Mengenai Saya

Foto saya
Malang, East Java, Indonesia
Uhibbuka Fillah...

Laman

Selasa, 21 Desember 2010

"Bila Insan merenung"


Bila  insan benar-benar merenungi dirinya,
asal-muasal penciptaannya sampai tumbuh menjadi manusia 'sempurna',
niscaya ia tidak akan terkena penyakit ujub.


Ia pasti meminta kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala agar dihindarkan dari penyakit ujub sejauh-jauhnya.
Dalam sebuah syair yang dituju-kan kepada orang-orang yang terbelenggu penyakit ujub:
Wahai orang yang pongah dalam keangkuhannya.
Lihatlah tempat buang airmu,
sebab 'kotoran itu' selalu hina.
Bila saja  manusia itu merenungkan apa yang ada dalam perut mereka, niscaya tidak ada satupun orang yang akan menyombongkan dirinya, baik ia muda  maupun orang tua, miskin ataupun kaya...
Apakah ada anggota tubuh yang lebih dimuliakan selain kepala?
Namun demikian, lima macam kotoranlah yang keluar darinya!
Hidung beringus sementara telinga baunya tengik.
Tahi mata bercelemotan, sementara dari mulut mengalir air liur...
Wahai bani Adam yang berasal dari tanah, dan bakal dilahap tanah, tahanlah dirimu dari kesombongan,
karena engkau bakal menjadi santapannya  kelak.
Syair  ini mengingatkan diri  pada asal muasal penciptaan manusia dan keadaan diri serta kesudahan hidup ini.  Maka apakah yang mendorong diri untuk  berlagak sombong? Pada awalnya diri  berasal dari setetes mani hina, kemudian akan menjadi bangkai yang kotor sedangkan selama hidup, kemanapun diri ini pergi...,selalu membawa kotoran.
Banyak dalil agar diri ini jangan sombong, antara lain:
Allah Subhanahu Wa Ta'ala  berfirman:


Tilka alddaaru al-aakhiratu naj'aluhaa lilladziina laa yuriiduuna 'uluwwan fii al-ardhi walaa fasaadan waal'aaqibatu lilmuttaqiina
Artinya:
"Negeri akhirat (*) itu, Kami jadikan untuk orang-orang yang tidak ingin menyombongkan diri dan berbuat kerusakan di (muka) bumi. Dan kesudahan (yang baik) *) itu adalah bagi orang-orang yang bertakwa."
(QS. Al-Qashash [28]:83).
 (*). Yang dimaksud kampung akhirat di sini ialah kebahagiaan dan keni'matan di akhirat, Yakni Syurga.
Allah Subhanahu Wa Ta'ala  berfirman :

walaa tamsyi fii al-ardhi marahan innaka lan takhriqa al-ardha walan tablugha aljibaala thuulaan
Artinya:
" Dan janganlah kamu berjalan di muka bumi ini dengan sombong, karena sesungguhnya kamu sekali-kali tidak dapat menembus bumi dan sekali-kali kamu tidak akan sampai setinggi gunung."
(QS. Al-Israa' [17]:37).
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

walaa tusha''ir khaddaka lilnnaasi walaa tamsyi fii al-ardhi marahan inna allaaha laa yuhibbu kulla mukhtaalin fakhuurin
Artinya:
" Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri."
(QS. Luqman [31]:18).
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

udkhuluu abwaaba jahannama khaalidiina fiihaa fabi'sa matswaa
almutakabbiriina
Artinya:
 (Dikatakan kepada mereka): "Masuklah kamu ke pintu-pintu neraka Jahannam, sedang kamu kekal di dalamnya. Maka itulah seburuk-buruk tempat bagi orang-orang yang sombong ".
(QS. Al-Mu'min [40]:76)
Dari Abdullah bin Mas’ud Radhiyallahu 'Anhu ,  Nabi Muhammad Shalallahu 'Alaihi Wa sallam  bersabda:
“Tidak akan masuk Syurga orang yang di dalam hatinya ada sifat sombong walaupun hanya sebesar atom.” Ada seorang laki-laki berkata: “Sesungguhnya seseorang itu suka memakai pakaian yang bagus dan sandal/sepatu yang bagus pula.”
Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wa sallam kembali bersabda:



Sesungguhnya Allah Subhanahu Wa Ta'ala adalah Maha Indah dan menyukai keindahan. Sifat sombong adalah mengabaikan kebenaran dan memandang rendah manusia yang lain”
[H.R. Muslim].
Dari al-Aghar dari Abu Hurarirah dan Abu Sa’id, Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wa sallam bersabda:
“Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman; Kemuliaan adalah pakaian-Ku, sedangkan sombong adalah selendang-Ku. Barang siapa yang melepaskan keduanya dari-Ku, maka Aku akan menyiksanya”.
[H.R.  Muslim].
Dari Salamah bin al-Akwa' Radhiyallahu 'Anhu bahwasanya ada seorang lelaki makan di sisi Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wa sallam  dengan menggunakan tangan kirinya, lalu Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wa sallam bersabda:
"Makanlah dengan menggunakan tangan kananmu."
Orang itu berkata: "Saya tidak dapat makan seperti  itu."
Rasulullah  Shalallahu 'Alaihi Wa sallam  bersabda:
"Kamu tidak bisa ?" Ia berbuat seperti itu tidak ada yang mendorongnya, melainkan kesombongannya juga.
Salamah berkata: "Orang itu akhirnya benar-benar tidak dapat mengangkat tangan kanannya ke mulutnya," -yakni tangannya terus cacat untuk selama-lamanya, sebab tidak dapat digunakan apa-apa-.
(Hadits Riwayat Muslim).
Dari beberapa Ayat Al-Qur'an dan Hadits  di atas seharusnya cukup sudah  untuk menyadarkan diri ini bahwa sifat sombong sangat berbahaya sekali!
Imam Ghazali dalam kitabnya, ”Ihya’ ’Uluumuddiin” menulis bagaimana mungkin manusia bisa bersifat sombong sementara dalam dirinya terdapat 1-2 kilogram kotoran yang bau?
"Sebaik-baiknya manusia adalah jika yang menyadari akan kekurangannya, dan ia kembali mengakui kehinaannya (kerendahannya).


Menyadari diri tidak ada artinya karena  banyak memiliki kekurangan. Tetapi jika seseorang selalu merasa sempurna, mulia, dan tanpa cacat, maka justru sikap tersebut  akan menghalanginya menuju Allah Subhanahu Wa Ta'ala."
"Sifat rendah hati, yaitu taat dalam mengerjakan kebenaran dan menerima kebenaran itu yang datangnya dari siapapun."
(Fudlail bin Iyadl).
Wahai diri ini, camkanlah Firman Allah Subhanahu Wa Ta'ala ini:

awa lam yaraa al-insaanu annaa khalaqnaahu min nuthfatin fa-idzaa huwa khashiimun mubiinun
Artinya:
" Dan apakah manusia tidak memperhatikan bahwa Kami menciptakannya dari setitik air (mani), maka tiba-tiba ia menjadi penantang yang nyata!"
(QS. Yaa Siin [36]:77).


http://www.facebook.com/note.php?note_id=468275796915&id=1814755964&ref=mf