Mengenai Saya

Foto saya
Malang, East Java, Indonesia
Uhibbuka Fillah...

Laman

Jumat, 03 Desember 2010

Sukses Dengan Rendah Hati


Bismillaahirrahmanirrakhiim...

Kata Mujahid, ‘Ketika Allah swt. menenggelamkan kaum Nabi Nuh alayhissalam, maka gunung-gunung meninggi dan kayu-kayu menunduk, sehingga dengan izin Allah swt. tercipta landasan pacu bagi kapal Nabi Nuh.
Lalu Allah swt. berfirman kepada gunung-gunung, ‘Aku akan mengajak seorang Nabi bercakap-cakap di atas sebuah gunung’.
Maka, setiap gunung berusaha meninggikan dirinya masing-masing. Sementara, bukit Thursina tidak ikut-ikutan. Ia hanya menundukkan dirinya. Akhirnya, Allah swt. memilih bukit Thursina sebagai tempat percakapan dengan Nabi Musa, karena tawadhu’-nya bukit itu’.



Tawadhu (rendah hati) sangat baik untuk setiap orang, dan lebih baik lagi buat orang-orang kaya. Takabbur (sombong) adalah buruk untuk setiap orang, dan lebih buruk lagi  buat orang-orang miskin.
Seseorang tidak akan tinggi kedudukannya kecuali dengan sikap rendah hati, dan seseorang tidak akan terhina kecuali dengan kesombongan.
Allah telah memperingatkan kita dalam firmannya:
"Dan janganlah berjalan di muka bumi dgn sombong,karena sesungguhnya engkau tdk akan dapat menembus bumi dan tdk akan mencapai setinggi gunung (QS.Al Isra" :37)
"Dan janganlah engkau memalingkan wajahmu dari manusia (karena sombong) dan janganlah berjalan dg angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang yg angkuh dan menyombongkan diri (Lukman:18)
Seseorang belum dikatakan tawadhu kecuali jika telah melenyapkan kesombongan yang ada dalam dirinya. Semakin kecil sifat kesombongan dalam diri seseorang, semakin sempurnalah ketawadhuannya.
Allah berfirman, “Aku akan memalingkan orang-orang yang menyombongkan dirinya di muka bumi tanpa alasan yang benar dari tanda-tanda kekuasaan-Ku. Mereka jika melihat tiap-tiap ayat-Ku, mereka tidak beriman kepadanya. Dan jika mereka melihat jalan yang membawa kepada petunjuk, mereka tidak mau menempuhnya, tetapi jika mereka melihat jalan kesesatan, mereka terus menempuhnya. Yang demikian itu adalah karena mereka mendustakan ayat-ayat Kami dan mereka selalu lalai dari padanya,” (QS al-A’raaf: 146).
Tawadhu adalah salah satu akhlak mulia yang menggambarkan keagungan jiwa, kebersihan hati dan ketinggian derajat pemiliknya. Rasulullah saw bersabda, “Barangsiapa yang bersikap tawadhu karena mencari ridha Allah maka Allah akan meninggikan derajatnya. Ia menganggap dirinya tiada berharga, namun dalam pandangan orang lain ia sangat terhormat. Barangsiapa yang menyombongkan diri maka Allah akan menghinakannya. Ia menganggap dirinya terhormat, padahal dalam pandangan orang lain ia sangat hina, bahkan lebih hina daripada anjing dan babi,” (HR al-Baihaqi).
Maka Merendahlah, engkaukan seperti bintang gemintang, Berkilau dipandang orang di atas riak air dan sang bintang nun jauh tinggi. Janganlah seperti asap yang mengangkat diri tinggi di langit padahal dirinya rendah hina. (K.H. Rahmat Abdullah).”

*Adaptasi dari Syaikh Abdul Hamid al-Anquri, Munyah al-Waizhin