Assalammu’alaikum
Warohmatullahi Wabarokatuh
Apa kabar ukhty ? Hope u
well and do take care… Allah selalu bersama kita
Ukhtiku… Masihkah
menungguku…? Hm… menunggu, menanti atau whatever-lah yang sejenis dengan itu
kata orang membosankan. Benarkah?! Menunggu… Hanya sedikit orang yang
menganggapnya sebagai hal yang ‘istimewa’ Dan bagiku, menunggu adalah hal
istimewa Karena banyak manfaat yang bisa dikerjakan dan yang diperoleh dari
menunggu Membaca, menulis, diskusi ringan, atau hal lain yang bermanfaat
Menunggu bisa juga
dimanfaatkan untuk mengagungkan-Nya, melihat fenomena kehidupan di sekitar tempat
menunggu, atau sekadar merenungi kembali hal yang telah terlewati Eits, Banyak
hal lain yang bisa kau lakukan saat menunggu Percayalah bahwa tak selamanya
sendiri itu perih Ngejomblo itu nikmat, jenderal! Ups, itu judul tulisanku
beberapa waktu lalu
Bahwa di masa penantian,
kita sebenarnya bisa lebih produktif Mumpung waktu kita masih banyak luang
Belum tersita dengan kehidupan rumah tangga Jadi waktu kita untuk mencerahkan
ummat lebih banyak Karena permasalahan ummat saat ini pun makin banyak
Karenanya wahai bidadari
dunia… Maklumilah bila sampai saat ini aku belum datang Bukan ku tak ingin,
bukan ku tak mau, bukan ku menunda Tapi persoalan yang mendera bangsa ini kian
banyak dan kian rumit Begitu banyak anak tak berdosa yang harus menderita karena
busung lapar, kurang gizi, lumpuh layuh hingga muntaber Belum lagi satu per
satu perpisahan dimana – mana.Ditambah lagi bencana demi bencana yang melanda
negeri ini Meski saat ini hidup untuk diri sendiri pun rasanya masih sulit
Namun seperti seorang ustadz
pernah mengatakan bahwa hidup untuk orang lain adalah sebuah kemuliaan Memberi
di saat kita sedang sangat kesusahan adalah pemberian terbaik Bahwa kita
belumlah hidup jika kita hanya hidup untuk diri sendiri
Ukhtiku… Di mana pun engkau
sekarang, janganlah gundah, janganlah gelisah Telah kulihat wajahmu dan aku
mengerti, betapa merindunya dirimu akan hadirnya diriku di dalam hari-harimu
Percayalah padaku aku pun rindu akan hadirmu Aku akan datang, tapi mungkin
tidak sekarang Karena jalan ini masih panjang Banyak hal yang menghadang Hatiku
pun melagu dalam nada angan Seolah sedetik tiada tersisakan Resah hati tak
mampu kuhindarkan Tentang sekelebat bayang, tentang sepenggal masa depan Karang
asaku tiada ‘kan terkikis dari panjang jalan perjuangan, hanya karena sebuah
kegelisahan Lebih baik mempersiapkan diri sebelum mengambil keputusan Keputusan
besar untuk datang kepadamu
Ukhtiku… Jangan menangis,
jangan bersedih, hapus keraguan di dalam hatimu Percayalah pada-Nya, Yang Maha
Pemberi Cinta, bahwa ini hanya likuan hidup yang pasti berakhir Yakinlah…saat
itu pasti ‘kan tiba Tak usah kau risau karena makin memudarnya kecantikanmu
Karena kecantikan hati dan iman yang dicari Tak usah kau resah karena makin
hilangnya aura keindahan luarmu Karena aura keimananlah yang utama Itulah
auramu yang memancarkan cahaya syurga, merasuk dan menembus relung jiwa
Wahai perhiasan terindah…
Hidupmu jangan kau pertaruhkan, hanya karena kau lelah menunggu. Apalagi hanya
demi sebuah pernikahan. Karena pernikahan tak dibangun dalam sesaat, tapi ia
bisa hancur dalam sedetik. Seperti Kota Iraq yang dibangun berpuluh tahun, tapi
bisa hancur dalam waktu sekian hari. Jangan pernah merasa, hidup ini tak adil
Kita tak akan pernah bisa mendapatkan semua yang kita inginkan dalam hidup
Pasrahkan inginmu sedalam
qalbu, pada tahajjud malammu Bariskan harapmu sepenuh rindumu, pada istikharah
di shalat malammu Pulanglah pada-Nya, ke dalam pelukan-Nya Jika memang kau tak
sempat bertemu diriku, sungguh…itu karena dirimu begitu mulia, begitu suci Dan
kau terpilih menjadi Ainul Mardhiyah di jannah-Nya
Ukhtiku… Skenario Allah
adalah skenario terbaik Dan itu pula yang telah Ia skenariokan untuk kita
Karena Ia sedang mempersiapkan kita untuk lebih matang, merenda hari esok
seperti yang kita harapkan nantinya Untuk membangun kembali peradaban ideal
seperti cita kita
Ukhtiku… Ku tahu kau
merinduiku, bersabarlah saat indah ‘kan menjelang jua Saat kita akan disatukan
dalam ikatan indah pernikahan
Apa kabarkah kau disana?
Lelahkah kau menungguku berkelana? Lelahkah menungguku kau disana? Bisa
bertahankah kau disana? Tetap bertahanlah kau disana… Aku akan segera datang,
sambutlah dengan senyum manismu Bila waktu itu telah tiba, kenakanlah mahkota itu,
kenakanlah gaun indah itu… Masih banyak yang harus kucari, ‘tuk bahagiakan
hidup kita nanti…
Ukhtiku… Malam ini terasa
panjang dengan air mata yang mengalir Hatiku terasa kelu dengan derita yang
mendera, kutahan derita malam ini sambil menghitung bintang Cinta membuat hati
terasa terpotong-potong Jika di sana ada bintang yang menghilang, mataku
berpendar mencari bintang yang datang Kalau memang kau pilihkan aku, tunggu
sampai aku datang… Ku awali hariku dengan tasbih, tahmid dan shalawat Dan
mendo’akanmu agar kau selalu sehat, bahagia, dan mendapat yang terbaik dari-Nya
Aku tak pernah berharap, kau ‘kan merindukan keberadaanku yang menyedihkan ini
Hanya dengan rasa rinduku padamu, kupertahankan hidup Maka hanya dengan
mengikuti jejak-jejak hatimu, ada arti kutelusuri hidup ini Mungkin kau tak
pernah sadar betapa mudahnya kau ‘tuk dikagumi Akulah orang yang ‘kan selalu
mengagumi, mengawasi, menjaga dan mencintaimu
Ukhtiku…Jangan pernah
berhenti berharap, Karena harapan-harapanlah yang membuat kita tetap hidup
Hanya engkau yang aku harap
Telah lama kuharap hadirmu di sini Meski sulit, harus kudapatkan Jika tidak
kudapat di dunia… ‘kan kukejar sang Ainul Mardhiyah yang menanti di surga Waktu
pun terus berlalu dan aku kian mengerti… Apa yang akan ku hadapi Dan apa yang
harus kucari dalam hidup Kurangkai sebuah tulisan sederhana ini, untuk dirimu
yang selalu bijaksana Aku goreskan syair sederhana ini, untuk dirimu yang
selalu mempesona Memahamiku dan mencintaiku apa adanya Semoga Allah kekalkan
nikmat ini bagiku dan bagimu Semoga…
Ya Allah… ringankanlah
kerinduan yang mendera kupanjatkan sepotong doa setiap waktu, karena keinginan
yang menyeruak di dalam diriku Ya Allah… ampuni segala kekhilafan hamba yang
hina ini ringankan langkah kami beri kami kekuatan dan kemampuan tuk
melengkapkan setengah dien ini, mengikuti sunnah RasulMu jangan biarkan
hati-hati kami terus berkelana tak perpenghujung yang hanya sia-sia dengan
waktu dan kesempatan yang telah Engkau berikan Aamiin.
Wassalamu’alaikum Warohmatullahi
Wabarokatuh Penuh Cinta Selalu Untuk Selamanya, Fillah… sumber : www.dudung.net
Tinggal dinegeri mereka dan
tidak mau berpindah ke negeri kaum Muslimin
Oleh karena itu, Alloh Azza
wa Jalla menyuruh kaum Muslimin hijrah ke negeri saudaranya ketika mampu, dan
melarang tetap terus tinggal disana kecuali jika tidak mampu. Alloh Subhaanahu’ wa Ta’ala berfirman:
“Sesungguhnya orang-orang yang diwafatkan malaikat dalam keadaan menganiaya
diri sendiri, (kepada mereka) malaikat bertanya: "Dalam keadaan bagaimana
kamu ini?". Mereka menjawab: "Adalah kami orang-orang yang tertindas
di negeri (Mekah)". Para malaikat berkata: "Bukankah bumi Alloh itu
luas, sehingga kamu dapat berhijrah di bumi itu?". Orang-orang itu
tempatnya neraka Jahanam, dan Jahanam itu seburuk-buruk tempat kembali “.
(Terjemah QS. An-Nisaa’: 97). Diperbolehkan juga tinggal di negeri orang-orang
Kafir jika bertujuan untuk dakwah (mensyi’arkan Agama Islam).
Bersafar (berpergian) ke
negeri kaum Kafir hanya semata-mata untuk bersenang-senang atau tamasya
Fadhilatush Syaikh
Al-Allamah Muhammad bin Shalih Al-‘Utsaimin Rahimahulloh berkata: “ Safar ke
negeri orang Kafir tidak boleh kecuali jika terpenuhi tiga syarat:
Pertama, Dia memiliki ilmu yang bisa
menangkal syubhat (tipu daya pemikiran orang-orang kafir) yang datang, Kedua,
Dia memiliki agama yang kuat yang bisa menjaganya dari berbagai syahwat.
Ketiga, Dibutuhkan. “ Yakni dibutuhkan untuk pergi ke sana seperti untuk
berobat, mempelajari tekhnologi untuk kemajuan kaum Muslimin, berdagang, dsb)
“, Demikian juga boleh bersafar ke negeri mereka dengan tujuan Dakwah.
Membantu mereka memerangi
kaum Muslimin
Perbuatan ini termasuk
pembatal-pembatal keIslaman -Wal ‘iyadz billah-.
Meminta bantuan kepada
mereka, mempercayakan urusan kepada mereka dan memberikan mereka (orang-orang
Kafir) jabatan yang di sana terdapat rahasia kaum Muslimin serta menjadikan
mereka teman akrab dan sebagai anggota musyawarah yang dimintai pendapatnya
Menggunakan Kalender mereka
dengan meninggalkan Kalender kaum Muslim
Berpartisipasi dengan
orang-orang Kafir dalam upacara mereka atau membantu mereka mengadakannya atau
bahkan mengucapkan selamat kepada mereka atau menghadiri acara tersebut
Termasuk contoh dalam hal
ini adalah mengucapkan “ Selamat Natal “. Ini adalah Haram. Karena mengucapkan
selamat natal sama saja ia tidak mengingkari, bahkan menyetujui upacara
tersebut yang mana didalamnya terdapat syirik. Bukankah kita dilarang
mengatakan kepada orang yang meminum minuman keras, “ Selamat meminum minuman
keras “. Apalagi dalam hal ini yang mana dosanya (yakni syirik) melebihi
meminum minuman keras.
Membantu mereka atau
menjunjung tinggi peradaban mereka serta kagum dengan akhlak dan kepintaran
mereka tanpa melihat kepada keyakian mereka yang rusak dan agama mereka yang
batil lagi sesat
Menamai anak dengan
nama-nama mereka
Misalnya menamai dengan nama
George, Yuli, Petrus, Diana, Suzan, Nadia, dsb. Meninggalkan nama-nama Islami
(seperti Abdullah atau Abdurrahman, Mujahidin, Jundi, dsb untuk yang laki-laki
sedangkan perempuan seperti Aisyah, Khadijah, Fatimah, dsb) dan nama-nama kaum
Muslimin.
Memintakan ampun dan rahmat
untuk mereka
Alloh Subhaanahu’ wa Ta’ala
berfirman: “ Tiadalah sepatutnya bagi Nabi dan orang-orang yang beriman
memintakan ampun (kepada Alloh) bagi orang-orang musyrik, walaupun orang-orang
musyrik itu adalah kaum kerabat (nya), sesudah jelas bagi mereka, bahwasanya
orang-orang musyrik itu, adalah penghuni neraka Jahanam “. (Terjemah QS.
At-Taubah: 113). Diharamkannya memberikan wala’ kepada orang-orang Kafir
bukanlah berarti diharamkan juga bermua’amalah dengan mereka, mengimpor
barang-barang yang didatangkn dari mereka, menggunakan alat-alat buatan mereka,
dsb. Bukankan Nabi Shallallahu’ Alaihi wa Sallam pernah menyewa orang Kafir
yang bernama Ibnu Quraith untuk menujukkan jalan menuju Madinah dan pernah
membeli kambing milik salah satu yang musyrik? “. Ibnu Baththal mengatakan: “
Bermua’amalah dengan orang Kafir adalah boleh kecuali jual beli yang
(jelas-jelas –pent) membantu orang-orang Kafir memerangi kaum Muslimin “.
Contohnya menjual perlengkapan perang dan persenjataan kepada orang-orang
Kafir.
Penggolongan dalam masalah
Wala’ dan Bara’
Dalam masalah wala’ dan bara’,
terbagi menjadi tiga golongan: Golongan pertama, Orang-orang yang diberikan
kecintaan (wala’) murni tanpa dimusuhi sama sekali. Mereka adalah kaum Mukmin
yang bersih dari kalangan para nabi, shiddiqin, syuhada dan orang-orang shalih.
Golongan kedua, Orang-orang yang dibenci dan dimusuhi murni tanpa ada rasa
cinta dan wala’. Mereka adalah kaum Kafir, orang-orang Musyrik, orang-orang
Munafik, orang-orang Murtad dan orang-orang atheis dengan berbagai ragamnya,
serta orang-orang Liberal/Pluralisme. Lihat QS. An-Nisaa’: 150-151, Golongan
ketiga, Orang-orang yang dicintai dari satu sisi dan dibenci dari sisi lain.
Mereka adalah kaum Mukmin yang berbuat Maksiat. Mencintai karena iman yang
mereka miliki, dan membenci karena maksiatnya yang tingkatannya di bawah Kufur
dan Syirik. Sekian, Semoga risalah ini
dapat bermanfaat bagi umat Islam, Fastabiqul Khairot, Nuun Walqolami’ Wama’a
Yasthurun, Wallohu’ Ta’ala a’lam bish
Showab. Washallallaahu’ ala nabiyyina Muhammad wa ‘alaa alihi wa shahhbihi wa
sallam. Wallhamdulillahi Rabbil’ Alamien.