Mengenai Saya

Foto saya
Malang, East Java, Indonesia
Uhibbuka Fillah...

Laman

Rabu, 03 November 2010

Jangan Malu Jadi Orang "ANEH"


Bismillaahirrohmanirrohiim,
“Dunia memang aneh”, Gumam Pak Ustadz
“Apanya yang aneh Pak?” Tanya Penulis yang fakir ini..
“Tidakkah antum (kamu/anda) perhatikan di sekeliling antum, bahwa dunia menjadi terbolak-balik, tuntunan jadi tontonan, tontonan jadi tuntunan,sesuatu yang wajar dan seharusnya dipergunjingkan, sementara perilakumenyimpang dan kurang ajar malah menjadi pemandangan biasa”
“Coba antum rasakan sendiri, nanti Maghrib, antum ke masjid, kenakanpakaian yang paling bagus yang antum miliki, pakai minyak wangi, pakaisorban, lalu antum berjalan kemari, nanti antum ceritakan apa yang antumalami” Kata Pak Ustadz.
Tanpabanyak tanya, penulis melakukan apa yang diperintahkan Pak Ustadz,menjelang maghrib, penulis bersiap dengan mengenakan pakaian dan wewangiandan berjalan menunju masjid yang berjarak sekitar 200 M dari rumah.
Belum setengah perjalanan, penulis berpapasan dengan seorang ibu muda yangsedang jalan-jalan sore sambil menyuapi anaknya”


“Aduh, tumben nih rapi banget, kayak pak ustadz. Mau ke mana, sih?” Tanyaibu muda itu.
Sekilas pertanyaan tadi biasa saja, karena memang kami saling kenal, tapiketika dikaitkan dengan ucapan Pak Ustadz di atas, menjadi sesuatu yanglain rasanya…
“Kenapa orang yang hendak pergi ke masjid dengan pakaian rapi dan memangsemestinya seperti itu dibilang “tumben”?
Kenapa justru orang yang jalan-jalan dan memberi makan anaknya di tengahjalan, di tengah kumandang adzan maghrib menjadi biasa-biasa saja?
Kenapa orang ke masjid dianggap aneh?
Orang yang pergike masjid akan terasa “aneh” ketika orang-orang lainjustru tengah asik nonton reality show “TAKE ME OUT” .
Orang ke masjid akan terasa “aneh” ketika melalui kerumunan orang-orangyang sedang ngobrol di pinggir jalan dengan suara lantang seolah meningkahisuara panggilan adzan.
Orang ke masjid terasa “aneh” ketika orang lebih sibuk mencuci motor danmobilnya yang kotor karena kehujanan.
Ketika hal itu penulis ceritakan ke Pak Ustadz, beliau hanya tersenyum,“Kamu akan banyak menjumpai “keanehan-keanehan” lain di sekitarmu,” kataPak Ustadz.
“Keanehan-keanehan” di sekitar kita?
Cobalah ketika kita datang ke kantor, kita lakukan shalat sunah dhuha,pasti akan nampak “aneh” di tengah orang-orang yang sibuk sarapan, bacakoran dan mengobrol.
Cobalah kita shalat dhuhur atau Ashar tepat waktu, akan terasa “aneh”,karena masjid masih kosong melompong, akan terasa aneh ditengah-tengahsebuah lingkungan dan teman yang biasa shalat di akhir waktu.
Cobalah berdzikir atau tadabur al Qur’an ba’da shalat, akan terasa aneh ditengah-tengah orang yang tidur mendengkur setelah atau sebelum shalat. Danmakin terasa aneh ketika lampu mushola/masjid harus dimatikan agar tidurnyanyaman dan tidak silau. Orang yang mau shalat malah serasa menumpang ditempat orang tidur, bukan malah sebaliknya, yang tidur itu justru menumpangdi tempat shalat. Aneh, bukan?
Cobalah hari ini shalat Jum’at lebih awal, akan terasa aneh, karena masjidmasih kosong, dan baru akan terisi penuh manakala khutbah ke dua menjelangselesai.


Cobalah anda kirim artikel atau tulisan yang berisi nasehat, akan terasaaneh di tengah-tengah kiriman e-mail yang berisi humor, plesetan, asalnimbrung, atau sekedar gue, elu, gue, elu, dan test..test, testsaja.
Cobalah baca artikel atau tulisan yang berisi nasehat atau hadits, atauayat al Qur’an, pasti akan terasa aneh di tengah orang-orang yang membacaartikel-artikel lelucon, lawakan yang tak lucu, berita hot atau lainnya.
Dan masih banyak keanehan-keanehan lainnya, tapi sekali lagi jangan takutmenjadi orang “aneh” selama keanehan kita sesuai dengan tuntunan syari’atdan tata nilai serta norma yang benar.
Jangan takut dibilang “tumben” ketika kita pergi ke masjid, dengan pakaianrapi, karena itulah yang benar yang sesuai dengan al Qur’an (Al A’raf:31)
Jangan takut dikatakan “sok alim” ketika kita lakukan shalat dhuha dikantor, wong itu yang lebih baik kok, dari sekedar ngobrol ngalor-ngidultak karuan.
Jangan takut dikatakan “Sok Rajin” ketika kita shalat tepat padawaktunya,karena memang shalat adalah kewajiban yang telah ditentukan waktunyaterhadap orang-orang beriman.
“Maka apabila kamu Telah menyelesaikan shalat(mu), ingatlah Allah di waktuberdiri, di waktu duduk dan di waktu berbaring.. Kemudian apabila kamu Telahmerasa aman, Maka Dirikanlah shalat itu (sebagaimana biasa). Sesungguhnyashalat itu adalah fardhu yang ditentukan waktunya atas orang-orang yangberiman.” (Annisaa:103)
Jangan takut untuk shalat Jum’at/shalat berjama’ah berada di shaf terdepan,karena perintahnya pun bersegeralah. Karena di shaf terdepan itu adakemuliaan sehingga di jaman Nabi Salallahu’alaihi wassalam para sahabatbisa bertengkar cuma gara-gara memperebutkan berada di shaf depan.
“Hai orang-orang beriman, apabila diseru untuk menunaikan shalat Jum’at,maka bersegeralah kamu kepada mengingat Allah dan tinggalkanlah jual beli[1475]. Yang demikian itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui”. (AlJumu’ah:9)
Jangan takut kirim artikel berupa nasehat, hadits atau ayat-ayat al Qur’an,karena itu adalah sebagian dari tanggung jawab kita untuk salingmenasehati, saling menyeru dalam kebenaran, dan seruan kepada kebenaranadalah sebaik-baik perkataan;
“Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepadaAllah, mengerjakan amal yang saleh, dan berkata: “Sesungguhnya Aku termasukorang-orang yang menyerah diri?” (Fusshilat:33)


Jangan takut artikel kita tidak dibaca, karena memang demikianlah Allahmenciptakan ladang amal bagi kita. Kalau sekali kita menyerukan, sekalikita kirim artikel,lantas semua orang mengikuti apa yang kita serukan,lenyap donk ladang amal kita….
Kalau yang kirim e-mail humor saja, gue/elu saja, test-test saja bisa kirime-mail setiap hari, kenapa kita mesti risih dan harus berpikir ratusan ataubahkan ribuan kali untuk saling memberi nasehat. Aneh nggak, sih?
Jangan takut dikatain sok pinter, sok menggurui, atau sok tahu. Lha wongitu yang disuruh kok, “sampaikan dariku walau satu ayat” (potongan darihadits yang diriwayatkan oleh Al-Bukhari no. 3461 dari hadits Abdullah IbnUmar).
Jangan takut baca e-mail dari siapapun, selama e-mail itu berisi kebenarandan bertujuan untuk kebaikan. Kita tidak harus baca e-mail dari orang-orangterkenal, e-mail dari manager atau dari siapapun kalau isinya sekedar danala kadarnya saja, atau dari e-mail yang isinya asal kirim saja. Mutiaraakan tetap jadi mutiara terlepas dari siapapun pengirimnya. Pun sampahtidak akanpernah menjadi emas, meskipun berasal dari tempat yang mewahsekalipun.
Lakukan “keanehan-keanehan” yang dituntun manhaj dan syari’at yang benar.
Kenakan jilbab dengan teguh dan sempurna, meskipun itu akan serasa anehditengah orang-orang yang berbikini dan ber ‘you can see’.
Jangan takut mengatakan perkataan yang benar (Al Qur’an & Hadist), meskipunakan terasa aneh ditengah hingar bingarnya bacaan vulgar dan tak bermoral.
Lagian kenapa kita harus takut disebut “orang aneh” atau “manusia langka”jika memang keanehan-keanehan menurut pandangan mereka justru yang akanmenyelamatkan kita?
Selamat jadi orang aneh yang bersyari’at dan bermanhaj yang benar…