Ketika itu Nabi Musa as memang benar-benar
dalam keadaan genting. Ia dikejar-kejar Fir’aun dan bala tentaranya
untuk dihabisi. Dan pada perjalanannya menghindari kejaran itu, mau tak mau ia
harus berhenti karena terdesak oleh Laut Merah yang menghadang di depannya.
Yang lebih naas lagi, Nabi Musa as tak sendirian. Ia bersama ribuan umatnya
yang hendak diselamatkannya dari amukan Fir’aun. Dan jika umatnya tak segera
diselamatkan, maka Fir’aun dan bala tentaranya tentu akan menghabisi mereka.
Di saat-saat genting
itulah Musa as mendapat wahyu dari Allah SWT untuk memukulkan
tongkatnya ke laut. Nabi Musa pun bahagia membayangkan bahwa dengan memukulkan
tongkat itu ke laut, berharap laut akan terbelah. Dengan begitu ia dan umatnya
dapat selamat dari amukan Fir’aun dan bala tentaranya yang kafir.
Namun, sebagaimana diceritakan
oleh Abu Muhammad Jabar dalam al-Maladz wal I’tishom, ketika Musa as
memukulkan tongkatnya ke laut, ternyata tak ada reaksi apa-apa. Tak ada
laut yang terbelah dan jalan yang terbentang untuk dilalui Musa as dan umatnya.
Ia ulangi sekali lagi, dipukulkannya tongkat itu ke laut, tak juga laut
terbelah. Masih diulang-ulang oleh Musa as, namun hingga sepuluh kali
dilakukan, tak juga laut itu terbelah menjadi dua.
Ia pun mengadukan semuanya
pada Allah ‘azza wa jalla.
“Robbi, bagaimana ini. Telah
ku pukulkan tongkatku berkali-kali, tak juga laut terbelah?” ratapnya penuh
harap akan solusi.
Musa as sangat khawatir dengan
umatnya yang sebentar lagi menjadi santapan amuk Fir’aun jika tak segera
diselamatkan. Ia melihat wajah pucat pasi pada barisan belakang dari umatnya
yang sedang berusaha menyelamatkan diri dari kejaran Fir’aun. Tentu saja mereka
khawatir, karena Fir’aun dan bala tentaranya sudah tampak di kejauhan. Maka
dari itu Musa as berusaha segera meminta solusi pada Tuhannya.
Maka Allah berfirman:
“Ucapkanlah shalawat
untuk Muhammad. Setelah itu, pukulkan tongkat itu ke laut.”
Maka serta merta Nabi Musa as
membaca shalawat untuk junjungan kita Nabi Agung Muhammad saw, dan tongkat miliknya
pun ia pukulkan ke air laut. Seketika itu dengan izin Allah, air laut
itu terbelah menjadi dua dan terciptalah jalan bagi Nabi Musa as dan umatnya
untuk menyelamatkan diri dari amukan Fir’aun.
Demikian pula ketika hendak
menutup kembali air yang terbelah tadi, Musa as mulai memukul ke air dengan
membaca shalawat untuk Nabi saw terlebih dahulu. Hingga kemudian Fir’aun dan
bala tentaranya tewas tenggelam ditengah-tengah Laut Merah saat berada dalam
pengejaran Nabi Musa as dan umatnya itu. Wallahu a’lam.*
Kala kita terhadang pada
permasalahan yang tak kunjung terselesaikan,
Perbanyaklah Sholawat !!
Kala kita terpojok pada
situasi yang menyulitkan dan menyudutkan,
Perbanyaklah Sholawat !!
Dalam keadaan genting, di saat
menemui jalan buntu .. Perbanyaklah Sholawat !!