♥♥♫•*¨*•.¸¸ﷲ¸¸.•*¨*•♫♥♥♥♥♥♥♫•*¨*•.¸¸ﷲ¸¸.•*¨*•♫♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥
Hidup penuh ujian. Allah SWT
berfirman bahwa Ia memberi ujian agar mengetahui siapakah yang terbaik amalnya.
Allah SWT berfirman, “Sesungguhnya kami telah menjadikan apa yang ada di
bumi sebagai perhiasan bagimu, agar kami menguji mereka siapakah di antara
mereka terbaik perbuatannya.” (QS. al-Kahfi: 17)
Sesungguhnya ritme ujian hidup tak
ubahnya seperti ujian akhir yang dihadapi para mahasiswa. Sebelum ujian tiba,
mahasiswa harus mengikuti perkuliahan reguler dengan tekun dan menyimak apa
yang diajarkan dosen agar mendapat ilmu yang bermanfaat dan lulus ujian.
Mahasiswa yang terbaik persiapan belajarnya, maka niscaya akan mampu menghadapi
ujian itu dengan baik pula. Suka atau tidak, mahasiswa harus menghadapinya,
sehingga wajib baginya untuk menyiapkan perbekalannya, sebelum, menjelang, saat
dan sesudah ujian. Demikian pula seorang muslim, ia harus menyiapkan bekal
untuk menghadapi ujian hidup agar sukses memasuki surga.
Sebelum Ujian TibaSetidaknya ada 5
hal yang harus disiapkan seorang muslim sebelum menghadapi ujian hidupnya,
yaitu :
1. Kenali sang pemberi ujian, Allah
SWT.
Sebagai mahasiswa, kita harus
mengenali tipe dosen yang mengajar dan mengetahui cara mengajarnya, pun dalam
memberikan nilai. Apa yang dinilai dan bagaimana ia menilai. Seorang dosen
tentu memiliki bobot penilaian sekian persen untuk nilai uts, uas, kehadiran,
quiz dan tugas.Allah SWT memiliki 99 asmaul husna. Rasulullah SAW bersabda,
“Allah memiliki sembilan puluh
sembilan nama, seratus kurang satu. Barangsiapa memperhitungkannya dia masuk
surga.(Artinya, mengenalnya dan melaksanakan hak-hak nama-nama itu).” (HR. Bukhari). Ia Maha Pengasih dan Penyayang, tetapi jangan
lupa, Ia juga Maha Keras Siksanya.
2. Simak apa yang diajarkan sang
pemberi ujian
Dosen biasanya memberi kisi-kisi
ketika mendekati ujian, bahkan jauh hari, saat tengah mengajar, dengan kata-katanya,
“Catat ini, karena biasanya akan keluar dalam soal ujian.” Kisi-kisi ujian itu
difirmankan Allah SWT, “Sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dan
sedikit ketakutan, penyakit, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan.
Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar “. (QS. Al
Baqarah : 153 )
3. Banyak latihan
Mahasiswa harus berlatih dengan
mengerjakan soal-soal dan banyak membaca. Ini akan memudahkan ketika menghadapi
ujian.Seorang muslim pun demikian, ia harus menempa dirinya dengan ibadah
harian, dan tidak memanjakan diri dengan kesenangan duniawi. Orang beriman,
mereka telah dilatih oleh-Nya untuk hanya bergantung pada-Nya melalui shalat,
doa dan zikir. Mereka dilatih untuk hidup Zuhud (dunia ditangannya namun tidak di
hati) melalui zakat, infaq dan shodaqoh. Mereka dilatih untuk bersabar, menahan
hawa nafsu melalui puasa. Mereka dilatih untuk bersatu antar sesamanya, kaum
mu\’minin, melalui haji. Semua itu adalah bekal untuk mempersiapkan pejuang
sejati.
4. Jangan absen untuk menghadap-Nya.
Mahasiswa absen lebih dari 4 kali di
kelas? Dapat dipastikan, tidak akan bisa mengikuti ujian akhir.Shalat wajib
Anda tinggalkan? Maka kesempatan untuk berkompetisi hilang sudah. Shalat adalah
tiang agama. “Yang pertama-tama dipertanyakan (diperhitungkan) terhadap seorang
hamba pada hari kiamat dari amal perbuatannya adalah tentang shalatnya. Apabila
shalatnya baik maka dia beruntung dan sukses dan apabila shalatnya buruk maka
dia kecewa dan merugi.” (HR. Annasa\’i dan Attirmidzi)
5. Kerjakan tugas-tugas dari Allah
SWT.
Dosen memberi tugas? Kerjakan,
karena jika tidak, kita tidak akan bisa mendapat nilai A.Apa yang ditugaskan
Allah SWT pada kita?“Dan hendaklah ada diantara kamu orang-orang yang
mengajak kepada kebaikan, dan menyeru kepada yang ma\’ruf dan mencegah dari
yang munkar. Dan merekalah orang-orang yang beruntung.” (QS. Ali Imran:
104)“Serulah manusia kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang
baik dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik.” (QS. An-Naml : 120)
6. Bertanya jika ada yang tidak
diketahui.
Mahasiswa belajar sendiri, mungkin
bisa saja dilakukan, namun belum tentu sempurna hasilnya karena terkadang ada
catatan yang tak lengkap atau ada ilmu yang diketahui teman, tetapi tak
diketahui oleh kita. Bertanya, adalah kunci pembuka ilmu.Seorang muslim dapat
saja belajar sendiri dengan membaca buku-buku Islam, tetapi ia tetap harus
bertanya pada teman yang lebih paham ataupun kepada para ulama. ” Maka
bertanyalah kepada orang yang mempunyai pengetahuan jika kamu tidak
mengetahui.”(QS.16 : 43)
Menjelang UjianWaktu ujian tengah
semester maupun akhir semester, telah ditetapkan waktunya. Dalam hidup, tidak
bisa tidak, cepat atau lambat, ujian pasti terjadi. Ada 4 hal yang harus
dipersiapkan ketika ujian semakin dekat, yaitu :
1. Persiapkan ilmu, analisa ujian
Analisa ujian yang dihadapi, jangan
reaktif. Siapkan jurus-jurus untuk menghadapi ujian, karena setiap soal berbeda
bobotnya.Bekal ilmu untuk menghadapi ujian hidup, sangat penting. Dengan ilmu,
kita dapat mengetahui mana jalan yang diridhai-Nya dan mana yang tidak. “Sedikit
ilmu lebih baik dari banyak ibadah. Cukup bagi seorang pengetahuan fiqihnya
jika dia mampu beribadah kepada Allah (dengan baik) dan cukup bodoh bila
seorang merasa bangga (ujub) dengan pendapatnya sendiri.” (HR. Athabrani).
2. Belajar dari soal-soal
sebelumnya.
Mahasiswa harus rajin mencari foto
kopi soal di semester sebelumnya, karena soal ujian biasanya mirip.Pelajarilah
ujian yang dihadapi para nabi, ambil hikmah dari setiap ujian. Bagaimana ending
penderitaan yang dialami para nabi? Semuanya ada di dalam Al Qur’an. “Apakah
kamu mengira akan masuk surga padahal belum datang kepadamu (ujian) seperti
(yang dialami) orang-orang terdahulu sebelum kami. Mereka ditimpa kemelaratan,
penderitaan, diguncang (dengan berbagai cobaan). Sehingga Rosul dan orang-orang
yang beriman bersamanya berkata, “Kapankah datang pertolongan Allah?” Ingatlah
sesungguhnya pertolongan Allah itu dekat.” (QS. Al-Baqarah: 214)
3. Belajar dari buku wajib dan buku
tambahan
Ada buku wajib kampus dan buku
tambahan.Buku wajib seorang muslim adalah Al Qur\’an dan Hadits. Dan untuk buku
tambahan adalah buku-buku Islam kontemporer agar wawasan bertambah. “Aku
tinggalkan untuk kalian dua perkara. Kalian tidak akan sesat selama berpegangan
dengannya, yaitu Kitabullah (Al Qur’an) dan sunnah Rasulullah saw.” (HR.
Muslim).
4. Berdoa
Berdoalah kepada Allah SWT semoga Ia
memudahkan dalam mengerjakan soal-soal ujian.Senjata orang-orang beriman adalah
doa. “Doa adalah senjata seorang mukmin dan tiang (pilar) agama serta cahaya
langit dan bumi.” (HR. Abu Ya'la)
Saat Ujian
1. Hadapi dengan tenang dan sabar.
Saat memasuki ruang ujian, hadapilah
dengan tenang dan sabar, jangan tergesa-gesa.Pun di dalam menghadapi ujian
hidup, wajib sabar ketika ujian itu datang. Rasulullah SAW bersabda, “Sabar
yang sebenarnya ialah sabar pada saat bermula tertimpa musibah.” (HR. Al
Bukhari)
2. Konsentrasi pada soal ujian,
jangan curang.
Soal telah dibagikan. Konsentrasilah
pada soal ujian dan jangan coba-coba menyontek!Saat ujian datang, seorang
muslim jangan justru lari dari-Nya dengan cara bermaksiat kepada-Nya. Berapa
banyak kita saksikan manusia yang ditimpa ujian dan cobaan, bukannya mendekat
kepada-Nya, tetapi justru bermaksiat dengan lari dari jalan da\’wah ataupun
memisahkan diri dari barisan. “syaghalatna amwaluna waahluna : kami telah
dilalaikan oleh harta dan keluarga” (QS. 48:11)
3. Selesaikan yang mudah dahulu.
Menghadapi ujian dari dosen,
membutuhkan strategi, jangan mengerjakan soal-soal yang sulit dahulu, tetapi
kerjakan yang mudah.Jangan memasuki bidang ujian yang kita tidak mampu
memasukinya. Rasulullah SAW bersabda, “Tidak semestinya seorang muslim menghina
dirinya. Para sahabat bertanya, “Bagaimana menghina dirinya itu, ya
Rasulullah?” Nabi saw menjawab, “Melibatkan diri dalam ujian dan cobaan yang
dia tak tahan menderitanya.”(HR. Ahmad dan Attirmidzi)
4. Jangan mengeluh bila soalnya
sulit
Ujian kita sangat sulit? Jangan
mengeluh. Karena percuma saja, toh ujian tak akan selesai dengan keluhan.Seorang
muslim janganlah sampai mengeluh ketika ujian menimpa, karena Rasulullah SAW
bersabda, “Ada 3 hal yang termasuk pusaka kebajikan, yaitu merahasiakan
keluhan, merahasiakan musibah dan merahasiakan sodaqoh (yang kita keluarkan).” (HR.
Athabrani).
Sesudah Ujian
1. Evaluasi
Apakah ujian itu dapat kita lalui
dengan baik? Ucapkan hamdalah bila berhasil melaluinya.
Seorang muslim ketika telah melewati
ujian berupa penderitaan dan kesedihan, hendaknya tetap istiqomah di jalan-Nya.
Dari Abu Hurairah ra katanya, sabda Rasulullah saw, “Tidak disengat
seseorang mukmin itu dua kali dalam satu lubang.”
2. Ambil hikmahnya.
Ada hikmah di setiap kejadian.
Karena khasanah kebaikan kembali kepada-Nya. Bahkan ketika tertusuk duri, ada
hikmahnya. “Tiada seorang muslim tertusuk duri atau yang lebih dari itu,
kecuali Allah mencatat baginya kebaikan dan menghapus darinya dosa.” (HR.
Al Bukhari)
3. Bersiap menghadapi ujian
selanjutnya.
Ujian mahasiswa tentu tidak hanya
satu mata kuliah, tetapi ada beberapa macam.Selama hayat masih dikandung badan,
maka bersiaplah menghadapi ujian-ujian yang beraneka ragam bentuknya. “Apakah
kamu mengira kamu akan dibiarkan saja mengatakan “kami beriman” sedang mereka
tidak di uji lagi” (QS. Al Ankaabut: 2-3)
Untuk Apa Ujian Itu?
Untuk apakah ujian itu Allah SWT
berikan kepada hamba-hamba-Nya?
Ujian adalah sunnatullah dari Allah
untuk memisahkan orang-orang munafik dari barisan orang-orang beriman,
memisahkan antara loyang dengan emas. “Allah menguji hamba-Nya dengan
menimpakan musibah sebagaimana seorang menguji kemurnian emas dengan api
(pembakaran). Ada yang ke luar emas murni. Itulah yang dilindungi Allah dari
keragu-raguan. Ada juga yang kurang dari itu (mutunya) dan itulah yang selalu
ragu. Ada yang ke luar seperti emas hitam dan itu yang memang ditimpa fitnah
(musibah).”(HR. Athabrani)
Ujian adalah tarbiyah dari
Allah untuk meningkatkan derajat hamba-Nya, sebagai wujud kasih sayang-Nya.
“Seorang hamba memiliki suatu derajat di surga. Ketika dia tidak dapat
mencapainya dengan amal-amal kebaikannya maka Allah menguji dan mencobanya agar
dia mencapai derajat itu.” (HR. Athabrani).
Ujian adalah sunatullah untuk
orang-orang yang berada di jalan Al Haq. Jika kita tidak merasakan adanya ujian
yang berat, maka patut dipertanyakan apakah jalan yang kita lalui adalah jalan
yang benar. Saad bin Abi Waqqash berkata, “Aku bertanya kepada Rasulullah saw,
“Ya Rasulullah, siapakah orang yang paling berat ujian dan cobaannya” Nabi saw
menjawab, “Para nabi kemudian yang meniru (menyerupai) mereka dan yang meniru
(menyerupai) mereka. Seseorang diuji menurut kadar agamanya. Kalau agamanya
tipis (lemah) dia diuji sesuai dengan itu (ringan) dan bila imannya kokoh dia
diuji sesuai itu (keras). Seroang diuji terus-menerus sehingga dia berjalan di
muka bumi bersih dari dosa-dosa.” (HR. Al Bukhari)
Dalam menghadapi ujian, seorang
mu\’min harus selalu berprasangka baik kepada Tuhannya. “Besarnya pahala
sesuai dengan besarnya ujian dan cobaan. Sesungguhnya Allah Azza wajalla bila
menyenangi suatu kaum Allah menguji mereka. Barangsiapa bersabar maka baginya
manfaat kesabarannya dan barangsiapa murka maka baginya murka Allah.” (HR.
Attirmidzi).
Allah SWT menghibur orang-orang
beriman dalam menghadapi ujian dengan firman-Nya, “Dan janganlah kamu bersikap
lemah dan janganlah pula kamu bersedih hati, padahal kamulah orang yang paling
tinggi (derajatnya), jika kamu orang-orang yang beriman.” (QS. 3 : 139).
PenutupUjian hidup tidak selamanya
berbentuk penderitaan dan kesedihan hati, tetapi bisa juga dalam bentuk kenikmatan
dan kesenangan. Bila ujian itu dalam bentuk kesenangan, apakah sang hamba dapat
bersyukur? Bila dalam penderitaan, apakah sang hamba bersabar? Syukur dan sabar
adalah keistimewaan orang-orang yang beriman, yang dikagumi oleh sang nabi.
Surga memiliki kriteria (muwashofat)
untuk orang-orang yang akan memasukinya. Nilai A, B, C, D, atau E, adalah hak
prerogatif Allah SWT. Tugas manusia adalah berdoa, berikhtiar dan bersabar. Dan
tentu saja, untuk mengetahui apakah kita benar-benar lulus atau tidak, jawabannya
ada di hari akhir nanti.
Lulus ujian, akan menaikkan derajat
kita di sisi-Nya dan tiada lain balasannya adalah ridha-Nya, surga-Nya, dan
bidarari yang bermata jeli. Allah SWT berfirman, “Dan (di dalam Surga itu) ada
bidadari-bidadari yang bermata jeli laksana mutiara yang tersimpan baik.” (QS.
Al Waqiah : 22-23). Bidadari menantimu. Selamat ujian.
Di waktu ujian badai terus melanda
Engkau tetap gigih berjuang.
Membenarkan sabda junjungan
Terus memburu menuntut janji,
Pastilah Islam gemilang lagiUjian
bukan batu penghalang
Karena itulah syarat dalam berjuang
Ujian adalah tarbiyah dari Allah
Apakah kita kan sabar ataupun
sebaliknya