Bila insan benar-benar
merenungi dirinya,
asal-muasal penciptaannya sampai
tumbuh menjadi manusia 'sempurna',
niscaya ia tidak akan terkena
penyakit ujub.
Ia pasti meminta kepada Allah
Subhanahu Wa Ta'ala agar dihindarkan dari penyakit ujub sejauh-jauhnya.
Dalam sebuah syair yang dituju-kan
kepada orang-orang yang terbelenggu penyakit ujub:
Wahai orang yang pongah dalam
keangkuhannya.
Lihatlah tempat buang airmu,
sebab 'kotoran itu' selalu hina.
Bila saja manusia itu
merenungkan apa yang ada dalam perut mereka, niscaya tidak ada satupun orang
yang akan menyombongkan dirinya, baik ia muda maupun orang tua, miskin
ataupun kaya...
Apakah ada anggota tubuh yang lebih
dimuliakan selain kepala?
Namun demikian, lima macam
kotoranlah yang keluar darinya!
Hidung beringus sementara telinga
baunya tengik.
Tahi mata bercelemotan, sementara
dari mulut mengalir air liur...
Wahai bani Adam yang berasal dari
tanah, dan bakal dilahap tanah, tahanlah dirimu dari kesombongan,
karena engkau bakal menjadi
santapannya kelak.
Syair ini mengingatkan
diri pada asal muasal penciptaan manusia dan keadaan diri serta kesudahan
hidup ini. Maka apakah yang mendorong diri untuk berlagak sombong?
Pada awalnya diri berasal dari setetes mani hina, kemudian akan menjadi
bangkai yang kotor sedangkan selama hidup, kemanapun diri ini pergi...,selalu
membawa kotoran.
Banyak dalil agar diri ini jangan
sombong, antara lain:
Allah Subhanahu Wa Ta'ala
berfirman:
Tilka alddaaru al-aakhiratu
naj'aluhaa lilladziina laa yuriiduuna 'uluwwan fii al-ardhi walaa fasaadan
waal'aaqibatu lilmuttaqiina
Artinya:
"Negeri akhirat (*) itu, Kami
jadikan untuk orang-orang yang tidak ingin menyombongkan diri dan berbuat
kerusakan di (muka) bumi. Dan kesudahan (yang baik) *) itu adalah bagi
orang-orang yang bertakwa."
(QS. Al-Qashash [28]:83).
(*). Yang dimaksud kampung
akhirat di sini ialah kebahagiaan dan keni'matan di akhirat, Yakni Syurga.
Allah Subhanahu Wa Ta'ala
berfirman :
walaa tamsyi fii al-ardhi marahan
innaka lan takhriqa al-ardha walan tablugha aljibaala thuulaan
Artinya:
" Dan janganlah kamu berjalan
di muka bumi ini dengan sombong, karena sesungguhnya kamu sekali-kali tidak
dapat menembus bumi dan sekali-kali kamu tidak akan sampai setinggi
gunung."
(QS. Al-Israa' [17]:37).
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
walaa tusha''ir khaddaka lilnnaasi
walaa tamsyi fii al-ardhi marahan inna allaaha laa yuhibbu kulla mukhtaalin
fakhuurin
Artinya:
" Dan janganlah kamu
memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di
muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang
sombong lagi membanggakan diri."
(QS. Luqman [31]:18).
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
udkhuluu abwaaba jahannama
khaalidiina fiihaa fabi'sa matswaa
almutakabbiriina
Artinya:
(Dikatakan kepada mereka):
"Masuklah kamu ke pintu-pintu neraka Jahannam, sedang kamu kekal di
dalamnya. Maka itulah seburuk-buruk tempat bagi orang-orang yang sombong
".
(QS. Al-Mu'min [40]:76)
Dari Abdullah bin Mas’ud
Radhiyallahu 'Anhu , Nabi Muhammad Shalallahu 'Alaihi Wa sallam
bersabda:
“Tidak akan masuk Syurga orang yang
di dalam hatinya ada sifat sombong walaupun hanya sebesar atom.” Ada seorang
laki-laki berkata: “Sesungguhnya seseorang itu suka memakai pakaian yang bagus
dan sandal/sepatu yang bagus pula.”
Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wa
sallam kembali bersabda:
Sesungguhnya Allah Subhanahu Wa
Ta'ala adalah Maha Indah dan menyukai keindahan. Sifat sombong adalah
mengabaikan kebenaran dan memandang rendah manusia yang lain”
[H.R. Muslim].
Dari al-Aghar dari Abu Hurarirah dan
Abu Sa’id, Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wa sallam bersabda:
“Allah Subhanahu Wa Ta'ala
berfirman; Kemuliaan adalah pakaian-Ku, sedangkan sombong adalah selendang-Ku.
Barang siapa yang melepaskan keduanya dari-Ku, maka Aku akan menyiksanya”.
[H.R. Muslim].
Dari Salamah bin al-Akwa'
Radhiyallahu 'Anhu bahwasanya ada seorang lelaki makan di sisi Rasulullah
Shalallahu 'Alaihi Wa sallam dengan menggunakan tangan kirinya, lalu
Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wa sallam bersabda:
"Makanlah dengan menggunakan
tangan kananmu."
Orang itu berkata: "Saya tidak
dapat makan seperti itu."
Rasulullah Shalallahu 'Alaihi
Wa sallam bersabda:
"Kamu tidak bisa ?" Ia
berbuat seperti itu tidak ada yang mendorongnya, melainkan kesombongannya juga.
Salamah berkata: "Orang itu
akhirnya benar-benar tidak dapat mengangkat tangan kanannya ke mulutnya,"
-yakni tangannya terus cacat untuk selama-lamanya, sebab tidak dapat digunakan
apa-apa-.
(Hadits Riwayat Muslim).
Dari beberapa Ayat Al-Qur'an dan
Hadits di atas seharusnya cukup sudah untuk menyadarkan diri ini
bahwa sifat sombong sangat berbahaya sekali!
Imam Ghazali dalam kitabnya, ”Ihya’
’Uluumuddiin” menulis bagaimana mungkin manusia bisa bersifat sombong sementara
dalam dirinya terdapat 1-2 kilogram kotoran yang bau?
"Sebaik-baiknya manusia adalah
jika yang menyadari akan kekurangannya, dan ia kembali mengakui kehinaannya
(kerendahannya).
Menyadari diri tidak ada artinya
karena banyak memiliki kekurangan. Tetapi jika seseorang selalu merasa
sempurna, mulia, dan tanpa cacat, maka justru sikap tersebut akan
menghalanginya menuju Allah Subhanahu Wa Ta'ala."
"Sifat rendah hati, yaitu taat
dalam mengerjakan kebenaran dan menerima kebenaran itu yang datangnya dari
siapapun."
(Fudlail bin Iyadl).
Wahai diri ini, camkanlah Firman
Allah Subhanahu Wa Ta'ala ini:
awa lam yaraa al-insaanu annaa
khalaqnaahu min nuthfatin fa-idzaa huwa khashiimun mubiinun
Artinya:
" Dan apakah manusia tidak
memperhatikan bahwa Kami menciptakannya dari setitik air (mani), maka tiba-tiba
ia menjadi penantang yang nyata!"
(QS. Yaa Siin [36]:77).