih.
Dengan mengedarkan matanya ke seluruh rakyat dan pasukanya Muhammad Al Fatih kembali berseru lalu bertanya: “ Siapa diantara kalian yang sejak masa akhil baligh sampai hari ini pernah meninggalkan shalat tahajud di kesunyian malam? Yang pernah meninggalkan atau kosong satu malam saja, silakan duduk!!” apa yang terjadi…???? Terlukislah pemandangan yang menakjubkan sejarawan barat dan timur. Semua yang hadir dengan cepat duduk!! ”Hanya ada seorang saja yang tetap tegak berdiri. Siapakah dia???


dialah, Sultan Muhammad Al Fatih, sang penakluk benteng super power Byzantium Konstantinopel. Hingga akhirnya beliaulah yang pantas menjadi imam shalat jumat pada hari itu. Karena hanya Al Fatih seorang yang sejak remaja selalu mengisi butir-butir malam sunyinya dengan bersujud kepada Allah SWT, tak kosong semalampun.
Abu Qubail menuturkan dari Abdullah bin Amr bin Ash, “Suatu ketika kami sedang menulis di sisi Rasulullah SAW, tiba-tiba beliau ditanya, “Mana yang terkalahkan lebih dahulu, Konstantinopel atau Romawi?” Beliau menjawab, “Kota Heraklius-lah yang akan terkalahkan lebih dulu.” Maksudnya adalah Konstantinopel.” [H.R. Ahmad, Ad-Darimi, Al-Hakim]
“Kota Konstantinopel akan jatuh ke tangan Islam. Pemimpin yang menaklukkannya adalah sebaik-baik pemimpin dan pasukan yang berada di bawah komandonya adalah sebaik-baik pasukan.” [H.R. Ahmad bin Hambal Al-Musnad 4/335]
****
Pemuda itu bukanlah yang mengatakan"inilah Bapakku" tetapi melainkan, pemuda itu adalah yang mengatakan "inilah aku"
“Berikan aku 1000 orang tua, niscaya akan kucabut semeru dari akarnya, berikan aku 1 pemuda, niscaya akan kuguncangkan dunia” . (Bung Karno)
“Apabila di dalam diri seseorang masih ada rasa malu dan takut untuk berbuat suatu kebaikan, maka jaminan bagi orang tersebut adalah tidak akan bertemunya ia dengan kemajuan selangkah pun”. (Bung Karno)
Jangan tanyakan apa yang telah Negara dapat berikan pada anda, tapi tanyakan apa yang anda dapat berikan untuk negara ini  
“Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghormati jasa pahlawannya.” (Pidato Hari Pahlawan 10 Nop.1961)
Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. [QS. Ar-Ra’du: 11]
…dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat)… [QS. Al-Hasyr: 18]