Mengenai Saya

Foto saya
Malang, East Java, Indonesia
Uhibbuka Fillah...

Laman

Jumat, 10 Desember 2010

Sebab - Sebab Musibah


by Joko Winarno

FIRMAN ALLAH
“Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya.


Maka apakah penduduk negeri-negeri itu merasa aman dari kedatangan siksaan Kami kepada mereka di malam hari di waktu mereka sedang tidur? Atau apakah penduduk negeri-negeri itu merasa aman dari kedatangan siksaan kami kepada mereka di waktu matahari sepenggalahan naik ketika mereka sedang bermain? Maka apakah mereka merasa aman dari azab Allah (yang tidak terduga-duga)? Tiadalah yang merasa aman dari azab Allah kecuali orang-orang yang merugi.” (QS. Al A`rof: 96-99)

PEMBAHASAN AYAT
Ayat di atas berhubungan erat dengan musibah dan siksaan Allah, karena tercantum di dalamnya ”siksaan Kami” dan kalimat yang artinya siksaan, musibah dan hukuman. (lihat Tafsir Al Qurthuby 7/253).
Sebagian ahli tafsir berpendapat bahwa termasuk yang terkena ”makar Allah” adalah orang yang lalai dari ibadah kepada Allah dan menekuni dunia belaka. Amirul Mukminin Umar bin Khotob berkata, ”Barangsiapa dilapangkan urusan duniawinya, ia tidak sadar bila hal itu makar Allah, maka orang itu tertipu dan gila.” (Lihat Mufrodat Al Fadhil Qur`an, Ar Raghib Al Ashfahany, 772).

PENYEBAB MUSIBAH
Kita harus meyakini bahwa semua kejadian yang menimpa makhluk, hanyalah Allah Penentu dan Penciptanya, sebagaimana firman-Nya:
Katakanlah, “Sekali-kali tidak akan menimpa kami melainkan apa yang telah ditetapkan oleh Allah bagi kami.” (QS At Taubah: 51)
Namun perlu difahami bahwa Allah menakdirkan sesuatu adakalanya dengan sebab, seperti menakdirkan orang berilmu sebab dia belajar, menakdirkan orang punya anak karena dia menikah dan contoh lainnya. Demikian pula dengan musibah pun ada sebabnya, antara lain:
1. Kezhaliman penguasa dan hartawan
Tidak sedikit kita ketahui di dalam sejarah bahwa kehancuran umat pada zaman dahulu karena kezhaliman penguasa dan orang kaya mereka. Dengan kekuasaan dan hartanya mereka menindas rakyat dan durhaka kepada Penciptanya.



”Dan jika kami hendak membinasakan suatu negeri, maka kami perintahkan kepada orang-orang yang hidup mewah di negeri itu (supaya mentaati Allah) tetapi mereka melakukan kedurhakaan dalam negeri itu, maka sudah sepantasnya berlaku terhdapnya perkataan (ketentuan Kami), kemudian Kami hancurkan negeri itu sehancur-hancurnya. ”(QS Al Isra`: 16)
Kenyataan kezhaliman penguasa dan hartawan ini dapat kita saksikan dengan membaca sejarah kehidupan para utusan. Para utusan Allah selalu dimusuhi oleh pembesar di negerinya. Perhatikan siapa musuh Nabi Nuh, Nabi Ibrahim, Nabi Musa, Nabi Isa, Nabi Muhammad? Siapa yang menzhalimi Imam Ahmad, Ibnu Taimiyah dan para duat ahli sunnah. Perhatikan firman Allah
” Dan seperti itulah, telah Kami adakan bagi tiap-tiap nabi, musuh dari orang-orang yang berdosa. Dan cukuplah Tuhanmu menjadi pemberi petunjuk dan penolong.” (QS. Al Furqan:31)
Perhatikan apa yang dilakukan Fir`aun kepada pembesar dan rakyatnya ketika dia tidak mampu membantah Nabi Musa, Fir`aun mengeluarkan doktrin:
” Dan berkata Fir`aun (kepada pembesar-pembesarmya), ’Biarkanlah aku membunuh Musa dan hendaklah ia memohon kepada Tuhannya, karena sesungguhnya aku khawatir dia akan menukar agamamu atau menimbulkan kerusakan di muka bumi.” (QS Ghofir:26)
2. Mendustakan utusan Allah
Ibnu Katsir menafsirkan surat Al A`raf: 98-99 atau ayat di atas, ”Tetapi mereka mendustakan utusan Allah, maka kami siksa mereka dengan kehancuran karena mereka melanggar larangan dan berbuat dosa.”
(Tafsir Ibn Katsir 3/404)
3. Perbuatan zhalim
”’Dan sesungguhnya Kami telah membinasakan umat-umat yang sebelum kamu, ketika mereka berbuat kezhaliman, padahal rasul-rasul mereka telah datang kepada mereka dengan membawa keterangan-keterangan yang nyata, tetapi mereka sekali-kali tidak hendak beriman. Demikianlah Kami memberi pembalasan kepada orang-orang yang berbuat dosa.” (QS. Yunus: 13)
4. Karena mereka ”Mujrin” (berbuat dosa)
”Maka jadilah mereka tidak ada yang kelihatan lagi kecuali (bekas-bekas) tempat tinggal mereka. Demikianlah kami memberi balasan kepada kaum yang berdosa.” (QS. Al Ahqof: 25)
5. Menghina ulama sunnah


Ingatlah ketika Nabi Hud diejek oleh pemimpin yang zhalim,
”Maka berkatalah pemimpin-pemimpin yang kafir dari kaumnya: ”Kami tidak melihat kamu, melinkan (sebagai) seorang manusia (biasa) seperti kami, dan kami tidak melihat orang-orang yang mengikuti kamu melainkan orang-orang yang hina dina diantara kami yang lekas percaya saja, dan kami tidak melihat kamu memiliki sesuatu kelebihan apapaun atas kami, bahkan kami yakin bahwa kamu adalah orang-orang yang dusta.” (QS Hud: 27)
6. Merasa aman dari makar dan adzab Allah
Sebagaimana keterangan ayat di atas.


http://www.facebook.com/notes/melati/sebab-sebab-musibah/167536156618101