Bismillaahirrahmanirrakhiim...
Kata Mujahid, ‘Ketika Allah swt.
menenggelamkan kaum Nabi Nuh alayhissalam, maka gunung-gunung meninggi
dan kayu-kayu menunduk, sehingga dengan izin Allah swt. tercipta landasan pacu
bagi kapal Nabi Nuh.
Lalu Allah swt. berfirman kepada
gunung-gunung, ‘Aku akan mengajak seorang Nabi bercakap-cakap di atas sebuah
gunung’.
Maka, setiap gunung berusaha
meninggikan dirinya masing-masing. Sementara, bukit Thursina tidak ikut-ikutan.
Ia hanya menundukkan dirinya. Akhirnya, Allah swt. memilih bukit Thursina
sebagai tempat percakapan dengan Nabi Musa, karena tawadhu’-nya bukit itu’.
Tawadhu (rendah hati) sangat baik
untuk setiap orang, dan lebih baik lagi buat orang-orang kaya. Takabbur
(sombong) adalah buruk untuk setiap orang, dan lebih buruk lagi buat
orang-orang miskin.
Seseorang tidak akan tinggi
kedudukannya kecuali dengan sikap rendah hati, dan seseorang tidak akan terhina
kecuali dengan kesombongan.
Allah telah memperingatkan kita
dalam firmannya:
"Dan janganlah berjalan di muka
bumi dgn sombong,karena sesungguhnya engkau tdk akan dapat menembus bumi dan
tdk akan mencapai setinggi gunung (QS.Al Isra" :37)
"Dan janganlah engkau
memalingkan wajahmu dari manusia (karena sombong) dan janganlah berjalan dg
angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang yg angkuh dan menyombongkan
diri (Lukman:18)
Seseorang belum dikatakan tawadhu
kecuali jika telah melenyapkan kesombongan yang ada dalam dirinya. Semakin
kecil sifat kesombongan dalam diri seseorang, semakin sempurnalah
ketawadhuannya.
Allah berfirman, “Aku akan
memalingkan orang-orang yang menyombongkan dirinya di muka bumi tanpa alasan
yang benar dari tanda-tanda kekuasaan-Ku. Mereka jika melihat tiap-tiap
ayat-Ku, mereka tidak beriman kepadanya. Dan jika mereka melihat jalan yang
membawa kepada petunjuk, mereka tidak mau menempuhnya, tetapi jika mereka
melihat jalan kesesatan, mereka terus menempuhnya. Yang demikian itu adalah
karena mereka mendustakan ayat-ayat Kami dan mereka selalu lalai dari padanya,”
(QS al-A’raaf: 146).
Tawadhu adalah salah satu akhlak mulia
yang menggambarkan keagungan jiwa, kebersihan hati dan ketinggian derajat
pemiliknya. Rasulullah saw bersabda, “Barangsiapa yang bersikap tawadhu karena
mencari ridha Allah maka Allah akan meninggikan derajatnya. Ia menganggap
dirinya tiada berharga, namun dalam pandangan orang lain ia sangat terhormat.
Barangsiapa yang menyombongkan diri maka Allah akan menghinakannya. Ia
menganggap dirinya terhormat, padahal dalam pandangan orang lain ia sangat
hina, bahkan lebih hina daripada anjing dan babi,” (HR al-Baihaqi).
Maka Merendahlah, engkaukan seperti
bintang gemintang, Berkilau dipandang orang di atas riak air dan sang bintang
nun jauh tinggi. Janganlah seperti asap yang mengangkat diri tinggi di langit
padahal dirinya rendah hina. (K.H. Rahmat Abdullah).”
*Adaptasi dari Syaikh Abdul Hamid
al-Anquri, Munyah al-Waizhin