Mengenai Saya

Foto saya
Malang, East Java, Indonesia
Uhibbuka Fillah...

Laman

Selasa, 09 November 2010

◄♥►Merenung, Ibadah Terbesar . . .◄ ♥ ►


Kita pasti tahu, bahwa tujuan asal penciptaan kita adalah tiada lain kecuali untuk beribadah (Q.S.addzariyaat 56). Sudah seyogyanya apabila semua langkah kita, gerak tubuh kita, kedipan mata kita, pertarikan nafas kita, sampai perdetak jantung kita harus bernilai ibadah. Seharusnya juga tidak satu detikpun diri kita luput dari prosesi pelaksanaan ibadah itu. Itu seharusnya, tapi pada kenyataannya? Berapakah waktu yang di sana mencakup semua gerak-gerik kita, tindak tanduk kita yang terbuang? Tercampakkan sia-sia tidak bermakna ibadah? Lalu, mengapa hal ini terjadi? Bukankah itu sudah keluar dari jalur penghambaan? Tidak tepat sasaran dengan (liya'buduuni)? Kenaifan kita akan hal ini adalah (salah satunya) karena kesalahfahaman kita dalam memaknai arti ibadah.

Bagi kita, bila disebutkan kata ibadah, maka yang terilustrasikan dibenak kita seketika itu juga adalah hanya sholat di mesjid, puasa romadhon, zakat (fitrah lagi), dan haji, itu saja. Sehingga tanpa sadar kita mempersempit arti ibadah yang seharusnya luas mencakup semua gerak kita, permilimeter. Padahal sholat 5 waktu dan sejenisnya yang tergambar dibenak kita tadi adalah baru "ibadah protokoler" yang memang wajib kita lakukan. Nah, di sana masih ada "ibadah extra" yang mungkin jarang kita lakukan, semacan dhuha, tahajjud, shodaqoh, puasa sunnah, umroh, dan lain-lain. Bahkan masih ada "ibadah non formal" semacam dzikir sirri, sholawat, menata hati dan niat (masuk dalam hal ini,kerja,jika diniati untuk ibadah,maka jadi ibadah),dan seterusnya.Nah, salah satu ibadah non formal yang sangat jarang kita lakukan, padahal ibadah yang ini paling santai dan ringan, adalah MERENUNG, atau kontemplasi atau tafakkur.
Sekarang, seringkah kita merenung akan birunya langit? Hijaunya daun? Semilirnya angin? Segarnya air? Asinnya garam? Manisnya gula? Bahkan gurihnya buntut ikan mujair goreng? Atau kenapa lombok berwarna merah, tidak biru muda saja? Pernahkah hati kita tergetar setelah melihat barisan pohon yang berjejer di tepi jalan? Indahnya temaram bulan purnama? Dinginnya malam? Atau ketika naik perahu, kok nggak tenggelam? Pernahkah bibir kita terucap kata (Subhanallah) setelah melihat lantas memikirkan keajaiban-keajaiban itu? Merasakan sebuah ketenangan yang luar biasa, berdesir di sanubari kita setelah meresapi semua itu? Merasakan kedamaian yang tiada banding? Takjub atas semua itu dengan sebuah finishing touch bahwa semua ini Ada Yang Menciptakan? Seandainya sekali saja hal itu terlintas di benak kita, niscaya kedamaian akan memeluk kita. Apalagi jika kita membiasakannya. Merenung, itulah salah satu ibadah besar yang kerap kita lupakan. Berapa ayat dalam al-quran yang menganjurkan kita untuk bertafakkur, tetapi kita hanya melewatinya saja tanpa melaksanakannya. Sudah saatnya bagi kita menuju proses wushul ilallah melalui jalan ini. Karena sebenarnya, tafakkur inilah ibadah non formal terbesar, inilah multimedia dzikir sirri, mengingatNya melalui ciptaanNya. Bahkan diceritakan, ada seorang sahabat yang mendapat jaminan surga, karena selalu merenung setiap menjelang tidur.
Nah, sekarang, bagaimana dengan kita? Jalan terbuka lebar bagi kita, siapapun kita, semenumpuk apapun dosa kita. Tinggal kita, mau apa tidak menempuhnya. Wallahu a'lam
http://www.facebook.com/notes/renungan-n-kisah-inspiratif/merenung-ibadah-terbesar-/492191861041