Bismillaahirrahmaanirrahiim
Assalamualaikum warahmatullahi
wabarakatuh
===========================
Saudariku Muslimah …
Suatu hal yang pasti bahwa surga dan
neraka adalah dua tempat yang Allah Subhanahu wa Ta’ala ciptakan. Surga diciptakan-Nya
sebagai tempat tinggal yang abadi bagi kaum Mukminin dan neraka sebagai tempat
tinggal bagi kaum musyrikin dan pelaku dosa yang Allah Subhanahu wa Ta’ala
telah melarang darinya.
Setiap Muslimin yang mengerti
keadaan Surga dan neraka tentunya sangat berharap untuk dapat menjadi penghuni
Surga dan terhindar jauh dari neraka, inilah fitrah.
Pada note kali ini, kami akan
membahas tentang neraka dan penduduknya, yang mana mayoritas penduduknya adalah
wanita dikarenakan sebab-sebab yang akan dibahas nanti.
Sebelum kita mengenal wanita-wanita
penghuni neraka alangkah baiknya jika kita menoleh kepada peringatan-peringatan
Allah Subhanahu wa Ta’ala di dalam Al Qur’an tentang neraka dan adzab yang
tersedia di dalamnya dan perintah untuk menjaga diri daripadanya.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman
: “Hai orang-orang yang beriman peliharalah dirimu dan keluargamu dari api
neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu, penjaganya
malaikat-malaikat yang kasar, yang keras, yang tidak mendurhakai Allah terhadap
apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang
diperintahkan.” (At Tahrim : 6)
Kedahsyatan dan kengerian neraka
juga dinyatakan Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam di dalam hadits yang
shahih dari Abu Hurairah radliyallahu 'anhu bahwasanya beliau bersabda : “Api
kalian yang dinyalakan oleh anak cucu Adam ini hanyalah satu bagian dari 70
bagian neraka Jahanam.” (Shahihul Jami’ 6618)
Jikalau api dunia saja dapat
menghanguskan tubuh kita, bagaimana dengan api neraka yang panasnya 69 kali
lipat dibanding panas api dunia? Semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala menyelamatkan
kita dari neraka. Amin.
Wanita Penghuni Nerakadan Cirinya:
Tentang hal ini, Rasulullah
Shalallahu ‘alaihi wassalam bersabda :“Aku melihat ke dalam Surga maka aku melihat
kebanyakan penduduknya adalah fuqara (orang-orang fakir) dan aku melihat ke
dalam neraka maka aku menyaksikan kebanyakan penduduknya adalah wanita.”
(HR. Bukhari dan Muslim dari Ibnu Abbas dan Imran serta selain keduanya)
Hadits ini menjelaskan kepada kita
apa yang disaksikan oleh Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam tentang
penduduk Surga yang mayoritasnya adalah fuqara (para fakir miskin) dan neraka
yang mayoritas penduduknya adalah wanita. Tetapi hadits ini tidak menjelaskan
sebab-sebab yang mengantarkan mereka ke dalam neraka dan menjadi mayoritas
penduduknya, namun disebutkan dalam hadits lainnya.
1. Kufur Terhadap Suami dan
Kebaikan-Kebaikannya
Rasulullah Shalallahu ‘alaihi
wassalam menjelaskan hal ini pada sabda beliau di atas tadi. Kekufuran model
ini terlalu banyak kita dapati di tengah keluarga kaum Muslimin, yakni :
seorang istri yang mengingkari kebaikan-kebaikan suaminya selama sekian waktu
yang panjang hanya dengan sikap suami yang tidak cocok dengan kehendak sang
istri sebagaimana kata pepatah, panas setahun dihapus oleh hujan sehari.
Padahal yang harus dilakukan oleh
seorang istri ialah bersyukur terhadap apa yang diberikan suaminya, janganlah
ia mengkufuri kebaikan-kebaikan sang suami karena Allah Subhanahu wa Ta’ala
tidak akan melihat istri model begini sebagaimana dijelaskan Rasulullah
Shalallahu ‘alaihi wassalam : “Allah tidak akan melihat kepada wanita yang
tidak mensyukuri apa yang ada pada suaminya dan tidak merasa cukup dengannya.”
(HR. Nasa’i )
Hadits di atas adalah peringatan
keras bagi para wanita Mukminah yang menginginkan ridha Allah Subhanahu wa
Ta’ala dan Surga-Nya. Maka tidak sepantasnya bagi wanita yang mengharapkan
akhirat untuk mengkufuri kebaikan-kebaikan suaminya dan nikmat-nikmat yang
diberikannya atau meminta dan banyak mengadukan hal-hal sepele yang tidak
pantas untuk dibesar-besarkan.
Jika demikian keadaannya maka
sungguh sangat cocok sekali jika wanita yang kufur terhadap suaminya serta
kebaikan-kebaikannya dikatakan Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam sebagai
mayoritas kaum yang masuk ke dalam neraka walaupun mereka tidak kekal di
dalamnya.
Cukup kiranya istri-istri Rasulullah
Shalallahu ‘alaihi wassalam dan para shahabiyah sebagai suri tauladan bagi
istri-istri kaum Mukminin dalam mensyukuri kebaikan-kebaikan yang diberikan
suaminya kepadanya.
2. Durhaka Terhadap Suami
Kedurhakaan yang dilakukan seorang
istri terhadap suaminya pada umumnya berupa tiga bentuk kedurhakaan yang sering
kita jumpai pada kehidupan masyarakat kaum Muslimin. Tiga bentuk kedurhakaan
itu adalah :
1. Durhaka dengan ucapan.
2. Durhaka dengan perbuatan.
3. Durhaka dengan ucapan dan
perbuatan.
Bentuk pertama ( Durhaka dgn ucapan
): ialah seorang istri yang biasanya berucap dan bersikap baik kepada
suaminya serta segera memenuhi panggilannya, tiba-tiba berubah sikap dengan
berbicara kasar dan tidak segera memenuhi panggilan suaminya. Atau ia
memenuhinya tetapi dengan wajah yang menunjukkan rasa tidak senang atau lambat
mendatangi suaminya.
Termasuk bentuk kedurhakaan ini
ialah apabila seorang istri membicarakan perbuatan suami yang tidak ia sukai
kepada teman-teman atau keluarganya tanpa sebab yang diperbolehkan syar’i. Atau
ia menuduh suaminya dengan tuduhan-tuduhan dengan maksud untuk menjelekkannya
dan merusak kehormatannya sehingga nama suaminya jelek di mata orang lain.
Bentuk serupa adalah apabila seorang
istri meminta di thalaq (dicerai) tanpa sebab syar’i. Atau ia mengaku-aku telah
dianiaya atau didzalimi suaminya atau yang semisal dengan itu.
Sungguh jelek apa yang dilakukan
istri seperti ini terhadap suaminya. Ingatlah sabda Rasulullah Shalallahu
‘alaihi wassalam :“Wanita mana saja yang meminta cerai pada suaminya tanpa
sebab (yang syar’i) maka haram baginya wangi Surga.” (HR. Abu Daud dan At
Tirmidzi )
Bentuk kedurhakaan kedua yang
dilakukan para istri terjadi dalam hal perbuatan yaitu ketika seorang istri
tidak mau melayani kebutuhan seksual suaminya atau bermuka masam ketika melayaninya
atau menghindari suami ketika hendak disentuh dan dicium atau menutup pintu
ketika suami hendak mendatanginya dan yang semisal dengan itu.
Termasuk dari bentuk ini ialah apabila
seorang istri keluar rumah tanpa izin suaminya walaupun hanya untuk mengunjungi
kedua orang tuanya. Yang demikian seakan-akan seorang istri lari dari rumah
suaminya tanpa sebab syar’i. Demikian pula jika sang istri enggan untuk
bersafar (melakukan perjalanan) bersama suaminya, mengkhianati suami dan
hartanya, membuka dan menampakkan apa yang seharusnya ditutupi dari anggota
tubuhnya, berjalan di tempat umum dan pasar-pasar tanpa mahram,
bersenda gurau atau berbicara
lemah-lembut penuh mesra kepada lelaki yang bukan mahramnya dan yang semisal
dengan itu.
Bentuk lain adalah apabila
seorang istri tidak mau berdandan atau mempercantik diri untuk suaminya padahal
suaminya menginginkan hal itu, melakukan puasa sunnah tanpa izin suaminya,
meninggalkan hak-hak Allah seperti shalat, mandi janabat, atau puasa Ramadlan.
Maka setiap istri yang melakukan
perbuatan-perbuatan seperti tersebut adalah istri yang durhaka terhadap suami
dan bermaksiat kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Sungguh merugi wanita yang melakukan
kedurhakaan ini. Mereka lebih memilih jalan ke neraka daripada jalan ke Surga
karena memang biasanya wanita yang melakukan kedurhakaan-kedurhakaan ini
tergoda oleh angan-angan dan kesenangan dunia yang menipu.
Ketahuilah wahai saudariku Muslimah:
jalan menuju Surga tidaklah dihiasi dengan bunga-bunga nan indah, melainkan
dipenuhi dengan rintangan-rintangan yang berat untuk dilalui oleh manusia
kecuali orang-orang yang diberi ketegaran iman oleh Allah. Tetapi ingatlah di
ujung jalan ini ada Surga yang Allah sediakan untuk hamba-hamba-Nya yang sabar
menempuhnya.
Ketahuilah pula bahwa jalan
menuju neraka memang indah, penuh dengan syahwat dan kesenangan dunia yang
setiap manusia tertarik untuk menjalaninya. Tetapi ingat dan sadarlah bahwa
neraka menanti orang-orang yang menjalani jalan ini dan tidak mau berpaling
darinya semasa ia hidup di dunia.
Hanya wanita yang bijaksanalah
yang mau bertaubat kepada Allah dan meminta maaf kepada suaminya dari
kedurhakaan-kedurhakaan yang pernah ia lakukan. Ia akan kembali berusaha
mencintai suaminya dan sabar dalam mentaati perintahnya. Ia mengerti nasib di
akhirat dan bukan kesengsaraan di dunia yang ia takuti dan tangisi.
3. Tabarruj
Yang dimaksud dengan tabarruj ialah seorang
wanita yang menampakkan perhiasannya dan keindahan tubuhnya serta apa-apa yang
seharusnya wajib untuk ditutupi dari hal-hal yang dapat menarik syahwat lelaki.
Hal ini kita dapati pada sabda
Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam tentang wanita-wanita yang berpakaian
tapi hakikatnya telanjang dikarenakan minimnya pakaian mereka dan tipisnya
bahan kain yang dipakainya.
Yang demikian ini sesuai dengan
komentar Ibnul ‘Abdil Barr rahimahullah ketika menjelaskan sabda Rasulullah
Shalallahu ‘alaihi wassalam tersebut. Ibnul ‘Abdil Barr menyatakan : “Wanita-wanita
yang dimaksudkan Nabi Shalallahu ‘alaihi wassalam adalah yang memakai pakaian
yang tipis yang membentuk tubuhnya dan tidak menutupinya, maka mereka adalah
wanita-wanita yang berpakaian pada dhahirnya dan telanjang pada hakikatnya … .”
(Dinukil oleh Suyuthi di dalam Tanwirul Hawalik 3/103 )
Mereka adalah wanita-wanita yang
hobi menampakkan perhiasan mereka, padahal Allah Subhanahu wa Ta’ala telah
melarang hal ini dalam firman-Nya : “Dan janganlah mereka menampakkan
perhiasan-perhiasan mereka.” (An Nur : 31)
Imam Adz Dzahabi rahimahullah
menyatakan di dalam kitab Al Kabair halaman 131 : “Termasuk dari
perbuatan-perbuatan yang menyebabkan mereka dilaknat ialah menampakkan hiasan
emas dan permata yang ada di dalam niqab (tutup muka/kerudung) mereka, memakai
minyak wangi dengan misik dan yang semisalnya jika mereka keluar rumah … .”
Di dalam kisah gerhana matahari yang
Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam dan para shahabatnya melakukan shalat
gerhana padanya dengan shalat yang panjang , beliau Shalallahu ‘alaihi wassalam
melihat Surga dan neraka. Ketika beliau melihat neraka beliau bersabda kepada
para shahabatnya radliyallahu 'anhum :
“ Dan aku melihat neraka maka tidak
pernah aku melihat pemandangan seperti ini sama sekali, aku melihat kebanyakan
penduduknya adalah kaum wanita. Shahabat pun bertanya : “Mengapa (demikian)
wahai Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam?” Beliau Shalallahu ‘alaihi
wassalam menjawab : “Karena kekufuran mereka.” Kemudian ditanya lagi : “Apakah
mereka kufur kepada Allah?” Beliau menjawab : “Mereka kufur terhadap
suami-suami mereka, kufur terhadap kebaikan-kebaikannya. Kalaulah engkau
berbuat baik kepada salah seorang di antara mereka selama waktu yang panjang
kemudian dia melihat sesuatu pada dirimu (yang tidak dia sukai) niscaya dia
akan berkata : ‘Aku tidak pernah melihat sedikitpun kebaikan pada dirimu.’ ”
(HR. Bukhari dari Ibnu Abbas radliyallahu 'anhuma)
Dalam hadits lainnya, Rasulullah
Shalallahu ‘alaihi wassalam menjelaskan tentang wanita penduduk neraka, beliau
bersabda :“ … dan wanita-wanita yang berpakaian tetapi hakikatnya mereka
telanjang, melenggak-lenggokkan kepala mereka karena sombong dan berpaling dari
ketaatan kepada Allah dan suaminya, kepala mereka seakan-akan seperti punuk
onta. Mereka tidak masuk Surga dan tidak mendapatkan wanginya Surga padahal
wanginya bisa didapati dari jarak perjalanan sekian dan sekian.” (HR.
Muslim dan Ahmad dari Abu Hurairah radliyallahu 'anhu)
Dari Imran bin Husain dia berkata,
Nabi Shalallahu ‘alaihi wassalam bersabda : “Sesungguhnya penduduk surga
yang paling sedikit adalah wanita.” (HR. Muslim dan Ahmad)
Saudariku Muslimah … .
Rasulullah Shalallahu ‘alaihi
wassalam pernah menuntunkan satu amalan yang dapat menyelamatkan kaum wanita
dari adzab neraka. Ketika beliau selesai khutbah hari raya yang berisikan
perintah untuk bertakwa kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dan anjuran untuk
mentaati-Nya. Beliau pun bangkit mendatangi kaum wanita, beliau menasehati
mereka dan mengingatkan mereka tentang akhirat kemudian beliau bersabda : “Bershadaqahlah
kalian! Karena kebanyakan kalian adalah kayu bakarnya Jahanam!” Maka berdirilah
seorang wanita yang duduk di antara wanita-wanita lainnya yang berubah
kehitaman kedua pipinya, iapun bertanya : “Mengapa demikian, wahai Rasulullah?”
Beliau menjawab : “Karena kalian banyak mengeluh dan kalian kufur terhadap
suami!” (HR. Bukhari)
Bershadaqahlah! Karena shadaqah adalah satu jalan untuk menyelamatkan
kalian dari adzab neraka. Semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala menyelamatkan kita
dari adzabnya. Aamiin.
Barakallahufikum..semoga bermanfaat
Wassalam