Sabar, sabar dan sabar ……………!!! Siapa yang tidak pernah mendengar kata ini? Berulang-ulang orang menyebutnya. Mudah diucapkan namun berat diamalkan. Perkataan dan perintah sabar sangat gampang ditemukan di dalam Al-Qur’an. Salah satu contohnya yang ada di dalam surat Al Ashr. Allah di surat ini memberikan pujian khusus bagi mereka yang mau memberikan nasehat kepada kesabaran. Ayat tersebut adalah: “Demi masa. Sesungguhnya setiap manusia berada dalam kerugian. Kecuali orang-orang yang beriman, beramal shalih, dan saling nasehat menasehati di dalam kebenaran dan kesabaran.”
Sebagian besar orang, memahami bahwa yang namanya sabar itu terkait dengan musibah yang menimpa. Sehingga kalau ada mereka yang mendapatkan saudaranya meninggal maka tetangganya pun menasehatinya dengan “sabar”. Tak salah apa yang diucapkan. Namun ternyata, kesabaran tak hanya sebatas ketika ditimpa musibah saja. Ada kesabaran lain yang tak kalah pentingnya, yaitu:
·
Sabar di dalam menjalankan ketaatan kepada
Allah. Menjalankan ketaatan kepada Allah bukanlah hal yang ringan. Sangat
banyak orang yang paham dengan kebaikan dan ketaatan namun tidak juga mau
mengamalkan. Terlebih lagi, menjalankan ketaatan itu ada penghalangnya.
Siapakah penghalangnya? Jawabannya, banyak penghalang kita menjalankan
ketaatan. Yang pertama adalah jiwa manusia itu sendiri. Jiwa manusia terkadang
memerintahkan anggota tubuhnya untuk malas berbuat ketaatan. Yang kedua adalah
syetan. Syetan paling tidak suka dengan mereka yang menjalankan ketaatan. Ini
persis dengan yang disemboyan nenek moyangnya, yaitu iblis semenjak diusir
Allah dari surga. Ia dan anak cucunya berupaya untuk menghalangi manusia dari
kebaikan dengan berbagai cara. Tak heranlah bagi para muslimah sangat berat
untuk menjalankan ketaatan. Memakai jilbab misalnya. Sangat berat, karena
memang syetan terus menarik dan mencegah agar muslimah tidak memakainya. Syetan
ini ada macamnya juga. Bisa berasal dari manusia maupun dari bangsa jin. Syetan
dari bangsa manusia ini berupaya dengan keras agar kebaikan tidak tersebar
luas. Makanya mereka berupaya memadamkan cahaya Allah. Contoh gampangnya, orang
yang mau menjalankan syariat Allah dengan benar mereka musuhi dan perangi.
Jahat lagi, mereka menyebarkan berita palsu bahwa orang yang menjalankan
syariat islam identik dengan teroris. Menghadapi musuh-musuh ketaatan yang
betebaran ini butuh dengan kesabaran yang ekstra.
·
Sabar dalam meninggalkan perbuatan kemaksiatan.
Perbuatan kemaksiatan memang tampak bagus dan indah. Apalagi syetan menghiasi
kemungkaran itu dengan hiasan yang luar biasa. Akibatnya? Manusia
berbondong-bondong melakukan kemungkaran alias kemaksiatan. Hari ini
membuktikan bahwa kemungkaran menjadi sesuatu yang dominan di muka bumi. Orang
tak malu lagi berbuat kejelekan di sembarang tempat. Contoh realnya, betapa
banyaknya saudara muslimah yang berpakaian minim ala barat. Menampilkan aurat
kepada laki-laki yang bukan suaminya. Terus betapa maraknya perjudian di setiap
tempat, di sudut kota dan jalanan. Tak ada rasa malu dan merasa bersalah.
Kemaksiatan yang lain masih sangat banyak untuk diungkapkan. Lingkungan yang
bertebaran dengan maksiat tadi terkadang mempengaruhi kepribadian seorang
muslim atawa muslimah. Hingga akhirnya terbawa-bawa tanpa terasa. Maka,
bersabar dalam meninggalkan kemaksiatan harus selalu bersanding pada setiap
diri muslimah. Tentu, bukan berarti berdiam diri terhadap kemungkaran yang
berkembang, namun turut andil dalam memberantasnya.
http://www.facebook.com/notes/renungan-n-kisah-inspiratif/kesabaran-/486813771041