oleh Jack Sanova
"Berpikir akan melahirkan pengetahuan,
pengetahuan akan melahirkan perubahan keadaan hati, perubahan keadaan hati akan
melahirkan kehendak, kehendak akan melahirkan perbuatan. Jadi, berpikir adalah
asas dan kunci semua kebaikan” (Ibnul Qayyim).
Jadi begini..setiap bencana yang
menimpa negeri atw suatu daerah, akan menjadi kesengsaraan panjang, khususnya
bagi orang-orang yang mengabaikan potensi akalnya untuk berpikir alias
lemot.. Padahal kalau dipikir lebih dalam,
bencana itu bisa bermakna dicabutnya beberapa "kenikmatan sesaat"
oleh Allah Azza wajalla dari sebahagian manusia. Meskipun sudah dicabut, bukan berarti semua
kenikmatan telah dicabut sehabis-habisnya.
Buktinya, masih begitu banyak
kenikmatan yang disisakan untuk manusia baik yang berada di daerah yang sedang
terjadi bencana, maupun yang berada di daerah yang sedang tidak terjadi
bencana.buktinya.. antum masih bisa bernafas dan membaca tulisan ini dan di
beri kesempatan untuk mengubah atw memperbaiki kembali yang telah rusak baik
materi atw rohani umat.
Masih ada kenikmatan berupa pikiran
sehat, juga kenikmatan dalam bentuk kepedulian atau solidaritas yang
ditunjukkan sesama manusia. Juga ada kenikmatan
dalam bentuk harapan baru, yaitu munculnya harapan akan bangkit lagi menjadi
lebih baik setelah terpuruk atau terkena bencana. Dan berbagai kenikmatan lain
yang kadangkala tak terpikirkan dan tak terhitung oleh manusia, meskipun
dinikmati terus-menerus.dan teruuss..
Lebih istimewa lagi bagi orang-orang beriman,
ada kenikmatan iman (so sweet), meskipun di saat menghadapi musibah. Yaitu, orang-orang tertentu itu masih merasa
nikmat dalam menjalankan ketaatannya kepada Allah, sehingga tak dirundung putus
asa. Sebagaimana disebutkan dalam Al
Qur’an,..Bismillahirohmanirohim.. “Akan tetapi Allah itulah yang membuat iman
terasa menyenangkan bagi kalian, membuatnya tampak indah di dalam hati kalian,
dan yang membuat kalian benci kepada kekafiran, kefasikan, dan kemaksiatan.
Mereka itulah orang-orang yang lurus. Sebuah keutamaan dan kenikmatan yang
datang dari Allah, Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana” (QS. al-Hujurat:
7-8).
Dengan demikian, bila belum merasa senang dalam beribadah, juga belum
merasa benciiiii..bangeet kepada kemungkaran, jangan harap..jangan harap "
kenikmatan iman" akan dirasakan.
Karena itu, perlu selalu berusaha meningkatkan keimanan, agar sempat
merasakan kenikmatannya dalam keadaan apa saja.mau kan mendapatkan kenikmatan
yang tiada taranya dari Allah..???Wasalam
http://www.facebook.com/notes/melati/nikmatnyakenikmatan/161260940578956