- Pentingkah Memilih Teman?
Teman merupakan salah satu faktor
yang berperan dalam proses pendidikan kita di sekolah dan masyarakat. Karena
teman adalah tempat berinteraksi dan tempat membaur selain di keluarga yang
mempunyai peran dominan dalam perkembangan sifat, perilaku dan kepribadian.
Itulah pentingnya teman, sehingga teman yang baik akan menularkan kita
kepribadian yang baik begitu juga sebaliknya. Maka dari itu, memilih teman
sangat penting agar kita tidak terpengaruh pada kejelekan.
- a) Musuh jadi teman.
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman
(yang artinya);“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil musuh-Ku
dan musuhmu menjadi teman-teman setia yang kamu sampaikan kepada mereka
(berita-berita Muhammad), Karena rasa kasih sayang; padahal Sesungguhnya mereka
telah ingkar kepada kebenaran yang datang kepadamu, mereka mengusir Rasul dan
(mengusir) kamu Karena kamu beriman kepada Allah, Tuhanmu. jika kamu
benar-benar keluar untuk berjihad di jalan-Ku dan mencari keridhaan-Ku (janganlah
kamu berbuat demikian). kamu memberitahukan secara rahasia (berita-berita
Muhammad) kepada mereka, Karena rasa kasih sayang. Aku lebih mengetahui apa
yang kamu sembunyikan dan apa yang kamu nyatakan. dan barangsiapa di antara
kamu yang melakukannya, Maka Sesungguhnya dia Telah tersesat dari jalan yang
lurus.”
(Q.S Al Mumtahanah: 1)
Sebab turunnya ayat ini adalah kisah
Hathib bin Abi Baha’ah yang dianggap sebagai orang munafik karena ia membuka
rahasia Rasul kepada musuh Rasul.
Sehingga dalam ayat ini Allah
melarang orang yang beriman itu berkawan, meminta pendapat atau nasehat kepada
musuh Allah. Namun, pada ayat selanjutnya (ayat 7-9), membuka harapan bahwa
mungkin Allah akan mengubah keadaan orang-orang yang semula menjadi musuh akan
menjadi kawan setelah masuk Islam serta beriman.
Allah tidak melarang hambaNya
berperilaku baik terhadap orang-orang yang tidak memeranginya dan agamanya.
Seorang yang dianggap musuh tidak
boleh dijadikan teman setia. Larangan ini boleh jadi suatu sikap andai suatu
saat nanti berbalik menyerang/memusuhi. Musuh yang dimaksud disini hanya orang
yang memerangi Allah dan agamanya. Namun, tidak dilarang berbuat baik kepada
orang selain itu. agar kita bisa mengajak kepada kebenaran.
- b) Teman yang burukHadits perumpaan teman yang shalih dan buruk
عن أبي موسى،عن النبي صلى الله عليه
وسلم قال “إنما مثل الجليس الصالح والجليس السوء، كحامل المسك ونافخ الكير. فحامل
المسك، إما أن يحذيك، وإما أن تبتاع منه، وإما أن تجد منه ريحا طيبة. ونافخ الكير،
إما أن يحرق ثيابك، وإما أن تجد ريحا خبيثة”.
“Perumpamaan teman yang shalih dan
teman yang buruk ialah seperti pembawa minyak wangi dan pandai besi. Pembawa
minyak wangi mungkin akan memberi minyak kepadamu, kamu membeli darinya, atau
kamu mencium baunya yang harum. Sedangkan pandai besi mungkin akan membakar
pakaianmu atau kamu mencium bau yang tidak sedap.”
(HR. Bukhari no. 5214).
Lihatlah teman kita apakah semua
bebas dari kemaksiatan? Berbagai bentuk maksiat telah menyelimuti kita, tanpa
hidayah Nya kita tidak akan bisa lepas. Banyak factor sehingga teman kita
terperangkap kemaksiatan, seperti halnya
akibat pergaulan yang salah.
Pergaulan dengan teman yang salah mempengaruhi pemikiran kita jauh dari
kebenaran.
Teman yang shaleh diibaratkan
oleh hadits diatas sebagai pembawa minyak wangi dan teman yang buruk
diibaratkan pandai besi.
Teman yang shaleh bisa menunjukan
kebaikan kepada kita serta menganjurkan kita untuk melaksanakannya dan juga
bisa menjelaskan kepada kita tentang kejelekan dan mengingatkan kita untuk
tidak melakukannya. Teman yang buruk mengajak kepada suatu keburukan dan
menghalangi dari kebaikan.
Teman itu ada ada tiga macam menurut
Syaikh Bakr Abu Zaid, yaitu teman manfaat, teman kenikmatan dan teman
kemuliaan. Teman manfaat adalah orang yang hanya berteman selama masih bisa
mengambil manfaat darimu. Jika manfaat itu sudah tidak ada, maka ia berbalik
menjadi musuhmu. Teman kenikmatan merupakan orang yang berteman semata-mata
agar dia bisa bersenang-senang denganmu untuk ngobrol, santai, dan begadang.
Teman jenis ini hanya membuang waktu karena tidak ada manfaat yang diberi dan
yang diambil. Teman kemuliaan yaitu teman yang bisa mengajakmu pada keutamaan
dan mencegahmu dari perbuatan buruk. Teman jenis ini ibarat “mata uang yang
langka” atau sulit didapat dimana dengannya bisa saling mendapat keutamaan.
Bukan berarti secara total kita
menghindar dari teman yang buruk sifatnya itu, jika bisa dan lebih baik lagi
antarkan temanmu kearah kebaikan, yang justru mendapat manfaat jika berteman
denganmu.Dua orang lebih teman akan mirip perilaku dengan satunya karena ibarat
besi yang bertemu magnet. Kuatnya pengaruh teman jika mendapat teman baik,
baiklah kita. Jika mendapat teman buruk, buruk pula kita.
Memilih teman menurut Syeh
Az-Zarnuji yaitu,
a. Memilih teman yang tekun.
b. Memilih teman yang wira’i.
c. Memilih teman yang berwatak
jujur.
d. Memilih teman yang mudah memahami
masalah.
e. Menghindari teman yang malas.
f. Menghindari teman yang
pengangguran.
g. Menghindari teman yang cerewet.
h. Menghindari teman yang mengacau.
i. Menghindari teman yang gemar
memfitnah.
C. Sikap Bersahaja dalam
BerkawanMakna bersahaja itu sendiri adalah sikap atau perilaku seseorang sesuai
dengan kemampuan yang dimiliki disesuaikan dengan kebutuhan. Jadi tidak
didasarkan pada keinginan semata.
- a) Tidak berlebihan dalam berteman
Jika kaitannya bersahaja dengan
teman maka seperti hadits ini.
عن أبي هريرة أراه رفعه قال: (أحبب
حبيبك هونا ما، عسى أن يكون بغيضك يوما ما، وأبغض بغيضك هونا ما، عسى أن يكون
حبيبك يوما ما)
Dari Abu Hurairah
berkata,”Cintailah kekasihmu dengan sederhana saja. Boleh jadi kelak akan
menjadi musuhmu dan bencilah musuhmu dengan sederhana saja. Boleh jadi suatu
saat dia akan menjadi kekasihmu.
(HR. Turmudzi no.2065) Disahihkan
oleh Imam Al Muhadhis Al Albani.
Hadits diatas menjelaskan
bahwa dalam berkawan bahkan mencintai secukupnya saja tidak perlu berlebihan
dalam sikap, manusia itu tidak selalu konsisten dalam sikapnya. Timbullah
penyesalan ketika cinta yang amat sangat berubah menjadi benci atau justru malu
ketika tiba-tiba jadi mencintai orang yang dulu sebagai musuh. Hal ini terjadi
karena tidak ada jaminan seseorang akan selalu tetap ada disamping kita, kelak
akan berpisah juga. Saat sikap yang sederhana dalam cinta dan benci, jika
perpisahan itu terjadi penyesalan yang timbul tidak akan sangat kehilangan.
- b) Jangan sombong
“Dan janganlah kamu memalingkan
mukamu dari manusia (karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi
dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi
membanggakan diri.”
(Q.S Luqman: 18)
Kata (مخثل) mukhtal diambil dari
kata yang sama dengan خيال karenanya kata ini pada mulanya berarti orang yang
tingkah lakunya diarahkan oleh khayalan, bukan oleh kenyataan yang ada pada
dirinya. Bisaanya orang ini berjalan angkuh dan merasa dirinya memiliki
kelebihan dibanding orang lain. Kuda dinamai khail (خيل) karena cara jalannya
mengesankan keangkuhan sehingga membanggakan apa yang dimilikinya bahkan tidak
jarang membanggakan yang bukan miliknya.
Mukhtal dan fakhur sama-sama
membanggakan diri. Mukhtal lebih kepada tingkah laku sedang fakhur dominan
pada ucapan.
Kita dilarang memalingkan muka dari
manusia. Memalingkan muka tentu saja karena sombong. Orang sombong adalah orang
yang merasa lebih dan menganggap diri lebih mulia jika dibandingkan dengan
orang lain.
Orang sombong bisa saja karena
pintar, bisa saja karena kaya, bisa karena kuat, bisa karena bagus fisik dan
tidak cacat, bisa karena keturunan bangsawan dan sebagainya. Maka bentuk
kesombongan itu adalah menghindari diri dari bergaul dengan orang bodoh, orang
miskin atau orang yang serba berkekurangan.
Bila kita merasa lebih dari orang
lain, maka disinilah munculnya dan tumbuhnya perasaan dan sikap sombong. Bila
menghindari diri dari orang-orang yang serba kurang baik, niscaya kita akan
medapat resiko yang lebih jelek. Satu hal yang tidak boleh dilupakan dan
dikhianati adalah dalam proses pendidikan merupakan sarana pergaulan orang
bodoh dengan orang pintar yang wajib dilaksanakan. Makanya kehidupan dalam
masyarakat yang harmonis adalah dengan membangun kerukunan sesama warga.
Fungsi-fungsi yang wajib
dijalankan adalah yang kaya menyantuni yang miskin, yang pintar mengajar orang
bodoh, yang kuat melindungi yang lemah, yang mampu membantu yang serba
berkekurangan. Tidak sebaliknya yakni “
memalingkan muka dari manusia “ atau
menzalimi sesama dalam masyarakat.
Wallahu'alam..