Bismillahirrohmannirrohim
KEPADA BUAH HATIKU….
Wahai buah hatiku yang tercinta….
Sesungguhnya Rabbmu
mengetahui apa yang terbetik dalam hatimu, dan dan dia mengetahui apa yang
engkau ucapkan dengan lisanmu, dan Dia melihat segala amal perbuatanmu, maka
bertakwalah engkau kepada-Nya!
Wahai buah hatiku….
Berhati- hatilah engkau terhadap
pengawasan-Nya ketika engkau mengaerh\jakan hal-hal yang tidak diridhaiNya.
Hati-hatilah engkau dari kemurkaan Rabbnu, karena Dia-lah yang telah
menciptakanmu dan memberikan rizki kepadamu serta yang telah mengaruniakanmu akal yajng dapat engkau gunakan dalam
kehidupanmu. Bagaimana paersaan mu ketika bapak atau ibumu melihat dirimu dalam
kedaan melanggar perintahNya? Apakah engkau tidak khawatir mereka akan
menghukummu? Maka jadikanlah persaanmu seperti itu, bahkan kepada Alloh Azza wa
Jalla harus lebih, karena dia melihat dirimu disetiap kesempatan yang engkau
tidak dapat melihat-Nya! Maka janganlah engkau anggap eneng perkara apapun yang
engkau telah dilarang oleh-Nya!
Wahai buah hatiku….
Sesungguhnya kemurkaan Rabbmu
sangat dahsyat, siksa-Nya teramat pedih maka berhati-hatilah engkau, dan
takutlah terhadap kemurkaan-Nya, dan janganlah engkau terlene oleh kasih sayang
Rabbmu, Karena sesungguhnya Alloh Azza
wa Jalla menangguhkan (siksa-Nya) bagi orang-orang yang berbuat dzalim,
sampai-sampai jika ia menyiksa orang tersebut, niscaya Dia tidak akan pernah
melepasnya.
Wahai buah hatiku….
Sesungguhnya engkau akan
mendapati rasa berat hati dalam menjalankan ketaatan lepada Alloh Azza wa Jalla
pada kali pertama, maka pikullah beban berat ini, dan bersabarlah, hingga
ketaatan tersebut dapat engkau rasakan menjadi rutinitas yang dapat dijinakkan.
Wahai buah hatiku….
Lihatlah dirimu ketika dulu
engkau berda di bangku (sekolah); enkau belajar membaca dan menulis, dan engkau
diperintahkan supaya menghafal al-Qur’an, bukankah dulu engkau membenci bangku
(sekolah) serta gurunya, dan engkau berangan-angan supaya cepat berakhir? Nah,
pada hari ini engkau telah mencapai kedudukan yang mana kamu dapat mengetahui
faedah jesabaran dalam belajar di bangku (sekolah), dan engkau pun mengetahui
bahwa pengajarmu dulu berusaha untuk memberikan kebaikanmu! Maka, bersabarlah
engkau di atas ketaatan kepada-Nya.
Mengunjungi mereka, senang
bertemu mereka dan berkumpul bersama mereka.
Rasululloh Shallallahu’
Alaihi wa Sallam bersabda: “ Ada seseorang yang mengunjungi saudaranya
dikampung lain, maka Alloh mengirimkan seorang malaikat untuk memperhatikannya.
Ketika bertemu, malaikat itu bertanya, “ Kemana anda ingin pergi? “ Ia menjawab,
“ Kesaudaraku dikampung ini “. Lalu malaikat itu bertanya, “ Apakah ia
berhutang budi kepadamu? “ Orang itu menjawab, “ Tidak, hanyasaja saya cinta
kepadanya karena Alloh Azza wa Jalla “. Maka malaikat itu berkata, “
Sesungguhnya saya adalah utusan Alloh kepadamu untuk memberitahukan bahwa Alloh
cinta kepadamu, sebagaimana kamu mencintai saudaramu karena-Nya “. (HR.
Muslim).
Memuliakan hak mereka, oleh
karena itu tidak meminang wanita yang sudah dipinang mereka, membeli barang
padahal sudah dibeli oleh mereka, dsb.
Menyayangi orang-orang yang
lemah diantara mereka dan memuliakan orang yang sudah tua dikalangan mereka.
Mendo’akan dan memintaakan
ampunan untuk mereka.
Alloh Subhaanahu’ wa Ta’ala
berfirman: “ Dan mohonkanlah ampunan bagi dosamu dan bagi (dosa) orang-orang
mukmin, laki-laki dan perempuan “. (QS. Muhammad: 19).
Larangan Memberikan Walaa’
(rasa cinta dan pembelaan) kepada orang-orang Kafir.
Alloh Azza wa Jalla berfirman
menjelaskan bahwa tidak mungkin kaum mukminin memberikan wala’ kepada
orang-orang Kafir-, “ Kamu tidak akan mendapati sesuatu kaum yang beriman
kepada Allah dan hari akhirat, saling berkasih sayang dengan orang-orang yang
menentang Allah dan Rasul-Nya, sekalipun orang-orang itu bapak-bapak, atau
anak-anak atau saudara-saudara atau pun keluarga mereka “. (Terjemah QS.
Al-Mujaadilah: 22). Mungkin timbul pertanyaan: “ Bukankan dalam surat
Al-Mumtahanah ayat 8 diterangkan bahwa kita diperbolehkan berbuat baik dan
bersikap adil kepada orang Kafir yang tidk memerangi kita?.
Jawab; Fadhilatush Syaikh
Al-Allamah Prof. DR. Shalih bin Fauzan bin Abdullah Al-Fauzan Hafidzhahulloh
mengatakan, “ Maksud ayat tersebut adalah bahwa kaum Kafir mana saja yang
menahan diri; tidak memerangi kaum muslimin dan tidak mengusir kaum muslimin
dari kampung halaman, maka kaum muslimin boleh membalas sikap mereka dengan
berbuat baik dan bersikap adil dalam mu’amalah duniawi, namun tidak disertai
rasa cinta kepada mereka dengan hatinya, karena Alloh mengatakan, “ (Alloh
tidak melarang kamu) untuk berbuat baik dan Berlaku adil kepada mereka “.
(Terjemah QS. Al-Mujaadilah: 8). Tidak mengatakan “ (Alloh tidak melarang kamu)
untuk memberikan wala’ dan rasa cinta kepada mereka “.
Contoh memberikan walaa’
kepada orang-orang Kafir
Sebagaimana telah dijelaskan bahwa
kita dilarang memberikan wala’ kepada orang-orang kafir, berikut ini
contoh-contoh berwala’ kepada mereka:
Tasyabuh (menyerupai)
orang-orang Kafir
Yakni dalam hal ciri khas
mereka. Kita tidak boleh menirunya, baik berupa kebiasaan, ibadah, akhlak
maupun jalan hidup mereka. Termasuk contoh meniru mereka adalah memperingati
hari kelahiran, merayakan hari Valenitine dan mengenakan pakaian khusus
berwarna hitam ketika ta’ziyah dan berziarah.
Tinggal dinegeri mereka dan
tidak mau berpindah ke negeri kaum Muslimin
Oleh karena itu, Alloh Azza
wa Jalla menyuruh kaum Muslimin hijrah ke negeri saudaranya ketika mampu, dan
melarang tetap terus tinggal disana kecuali jika tidak mampu. Alloh Subhaanahu’ wa Ta’ala berfirman:
“Sesungguhnya orang-orang yang diwafatkan malaikat dalam keadaan menganiaya
diri sendiri, (kepada mereka) malaikat bertanya: "Dalam keadaan bagaimana
kamu ini?". Mereka menjawab: "Adalah kami orang-orang yang tertindas
di negeri (Mekah)". Para malaikat berkata: "Bukankah bumi Alloh itu
luas, sehingga kamu dapat berhijrah di bumi itu?". Orang-orang itu
tempatnya neraka Jahanam, dan Jahanam itu seburuk-buruk tempat kembali “.
(Terjemah QS. An-Nisaa’: 97). Diperbolehkan juga tinggal di negeri orang-orang
Kafir jika bertujuan untuk dakwah (mensyi’arkan Agama Islam).
Bersafar (berpergian) ke
negeri kaum Kafir hanya semata-mata untuk bersenang-senang atau tamasya
Fadhilatush Syaikh
Al-Allamah Muhammad bin Shalih Al-‘Utsaimin Rahimahulloh berkata: “ Safar ke
negeri orang Kafir tidak boleh kecuali jika terpenuhi tiga syarat:
Pertama, Dia memiliki ilmu yang bisa
menangkal syubhat (tipu daya pemikiran orang-orang kafir) yang datang, Kedua,
Dia memiliki agama yang kuat yang bisa menjaganya dari berbagai syahwat.
Ketiga, Dibutuhkan. “ Yakni dibutuhkan untuk pergi ke sana seperti untuk
berobat, mempelajari tekhnologi untuk kemajuan kaum Muslimin, berdagang, dsb)
“, Demikian juga boleh bersafar ke negeri mereka dengan tujuan Dakwah.
Membantu mereka memerangi
kaum Muslimin
Perbuatan ini termasuk
pembatal-pembatal keIslaman -Wal ‘iyadz billah-.
Meminta bantuan kepada
mereka, mempercayakan urusan kepada mereka dan memberikan mereka (orang-orang
Kafir) jabatan yang di sana terdapat rahasia kaum Muslimin serta menjadikan
mereka teman akrab dan sebagai anggota musyawarah yang dimintai pendapatnya
Menggunakan Kalender mereka
dengan meninggalkan Kalender kaum Muslim
Berpartisipasi dengan
orang-orang Kafir dalam upacara mereka atau membantu mereka mengadakannya atau
bahkan mengucapkan selamat kepada mereka atau menghadiri acara tersebut
Termasuk contoh dalam hal
ini adalah mengucapkan “ Selamat Natal “. Ini adalah Haram. Karena mengucapkan
selamat natal sama saja ia tidak mengingkari, bahkan menyetujui upacara
tersebut yang mana didalamnya terdapat syirik. Bukankah kita dilarang
mengatakan kepada orang yang meminum minuman keras, “ Selamat meminum minuman
keras “. Apalagi dalam hal ini yang mana dosanya (yakni syirik) melebihi
meminum minuman keras.
Membantu mereka atau
menjunjung tinggi peradaban mereka serta kagum dengan akhlak dan kepintaran
mereka tanpa melihat kepada keyakian mereka yang rusak dan agama mereka yang
batil lagi sesat
Menamai anak dengan
nama-nama mereka
Misalnya menamai dengan nama
George, Yuli, Petrus, Diana, Suzan, Nadia, dsb. Meninggalkan nama-nama Islami
(seperti Abdullah atau Abdurrahman, Mujahidin, Jundi, dsb untuk yang laki-laki
sedangkan perempuan seperti Aisyah, Khadijah, Fatimah, dsb) dan nama-nama kaum
Muslimin.
Memintakan ampun dan rahmat
untuk mereka
Alloh Subhaanahu’ wa Ta’ala
berfirman: “ Tiadalah sepatutnya bagi Nabi dan orang-orang yang beriman
memintakan ampun (kepada Alloh) bagi orang-orang musyrik, walaupun orang-orang
musyrik itu adalah kaum kerabat (nya), sesudah jelas bagi mereka, bahwasanya
orang-orang musyrik itu, adalah penghuni neraka Jahanam “. (Terjemah QS.
At-Taubah: 113). Diharamkannya memberikan wala’ kepada orang-orang Kafir
bukanlah berarti diharamkan juga bermua’amalah dengan mereka, mengimpor
barang-barang yang didatangkn dari mereka, menggunakan alat-alat buatan mereka,
dsb. Bukankan Nabi Shallallahu’ Alaihi wa Sallam pernah menyewa orang Kafir
yang bernama Ibnu Quraith untuk menujukkan jalan menuju Madinah dan pernah
membeli kambing milik salah satu yang musyrik? “. Ibnu Baththal mengatakan: “
Bermua’amalah dengan orang Kafir adalah boleh kecuali jual beli yang
(jelas-jelas –pent) membantu orang-orang Kafir memerangi kaum Muslimin “.
Contohnya menjual perlengkapan perang dan persenjataan kepada orang-orang
Kafir.
Penggolongan dalam masalah
Wala’ dan Bara’
Dalam masalah wala’ dan bara’,
terbagi menjadi tiga golongan: Golongan pertama, Orang-orang yang diberikan
kecintaan (wala’) murni tanpa dimusuhi sama sekali. Mereka adalah kaum Mukmin
yang bersih dari kalangan para nabi, shiddiqin, syuhada dan orang-orang shalih.
Golongan kedua, Orang-orang yang dibenci dan dimusuhi murni tanpa ada rasa
cinta dan wala’. Mereka adalah kaum Kafir, orang-orang Musyrik, orang-orang
Munafik, orang-orang Murtad dan orang-orang atheis dengan berbagai ragamnya,
serta orang-orang Liberal/Pluralisme. Lihat QS. An-Nisaa’: 150-151, Golongan
ketiga, Orang-orang yang dicintai dari satu sisi dan dibenci dari sisi lain.
Mereka adalah kaum Mukmin yang berbuat Maksiat. Mencintai karena iman yang
mereka miliki, dan membenci karena maksiatnya yang tingkatannya di bawah Kufur
dan Syirik. Sekian, Semoga risalah ini
dapat bermanfaat bagi umat Islam, Fastabiqul Khairot, Nuun Walqolami’ Wama’a
Yasthurun, Wallohu’ Ta’ala a’lam bish
Showab. Washallallaahu’ ala nabiyyina Muhammad wa ‘alaa alihi wa shahhbihi wa
sallam. Wallhamdulillahi Rabbil’ Alamien.