Bismillahirrohmannirrohim
Oleh: Muhammad Faisal, SPd,
M, MPd
Waktu itu bertepatan dengan tanggal
12 Rabi’ul Awwal di tahun Gajah. Tiba-tiba… bergetarlah tiang-tiang istana
kerajaan Kisra di Iran yang merupakan sarang kemusyrikan, begitu hebatnya
goncangan itu mengakibatkan runtuhnya 14 tiang penyanggah dan tiba-tiba
padamlah api yang selama bertahun-tahun disembah-sembah oleh orang-orang Majusi
(penyembah api). Semua orang bertanya, ada apa gerangan?... bencana apakah
ini…?
Ternyata waktu itu lahirlah nun
jauh di kota Makkah, seorang bayi yang kelak akan menjadi nabi terakhir, pelita
ummat, pemimpin besar, pembela kebenaran, penumpas kemusyrikan dan penegak
agama Alloh Azza wa Jalla yang suci… Siapakah gerangan…?
Dialah Muhammad yang kelak
akan menjadi saksi bagi seluruh manusia di hari kiamat. Dengan runtuhnya
tiang-tiang di istana kemusyrikan dan padamlah api itu, menandakan bahwa Alloh
Azza wa Jalla akan menghancurkan kemusyrikan di muka bumi ini, agar manusia
kembali ke jalan yang benar…
Nabi Muhammad lahir dari seorang
ibu yang bernama Aminah dan bapaknya bernama Abdillah. Sejak lahir telah banyak
tanda-tanda yang diberikan Alloh kepadanya dan yang paling menakjubkan adalah
ketika dibelah dadanya oleh Malaikat Jibril dan dibersihkan hatinya dari segala
macam kotoran. Muhammad terus beranjak dewasa… semua orang Makkah menghormati
dan menyeganinya karena beliau terkenal sebagai orang yang berakhlak mulia,
tidak pernah menyakiti orang lain, bijaksana, adil dan mampu menjadi penengah
apabila ada dua kabilah yang saling bermusuhan.
Pada usianya yang ke 40 tahun
terjadilah peristiwa besar, yaitu turunya wahyu pertama ketika beliau sedang
menyendiri di Gua Hiro, karena tidak tahan dengan keadaan kaumnya yang telah
rusak moralnya. Nah… sejak saat itulah beliau diutus menjadi Nabi dan Rasul
Alloh Azza wa Jalla. Mulailah Nabi Muhammad menyebarkan ajaran suci itu secara
sembunyi-sembunyi. Yang pertama kali menerima ajarannya adalah isteri beliau
yang senantiasa berada disampingnya yang
membela dan setia menemani beliau, dialah Khodijah. Kemudian beliau ajarkan
pula kepada orang-orang yang terdekat dan terus…terus… beliau dakwah tak kenal
lelah, menyeru ummatnya kepada kebenaran dan menjauhi kebatilan sampai lahirlah
dari hasil didikan beliau itu orang-orang yang tangguh dan tegar bagai batu
karang dan tegak bagaikan gunung yang siapa membela agama Alloh dan
menghancurkan kebatilan… rela mengorbankan harta bahkan nyawa untuk sang
Pencipta. Lihatlah Abu Bakar As-Shidiq, Umar bin Khoththob, Utsman bin Affan,
Ali bin Abi Tholib dan masih banyak para shahabat beliau yang telah
menggoreskan tinta emas dalam menegakkan agama Alloh ini (Islam-red).
Wahai… alangkah hebatnya
kepemimpinan beliau ini sehingga bisa mendidik dan melahirkan generasi-generasi
mulia yang merupakan suri tauladan bagi kita semua sebagai ummatnya. Kemudian
saudara-saudaraku Muslim dan Muslimah yang dicintai karena Alloh… tepat
diusianya yang ke-63, terbaringlah tubuh beliau yang mulia itu karena sakit…
dan beliau sadar bahwa malaikat maut akan menjemputnya untuk kembali menghadap
Pencipta alam ini. Di akhir hayatnya beliau tidak meninggalkan sesuatupun
kecuali Al-Qur’an dan Sunnahnya yang masih terpelihara sampai hari ini, dan
beliau berpesan kepada kita agar senantiasa berpegang teguh dengan keduanya
agar kita selamat di dunia dan di akhirat. Kemudian datanglah Malaikat maut…
dan saat itu kembalilah ruh beliau yang mulia itu kepada Alloh yang Maha
Tinggi. Dan perlu diingatkan idola dan panutan umat Islam yang hakiki adalah
Rasululloh Muhammad Shallallahu’ Alaihi wa Sallam bukan selain beliau misalkan
Ustadz, Kyai, Syaikh, Habib, Guru, Dosen, Artis, Pejabat, dan semisalnya karena
sesungguhnya Rasulullohlah idola dan panutan umat Islam yang patut dijadikan
suri tauladan umat Islam dan umat lainnya. Wallohu’ Ta’ala Alam bish Showab.
Wahai ibunda atau calon ibu,
hendaknya berdo’a kepada Alloh SWT merupakan senjata ibu dalam mengarungi
kehidupan ini, dan bergembiralah dengan akan datangnya kebaikan, karena Dia
telah menjanjikan kita dengan firman-Nya: “ Dan Tuhanmu berfirman:
"Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya
orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka Jahanam
dalam keadaan hina dina". {QS. Al-Mukmin (40): 60}. Hanya kepada Alloh
kami memohon agar menjaga ibu dan calon ibu dengan penjagaan-Nya, membahagiakan
ibu dan calon ibu di dunia dan akhirat, dan mengumpulkan kami, ibu-ibu kami,
bapak-bapak kami, dan seluruh kaum muslimin dan muslimat dalam syurga-Nya.
Sesungguhnya Rabb kami Maha Dekat, Maha Mengabulkan dan Mendengarkan Do’a. Sekian
semoga tulisan ini dapat bermanfaat bagi Umat Islam khususnya kaum Muslimah
dimanapun anda berada. Alloh Al-Musta’an. Wallohu Ta’ala A’lam bishowab.
Wassalamu’alaikum Warohmatullahi
Wabarokatuh Penuh Cinta Selalu Untuk Selamanya, Fillah… sumber : www.dudung.net
Tinggal dinegeri mereka dan
tidak mau berpindah ke negeri kaum Muslimin
Oleh karena itu, Alloh Azza
wa Jalla menyuruh kaum Muslimin hijrah ke negeri saudaranya ketika mampu, dan
melarang tetap terus tinggal disana kecuali jika tidak mampu. Alloh Subhaanahu’ wa Ta’ala berfirman:
“Sesungguhnya orang-orang yang diwafatkan malaikat dalam keadaan menganiaya
diri sendiri, (kepada mereka) malaikat bertanya: "Dalam keadaan bagaimana
kamu ini?". Mereka menjawab: "Adalah kami orang-orang yang tertindas
di negeri (Mekah)". Para malaikat berkata: "Bukankah bumi Alloh itu
luas, sehingga kamu dapat berhijrah di bumi itu?". Orang-orang itu
tempatnya neraka Jahanam, dan Jahanam itu seburuk-buruk tempat kembali “.
(Terjemah QS. An-Nisaa’: 97). Diperbolehkan juga tinggal di negeri orang-orang
Kafir jika bertujuan untuk dakwah (mensyi’arkan Agama Islam).
Bersafar (berpergian) ke
negeri kaum Kafir hanya semata-mata untuk bersenang-senang atau tamasya
Fadhilatush Syaikh
Al-Allamah Muhammad bin Shalih Al-‘Utsaimin Rahimahulloh berkata: “ Safar ke
negeri orang Kafir tidak boleh kecuali jika terpenuhi tiga syarat:
Pertama, Dia memiliki ilmu yang bisa
menangkal syubhat (tipu daya pemikiran orang-orang kafir) yang datang, Kedua,
Dia memiliki agama yang kuat yang bisa menjaganya dari berbagai syahwat.
Ketiga, Dibutuhkan. “ Yakni dibutuhkan untuk pergi ke sana seperti untuk
berobat, mempelajari tekhnologi untuk kemajuan kaum Muslimin, berdagang, dsb)
“, Demikian juga boleh bersafar ke negeri mereka dengan tujuan Dakwah.
Membantu mereka memerangi
kaum Muslimin
Perbuatan ini termasuk
pembatal-pembatal keIslaman -Wal ‘iyadz billah-.
Meminta bantuan kepada
mereka, mempercayakan urusan kepada mereka dan memberikan mereka (orang-orang
Kafir) jabatan yang di sana terdapat rahasia kaum Muslimin serta menjadikan
mereka teman akrab dan sebagai anggota musyawarah yang dimintai pendapatnya
Menggunakan Kalender mereka
dengan meninggalkan Kalender kaum Muslim
Berpartisipasi dengan
orang-orang Kafir dalam upacara mereka atau membantu mereka mengadakannya atau
bahkan mengucapkan selamat kepada mereka atau menghadiri acara tersebut
Termasuk contoh dalam hal
ini adalah mengucapkan “ Selamat Natal “. Ini adalah Haram. Karena mengucapkan
selamat natal sama saja ia tidak mengingkari, bahkan menyetujui upacara
tersebut yang mana didalamnya terdapat syirik. Bukankah kita dilarang
mengatakan kepada orang yang meminum minuman keras, “ Selamat meminum minuman
keras “. Apalagi dalam hal ini yang mana dosanya (yakni syirik) melebihi
meminum minuman keras.
Membantu mereka atau
menjunjung tinggi peradaban mereka serta kagum dengan akhlak dan kepintaran
mereka tanpa melihat kepada keyakian mereka yang rusak dan agama mereka yang
batil lagi sesat
Menamai anak dengan
nama-nama mereka
Misalnya menamai dengan nama
George, Yuli, Petrus, Diana, Suzan, Nadia, dsb. Meninggalkan nama-nama Islami
(seperti Abdullah atau Abdurrahman, Mujahidin, Jundi, dsb untuk yang laki-laki
sedangkan perempuan seperti Aisyah, Khadijah, Fatimah, dsb) dan nama-nama kaum
Muslimin.
Memintakan ampun dan rahmat
untuk mereka
Alloh Subhaanahu’ wa Ta’ala
berfirman: “ Tiadalah sepatutnya bagi Nabi dan orang-orang yang beriman
memintakan ampun (kepada Alloh) bagi orang-orang musyrik, walaupun orang-orang
musyrik itu adalah kaum kerabat (nya), sesudah jelas bagi mereka, bahwasanya
orang-orang musyrik itu, adalah penghuni neraka Jahanam “. (Terjemah QS.
At-Taubah: 113). Diharamkannya memberikan wala’ kepada orang-orang Kafir
bukanlah berarti diharamkan juga bermua’amalah dengan mereka, mengimpor
barang-barang yang didatangkn dari mereka, menggunakan alat-alat buatan mereka,
dsb. Bukankan Nabi Shallallahu’ Alaihi wa Sallam pernah menyewa orang Kafir
yang bernama Ibnu Quraith untuk menujukkan jalan menuju Madinah dan pernah
membeli kambing milik salah satu yang musyrik? “. Ibnu Baththal mengatakan: “
Bermua’amalah dengan orang Kafir adalah boleh kecuali jual beli yang
(jelas-jelas –pent) membantu orang-orang Kafir memerangi kaum Muslimin “.
Contohnya menjual perlengkapan perang dan persenjataan kepada orang-orang
Kafir.
Penggolongan dalam masalah
Wala’ dan Bara’
Dalam masalah wala’ dan bara’,
terbagi menjadi tiga golongan: Golongan pertama, Orang-orang yang diberikan
kecintaan (wala’) murni tanpa dimusuhi sama sekali. Mereka adalah kaum Mukmin
yang bersih dari kalangan para nabi, shiddiqin, syuhada dan orang-orang shalih.
Golongan kedua, Orang-orang yang dibenci dan dimusuhi murni tanpa ada rasa
cinta dan wala’. Mereka adalah kaum Kafir, orang-orang Musyrik, orang-orang
Munafik, orang-orang Murtad dan orang-orang atheis dengan berbagai ragamnya,
serta orang-orang Liberal/Pluralisme. Lihat QS. An-Nisaa’: 150-151, Golongan
ketiga, Orang-orang yang dicintai dari satu sisi dan dibenci dari sisi lain.
Mereka adalah kaum Mukmin yang berbuat Maksiat. Mencintai karena iman yang
mereka miliki, dan membenci karena maksiatnya yang tingkatannya di bawah Kufur
dan Syirik. Sekian, Semoga risalah ini
dapat bermanfaat bagi umat Islam, Fastabiqul Khairot, Nuun Walqolami’ Wama’a
Yasthurun, Wallohu’ Ta’ala a’lam bish
Showab. Washallallaahu’ ala nabiyyina Muhammad wa ‘alaa alihi wa shahhbihi wa
sallam. Wallhamdulillahi Rabbil’ Alamien.