Mengenai Saya

Foto saya
Malang, East Java, Indonesia
Uhibbuka Fillah...

Laman

Jumat, 10 Desember 2010

“ Nabi Muhammad Shallallahu’ Alaihi wa Sallam Sang Idola Dan Panutan Ummat Islam Yang Patut Di Teladani “


Bismillahirrohmannirrohim

Oleh: Muhammad Faisal, SPd, M, MPd

            Waktu itu bertepatan dengan tanggal 12 Rabi’ul Awwal di tahun Gajah. Tiba-tiba… bergetarlah tiang-tiang istana kerajaan Kisra di Iran yang merupakan sarang kemusyrikan, begitu hebatnya goncangan itu mengakibatkan runtuhnya 14 tiang penyanggah dan tiba-tiba padamlah api yang selama bertahun-tahun disembah-sembah oleh orang-orang Majusi (penyembah api). Semua orang bertanya, ada apa gerangan?... bencana apakah ini…?
            Ternyata waktu itu lahirlah nun jauh di kota Makkah, seorang bayi yang kelak akan menjadi nabi terakhir, pelita ummat, pemimpin besar, pembela kebenaran, penumpas kemusyrikan dan penegak agama Alloh Azza wa Jalla yang suci… Siapakah gerangan…?


Dialah Muhammad yang kelak akan menjadi saksi bagi seluruh manusia di hari kiamat. Dengan runtuhnya tiang-tiang di istana kemusyrikan dan padamlah api itu, menandakan bahwa Alloh Azza wa Jalla akan menghancurkan kemusyrikan di muka bumi ini, agar manusia kembali ke jalan yang benar…
            Nabi Muhammad lahir dari seorang ibu yang bernama Aminah dan bapaknya bernama Abdillah. Sejak lahir telah banyak tanda-tanda yang diberikan Alloh kepadanya dan yang paling menakjubkan adalah ketika dibelah dadanya oleh Malaikat Jibril dan dibersihkan hatinya dari segala macam kotoran. Muhammad terus beranjak dewasa… semua orang Makkah menghormati dan menyeganinya karena beliau terkenal sebagai orang yang berakhlak mulia, tidak pernah menyakiti orang lain, bijaksana, adil dan mampu menjadi penengah apabila ada dua kabilah yang saling bermusuhan.
            Pada usianya yang ke 40 tahun terjadilah peristiwa besar, yaitu turunya wahyu pertama ketika beliau sedang menyendiri di Gua Hiro, karena tidak tahan dengan keadaan kaumnya yang telah rusak moralnya. Nah… sejak saat itulah beliau diutus menjadi Nabi dan Rasul Alloh Azza wa Jalla. Mulailah Nabi Muhammad menyebarkan ajaran suci itu secara sembunyi-sembunyi. Yang pertama kali menerima ajarannya adalah isteri beliau yang senantiasa  berada disampingnya yang membela dan setia menemani beliau, dialah Khodijah. Kemudian beliau ajarkan pula kepada orang-orang yang terdekat dan terus…terus… beliau dakwah tak kenal lelah, menyeru ummatnya kepada kebenaran dan menjauhi kebatilan sampai lahirlah dari hasil didikan beliau itu orang-orang yang tangguh dan tegar bagai batu karang dan tegak bagaikan gunung yang siapa membela agama Alloh dan menghancurkan kebatilan… rela mengorbankan harta bahkan nyawa untuk sang Pencipta. Lihatlah Abu Bakar As-Shidiq, Umar bin Khoththob, Utsman bin Affan, Ali bin Abi Tholib dan masih banyak para shahabat beliau yang telah menggoreskan tinta emas dalam menegakkan agama Alloh ini (Islam-red).
            Wahai… alangkah hebatnya kepemimpinan beliau ini sehingga bisa mendidik dan melahirkan generasi-generasi mulia yang merupakan suri tauladan bagi kita semua sebagai ummatnya. Kemudian saudara-saudaraku Muslim dan Muslimah yang dicintai karena Alloh… tepat diusianya yang ke-63, terbaringlah tubuh beliau yang mulia itu karena sakit… dan beliau sadar bahwa malaikat maut akan menjemputnya untuk kembali menghadap Pencipta alam ini. Di akhir hayatnya beliau tidak meninggalkan sesuatupun kecuali Al-Qur’an dan Sunnahnya yang masih terpelihara sampai hari ini, dan beliau berpesan kepada kita agar senantiasa berpegang teguh dengan keduanya agar kita selamat di dunia dan di akhirat. Kemudian datanglah Malaikat maut… dan saat itu kembalilah ruh beliau yang mulia itu kepada Alloh yang Maha Tinggi. Dan perlu diingatkan idola dan panutan umat Islam yang hakiki adalah Rasululloh Muhammad Shallallahu’ Alaihi wa Sallam bukan selain beliau misalkan Ustadz, Kyai, Syaikh, Habib, Guru, Dosen, Artis, Pejabat, dan semisalnya karena sesungguhnya Rasulullohlah idola dan panutan umat Islam yang patut dijadikan suri tauladan umat Islam dan umat lainnya. Wallohu’ Ta’ala Alam bish Showab.


ab (ji S ) s H�X �R ang sempurna. Hal ini sebagai bukti ketaatan kita kepada Alloh SWT dalam firman-Nya yang mulia: Hai Nabi katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan istri-istri orang mukmin: "Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka". Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu. Dan Allah adalah Maha pengampun lagi Maha penyayang. {QS. Al-Ahzab (33): 59 juga lihat buku Menjadi Mutiara Terindah “ Fikih “ Kode Etik Muslimah Seputar Adab dan Thaarah, Penulis: Syaikh Abdullah bin Ibrahim                          Al-Jarulloh Hafidzhahulloh, Hal: 29, Terbitan: Pustaka Arafah, Solo-Jawa Tengah, November 2004)}.


Wahai ibunda atau calon ibu, hendaknya berdo’a kepada Alloh SWT merupakan senjata ibu dalam mengarungi kehidupan ini, dan bergembiralah dengan akan datangnya kebaikan, karena Dia telah menjanjikan kita dengan firman-Nya: “ Dan Tuhanmu berfirman: "Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka Jahanam dalam keadaan hina dina". {QS. Al-Mukmin (40): 60}. Hanya kepada Alloh kami memohon agar menjaga ibu dan calon ibu dengan penjagaan-Nya, membahagiakan ibu dan calon ibu di dunia dan akhirat, dan mengumpulkan kami, ibu-ibu kami, bapak-bapak kami, dan seluruh kaum muslimin dan muslimat dalam syurga-Nya. Sesungguhnya Rabb kami Maha Dekat, Maha Mengabulkan dan Mendengarkan Do’a. Sekian semoga tulisan ini dapat bermanfaat bagi Umat Islam khususnya kaum Muslimah dimanapun anda berada. Alloh Al-Musta’an. Wallohu Ta’ala A’lam bishowab.

a � { p r H�X �R g yang hanya sia-sia dengan waktu dan kesempatan yang telah Engkau berikan Aamiin.



Wassalamu’alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh Penuh Cinta Selalu Untuk Selamanya, Fillah… sumber : www.dudung.net

http://www.facebook.com/notes/melati/untuk-mu-ukhty/167387066633010 ah dan U i r H�X �R


Tinggal dinegeri mereka dan tidak mau berpindah ke negeri kaum Muslimin
Oleh karena itu, Alloh Azza wa Jalla menyuruh kaum Muslimin hijrah ke negeri saudaranya ketika mampu, dan melarang tetap terus tinggal disana kecuali jika tidak mampu. Alloh  Subhaanahu’ wa Ta’ala berfirman: “Sesungguhnya orang-orang yang diwafatkan malaikat dalam keadaan menganiaya diri sendiri, (kepada mereka) malaikat bertanya: "Dalam keadaan bagaimana kamu ini?". Mereka menjawab: "Adalah kami orang-orang yang tertindas di negeri (Mekah)". Para malaikat berkata: "Bukankah bumi Alloh itu luas, sehingga kamu dapat berhijrah di bumi itu?". Orang-orang itu tempatnya neraka Jahanam, dan Jahanam itu seburuk-buruk tempat kembali “. (Terjemah QS. An-Nisaa’: 97). Diperbolehkan juga tinggal di negeri orang-orang Kafir jika bertujuan untuk dakwah (mensyi’arkan Agama Islam).
Bersafar (berpergian) ke negeri kaum Kafir hanya semata-mata untuk bersenang-senang atau tamasya
Fadhilatush Syaikh Al-Allamah Muhammad bin Shalih Al-‘Utsaimin Rahimahulloh berkata: “ Safar ke negeri orang Kafir tidak boleh kecuali jika terpenuhi tiga syarat: Pertama,  Dia memiliki ilmu yang bisa menangkal syubhat (tipu daya pemikiran orang-orang kafir) yang datang, Kedua, Dia memiliki agama yang kuat yang bisa menjaganya dari berbagai syahwat. Ketiga, Dibutuhkan. “ Yakni dibutuhkan untuk pergi ke sana seperti untuk berobat, mempelajari tekhnologi untuk kemajuan kaum Muslimin, berdagang, dsb) “, Demikian juga boleh bersafar ke negeri mereka dengan tujuan Dakwah.
Membantu mereka memerangi kaum Muslimin
Perbuatan ini termasuk pembatal-pembatal keIslaman -Wal ‘iyadz billah-.
Meminta bantuan kepada mereka, mempercayakan urusan kepada mereka dan memberikan mereka (orang-orang Kafir) jabatan yang di sana terdapat rahasia kaum Muslimin serta menjadikan mereka teman akrab dan sebagai anggota musyawarah yang dimintai pendapatnya
Menggunakan Kalender mereka dengan meninggalkan Kalender kaum Muslim
Berpartisipasi dengan orang-orang Kafir dalam upacara mereka atau membantu mereka mengadakannya atau bahkan mengucapkan selamat kepada mereka atau menghadiri acara tersebut
Termasuk contoh dalam hal ini adalah mengucapkan “ Selamat Natal “. Ini adalah Haram. Karena mengucapkan selamat natal sama saja ia tidak mengingkari, bahkan menyetujui upacara tersebut yang mana didalamnya terdapat syirik. Bukankah kita dilarang mengatakan kepada orang yang meminum minuman keras, “ Selamat meminum minuman keras “. Apalagi dalam hal ini yang mana dosanya (yakni syirik) melebihi meminum minuman keras.


Membantu mereka atau menjunjung tinggi peradaban mereka serta kagum dengan akhlak dan kepintaran mereka tanpa melihat kepada keyakian mereka yang rusak dan agama mereka yang batil lagi sesat
Menamai anak dengan nama-nama mereka
Misalnya menamai dengan nama George, Yuli, Petrus, Diana, Suzan, Nadia, dsb. Meninggalkan nama-nama Islami (seperti Abdullah atau Abdurrahman, Mujahidin, Jundi, dsb untuk yang laki-laki sedangkan perempuan seperti Aisyah, Khadijah, Fatimah, dsb) dan nama-nama kaum Muslimin.
Memintakan ampun dan rahmat untuk mereka
Alloh Subhaanahu’ wa Ta’ala berfirman: “ Tiadalah sepatutnya bagi Nabi dan orang-orang yang beriman memintakan ampun (kepada Alloh) bagi orang-orang musyrik, walaupun orang-orang musyrik itu adalah kaum kerabat (nya), sesudah jelas bagi mereka, bahwasanya orang-orang musyrik itu, adalah penghuni neraka Jahanam “. (Terjemah QS. At-Taubah: 113). Diharamkannya memberikan wala’ kepada orang-orang Kafir bukanlah berarti diharamkan juga bermua’amalah dengan mereka, mengimpor barang-barang yang didatangkn dari mereka, menggunakan alat-alat buatan mereka, dsb. Bukankan Nabi Shallallahu’ Alaihi wa Sallam pernah menyewa orang Kafir yang bernama Ibnu Quraith untuk menujukkan jalan menuju Madinah dan pernah membeli kambing milik salah satu yang musyrik? “. Ibnu Baththal mengatakan: “ Bermua’amalah dengan orang Kafir adalah boleh kecuali jual beli yang (jelas-jelas –pent) membantu orang-orang Kafir memerangi kaum Muslimin “. Contohnya menjual perlengkapan perang dan persenjataan kepada orang-orang Kafir.
Penggolongan dalam masalah Wala’ dan Bara’
            Dalam masalah wala’ dan bara’, terbagi menjadi tiga golongan: Golongan pertama, Orang-orang yang diberikan kecintaan (wala’) murni tanpa dimusuhi sama sekali. Mereka adalah kaum Mukmin yang bersih dari kalangan para nabi, shiddiqin, syuhada dan orang-orang shalih. Golongan kedua, Orang-orang yang dibenci dan dimusuhi murni tanpa ada rasa cinta dan wala’. Mereka adalah kaum Kafir, orang-orang Musyrik, orang-orang Munafik, orang-orang Murtad dan orang-orang atheis dengan berbagai ragamnya, serta orang-orang Liberal/Pluralisme. Lihat QS. An-Nisaa’: 150-151, Golongan ketiga, Orang-orang yang dicintai dari satu sisi dan dibenci dari sisi lain. Mereka adalah kaum Mukmin yang berbuat Maksiat. Mencintai karena iman yang mereka miliki, dan membenci karena maksiatnya yang tingkatannya di bawah Kufur dan Syirik.    Sekian, Semoga risalah ini dapat bermanfaat bagi umat Islam, Fastabiqul Khairot, Nuun Walqolami’ Wama’a Yasthurun,  Wallohu’ Ta’ala a’lam bish Showab. Washallallaahu’ ala nabiyyina Muhammad wa ‘alaa alihi wa shahhbihi wa sallam. Wallhamdulillahi Rabbil’ Alamien.