Mengenai Saya

Foto saya
Malang, East Java, Indonesia
Uhibbuka Fillah...

Laman

Rabu, 08 Desember 2010

Seorang Lelaki Dan Seekor Anjing


Bismillaahirrahmanirrakhiim.....

 Lelaki itu terlihat kusut...
Beban permasalahan terasa berat untuk ditanggungnya. Pagi tadi ia harus uring uringan dengan istrinya. Persoalan2 sepele sering memicu pertengkaran antara keduanya. Padahal, usia pernikahan mereka belumlah seumur jagung. Rumah baginya tidak lagi sebagai taman syurga, tetapi telah berubah menjadi ladang penyiksaan yang menyempitkan jiwa. Kepalanya terasa penat.
Pagi itu ia putuskan untuk pergi dari rumah.. tak ada tujuan yang jelas dia mau kemana. Ia hanya ingin pergi meninggalkan rumah. Dengan diam diam, tak ingin diketahui istrinya, lelaki itu pergi ke luar. Ia hanya berjalan kaki. Terus saja ia berjalan., sesekali muncul keinginan untuk menceraikan istrinya. Namun, niatan itu urung ketika wajah anaknya melintas dikepalanya. “astaghfirullah!” dan ia terus berjalan.
Ia baru menyadari kalau perjalanan yang ia tempuh telah terlalu jauh ketika adzan dzuhur dikumandangkan. Didepannya persisi berdiri sebuah masjid. Terik panas yang membakar tubuhnya tak mempu melelehkan beban pikirannya. Shalat dulu, pikirnya. Mungkin air wudhu mampu memberikan kesegaran. Ia tergerak untuk berwudhu dan selanjutknya shalat dzuhur.
Setelah shalat lelaki itu beristirahat sejenak di serambi. Sampai akhirnya ia berhasrat untuk menyampaikan segala beban pikirannya kepada imam masjid yang tadi memimpin shalat berjamaah. Imam itu masih sangat muda, tetapi sorot matanya teduh. Entah oleh dorongan apa, lelaki itu bercerita tentang beban pikirannya kepada sang imam.



“Mas, saya hanya ingin bertanya. Kalau antum dikejar anjing, apa yang akan anda lakukan ?” Tanya sang imam.
Lelaki itu terdiam sejenak . ia belum mengetahui hubungan antara pertanyaan sang imam dengan persoalan yang membelit dirinya. Namun, ia mencoba untuk menanggapi.
“Saya akan lari,” jawabnya singkat
“Oo, begitu,” kata sang imam. “ dengan lari anda yakin anjing itu akan berhenti mengejar anda ?”
“Saya tidak yakin.” jawab lelaki itu
“Kalau begitu apa yang akan anda lakukan ?” kembali sang imam bertanya
“Saya akan ambil balok. Saya akan pukul anjing itu,,kata lelaki itu
 “Dengan memukulnya anda yakin anjing itu akan berhenti mengejar anda ?
” Mendengar komentar sang imam, lelaki itu kembali terdiam. Ia lalu menggelengkan kepala.
Llalu?“ Tanya sang imam.
“Ya sudah, saya akan balik mengonggonginya !” kata lelaki itu.
Sang imam tertawa.
Entah karena dorongan apa, lelaki itu mendadak turut tertawa.
“Ha.. ha.. ha… anda yakin anjing itu akan berhenti mengejar anda ?”
“Saya akan berlari sambil berteriak, “ hei, siapa pemilik anjing ini! Tolong , anjingmu mengejarku !” jawab lelaki itu masih sambil tertawa.
Sang imam mendadak terdiam.
Lelaki itu memandang sang imam dengan penuh pertanyaan.
“Yah ! tepat sekali, mas. Jika masalah yang kau hadapi itu ibarat anjing, maka, antum harus berlari kepada pemilik masalah,” kata sang imam.
“Allah !?” Tanya si lelaki.


Sang imam hanya menganggukkan kepala.

**********************************************************

Kehidupan rumah tangga tidak bisa lepas dari permasalahan. Kita lebih susah membayangkan bahwa kehidupan kita/ keluarga kita akan bertabur bunga sepanjang harinya. Pada setiap lipatan hidup kita, pastilah akan dijumpai permasalahan. Setiap lautan yang diarungi oleh sebuah kapal, tidak selalu tenang airnya. Saat saat tertentu akan ada gelombang yang menghempaskan. Ada orang yang merasa tersiksa dengan permasalahan yang menimpa kita/ keluarga kita. Permasalahan menjadi bara yang meluluh lantakkan jalinan cinta sang kekasih. Permasalahannya telah berubah menjadi gempa yang meratakan bangunan cinta.
Ada juga orang yang melihat sebaliknya. Setiap permasalahan dalam keluarga disikapinya sebagai angin yang menggiring layar perahu kearah pantai tujuan. Ketika permasalahan datang , cara pandangnya telah mengarahkannya untuk memperkukuh kebersamaan dengan sang kekasih. Kebersamaan akan mempermudah kita untuk menjadikan permasalahan sebagai energi yang memberikan dorongan menuju kematangan diri dan keluarga.
Kebersamaan menjadikan setiap permasalahan menjadi jauh lebih ringan. Disinilah kita menemukan keindahan cinta; saat kita menghadapi derita secara bersama sama.. ketika Ali bin Abi Thalib menikah dengan Fatimah puteri Muhammad saw kehidupan keluarga mereka berada dalam kesederhanaan dan kekurangan. Tapi lihatlah penuturan ikhlas mereka : “ Demi Allah, aku selalu menimba air dari sumur sehingga dadaku terasa sakit.” Kata Ali bin Ali Thalib kepada Fatimah. Saat itu, fatimah yang diajak bicara berkomentar,” dan aku, Demi Allah , memutar penggiling hingga kedua tanganku melepuh.”
Kebersamaan lahir dari sikap kita memandang masalah. Tapi sikap itu lahir dari apa ? ia muncul dari balik bilik kesadaran kehambaan kita. Kesadaran kehambaan pada akhirnya akan melahirkan ketenangan. Dan inilah modal kita untuk mengurai setiap permasalahan menjadi energi pematangan: KETENANGAN.
Dalam hal inilah kita dapat menemukan pemahaman dari firman Allah :” Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah-lah hati menjadi tenteram.” (QS. Ar-Ra’d;28)
Itulah sebabnya ketika ditimpa oleh permasalah hidup nabi Ya’kub As segera membangun kesadaran kehambaan :” Sesungguhnya hanya kepada Allah aku mengadukan kesusahan dan kesedihanku, dan aku mengetahui dari Allah apa yang kamu tiada mengetahuinya.” (QS. Yusuf ; 86)


Kebersamaan dan ketenangan menjadi karang yang menghadang gulungan gelombang yang menerjang. Menghadapi masalah dengan sudut pandang positif akan lebih mematangkan diri dan mendewasakan kita dalam bersikap.
Anda bisa mengeluh karena mawar berduri, atau berbahagia dan takjub karena duri berbunga mawar 

============================================

Teruslah bergerak, hingga kelelahan itu lelah mengikutimu.
Teruslah berlari, hingga kebosanan itu bosan mengejarmu.
Teruslah berjalan, hingga keletihan itu letih bersamamu.
Teruslah bertahan, hingga kefuturan itu futur menyertaimu.
Teruslah berjaga, hingga kelesuan itu lesu menemanimu (KH Rahmat Abdullah).”
“Memang di kehidupan ini tidak ada yang pasti, tetapi kita harus berani memastikan dan memperjuangkan apa-apa yang akan kita raih! Karena sesungguhnya, cita-cita yang tinggi tidak menjamin seseorang dapat meraih kesuksesan. Tapi…orang yang sukses pasti mempunyai cita-cita yang tinggi…
“Jadilah seperti air yang suci lagi mensucikan, bergerak untuk menghidupkan, mengalir untuk kebaikan, memancar dengan kekuatan, dikelola menjadi energi bagi kehidupan. Selamat berjuang dan terus belajar memaknai kehidupan. Moga bias lebih baik, memberi yang terbaik, mendapatkan dan menjadi yang terbaik.”
Ingatlah selalu Firman Allah:
“Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya…(Q.S. Al-Baqarah: 286)….
Semoga  Allah memberikan kemudahan bagi dirimu wahai saudara/i ku untuk tetap istiqomah di jalan-Nya.
Amieen...


You will neverwalk alone.
Innallaha ma’ana, because Allah always with us.
Semangat.. Allahu Akbar.”


http://www.facebook.com/notes/melati/seorang-lelaki-dan-seekor-anjing/164964143541969