Mengenai Saya

Foto saya
Malang, East Java, Indonesia
Uhibbuka Fillah...

Laman

Jumat, 10 Desember 2010

“ Seuntai Nasehat Bagi Ibunda Tercinta Dan Calon Ibu “


Bismillahirrohmannirrohim

“ Seuntai Nasehat bagi Ibunda tercinta dan calon ibu “
            Untaian nasihat berharga ini dipersembahkan kepada setiap ibu atau calon ibu yang rela menjadikan Alloh SWT sebagai RabbNya, Islam sebagai agamanya dan Muhammad SAW sebagai nabinya, yaitu sebuah nasihat yang diungkapkan dari dalam lubuk hati kami selaku anak-anakmu, wahai ibunda atau calon ibu, ketika kami sedang merenungi firman Alloh SWT: “ Dan Rabbmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan "ah" dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia. Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah: "Wahai Rabbku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil". {QS. Al-Isra’ (17): 23-24}.
            Kami, anakmu mengungkapkan baris-baris nasehat ini kepada orang yang paling berhak mendapatkan perlakuan baik kamu, yaitu ibunda kami, Abu Hurairah R.A berkata bahwa ada seseorang datang menemui Rasululloh SAW dan bertanya kepadanya: “ Wahai Rasululloh, siapakah orang yang paling berhak mendapatkan perlakuan baik dariku? “ Kemudian beliau Rasul menjawab: “ Ibu-mu “. Ia bertanya lagi: “ Kemudian siapa?”, beliau menjawab: “ Ibu-mu “, ia bertanya kembali:  “ Kemudian siapa?”, beliau menjawab: “ Ibu-mu “. Kemudian tanyanya lagi: “ Kemudian siapa?”, maka beliau menjawab: “ Bapakmu “. (HR. Bukhari dan Muslim). Wahai ibuku dan calon ibu, bagaimanakah kami harus mengungkapkan perasaan yang terpendam dalam hati ini? sesungguhnya tidak ada ungkapan lebih benar yang dapat kami temukan kecuali firman Alloh SWT:


Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah: "Wahai Rabbnku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil". {QS. Al-Isra’ (17): 24}.
            Wahai ibunda atau calon ibu -Semoga Alloh SWT memberimu petunjuk- jadilah engkau seorang mukminah yang beriman kepada Alloh SWT semata dan para Rasul-Nya. Jadilah seorang yang rela menjadikan Alloh SWT sebagai Rabbnya, Islam sebagai agamanya, dan Muhammad SAW sebagai nabi dan Rasul-Nya. Rasululloh Muhammad ibnu Abdillah SAW bersabda: “ Akan dapat merasakan nikmatnya iman seseorang yang rela menjadikan Alloh SWT sebagai Rabb-nya, Islam sebagai agamanya, dan Muhammad SAW sebagai Rasulnya “. (HR. Muslim). Ingatlah kepada Alloh SWT setiap saat, baik ibu atau calon ibu dalam keadaan sembunyi (sendirian) maupun terang-terangan.  “ Sesungguhnya bagi Alloh tidak ada satu pun yang tersembunyi di bumi dan tidak (pula) di langit . {QS. Ali-Imran’ (3): 5}. Wahai ibunda atau calon ibu, terangilah seluruh kehidupan ibu atau calon ibu dengan cahaya Al-Qur’aan dan Sunnah (Hadist) Rasululloh SAW, karena di dalam keduanya terdapat resep kebahagiaan hidup, baik di dunia maupun di akhirat. Dan hindarilah, wahai ibunda atau calon ibu, perbutan yang memperturutkan hawa nafsyu, karena Alloh SWT berfirman: Maka apakah orang yang berpegang pada keterangan yang datang dari Rabbnya sama dengan orang yang (syaitan) menjadikan dia memandang baik perbuatannya yang buruk itu dan mengikuti hawa nafsunya?. {QS. Muhammad (47): 14}.
            Wahai ibunda atau calon ibu, jadilah suri teladan yang baik untuk anak-anak ibu, dan berhati-hatilah jangan sampai mereka melihat ibu atau calon ibu melakukan perbuatan yang menyimpang dari perintah Alloh SWT dan Rasul-Nya, karena jiwa anak-anak baiasanya banyak terpengaruh atau diwarnai oleh tingkah laku ibunya. Wahai ibunda atau calon ibu - semoga Alloh SWT senantiasa menjaga ibu dari segala kejahatan dan kejelekan - kami wasiatkan agar ibu memperhatikan anak-anak ibu dengan pendidikan Islam, karena mereka adalah kuncup-kuncup mekar sebai amanat dan tanggung jawab besar yang ibu emban, maka perihalah mereka dan berilah hak pembinaan mereka dengan pendidikan Islami. “ Dan orang-orang yang memelihara amanah-amanah (yang dipikulnya) dan janjinya “. {QS. Al-Mukminun (23): 8).
Rasululloh SAW bersabda: “ Setiap kalian adalah pemimpin, dan setiap kalian bertanggung jawab terhadap yang dipimpinya “. (HR. Bukhari dan Muslim). Wahai ibunda atau calon ibu, jadilah anda suri teladan yang baik bagi putera-puteri ibu dalam keteguhan memakai hijab (jilbab) syar’i yang sempurna. Hal ini sebagai bukti ketaatan kita kepada Alloh SWT dalam firman-Nya yang mulia: Hai Nabi katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan istri-istri orang mukmin: "Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka". Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu. Dan Allah adalah Maha pengampun lagi Maha penyayang. {QS. Al-Ahzab (33): 59 juga lihat buku Menjadi Mutiara Terindah “ Fikih “ Kode Etik Muslimah Seputar Adab dan Thaarah, Penulis: Syaikh Abdullah bin Ibrahim                          Al-Jarulloh Hafidzhahulloh, Hal: 29, Terbitan: Pustaka Arafah, Solo-Jawa Tengah, November 2004)}.


Wahai ibunda atau calon ibu, hendaknya berdo’a kepada Alloh SWT merupakan senjata ibu dalam mengarungi kehidupan ini, dan bergembiralah dengan akan datangnya kebaikan, karena Dia telah menjanjikan kita dengan firman-Nya: “ Dan Tuhanmu berfirman: "Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka Jahanam dalam keadaan hina dina". {QS. Al-Mukmin (40): 60}. Hanya kepada Alloh kami memohon agar menjaga ibu dan calon ibu dengan penjagaan-Nya, membahagiakan ibu dan calon ibu di dunia dan akhirat, dan mengumpulkan kami, ibu-ibu kami, bapak-bapak kami, dan seluruh kaum muslimin dan muslimat dalam syurga-Nya. Sesungguhnya Rabb kami Maha Dekat, Maha Mengabulkan dan Mendengarkan Do’a. Sekian semoga tulisan ini dapat bermanfaat bagi Umat Islam khususnya kaum Muslimah dimanapun anda berada. Alloh Al-Musta’an. Wallohu Ta’ala A’lam bishowab.

a � { p r H�X �R g yang hanya sia-sia dengan waktu dan kesempatan yang telah Engkau berikan Aamiin.



Wassalamu’alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh Penuh Cinta Selalu Untuk Selamanya, Fillah… sumber : www.dudung.net

http://www.facebook.com/notes/melati/untuk-mu-ukhty/167387066633010 ah dan U i r H�X �R


Tinggal dinegeri mereka dan tidak mau berpindah ke negeri kaum Muslimin
Oleh karena itu, Alloh Azza wa Jalla menyuruh kaum Muslimin hijrah ke negeri saudaranya ketika mampu, dan melarang tetap terus tinggal disana kecuali jika tidak mampu. Alloh  Subhaanahu’ wa Ta’ala berfirman: “Sesungguhnya orang-orang yang diwafatkan malaikat dalam keadaan menganiaya diri sendiri, (kepada mereka) malaikat bertanya: "Dalam keadaan bagaimana kamu ini?". Mereka menjawab: "Adalah kami orang-orang yang tertindas di negeri (Mekah)". Para malaikat berkata: "Bukankah bumi Alloh itu luas, sehingga kamu dapat berhijrah di bumi itu?". Orang-orang itu tempatnya neraka Jahanam, dan Jahanam itu seburuk-buruk tempat kembali “. (Terjemah QS. An-Nisaa’: 97). Diperbolehkan juga tinggal di negeri orang-orang Kafir jika bertujuan untuk dakwah (mensyi’arkan Agama Islam).
Bersafar (berpergian) ke negeri kaum Kafir hanya semata-mata untuk bersenang-senang atau tamasya
Fadhilatush Syaikh Al-Allamah Muhammad bin Shalih Al-‘Utsaimin Rahimahulloh berkata: “ Safar ke negeri orang Kafir tidak boleh kecuali jika terpenuhi tiga syarat: Pertama,  Dia memiliki ilmu yang bisa menangkal syubhat (tipu daya pemikiran orang-orang kafir) yang datang, Kedua, Dia memiliki agama yang kuat yang bisa menjaganya dari berbagai syahwat. Ketiga, Dibutuhkan. “ Yakni dibutuhkan untuk pergi ke sana seperti untuk berobat, mempelajari tekhnologi untuk kemajuan kaum Muslimin, berdagang, dsb) “, Demikian juga boleh bersafar ke negeri mereka dengan tujuan Dakwah.
Membantu mereka memerangi kaum Muslimin
Perbuatan ini termasuk pembatal-pembatal keIslaman -Wal ‘iyadz billah-.
Meminta bantuan kepada mereka, mempercayakan urusan kepada mereka dan memberikan mereka (orang-orang Kafir) jabatan yang di sana terdapat rahasia kaum Muslimin serta menjadikan mereka teman akrab dan sebagai anggota musyawarah yang dimintai pendapatnya
Menggunakan Kalender mereka dengan meninggalkan Kalender kaum Muslim
Berpartisipasi dengan orang-orang Kafir dalam upacara mereka atau membantu mereka mengadakannya atau bahkan mengucapkan selamat kepada mereka atau menghadiri acara tersebut
Termasuk contoh dalam hal ini adalah mengucapkan “ Selamat Natal “. Ini adalah Haram. Karena mengucapkan selamat natal sama saja ia tidak mengingkari, bahkan menyetujui upacara tersebut yang mana didalamnya terdapat syirik. Bukankah kita dilarang mengatakan kepada orang yang meminum minuman keras, “ Selamat meminum minuman keras “. Apalagi dalam hal ini yang mana dosanya (yakni syirik) melebihi meminum minuman keras.


Membantu mereka atau menjunjung tinggi peradaban mereka serta kagum dengan akhlak dan kepintaran mereka tanpa melihat kepada keyakian mereka yang rusak dan agama mereka yang batil lagi sesat
Menamai anak dengan nama-nama mereka
Misalnya menamai dengan nama George, Yuli, Petrus, Diana, Suzan, Nadia, dsb. Meninggalkan nama-nama Islami (seperti Abdullah atau Abdurrahman, Mujahidin, Jundi, dsb untuk yang laki-laki sedangkan perempuan seperti Aisyah, Khadijah, Fatimah, dsb) dan nama-nama kaum Muslimin.
Memintakan ampun dan rahmat untuk mereka
Alloh Subhaanahu’ wa Ta’ala berfirman: “ Tiadalah sepatutnya bagi Nabi dan orang-orang yang beriman memintakan ampun (kepada Alloh) bagi orang-orang musyrik, walaupun orang-orang musyrik itu adalah kaum kerabat (nya), sesudah jelas bagi mereka, bahwasanya orang-orang musyrik itu, adalah penghuni neraka Jahanam “. (Terjemah QS. At-Taubah: 113). Diharamkannya memberikan wala’ kepada orang-orang Kafir bukanlah berarti diharamkan juga bermua’amalah dengan mereka, mengimpor barang-barang yang didatangkn dari mereka, menggunakan alat-alat buatan mereka, dsb. Bukankan Nabi Shallallahu’ Alaihi wa Sallam pernah menyewa orang Kafir yang bernama Ibnu Quraith untuk menujukkan jalan menuju Madinah dan pernah membeli kambing milik salah satu yang musyrik? “. Ibnu Baththal mengatakan: “ Bermua’amalah dengan orang Kafir adalah boleh kecuali jual beli yang (jelas-jelas –pent) membantu orang-orang Kafir memerangi kaum Muslimin “. Contohnya menjual perlengkapan perang dan persenjataan kepada orang-orang Kafir.
Penggolongan dalam masalah Wala’ dan Bara’
            Dalam masalah wala’ dan bara’, terbagi menjadi tiga golongan: Golongan pertama, Orang-orang yang diberikan kecintaan (wala’) murni tanpa dimusuhi sama sekali. Mereka adalah kaum Mukmin yang bersih dari kalangan para nabi, shiddiqin, syuhada dan orang-orang shalih. Golongan kedua, Orang-orang yang dibenci dan dimusuhi murni tanpa ada rasa cinta dan wala’. Mereka adalah kaum Kafir, orang-orang Musyrik, orang-orang Munafik, orang-orang Murtad dan orang-orang atheis dengan berbagai ragamnya, serta orang-orang Liberal/Pluralisme. Lihat QS. An-Nisaa’: 150-151, Golongan ketiga, Orang-orang yang dicintai dari satu sisi dan dibenci dari sisi lain. Mereka adalah kaum Mukmin yang berbuat Maksiat. Mencintai karena iman yang mereka miliki, dan membenci karena maksiatnya yang tingkatannya di bawah Kufur dan Syirik.    Sekian, Semoga risalah ini dapat bermanfaat bagi umat Islam, Fastabiqul Khairot, Nuun Walqolami’ Wama’a Yasthurun,  Wallohu’ Ta’ala a’lam bish Showab. Washallallaahu’ ala nabiyyina Muhammad wa ‘alaa alihi wa shahhbihi wa sallam. Wallhamdulillahi Rabbil’ Alamien.